Ujian Akhir Semester (UAS) Nama/NIM : Nur Hikmah/2034024024 Mata Kuliah : Manajemen Ritel Hari/Tanggal : Jum’at 15 Juli 2022 Pengajar : Bapak. Nino Nopriandi Saleh, SE., MM. 1. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Rantai Pasokan? Dan apa tujuan kegiatan ini? Jawaban: A. Pengertian Manajemen Rantai Pasokan. Supply chain management (SCM) adalah suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan. Manufacturing. Dalam penerapan supply chain management (SCM) perusahaan-perusahaan diharuskan mampu memenuhi kepuasan pelanggan, mengembangkan produk tepat waktu, mengeluarkan biaya yang rendah dalam bidang persediaan dan penyerahan produk, mengelola industri secara cermat dan fleksibel. Berikut ini beberapa definisi analisis jabatan menurut para ahli: 1. Lambert (1998), menyatakan bahwa SCM merupakan integrasi atas prosesproses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok awal yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan. 2. Menurut Simchi-Levi (2002), SCM adalah suatu kumpulan pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan pada kuantitas, lokasi, dan waktu yang benar, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan. 3. Menurut Handfield (1999), SCM merupakan integrasi atas kegiatankegiatan dalam suatu rantai pasok dengan hubungan yang diperbaiki, untuk mencapai suatu keunggulan bersaing yang berkelanjutan. 4. Chopra & Meindl (2001), berpendapat bahwa SCM mencakup manajemen atas aliran-aliran diantara tingkatan dalam suatu rantai pasok untuk memaksimumkan keuntungan total. Sehingga dapat disimpulkan bahwa supply chain dapat adalah sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. 1 Tujuan Customer Relationship Management 1) Meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan yang sudah ada untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. 2) Menyediakan informasi yang lengkap mengenai pelanggan untuk memaksimalkan jalinan hubungan pelangan dengan perusahaan melalui penjualan secara up selling dan cross selling, sehingga dapat meningkatkan keuntungan dengan cara mengidentifikasi, menarik serta mempertahankan pelanggan yang paling memberikan nilai tambah bagi perusahaan. 3) Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan pelayanan yang memuaskan dengan memanfaatkan informasi pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga dapat menghemat waktu pelanggan. 4) Menghasilkan konsistensi dalam prosedur dan proses menyalurkan jawaban kepada pelanggan. B. Tujuan Manajemen Rantai Pasokan: Manfaat dan Tujuan Utama Supply Chain Management Berikut ini adalah manfaat kegiatan supply chain management: 1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan. 2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen. 3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi. 4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM. 5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan. 6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat. 2 Sedangkan tujuan utama kegiatan supply chain management: 1. Penyerahan / pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen. 2. Mengurangi biaya. 3. Meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan). 4. Mengurangi waktu. 5. Memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi. 3 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pull Supply Chain dan Push Supply Chain didalam strategi logistic? Jawaban: Pull Supply Chain - Jenis rantai pasokan di mana permintaan untuk barang yang dihasilkan di tingkat toko berdasarkan data penjualan ditangkap oleh terminal POS. Push Supply Chain - di mana barang dialokasikan ke toko-toko di dasar permintaan diperkirakan. Akan dijelaskan lebih detail dibawah ini. 1) Pull Based Model: Pull Based Model adalah proses produksi dan penyediaan barang yang dilakukan atas dorongan dari permintaan pelanggan secara aktual. Sistem Pull memandang pelanggan adalah siapa saja yang membutuhkan hasil