Penggunaan judul variable x nyaa pilih 1 ajaa, papan ejaan/ aplikalsi belajar PENGARUH MEDIA PAPAN EJAAN DAN MEDIA APLIKASI BELAJAR MEMBACA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DISLEKSIA SEKOLAH DASAR LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN Dosen Pengampu: Dr. Idat Muqodas, M.Pd. OLEH: Neneng Dwi Fauziah 2009352 PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS PURWAKARTA 2021 IMRAD Introduction 1/kalimat Methode 2-3 kalimat Result 2/3 kalimat Discussion 1/2 kalimat ABSTRAK diseleksia Pentingnya kemampuan membaca pada Anak akan menunjang kreativitas diri pada anak. penekitian ini bertujuan diseleksia di untuk Kemampuan membaca pada anak harus diajarkan semasa sekolah dasar. Mengetahui kemampuan membaca pada anak dengan kesulitan membaca atau disleksia dengan Pendekatan hapus kualitatif Papan Ejaan dan Media aplikasi belajar membaca sebagai media pendukung. Peserta Gunakan data analisist terdiri dari dua orang siswa laki-laki kelas tiga di SD Depok 2. Observasi dan dokumentasi dalam pelaksanaan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam membaca. Siswa pertama menunjukan adanya peningkatan kemampuan membaca dari subjek kedua. Berdasarkan penelitian media Aplikasi Belajar Membaca dan Papan Ejaan mempengaruhi terhadap kemampuan membaca anak. Pengembangan media pembelajaran bervariasi dan manfaatkan media digital untuk proses pembelajaran supaya menjadi mudah. Kata kunci: Disleksia, Kemampuan membaca, Papan Ejaan, Aplikasi Belajar membaca ABSTRACT The importance of reading skills in children will support creativity in children. The ability to read in children must be taught during elementary school. Knowing the reading ability of children with reading difficulties or dyslexia with a qualitative approach to the Spelling Board and Media for learning to read applications as supporting media. The participants consisted of two third grade male students at SD Depok 2. Observation and documentation in carrying out observations on student activities in reading. The first student showed an increase in reading ability from the second subject. Based on the research, the Media Learning to Read and Spelling Board applications affect children's reading abilities. Development of varied learning media and use of digital media for the learning process to make it easier. Keywords: Dyslexia, Reading Ability, Spelling Board, Learning to Read Applications i DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................................ i DAFTAS ISI .........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1 A. Latar belakang ......................................................................................................... 1 B. Rumusan masalah .................................................................................................... 1 C. Tujuan ....................................................................................................................... 1 D. Manfaat ..................................................................................................................... 1 BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 3 2.1 Pengertian disleksia ........................................................................................... 3 2.2 Gejala disleksia................................................................................................... 4 2.3 Karakteristik disleksia....................................................................................... 4 2.4 Penyebab disleksia ............................................................................................. 4 2.5 Tipe disleksia ...................................................................................................... 5 2.6 Tingkat keparahan............................................................................................. 