CHAPTER 7. PEMBELAJARAN KONSUMEN Oleh: Nurhikmah_2034024024 Mata Kuliah: Perilaku Konsumen Pengajar: Ibu Elmiari Wahyudi SE., MBA. 1. Pembelajaraan Konsumen. Dari perspektif pemasaran, pembelajaran konsumen dapat dianggap sebagai proses bagi para individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan pemakaian yang mereka terapkan pada perilaku yang akan datang. Beberapa hal dalam definisi ini patut mendapat perhatian.1 Pertama, pembelajaran konsumen merupakan proses, artinya terus menerus berkembang dan berubah karena adanya pengetahuan yang baru diperoleh (yang mungkin didapat dari membaca, dari diskusi, dari pengamatan, dan dari proses berpikir) atau dari pengalaman yang dialami sendiri. Baik pengetahuan yang baru diperoleh maupun pengalaman pribadi berlaku sebagai umpan balik bagi individu dan memberikan dasar bagi perilaku yang akan datang dalam situasi yang sama. Definisi tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan hasil pengetahuan dan pengalamar, yang diperoleh. Batasan ini membedakan pembelajaran dengan perilaku naluriah, seperti menyusu pada waktu bayi. Peran pengalaman dalam pembelajaran tidak berarti bahwa tidak berarti bahwa semua pembelajaran dicari dengan sengaja. walaupun kebanyakan pembelajaran adalah disengaja (yaitu, diperoleh sebagai hasil pencarian informasi yang teliti), banyak pembelajaran yang juga tanpa disengaja, yang diperoleh secara kebetulan atau tanpa banyak usaha. Sebagai contoh, beberapa iklan mungkin menyebabkan pembelajaran (misalnya, dari merk), walaupun perhatian konsumen pada bagian lain (pada artikel majalah daripada kepada iklan di halaman muka). Iklan lain dicari dan dibaca secara teliti oleh para kon sumen yang sedang memikirkan keputusan pembelian yang penting. Istilah pembelajaran (learning) meliputi semua bentuk pembelajaran, dari respon yang sederhana dan hampir tidak disengaja sampai ke pembelajaran berbagai kon sep yang abstrak dan pemecahan masalah yang rumit. Kebanyakan pakar teori pem belajaran mengakui adanya berbagai macam pembelajaran dan menjelaskan semua perbedaannya melalui penggunaan model pembelajaran yang khusus. 1 Leong G. Schiffman; Leslie lazar kanuk. Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh, (Jakarta: Index Group Gramedia., 2014), hal 179. 1 Walaupun terdapat ada perbedaan pandangan, para pakar teori pembelajaran pada umumnya sepakat bahwa agar pembelajaran terjadi, beberapa unsur yang pokok harus ada. Unsur-unsur yang tercakup dalam kebanyakan teori pembelajaran adalah motivasi, isyarat, tanggapan, dan penguatan. Elemen-elemen teori pembelajaran: a. Motivasi. Konsep motivasi penting bagi teori pembelajaran. Ingatlah, motivasi didasarkan pada kebutuhan dan sasaran. Motivasi berlaku sebagai pemacu pembelajaran. Sebagai contoh, pria atau wanita yang menjadi pemain tenis yang baik terdorong untuk mempelajari semua yang dapat mereka pelajari mengenai tenis dan mem praktikkannya kapan saja mereka dapat. Mereka mungkin mencari informasi menge nai harga, kualitas, dan karateristik raket tenis jika mereka "mengetahui bahwa raket yang baik penting untuk memainkan permainan yang baik. Sebaliknya, individu yang tidak tertarik dengan tenis mungkin mengabaikan semua informasi yang berhubungan dengan permainan itu. Obyek tujuan (kecakapan bermain tenis) ham pir tidak ada kaitannya sama sekali dengan mereka. Tingkat keterkaitan, atau keter libatan, menentukan tingkat motivasi konsumen untuk mencari pengetahuan atau informasi mengenai suatu produk atau jasa. Menemukan motif konsumen merupakan salah satu tugas utama para pemasar, yang kemudian berusaha mengajar segmen konsumen yang termotivasi mengapa dan bagaimana produk mereka dapat memenuhi kebutuhan para konsumen. 2 b. Isyarat. Jika motif membantu mendorong pembelajaran, isyarat (cues) merupakan stimuli yang memberikan arah berbagai motif ini. Sebuah iklan untuk camp tenis dapat menjadi isyarat bagi para penggemar tenis, yang mungkin segera "melihat" bahwa mengikuti camp tenis merupakan cara yang jitu untuk memperbaiki permainan mereka sambil berlibur. Iklan itu merupakan isyarat, atau stimulus, yang mengan jurkan suatu cara khusus SCHIFFMAN & KANUK. Ibid, Hal 179. 2 2 untuk memuaskan motif yang menonjol. Di pasar, semua hal seperti harga, gaya, kemasan, iklan, dan penataan toko menjadi isyarat untuk mem bantu para konsumen memenuhi kebutuhan mereka dengan cara yang spesifik menurut produk. Isyarat membantu mengarahkan dorongan konsumen jika konsisten dengan harapan-harapan konsumen. Para pemasar harus berhati-hati memberikan isyarat yang tidak merusak harapan-harapan tersebut. Sebagai contoh, para konsumen men duga harga pakaian desainer mahal dan dijual di toko-toko ritel kelas atas. Jadi, seorang perancang mode kelas atas seharusnya menjual pakaiannya hanya melalui toko-toko eksklusif dan mengiklankan hanya di majalah mode kelas atas. Setiap aspek bauran pemasarar harus memperkuat aspek lain jika isyarat harus menjadi stimuli yang membimbing tindakan konsumen ke arah yang diingini oleh pemasar.3 c. Respon. Cara bereaksi para individu terhadap dorongan atau isyarat-bagaimana mereka berperilaku akan membentuk respon mereka. Pembelajaran dapat terjadi bahkan ketika tanggapan tidak jelas. Pabrikan mobil yang memberikan isyarat yang konsis ten kepada seorang konsumen mungkin tidak selalu berhasil mendorong terjadinya pembelian. Tetapi, jika pabrikan tersebut berhasil membentuk citra model mobil khusus yang menguntungkan dalam pikiran konsumen, maka ketika konsumen siap membeli, mungkin sekali dia akan mempertimbangkan merk atau model itu. Respon tidak terikat pada kebutuhan dengan cara satu lawan satu. Memang, sebagaimana dibahas sebelumnya, kebutuhan atau motif dapat menimbulkan berbagai macam tanggapan. Sebagai contoh, banyak cara untuk menjawab kebutuhan untuk melakukan latihan fisik di samping bermain tenis. Isyarat memberikan beberapa petunjuk, tetapi banyak terdapat isyarat yang bersaing menarik perhatian konsumen. Respon mana yang dilakukan oleh konsumen sangat tergantung pada pembelajaran sebelumnya; yang, pada 3 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 180. 