komputasi pengawasan sinyal

advertisement
LAPORAN HANDS-ON
TRACK COMPUTER NETWORKING USING CISCO PACKET TRACER
NAMA
: NATASHA CATHERINE S
NIM
: 18121056
KELOMPOK
: 02
HARI, TANGGAL
: SABTU, 13 AGUSTUS 2022
WAKTU
: 13.00 – 14.00
PEMATERI
: LUTHFI RESTU KUSUMASTUTI
GEDUNG KULIAH UMUM BARAT
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
TRACK COMPUTER NETWORKING
USING CISCO PACKET TRACER
Natasha Catherine S (18121056)
Kelompok 2
Sabtu, 13 Agustus 2022
Teknik Telekomunikasi
Sekolah Teknik
Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung
18121056@mahasiswa.itb.ac.id
Pemateri: Luthfi Restu Kusumastuti
Abstract—Jaringan komputer adalah susunan
perangkat
terhubung
yang
dapat
saling
berkomunikasi untuk melakukan pertukaran data. Di
dalamnya, terdapat kalkulasi beberapa jenis IP
address yang perlu dilakukan agar jumlah host yang
diperlukan untuk masing-masing komponen dalam
jaringan tersebut dapat dihitung dan disiapkan agar
konfigurasi dapat dibuat dan pertukaran data dapat
berjalan dengan lancar. Ketidaktelitian yang harus
dihindari
adalah
kurangnya
presisi
dalam
perhitungan yang dimasukkan dalam CLI sehingga
konektivitas antarkomponen tidak tercapai. Jika
semua masukan yang diperlukan lengkap dan terjalan
konektivitas, maka konfigurasi jaringan statis dalam
hands-on ini dapat dinyatakan berhasil.
Keywords—Cisco Packet Tracer, Network Address,
Broadcast Address, IP address, subnest mask, VLSM
I.
3.
menyimpan juga menyediakan back-up
konfigurasi perangkat jaringan yang sudah
dibuat.
II.
DASAR TEORI
A. Cisco Packet Tracer
Cisco Packet Tracer—selanjutnya hanya akan
disebut
sebagai
CPT—merupakan
sebuah
pembelajaran daring yang menyediakan alat-alat
sekaligus dapat melancarkan simulasi kerja suatu
jaringan berdasarkan topologi dan konfigurasi sesuai
dengan keinginan penggunanya. Dalam Bahasa
Inggris, CPT jatuh ke bawa kategori cross-platform
network simulator, dirancang dan disediakan
langsung oleh Cisco Systems dan dapat digunakan
pada sistem operasi MacOS, Linux, Microsoft
Windows, bahkan tersedia untuk Android. [3]
PENDAHULUAN
Cisco Packet Tracer adalah media pembelajaran
sekaligus pelatihan daring dalam bidang penelitian
simulasi jaringan komputer yang dibuat dan
dipublikasikan secara gratis oleh Cisco System.
Tujuan utama CPT adalah untuk menyediakan
wadah bagi pengajar maupun pelajar untuk
memahami prinsip juga cara kerja seputar jaringan
komputer
dan
masalah
di
dalamnya,
mengoperasikannya secara mandiri menggunakan
teori yang sudah dipelajari, juga membangun
keahlian di bidang peralatan konfigurasi jaringan.
Maka dinilai perlu adanya kegiatan hands-on
untuk memahami prinsip kerja Cisco IOS sebagai OS
dalam CPT—dalam hal ini untuk mengoperasikan
router dan switch—penulis telah mengerjakan
hands-on Track Computer Networking Using Cisco
Packet Tracer yang memiliki tujuan sebagai berikut:
1.
mengakses Command Line Interface (CLI)
dengan menggunakan Console Connection
yang ada pada switch dan router,
2.
melakukan konfigurasi dasar pada
perangkat
jaringan
yang
sudah
disimulasikan, dan,
Gambar 1. Visualisasi konfigurasi jaringan dalam simulasi
suatu kasus menggunakan CPT. [1]
Perangkat lunak ini menyediakan komponen
router, switch, bahkan kabel fisik yang semuanya
dapat digunakan untuk melakukan simulasi jaringan
tanpa harus memiliki fisik barang-barang tersebut.