6 2.7 Fokus penelitian ................................................................................................. 7 2.8 Strategi pembelajaran ....................................................................................... 7 BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................................... 8 A. Jenis dan Metode...................................................................................................... 8 B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................................. 10 C. Subjek...................................................................................................................... 10 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 10 E. Prosedur Pelaksanaan ........................................................................................... 11 F. Analisis Data ............................................................................................................. 12 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 13 A. Keadaan sebelum pemberian tindakan ................................................................. 13 B. Penerapan strategi ................................................................................................... 13 ii C. Keadaan setelah dilakukan tindakan ..................................................................... 13 D. Pembahasan .............................................................................................................. 16 BAB V PENUTUP................................................................................................................ 18 A. Kesimpulan ............................................................................................................... 18 B. Rekomendasi ............................................................................................................ 18 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 20 LAMPIRAN.......................................................................................................................... 21 iii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak diseleksia Kemampuan membaca merupakan kesanggupan dan kecakapan serta kesiapan seseorang untuk memahami gagasan dan lambang atau bunyi bahasa yang ada dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan si pembaca untuk mendapatkan amanat atau informasi yang diinginkan (Tri 2014, hal 11). Kemampuan anak diseleksia dalam membaca Anak yang mengalami kesulitan belajar mencakup dua hal. Pertama berkaitan dengan perkembangan yang kedua berkaitan dengan akademik. Gangguan pada motorik dan persepsi, bahasa dan komunikasi, perilaku sosial ini berkaitan dengan Penelitian sebelumnya tentang cara meningkatkan/ tentang penggunaan media belajar untuk anak dengan diseleksia perkembangan (development learning disabilities). Kesulitan membaca, berhitung, dan Aplikasi yang akan kita gunakan dan kaitannya dengan karakteker kemampuan membaca anak dengan diseleksia gangguan serius dan biasanya terjadi ketika mereka usia sekolah. menulis merupakan kesulitan belajar yang berkaitan dengan akademik. Anak berkesulitan belajar spesifik dapat berupa kesulitan dalam hal membaca (disleksia). Anak yang mengalami kesulitan membaca akan sulit untuk membedakan bentuk huruf, memahami isi bacaan. Kesulitan membaca atau disleksia ini dianggap Anak berkesulitan belajar yang berada pada bangku sekolah reguler memiliki pengaruh kepada guru sebagai seorang pendidik. Hal pertama yang dilakukan yaitu identifikasi melalui ciri atau karakteristik yang ditampilkan anak. Selanjutnya lakukan assessment, merumuskan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik penutup paragraf latar belakang anak. Dengan berkembangnya teknologi. Guru harus memanfaatkan media digital untuk media dalam pembelajaran supaya berkesan menarik dan menimbulkan antusias siswa. B. RUMUSAN MASALAH Penggunaan 1. Bagaimana keefektifan media Papan Ejaan dan Aplikasi Belajar Membaca bagi siswa disleksia di SDN Depok 2 ? C. Tujuan Penggunaan 1. Mengetahui keefektifan media Papan Ejaan dan Aplikasi Belajar Membaca bagi siswa disleksia di SDN Depok 2 D. Manfaat 1) Teoritis Hasil dari penelitian ini menjadi landasan dalam pengembangan media pembelajaran dan penerapan media pembelajaran secara lanjut. Selain itu hasil 1 penelitian ini menjadi sebuah nilai tambah pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di Indonesia. 