Uploaded by Hayatuddien Imam Tawary

skripsi aisyah rev6 merged

advertisement
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan nikmat yang sangat luar biasa kepada penulis sehingga bisa
menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa juga sholawat serta salam kepada Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita semua menuju peradaban
manusia yang lebih baik. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan strata (S1) Departemen Teknik
Sistem Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Berkat bimbingan, nasihat dan doa yang diberikan oleh berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan juga dengan
usaha yang maksimal. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan
ketulusan, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT dengan segala limpahan rahmatNya yang tak henti menemani
penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua, ayah tercinta Ilham Syafarudin S.Kom dan ibunda
tersayang
Ferawati S.Sos yang senantiasa memberikan dukungan baik moril
maupun materil serta doa yang tiada hentinya kepada penulis. Dan tak lupa pula
adik-adik penulis yang juga tak hentinya selalu memberikan dukungan dalam
bentuk yang tak dapat didefinisikan.
3. Dr. Eng. Ir. Faisal Mahmuddin, S.T.,M.Inf.Tech.,M.Eng. selaku ketua
Departement Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
sekaligus dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, pikiran serta
perhatiannya guna memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya
penulisan Tugas akhir ini.
ii
4. Surya
Hariyanto, S.T., M.T.
selaku dosen pembimbing kedua
sekaligus Pembimbing Akademik yang selalu memberikan saran, dan
support serta meluangkan waktu dan pikiran serta perhatiannya guna
memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya penulisan
laporan Tugas Akhir ini.
5. Staf Tata Usaha Departemen Teknik Sistem Perkapalan yang telah
membantu segala aktivitas administrasi baik selama perkuliahan serta
dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Muhammad Ihwal Andini yang selalu menyemangati penulis baik dalam
suka maupun duka.
7. Teman-teman seperjuangan sejak Agustus 2016 till the end, ANZIZ’16
Teknik Sistem Perkapalan 2016 yang telah memberikan pengalaman
berharga di setiap waktu kebersamaannya.
8. Saudara-saudara CRUIZER 2016 yang selalu memberi dukungan kepada
penulis
9. Tak lupa pula penulis sampaikan banyak terima kasih kepada kanda-kanda
senior, dinda-dinda junior dan seluruh rekan yang telah memberikan
dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sangatlah
jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran membangun dari
pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
kedepannya.
Gowa,
Juni 2022
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………….………………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………….……………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………….………………………. 1
I.1 Latar Belakang …………………………...………………………… 1
I.2 Rumusan Masalah ………………………...………………………... 2
I.3 Batasan Masalah …………………………..…………………….….. 3
I.4 Tujuan Penelitian ……………………….………………….………. 3
I.5 Manfaat Penelitian ………………………..………………………....3
I.6 Sistematika Penulisan ……………………..………………………...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………6
II.1 Turbin Angin ……………………………………………..………...6
II.1.1 Jenis-jenis Turbin Angin …………………………………6
II.1.2 Prinsip Kerja Turbin Angin ………………………………8
II.2
Analisa Kelayakan Ekonomis ……………...………………….. 10
II.2.1 Time Value of Money……………………………………..10
II.2.2 Net Present Value (NPV) ……………………….………..11
II.2.3 Internal Rate of Return (IRR) ……………………………12
II.2.4 Benefit Cost Ratio (BCR) ……………………….………..13
II.2.5 Payback Period (PBP)…………………………………….14
II.3
Visual Basic …………………………………………………… 14
II.3.1 Pengertian Visual Basic …………………………...……. 15
II.3.2 Komponen-Komponen Visual Basic ……………………. 17
II.4
Bagan Apung ……………………………………………………19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………....21
III.1 Lokasi Kegiatan Penelitian …………….………………………….21
iv
III.2 Waktu Penelitian …………………….…………………………….21
III.3 Jenis Data Penelitian ……………….……………………………..21
III.4 Alat dan Bahan …………………………………………………....22
III.5 Kalkulasi Biaya ………………………………...…………………24
III.6 Tahapan Penelitian ………………………………………………..26
III.7 Diagram Perhitungan ……………………………………………..30
III.8 Diagram Alir Penelitian …………………………………………..31
BAB IV PEMBAHASAN …………………………………………………… 32
IV.1 Biaya Investasi ………………………………………………… 32
IV.2 Perhitungan Kelayakan Ekonomis ……………………………….33
IV.3 Analisa Perhitungan Manual ………………………….………….43
IV.4 Pembuatan Desain Program…………………….………………...45
IV.5 Input data ………………………………………………………....49
IV.6 Hasil Simulasi Program ………………………………………….50
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………53
V.1 Kesimpulan ………………………………………………………..53
V.2 Saran ………………………………………………………………53
LAMPIRAN
•
•
•
Lampiran Kode Profil Program
Lampiran Kode Utama Program
Tarif Listrik PLN
v
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ketersediaan sumber energi tak terbarukan berupa energi fosil yang
semakin berkurang merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis energi dunia.
Fenomena ini juga berdampak pada sektor energi listrik dunia yang menuju ambang
kritis dikarenakan pemenuhan energi listrik sebagian besar masih disuplai dari
pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi fosil.
Dengan mempertimbangkan rasio elektrifikasi di Indonesia sampai dengan
tahun 2012 sebesar 75,83 % dan Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025
yang memberikan sasaran peningkatan pencapaian energi baru terbarukan pada
tahun 2025 menjadi 5 %, maka perlu upaya melakukan diversifikasi energi pada
pembangkit tenaga listrik dengan memprioritaskan pemanfaatan energi baru
terbarukan secara optimal dengan tetap memperhatikan aspek teknis, ekonomis, dan
keselamatan lingkungan hidup, sehingga sumber energi baru terbarukan dapat
dijadikan sebagai solusi energi alternatif dalam mengatasi krisis energi listrik di
Indonesia.
Secara umum, operasional dari sebuah kapal ikan maupun bangunan laut
senantiasa dikaitkan dengan persoalan ekonomi dan ligkungan. Faktor ekonomi
adalah biaya bahan bakar karena konsumsi pemakaian bahan bakar minyak (fosil)
cukup besar terutama untuk menggerakkan kapal maupun bangunan laut,
sedangkan faktor lingkungan adalah berkaitan dengan tingkat polusi yang terjadi
akibat operasonal kapal. Tingginya bahan bakar minnyak sama sekali tidak
1
menguntungkan bagi operator kapal maupun pemilik bangunan laut. Persoalan
ekonomi dan kuatnya tekanan lingkungan memaksa perancang dan pemilik kapal
mencari alternatif energi lain (Santosa, 2020)
Untuk menganalisa kelayakan ekonomis dari proyek energi terbarukan,
maka dibuat desain simulasi menggunakan program komputer yang berbasis Visual
Basic. Visual Basic merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membantu
menentukan nilai ekonomis dari proyek energi terbarukan. Sebagai alat bantu
pengolahan data yang dapat diandalkan. Tidak hanya kecepatannya melainkan
keakuratan untuk melakukan pemrosesan data dalam jumlah besar dengan
menggunakan Visual Basic, dapat diperoleh nilai kelayakan ekonomis dari suatu
proyek energi terbarukan yang akan dibuat. Program yang berbasis Visual Basic
dapat mengoptimalkan spesifikasi sistem pemrograman, sehingga dihasilkan
program yang maksimal.
Penelitian ini bermaksud untuk membuatkan suatu program komputer untuk
menganalisa kelayakan ekonomis suatu sistem pembangkit listrik energi perangkat
lunak Visual Basic. Sehingga dapat memudahkan dalam mengetahui layak atau
tidaknya suatu system energi terbarukan saat diaplikasikan. Peneliti melakukan
sebuah judul “Simulasi Kelayakan Ekonomis Proyek Energi Angin Berbasis
Software Visual Basic”
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
2
1. Bagaimana menghitung daya yang dihasilkan oleh turbin angin agar dapat
memenuhi kebutuhan bagan air?
2. Bagaimana cara menghitung kelayakan ekonomis turbin angin?
3. Bagaimana merancang sebuah program komputer berbasis visual basic untuk
menganalisa kelayakan ekonomis proyek energi angin?
I.3
Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam penelitian ini lebih terarah pada tercapainya
tujuan penelitian maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Hanya menghitung berapa daya listrik yang dihasilkan turbin angin untuk
kebutuhan bagan air.
2. Menghitung kelayakan ekonomis turbin angin.
3. Pengujian program komputer untuk menganalisa kelayakan ekonomis proyek
energy angin dengan menggunakan program komputer Microsoft Visual Basic.
I.4
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian yang diusulkan memiliki tujuan utama dalam penelitian
sebagai berikut :
1. Menentukan daya listrik yang dihasilkan dari sebuah turbin angin untuk
kebutuhan bagan air.
2. Menentukan kelayakan ekonomis dari sebuah turbin angin.
3. Merancang sebuah program komputer berbasis Visual Basic untuk
menganalisa simulasi kelayakan ekonomis turbin angin.
I.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
3
1. Dapat memudahkan dalam mengetahui kelayakan ekonomis dari proyek
energy angin pada suatu lokasi menggunakan program komputer.
2. Dapat memudahkan dalam penentuan pelaksanaan pembangunan sistem
pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan turbin angin pada suatu
lokasi.
I.6
Sistematika Penulisan
Secara garis besar penyusunan proposal skripsi dan pembaca memahami
uraian dan makna secara sistematis, maka skripsi disusun pada pola sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang penguraian secara singkat latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dari energy terbarukan turbin angin, prinsip
kerja, kontruksi, perhitungan kelayakan ekonomis, distribusi Weibull, serta
program komputer berbasis Visual Basic yang digunakan dalam penelitian.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang waktu dan lokasi penelitian, metode yang digunakan
pada penelitian yaitu metode studi literatur, alur penelitian yang berupa
pengumpulan data pembangkit listrik energi terbarukan yang diperoleh ketika
penelitian telah dilakukan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4
Bab ini menjelaskan hasil perhitungan data dari perancangan program untuk
simulasi kalayakan ekonomis yang dihasilkan sistem pembangkit listrik energy
terbarukan menggunakan program komputer Visual Basic.
BAB V. PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil percobaan dan beberapa saran
yang diberikan untuk perbaikan pada percobaan yang akan datang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan akan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya
cadangan minyak bumi, membuat manusia mengembangkan sumber-sumber energi
alternatif. Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai metode dan teori
analisa kelayakan ekonomis sistem pembangkit listrik energy terbarukan, distribusi
Weibull, serta program komputer yang berbasis Visual Basic.
II.1
Turbin Angin
Turbin angin adalah kincir angin yang saat ini banyak digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik yang dapat digunakan berbagai keperluan. Turbin
angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam
melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan lain-lain. Kemudian
penggunaannya merambah menjadi penyedia akomodasi energi listrik, meskipun
dalam jumlah yang tidak begitu besar. Didapatkan hasil analisis bahwa turbin angin
dengan jumlah sudu 3 buah memiliki unjuk kerja yang tinggi dibandingkan dengan
3 jumlah sudu yang lain.
Hal ini terjadi karena pada turbin dengan jumlah sudu 3 buah mempunyai
jarak antara sudu yang satu dengan lainnya terhadap poros sudu turbin mempunyai
kerenggangan menjadikan aliran dapat mengalir dan menerpa sudu dibelakang
poros dan ini akan meningkatkan gaya momen serta mengurangi gaya hambat
negatif pada sudu sehingga aliran turbulensi yang terdapat pada turbin tersebut
relatif kecil.(Amirah, 2019)
II.1.1 Jenis – Jenis Turbin Angin
Dalam perkembangannya, turbin angin dibagi menjadi dua jenis yaitu turbin
angin horizontal dan turbin angin vertikal. Kedua jenis turbin inilah yang kini
memperoleh perhatian besar untuk di kembangkan. Pemanfaatannya yang umum
sekarang sudah digunakan untuk memompa air dan pembangkit tenaga listrik.