CPT dapat digunakan untuk melatih kemampuan diri
dalam konfigurasi jaringan yang menjadi fokus
dalam hands-on kali ini juga troubleshooting yang
bias terjadi di dalamnya, pun Internet of Things
(IoT), dan cybersecurity. [1]
Gambar 2. Konfigurasi jaringan; masing-masing komponen
dan perhitungan hosts yang dibutuhkan terlihat dengan jelas. [1]
1
B. Network Address, Broadcast Address, dan
Subnetting
Network
Address
adalah
alat
untuk
mengidentifikasi host pada jaringan telekomunikasi
itu sendiri. Network Address dirancang dengan
sedemikian rupa untuk menjalankan tugasnya
dengan baik di seluruh jaringan dengan alamat yang
berbeda. NA dihitung dengan melakukan operasi
AND pada IP address yang diketahui subnest masknya. [2]
Broadcast Address masih bagian dalam Network
Address yang khusus, di mana tugas Broadcast
Address adalah untuk mengirimkan pesan ke semua
perangkat yang terhubung dalam jaringan
komunikasi di atas. Pesan tersebut dapat diterima
oleh semua host yang tersedia. BA dihitung dengan
melakukan operasi OR pada IP address yang
diketahui subnet mask-nya lalu diinvers. [4]
Pada suatu range IP address, NA akan ada di
posisi pertama, sementara BA ada di posisi terakhir,
hosts yang tersedia ada di tengah-tengah range
tersebut. Sementara subnetting sendiri adalah teknik
untuk memecah jaringan menjadi beberapa
subjaringan yang lebih kecil, salah satunya dengan
menggunakan Teknik VLSM atau Variable Length
Subnet Mask. [1]
III.
Menggunakan router sebelumnya untuk
melakukan konfigurasi dasar seperti mengubah
nama router menjadi R I .NIM, lalu memasukkan
NIM masing-masing.
Mengetik enable untuk pindah ke privileged
mode EXEC yang memiliki perbedaan dengan
mode sebelumnya pada CLI.
Menambahkan password sebelum masuk ke
privileged mode EXEC untuk memperkuat
security. Untuk mengonfigurasi fitur ini,
memilih global configuration mode terlebih
dahulu dengan perintah configure terminal atau
disingkat conf t.
Melakukan konfigurasi password untuk masuk
ke privileged mode EXEC dengan menggunakan
dua pilihan yaitu enable password dan enable
secret.
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat Percobaan
1. PC/Laptop
2.
2) Percobaan 2: Melakukan konfigurasi dasar
perangkat
Cisco Packet Tracer
B. Langkah Kerja
Langkah-langkah percobaan pada hands-on
Track Computer Networking Using Cisco Packet
Tracer adalah sebagai berikut:
1) Percobaan 1: Mengakses CLI melalui kabel
Membuat topologi dengan router (Router 2811)
dan menghubungan router tersebut dengan PC
menggunakan cable console.
Mengklik komponen PC untuk membuka Tab
Desktop lalu Terminal, memperhatikan
parameternya dan membiarkan bagian tersebut
tetap default, lalu kembali mengklik OK agar
CLI router terbuka.
Menguji konfigurasi dengan mengetik exit
sampai keluar dari privileged mode EXEC
kemudian masuk kembali dengan menggunakan
password yang benar.
Memperkuat security dalam hal akses console
dengan menambahkan password yang
sebelumnya sudah di-enabled dalam mengakses
console.
Melakukan pengujian dengan exit atau CTRL+Z
atau CTRL+C sampai keluar permintaan
password.
Menambahkan pesan peringatan ketika
mengakses CLI router dengan menggunakan
Banner Message of The Day (MOTD).