3 gilirannya, tergantung pada bagaimana respon yang ber kaitan itu diperkuat sebelumnya.4 d. Penguatan. Penguatan (reinforcement) meningkatkan kemungkinan bahwa respon khusus akan terjadi di masa yang mendatang karena adanya berbagai isyarat atau stimuli khusus. Jika seorang mahasiswa menemukan bahwa obat penahan rasa sakit merk tertentu yang diiklankan telah memungkinkannya untuk terus berlari dalam maraton walaupun lututnya luka, ia lebih mungkin untuk membeli merk yang diiklankan ketika ia mengalami luka yang lain. Jelaslah, melalui penguatan yang positif, pembelajaran telah terjadi, karena obat penahan rasa sakit telah memberi pengaruh sesuai dengan harapan. Selain itu, jika obat penahan rasa sakit tidak dapat menghilangkan rasa sakitnya ketika ia pertama memakainya, mahasiswa itu tidak akan mempunyai alasan untuk menghubungkan merek tersebut dengan penghilang rasa sakit di masa yang akan datang. Karena tidak adanya penguatan, tidak ada kemungkinan ia akan membeli lagi merk itu, walaupun digiatkan periklanan yang luas atau isyarat-isyarat penataan toko untuk produk itu. Dengan ditetapkannya prinsip-prinsip pokok ini, kita sekarang dapat mem bicarakan beberapa teori atau model yang terkenal mengenai bagaimana pembelajaran terjadi.5 2. Beberapa Teori Pembelajaran Perilaku. Teori pembelajaran perilaku kadang-kadang disebut teori stimulus-tanggapan karena didasarkan pada pemikiran bahwa tanggapan yang nyata terhadap stimuli eksternal ter tentu memberi pertanda bahwa pembelajaran telah terjadi. Jika seseorang bertindak (memberikan tanggapan) dengan cara yang dapat diramalkan terhadap stimulus yang dikenal, ia dikatakan telah "belajar." Teori perilaku tidak begitu banyak hubungannya dengan proses pembelajaran seperti halnya pada masukan dan hasil pembelajaran: vaitu pada stimuli yang dipilih para konsumen dari lingkungan dan perilaku yang nyata yang dihasilkan. Dua teori perilaku yang banyak mempunyai 4 5 SCHIFFMAN & KANUK .Ibid. Hal 180. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 181. 4 hubungan dengan pemasaran adalah pengkondisian klasik dan pengkondisian instrumental (atau operant).6 a. Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning). Sebuah stimulus jika dipasangkan dengan stimulus yang lainnya akan menghasilkan suatu respon tertentu. Namun kemudian jika stimulus tersebut tidak dipasangkan lagi (berdiri sendiri), maka akan tetap menghasilkan respon yang sama. Para pakar teori pengkondisian yang paling klasik menganggap semua organisme (binatang maupun manusia) sebagai entitas yang relatif pasif dan dapat diajar berbagai perilaku tertentu melalui pengulangan (atau "pengkondisian"). Dalam pem bicaraan sehari-hari, kata pengkondisian berarti seperti respon "sentakan lutut" (atau otomatis) terhadap situasi yang terjadi melalui pemaparan yang berulang ulang. Jika Anda merasa sakit kepala setiap kali Anda berpikir untuk mengunjungi Tante Gertrude Anda, reaksi Anda mungkin terkondisi dari bertahun-tahun kun jungan kepadanya yang membosankan.7 Ivan Pavlov, psikolog Rusia, adalah yang pertama menggambarkan pengkon disian dan mengemukakannya sebagai model umum mengenai cara terjadinya pembelajaran. Menurut teori Pavlov, pembelajaran yang dikondisikan terjadi jika stimulus tertentu yang dipasangkan dengan stimulus lain yang mendatangkan tanggapan yang dikenal menimbulkan tanggapan yang sama jika digunakan sendiri saja. Pavlov menunjukkan apa yang dimaksudkannya dengan pembelajaran yang dikondisikan dalam berbagai studinya dengan anjing. Anjing-anjing itu lapar dan ingin sekali makan. Dalam eksperimennya, Pavlov membunyikan bel dan kemudian segera memberikan pasta daging ke lidah anjing-anjing itu, yang menyebabkannya menge luarkan air liur. Pembelajaran (pengkondisian) terjadi jika, setelah ulangan bunyi bel yang cukup sering, yang diikuti hampir segera dengan makanan, bunyi bel itu sendiri menyebabkan anjing-anjing itu mengeluarkan air liur. Anjing-anjing itu meng hubungkan bunyi bel (stimulus yang dikondisikan) dengan pasta daging (stimulus yang tidak dikondisikan) 6 7 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 181. SCHIFFMAN & KANUK.Ibid. Hal 181. 5 dan, setelah berkali-kali memasangkan, akan memberikan respon yang tidak dikondisikan yang sama (mengeluarkan air liur) terhadap bel itu sendiri seperti yang mereka lakukan dengan pasta daging. Respon yang tidak dikon disikan terhadap pasta daging menjadi respon yang terkondisi terhadap bel. Gambar 7-1A memperagakan hubungan ini. Situasi yang analog adalah ketika bau masakan untuk makan malam menyebabkan keluarnya air liur Anda. Jika Anda biasa mende. ngarkan warta berita pukul 18.00 sambil menunggu makan malam dihidangkan, Anda akan cenderung menghubungkan berita pukul 6 sore dengan makan malam, sehingga akhirnya suara berita pukul 6 sore itu sendiri dapat menyebabkan keluarnya air liur Anda, walaupun makan malam belum disiapkan dan walaupun Anda belum lapar. Gambar 7-1B menggambarkan hubungan dasar ini. 6 Dalam konteks perilaku konsumen, stimulus yang tidak dikondisikan mungkin terdiri dari simbol merk yang terkenal (seperti logo "windows" Microsoft) yang secara tidak langsung menyatakan keunggulan teknologi dan pengoperasian yang bebas dari masalah (respon yang tidak dikondisikan), stimuli yang dikondisikan mungkin terdiri dari produk baru yang memasang simbol terkenal (seperti program perangkat lunak Windows 98 yang ditampilkan pada Gambar 7.2), dan respon yang dikondisikan adalah kepercayaan bahwa Windows 98 mewujudkan keunggulan teknologi mutakhir dan pengoperasian yang bebas masalah (serupa dengan respon yang tidak dikondisikan).8 Pembelajaraan Asosiasi Kognitif9 Pengkondisian klasik dipandang sebagai pembelajaran mengenai asosiasi di antara berbagai peristiwa yang memungkinkan organisme untuk mengantisipasi dan “mewakili” lingkungannya. Dari sudut pandang ini, pengkondisian klasik bukanlah aksi yang reflektif, namun merupakan perolehan pengetahuan baru. Teori pengkondisian yang terakhir memandang pengkondisian klasik sebagai pembelajaran asosiasi di antara berbagai peristiwa yang memungkinkan organisme untuk mengantisipasi dan "mewakili" lingkungannya. Menurut pandangan ini. hubungan (atau kontak) antara stimulus yang dikondisikan dengan stimulus yang tidak dikondisikan (bel dan pasta daging) mempengaruhi harapan sang anjing yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya (mengeluarkan air liur). Daripada merupakan tindakan refleksif, pengkondisian klasik dipandang sebagai pembela jaran asosiasi kognitif: bukan perolehan refleks baru, tetapi merupakan perolehan pengetahuan baru mengenai dunia. Menurut beberapa peneliti, pengkondisian optimal-yaitu, penciptaan asosiasi yang kuat antara stimulus yang dikondisikan (SK) dan stimulus yang tidak dikondisikan (ST)-membutuhkan:10 8 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 183. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 183. 