pekerjaan perusahaan. Dalam jenis logistik rantai pasokan ini, persediaan diperoleh berdasarkan kebutuhan pelanggan. Manfaat dari jenis perencanaan ini antara lain: lebih sedikit pemborosan dalam kasus permintaan yang lebih rendah. Hal tersebut disebabkan karena bahwa biar bagaimanapun perusahaan mungkin tidak memiliki persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan yang meningkat karena faktor yang tidak terduga. Misalnya, toko usaha otomotif yang hanya memerlukan spare part yang dibutuhkan saja dan harus menunggu hingga mendapat pesanan untuk mendapatkan spare part lain yang diperlukan untuk perbaikan. 2) Push Based Model: Sistem push biasa dihubungkan dengan sistem MRP (material requirements planning) sehingga kegiatan manufaktur direncanakan berdasarkan prediksi pasar (market forecast) daripada permintaan pelanggan yang sebenarnya. 4 Misalnya saat memasuki musim hujan, beberapa perusahaan konveksi ataupun penjahit membuat pakaian yang berbahan tebal untuk menahan dingin dan berlaku juga saat menjelang musim kemarau mereka akan menjual pakaian yang cocok untuk cuaca yang hangan hingga panas menyengat. Jenis perencanaan ini menjadi berharga bagi perusahaan karena membantu merencanakannya untuk acara di masa depan dan dipersiapkan ketika musim dingin tiba. Model ini memberi peluang bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam kurun waktu tertentu sambil menyiapkan segala kebutuhannya dan juga memberi perusahaan waktu untuk mencari tahu logistik lainnya seperti tempat menyimpan inventaris. Ciri-ciri yang membedakan Push dan Pull Based Model a. Pull Based Model. Bekerja dengan prinsip membuat barang apa saja yang dibutuhkan saat kita membutuhkannya. Produk dibuat berdasarkan presisi Konsumsi dilakukan secara actual Inventory yang kecil Persediaan barang yang disiapkan cukup rendah Pengurangan limbah Manajemen dilakukan berdasarkan pada penilaian penggunaan konsumen secara actual Komunikasi yang lebih baik b. Push Based Model. Dengan prinsip membuat semua yang bisa disiapkan untuk berjaga-jaga Produksi dilakukan berdasarkan proyeksi yang ada Penggunaan yang barang yang dilakukan secara antisipasi Produksi barang dibuat sangat banyak Persediaan barang yang tinggi Menghasilkan limbah, jika terdapat barang yang sisa dan tidak terpakai Manajemen dengan berdasarkan proyeksi masa depan Manajemen komunikasi yang kurang baik 5 Kelebihan dan Kelemahan a) Kelebihan Sistem pull: Menghilangkan kompleksitas pada penjadwalan. Menghemat persediaan barang dalam proses Persediaan hanya dihasilkan ketika dibutuhkan, sehingga menghemat modal kerja dalam persediaan. Meminimalisir kerugian pada persediaan yang akan terbuang karena usang atau ketinggalan zaman. Menghindari penimbunan produk yang tidak terjual yang dapat terjadi karena adanya perubahan yang mendadak pada permintaan. Mendorong unit produksi untuk melaksanakan preventive maintenance (PM) yang mengurangi downtime mesin. Berkurangnya waktu untuk inspeksi kualitas dan pengerjaan kembali produk (rework) karena anggapan “pelanggan” pada proses selanjutnya (downstream) menyebabkan terjadinya mekanisme: “jangan menerima produk cacat, jangan membuat produk cacat, dan jangan mengirim produk cacat”. b) Kelemahan sistem pull: Setiap pekerjaan adalah order dengan tekanan yang tinggi (rush order). Respon waktu yang lama untuk perubahan dalam permintaan, karenanya sistem pull akan sangat baik jika menggunakan penjadwalan heijunka. Terdapat sedikit ruang untuk produk gagal Produksi sangat bergantung pada produsen dan jika persediaan tidak dikirimkan tepat waktu, akan mempengaruhi kemunduran penjadwalan. Persediaan dilimpahkan atau didorong ke pemasok. Membutuhkan kehandalan dan kelincahan pemasok yang lebih tinggi. Akan sulit jika terdapat banyak pemasok, terutama jika salah satu pemasok memiliki nilai jual yang lebih tinggi tapi tidak mau masuk dalam sistem pull yang diterapkan manufaktur. Tidak