Minimalisasir error translasi saat typo dengan
mematikan lookup DNS di router.
Memilih NO untuk hands-on kali ini agar mode
User EXEC dapat diakses pada pertanyaan
initial configuration dialog.
Mengulangi hal yang sama untuk switch dengan
paramater yang sudah diberikan (privileged
EXEC password, console password, dan banner
MOTD) dan menampilkan pengujiannya.
2
3) Percobaan 3: Melakukan konfigurasi alamat
IP
Membuat topologi berisi dua router dan satu
switch lalu rename dengan Rx.NIM dan
SWx.NIM.
Melakukan konfigurasi IP address pada R2 sesuai
dengan instruksi.
IV.
HASIL DAN ANALISIS PERCOBAAN
A. Percobaan 1: Mengakses CLI melalui kabel
Percobaan pertama adalah langkah pertama dari
seluruh rangkaian percobaan ini. Hal yang perlu
dilakukan adalah untuk merangkai topologi sesuai
instruksi yakni menggunakan satu router (Router
2811) dengan satu PC menggunakan kabel konsol
sebagaimana gambar di bawah ini.
Melakukan hal yang sama untuk SW1 dan R3
dengan memasukkan subnet mask sesuai dengan
instruksi.
Melakukan verifikasi dengan show ip interface
brief di ketiga perangkat tersebut dan memastikan
statusnya up up.
Melakukan pengujian konektivitas dengan
menggunakan PING dan memastikan R2-SW1-R3
bisa ping satu sama lain.
Gambar 3. Visualisasi topologi percobaan pertama; fungsi
kedua komponen sudah dijelaskan. [1]
Setelah rangkaian sudah dibuat, langkah kedua
adalah untuk mengatur initial configuration dialog
setelah CLI router terbuka dan memasuki user mode
EXEC dengan memilih no. Mengenai pilihan yes dan
no, pilihan yes akan membawa pengguna untuk
masuk ke pengaturan awal router yang dapat
mengubah nama perangkat, enabling password dan
secret, juga hal-hal lainnya.
4) Percobaan 4: Melakukan konfigurasi remote
access via Telnet
Menggunakan topologi 2 router dan 1 switch
sebelumnya, mengonfigurasikan Telnet supaya
router/switch dapat di-manage dari jauh, contoh
terdapat di instruksi, lakukan di semua
komponnen yang tersedia.
Gambar 4. Tampilan initial configuration dialog beserta
pilihan yang dimaksud pada CLI router setelah mengaksesnya dari
Tab Desktop menuju Terminal. [1]
Menguji dengan melakukan Telnet dari R3 ke R2
dan dari R3 ke SW1 sesuai dengan instruksi.
B. Percobaan 2: Konfigurasi dasar perangkat
5) Percobaan 5: Menyimpan hasil konfigurasi
Menyimpan konfigurasi yang telah dibuat pada
setiap perangkat dengan perintah copy runningconfig startup-config atau write memory.
Setelah selesai dengan topologi dan akses CLI,
langkah selanjutnya adalah mengonfigurasi
perangkat yang mana menjadi tujuan awal hands-on
ini. Setelah selesai mengubah nama router dengan
sesuai, pada user mode EXEC, dapat dilakukan
enabling untuk memasuki privileged mode EXEC.
Memastikan router dan switch telah menyimpan
konfigurasi yang dilakukan dengan mengecek
show startup-config tidak kosong.
Me-restart perangkat setelah berhasil save
configuration.
Gambar 5. Proses enabling untuk memasuki mode kedua
yang akan dipakai. Perbedaan dua mode tersebut dapat dilihat
melalui opsi yang tersedia setelah command dikirim. [1]
Mengantisipasi kehilangan konfigurasi dengan
melakukan back-up ke flash memory sesuai
dengan instruksi.
Security dapat diperkuat sebelum masuk ke
privileged
mode
EXEC,
yakni
dengan
menambahkan
password
melalui
global
configuration mode dengan perintah pendek conf t.