10 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 184. 9 7 (1) pengkondisian ke depan, yaitu, SK harus mendahului ST; (2) memasangkan SK dan ST secara ber ulangkali; (3) SK dan ST secara logis saling berkaitan, (4) SK yang baru dan belum dikenal: (5) ST yang secara biologis atau simbolis menonjol. Menurut teori Pavlov, konsumen dapat dipandang sebagai pencari informasi yang menggunakan hubungan yang logis dan perseptual di antara berbagai peristiwa, bersama-sama dengan persepsinya sendiri, untuk membentuk gambaran yang cang gih mengenai dunia. Pengkondisian merupakan pembelajaran yang diakibatkan oleh keterbukaan terhadap berbagai hubungan di antara berbagai peristiwa didalam lingkungan; keterbukaan tersebut menimbulkan berbagai harapan mengenai struk tur lingkungan tersebut. Berbagai studi menemukan bahwa pengkondisian men dorong perhatian pada merk yang diiklankan dalam promosi berikutnya. Beberapa perusahaan memasang pada produknya pengingat yang samar-samar mengenai saat untuk mengganti. Botol dan kaleng minuman ringan dicap dengan tanggal kadaluarsa: Pisau cukur Gillette yang berteknologi tinggi memasang sebuah strip berwarna yang lama-lama memudar, yang menyatakan waktu penggantian, sikat gigi Oral B memasang "sistem peringatan dini" yang menunjukkan (jika bulu yang biru pudar) bahwa tiba saatnya untuk diganti. Semua perusahaan ini menggunakan stimuli pada produk itu sendiri untuk menggerakkan perilaku penggantian. Aplikasi Strategis Pengkodisian Klasik Tiga konsep pokok yang berasal dari pengkondisian klasik adalah: pengulangan, generalisasi stimulus, dan diskriminasi stimulus. Setiap konsep ini penting bagi aplikasi. perilaku konsumen yang strategis. 1. Pengulangan. Pengulangan meningkatkan kekuatan asosiasi antara SK dan ST dan memperlambat kelupaan, namun jika berlebihan akan 8 berakibat kebosanan terhadap iklan (advertising wearout). Pemasar menghindari kebosanan dengan variasi kosmetik (cosmetic variations). Figure 7.3 Cosmetic Variations in Ads Pengulangan. Pengulangan meningkatkan kekuatan asosiasi antara stimulus yang dikondisikan dan stimulus yang tidak dikondisikan dan memperlambat proses melupakannya. Tetapi, riset mergemukakan bahwa ada batas jumlah pengulangan yang akan membantu ingatan. Walaupun pembelajaran yang berlebihan (yaitu, pengulangan yang melebihi yang diperlukan untuk belajar) membantu ingatan, pada satu titik orang dapat merasa jemu dengan banyaknya paparan, dan perhatian maupun ingatan akan menurun. Akibat ini, yang dikenal dengan kebosanan terhadap iklan, dapat dikurangi dengan mengubah pesan iklan. Beberapa pemasar menghindari kebosanan dengan memakai strategi variasi kosmetik (dengan meng gunakan latar belakang yang berbeda, tipe cetak yang berbeda, juru bicara iklan yang berbeda) sambil mengulang tema iklan yang sama. Variasi substantif adalah berbagai perubahan isi iklan yang meliputi berbagai versi iklan, dengan tidak ada perubahan ciri-ciri kosmetiknya. Suatu studi riset baru-baru ini menemukan bahwa individu yang terpapar terhadap berbagai iklan yang secara substantif berbeda lebih banyak memproses informasi mengenai sifat-sifat produk dan mempunyai pemikiran yang lebih positif mengenai produk daripada mereka 9 yang terpapar terhadap variasi kosmetik. Sifat-sifat yang terbentuk sebagai akibat paparan terhadap berbagai iklan yang berbeda secara substantif juga lebih tahan terhadap perubahan dalam menghadapi serangan yang bersifat persaingan. Walaupun prinsip pengulangan sudah lama dikenal di kalangan para pemasang iklan, namun tidak setiap orang setuju seberapa banyak pengulangan yang dianggap cukup. Beberapa sarjana pemasaran mempertahankan bahwa hanya diperlukan tiga kali penampilan sebuah iklan: Yang pertama, agar para konsumen mengetahui tentang produk; yang kedua, untuk menunjukkan kepada para konsumen mengenai perlunya produk: yang ketiga, untuk mengingatkan mereka pada manfaatnya. Para sarjana pemasaran yang lain menganggap mungkin diperlukan 11 sampai 12 pengulangan untuk meningkatkan kemungkinan agar para konsumen betul-betul dapat menerima ketiga penampilan yang menjadi dasar bagi apa yang dinamakan teori tiga pukulan Keefektifan pengulangan tergantung pada banyaknya iklan yang bersaing yang terpapar konsumen. Semakin tinggi tingkat persaingan iklan, semakin besar kemung kinan terjadinya gangguan, yang akan menyebabkan para konsumen melupakan pembelajaran sebelumnya yang dihasilkan oleh pengulangan. 2. Generalisasi Stimulus.11 Generalisasi Stimulus Menurut para pakar teori pengkondisian klasik, pembelajaran tidak hanya tergantung pada pengulangan, tetapi juga pada kemampuan para individu untuk menggeneralisasikan. Sebagai contoh, Pavlov menemukan bahwa seekor anjing dapat belajar mengeluarkan air liur tidak hanya karena bunyi bel tetapi juga karena bunyi kunci yang bergemericing dan hampir sama dengan bunyi bel. Jika kita tidak sanggup melakukan generalisasi stimulus-yaitu, 11 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 185. 10 melakukan reaksi yang sama terhadap stimuli yang agak berbeda-tidak banyak pembelajaran yang akan terjadi. Generalisasi stimulus menjelaskan alasan berbagai produk tiruan (me too) sukses di pasar. Para konsumen mengacaukan produk-produk tersebut dengan produk asli yang telah mereka lihat diiklankan. Hal ini juga menjelaskan mengapa pabrikan yang mempunyai merk sendiri berusaha membuat kemasan mereka serupa betul dengan merk yang memimpin secara nasional. Mereka mengharapkan agar para konsumen mengacaukan kemasan mereka dengan merk yang utama dan membeli merk mereka daripada merk yang utama. Beberapa merk begitu berharga sehingga produk-produk yang dikemas atau didistribusikan dengan cara yang sama dapat menyebabkan hilangnya berjuta-juta penjualan. a. Perluasan Lini, Bentuk, dan Golongan Produk.12 Prinsip generalisasi stimulus diterap kan oleh para pemasar pada perluasan lini, bentuk, dan golongan produk. Dalam memperluas lini produknya, pemasar menambahkan berbagai produk yang ber kaitan ke merk yang sudah mapan, karena mengetahui bahwa produl: baru lebih berkemungkinan untuk diterima jika dihubungkan dengan merk yang sudah dikenal dan dipercayai. Sebaliknya, akan jauh lebih sulit mengembangkan merk yang sama sekali baru. Para pemasar tidak hanya menawarkan perluasan lini produk yang mencakup ukuran yang berbeda, warna yang berbeda, bahkan rasa yang berbeda, mereka juga menawarkan perluasan bentuk produk (seperti sabun mandi Ivory menjadi kepada sabun cair Ivory dan Ivory shower gel) dan perluasan golongan produk (pena BIC sekali pakai ke pisau cukur 12 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 185. 