ada cadangan produk jadi yang tersedia untuk memenuhi order tak terduga, karena semua produk dibuat untuk memenuhi order yang sebenarnya. Mengabaikan pola permintaan di masa mendatang 6 c) Kelebihan sistem push: Menggunakan pendekatan yang umum digunakan oleh manajemen operasi. Sangat baik untuk melayani permintaan berfluktuasi. Manufaktur dapat menyimpan produk jadi untuk mengantisipasi permintaan atau dapat menciptakan permintaan baru dengan memasok produk dalam persediaan barang jadi. Manufaktur mengendalikan efisiensi pengembangan produk. Setiap perubahan desain hanya dilakukan bila desain saat ini sudah benar-benar tidak digunakan. Mempunyai skala ekonomis dalam pembelian dan produksi. Pelayanan pelanggan yang lebih baik dengan lead time lebih pendek dan lebih dapat diandalkan. Menghemat komponen biaya pesan/setup dalam biaya persediaan. Memungkinkan untuk perencanaan dan penyelesaian perakitan kompleks karena sub-subkomponen dikirim hanya oleh kebutuhan yang dijadwalkan. Efisiensi dalam produksi karena ada perencanaan kuantitas order, menghemat change-over antar produk, dan meminimalkan gangguan akibat perubahan permesinan. Kerumitan untuk mengoptimalkan efisiensi biaya persediaan menggunakan heuristik terbantu oleh ketersediaan softwaresoftware MRP/ERP. d) Kelemahan sistem push: a. Ketidakpastian, peramalan penjualan produk akhir di masa depan dan ketidakpastian estimasi lead time produksi dari satu level ke level yang lain. b. Perencanaan kapasitas, masalahnya adalah meskipun ukuran lot pada level tertentu tidak melebihi kapasitas produksi, tapi tidak ada jaminan ketika ukuran lot diterjemahkan ke kebutuhan kotor (gross requirements) berada pada level terendah, kebutuhan ini juga dapat dipenuhi dengan kapasitas yang tersedia. Artinya, jadwal produksi yang layak pada satu level mungkin mengakibatkan jadwal kebutuhan tidak layak pada level lebih rendah. c. Horison perencanaan, lingkungan perencanaan produksi dalam prakteknya adalah dinamis. Sistem MRP mungkin harus mengulangi setiap periode dan keputusan produksi dievaluasi ulang. 7 d. Lead time bergantung pada ukuran lot, lead time sering dianggap tetap dalam sistem MRP. Dalam banyak konteks asumsi ini jelas tidak masuk akal. Yang diharapkan lead time meningkat seiring meningkatnya ukuran lot. e. Proses produksi tidak selalu sempurna, asumsi yang dibuat dalam MRP adalah tidak ada cacat produk. MRP menghitung kebutuhan komponen dan subassembly tepat sesuai ramalan permintaan produk akhir, kerugian karena cacat produk secara serius dapat mengganggu keseimbangan produksi. f. Data terintegrasi, jika ada kesalahan dalam data persediaan, maka output data BOM (bill of material) atau data MPS (master production schedule) juga akan salah. g. MRP mengabaikan kerugian akibat cacat atau downtime mesin. h. Dalam sistem di mana komponen yang digunakan dalam beberapa produk, perlu untuk mematok setiap order ke level item tertentu yang lebih tinggi. 8 3. Apa saja aktifitas yang dilakukan oleh Distribution Center (DC)? Jawaban: Gudang merupakan tempat penyimpanan barang atau bahan, baik berupa bahan baku (raw material), barang setengah jadi (work-in-process), atau barang jadi (finished goods). Aktivitas di dalam suatu gudang mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang atau bahan dari suatu tempat ke tempat berikutnya. Aktivitas yg Dilakukan Oleh Distribution Centre (DC): 1. Mengelola Inbound Transportation 2. Menerima dan memeriksa barang dagangan 3. Menyimpan atau Cross Docking barang dagangan 4. Mempersiapkan barang dagangan untuk dikirim ke toko/sales floor ie; pemberian label harga, pembungkusan, pemberian gantungan 5. Pengiriman barang ke toko-toko Mengelola transportasi keluar Fungsi gudang dalam sistem logistik dan rantai pasok diilustrasikan pada Gambar 1. Gambar 1. Pergudangan dalam Sistem Logistik dan Rantai Pasok Gudang mempunyai peran yang semakin penting dalam sistem logistik