2) Praktis a. Bagi sekolah 1. pengingkatan prestasi dalam belajar b. Bagi guru 1. Memperoleh gambaran mengajar yang bermanfaat bagi peningkatan pemahaman dan membaca siswa c. Bagi siswa 1. Adanya peningkatan dalam membaca 2. Adanya pengalaman belajar membaca dengan menyenangkan dan mudah. 2 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Disleksia Disleksia dalam bahasa Inggris Dyslexia. Berasal dari baha Yunani yaitu “dis” yang berarti kesukaran dan “lexis” berarti bahasa. Secara sederhana disleksia adalah kesukaran dalam berbahasa. Kesukaran ini berdampak pada kesulitan untuk membaca. Cakupan yang lebih luas disleksia, yaitu kesulitan membaca, mengeja, menulis, dan kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata yang memberikan efek terhadap proses belajar atau gangguan belajar (Mulyadi 2010, hal 154). Disleksia berdasarkan penyebab intern pada individu yang bersangkutan, merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang terjadi sepanjang rentang hidup (Nini Subini 2012, hal 54). Asal mula gejala disleksia tidak dapat diketahui, sehingga para pakar menganggap hal tersebut terjadi disebabkan faktor keturunan dari orang tua berupa gen yang mempengaruhi fungsi bagian otak janin dan keterbatasan penggunaan panca indera. Kebanyakan dari mereka adalah bayi dengan kelahiran prematur. Bayi lahir sebelum melampaui 25 minggu dari lahir normal bayi, maka perkembangan beberapa organ tubuh dan otak janin belum sempurna (Anggriani 2018). Kesulitan belajar akademik adalah suatu kondisi yang signifikan menghambat proses belajar membaca, menulis dan operasi hitung. Kesulitan itu tampak ketika anak memasuki usia sekolah dan prestasi di bawah potensi akademik. 3 2.2 Gejala disleksia a. Kurang mengenal huruf b. Sulit membedakan huruf “b dan d” “p dan q” “m dan n” c. Bingung urutan huruf contohnya “a-ma” dibaca “a-am” d. Menambah yang tidak ada contohnya “saya” dibaca “sayah” e. Menghilangkan huruf yang ada contohnya “sudah” dibaca “udah” f. Mengganti kata contohnya “itu” dibaca “ini” g. Mengulang kata contohnya “Ani pergi ke Bali” dibaca “Ani…a…a…Ani pergi ke Bali” h. Menambah kata di dalam bacaan contohnya “ini rumah Dodo” dibaca “ini rumah di Dodo” i. Sulit membedakan kiri dan kanan j. Sulit menyebutkan jam 2.3 Karakteristik Disleksia a. Gangguan membaca lisan yaitu gangguan pada keterampilan mengucapkan huruf, kata dan kalimat. b. Gangguan ingatan jangka pendek yaitu gangguan ingatan dalam menghafal huruf dan mengingat huruf. c. Gangguan pemahaman yaitu sulit memahami isi bacaan dalam sebuah kalimat. Anak ini lemah dalam pemahaman dan kurang efisien dalam strategi membaca sepintas. 2.4 Penyebab Disleksia a. Faktor organis atau biologis disebabkan adanya disfungsi sistem saraf pusat. b. Faktor genetik atau keturunan. Jika orang tuanya mempunyai masalah dalam belajar seperti membaca maka kemungkinan akan diturunkan kepada anaknya. Pada anak yang kembar identik (kembar Siam) banyak mengalami kesulitan membaca. c. Lingkungan. Lingkungan ini sangat sulit untuk didokumentasikan. Faktor keluarga yang tidak mendukung dan guru yang kurang 4 mempersiapkan program pengajaran yang sesuai akan menjadi penyebabnya. d. Lahir dengan prematur. Bayi yang lahir dengan prematur bisa menjadi salah satu penyebab dari anak mengalami kesulitan membaca. e. Kondisi fisik seperti gangguan visual, pendengaran, keseimbangan dan orientasi ruang, body image rendah, kurang gizi. f. Faktor motivasi dan afeksi . Anak yang gagal dalam beberapa mata pelajaran akan cenderung menjadi tidak percaya diri, mengabaikan tugas dan mengurangi motivasi belajar. Sehingga akan membentuk pribadi yang pasif. 