11 BIC sekali pakai). Suksesnya strategi ini tergantung pada sejumlah faktor. Sebagai contoh, jika citra merk induk merupakan merk yang vane berkualitas tinggi, para konsumen lebih berkemungkinan memberikan asosiasi yang positif kepada perluasan golongan yang baru. Para konsumen cenderung menghubungkan perluasan merk tertentu dengan berbagai produk tergabung dalam merk itu. Tylenol pada mulanya memperkenalkan lain yang perluasan à lini dengan menyediakan produknya dalam beberapa bentuk (tablet, kapsul, kapsul gel). kekuatan (biasa, kuat, sangat kuat, dan untuk anak-anak), dan ukuran kemasan. Produk ini juga telah mengembangkan merknya menjadi bermacam-macam obat ini yang berkaitan untuk pilek, influenza, hidung tersumbat dan berbagai alergi. selanjutnya melakukan segmentasi lininya untuk orang dewasa, anak-anak, dan bayi. Gambar 7-3A menunjukkan iklan perluasan lini produk. 12 Gambar 7-3B untuk perluasan bentuk produk, dan 13 Gambar 7-3C untuk perluasan golongan produk. Sudah tentu, proses menghubungkan berbagai produk yang tidak berkaitan dengan merk yang sudah terkenal dapat mengubah "arti" merk." Sebagai contoh merk Black & Decker pertama-tama dihubungkan dengan alat-alat listrik. Ketika perusahaan ini membeli divisi perabot elektronik listrik dari General Electric, arti nama Black & Decker berkerabang dari "alat-alat tenaga listrik" ke "peralatan listrik bertenaga kecil untuk keperluan rumah" yang lebih umum dan kemudian menjadi ntuk Produk "alat-alat elektronik kecil untuk rumah tangga.” Para peneliti melaporkan bahwa jumlah produk yang berbeda dan berafiliasi pada sebuah merk dapat benar-benar memperkuat merk, sepanjang perusahaan dapat mempertahankan citra kualitas pada semua perluasan merk. Kegagalan melakukan hal tersebut, dalam jangka panjang, secara negatif dapat mempengaruhi kepercayaan dan penilaian konsumen terhadap semua yang ditawarkan merk tersebut. b. Pemakaian Merk Gabungan (Family Branding).13 Pemakaian merk gabungan praktik pemasaran seluruh lini produk perusahaan di bawah satu merk yang sama merupakan strategi lain yang memanfaatkan kemampuan konsumen untuk menggene ralisasikan 13 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 186. 14 asosiasi merk yang sesuai dari satu produk ke produk berikutnya. Sebagai contoh, Cambell's Soap Company yang terus menambahkan berbagai produk makanan baru pada lini produknya di bawah merk Cambell's, produk-produk barunya pada lini dapat segera diterima baik pula oleh para konsumen yang puas dengan berbagai pro duk makanan Cambell's lainnya. Label desainer Ralph Lauren pada pakaian pria dan wanita membantu produk ini diterima dengan baik di pasar pakaian olah raga kelas atas. Procter & Gamble (P&G) dibangun berdasarkan kekuatan berbagai merk tersendiri pada golongan produk yang sama (seperti deterjen cuci dan pembersih). Sekarang perusahaan ini memfokuskan pada manfaat golongan produknya yang luas, dengan menggunakar bobot gabungan berbagai merknya dengan menampilkan pesan yang lebih kuat yang ditujukan untuk melawan berbagai produk pesaing P&G telah beralih secara efektif dari manajemen merk ke manajemen golongan. Pada waktu yang bersamaan, perusahaan ini menggabungkan berbagai lini pro duknya, dengan mengobral berbagai produknya yang berkeuntungan tipis dan merk kedua, dan membuat standarisasi menyeder berbagai hanakan formula produk. Dengan penawaran produk mereka, manajemen P&G menghemat biaya dan meningkatkan pangsa pasar dalam berbagai golongan produk. Pemakaian merk ritel sendiri sering mencapai pengaruh gabungan. yang sama Sebagai dengan contoh, pemakaian merk Wal-Mart biasa mengiklankan bahwa toko-tokonya hanya menjual "merk-merk yang Anda percayai." Sekarang, nama Wal-Mart sendiri telah menjadi sebuah "merk" yang 15 dipercayai para konsumen, dan nama itu memberi nilaimerk kepada merk-merk toko Wal-Mart. c. Pemberian Lisensi (Licensing)14 Pemberian lisensi-izin menggunakan merk terkenal ke berbagai produk pabrikan lain-merupakan strategi pemasaran yang dilakukan atas dasar prinsip generalisasi stimulus. Nama para perancang, pabrikan, selebriti, perusahaan, dan bahkan berbagai karakter kartun dipakai dengan memba yar semacam komisi (yaitu, "sewa") pada bermacam-macam produk, yang memung kinkan para pemegang lisensi mencapai pengakuan yang cepat dan kualitas yang ditunjukkan bagi produk-produk yang diberi lisensi. Beberapa pemegang lisensi yang sukses termasuk Liz Claiborne, Tommy Hilfiger, Calvin Klein, dan Christian Dior, yang namanya muncul secara luas di berbagai macam produk, dari seprei sam pai sepatu, dan koper sampai parfum. Gambar 7-4 menunjukkan sebuah iklan untuk kacamata yang membawa nama pabrik sepatu yang terkenal Kenneth Cole. Berbagai perusahaan juga memberikan lisensi nama dan merk dagang mereka. biasanya sebagai suatu bentuk perluasan merk, di mana nama perusahaan dilisensikan kepada pembuat produk yang berkaitan dan dengan cara demikian memasukkan golongan produk 14 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 187. 16 baru (misalnya, Godiva Chocolates, memberikan lisensi namanya untuk Godiva Liqueur). Berbagai perusahaan juga memberikan lisensi nama mereka untuk penggunaan lisensi yang semata-mata ditujukan untuk promosi, di mana logo perusahaan yang populer (seperti "Always Coca-Cola") diterakan pada pakaian, mainan, mug kopi, dan sebagainya. Baru-baru ini berbagai majalah telah memberikan lisensi namanya mereka kepada pabrik berbagai produk yang serupa dengan fokus majalah terbitannya sendiri: Alat-alat berkebun Better Homes and Gardens, sepatu bot Popular Mechanics, dan pot bunga Martha Stewart Living. Menurut Licensing Industry Manufacturers Association, penjualan ritel barang-barang yang memakai merk lisensi bernilai $80 milyar di Amerika Serikat pada tahun 1997.11 Berbagai pemerintah kotapraja dan negara bagian mulai melisensikan namanya untuk memperoleh sumber-sumber penerimaan baru. Sebagai contoh, kota 17 Atlanta melisensikan namanya kepada Visa USA untuk Olimpiade Musim Panas 1996. Vatikan Library melisensikan namanya untuk berbagai produk dari koper sampai sprei linen kegiatan pemberian lisensinya pada pakaian dan Mormon Church telah memperluas kegiatan pemberian lisensinya pada pakaian dan dekorasi rumah, dan Ratu Elizabeth II dari Inggris telah setuju untuk memperluas lisensi "House of Windsor" untuk mebel dan permadani Skotlandia. Meningkatnya pemberian subur, karena para lisensi menambahkan nama pemberi lisensi