Melakukan back-up untuk setiap perangkat.
3
Gambar 6. Memasuki global configuration mode dengan
perintah configure terminal. [1]
Kemudian, akan diberikan dua pilihan, yaitu
untuk enable password dan enable secret.
Perbedaan keduanya dapat terlihat dengan
menampilkan konfigurasi yang ada melalui perintah
#show run.
Gambar 10. Proses dimatikannya lookup DNS dan terlihat
alternative setelahnya ketika perintah tidak ditemukan. [1]
C. Percobaan 3: Melakukan konfigurasi alamat IP
Selesai dengan konfigurasi dasar perangkat,
hands-on dilanjutkan dengan mengonfigurasikan
alamat IP. Topologi dilengkapi sebagai berikut:
Gambar 11. Menambahkan komponen yang diperlukan juga
kabel konsolnya. Lakukan perubahan nama jika diperlukan. [1]
Gambar 7. Konfigurasi password dan secret. Perlu diketahui
bahwa kegunaan keduanya akan berbeda. [1]
Uji pengatuan dengan keluar dari mode lalu
masuk kembali dengan password yang dipakai
melalui enable password dan bukan enable secret,
namun apa yang tertulis pada enable secret dapat
dipakai untuk memperkuat security untuk console
access.
Gambar 8. Penggunaan kata kunci untuk memperkuat akses
menuju konsol terkait. [1]
Pengujian dilakukan dengan mengulang langkah
yang sudah dilakukan untuk percoban ini, selain itu,
pesan peringatan untuk mengakses CLI dapat
diberikan dengan memakai Banner Message of The
Day (MOTD).
Gambar 9. Pengaturan Banner MOTD. Perhatikan bahwa
posisi hashtag yang digunakan akan berbeda untuk command dan
comment. [1]
Minimalisasi error saat typo dalam mengirimkan
perintah dapat dilakukan dengan mematikan lookup
DNS di router. Setelah itu, langkah yang sama
dilakukan untuk switch dan pengujian kembali
dilakukan untuk memastikan semua aman.
Konfigurasi IP address pada R2, contohnya,
dapat dilakukan sebagaimana gambar di bawah ini.
Proses dilakukan dengan menuliskan perintah
interface Fa0/0 untuk router dan interface VLAN 1
untuk switch di interface configuration pada global
configuration mode. Implementasikan pula untuk
SW1 VLAN 1: 1: 10.1.1.10 dengan subnet mask
255.255.255.0 dan R3 Fa0/0: 10.1.1.3 dengan subnet
mask 255.255.255.0.
IP address dapat diatur dengan perintah
ipaddress subnetmask dan perintah no shutdown
dapat digunakan untuk menyalakan terus interface
yang default-nya dalam keadaan mati.
Gambar 12. Konfigurasi alamat IP pada R2 dengan perintah
yang dimasukkan ke Terminal. [1]
Verifikasi dapat dilakukan dengan show ip
interface brief untuk tiga komponen tersebut dan
ketiga statusnya harus up up. Uji konektivitas
dilakukan dengan menggunakan PING (semua harus
bias saling ping).
Gambar 13. Uji PING, sukses atau tidaknya akan
menandakan status konektivitas. [1]
Gambar 10. Contoh kesalahan penulisan yang dapat
menghambat pekerjaan karena perintah tidak ditemukan. [1]
4
D. Percobaan 4: Melakukan konfigurasi remote
access via Telnet
Jika konfigurasi dasar perangkat dan alamat IP
sudah dilakukan, selanjutnya adalah konfigurasi
remote access agar semua komponen dapat dimanage dari jauh, menggunakan Telnet. Percobaan
ini hanya perlu menggunakan perintah yang jelas.
Matikan lalu nyalakan lagi perangkat setelah
konfigurasi tersimpan. Konfigurasi akan hilang jika
sudah di-restart namun gagal ter-save, pastikan
dahulu langkah sebelumnya sudah berhasil.