2.5 Tipe Disleksia 1. Phonological Dyslexia Beberapa orang dengan disleksia mungkin mengalami kesulitan dengan kesadaran fonemik, yang merupakan kemampuan untuk mengenali suara huruf individu dalam sebuah kata dan kemudian menggabungkan suara-suara itu menjadi sebuah kata. Selain itu, mereka juga mengalami kesulitan untuk memecah kata menjadi suku kata, dan untuk menghubungkan huruf dan kata dengan suara yang sesuai. Mereka mempunyai kesulitan yang berhubungan dengan mengingat huruf dan bunyi, mempunyai ingatan jangka pendek. Seperti contohnya ketika diajarkan huruf alfabet " A,B,C,D,E" ketika orang tua atau guru menunjuk huruf "E" maka dia akan menyebutnya dengan "A" 2. Surface Dyslexia Ketidakmampuan membaca kata-kata yang dieja secara berbeda dari cara pengucapannya. Disebut juga sebagai disleksia visual karena individu dengan kondisi ini mengalami kesulitan mengenali kata-kata dengan penglihatan. Penting untuk diingat bahwa disleksia biasanya tidak melibatkan masalah dengan penglihatan. Disebabkan oleh cara otak mengenali huruf, angka, dan kata-kata. Merka sulit melihat mengenali huruf seperti "d" dengan "b", kata "kopi" dan "topi" 3. Rapid Naming Deficit 5 Bagi mereka yang memiliki kondisi dengan jenis disleksia ini, pengenalan huruf dan angka tidak terjadi dengan cepat. Mungkin dibutuhkan waktu lebih lama bagi otaknya untuk memproses informasi, yang dapat menyebabkan waktu membaca lebih lambat. Seperti contohnya ketika disuruh membuka buku halaman 6, ia sangat sulit menyebutkannya karena mereka sulit membedakan antara angka "6" dengan "9", perlu waktu yang lama untuk menyebutkan apa yang ia lihat. 4. Double Deficit Dyslexia Tidak jarang seseorang mengalami lebih dari satu jenis disleksia. Dua jenis yang sering muncul bersama adalah phonological dyslexia dan Rapid Naming Deficit. Ketika seseorang memiliki keduanya, itu dikenal sebagai double deficit dyslexia.Contohnya ketika seseorang menyebutkan huruf "b" dan "d" mereka mengalami kesulitan untuk membedakan suara huruf "b" dan "d". Mereka akan mengerti jika dikasih kata kuncinya "b" untuk Bandung "d" untuk Dodol. 2.6 Tingakat Keparahan Disleksia 1) Disleksia ringan atau sering disebut disleksia murni adalah kondisi gangmaan di mana hanya mengalami kesulitan dalam membaca dan mengeja tetapi sangat ringan. Individu ini masih dapat melakukan kompensasi atau dapat berfungsi baik dengan beberapa penyesuaian, ataupun dengan bantuan atau dukungan 2) Disleksia dengan keparahan sedang adalah kondisi dimana gangguan disleksia pada individu ini sangat nampuk jelas, la pun memerlukan dukungan selama tahun-tahun di sekolahnya atau bantuan secara intensif dari tenaga khusus yang mempunyai spesialisasi untuk ini. 3) Disleksia yang parah adalah penggan membaca dan mengeja yang sangat sulit yang menyebabkan juga masalah tidak bisa berprestasinya ia di berbagai mata ajaran lainnya. Derajat keparahan ini juga ditunjukkan di mana si individu tidak bisa tapa dukungan dari tenaga khusus untuk digala mata ajaran. Termasuk juga berbagai paket yang disesuaikan untuk bimbingannya di rumah. Sekalipun 6 sudah dengan ber bagai macam dukungan namun ia tetap tidak dapat melakukan berbagai aktivitas secara efisien. 2.7 Fokus penelitian Penelitian kualitatif memanfaatkan papan ejaan dan aplikasi belajar membaca sebagai media dalam meningkatkan kemampuan membaca bagi anak disleksia. Peneliti fokus menggunaan papan ejaan dan aplikasi belajar membaca sebagai solusi dalam meningkatkan kemampuan membaca pada siswa. 