terkenal pada berbagai lini produk tanpa memperoleh manfaat dari kontrak atau pengendalis kualitas Di samping hilangnya penerimaan penjualan karena pemalsuan, merk al juga menderita berbagai akibat yang berhubungan dengan tidak adanya pengen dalian kualitas terhadap berbagai produk yang membawa nama mereka. Sebagai con toh, bir palsu yang dijual di Cina dengan label Pabst Blue Ribbon tercemar das mengakibatkan setidak-tidaknya satu orang meninggal dan banyak orang sakit, yang dengan demikian membahayakan citra kualitas Pabst di seluruh dunia.12 Pemalsuan telah meluas ke berbagai golongan produk, dan banyak barang dagangan palsu yang hampir sama dengan yang asl. d. Menggeneralisasikan Situasi Pemakaian. Para pemasar tidak hanya berusah menggeneralisasikan asosiasi yang positif bagi merk mereka melalui perluasan lin produk dan perluasan golongan produk, tetapi beberapa pemasar juga berusaha menggeneralisasikan situasi pemakaian merkmerk mereka yang terkenal. Sebagu contoh, Kellog's berusaha membujuk konsumen bahwa sereal keringnya 18 merupakan makanan kecil yang cocok untuk setiap waktu. Demikian pula, para penanam pohon jeruk di Florida berusaha membujuk para konsumen bahwa sari buah jeruk "tidak hanya untuk makan pagi saja," dan Coca-Cola berusaha membujuk para konsumen bahwa Coke memberikan rangsangan kafein yang baik pada waktu makan pagi.15 3. Diskriminasi Stimulus.16 Kemampuan untuk memilih stimulus tertentu di antara beberapa stimulus yang serupa. Diskriminasi stimulus adalah lawan dari generalisasi stimulus dan menghasilkan pilihan stimulus yang khusus di antara stimuli yang serupa Kemampuan konsumen untuk melakukan pembedaan di antara stimuli yang serupa merupakan dasar bagi strategi pengaturan posisi, yang berusaha membangun citra yang khas produk tertentu ke dalam pikiran konsumen. a. Pengaturan Posisi (Positioning).17 Dalam masyarakat kita di mana komunikasi terjadi berlebihan. kunci diskriminasi stimulus adalah pengaturan posisi (positioning) yang efekti keunggulan bersaing yang utama. Citra-atau posisi-suatu produk atau jasa yang tertanam dalam pikiran konsumen merupakan hal yang sangat penting bagi kesuk sesannya. Jika seorang pemasar menargetkan konsumen dengan suatu program komunikasi yang kuat dan menitikberatkan pada cara-cara yang khas di mana pro duknya dapat memenuhi kebutuhan konsumen, sebenarnya mereka ingin agar kon sumen dapat membedakan produknya di antara berbagai produk yang 15 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 188. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 188 17 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 188. 16 19 bersaing di rak. Tidak seperti peniru yang mengharapkan konsumen akan menggeneralisasikan persepsi mereka dan menghubungkan karateristik khusus produk pemimpin di pasar dengan produknya sendiri, pemimpin pasar mengingini konsumen membedakan di antara stimuli yang serupa. Para pemasar yang besar terus menerus waspada terhadap kemiripan merk toko, dan mereka segera mengajukan gugatan terhadap para peda gang ritel yang mereka yakini menggerogoti penjulan mereka. Mereka ingin produk mereka diakui dapat memenuhi kebutuhan para konsumen secara unik. Berbaga sikap yang menguntungkan yang ditimbulkan oleh pengaturan posisi dan diskriminasi stimulus yang efektif biasanya bertahan cukup lama untuk mempengaruhi perilaku membeli di masa yang akan datang. b. Diferensiasi Produk (Diferentation).18 Kebanyakan strategi diferensiasi produk direncanakan untuk membedakan produk atau merk tertentu dari produk atau merk pesaing atas dasar sifat yang relevan, berarti, dan berharga bagi para konsumen. Tetapi, banyak pemasar yang juga sukses membedakan merk-merk mereka atas dasar sifat yang sebetulnya mungkin tidak ada kaitannya untuk menciptakan manfaat langsung, seperti unsur yang tidak penting atau warna. Sering sukar sekali menggeser kedudukan merk pemimpin/unggulan jika telah terjadi diskriminasi stimulus Penjelasannya adalah bahwa merk yang unggul biasanya yang pertama berada di pasar dan sudah lama "mengajar" konsumen (melalui iklan dan penjualan) 18 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 189. 20 untuk menghubungkan merk dengan produk tersebut. Umumnya, semakin lama masa pembelajaran- menghubungkan suatu merk dengan produk tertentukonsumen lebih berkemungkinan untuk mendiskriminasikan dan kurang kemungkinannya untuk menggeneralisasikan stimulus. Gambar 7-5 contoh dari diskriminasi stimulus. Prinsip-prinsip memberikan penerapan landasan pemasaran. pengkondisian teoritis klasik bagi kebanyakan Pengulangan, generalisasi stimulus, dan diskrimi nasi stimulus merupakan konsep terapan utama yang membantu menjelaskan peri laku konsumen di pasar. Tetapi, mereka tidak menjelaskan semua pembelajaran perilaku konsumen. Walaupun banyak perilaku konsumen (misalnya, pembelian barang-barang untuk kesenangan yang bermerk) sampai tingkat tertentu dibentuk oleh pesan-pesan iklan berulangkali yang menekankan keunggulan kompetitif yang unik, perilaku membeli lainnya dihasilkan oleh penilaian terhadap berbagai pilihan produk. Penilaian kita terhadap berbagai produk sering didasarkan pada tingkat kepuasan ganjaran-yang kita alami karena melakukan pembelian tertentu dengan perkataan lain, dari pengkondisian instrumental. 21 b. Pengkodisian Instrumental (Instrumental Conditioning).19 Seperti pengkondisian klasik, pengkondisian instrumental memerlukan hubungan antara stimulus dan tanggapan. Tetapi, pada pengkondisian instrumental, stimulus yang menghasilkan tanggapan yang paling memuaskan adalah stimulus yang dipelajari. Para pakar teori pembelajaran instrumental percaya bahwa pembelajaran terjadi melalui proses mencoba (trial and error), di mana kebiasaan dibentuk sebagai hasil ganjaran yang diterima untuk tanggapan dan perilaku tertentu. Model pemelajaran ini diterapkan pada berbagai situasi di mana konsumen belajar mengenai produk, jasa, dan toko-toko ritel. Sebagai contoh, para konsumen mempelajari toko-toko mana yang menjual tipe pakaian yang lebih mereka sukai dengan harga yang sanggup mereka bayar dengan berbelanja di beberapa toko. Sekali mereka menemukan toko yang menjual pakaian yang memenuhi kebutuhan mereka, mereka mungkin berlangganan dengan toko itu mengenyampingkan toko-toko lainnya. Setiap kali mereka membeli sebuah kemeja atau pakaian hangat di sana yang benarbenar mereka sukai, kesetiaan mereka. kepada toko itu memperoleh ganjaran (diperkuat), dan berlangganan di toko itu mungkin terjadi berulangkali. Walaupun pengkondisian klasik berguna untuk menje laskan bagaimana para konsumen mempelajari berbagai perilaku yang sangat hana, pengkondisian instrumental lebih bermanfaat untuk menjelaskan berbagai kegiatan yang kompleks dan berorientasi tujuan. Nama yang sangat erat hubungannya dengan pengkondisian instrumental (operant). diberikan oleh psikolog Amerika, B. F. Skinner. Menurut Skinner, kebanyakan pem belajaran individu terjadi pada lingkungan yang dapat dikendalikan di mana para indi vidu "memperoleh ganjaran" jika berhasil memilih perilaku yang tepat. Dari sudut perilaku konsumen, pengkondisian instrumental mengemukakan bahwa para kon sumen belajar dengan memakai proses mencoba, di mana beberapa perilaku pembelian memberikan hasil (yaitu ganjaran) yang lebih menguntungkan daripada perilaku pem belian lainnya. Pengalaman yang menyenangkan merupakan 19 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 188. 