Turbin angin terbagi atas dua Jenis, yaitu:
6
1) Turbin Angin Horizontal (Horizontal Axis Wind Turbine/HAWT)
Turbin angin propeller adalah jenis turbin angin dengan poros horizontal
seperti baling-baling pesawat terbang pada umumnya. Turbin angin ini harus
diarahkan sesuai dengan arah angin yang paling tinggi kecepatannya.
HAWT merupakan turbin yang poros utamanya berputar menyesuaikan
arah angin. Agar rotor dapat berputar dengan baik, arah angin harus sejajar dengan
poros turbin dan tegak lurus terhadap arah putaran rotor. Biasanya turbin jenis ini
memiliki blade berbentuk airfoil seperti bentuk sayap pada pesawat. Secara umum
semakin banyak jumlah blade, semakin tinggi putaran turbin. Setiap desain rotor
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan turbin jenis ini, yaitu memiliki
efisiensi yang tinggi, dan cut-in wind speed rendah. Kekurangannya, yaitu turbin
jenis ini memiliki desain yang lebih rumit karena rotor hanya dapat menangkap
angin dari satu arah sehingga dibutuhkan pengarah angin.
Gambar 2.1. Macam-Macam Desain Turbin Angin HAWT
2) Turbin Angin Vertikal (Vertical Axiz Wind Turbin /VAWT)
VAWT merupakan turbin angin sumbu tegak yang gerakan poros dan rotor
sejajar dengan arah angin, sehingga rotor dapat berputar pada semua arah angin.
VAWT juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, yaitu
memiliki torsi tinggi sehingga dapat berputar pada kecepatan angin rendah,
generator dapat ditempatkan di bagian bawah turbin sehingga mempermudah
perawatan dan kerja turbin tidak dipengaruhi arah angin. Kekurangannya yaitu
kecepatan angin di bagian bawah sangat rendah sehingga apabila tidak memakai
7
tower akan menghasilkan putaran yang rendah dan efisiensi lebih rendah
dibandingkan HAWT.
Ada tiga model rotor pada turbin angin jenis ini yaitu, Savonius, Darrieus,
H rotor. Turbin Savonius memanfaatkan gaya drag sedangkan Darrieus dan H rotor
memanfaatkan gaya lift. Turbin Savonius ditemukan oleh sarjana Finlandia
bernama Sigurd J. Savonius pada tahun 1922, konstruksi turbin sangat sederhana,
tersusun dari dua buah sudu setengah silinder. Salah satu model VAWT yang
mempunyai desain terbaik yang menggunakan kombinasi drag dan lift untuk
menghasilkan tenaga, sehingga memiliki torsi startup yang sangat baik dan efisiensi
adalah model Lenz2
Gambar 2.2. Macam-Macam Desain Turbin Angin VAWT
Jumlah putaran per menit dari poros anemometer dihitung secara elektronik.
Biasanya, anemometer dilengkapi dengan sudut angin untuk mendeteksi arah angin.
Jenis anemometer ultrasonik atau jenis leser yang mendeteksi perbedaan fase dari
suara atau cahaya kohoren yang dipantulkan dari molekul-molekul udara.
Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer. Anemometer jenis
mangkok adalah yang mempunyai sumbu vertikal dan tiga buah mangkok yang
berfungsi menangkap angin. (Suhartanto, 2014)
II.1.2 Prinsip kerja Turbin Angin
Proses pemanfaatan energi angin dilakukan melalui dua tahapan konversi
energi, pertama aliran angin akan menggerakkan rotor (baling-baling) yang
8
menyebabkan rotor berputar selaras dengan angin yang bertiup, kemudian putaran
dari rotor dihubungkan dengan generator, dari generator inilah dihasilkan arus
listrik.
Jadi proses tahapan konversi bermula dari mengubah energi mekanik dari
angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk
memutar generator yang akan menghasilkan listrik. Energi angin dikonversi
sebagian menjadi energi putar oleh rotor. Tanpa roda gigi, putaran rotor tersebut
biasanya digunakan untuk memutar generator yang akan menghasilkan energi
listrik. Besarnya energi listrik yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Rotor (kincir), rotor turbin sangat bervariasi jenisnya, diameter rotor akan
berbanding lurus dengan daya listrik. Semakin besar diameter semakin besar
pula listrik yang dihasilkan, dilihat dari jumlah sudut rotor (baling- baling),
sudut dengan jumlah sedikit berkisar antara 3 – 6 buah lebih banyak digunakan.
2. Kecepatan angin, kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran rotor
yang akan menggerakkan generator.
3. Jenis generator, generator terbagi dalam beberapa karakteristik yang berbeda,
generator yang cocok untuk Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) adalah
generator yang dapat menghasilkan arus listrik pada putaran rendah.
Persamaan yang digunakan dalam perhitungan daya pada turbin angin
sebagai berikut:
1
π‘Š = 2 π΄πœŒπ‘‰ 3 4π‘Ž(1 − π‘Ž)
(2.1)
Keterangan:
W
: Daya (Watt)
A
: Luas Permukaan (m2)
𝜌
: Massa Jenis (kg/m3)
V
: Kecepatan Angin (m/s)
a
: Induction factor
Listrik yang dihasilkan dari Sistem Konversi Energi Angin akan bekerja
optimal pada siang hari dimana angin berhembus cukup kencang dibandingkan
9
dengan pada malam hari, sedangkan penggunaan listrik biasanya akan meningkat
pada malam hari. Untuk mengantisipasinya sistem ini sebaiknya tidak langsung
digunakan untuk keperluan produk-produk elektronik, namun terlebih dahulu
disimpan dalam satu media seperti baterai atau aki sehingga listrik yang keluar
besarnya stabil dan bisa digunakan kapan saja. (Suhartanto, 2014)
II.2
Analisa Kelayakan Ekonomis
Untuk menentukan kelayakan ekonomis pada system pembangkit listrik
turbin angina maka dibutuhkan perhitungan Time Value of Money, Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR) dan
PayBack Period (PBP). Adapun penjelasan sebagai berikut:
II.2.1 Time Value of Money
Time Value of Money atau nilai waktu dari uang merupakan konsep yang
menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang di
masa mendatang. Metode yang digunakan dalam time value of money yaitu:
1. Menghitung Nilai Pengeluaran
Menghitung nilai pengeluaran dengan memperhitungkan nilai uang pada
masa yang akan mendatang. Rumus yang digunakan yaitu (Diwantari, 2016)
𝐹=
𝐡[(1+𝑖)𝑑 −1]
𝑖
(2.2)
Keterangan:
B = Pembayaran Tahunan (Rp)
F = Nilai Uang Setelah Periode ke-n (Rp)
i = Tingkat Bunga (%)
t = Periode (tahun)
2. Present Value
Menghitung penghasilan dengan memperhitungkan nilai uang pada masa
yang akan mendatang. Rumus yang digunakan:
𝐹=
𝐡[(1+𝑖)𝑑 −1]
𝑖
(2.3)
10
Keterangan:
B = Pembayaran Bulanan (Rp)
F = Nilai Uang Setelah Periode ke-n (Rp)
i = Tingkat Bunga (%)
t = Periode (bulan)
II.2.2 Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value digunakan untuk menghitung nilai bersih (netto)
pada waktu sekarang (present). Net Present Value atau nilai bersih sekarang
merupakan selisih antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai Net Present Value adalah :
𝐡𝑑−𝐢𝑑
𝑁𝑃𝑉 = ∑𝑁
𝑑=1 (1+𝑖)𝑑
(2.4)
Keterangan:
Bt = Penghasilan (Rp)
Ct = Biaya Investasi (Rp)
i = Tingkat Bunga (%)
t = Periode (tahun)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan Net Present value (NPV) yaitu
(Diwantari, 2016) :
1. Menentukan tingkat diskon (discount rate) yang akan digunakan, dalam hal
ini dapat dipakai:
a. Biaya modal (cost of capital)
b. Tingkat keuntungan (rate of return) yang dikehendaki
2. Menghitung present value dari aliran kas dengan tingkat diskon tersebut
3. Menghitung present value dari besarnya investasi
4. Menghitung NPV menggunakan rumus pada persamaan 2.4
Hasil dari perhitungan Net Present Value (NPV) terhadap keputusan
investasi yang akan dilakukan adalah :
Jika : NPV bernilai positif , maka investasi layak
NPV bernilai negatif , maka investasi tidak layak
Jika : NPV Λƒ 0 , maka investasi layak
11
NPV Λ‚ 0 , maka investasi tidak layak
NPV = 0 , maka investasi tidak memiliki pengaruh apapun
Selain itu, harus diperhatikan pula apakah nilai NPV yang dihasilkan cukup
sesuai dengan modal awal yang telah dikeluarkan dan umur dari investasi tersebut.
Hal ini berguna untuk mengetahui apakah investasi yang dijalankan memberikan
penambahan yang cukup besar atau tidak.
Penggunaan metode Net Present Value dalam mengetahui kelayakan dari
suatu investasi memiliki keunggulan seperti :
1. Memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money)
2. Memperhitungkan nilai sisa proyek
Sedangkan kelemahan darai Net Present Value antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan
selama usia ekonomis proyek.
2.
Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh kas perusahaan,
melainkan juga dipengaruhi oleh factor usia ekonomis proyek.
II.2.3 Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat bunga (bukan
bunga bank) yang menggambarkan tingkat keuntungan dari suatu proyek atau
investasi dalam presentase pada saat dimana nilai NPV sama dengan nol. Rumus
yang digunakan untuk menghitung IRR yaitu(Diwantari, 2016):
𝐡𝑑
𝐼𝑅𝑅 = ( ) − 1
𝐢𝑑
(2.5)
Keterangan:
Bt = Penghasilan (Rp)
Ct = Biaya Investasi (Rp)
Cara menghitung nilai IRR adalah sebagai berikut :
12
1. Menghitung arus net cash flow sepanjang umur proyek, ditambah nilai sisa
dari aset.
2. Menentukan tingkat bunga pembanding yang lebih besar dari tingkat rate of
return, selisih sebaiknya tidak lebih besar dari 5%
3. Menghitung nilai IRR menggunakan rumus pada persamaan 2.5.
kelayakan suatu usaha atau proyek dari segi Internal Rate of Return adalah sebagai
berikut :
Jika: IRR > rate of return, maka investasi layak
IRR < rate of return, maka investasi tidak layak diaplikasikan.
Adapun keuntungan dari penggunaan Internal Rate of Return yaitu:
1.
Dapat mengetahui kemampuan proyek dalam menghasilkan presentase
2.
Keuntungan bersih rata-rata tiap tahun selama umur ekonomis dari proyek
3.
Nilai sisa (salvage value) barang-barang modal diperhitungkan dalam arus
benefit/penerimaan.