2.8 Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran menggunakan media papan eja dan aplikasi belajar membaca menunjukan adanya peningkatan kemampuan membaca pada anak. Dimana papan ejaan dan media aplikasi ini membuat adanya antusias dalam diri siswa untuk belajar dikarenakan adanya variasi warna, bentuk dan dapat diraba. Namun dalam penggunaan media aplikasi ini memerlukan banyaknya mobile phone yang pintar yang disesuaikan dengan zaman dan kebutuhan anak dalam menunjang peningkatan kemampuan membaca. 7 BAB III METODE PELAKSANAAN A. Jenis dan Metode Penelitian penelitian bukanlah hal yang baru untuk mahasiswa, peneliti, guru dan pemerhati pendidikan. Oleh karenanya, penelitian berasal Bahasa Inggris research. Berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “to search” yang berarti mencari. Maka arti sebenarnya dari research adalah mencari kembali, pencarian berulangulang (Soeratno & Lincolin Arsyad, 2008; Muslich dan Sri, 2009). Kemudian yang dicari dalam penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan yang benar dari suatu yang diteliti, sehingga diperoleh jawaban dari sesuatu yang diteliti. Umumnya penelitian itu diartikan sebagai suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan terhadap suatu permasalahan sehingga diperoleh penyelesaian yang tepat terhadap masalah tersebut (Hilway, 1956). Penelitian sebagai proses mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi secara sistematis sehingga menghasilkan kesimpulan yang sah (Durri Andriani, 2013) . Penelitian itu bermaksud untuk memilih judul, merumuskan persoalan, kemudian 8 diikuti dengan pengumpulan data , pengolahan data, penyajian dan analisis data yang hasilnya akan berguna untuk mengetahui persoalan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan (Supranto, 1997). Penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral (Creswell, 2008). Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Laporan tersebut agak fleksibel karena tidak ada ketentuan baku tentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian kualitatif. Tentu saja hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan, pemikiran, dan pengetahuan peneliti karena data tersebut diinterpretasikan oleh peneliti. Oleh karena itu, sebagian orang menganggap penelitian kualitatif agak bias karena pengaruh dari peneliti sendiri dalam analisis data. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami obyek yang diteliti secara mendala bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi. Studi kasus adalah eksplorasi mendalam dari sistem terikat berdasarkan pengumpulan data yang luas. Studi kasus melibatkan investigasi kasus, yang dapat didefinisikan sebagai suatu entitas atau objek studi yang dibatasi, atau terpisah untuk penelitian dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik. Penting untuk memahami bahwa kasus dapat berupa individu, program, kegiatan, sekolah, ruang kelas, atau kelompok. Setelah kasus didefinisikan dengan jelas, peneliti menyelidiki mereka secara mendalam, biasanya menggunakan beberapa metode pengumpulan data, seperti wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi. Penelitian kualitatif salah satu metode penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung mencari sebuah makna dari data yang didapatkan dari hasil sebuah penelitian. Metode ini biasanya digunakan seseorang ketika akan meneliti terkait dengan masalah sosial dan budaya. metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang masih alamiah (Sugiyono, 2014). 9 B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Depok 2, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, pemilihan tempat lokasi penelitian disesuaikan dengan domisili peneliti. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2020/2021. Perizinan : 19 November 2021 Pengumpulan data : 23 November 2021 C. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti merupakan siswa laki-laki Sekolah Dasar Negeri Depok 2. Berjumlah dua orang dari kelas rendah. D. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi : 1) Wawancara Wawancara yaitu proses tanya jawab secara lisan yang dilakukan boleh dua orang atau lebih, saling berhadapan fisik dan melihat wajah secara langsung (Sukandarrumidi 2006, hal 89). Dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keadaan orang yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi yang tepat. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan mereka dalam membaca. Pedoman wawancara Indikator wawancara Wawancara guru : 1. Pemahaman mengenai anak yang sulit belajar. 2.Pemahaman mengenai anak yang sulit membaca (disleksia) 3.Pemahaman menangani anak kesulitan membaca 1.Pemahaman huruf alfabet. 2.Pemahaman angka 3. Pemahaman membedakan arah 10 2) Observasi Peneliti datang ke Sekolah Dasar Negeri Depok 2 menemui guru kelas III dan bertanya terhadap anak yang memiliki kesulitan belajar. Beliau memberikan informasi terkait siswa yang memiliki kesulitan belajar yang bernama Irfan, Reza. 3) Tes Tes yang diberikan untuk mengetahui bakat, keterampilan, kemampuan membaca, pemahaman. 4) Dokumentasi Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, dan kejadian dalam situasi sosial yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif (Yusuf, 2014). E. Prosedur Pelaksanaan Prosedur pelaksanaan ditujukan untuk menggambarkan urutan penelitian yang dilakukan peneliti : 1) Persiapan a. Perijinan kepada pihak sekolah untuk penelitian dengan memakai surat atau tidak. b. Penentuan kelas yang akan diteliti baik di kelas rendah atau di kelas tinggi. c. Penyusun instrumen untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan penyusun laporan d. Penentuan tempat untuk berlangsungnya penelitian sebelum disatukan di dalam kelas 2) Pelaksanaan a. Peneliti melakukan tahap awal wawancara secara umum dengan siswa kelas tiga di ruang perpustakaan dan selanjutnya di ruang kantor. b. Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru kelas dalam mengajar di kelas yang terdapat siswa dengan kesulitan membaca (disleksia) c. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas mengenai siswa disleksia d. Peneliti melakukan beberapa tes menggunakan papan ejaan 11 e. Peneliti melakukan penjelasan dan melakukan tes kembali menggunakan aplikasi belajar membaca f. Peneliti mengambil dokumentasi berupa foto dalam kegiatan penelitian pelaksanaan belajar membaca. 3) Setelah pelaksanaan a. Peneliti melakukan analisis terhadap hasil yang diperoleh oleh setiap subjek 4) Analisis data a. Setelah memperoleh data peneliti melakukan analisis dengan teori yang ada. b. Peneliti melakukan pengolahan data hasil dari lapangan c. Peneliti mendeskripsikan baik dalam bentuk kata ataupun gambar. F. Analisis Data a. Pengumpulan data Peneliti melakukan pengumpulan data di Sekolah Dasar Negeri Depok 2, tepatnya di ruangan kantor. b. Reduksi data Peneliti merangkum dan menyeleksi data yang sesuai dengan indikator yang telah dirumuskan peneliti. Data yang bisa digunakan untuk melengkapi informasi tentang pengaplikasian media pembelajaran dan kendala yang dihadapi guru dalam pengaplikasian pembelajaran untuk anak disleksia di kelas III SDN Depok 2. c. Penyajian data Peneliti menyajikan data sesuai dengan hasil yang didapatkan dilapangkan. d. Penarikan kesimpulan Peneliti menarik kesimpulan dari data yang diperoleh dan telah direduksi. 12 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Sebelum Pemberian Tindakan Peneliti melakukan tahap pertama dengan melakukan wawancara dan tes membaca dengan menggunakan papan ejaan yang berisi huruf alfabet. Reaksi yang pertama kali ditunjukkan oleh subjek pertama dia meraba setiap huruf alfabet yang di pasang di papan ejaan. Namun pada subjek kedua hanya menatap setiap huruf alfabet yang telah terpasang di papan ejaan. Selanjutnya peneliti mengintruksikan untuk membaca huruf alfabet. Kedua subjek ini mendapatkam hasil yang sama yaitu mengalami kesulitan membedakan huruf “b dan d” huruf “m dan n” huruf “p dan q”. Namun pada subjek pertama bisa menyebutkan