22 instrumental (penolong) dalam mengajari individu untuk mengulangi perilaku tertentu. Seperti Pavlov, Skinner mengembangkan model pembelajarannya dengan mem praktikkannya pada binatang. Binatang-binatang kecil, seperti tikus dan burung merpati, dimasukkan ke dalam kotak "Skinner"-nya; jika mereka melakukan gerakan yang tepat (misalnya, ika mereka menekan pengungkit atau mematuk kunci), mereka menerima makanan (penguatan yang positif). Skinner dan banyak pengikutnya telah melakukan berbagai hal yang mengagumkan dengan model pembelajarannya yang sederhana ini, termasuk mengajari burung merpati bermain Ping-Pong, dan bahkan berdansa. Dalam konteks pemasaran, konsumen yang mencoba beberapa merk dan berbagai model jean sebelum menemukan model yang cocok dengan bentuk badan nya (penguatan yang positif) telah terlibat dalam pembelajaran instrumental. Barangkali, merk yang paling cocok akan terus ia beli. Model pengkondisian instrumental ini disajikan pada Gambar 7-6 Pembelajaran terjadi melalui proses coba coba (trial-and-error process), dimana kebiasaan terbentuk sebagai hasil dari pengalaman positif (penguatan) karena dilakukannya perilaku tertentu. Dari suatu perilaku (membeli merek A, di toko B), konsumen memperoleh hasil (reward) yang lebih baik dibandingkan perilaku yang lainnya (membeli merek C, di toko D). Pengalaman yang baik merupakan instrumental dalam mengajari seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. 23 Penguatan Perilaku20 Skinner membedakan dua tipe penguatan (atau ganjaran) yang mempengaruhi kemungkinan bahwa tanggapan tertentu akan berulang. Tipe yang pertama, pengu atan positif, terdiri dari berbagai pertistiwa yang memperkuat kemungkinan timbul nya tanggapan yang khusus. Dengan menggunakan shampo yang akan membuat rambut Anda terasa seperti sutra dan bersih mungkin menyebabkan pembelian shampo yang berulang. Penguatan negatif merupakan hasil yang tidak menyenangkan atau negatif yang juga membantu mendorong timbulnya perilaku khusus. Sebuah iklan yang menunjukkan seorang model yang berkulit keriput dirancang untuk men dorong para konsumen membeli dan menggunakan krim kulit yang diiklankan. Daya tarik yang menekankan rasa takut dalam pesan-pesan iklan merupakan con toh penguatan yang negatif. Banyak iklan asuransi jiwa mengandalkan penguatan negatif untuk mendorong pembelian asuransi jiwa: Iklan-iklan itu memperingatkan para suami mengenai berbagai akibat yang mengerikan yang dialami istri dan anak anak mereka jika terjadi kematian mendadak. Para pemasar berbagai obat sakit kepala menggunakan penguatan negatif ketika mereka menggambarkan gejala yang tidak menyenangkan karena sakit kepala yang tidak mereda, demikian juga halnya yang dilakukan para pemasar obat kumur ketika mereka menunjukkan kesepian yang diderita oleh seseorang yang nafasnya berbau. Pada setiap kejadian ini, para kon sumen didorong untuk menghindari akibat-akibat yang negatif tersebut dengan mem beli produk yang diiklankan. Penguatan positif maupun negatif dapat digunakan untuk menimbulkan tang gapan yang diingini. Tetapi, penguatan yang negatif tidak boleh dikacaukan dengan hukuman, yang dirancang untuk menghilangkan minat untuk berperilaku. Sebagai contoh, karcis parkir bukanlah penguatan negatif, karcis ini adalah sebuah 20 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 189. 24 bentuk "hukuman" yang dirancang untuk menghilangkan minat para pengendara untuk memarkir mobil secara illegal. Melupakan dan Menghapus Ingatan.21 Jika tanggapan yang dipelajari tidak lagi diperkuat, maka akan makin menghilang sampai sampai tingkat penghapusan, yaitu sampai tingkat di mana hubungan antara stimulus dan ganjaran yang diharapkan hilang. Jika konsumen tidak lagi puas dengan pelayanan yang diberikan suatu toko ritel hubungan antara stimulus (toko) dan tanggapan (kepuasan yang diharapkan) tidak lagi diperkuat, dan kecil kemungkinan konsumen tersebut akan kembali. Jika perilaku tidak lagi diperkuat, berarti "tidak dipelajari" lagi. Tetapi, ada perbedaan antara peng hapusan dan melupakan. Jika seseorang yang tidak mengunjungi lagi restoran yang per nah disukainya untuk waktu yang lama mungkin hanya lupa betapa ia dulu menikmati makan di sana, dan tidak terpikir lagi untuk kembali. Jadi perilakunya tidak dipelajari lagi karena kurang digunakan, bukannya kurang diperkuat. Melupakan sering ber hubungan dengan perjalanan waktu; hal ini dikenal sebagai proses kehilangan. Para pemasar dapat mengatasi keadaan dilupakan melalui pengulangan, dan dapat melawan penghapusan dengan hatihati meningkatkan kepuasan konsumen. Aplikasi Strategis Pengkondisian Instrumental:22 Para pemasar secara efektif menggunakan berbagai konsep pembelajaran instrumental konsumen ketika mereka memberikan penguatan positif dengan menjamin kepuasan konsumen terhadap produk, jasa, dan keseluruhan pengalaman membeli. 21 22 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 192. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 192. 