dan rantai pasok. Gudang tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan, namun juga dapat mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut: a. Gudang sebagai Terminal Konsolidasi. Gudang sebagai terminal konsolidasi (consolidation terminal) berfungsi sebagai tempat untuk mengumpulkan barang yang berasal dari beberapa lokasi asal (misalnya pabrik) untuk disalurkan ke lokasi tujuan (misalnya retailer). Masing-masing pabrik berbeda lokasi maupun barang-barang yang diproduksinya, sehingga fungsi gudang di sini sebagai tempat pengumpulan dan pengaturan barang-barang sebelum dikirim ke lokasi tujuan. Pada Gambar 2 diilustrasikan gudang sebagai terminal konsolidasi. 9 Gambar 2. Ilustrasi Gudang sebagai Terminal Konsolidasi Dalam gambar tersebut diilustrasikan tiga pabrik yang menghasilkan produk yang berbeda untuk satu pelanggan. Misalnya, pabrik A menghasilkan produk A, pabrik B menghasilkan produk B, dan pabrik C menghasilkan produk C. Ketiga pabrik akan mengirimkan barang ke customer X yang membutuhkan ketiga produk tersebut. Sebagai terminal konsolidasi, gudang digunakan sebagai tempat pengumpulan dari ketiga pabrik tersebut untuk selanjutnya dikirimkan ke customer. Dengan menggunakan gudang sebagai terminal konsolidasi, biaya pengiriman total akan lebih rendah dibandingkan jika masing-masing pabrik mengirimkan produknya langsung ke customer. b. Gudang sebagai Pusat Distribusi Gudang sebagai pusat distribusi (distribution center) digunakan sebagai tempat pengumpulan dan penyimpanan barang atau produk sementara waktu dari suatu lokasi (misalnya pabrik), untuk selanjutnya dikirimkan ke beberapa lokasi tujuan ketika dibutuhkan (lihat Gambar 3). Dengan pusat distribusi itu, biaya pengiriman akan menjadi lebih murah dibandingkan jika dilakukan pengiriman langsung dari lokasi asal ke beberapa lokasi tujuan. Gambar 3. Gudang sebagai Pusat Distribusi 10 c. Gudang sebagai Tempat Break–Bulk Operation Gudang sebagai tempat break-bulk operation berfungsi sebagai tempat untuk memecah barang atau produk yang dikirim dalam volume besar menjadi beberapa bagian dengan masing-masing bervolume lebih kecil. Hal ini dilakukan karena pengiriman dari tempat asal (misalnya pabrik) dalam volume besar, misalnya untuk alasan efisiensi biaya pengiriman. Gambar 3 mengilustrasikan gudang sebagai tempat break bulk operation. Sebagai contoh, sebuah pabrik A menghasilkan produk A yang dibutuhkan oleh tiga pelanggan dengan volume kebutuhan yang berbeda-beda. Pabrik A mengirimkan produknya ke gudang sebagai tempat untuk memecah volume pengirimannya. Dari gudang tersebut kemudian dilakukan pengiriman ke tiga pelanggan sesuai dengan volume yang dibutuhkan. d. Gudang sebagai Tempat In-Transit Mixing Gudang sebagai tempat in-transit mixing berfungsi sebagai tempat untuk mencampur (mengkombinasikan) barang atau produk yang dikirim dari beberapa tempat asal (misalnya pabrik) yang menghasilkan produk yang berbeda-beda ke beberapa pelanggan dengan kebutuhan barang atau produk dengan kombinasi yang berbeda-beda (lihat Gambar 5). 11 Gambar 5. Gudang sebagai Tempat In-transit Mixing Dalam gambar tersebut diilustrasikan tiga pabrik yang menghasilkan produk yang berbeda-beda (pabrik A menghasilkan produk A, pabrik B menghasilkan produk B, dan pabrik C menghasilkan produk C). Di lain sisi, terdapat tiga pelanggan yang membutuhkan produk dengan kombinasi yang berbeda-beda, yaitu pelanggan X membutuhkan produk A, B, dan C; pelanggan Y membutuhkan produk A dan B; dan pelanggan Z membutuhkan produk A dan C. Gudang digunakan sebagai tempat in-transit mixing untuk mengkombinasikan pengiriman tersebut. e. Gudang sebagai Tempat Cross-Dock Operation Gudang dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan cross-dock operation, yaitu tempat untuk melakukan penerimaan barang dari lokasi asal (misalnya pabrik) dan langsung dilakukan pengiriman barang tersebut ke lokasi tujuan selanjutnya (misalnya retailer). Proses penerimaan dan pengiriman dilakukan dalam waktu yang relatif cepat, sehingga tidak terjadi proses penyimpanan barang atau produk. Cross-dock operation dilakukan dengan beberapa alasan atau tujuan. Salah satu alasannya adalah karena barang atau komoditasnya bersifat perishable (misalnya sayur). Dalam kenyataan, suatu gudang bisa digunakan untuk menjalankan beberapa fungsi sekaligus. 