II.2.4. Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode Benefit Cost Ratio (BCR) biasanya digunakan pada tahap awal
dalam mengevaluasi perencanaan investasi. Metode BCR ini memberikan
penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan
diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan
adanya investasi tersebut. Rumus umum yang digunakan dalam menghitung nilai
Benefit Cost Ratio yaitu:
𝐡𝐢𝑅 =
𝐡𝑑
(1+𝑖)𝑑
𝐢𝑑
∑𝑁
𝑑=1(1+𝑖)𝑑
∑𝑁
𝑑=1
(2.6)
Terdapat perbedaan dalam analisis BCR pada proyek pemerintah dan
swasta, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan tujuan dari investasi yang
dilakukan. Pada proyek pemerintah, benefit seringkali tidak dapat diukur dengan
jelas karena tidak berorientasi pada keuntungan. Dengan kata lain, benefit
didasarkan kepada manfaat umum yang diperoleh masyarakat dengan adanya
proyek tersebut. Sedangkan pada proyek swasta, benefit didasarkan pada
13
keuntungan yang diperoleh investor dari proyek tersebut. Untuk menilai kelayakan
suatu usaha atau proyek dari segi Benefit Cost Ratio adalah :
Jika : BCR ΝŸΛƒ 1 , maka investasi layak (feasible)
BCR Λ‚ 1 , maka investasi tidak layak (unfeasible)
II.2.5 Payback Period (PBP)
Metode Payback Period (PBP) merupakan teknik penilaian untuk
mengetahui seberapa lama jangka waktu (periode) yang dibutuhkan untuk
pengembalian investasi dari suatu proyek atau usaha. Rumus yang digunakan untuk
menghitung Payback Period adalah :
𝑃𝐡𝑃 =
π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘Žπ‘ π‘–
(π‘ƒπ‘’π‘›π‘”β„Žπ‘Žπ‘ π‘–π‘™π‘Žπ‘› π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›π‘Žπ‘›−π‘ƒπ‘’π‘›π‘”π‘’π‘™π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›π‘Žπ‘›)
(2.7)
Untuk menilai kelayakan suatu usaha atau proyek dari segi Payback Period adalah:
Jika : PBP Λƒ umur ekonomis proyek, maka tidak layak.
PBP Λ‚ umur ekonomis proyek, maka layak.
Kelemahan dari metode Payback Period adalah tidak memperhitungkan
arus net profit pada tahun-tahun berikutnya, begitu juga dengan nilai sisa
(salvage value) yang tidak dihitung setelah investasi kembali. Kelemahan
Payback Period yaitu mengabaikan konsep nilai waktu dari uang (time value of
money) dan aliran kas setelah periode pengembalian, padahal aliran kas
tersebut menunjukkan tingkat keuntungan yang harus diketahui oleh investor.
II.3
Visual Basic
Visual Basic versi pertama di keluarkan tahun 1991, yang dikembangkan
oleh Alan Cooper, yang melakukan pendekatan bahasa pemerograman dengan GUI
(Graphic User Interface). Saat ini Visual Basic 2010, di keluarkan pada tahun 2010
yang merupakan penambahan dan sekuel dari Visual basic 2007 (Kanedi, dkk,
2013).
14
a. Keunggulan Microsoft Visual Basic 6.0
Keunggulan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 antara lain
(Kuswidiardi, 2015):
1. Menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama developer
studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama dengan Visual C++ dan
Visual J++
2. Tambahan sarana wizard. Wizard adalah sarana yang mempermudah di dalam
pembuatan aplikasi dengan otomatisasi tugas-tugas tertentu.
3. Tambahan tombol-tombol baru yang lebih canggih serta meningkatkan kaidah
struktur Bahasa Visual Basic.
4. Sarana akses data yang lebih cepat dan andal untuk membuat aplikasi database
yang berkemampuan tinggi.
5. Visual Basic 6.0 memiliki beberapa versi atau edisi yang disesuaikan dengan
kebutuhan pemakainya
6. Visual Basic disertai dengan berbagai sarana untuk membuat aplikasi
Database, sarana database Visual Basic yang menjadikannya lingkungan
terbaik untuk mengembangkan aplikasi client/server.
b. Kelemahan Microsoft Visual Basic 6.0
Kelemahan tersebut disebabkan karena keterbatasan dalam “mengambil”
fungsi-fungsi yang bersifat low-level yang berhubungan dengan Hardware maupun
Operating System (Windows) itu sendiri, diantaranya: (Kuswidiardi, 2015)
1. File distribusi runtime-nya lebih besar dari kepunyaan C/C++.
2. Tidak mempunyai fungsi-fungsi untuk mengambil feature-feature dari OS
sebanyak C/C++
Visual basic lebih cocok untuk pengembangan aplikasi dibandingkan
pengembangan game jadi tidak terlalu bagus untuk membuat game.
II.3 .1. Pengertian Visual Basic
Visual Basic 6.0 adalah salah satu aplikasi pemrograman under Windows
yang berbasis pada visual atau grafis. Aplikasi ini dikeluarkan oleh Microsoft
Cooperation yang juga pemilik dari sistem operasi Microsoft Windows.
15
Pada awalnya BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code)
adalah bahasa pemrogramanan yang merupakan awal dari bahasa pemrograman
tingkat tinggi sesudahnya, yang berbasis DOS (Diskette Operating system). BASIC
memiliki struktur bahasa yang sulit dan memiliki tampilan yang tidak menarik,
dengan kemajuan teknologi maka diperlukan suatu aplikasi pemrograman yang
bukan hanya cepat tapi juga menarik dan user friendly atau mudah digunakan. Maka
Microsoft mengembangkan Visual Basic sebagai salah satu bahasa pemerograman
tingkat tinggi berdasarkan dari bahasa pemerograman BASIC. Visual Basic,
membuat bahasa BASIC yang susah digunakan menjadi lebih mudah dengan
orentasi grafis dan objek atau OPP (Objects Oriented Programming). Yang lebih
mudah digunakan, cepat dengan wizard generator code, dan memungkinkan
mendisain interface yang menarik dan mudah untuk digunakan user nantinya
(Kanedi, dkk, 2013).
Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk merancang user
interface dalam bentuk form, sedangkan untuk Codingnya menggunakan dialek
bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari.Visual Basic telah menjadi tools
yang terkenal bagi para pemula maupun para developer dalam pengembangan
aplikasi skala kecil sampai ke skala besar Visual Basic. Berikut merupakan
visualisasi tampilan project Visual Basic (Gambar 2.4)
Gambar 2.4. Tampilan New Project Visual Basic
16
Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk
membuat aplikasi Windows yang berbasis grafis. Visual Basic merupakan event
drivent programming (pemrograman terkendali kejadian) artinya program
menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa event/kejadian tertentu
(tombol diklik, menu dipilih, dan lain-lain). Selain itu program ini juga bisa
diaplikasikan dengan program yang lain seperti Microsoft access, Macromedia
flash, Microsoft word, Power point, dan aplikasi-aplikasi yang lain (Fahrudin,
2008).
Bahasa Pemrograman adalah sekumpulan perintah/intruksi yang dimengerti
oleh komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu. Microsoft Visual Basic
selain disebut sebagai sarana Bahasa Pemrograman (language program), juga
sering disebut juga sarana (tool) untuk menghasilkan program-program aplikasi
berbasis windows (Puspitasari, 2018).
II.3.2. Komponen-Komponen pada Visual Basic
Berikut merupakan visualisasi lembaran umum Visual Basic (Gambar 2.5)
Gambar 2.5. Lembaran Umum Visual Basic
1. Aplikasi-aplikasi dalam visual basic sebagai berikut (Fahrudin, 2008) :
a. Form Form
Form Form adalah windows atau jendela di mana akan dibuat user
interface/tampilan. Pada bagian ini biasanya berisi tentang field-field yang
dibuat sebagai tempat pemasukan data.
b. Kontrol (Control)
17
Kontrol adalah tampilan berbasis grafis yang dimasukkan pada form untuk
membuat interaksi dengan pemakai. Contoh: text box, label, command dan
lainnya.
c. Properti (Properties)
Properti adalah nilai/karakteristik yang dimiliki oleh sebuah objek Visual
Basic. Contoh: name, size, caption, text, dan lain-lain.
d. Metode (Methods)
Metode adalah serangkaian perintah yang sudah tersedia pada suatu objek
yang diminta dapat diminta untuk mengerjakan tugas khusus.
e. Prosedur Kejadian (Event Prosedures)
Prosedur Kejadian adalah kode yang berhubungan dengan suatu objek. Kod
ini akan dieksekusi ketika ada respon dari pemakai berupa event tertentu.
f. Prosedur Umum
Prosdur umum merupakan kode yang tak berhubungan dengan suatu objek.
g. Modul
Modul adalah kumpulan dari prosedur umum dan definisi konstanta yang
digunakan oleh aplikasi.
2. Tampilan Layar Visual Basic sebagai berikut (Fahrudin, 2008) :
a. Main Windows
Main Windows terdiri dari totle bar (baris judul), menu bar, dan toolbar. Baris
judul berisi nama proyek, mode operasi Visual Basic sekarang, dan form yang
aktif. Menu bar merupakan menu drop-down di mana anda dapat mengontrol
oeprasi dalam lingkungan Visual Basic. Toolbar berisi kumpulan gambar
yang mewakili perintah yang ada di menu. Jendela utama juga menampilkan
lokasi dari form yang aktif relatif terhadap sudut kiri atas layar (satuan
ukurannya twips), juga lebar dan panjang dari form yang aktif.
b. Form Windows
Form Windows adalah pusat dari pengembangan aplikasi Visual Basic. Di
sini tempat untuk “menggambar” aplikasinya.
c. Project Windows
18
Berguna untuk menampilkan daftar form dan modul proyek. Proyek
merupakan kumpulan dari modul form, modul class, modul standar, dan file.
Sumber yang membentuk suatu aplikasi.
d. Toolbox
Toolbox adalah kumpulan dari objek yang digunakan untuk membuat user
interface serta kontrol bagi pemrogram aplikasi.
e. Properties Windows
Berisi daftar sturktur setting properti yang digunakan pada sebuah objek
terpilih. Kotak drop-down pada bagian atas jendela berisi daftar semua objek
pada form yang aktif. Ada dua tab tampilan: Alphabetic (urut abjad) dan
Categorized (urut berdasar kelompok). Dibawah bagian kotak terdapat
properti dari objek terpilih.
f. Form Layout Windows
Berfungsi menampilkan posisi form relatif terhadap layar monitor.
II. 4
Bagan Apung
Bagan apung merupakan salah satu alat tangkap yang ada di Indonesia dan
digolongkan ke dalam kelompok jaring angkat (liftnet). Tujuan penangkapannya
berupa jenis-jenis ikan pelagis kecil. Bagian utama alat ini terdiri atas jaring bagan
dan alat bantu berupa cahaya. Ikan-ikan yang bersifat fototaksis positif akan datang
dan berkumpul di atas jaring di dalam areal cahaya. Jika diperkirakan jumlah ikan
cukup banyak, jaring diangkat.
Bagan apung mempunyai konstruksi yang hampir sama dengan bagan
tancap, perbedaannya adalah bagan apung dapat dipindah-pindah (dioperasikan
pada berbagai tempat) dengan ditarik menggunakan perahu. Bagan apung dibuat
dari rangkaian atau susunan bambu berbentuk segi empat, pada bagian tengah dari
bangunan bagan dipasang jaring yang ukurannya lebih kecil dari bangunan bagan.
Pada dasarnya alat ini terdiri dari bambu, jaring yang berbentuk persegi
empat yang diikatkan pada bingkai yang terbuat dari bambu, pada ke-empat sisinya
terdapat bambu-bambu yang melintang dan menyilang dengan maksud untuk
19
memperkuat berdirinya bagan, diatas bangunan bagan di bagian tengah terdapat
bangunan rumah yang berfungsi sebagai tempat istirahat, pelindung lampu dari
hujan dan tempat untuk melihat ikan. Di atas bangunan bagan juga terdapat roller
(sejenis pemutar) dari bambu yang berfungsi untuk menarik jaring.