25 1. Kepuasan pelanggan (penguatan). Kepuasan (Penguatan) Pelanggan Tujuan semua usaha pemasaran haruslah untuk memaksimumkan kepuasan pelanggan. Para pemasar harus pasti memberikan produk yang sebaik mungkin untuk uang yang dibayarkan dan menghindari mem perbesar harapan konsumen terhadap kinerja produk yang melebihi apa yang dapat diberikan produk tersebut. Selain dari pengalaman menggunakan produk itu sendiri, para konsumen dapat menerima penguatan dari unsur-unsur lain dalam situasi pem belian, seperti lingkungan di mana transaksi atau pelayanan terjadi, perhatian dan pelayanan yang diberikan para karyawan, dan sikap ramah tamah yang diberikan. Sebagai contoh, sebuah salon kecantikan kelas atas dapat memberikan lingkungan yang indah, mempunyai penata rambut dan perawat tangan dan kuku yang penuh perhatian, menghidangkan kopi dan minuman ringan lainnya untuk para pelanggan yang menunggu, dan memberikan pelayanan telepon lokal gratis di setiap salon rambut Walaupun hasil tatanan rambutnya tidak begitu bagus, pelanggan merasa sangat diman jakan dengan suasana dan pelayanan sehingga ia mempunyai keinginan untuk kembali lagi. Sebaliknya, walaupun semua penguatan yang positif lainnya diadakan, jika para karyawan salon demikian sibuk berbicara satu sama lain ketika pelayanan sedang diberikan sehingga pelanggan merasa diabaikan, ia mungkin tidak akan kembali lagi. 26 Beberapa hotel memberikan penguatan kepada para tamu dalam bentuk keramahan ringan, seperti coklat di atas bantal atau minuman botol di lemari rias; hotel-hotel lain mengirim berpiring-piring buah-buahan atau bahkan berbotolbotol anggur kepada para tamu yang kembali menginap untuk memperlihatkan penghar gaan mereka atas hubungannya dengan anggota pelanggan. Kebanyakan program untuk para pembeli didasarkan pada usaha meningkatkan penguatan yang positif dan mendorong agar mereka terus menjadi pelanggan tetap. Semakin banyak konsumen menggunakan jasa, semakin besar ganjaran yang diberikan. Kellog's memberikan pro gram bagi pengguna pengguna setia dengan memberikan kupon pada bagian atas kotak sereal yang dapat dikumpulkan dan ditukar dengan berbagai macam hadiah, seperti mug kopi atau kemeja denim yang dihiasi dengan logo perusahaan. Pemasaran relasional (relationship marketing)-yang mengembangkan hubungan pribadi yang erat dengan para pelanggan-merupakan bentuk penguatan non-pro duk lain. Karena mengetahui bahwa ia pasti akan diberitahu mengenai penjualan obral yang akan datang, atau barang dagangan tertentu pasti akan dipisahkan untuknya pada kunjungannya berikutnya, hal ini akan memperkuat kesetiaan yang mungkin diberikan konsumen kepada sebuah toko ritel. Dapatnya seseorang menelpon "bankir" pribadinya untuk mentransfer dana antar berbagai rekening atau melakukan berbagai transaksi perbankan lainnya tanpa datang ke bank terse but akan memperkuat kepuasan yang diperoleh konsumen dari bank tersebut. 27 2. Urutan penguatan.23 Para pemasar menemukan bahwa kualitas produk harus terus konsisten dan kepuasan pada pelanggan harus diberikan pada setiap pemakaian agar perilaku konsumen yang diingini terus dipertahankan. Tetapi, mereka juga menemukan bahwa beberapa ganjaran non-produk tidak harus diberikan setiap kali pembelian ter jadi transaksi; bahkan ganjaran yang sekali-sekali diberikan mendatangkan penguatan dan mendorong timbulnya keinginan untuk menjadi pelanggan. Sebagai contoh, perusa haan penerbangan kadang-kadang dapat menaikkan kelas seorang penumpang ke kelas yang lebih mahal di pintu masuk, atau toko diskon khusus pakaian sewaktu-waktu dapat mengumumkan penjualan obral selama satu jam melalui pengeras suara toko. Janji mengenai kemungkinan menerima suatu ganjaran memberikan penguatan positif dan mendorong timbulnya keinginan untuk berlangganan. Para pemasar telah mengenali tiga tipe urutan penguatan: penguatan total (atau berkesinambungan), penguatan sistematis (rasio tetap), dan penguatan acak (rasio variabel). Tidak perlu dikemukakan lagi bahwa produk atau jasa dasar yang diserahkan diharapkan memberikan penguatan total setiap kali digunakan. Contoh urutan penguatan total (atau berkesinambungan) yang lain adalah minuman gratis sesudah 23 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 193. 28 makan malam yang selalu dihidangkan untuk para pelanggan di beberapa restoran tertentu. Urutan penguatan rasio tetap memberikan penguatan setiap "x" kali produk atau jasa dibeli (misalnya, setiap ketiga). Sebagai contoh, Staples mengirimkan sebuah voucher kredit kepada para pemegang rekening setiap tiga bulan didasarkan pada presentase pembelian empat bulan sebelumnya. Urutan penguatan rasio variabel memberikan ganjaran kepada para konsumen secara acak atau atas dasar kekerapan rata-rata (seperti pada setiap transaksi ketiga atau kesepuluh). Kasino judi beroperasi atas dasar rasio variabel. Orang menuangkan uang ke mesin judi (yang diprogram untuk memberikan hasil atas dasar rasio variabel), dengan mengharapkan keme nangan yang besar. Rasio variabel cenderung cepat menimbulkan perilaku yang diingini dan tidak mudah dihapuskan barangkali karena kebanyakan konsumen mengharapkan kemujuran terus menerus (springs eternal). Contoh urutan rasio variabel lainnya termasuk lotre, undian, door prize, dan kontes yang menetapkan peri laku konsumen tertentu untuk dapat memenuhi syarat. 3. Pembentukan perilaku.24 Penguatan perilaku yang harus dilakukan para konsumen sebelum perilaku yang diinginkan dapat dilakukan disebut 24 pembentukan perilaku. Pembentukan perilaku SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 193. 29 meningkatkan kemungkinan terjadinya perilaku konsumen tertentu yang diharapkan. Sebagai contoh, para pedagang ritel mengakui bahwa per tama-tama para pelanggan harus ditarik perhatiannya untuk datang ke toko sebelum mereka dapat diharapkan untuk berbelanja dalam jumlah besar di sana. Banyak pedagang ritel yang memberikan beberapa bentuk penguatan ("pembentukan") awal guna mendorong para konsumen untuk hanya mengunjungi toko mereka. Seba gai contoh, beberapa pedagang ritel menawarkan "produk terkenal yang dijual sangat murah"-berbagai produk populer dengan diskon harga yang besar-kepada seratus orang pelanggan pertama yang datang, karena para pelanggan itu mungkin saja mau berlama-lama di sana untuk berbelanja. Dengan memperkuat perilaku yang diper lukan untuk memungkinkan munculnya perilaku konsumen yang ditargetkan, para pemasar meningkatkan kemungkinan perilaku yang diingini dapat terjadi. Para pengusaha dealer mobil mengakui bahwa untuk menjual mobil model baru, per tama-tama mereka harus mendorong orang untuk mengunjungi showroom mereka dan melakukan uji-jalan mobil-mobil mereka. Diharapkan, uji-jalan itu akan meng hasilkan penjualan. Dengan menggunakan prinsip-prinsip mendorong pembentukan, kebanyakan kunjungan-kunjungar ke dealer showroom mobil dengan memberikan hadiah kecil (seperti gantungan kunci dan lotre), hadiah yang lebih besar (sebuah cek senilai $10) untuk menguji jalan mobil, dan cek potongan harga waktu melakukan pemesanan. Mereka menggunakan proses pembentukan beberapa tahap untuk men capai pembelajaran konsumen yang diingini. 