12 4. Apa saja keunggulan menggunakan Distribution Center (DC)? Jawaban: Keunggulan Menggunakan DC: 1. Efek dari kesalahan perkiraan untuk toko individu diminimalkan 2. Memungkinkan peritel untuk menyimpan barang dagangan sedikit di toko 3. Lebih mudah untuk menghindari kehabisan stok 4. Ruangan toko ritel lebih mahal daripada ruang di pusat distribusi Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan benefit yang bisa didapatkan DC: 1. Pelanggan (customer) Lebih Nyaman. Dengan adanya distribution center akan memberikan dampak yang sangat significant bagi para pelanggan mereka, seperti: Customer bisa mendapatkan barang mereka dengan lebih mudah, ada kepastian mengenai jenis jumlah dan kapan barang tersebut bisa mereka terima. Pelanggan bisa membuat perencanaan dengan lebih tepat, karena forecast accuracy mereka akan tinggi. Produsen (principal) bisa menjangkau melayani konsumen mereka dengan lebih baik, dimanapun mereka berada dalam waktu yang tepat. Mengelola begitu banyak konsumen (consumer), pelanggan (customer) dan konsumen akhir (enduser) akan menambah keragaman operasinal perusahaan, tidak semua perusahaan mampu melakukan hal ini dengan baik. Dengan memiliki distribution center (DC) akan membuat customer, consumer dan end user jauh lebih mudah untuk dikelola (di-manage), karena perusahaan hanya akan bersentuhan secara langsung dengan distribution center saja (untuk beberapa aspek utama). 1. Kecepatan dan Ketepatan Pengiriman Barang ke Pelanggan. Principal atau produsen harus memproduksi dan mengirim barang mereka dalam kuantitas yang cukup besar, hal ini untuk mencapai skala ekonomi atau pemenuhan kapasitas produksi mereka. Barang yang dihasilkan harus segera dikirim ke para pelanggan, konsumen umum atau pemakai akhir, dimana kebutuhan mereka beragam. Beragam dalam hal waktu, artinya tidak semua pelangan, konsumen dan end user membutuhkan dalam waktu yang bersamaan. Beragam dalam jumlah atau kuantitas, untuk setiap jenis barang, dimana kebutuhan mereka jauh lebih sedikit dibanding jumlah barang yang bisa dikirim produsen. Di sini fungsi distribution center berperan aktif, dimana pusat distribusi akan menerima barang dari produsen dalam jumlah yang besar tersebut. Barang akan dipecah-pecah dalam satuan yang lebih kecil, 13 sehingga bisa memenuhi atau sesuai kebutuhan pelanggan, konsumen atau pemakai akhir. Barang akan dikirm dalam jumlah dan waktu yang tepat sesuai kebutuhan mereka (customer). 2. Biaya Operasional yang Lebih Rendah. Principal atau produsen akan mengalami banyak kesulitan untuk bisa mengirim sendiri produk mereka ke pelanggan mereka. Karena pelanggan (customer, consumer dan end user) memiliki kebutuhan yang beragam yang relatif lebih kecil serta dalam waktu yang tidak bersamaan.Jika produsen atau principal memaksa untuk mengirim sendiri produk mereka, hal ini akan menimbulkan biaya yang sangat besar, mengingat kuantitas yang relatif kecil dan frekuensi yang sangat tinggi tersebut. Distribution center memiliki kemampuan untuk mendapatkan barang dari sekian produsen dalam jumlah yang relatif besar. Selain itu mereka juga mampu melakukan break bulk volume produk menjadi satuan yang lebih kecil, dan menyatukan dengan produk yang lain (mixing) sesuai kebutuhan pelanggan atau konsumen. Dan pusat distribusi akan menyalurkan produk tersebut (produk dari beberapa supplier) ke pelanggan sesuai kebutuhan dan pada waktu yang tepat. Dengan menggunakan konsep distribution center, maka produsen atau principal akan bisa menghemat biaya dalam jumlah yang sangat besar. Cost saving mereka dapatkan dari segi kuantitas pengiriman serta waktu pengiriman yang jauh lebih efisien jika menggunakan pusat distribusi. 