Pada awalnya lampu yang dipergunakan untuk bagan apung adalah
petromaks atau lampu gas namun seiring dengan perkembangan teknologi dan
sulitnya untuk mendapatkan bahan bakar dan untuk memudahkan pekerjaan, maka
belakangan ini peran lampu petromaks sudah digantikan dengan tenaga
listrik/genset atau baterai yang berfungsi untuk memberi cahaya diatas alat atau
bola lampu ditenggelamkan didalam air untuk menarik perhatian ikan.
Bagan apung adalah salah satu jenis alat tangkap ikan yang pertama kali
diperkenalkan oleh nelayan Bugis di makasar pada tahun 1950an. Bagan apung
memiliki bentuk lebih ringan dan sederhana, dapat menggunakan satu atau dua
kapal. Daerah pengoperasian alat tangkap ini adalah perairan yang subur, selalu
tenang, tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang besar, angin kencang dan arus
yang kuat. Bagan apung hampir tersebar diseluruh daerah penangkapan perikanan
(Palimbunga, 2018)
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1
Lokasi Kegiatan Penelitian
Kegiatan utama dalam penelitian adalah pembuatan program dilakukan di
Laboratorium Sistem Bangunan Laut, Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
III.2
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dalam waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan yang
di dalamnya terdapat studi literatur, pengumpulan data, pembuatan program dan
pengolahan data.
III.3
Jenis Data Penelitian
Pengambilan data penelitian dengan tiga cara yaitu, secara langsung
dan secara tidak langsung. Data yang secara langsung adalah data primer dan secara
tidak langsung adalah data. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Data Primer
Data Primer diperoleh dari pengumpulan data yang diperoleh dari sumber
penelitian pada pembangkit listrik turbin angin. Pengumpulan data primer yaitu
biaya investasi dan induction factor dari turbin angin.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung untuk memenuhi kebutuhan data dalam
pengukuran. Adapun data sekunder yang dibutuhkan adalah jurnal dan buku
sebagai referensi
3. Asumsi
Merupakan perkiraan-perkiraan yang akan di gunakan dalam penelitian,
sebagai berikut:
a. Umur turbin atau usia pakai turbin angin diasumsikan 10 tahun pemakaian.
21
b. Tarif listrik di PLN sebesar Rp 1.467.
c. Tingkat suku bunga Bank Indonesia sebesar 6,5 % per tahun atau 0,54 %
per bulan.
d. Lama pengoperasian turbin angin diasumsikan 24 jam dalam sehari.
e. Daftar tarif bahan operasional diasumsikan sebesar 12,12 per tahun dari
total biaya tahunan.
f. Biaya pemeliharaan rutin diasumsikan sebesar 16,17% per tahun dari total
biaya tahunan.
g. Suku cadang diasumsikan sebesar 28,29% per tahun dari total biaya
tahunan.
h. Biaya penyusutan di ambil berdasarkan dari biaya investasi dibagi dengan
berapa tahun pemakaian turbin angin.
III.4
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :
III.4.1 Alat
1.
Seperangkat computer sebagai program dasar untuk menjalankan
pengaturan kerja.
2.
Microsoft Visual Basic sebagai program pembuatan aplikasi turbin
angin.
III.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hanya
menggunakan seperangkat alat komputer yang akan digunakan untuk
membuat program serta perangkat lunak berupa Visual Basic yang menjadi
perangkat utama yang digunakan untuk membuat program inti dalam
penelitian ini untuk menghitung analisa kelayakan ekonomis dari proyek
energi angin.
22
Turbin Angin Horizontal
Tipe turbin angin yang di uji adalah turbin angin horizontal 3 daun
dengan 2 ukuran diameter. Untuk model turbin angin horizontal 3 daun
dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.2
Gambar 3.1 Turbin Angin Horizontal diameter 1,3m
Tabel 3.1 Spesifikasi Turbin Angin 1
Turbin Angin Horizontal 3 Daun
Model
WKH-300
Output Voltage
24 V
Power
300 W
Max Power
330 W
Jumlah Daun (Blade)
3
Diameter Blade
1,3 m
Gambar 3.2 Turbin Angin Horizontal diameter 1,16m
23
Tabel 3.2 Spesifikasi Turbin Angin 2
Turbin Angin Horizontal 3 Daun
Model
MINI3
Output Voltage
24 V
Power
300 W
Max Power
330 W
Jumlah Daun (Blade)
3
Diameter Blade
1,16 m
III.5
Kalkulasi Biaya
Komponen biaya merupakan komponen yang sangat penting dalam
suatu investasi. Perhitungan yang matang dari model pembiayaan harus
direncanakan dengan baik dan sungguh-sungguh, pembiayaan ini dilakukan dengan
melakukan perhitungan yang sesuai dengan harga setiap komponen yang di jual
toko. Adapun biaya investasi turbin angin sebagai berikut (Gambar 3.3 dan 3.4)
Tabel 3.3 Biaya Investasi Awal Turbin Angin Horizontal 1,3m
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Investasi
Baterai
Inverter
Controller
Menara
Kabel
Generator & Turbin
Fondasi
Cat
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Jumlah
900.000
300.000
626.000
725.000
100.000
5.374.000
335.000
165.000
8.524.000
Tabel 3.4 Biaya Investasi Awal Turbin ANgin Horizontal 1,16m
No.
1
2
3
4
5
6
7
Investasi
Baterai
Inverter
Controller
Menara
Kabel
Generator & Turbin
Fondasi
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Jumlah
900.000
300.000
626.000
725.000
100.000
4.523.150
335.000
24
8
Cat
Rp
Rp
Jumlah
165.000
7.403.150
Biaya yang harus dikeluarkan pada awal pembangunan atau awal
pelaksanaan adalah biaya investasi awal. Jadi, biaya investasi untuk turbin 1 adalah
sebesar Rp 8.524.000 dan untuk turbin 2 sebesar Rp. 7.403.150.
Perhitungan biaya tahunan berdasarkan dari pengeluaran yang harus
dilakukan untuk setiap tahunnya selama turbin angin beroperasi.
1. Bahan operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin atau periodik
waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama.
2. Pemeliharaan rutin didasarkan waktu pengoperasian dari sistem pembangkit
listrik turbin angin.
3. Suku cadang adalah biaya yang dikeluarkan pada saat komponen rusak yang
tidak dapat diperbaiki lagi. Kerusakan yang diasumsikan dalam setahun.
4. Biaya penyusutan adalah biaya investasi yang dibagi dengan lama pemakaian
turbin angin yang harus di bayar untuk setiap tahunnya.
Adapun biaya tahunan pembangunan pembangkit listrik turbin angin
sebagai berikut (Tabel 3.5)
Tabel 3.5 Biaya Tahunan Turbin Angin Horizontal
No.
1
2
3
4
Biaya Tahunan
Bahan Operasional
Pemeliharaan Rutin
Suku Cadang
Penyusutan
Jumlah
Presentase (%)
Jumlah
14,44
19,25
33,69
32,62
100
Rp 150.000
Rp 200.000
Rp 300.000
Rp 773.400
Rp 1.423.400
25
Biaya yang di keluarkan selama 10 tahun atau selama proyek berlangsung
adalah biaya tahunan. Jadi biaya tahunan yang dikeluarkan dalam setahun adalah
sebesar Rp 1.423.400 per tahun.
III.6
Tahapan Penelitian
Kegiatan utama yang dilakukan dalam mengelolah data terdiri dari beberapa
tahap secara garis besar, sebagai berikut:
➒ Studi literatur
Studi literatur ini dilakukan untuk mempelajari dan membandingkan dari
membaca buku-buku, referensi, jurnal ilmiah, karangan ilmiah lainnya yang
bersangkutan dengan penelitian.
➒ Pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data dilakukan dengan survey biaya komponen yang
dipakai pada system pembangkit listrik turbin angin.
➒ Prosedur perhitungan
Pada tahapan ini dilakukan kalkulasi perhitungan investasi awal dalam
pembangunan
sistem
energi
terbarukan.
menggunakan
sistem
perhitungan
Pengolahan
program
Visual
membandingkan sistem perhitungan manual. Tingkat
data
dengan
Basic
dengan
keputusan dalam
perhitungan sebagai berikut:
a. Menghitung Induction Factor dari turbin yang digunakan untuk
mendapatkan daya turbin
b. Menghitung penghasilan pembangunan turbin angin
26
Hasil dari perhitungan penghasilan selama umur turbin angina beroperasi
didapat dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.3.
c. Menghitung pengeluaran turbin angina
Hasil dari perhitungan pengeluaran selama turbin angin beroperasi didapat
menggunakan rumus 2.2.
d. Menghitung Net Present Value (NPV)
Hasil dari perhitungan NPV didapat dengan menggunakan rumus
pada Persamaan 2.4. Tingkat keputasan berdasarkan dari nilai yaitu, NPV
> 0 maka pembangunan turbin angin layak untuk dijalankan, NPV = 0
maka pembangunan turbin angin tidak mengalami keuntungan begitupun
kerugian sehingga pembangunan tidak layak dijalankan sedangkan NPV <
0 maka pembangunan turbin angin dinyatakan tidak layak untuk
dijalankan.
e. Menghitung Internal Rate of Return (IRR)
Hasil dari perhitungan IRR didapat dengan menggunakan rumus
pada Persamaan 2.5. Tingkat keputasan berdasarkan dari nilai yaitu, IRR
> suku bunga maka pembangunan dapat dinyatakan layak untuk
dilaksanakan, sedangkan IRR < suku bunga maka rencana pembangunan
tidak layak untuk dilaksanakan.
f. Menghitung PayBack Period (PBP)
Hasil dari perhitungan PBP didapat dengan menggunakan rumus pada
Persamaan 2.7. Tingkat pengembalian modal berdasarkan dari nilai yaitu
PBP < umur dari turbin angin, maka pembangunan layak untuk
27
dilakasanakan. Namut jika tidak, maka pembangunan dinyatakan tidak
layak.
➒ Pembuatan interface program
Sebelum dilakukan penelitian, hal yang pertama dilakukan dalam membuat
interface program komputer menggunakan Visual Basic. Dengan menentukan
komponen-komponen input dan output program yang menyangkut dengan
sistem energy terbarukan. Setelah input dan output program diketahui maka
penulis dapat membuat interface program dengan mudah.
a. Pembuatan desain profil program
Dilakukan agar memberikan informasi terlebih dahulu tentang judul suatu
aplikasi yang dibuat.
b. Pembuatan desain tampilan utama
Dilakukan untuk memberitahukan komponen input, output, grafik dan
kesimpulan suatu aplikasi yang dibuat.
c. Pembuatan kode program
Dilakukan untuk menjalankan suatu aplikasi yang kita inginkan dengan
membuat kode program atau bahasa komputer.
➒ Simulasi program
Pada tahapan ini dilakukan simulasi program untuk mengetahui kelayakan
pembangunan serta membandingkan trial dan error pada simulasi program
untuk mendapatkan nilai yang akurat.
28
➒ Validasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, kemudian
dilakukan validasi hasil untuk mengetahui apakah program yang dihasilkan
berjalan sesuai dengan perhitungan manual, maka pada tahap ini dilakukan
terhadap sistem yaitu uji coba program apakah sudah sesuai dengan
perhitungan manual atau tidak.
➒ Analisis dan Pembahasan
Pada tahap ini dilakukanlah analisis data untuk membandingkan hasil dari
perhitungan manual dengan hasil yang keluar pada program Visual Basic yang
kita buat.
➒ Kesimpulan
Pada tahapan ini akan diberikan kesimpulan mengenai kelayakan ekonomis
dari pembangunan Proyek Energi Terbarukan.
