Level keselamatan biologi/ Biosafety level (BSL) BSL • Level keselamatan biologi atau (biosafety level) adalah level atau tingkatan keselamatan yang diperlukan untuk penanganan agen biologi. • Centers for Disease Control and Prevention atau "Pusat Pencegahan dan Penanganan Penyakit" yang berpusat di Amerika Serikat menspesifikasikan empat level penanganan keselamatan biologi: • BSL 1 diperuntukkan bagi agen-agen yang diketahui tidak menyebabkan penyakit pada manusia dewasa yang sehat dan bahaya potensial yang minimal bagi pekerja laboratorium dan lingkungan. Laboratorium tidak memerlukan lokasi terpisah dari lokasi umum dalam suatu bangunan. Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 1 antara lain: bacillus subtilis, hepatitis, E. Coli dan virus cacar air. • BSL 2, hampir sama dengan level keselamatan biologi 1. Perbedaannya terletak pada beberapa hal berikut: – pekerja laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam penanganan agen-agen patogenik dan berada dibawah arahan ilmuwan yang berkompeten. – akses ke laboratorium dibatasi ketika pekerjaan tengah dilakukan. – penanganan khusus bagi barang-barang tajam. – prosedur khusus bagi pekerjaan dengan gas atau tumpahan mengandung agen berinfeksi dilakukan di dalam wadah khusus. • Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 2 antara lain: Hepatitis B, Hepatitis C, Flu, virus West Nyle dan Salmonella. • BSL 3 ditujukan bagi fasilitas klinis, diagnostik, riset atau produksi yang berhubungan dengan agen-agen eksotik yang dapat mengakibatkan potensi terkena penyakit berbahaya. Pekerja laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam penanganan agenagen patogenik berbahaya dan diawasi oleh ilmuwan-ilmuwan berkompetensi yang berpengalaman dalam bekerja dengan agenagen tersebut. Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 3 antara lain: Anthrax, HIV, SARS, Tubercolosis, virus cacar, thypus dan avian influenza. • Semua prosedur menyangkut penanganan material berbahaya dilakukan dalam wadah tertutup oleh pekerja yang memakai peralatan dan baju pelindung khusus. Laboratorium memiliki fasilitas dan didisain khusus untuk hal tersebut antara lain pintu akses ganda.director. • • BSL 4 dibutuhkan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan agen-agen eksotik yang ekstrem berbahaya, dimana memiliki risiko tinggi penyebaran melalui udara. Staf laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam menangani agen-agen berbahaya tersebut. Fasilitas laboratorium terisolasi dari tempattempat umum. Semua pekerjaan dalam fasilitas ini dilakukan dalam tempat tertutup khusus. Pekerjanya memakai pakaian pelindung khusus lengkap dengan tabung oksigen yang tersendiri. Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 4 antara lain: Ebola, virus Hanta dan virus Lassa, virus Corona Beberapa laboratorium yang berkategori level keselamatan biologi 4 antara lain: – Australia: The Australian Animal Health Laboratory di Geelong – Kanada: National Microbiology Laboratory di Winnipeg – Prancis: memiliki satu BSL4 – Jerman: memiliki dua BSL4 – Swedia: memiliki satu BSL4 – USA: memiliki empat BSL4 Peralatan Umum • Biosafety cabinet = BSC Biosafety cabinet (BSC) • Disebut juga biological safety cabinet atau microbiological safety cabinet — adalah tempat tertutup yang digunakan untuk bekerja dengan material yang dapat terkontaminasi atau mengkontaminasi (patogen) • Ada 3 kelas berdasarkan tingkat keamanan yang diperlukan. BSC Kelas 1 • Class I cabinet: proteksi personel dan lingkungan tapi tidak memproteksi sampel. • Cara kerjanya, udara akan mengalir dari personel dengan kecepatan minimum 75 ft/min (0,38 m/s). Sementara, jendela depan ruangan tetap dibiarkan terbuka agar udara dapat masuk dan disaring dengan HEPA Filter. Pada kelas ini, memang akan ada risiko kontaminasi pada sampel. • Biasanya, biosafety ini digunakan untuk peralatan khusus seperti centrifuge atau prosedur yang berpotensi menghasilkan aerosol (misalnya aerating cultures). BSC kelas 2 • Class II cabinet: memproteksi sample dan lingkungan, menggunakan HEPA-filter. • Cara