3. Ritel atau Pengecer Bisa Mendapatkan Barang dalam Jumlah yang Sesuai Jika harus membeli seluruh barang sesuai kapasitas produksi perusahaan akan terlalu mahal serta sangat rumit bagi pengecer. Dengan distribution center, pengecer bisa mendapatkanbarang dalam satuan yang lebih kecil sesuai kemampuan jual mereka ke konsumen akhir. Hal yang sama juga berlaku untuk segmen pelanggan yang lain seperti grosir ataupun pemakai akhir (end user), mereka bisa mendapatkan barang yang disesuaikan kebutuhan mereka, kapanpun itu. 4. Dukungan Keuangan. Salah satu kelebihan dari distribution center adalah kemampuannya untuk memecah barang dari satuan besar ke satuan kecil (bahkan satuan terkecil) dalam waktu yang singkat. Barang dalam satuan kecil dan terkecil sangat menguntungkan retailer kecil dan reseller kecil, mereka bisa menjangkau konsumen yang membutuhkan barang dalam ketengan tersebut. Selain itu, kecepatan pencampuran produk (in-transit mixing) tersebut juga membuat beberapa jenis produk yang memiliki masa edar / masa jual pendek bisa tertangani dengan baik. Akibatnya perputaran barang menjadi lebih cepat, yang tentu berimbas pada dukungan keuangan bagi retailer, reseller, distribution center dan akhirnya ke main-dist atau principal (producer). 14 5. Data dan Informasi Berharga. Beberapa perusahaan menerapkan distribution center yang terintegrasi dengan retailer dalam satu organisasi perusahaan. Akibatnya bisa ditebak, arus informasi akan bergerak dengan sangat cepat dalam sistem tersebut, termasuk informasi mengenai pasar, konsumen dan pelanggan mereka. Informasi tersebut dikumpulkan di level pengecer, bagian yang bersentuhan langsung dengan konsumen atau end user. Semua data atau profil mereka bisa didapatkan, termasuk jenis barang yang mereka konsumsi serta pola belanja mereka. Semua data informasi ini sangat berharga bagi principal dan producer untuk meningkatkan kualitas produk, kualitas pelayanan dan menyediakan berbagai barang sesuai kebutuhan dalam berbagai ukuran dan media / packaging. Data dan informasi ini akan relatif lebih sulit untuk didapatkan principal atau producer jika menggunakan sistem distribusi klasik, apalagi jika distributor tersebut tidak memiliki dukungan sistem yang mumpuni. 15 5. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) dan tujuannya dalam bisnis ritel? Jawaban: Kemunculan manajemen rantai pasokan telah diperluas lingkupnya sehingga perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat. Lingkup ini diperluas dari pengoptimalisasian kinerja di tingkat divisi, tingkat perusahaan, dan selanjutnya untuk keseluruhan rantai pasokan. Meluaskan lingkup rantai pasokan menekankan pada kepentingan yang mencakup semua proses elama rantai pasokan untuk pembuatan keputusan. Dari sudut pandang perusahaan, semua proses dalam rantai pasokan dapat dikategorikan ke dalam tiga daerah utama proses berpusat pada aliran bawah, proses difokuskan secara internal dan proses berfokus pada aliran atas. Klasifikasi ini digunakan untuk menggambarkan proses makro rantai pasokan sebagai berikut: CRM Customer Relationship Management (Manajemen Hubungan Dengan Pelanggan/CRM) adalah proses yang berfokus pada interaksi aliran bawah antara perusahaan dan pelanggan. Berikut pengertian CRM menurut beberapa ahli. a. Menurut Kalakota dan Robinson, pengertian CRM adalah integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi. b. Menurut Laudon dan Traver, pengertian CRM adalah proses menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut. c. Menurut Kotler, pengertian CRM adalah proses mendukung perusahaan untuk menyediakan pelayanan kepada pelanggan secara real time dan menjalin hubungan dengan bap pelanggan melalui penggunaan informasi tentang pelanggan. d. Menurut