29
III.7
Diagram Prosedur Perhitungan
Berikut merupakan gambar diagram prosedur perhitungan, dapat dilihat
pada gambar 3.3
Mulai
Penentuan Nilai Induction Factor
Daya
Analisa Kelayakan Ekonomis
• Penghasilan
• NPV
• IRR
• BCR
• PBP
Layak / Tidak Layak
Gambar 3.3 Diagram Prosedur Perhitungan
30
III.8
Diagram Alir Penelitian
Berikut merupakan diagram alir penelitian, dapat dilihat pada
gambar 3.4
Mulai
Buku, Jurnal dan
Internet
Studi
Literatur
Pengumpulan Data
•
Menghitung daya yang dihasilkan
•
Menghitung biaya investasi
•
Analisa Kelayakan Ekonomis
Desain Program
Kode Program
Simulasi Program
Tidak
Validasi
Ya
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.4 Diagram Alir Penelitian
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui kelayakan dari sebuah sistem pembangit listrik turbin
angin, maka analisa perhitungan dilakukan menggunakan persamaan sistem
perhitungan manual yang kemudian dibuatkan sebuah
program komputer
menggunakan bahasa pemrograman.
IV.1. Biaya Investasi
Sub bab ini berisi perhitungan kelayakan ekonomis dari sebuah system
pembangkit listrik turbin angina dengan analisis biaya dari manfaat dengan
menggunakan NPV, IRR, dan BCR.
Identifikasi biaya dan manfaat pembangunan dilakukan terlebih dahulu
untuk membuat cashflow. Selanjutnya perhitungan dilakukan untuk mengetahui
besarnya biaya komponen pada pembangunan system pembangkit listrik turbin
angin.biaya yang dikeluarkan untuk komponen dan pembangunan system
pembangkit listrik turbin angina ini terdiri dari biaya investasi dan biaya tahunan.
Biaya investasi dikeluarkan pada awal kegiatan pembangunan dalam jumlah
yang relatif besar dan berdampak dalam jangka panjang. Besarnya biaya investasi
system pembangkit listrik turbin angin adalah sebesar Rp. 7.734.000. biaya
investasi ini diperhitungkan dari besarnya harga bahan untuk pembangunan system
pembangkit listrik turbin angin. Komponen biaya investasi secara lengkap disajikan
pada Bab III, Tabel 3.2.
Biaya tahunan dikeluarkan pada setiap tahun secara rutin selama 10 tahun
atau selama proyek berlangsung. Besarnya biaya tahunan system pembangkit listrik
turbin angin horizontal adalah sebesar Rp. 1.423.400. biaya tahunan ini
diperhitungkan dari besarnya biaya pengeluaran operasional, pemeliharaan rutin,
suku cadang dan biaya penyusutan dari biaya investasi awal. Komponen biaya
tahunan secara lengkap disajikan pada Bab III, Tabel 3.3.
32
IV.2
Perhitungan Kelayakan Ekonomis
Terlebih dahulu dilakukan perhitungan kelayakan ekonomis sebelum
melakukan pembuatan program Visual Basic. Perhitungan manual ini sebagai
acuan dan validasi nilai yang dihasilkan oleh program berbasis Visual Basic yang
akan dibuat. Adapun langkah-langkah penentuan kelayakan ekonomis turbin
angina sebagai berikut:
•
Turbin Jari-jari 0,65m
1. Menghitung Daya Turbin Angin
Tahap pertama untuk menghitung daya turbin angin yaitu
menentukan nilai induction factor dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
π‘Ž=
π‘ˆ∞ − π‘ˆ1
π‘ˆ∞
= 0,706
Setelah mendapat nilai Induction factor, langkah selanjutnya adalah
menghitung daya menggunakan persamaan 2.1 sebagai berikut:
π‘Š=
1
πœŒπ΄π‘ˆ∞ 3 4π‘Ž(1 − π‘Ž)
2
= 113,66 π‘€π‘Žπ‘‘π‘‘
Keterangan:
W
= Daya (watt)
ρ
= Massa jenis udara (kg/m3)
U∞
= Kecepatan Angin (m/s)
a
= induction factor
2. Menghitung Kalkulasi Biaya Tahunan Menggunakan Suku Bunga Bank
Setelah
mengetahui
biaya
investasi
tahunan,
selanjutnya
memperhitungkan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari
pada nilai uang di masa mendatang, maka dari perhitungan biaya
33
tahunan di masa mendatang dengan menggunakan suku bunga bank
Indonesia sebesar 6,5% per tahun. Adapun persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›π‘Žπ‘› = 𝑅𝑝. 1.423.400 π‘₯ 6,5% + 𝑅𝑝. 1.423.400
= 𝑅𝑝. 1.515.921
Berdasarkan perhitungan di atas, biaya tahunan pada pembangunan
system pembangkit listrik turbin angina adalah sebesar Rp. 1.515.921.
3. Menghitung Jumlah Penjualan Energi Bulanan
Setelah didapatkan besar daya yang dapat dihasilkan sistem
pembangkit listrik turbin angin pada perhitungan sebelumnya, sehingga
jumlah penjualan bulanan adalah:
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› = 113,66 π‘₯ 𝑅𝑝. 1467 π‘₯ 31 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
= 𝑅𝑝. 5.168.915
Berdasarkan perhitungan di atas, penghasilan system pembangkit
listrik turbin angina dalam sebulan adalah sebesar Rp. 5.168.915/bulan.
4. Penghasilan Tahunan
Dari hasil perhitungan sebelumnya sudah diketahui penghasilan
listrik per bulan adalah sebesar Rp. 3.774.184,96. Selanjutnya
perhitungan penghasilan pertahun pada system pembangkit listrik turbin
angina dengan menggunakan tingkat suku bunga 6,5% per tahun
ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.3 sebagai berikut:
𝐹=
𝐡[(1 + 𝑖 )𝑑 − 1]
Rp. 5.168.915 [(1 + 0,065)1 − 1]
=
𝑖(1 + 𝑖)𝑑
0,065(1 + 0,065)1
= 𝑅𝑝. 4.853.442
Keterangan:
B = Pengahasilan Bulanan (Rp)
F = Nilai Uang Setelah Periode ke-n (Rp)
i
= Tingkat Bunga (%)
t
= Periode (tahun)
34
Berdasarkan perhitungan di atas, penghasilan yang diterima di tahun
pertama adalah sebesar 𝑅𝑝. 4.853.442 dapat dilihat rincian penghasilan
selama 10 tahun turbin angin beroperasi pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Penghasilan Turbin Angin Selama 10 Tahun
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Penghasilan
4,853,442
9,410,665
13,689,747
17,707,665
21,480,357
25,022,792
28,349,021
31,472,241
34,404,842
37,158,458
Tabel 4.1 memperlihatkan penghasilan sistem pembangkit listrik
turbin angin pada tahun ke 10 adalah sebesar Rp. 19.833.119.
5. Pengeluaran Tahunan
Selanjutnya
menghitung
pengeluaran
pembangunan
sistem
pembangkit listrik turbin angin dengan menggunakan tingkat suku
bunga 6,5% per tahun, ditentukan dengan menggunakan persamaan
2.2 sebagai berikut:
𝐹=
𝐡[(1 + 𝑖 )α΅— − 1]
𝑅𝑝. 1.515.921 [(1 + 0,065)1 − 1]
=
𝑖 ( 1 + 𝑖 )𝑑
0,065 (1 + 0,065)1
= 𝑅𝑝. 1.423.400
Keterangan :
B = Pembayaran Tahunan (Rp)
F = Nilai Uang Setelah Periode ke-n (Rp)
i
= Tingkat Bunga (%)
t
= Periode (tahun)
berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui jumlah
pengeluaran pada tahun pertama adalah sebesar Rp. 1.423.400. Dapat
35
kita lihat rincian pengeluaran selama 10 tahun pemakaian turbin angin
pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Pengeluaran Turbin Angin Selama 10 Tahun
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pengeluaran
Rp. 1.423.400
Rp. 2.759.925
Rp. 4.014.879
Rp. 5.193.240
Rp. 6.299.681
Rp. 7.338.594
Rp. 8.314.098
Rp. 9.230.065
Rp. 10.090.128
Rp. 10.897.698
Tabel 4.2 memperlihatkan pengeluaran sistem pembangkit
listrik turbin angin pada tahun ke 10 adalah sebesar Rp. 10.897.698.
6. Menghitung Net Present Value (NPV)
Setelah mengetahui penghasilan dan pengeluaran pada sistem
pembangkit listrik
turbin
angin
selama
10 tahun
beroperasi
didapatkan penghasilan sebesar Rp. 19.833.119 sedangkan pengeluaran
sebesar Rp. 10.897.698. Selanjutnya menghitung Net Present Value
(NPV) yang memperlihatkan selisih antara penghasilan
dengan
pengeluaran selama umur turbin angin. Dari perhitungan NPV dapat
ditentukan kelayakan pembangunan sistem pembangkit listrik turbin
angin. Net Present Value (NPV) ditentukan dengan menggunakan
persamaan 2.4 sebagai berikut:
𝑁𝑃𝑉 = 𝐡𝑑 − 𝐢𝑑 = 𝑅𝑝. 26.925.877
Keterangan :
Bt = Penghasilan (Rp)
Ct = Pengeluaran (Rp)
Berdasarkan perhitungan di atas, NPV yang dihasilkan adalah
sebesar 𝑅𝑝. 26.925.877> nol selama 10 tahun turbin angin beroperasi,
36
maka pembangunan sistem pembangkit listrik turbin angin secara
ekonomis layak untuk dilaksanakan.
7. Menghitung Internal Rate of Return (IRR)
Selanjutnya menghitung Internal Rate of Return (IRR) untuk
mengetahui tingkat suku bunga yang menggambarkan keuntungan
serta menentukan kelayakan pembangunan sistem pembangkit listrik
turbin angin. Internal Rate of Return dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.5 sebagai berikut:
𝐼𝑅𝑅 = (
𝐡𝑑
) − 1 = 1,49%
𝐢𝑑
Berdasarkan perhitungan di atas nilai IRR yang dihasilkan adalah
1,49% < suku bunga bank 6,5 % selama 10 tahun turbin angin
beroperasi, maka pembangunan sistem pembangkit listrik turbin angin
tidak layak untuk dilaksanakan.
8. Menghitung Benefit Cost Ratio (BCR)
Selanjutnya dilakukan perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR)
sebagai salah satu indikator untuk menentukan kelayakan pembangunan
sistem pembangkit listrik turbin angin. Benefit Cost Ratio (BCR)
ditentukan menggunakan persamaan 2.6 sebagai berikut :
𝐡𝐢𝑅 =
𝐡𝑑
= 3,63
𝐢𝑑
Berdasarkan perhitungan di atas, nilai BCR yang dihasilkan adalah
3,63 > 1
selama 10 tahun turbin
pembangunan
angin
beroperasi, maka
sistem pembangkit listrik turbin angin layak untuk
dilaksanakan.
9. Menghitung Payback Period (PBP)
Selanjutnya untuk mengetahui Payback Period (PBP) yaitu lama
waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian biaya investasi dalam
jangka waktu berapa tahun. Payback Period (PBP) ditentukan dengan
menggunakan persamaan 2.7 sebagai berikut :
𝑃𝐡𝑃 =
π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘Žπ‘ π‘–
(π‘ƒπ‘’π‘›π‘”β„Žπ‘Žπ‘ π‘–π‘™π‘Žπ‘› π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›π‘Žπ‘› − π‘ƒπ‘’π‘›π‘”π‘’π‘™π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›π‘Žπ‘›
37
= 0,32 π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›
Berdasarkan perhitungan di atas, PBP yang dihasilkan adalah 0,32
tahun. Jadi pengembalian biaya investasi membutuhkan waktu 0,32
tahun dari 10 tahun turbin angin beroperasi.