huruf dengan bernyanyi tetapi kurang mengenal bentuk hurufnya dan mengalami kesulitan dalam membedakan huruf ynag hampir sama. Pada subjek kedua, kurang bisa menyebutkan huruf alfabet secara jelas meskipun dengan bernyanyi, kesulitan membedakan huruf yang sama, dan bingung terhadap bacaan dari hurufnya. B. Penerapan Strategi Peneliti menerapkan strategi dengan media papan eja dan aplikasi belajar membaca dalam membantu siswa untuk memahami huruf alfabet sebagai acuan dalam kelancaran membaca. Papan ejaan merupakan papan yang berisi huruf-huruf alfabet yang terdiri dari 26 huruf yang terbuat dari kain flanel yang dilengkapi dengan perekat yang bisa dipasang dan dilepas. Aplikasi belajar membaca merupakan aplikasi yang mendukung untuk kemudahan anak memahami terhadap huruf-huruf alfabet. Dimana di dalam aplikasi ini terdapat cara membaca dua, tiga suku kata, cara membaca ny, ng, tebak kata, tebak huruf vokal. Peneliti melakukan perlakuan dengan melakukan perkenalan nama huruf, cara penulisan huruf. Supaya tidak jenuh peneliti melakukan kombinasi dengan menggunakan aplikasi media belajar membaca. Ternyata hal tersebut membuat adanya antusias siswa dalam belajar membaca. Mereka juga diarahkan untuk mengingat huruf “b” dengan bantuan kata “huruf Alfabet yang kedua” dan huruf “d” merupakan “ huruf alfabet yang keempat”. Diberi penjelasan mengenai arah kiri dan kanan. C. Keadaan Setelah Dilakukan Tindakan Setelah diberi pengarahan dan penjelasan kepada kedua subjek. Menunjukkan subjek pertama mengalami peningkatan kemampuan membaca yang cukup tinggi dibandingkan 13 dengan subjek yang kedua. 14 Materi tes membaca Huruf Vokal No dengan huruf Konsonan Dua Tiga suku Huruf kata kata NY Mencocokan huruf 1 Ba-bi-bu-be-bo Buku Bicara Nya Ayam 2 Da-di-du-de-do Baju Belajar Nyi Nanas 3 Pa-pi-pu-pe-po Bola Menulis Nyu Apel 4 Ma Bunga Buaya Nye Domba 5 Na Rumah Budaya Nyo Jeruk 6 Qa Meja Cerita Nga Ayah 7 Bi Kiwi Cidera Ngi Ceri 8 Di Jari Dahulu Ngi Bebek 9 Ni Dada Remaja Nge Sapi 10 Mi Kuda Selalu Ngo Kiwi 11 Pi Pagar Semenjak Ayamnya Meja 12 Qi Sendok Lelaki Bukunya Balon 13 Yu Nanas Bilangan Menyayangi Baju 14 Bu Sapi Puisi Mengikuti Semangka 15 Du Ibu Cemara Mengasuh Bola 15 Pengukuran variabel terikat (kemampuan membaca) pada penelitian ini menggunakan jenis persentase. Persen atau persentase merupakan satuan variabel pengukuran variabel terikat yang sering digunakan oleh peneliti. Persentase menunjukkan jumlah terjadinya suatu perilaku atau peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut kemudian dikalikan dengan 100%. (Sunanto, 2005). Secara sederhana pengukuran variabel terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kata yang dapat dibaca Presentase kata benar = × 100% Keseluruhan kata Presentase kata benar subjek 1 dan 2 Hari ke Subjek 1 (%) Subjek 2 (%) 1 53,3 46,3 2 66,6 33,3 3 80 33,3 4 93,3 33,3 16 D. Pembahasan Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwasanya media papan eja dan aplikasi belajar membaca meningkatkan kemampuan membaca subjek pertama. Peningkatan kemampuan membaca pada subjek satu setelah adanya perlakuan. Subjek pertama melakukan gerakan fisik dimana ketika sebelum adanya perlakuan dari peneliti, subjek ini meraba huruf alfabet yang dipasang pada papan ejaan. Dalam proses pengajaran multisensori (VAKT) dapat dilakukan dengan berulang sehingga akhirnya anak dapat menulis atau menyusun kata sekaligus membaca dengan benar tanpa terlalu lama menelusuri huruf-huruf (Abdurrahman, 2009) Peningkatan kemampuan membaca pada subjek satu setelah melakukan serangkaian tes membaca dengan papan ejaan dan aplikasi belajar membaca tidak lepas dari adanya motivasi dalam diri siswa untuk belajar. Setelah diteliti lebih lanjut ternyata subjek pertama ini mendapatkan motivasi dari orang tua dan guru kelasnya. Salah satu faktor yang sangat penting bagi kesuksesan belajar adalah motivasi, keinginan, dorongan dan minat