Haryati S, pengertian CRM adalah suatu rangkaian aktivitas sistematik yang terkelola sebagai usaha untuk semakin memahami, menarik perhatian, dan mempertahankan loyalitas pelanggan yang menguntungkan (Most Profitable Customer) untuk mencapai pertumbuhan perusahaan yang sehat. Tujuan Customer Relationship Management (CRM): i. CRM untuk retail bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan, mengurangi biaya dan meningkatkan kinerja perusahaan di pasar. Salah satu manfaat Perangkat lunak CRM (Customer Relationship Management) mengelola hubungan bisnis retail dengan pelanggan individu untuk menciptakan keuntungan bagi kedua belah pihak. Untuk memilih perangkat lunak yang sesuai dan memastikan kalau CRM tersebut menyertakan fitur yang dibutuhkan, kita harus tahu cara kerja CRM dan manfaatnya pada bisnis retail kita. 16 ii. CRM dibuat untuk berbagai tujuan yang pada akhirnya mencapai tujuan akhir bisnis yaitu memperoleh laba. Inilah tujuan tujuan dari adanya CRM: Meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan yang sudah ada untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. iii. Meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan yang sudah ada untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. iv. Menyediakan informasi yang lengkap mengenal pelanggan untuk memaksimalkan jalinan hubungan pelangan dengan perusahaan melalui penjualan secara up selling dan cross selling, sehingga dapat meningkatkan keuntungan dengan cara mengidentifikasi, menarik serta mempertahankan pelanggan yang paling memberikan nilai tambah bagi perusahaan. v. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan pelayanan yang memuaskan dengan memanfaatkan informasi pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga dapat menghemat waktu pelanggan. vi. Menghasilkan konsistensi dalam prosedur dan proses menyalurkan jawaban kepada pelanggan. 17 6. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Merchandise? Jawaban: Manajemen Merchandise adalah proses dimana Peritel mencoba untuk menawarkan barang dagangan (merchandise) dengan jumlah yang tepat pada waktu dan tempat yang tepat pula kepada pelanggannya untuk memenuhi tujuan keuangan perusahaan. Terminologi dari merchandising management adalah proses yang dilakukan oleh peritel untuk menyediakan barang dagangan atau merchandise yang tepat, yang akan ditawarkannya kepada konsumen dengan kualitas yang tepat, dalam jumlah dan harga yang tepat, serta dalam waktu dan tempat yang tepat dengan tujuan mencapai sasaran keuangan yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Manajemen Merchandise adalah proses dimana Peritel mencoba untuk menawarkan barang dagangan (merchandise) dengan jumlah yang tepat pada waktu dan tempat yang tepat pula kepada pelanggannya untuk memenuhi tujuan keuangan perusahaan Fungsi dasar yang dilakukan oleh merchandising management terdiri dari terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: a. Perencanaan keragaman barang dagangan b. Sistem pembelian c. Pembelian barang dagangan d. Penetapan harga jual e. Bauran promosi ritel Merchandising management sebagaimana juga purchasing management memiliki fungsi untuk mengembangkan sistem pembelian yang akan diimplementasikan didalam perusahaan dan selanjutnya melakukan fungsi pembelian barang yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelian. Perbedaan yang paling mendasar antara merchandising management dengan purchasing management adalah tidak dimilikinya fungsi perencanaan keragaman merchandise, penetapan harga jual, dan bauran promosi ritel di purchasing management. Inilah sebabnya department yang menjalankan fungsi pengadaan barang dagangan di perusahaan ritel tidak disebut sebagai Purchasing Dept tapi Merchandising Dept. Kegiatannya dari manajemen merchandise: 1. Menganalisis Trend Pasar 2. Menganalisis Data Penjualan 3. Membuat Penyesuaian yang diperlukan terkait dengan merchandise 18