•
Turbin Jari-jari 0,58m
1. Menghitung Daya Turbin Angin
Tahap pertama untuk menghitung daya turbin angin yaitu
menentukan nilai induction factor dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
π‘Ž=
π‘ˆ∞ − π‘ˆ1
π‘ˆ∞
= 0,8
Setelah mendapat nilai Induction factor, langkah selanjutnya adalah
menghitung daya menggunakan persamaan 2.1 sebagai berikut:
π‘Š=
1
πœŒπ΄π‘ˆ∞ 3 4π‘Ž(1 − π‘Ž)
2
= 90,5 π‘€π‘Žπ‘‘π‘‘
Keterangan:
W
= Daya (watt)
ρ
= Massa jenis udara (kg/m3)
U∞
= Kecepatan Angin (m/s)
a
= induction factor
2. Menghitung Kalkulasi Biaya Tahunan Menggunakan Suku Bunga Bank
Setelah
mengetahui
biaya
investasi
tahunan,
selanjutnya
memperhitungkan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari
pada nilai uang di masa mendatang, maka dari perhitungan biaya
tahunan di masa mendatang dengan menggunakan suku bunga bank
Indonesia sebesar 6,5% per tahun. Adapun persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
38
π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›π‘Žπ‘› = 𝑅𝑝. 1.423.400 π‘₯ 6,5% + 𝑅𝑝. 1.423.400
= 𝑅𝑝. 1.515.921
Berdasarkan perhitungan di atas, biaya tahunan pada pembangunan
system pembangkit listrik turbin angina adalah sebesar Rp. 1.515.921.
3. Menghitung Jumlah Penjualan Energi Bulanan
Setelah didapatkan besar daya yang dapat dihasilkan sistem
pembangkit listrik turbin angin pada perhitungan sebelumnya, sehingga
jumlah penjualan bulanan adalah:
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› = 90,5 π‘₯ 𝑅𝑝. 1467 π‘₯ 31 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
= 𝑅𝑝. 3.982.905
Berdasarkan perhitungan di atas, penghasilan system pembangkit
listrik turbin angina dalam sebulan adalah sebesar Rp. 3.982.905/bulan.
4. Penghasilan Tahunan
Dari hasil perhitungan sebelumnya sudah diketahui penghasilan
listrik per bulan adalah sebesar Rp. 3.982.905. Selanjutnya perhitungan
penghasilan pertahun pada system pembangkit listrik turbin angina
dengan menggunakan tingkat suku bunga 6,5% per tahun ditentukan
dengan menggunakan persamaan 2.3 sebagai berikut:
𝐡[(1 + 𝑖 )𝑑 − 1]
Rp. 3.982.905 [(1 + 0,065)1 − 1]
𝐹=
=
𝑖(1 + 𝑖)𝑑
0,065(1 + 0,065)1
= 𝑅𝑝. 3.739.816
Keterangan:
B = Pengahasilan Bulanan (Rp)
F = Nilai Uang Setelah Periode ke-n (Rp)
i
= Tingkat Bunga (%)
t
= Periode (tahun)
Berdasarkan perhitungan di atas, penghasilan yang diterima di tahun
pertama adalah sebesar Rp. 3.135.954. dapat dilihat rincian penghasilan
selama 10 tahun turbin angin beroperasi pada Tabel 4.3.
39
Tabel 4.3 Penghasilan Turbin Angin Selama 10 Tahun
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penghasilan
Rp
3,739,817
Rp
7,251,382
Rp
10,548,626
Rp
13,644,630
Rp
16,551,676
Rp
19,281,297
Rp
21,844,321
Rp
24,250,917
Rp
26,510,631
Rp
28,632,428
Tabel 4.3 memperlihatkan penghasilan sistem pembangkit listrik
turbin angin pada tahun ke 10 adalah sebesar Rp. 2.632.428.
5. Pengeluaran Tahunan
Selanjutnya
menghitung
pengeluaran
pembangunan
sistem
pembangkit listrik turbin angin dengan menggunakan tingkat suku
bunga 6,5% per tahun, ditentukan dengan menggunakan persamaan
2.2 sebagai berikut:
𝐡[(1 + 𝑖 )α΅— − 1]
𝑅𝑝. 1.515.921 [(1 + 0,065)1 − 1]
𝐹=
=
𝑖 ( 1 + 𝑖 )𝑑
0,065 (1 + 0,065)1
= 𝑅𝑝. 1.423.400
Keterangan :
B = Pembayaran Tahunan (Rp)
F = Nilai Uang Setelah Periode ke-n (Rp)
i
= Tingkat Bunga (%)
t
= Periode (tahun)
berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui jumlah
pengeluaran pada tahun pertama adalah sebesar Rp. 1.423.400. Dapat
kita lihat rincian pengeluaran selama 10 tahun pemakaian turbin angin
pada tabel 4.3
40
Tabel 4.3 Pengeluaran Turbin Angin Selama 10 Tahun
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pengeluaran
Rp. 1.423.400
Rp. 2.759.925
Rp. 4.014.879
Rp. 5.193.240
Rp. 6.299.681
Rp. 7.338.594
Rp. 8.314.098
Rp. 9.230.065
Rp. 10.090.128
Rp. 10.897.698
Tabel 4.3 memperlihatkan pengeluaran sistem pembangkit
listrik turbin angin pada tahun ke 10 adalah sebesar Rp. 10.897.698.
6. Menghitung Net Present Value (NPV)
Setelah mengetahui penghasilan dan pengeluaran pada sistem
pembangkit listrik
turbin
angin
selama
10 tahun
beroperasi
didapatkan penghasilan sebesar Rp. 19.833.119 sedangkan pengeluaran
sebesar Rp. 10.897.698. Selanjutnya menghitung Net Present Value
(NPV) yang memperlihatkan selisih antara penghasilan
dengan
pengeluaran selama umur turbin angin. Dari perhitungan NPV dapat
ditentukan kelayakan pembangunan sistem pembangkit listrik turbin
angin. Net Present Value (NPV) ditentukan dengan menggunakan
persamaan 2.4 sebagai berikut:
𝑁𝑃𝑉 = 𝐡𝑑 − 𝐢𝑑 = 𝑅𝑝. 18.399.846
Keterangan :
Bt = Penghasilan (Rp)
Ct = Pengeluaran (Rp)
Berdasarkan perhitungan di atas, NPV yang dihasilkan adalah
sebesar Rp. 13.111.195 > nol selama 10 tahun turbin angin beroperasi,
maka pembangunan sistem pembangkit listrik turbin angin secara
ekonomis layak untuk dilaksanakan.
41
7. Menghitung Internal Rate of Return (IRR)
Selanjutnya menghitung Internal Rate of Return (IRR) untuk
mengetahui tingkat suku bunga yang menggambarkan keuntungan
serta menentukan kelayakan pembangunan sistem pembangkit listrik
turbin angin. Internal Rate of Return dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.5 sebagai berikut:
𝐼𝑅𝑅 = (
𝐡𝑑
) − 1 = 1,79%
𝐢𝑑
Berdasarkan perhitungan di atas nilai IRR yang dihasilkan adalah
1,79 % < suku bunga bank 6,5 % selama 10 tahun turbin angin
beroperasi, maka pembangunan sistem pembangkit listrik turbin angin
tidak layak untuk dilaksanakan.
8. Menghitung Benefit Cost Ratio (BCR)
Selanjutnya dilakukan perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR)
sebagai salah satu indikator untuk menentukan kelayakan pembangunan
sistem pembangkit listrik turbin angin. Benefit Cost Ratio (BCR)
ditentukan menggunakan persamaan 2.6 sebagai berikut :
𝐡𝐢𝑅 =
𝐡𝑑
= 2,79
𝐢𝑑
Berdasarkan perhitungan di atas, nilai BCR yang dihasilkan adalah
2,79 > 1
selama 10 tahun turbin
pembangunan
angin
beroperasi, maka
sistem pembangkit listrik turbin angin layak untuk
dilaksanakan.
9. Menghitung Payback Period (PBP)
Selanjutnya untuk mengetahui Payback Period (PBP) yaitu lama
waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian biaya investasi dalam
jangka waktu berapa tahun. Payback Period (PBP) ditentukan dengan
menggunakan persamaan 2.7 sebagai berikut :
𝑃𝐡𝑃 =
π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘Žπ‘ π‘–
(π‘ƒπ‘’π‘›π‘”β„Žπ‘Žπ‘ π‘–π‘™π‘Žπ‘› π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›π‘Žπ‘› − π‘ƒπ‘’π‘›π‘”π‘’π‘™π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›π‘Žπ‘›
= 0,40 π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘›
42
Berdasarkan perhitungan di atas, PBP yang dihasilkan adalah 0,40
tahun. Jadi pengembalian biaya investasi membutuhkan waktu 0,40
tahun dari 10 tahun turbin angin beroperasi.
IV.3
Analisa Hasil Perhitungan Manual
Pada turbin dengan jari-jari 0,65 diperoleh daya sebesar 113,66 watt. Hasil
dari
perhitungan sebelumnya yaitu biaya yang dikeluarkan pada pembangunan
sistem pembangkit listrik turbin angin yang pertama adalah biaya investasi awal
adalah sebesar Rp. 8.524.000 sedangkan biaya tahunan per tahun adalah sebesar
Rp. 1.423.400. Selanjutnya dilakukan perhitungan manual untuk menentukan nilai
dari NPV, IRR, BCR dan PBP. Setelah perhitungan manual selesai, diketahui nilai
Net Present Value (NPV) adalah sebesar Rp. 26.925.877 dimana nilai tersebut
lebih besar dengan nol, maka rencana pembangunan turbin angin layak untuk
dilaksanakan.
Selain itu, dari perhitungan manual Internal Rate of Return (IRR) yang
dihasilkan adalah sebesar 1,49 % dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat
bunga investasi sebesar 6,5% selama umur turbin angin beroperasi, maka
pembangunan turbin angin tidak layak untuk dilaksanakan. Selanjutnya, dari
perhitungan manual Benefit Cost Ratio (BCR) yang dihasilkan adalah sebesar 3,63
dimana nilai tersebut lebih besar dengan 1, maka pembangunan turbin angin layak
untuk dilaksanakan. Setelah itu, dari perhitungan Payback Period (PBP) dihasilkan
nilai 0,32 tahun, jadi pengembalian biaya investasi membutuhkan waktu 0,32 tahun
dari 10 tahun turbin angin beroperasi.
Sedangkan pada turbin dengan jari-jari 0,58 diperoleh daya sebesar 90,5
watt.
Hasil
dari
perhitungan sebelumnya yaitu biaya yang dikeluarkan pada
pembangunan sistem pembangkit listrik turbin angin yang pertama adalah biaya
investasi awal adalah sebesar Rp. 7.403.150 sedangkan biaya tahunan per tahun
adalah sebesar Rp. 1.423.400. Selanjutnya dilakukan perhitungan manual untuk
menentukan nilai dari NPV, IRR, BCR dan PBP. Setelah perhitungan manual
selesai, diketahui nilai Net Present Value (NPV) adalah sebesar Rp. 18.399.846
dimana nilai tersebut lebih besar dengan nol, maka rencana pembangunan turbin
angin layak untuk dilaksanakan. Selain itu, dari perhitungan manual Internal Rate
43
of Return (IRR) yang dihasilkan adalah sebesar 1,79 % dimana nilai tersebut lebih
kecil dari tingkat bunga investasi sebesar 6,5% selama umur turbin angin
beroperasi, maka pembangunan turbin angin tidak layak untuk dilaksanakan.