yang terus menerus untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Keinginan subjek untuk dapat membaca dengan lancar dan motivasi dari pihak orang tua atau keluarga cukup berpengaruh dalam proses intervensi (Rahim, 2008). Pengaruh papan ejaan dan aplikasi belajar membaca pada subjek kedua kurang efektif. Kemungkinan besar kurang efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca dikarenakan kurangnya motivasi belajar dari orang sendiri. Motivasi belajar siswa telah terlihat dengan adanya rasa antusias meskipun berbeda dengan subjek pertama. Kedua subjek mendapatkan motivasi belajar yang sama dari guru kelasnya. Orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan sekolah anak dapat memacu sikap positif anak terhadap belajar, khususnya belajar membaca (Rahim, 2008). fokus dalam membahas Suasana yang kondusif dengan adanya permainan dalam pembelajaran akan meningkatkan kemampuan kerja otak. Media papan ejaan telah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan minat belajar subjek serta aplikasi belajar membaca sebagai media untuk menambah minat membaca pada subjek dengan adanya permainan tebak kata, mencocokan huruf. Proses pembelajaran dengan media permainan (Media papan ejaan dan aplikasi belajar membaca) akan memberikan gambaran konkret mengenai peningkatan penguasaan kosakata (Laili, 2011). 17 Berdasarkan hasil penelitian dan setelah adanya perlakuan terhadap subjek media Papan Ejaan dan Aplikasi Belajar Membaca dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan membaca anak, penguasaan huruf, dan mengingat bunyi huruf. Selain media papan ejaan dan aplikasi belajar membaca pengaruh motivasi belajar terhadap siswa dari pihak keluarga dan guru turut memberikan pengaruh terhadap minat belajar siswa. 18 BAB V PPENUTUP A Kesimpulan Penelitian ini menguji keefektifan media papan Ejaan dan Aplikasi Belajar membaca bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca (disleksia) 1 Dua siswa SDN Depok 2, kelas tiga mengalami kesulitan dalam belajar membaca. Sulit menyebutkan huruf, bingung bunyi huruf yang mirip, bingung membedakan huruf. 2 Media papan ejaan dan aplikasi belajar membaca yang disusun dan ditetapkan efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca anak dengan karakteristik kesulitan membaca ditandai dengan adanya peningkatan nilai tes. B Rekomendasi 1 Bagi guru Gangguan belajar membaca pada siswa disleksia mempengaruhi terhadap kemampuan membaca dan mengikuti pelajaran di kelas. Maka dari itu, guru harus mengembangkan dan menangani masalah yang dihadapi oleh anak. Guru bisa menggunakan cara : a Pahami jenis kesulitan anak. b Menggunakan media yang mampu menarik perhatian anak untuk belajar membaca. c Lakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas media yang digunakan guru. 2 Bagi Kepala sekolah Kepala sekolah bisa menggunakan hasil penelitian ini untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan media pembelajaran yang digunakan untuk kepentingan meningkatkan kemampuan siswanya. 3 Bagi Peneliti Selanjutnya 19 Dari hasil penelitian ini direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terhadap motivasi orang tua kepada anaknya dalam kepentingan peningkatan kemampuan membaca anak. Serta kerja sama anatara pihak sekolah dan orang tua siswa. 20 DAFTAR PUSTAKA Jakarta. (2008). Pengantar Pendidikan Luar. Jakarta. Universitas Terbuka Garnida, D.( 2015). Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung PT Refika Aditama Nofita, S., Ernawati, N., dan Warsiyanti. Teori dan Metode Pengajaran Anak Dislexia. Repository Proseding Seminar Nasional PGSD UPY. pp 172-181. Fitrah, M., dan Luthfiyah. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus. Cv Jejak. Saadah, Varia Nihayatus., dan Hidayah, N. (2013). Pengaruh Permainan Scrabble Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Disleksia. Jurnal Fakultas Psikologi. Vol. 1, No. 1, pp. 39-52. 21 LAMPIRAN 22