kerjanya, udara dari luar + chamber ditarik oleh kipas hisap yang dipasang di atas lemari, kemudian disaring dengan HEPA Filter, baru digunakan untuk sirkulasi atau balik keluar kembali. Dengan sistem seperti ini, personel tetap aman karena udara diarahkan pada sistem saringan. • Ada empat tipe: Type A1 (formerly A), Type A2 (formerly A/B3), Type B1, and Type B2. • Masing-masing tipe ditentukan oleh NSF International Standard 49 • 95% dari biosafety cabinet yang di install adalah Type A2. BSC kelas 3 • Class III cabinet, hanya di install pada laboratorium dengan keamanan maksimum, terutama didisain untuk bekerja dengan BSL-4 pathogenic agent • Perlindungan yang diberikan sangat maksimal, meliputi personel, produk sampel, dan lingkungan. • Ruangan didesain sedemikian rupa sehingga sirkulasi udara di dalam chambar tertutup rapat. Semua material yang keluar masuk harus menggunakan pass box. • Personel juga harus menggunakan sarung tangan agar tidak langsung kontak dengan produk sampel saat bekerja. Perbedaan biosafety cabinet dengan laminar airflow Jika dilihat secara fungsinya, biosafety memang nyaris sama dengan laminar air flow. Perbedaannya hanya terletak pada sistem aliran udaranya. Berikut ini sistem pada biosafety yang membuatnya berbeda dengan laminar air flow: 1. Adanya sistem HEPA Filter yang mampu melakukan filtrasi hingga 99,99% dan efisiensi serta akurasi mencapai 0,3 mikron. Sebab, sistem ini terbuat dari serat kaca borosilikat lipid. 2. Adanya layar LED yang akan mengontrol keselamatan semua komponen di dalam area. Uniknya lagi, pada panel kontrol LED, terdapat bar strip yang akan memberi peringatan kepada personel jika HEPA Filter sudah harus diganti. 3. Dengan adanya UV timer yang digunakan untuk memaksimalkan umur lampu agar lebih awet sekaligus mengontrol siklus dekontaminasi. 4. Adanya sistem pengendalian mikroposesor sehingga tekanan aliran udara yang digunakan di dalam ruangan selalu akurat dan tersebar merata. 5. Adanya sistem filter kompensasi yang akan membuat aliran udara vertikal tetap konsisten tanpa gangguan. Jika terjadi filter blok, motor dalam sistem akan meningkatkan kecepatannya sehingga aliran vertikal tetap konstan. Peralatan umum Mikropipet dan mikrotip Vortex mixers Microcentrifuge/ Refrigerred microcentrifuge Sterilisasi • Any process that eliminates (removes) or kills (deactivates) all forms of life and other biological agents (including transmissible agents (such as fungi, bacteria, viruses, prions, spore forms, unicellular eukaryotic organisms such as Plasmodium, etc.) present in a specified region, such as a surface, a volume of fluid, medication, or in a compound such as biological culture media. • Jenis sterilisasi: – Sterilisasi basah – Sterilisasi kering – Sterilisasi filter Autoclave (steam sterilizer) • A general cycle is 20 minutes at 121 °C at 100 kPa, which is sufficient to provide a sterility assurance level of 10−4 • Following sterilization, liquids in a pressurized autoclave must be cooled slowly to avoid boiling over when the pressure is released. • Proper autoclave treatment will inactivate all resistant bacterial spores in addition to fungi, bacteria, and viruses. Sterilisasi kering • Dry heat was the first method of sterilization, and is a longer process than moist heat sterilization. • The standard setting for a hot air oven is at least two hours at 160 °C. A rapid method heats air to 190 °C for 6 minutes for unwrapped objects and 12 minutes for wrapped objects. • Dry heat has the advantage that it can be used on powders and other heat-stable items that are adversely affected by steam (e.g. it does not cause rusting of steel objects). Flaming • Flaming is done to loops and straight-wires in microbiology labs. • Leaving the loop in the flame of a Bunsen burner or alcohol lamp until it glows red ensures that any infectious agent gets inactivated. • This is commonly used for small metal or glass objects Sterilisasi filter • Untuk sterilisasi larutan yang tidak tahan panas (rusak karena pemanasan) • Pori filter: 0,45 um dan 0,2 um. Shaker incubator