Selanjutnya, dari perhitungan manual Benefit Cost Ratio (BCR) yang dihasilkan
adalah sebesar 2,79 dimana nilai tersebut lebih besar dengan 1, maka pembangunan
turbin angin layak untuk dilaksanakan. Setelah itu, dari perhitungan Payback Period
(PBP) dihasilkan nilai 0,4 tahun, adi pengembalian biaya investasi membutuhkan
waktu 0,4 tahun dari 10 tahun turbin angin beroperasi.
Berdasarkan Analisa pengahasilan pada turbin dengan jari-jari 0,65m dan
0,58m pada investasi pembangkit listrik turbin angin horizontal. Dapat kita lihat
graik perbandingan dari penghasilan dan pengeluaran pada gambar 4.1 berikut ini.
Perbandingan Penghasilan Turbin
Rp60,000,000.00
Rp50,000,000.00
Rp40,000,000.00
Rp30,000,000.00
Rp20,000,000.00
Rp10,000,000.00
Rp1
2
3
4
Jari jari 0,58m
5
6
7
8
9
10
Jari jari 0,65m
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Penghasilan Turbin Dengan Jari-jari 0,58 dan
0,65
Berdasarkan gambar di atas diperoleh dari hasil analisa penghasilan pada
sistem pembangkit listrik turbin angin menggunakan perhitungan manual.
Penghasilan yang diperoleh turbin dengan jari-jari 0,65m pada tahun ke 10 adalah
sebesar Rp. 37. 158.458 sedangkan untuk turbin angin dengan jari-jari 0,58m adalah
44
sebesar Rp. 28.632.427 pada tahun ke 10 adalah sebesar Rp. 10.897.698. Jadi
dapat dilihat pada perbandingan penghasilan di atas bahwa penghasilan yang
diperoleh oleh turbin dengan jari-jari 0,65m lebih besar dan ekonomis dibandingkan
dengan turbin berjari-jari 0,58m.
Berdasarkan Analisa pengeluaran pada turbin dengan jari-jari 0,65m dan
0,58m pada investasi pembangkit listrik turbin angin horizontal. Dapat kita lihat
graik perbandingan dari penghasilan dan pengeluaran pada gambar 4.2 berikut ini.
Perbandingan Pengeluaran Turbin dengan Jari-Jari 0,58 dan
0,65
Rp12,000,000.00
Rp10,232,580.94
Rp9,474,298.70
Rp8,666,728.12
Rp7,806,665.44
Rp6,890,698.70
Rp5,915,194.11
Rp4,876,281.73
Rp3,769,840.04
Rp10,000,000.00
Rp8,000,000.00
Rp6,000,000.00
Rp4,000,000.00
Rp2,591,479.64
Rp2,000,000.00Rp1,336,525.82
Rp1
2
3
4
jari-jari 0,58m
5
6
7
8
9
10
Jari-jari 0,65m
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Pengeluaran Turbin Dengan Jari-jari 0,58 dan
0,65
Berdasarkan gambar di atas diperoleh hasil Analisa yaitu pengeluaran turbin
dengan jari-jari 0,58m maupun 0,65 tidak memiliki perbedaan yaitu sebesar Rp.
10.232.580 pada tahun ke 10.
IV.4
Pembuatan Desain Program
Dalam proses pembuatan program dengan menggunakan program Visual
Basic. Visual Basic ini dipilih sebagai salah satu program yang mampu mengolah
data yang sesuai dengan yang kita inginkan dan bahasa pemrograman yang sudah
dikenal oleh pemakai komputer dan umum digunakan dalam pembuatan program
aplikasi.
45
Sebagai tahap awal pembuatan desain, maka harus dipikirkan tampilan
yang menrik untuk desain program. Pada tahap pembuatan desain program
dengan menggunakan beberapa label, textbox, buttoon dan chart yang diperlukan.
Selanjutnya setelah selesai tahap desain, kemudian membuat kode program untuk
menjalankan program tersebut.
IV.4.1
Pembuatan Desain Profil Program
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu memilih New Project,
setelah New Project terbuka maka kita memilih Windows Forms Application,
setelah terbuka maka kita sudah bisa memulai membuat desain tampilan profil di
form1 yang sesuai dengan yang kita inginkan.
Bagian awal dari program Visual Basic memberikan tampilan profil untuk
memperlihatkan Judul Program pada program. Proses selanjunya memperlihatkan
tampilan utama program. Dapat kita lihat tampilan profil sebagai berikut:
IV.4.2
Pembuatan Desain Tampilan Utama Program
Sebelum mendesain tampilan utama program terlebih dahulu dimulai
dengan menentukan data input dan output program sehingga dapat memudahkan
dalam pembuatan tampilan utama/interface program.
Tahapan pertama yang dilakukan yaitu menambah jendela form1, setelah
jendela form2 terbuka, maka sudah dapat memulai mendesain tampilan utama
dengan memasukkan data input dan output program. Adapun data Input dan output
dalam program ini sebagai berikut:
a.
Input
-
Lama pemakaian daya (jam/hari)
-
Jari-jari Turbin (m)
-
Biaya investasi awal pembangunan turbin angin (Rp)
-
Biaya tahunan selama turbin angin beroperasi (Rp)
-
Tingkat suku bunga bank (%)
-
Umur turbin angin selama beroperasi (tahun)
-
Tingkat harga listrik di PLN (Rp)
46
-
Induction Factor
b.
Output
-
Daya Turbin Angin (Watt)
-
Penghasilan selama turbin angin beroperasi (Rp)
-
Net Present Value (NPV)
-
Internal Rate of Return (IRR)
-
Benefit Cost Ratio (BCR)
-
Payback Priode (PBP)
-
Grafik dari Keuntungan dan Pengeluaran turbin angin
-
Kesimpulan
Parameter input dan output akan dapat menentukan kelayakan ekonomis
suatu pembangkit listrik turbin angin, sehingga dapat memudahkan dalam
menentukan kelayakan pembangunan turbin angin. Adapun tampilan utama
program sebagai berikut:
Gambar 4.3 Tampilan Utama Program
Pada Gambar 4.3 di atas, menunjukkan komponen input, output,
grafik dan kesimpulan dari turbin angin. Menu input digunakan untuk
menginput data, menu output dan grafik akan menampilkan hasil
47
perhitungan dari menu input, selanjutnya secara keseluruhan kesimpulan
akan menentukan kelayakan pembangunan sistem pembangkit listrik turbin
angin untuk dilaksanakan.
Pada tampilan utama akan ada beberapa pilihan control command
buttom yaitu Reset, Hitung dan Keluar.
1. Reset
Jika pengguna menekan “Reset” maka akan terhapus semua data input,
output dan kesimpulan pada tampilan utama program. Sehingga
kita dapat menginput data input turbin angin kembali.
2.
Hitung
Jika pengguna menekan “Hitung” maka sistem akan mengolah data
input yang masuk menjadi keluaran yang dibutuhkan, seperti hasil
output, grafik, dan kesimpulan dari pembangunan sistem pembangkit
listrik turbin angin.
3. Keluar
Jika pengguna menekan “Keluar” maka program keluar dari simulasi
program.
IV.4.3
Rancangan Kode Program
Rancangan kode program dibuat berdasarkan perhitungan manual,
kelayakan investasi pembangunan turbin angin. Pembuatan program
dimulai dengan pembuatan perintah untuk mengolah input menjadi output.
Pada tampilan utama program, dapat kita lihat beberapa perintah yang
digunakan. Langkah yang harus dilakukan yaitu menekan tombol
“Hitung” dalam control, command buttom, setelah terbuka form2 untuk
Coding maka sudah bisa memulai membuat kode program. Pembuatan
kode harus benar-benar teliti dan sesuai dengan rumus yang telah
digunakan pada perhitungan manual. Apabila pembuatan kode salah, maka
akan berpengaruh pada proses simulasi program. Proses simulasi program
akan mengalami error.
48
IV.5
Input Data
Setelah selesai pembuatan kode program, maka selanjutnya adalah
proses simulasi (running). Langkah awal yang harus dilakukan untuk
melakukan sumulasi yaitu menekan start debugging, maka akan muncul
tampilan profil program. Setelah tampilan profil selesai, maka tampilan
utama program akan muncul. Di tampilan utama program data input sistem
pembangkit listrik turbin angin dimasukkan. Data input pertama yang
dimasukkan adalah jari-jari turbin sebesar 0,65 m, lama operasi adalah 8
jam/hari, biaya investasi sebesar Rp 8.524.000, biaya tahunan sebesar Rp
1.423.400, suku bunga per tahun adalah 6.5%, 10 tahun umur turbin angin,
tarif listrik PLN adalah Rp 1.467 per kWh dan induction factor adalah 0,285.
Dan data input yang kedua dimasukkan adalah jari-jari turbin sebesar 0,58
m, lama operasi adalah 8 jam/hari, biaya investasi sebesar Rp 7.403.150,
biaya tahunan sebesar Rp 1.423.400, suku bunga per tahun adalah 6.5%, 10
tahun umur turbin angin, tarif listrik PLN adalah Rp 1.467 per kWh dan
induction factor adalah 0,375 Dapat dilihat bagian input program sebagai
berikut:
Gambar 4.4 Nilai Input Pertama Pada Program
49
Gambar 4.5 Nilai Input Kedua Pada Program
Gambar di atas, memperlihatkan tampilan input pada program
Visual Basic. Setelah semua data diinput program, maka selanjutnya proses
simulasi program dapat dimulai.
IV.6
Hasil Simulasi
IV.6.1 Hasil Simulasi Program
Berikut hasil simulasi program Visual Basic dapat dilihat pada
gambar 4.6 berikut :
Gambar 4.6 Hasil Simulasi Program untuk jari jari turbin 0,65m
50
Pada gambar di atas menunjukkan hasil simulasi program
memperlihatkan pembangunan turbin angin layak untuk dilaksanakan
karena hasil dari NPV dan IRR >1 dan BCR PBP kurang dari umur turbin.
Pada gambar 4.6 memperlihatkan pembangunan turbin layak untuk
dilaksanakan karena memenuhi semua persyaratan penentuan kelayakan
ekonomis.
Gambar 4.7 Hasil Simulasi Program untuk Jari-jari Turbin 0,58m
Berdasarkan gambar 4.6 dan 4.7, diperoleh dari hasil Analisa
perbandingan penghasilan pada sistem pembangkit listrik turbin angin
dengan diameter 0,65m menggunakan program Visual Basic penghasilan
yang diperoleh pada tahun ke 10 adalah sebesar Rp. 37.158.458 sedangkan
dengan diameter 0,58m diperoleh penghasilan sebesar Rp. 28.632.427.
Berdasarkan dari gambar 4.1 dan gambar 4.9 tidak memiliki
perbedaan nilai, baik menggunakan perhitungan manual maupun
menggunakan perhitungan program Visual Basic sehingga penggunaan
program akan lebih efisien dan mudah digunakan untuk menentukan
kelayakan ekonomis pada sistem pembangkit listrik turbin angin.