Gambar 18. Proses menyalakan
restart/reloading. [1]
Gambar 14. Perintah untuk melakukan konfigurasi Telnet,
dilakukan di global configuration mode. Password diberikan
untuk akses Telnet per perangkat. [1]
kembali
perangkat;
Antisipasi dapat dilakukan dengan melakukan
back-up konfigurasi ke flash memory, semacam
quick save dengan perintah sebagai berikut:
Sekali lagi, uji dilakukan dengan melakukan
Telnet dari satu perangkat ke semua perangkat
lainnya.
Gambar 19. Perintah untuk memasukkan konfigurasi ke flash
memory beserta keterangan dan detailnya. [1]
Gambar 15. Pengujian dengan menggunakan objek R3
sebagai contoh. Akses Telnet membutuhkan password untuk
dijalankan. [1]
Setelah sudah melakukan semua back-up ke
semua perangkat, maka selesai rangkaian hands-on
Track Computer Networking Using Cisco Packet
Tracer yang dilaksanakan pada SPEKTRUM 2022.
V.
E. Percobaan 5: Menyimpan hasil konfigurasi
Bagian terakhir dari seluruh rangkaian percobaan
ini adalah dengan penyimpan pekerjaan konfigurasi
yang sedari tadi dibuat pada setiap perangkat dengan
perintah pendek write memory.
KESIMPULAN
Dengan melakukan semua langkah yang sudah
diarahkan dalam hands-on seperti yang tertulis di
bagian langkah dan pembahasan, maka tujuan sudah
pasti akan tercapai. Akses Command Line Interface
(CLI) dapat berhasil dengan menggunakan perintah
yang sesuai ketika sudah bias membuka Terminal.
Konfigurasi dasar perangkat merupakan tujuan
paling utama dalam hands-on ini, jaringan dapat
disimulasikan dengan baik dan konektivitas
antarkomponen lancar, begitupula konfigurasi
alamat IP dan remote access selama menggunakan
command dan kredensial yang sesuai.
Gambar 16. Perintah untuk menyimpan konfigurasi dengan
copy running-config startup-config. Lakukan pada setiap
komponen. [1]
Pastikan kembali bahwa setiap konfigurasi telah
tersimpan dengan perintah show startup-config dan
isinya tidak boleh sampai kosong.
Terakhir, semua konfigurasi yang sudah dibuat
tersimpan dengan baik di setiap perangkat, bahkan
terantisipasi akan kehilangan dengan quick save juga
back-up yang telah dibuat. Dengan demikian, handson berhasil dilaksanakan dengan baik.
Gambar 17. Uji kembali bahwa setiap komponen tidak kosong
konfigurasinya. [1]
5
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
Kepanitiaan SPEKTRUM 2022 (Agustus 2022). Hands-on
Track Computer Networking. IMT “Signum” ITB.
Robert Gurwitz; Robert Hinden (September 1982). IP Local Area Network Addressing Issues.
M. Wang (2008). Packet Tracer 5.0, Packet Tracer
Messaging Protocol (PTMP), Specifications Document.
Cisco Systems.
J. Mogul (October 1984). BROADCASTING INTERNET
DATAGRAMS IN THE PRESENCE OF SUBNETS.
Network Working Group.
BIOGRAFI SINGKAT
Penulis dengan nama
lengkap Natasha Catherine S
lahir di Jakarta, 23 Mei 2003
dan menempuh pendidikan
formal dan lulus dari SMA
Santa Ursula Jakarta pada
tahun
2021.
Dalam
perjalanannya untuk menjadi
mahasiswa Sekolah Teknik
Elektro
dan
Informatika
Institut Teknologi Bandung (STEI ITB), penulis
berhasil masuk melalui jalur SNMPTN di tahun yang
sama seperti tahun kelulusan. Pada pertengahan
tahun 2022, penulis resmi menjadi mahasiswa baru
Teknik Telekomunikasi ITB melalui penjurusan.
6
Download