Berikut merupakan tabel perbandingan Daya, Penghasilan, NPV, PBP,
BCR dan IRR antara turbin dengan jari-jari 0,58m dan 0,65
51
Berikut merupakan tabel perbandingan antara turbin dengan jari jari 0,58m
dan 0,65m
Turbin
0,58
0,65
Daya
90,5 w
113.66
Penghasilan
Rp. 28. 632.427
Rp. 37.158.458
NPV
Rp. 18.399.846
Rp. 26.925.877
IRR
BCR
1,79% 2,79
1,49% 3,63
PBP
0,4 tahun
0,32 tahun
Tabel 4.4 Perbandingan output antara turbin jari-jari 0,58m dan 0,65m
IV.6.2 Hasil Simulasi Pada Objek Kapal Bagan
Berdasarkan penelitian sebelumnya (palimbunga 2018) Salah satu
sarana penangkapan ikan yang sangat bergantung pada energi listrik yaitu
kapal bagan kapal bagan biasanya menggunakan generator set dengan
bahan bakar fosil sebagai pembangkit listriknya. Maka dari itu dilakukan
perhitungan, untuk mendapatkan turbin yang cocok di gunakan untuk
menggantikan generator tersebut.berikut merupakan data dari bagan yang
digunakan dapat dilihat pada Table 4.4
Parameter
Ukuran
Panjang Bagan
12m
Lebar
11m
Semang/Penyeimbang
1m
Tabel 4.5 Ukuran Rancangan Bagan Apung
Sedangkan total daya yang di butuhkan dapat di lihat pada table berikut
52
Tabel 4.6 Total daya yang dibutuhkan oleh bagan
Dari Tabel 4.6 diatas dapat diketahui beban kelistrikan pada bagan apung dengan
mengalikan daya beban total dan load factor. Load factor diperoleh dari lama
pemakaian dibagi 12 (konsumsi malam hari). Sehingga beban kelistrikan pada
bagan apung dapat dihitung sebagai berikut:
Total beban
= Lampu LED 45W + Lampu LED 35W + Lampu
Sorot 30W
= 110 Watt
Lama Pemakaian
= 10 jam Load Factor
(Konsumsi malam hari)
= Lama pemakaian/12 = 0,83
Beban maksimum
= 91,67 Watt
Lokasi pelayaran
= Desa Pallameang, Kecamatan Mattirosompe,
Kabupaten Pinrang.
Kecepatan angin
= 5,5 m/s
Setelah dilakukan simulasi program di dapatkan bahwa turbin yang sesuai
dengan kebutuhan daya pada bagan tersebut menggunakan turbin dengan jari jari
0,65m
53
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada kelayakan ekonomis pada sistem
pembangkit listrik turbin angin maka disimpulkan:
1. Dalam merancang program Visual Basic hal yang pertama dilakukan
adalah membuat tampilan profil, tampilan utama dan kode program.
Pembuatan kode program sangat berpengaruh terhadap proses simulasi
kelayakan ekonomis agar dapat berjalan dengan baik.
2. Penghasilan yang diperoleh oleh turbin dengan jari-jari 0,58m sebesar
Rp. 28.632.427 dan turbin dengan jari-jari 0,65m sebesar Rp.
37.158.458. Dengan hasil perbandingan penghasilan untuk menghitung
kelayakan ekonomis antara turbin dengan jari-jari 0,58m dan turbin
dengan jari-jari 0,65m dapat disimpulkan bahwa turbin dengan jari-jari
0,65m lebih layak secara ekonomis.
V.2. Saran
Bagi rekan rekan yang ingin melanjutkan penelitian ini, saran dari
penulis adalah sebagai berikut:
1. Tampilan profil dan tampilan utama dapat dikembangkan lagi
sehingga lebih menarik dan responsif.
2. Menambah lebih banyak data turbin agar dapat dimasukkan ke
database.
54
DAFTAR PUSTAKA
Santosa, P.I. (2020) Studi Kapal Ikan Katamaran Berbasis Energi Fosil. Surabaya
BMKG. 2018. Di Wilayah Makassar Rata-Rata Kecepatan Angin. Makassar,
Sulawesi Selatan.
Amirah, A. (2020) Studi Pengaruh Karakteristik Lokasi Dengan Program
Komputer Untuk Analisa Kelayakan Ekonomis Proyek Energi Angin.
Akon, A. F (2012) Measurement of Axial Induction Factor for a Model ind
Turbine
Diwantari, P. W. (2016) Analisis Ekonomi Teknik Investasi Proyek (Studi Kasus
Pada Hotel Zodiak Lampung).
Fahrudin (2008) Aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0 Dalam Pembuatan Sistem
Informasi Di Smp Negeri 4 Kudus Tahun 2008.
Kanedi, I. And Wulandari, A. (2013) ‘Tata Kelola Perpustakaan Menggunakan
Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 (Studi Kasus Pada Sekolah
Menengah Pertama Negeri 3 Seluma)’, Jurnal Media Infotama, 9(1).
Kuswidiardi, J. (2015) ‘Jenar Kuswidiardi - 09520244059’.
Palimbunga, J. (2018) Analisa Performa Sistem Pembangkit Listrik Menggunakan
Photovoltaic Pada Bagan Apung
Puspitasari, N. (2018) Simulasi Kelayakan Ekonomis Sistem Pembangkit Listrik
Turbin Angin.
Suhartanto, T. (2014) ‘Tenaga Hibrid ( Angin Dan Surya ) Di Pantai Baru
Pandansimo Bantul Yogyakarta’, Jnteti, 3(1), Pp. 76–82.
Mahmuddin, F. (2017) Rotor Blade Performance Analysis With Blade Element
Momentum Theory
55
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN KODE PROFIL PROGRAM
56
Public Class Form1
Private Sub START_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles START.Click
Form2.Show()
Me.Hide()
End Sub
End Class
57
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN KODE UTAMA PROGRAM
58
Public Class Form2
Dim n As Integer
Dim daya, luas, massa, kecepatan, induksi, jari2 As Double
Dim biayatahunan, sukubunga, persen, bayartahunan As Double
Dim jumlahpenjualan, hargakwh As Double
Dim penghasilan(100), pembayaran(100), periode, bagi As Double
Dim npv, irr, bcr, pbp, investasi As Double
Private Sub HITUNG_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles HITUNG.Click
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'1.
Menghitung Daya Turbin Angin
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------jari2 = Val(jari2txt.Text)
luas = (22 / 7) * (jari2 * jari2)
massa = 1.225
kecepatan = 5
induksi = Val(in_iftxt.Text)
daya = 0.5 * (massa * luas * (kecepatan ^ 3)) * (4 * induksi) * (1
- induksi)
isiDaya.Text = daya
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'2.
Menghitung Kalkulasi Biaya Tahunan Menggunakan Suku Bunga Bank
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------biayatahunan = Val(biayatahunantxt.Text)
sukubunga = Val(sukubungatxt.Text)
persen = sukubunga / 100
bayartahunan = biayatahunan * persen + biayatahunan
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'3.
Menghitung Jumlah Penjualan Energi Bulanan
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------hargakwh = Val(hargatxt.Text)
jumlahpenjualan = daya * hargakwh * 31
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'4.
Penghasilan Tahunan
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------For t As Integer = 1 To n
TAHUN.Items.Add(t)
59
Next
For i As Integer = 1 To n
periode = (1 + persen) ^ i - 1
bagi = persen * (1 + persen) ^ i
penghasilan(i) = (jumlahpenjualan * periode) / bagi
listPenghasilan.Items.Add(penghasilan(i))
Next
isiPenghasilan.Text = penghasilan(10)
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'5.
Pembayaran Tahunan
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------For i As Integer = 1 To n
periode = (1 + persen) ^ i - 1
bagi = persen * (1 + persen) ^ i
pembayaran(i) = (bayartahunan * periode) / bagi
listPengeluaran.Items.Add(pembayaran(i))
Next
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'6. Menghitung Net Present Value (NPV)
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------npv = penghasilan(n) - pembayaran(n)
isiNPV.Text = npv
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'7. Menghitung Internal Rate of Return (IRR)
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------irr = (penghasilan(n) / pembayaran(n)) - 1
isiIRR.Text = irr
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'8. Menghitung Benefit Cost Ratio (BCR)
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------bcr = penghasilan(n) / pembayaran(n)
isiBCR.Text = bcr
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'9. Menghitung Payback Period (PBP)
'-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
60
investasi = Val(investasitxt.Text)
pbp = investasi / (penghasilan(n) - pembayaran(n))
isiPBP.Text = pbp
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'10. Grafik
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Chart1.Series(0).ChartType =
DataVisualization.Charting.SeriesChartType.Line
For j As Double = 1 To n
Me.Chart1.Series("Penghasilan").Points.Clear()
Me.Chart1.Series("Pengeluaran").Points.Clear()
Next
For i As Double = 1 To n
Me.Chart1.Series("Penghasilan").Points.AddXY(i, penghasilan(i))
Me.Chart1.Series("Pengeluaran").Points.AddXY(i, pembayaran(i))
Next i
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------'11. Kelayakan
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------If isiNPV.Text > 0 Then
npvt.Text = "LAYAK"
Else
npvt.Text = "TIDAK LAYAK"
End If
If isiBCR.Text > 0 Then
bcrt.Text = "LAYAK"
Else
bcrt.Text = "TIDAK LAYAK"
End If
If isiIRR.Text > persen Then
irrt.Text = "LAYAK"
Else
irrt.Text = "TIDAK LAYAK"
End If
'13. Format
'------------------------------------------------------------------------------------------------------------------isiDaya.Text = FormatNumber(isiDaya.Text, 2)
isiPenghasilan.Text = FormatNumber(isiPenghasilan.Text, 0)
isiNPV.Text = FormatNumber(isiNPV.Text, 0)
61
isiIRR.Text = FormatNumber(isiIRR.Text, 2)
isiBCR.Text = FormatNumber(isiBCR.Text, 2)
isiPBP.Text = FormatNumber(isiPBP.Text, 2)
jari2txt.Text = FormatNumber(jari2txt.Text, 2)
investasitxt.Text = FormatNumber(investasitxt.Text, 0)
biayatahunantxt.Text = FormatNumber(biayatahunantxt.Text, 0)
sukubungatxt.Text = FormatNumber(sukubungatxt.Text, 2)
hargatxt.Text = FormatNumber(hargatxt.Text, 0)
in_iftxt.Text = FormatNumber(in_iftxt.Text, 3)
End Sub
Private Sub RESET_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles RESET.Click
jari2txt.Clear()
in_iftxt.Clear()
lamaoperasitxt.Clear()
investasitxt.Clear()
biayatahunantxt.Clear()
sukubungatxt.Clear()
umurturbintxt.Clear()
hargatxt.Clear()
isiPenghasilan.Clear()
isiDaya.Clear()
isiNPV.Clear()
npvt.Clear()
isiIRR.Clear()
irrt.Clear()
isiBCR.Clear()
bcrt.Clear()
isiPBP.Clear()
kesimpulantxt.Clear()
TAHUN.Text = "Pilih Tahun"
For j As Double = 1 To n
Me.Chart1.Series("Penghasilan").Points.Clear()
Me.Chart1.Series("Pengeluaran").Points.Clear()
Next
End Sub
Private Sub BACK1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles BACK1.Click
Form1.Show()
Me.Close()
End Sub
Private Sub ComboBox1_SelectedIndexChanged(ByVal sender As
System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles
TAHUN.SelectedIndexChanged
hasilgrafik(Val(TAHUN.Text))
End Sub
Sub hasilgrafik(ByVal i As Integer)
62
Chart1.Series(0).ChartType =
DataVisualization.Charting.SeriesChartType.Line
For j As Double = 1 To n
Me.Chart1.Series("Penghasilan").Points.Clear()
Me.Chart1.Series("Pengeluaran").Points.Clear()
Next
For x As Double = 1 To i
Me.Chart1.Series("Penghasilan").Points.AddXY(x,
listPenghasilan.Items(x - 1))
Me.Chart1.Series("Pengeluaran").Points.AddXY(x,
listPengeluaran.Items(x - 1))
Next
End Sub
Private Sub Form2_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles MyBase.Load
n = Val(umurturbintxt.Text)
End Sub
End Class
63
LAMPIRAN 3
TARIF LISTRIK PLN
64
65
Download