30 4. Pembelajaran tertumpuk versus Pembelajaran terdistribusi.25 Seperti digambarkan sebelumnya, pengaturan waktu mempunyai pengaruh yang penting terhadap pembelajaran konsumen. Haruskah jadwal pembelajaran tersebar selama jangka waktu tertentu (pembelajaran terdistribusi), atau haruskah ditempatkan "pada waktu berdekatan" sekaligus (pembelajaran terkumpul)? Pertanyaan ini penting bagi para pemasang iklan yang merencanakan suatu jadwal media, karena iklan yang terkumpul menghasilkan pembelajaran lebih awal, sedangkan jadwal yang ter distribusi biasanya menghasilkan pembelajaran yang berlangsung lebih lama. Jika para pemasang iklan menginginkan pengaruh yang cepat (misalnya, untuk mem perkenalkan suatu produk baru atau untuk menghadapi serangan kampanye menggunakan jadwal kilat pesaing), terkumpul mereka untuk biasanya mempercepat pembelajaran konsumen. Tetapi, jika sasarannya adalah pembelian yang berulang dalam jangka panjang secara teratur, jadwal yang terdistribusi lebih baik. Jadwal yang terdistribusi dengan 25 iklan yang diulang secara teratur, biasanya SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 194. 31 menghasilkan pembelajaran dengan jangka lebih panjang dan relatif kebal terhadap penghapusan. a. Penguatan Positif: Hasil yang positif yang mendorong timbulnya tanggapan tertentu. Contoh: Iklan yang menunjukkan rambut indah sebagai sebuah penguatan untuk membeli shampoo. b. Penguatan Negatif: Hasil yang tidak menyenangkan atau negatif yang mendorong dilakukannya perilaku tertentu. Contoh: Iklan yang menunjukkan kulit yang berkerut sebagai sebuah penguatan untuk membeli krim kulit. c. Konsep Konsep Lain Penguatan i. Hukuman (punishment). Pilih penguatan dibandingkan hukuman ii. Punah (extinction). Lawan dengan kepuasan pelanggan iii. Lupa (forgetting). Lawan dengan pengulangan c. Pembelajaraan Melalui Peragaan atau Pengamatan (Modeling or Observational Learning).26 Proses pembelajaran dimana seseorang mengamati perilaku orang lainnya, dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Disebut juga pembelajaran melalui peragaan (modeling) atau pembelajaran melalui orang lain (vicarious learning). Para pakar teori pembelajaran memperhatikan bahwa sebagian besar pembelajaran terjadi dalam keadaan tidak adanya penguatan langsung, baik yang positif maupun negatif, melalui proses yang disebut para psikolog pembelajaran melalui peragaan atau pengamatan (juga disebut pembelajaran melalui orang lain atau vicarious learning). Mereka mengamati bagaimana orang lain berperilaku dalam menjawab berbagai situasi (stimuli) tertentu dan hasil-hasil (penguatan) berikutnya yang terjadi, dan mereka 26 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 194. 32 meniru (model) perilaku yang diperkuat secara positif ketika meng hadapi situasi yang sama.27 Jadi peragaan adalah proses yang digunkan individu untuk memelajari perilaku. Dengan mengamati perilaku orang lain dan akibat-akibat perilaku tersebut. Model peran yang mereka pakai biasanya orang yang mereka kagumi karena sifat-sifat tertentu seperti penampilan, prestasi, keterampilan, bahkan kelas sosial. Anak-anak mempelajari sebagian besar perilaku sosial dan perilaku konsumen dengan mengamati saudara kandung atau orang tua mereka. Mereka meniru perilaku orang-orang yang mereka lihat dihargai, dengan harapan mereka akan dihargai pula jika berperilaku demikian. Para pemasang iklan mengakui pentingnya pembelajaran melalui pengamatan dalam memilih model mereka-selebriti ataupun orang yang tidak terkenal. Jika seo rang remaja melibat sebuah iklan yang menggambarkan kesuksesan sosia, karena menggunakan merk shampo tertentu, dia akan ingin membelinya. Jika kakaknya menonton sebuah iklan TV yang menunjukkan seorang atlit muda yang berotot sedang memakan Wheaties-"sarapan untuk para juara"-ia akan mengingininya pula. Memang pembelajaran melalui orang lain (atau pengamatan) merupakan dasar sebagian besar iklan sekarang ini. Para model dari konsumen, yang dapat diidenti fikasikan dengan konsumen yang ditargetkan, ditunjukkan dapat mencapai hasil-hasil positif terhadap berbagai situasi masalah yang umum melalui pemakaian produk yang diiklankan. Kadang-kadang iklan memperlihatkan berbagai konsekuensi negatif jika melakukan jenis perilaku tertentu. Hal ini terutama terjadi pada iklan kebijakan publik, yang dapat menunjukkan berbagai konsekuensi negatif dari 27 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 194. 33 merokok. mengendarai mobil terlalu cepat, memakai obat bius. Dengan mengamati berbagai tindakan orang lain dan konsekuensi yang ditimbulkannya, para konsumen belajar melalui orang lain untuk mengenali perilaku yang sesuai. 3. Teori Pembelajaraan Kognitif.28 Teori ini menganggap bahwa pembelajaran yang menjadi ciri khas manusia adalah pemecahan masalah, yang memungkinkan para individu dapat mengendalikan lingkungan mereka. Tidak semua pembelajaran terjadi sebagai Easil berbagai percobaan yang berulang Banyak sekali pembelajaran terjadi sebagai hasil pemikiran dan pemecahan masalah oleh konsumen sendiri. Pembelajaran yang tiba-tiba juga merupakan suatu realitas Jika dihadapkan dengan suatu masalah, kita kadang-kadang langsung melihat peme cahannya. Tetapi, kita mungkin lebih sering mencari informasi sebagai dasar suatu keputusan, dan secara teliti menilai apa yang kita pelajari agar dapat mengambil keputusan sebaik mungkin untuk kepentingan kita. Pembelajaran yang didasarkan pada kegiatan mental disebut pembelajaran kognitif. Teori pembelajaran kognitif menganggap bahwa pembelajaran yang menjadi cin khas manusia adalah pemecahan masalah, yang memungkinkan para individu dapat mengendalikan lingkungan mereka. Tidak seperti teori pembelajaran perilaku teori kognitif menganggap bahwa pembelajaran menyangkut pengolahan mental yang kompleks terhadap informasi. Daripada menekankan pentingnya pengulangan atau hubungan antara ganjaran dengan tanggapan tertentu, para pakar teori kognitif menekankan peran motivasi dan proses mental dalam menghasilkan tanggapan yang diinginkan. Gambar 7-8 menyajikan sebuah iklan yang dirancang untuk menank perhatian terhadap pengolahan kognitif. 28 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 196. 34 A. Pengolahan Informasi dan Penyimpanan Ingatan29 Persis seperti komputer mengolah informasi yang diterima sebagai masukan. demikian pula pikiran manusia mengolah informasi yang diterimanya sebagai masukan Pengolahan informasi berkaitan dengan kemampuan kognitif konsumen maupun kompleksitas informasi yang akan diolah. Para konsumen mengolah infor masi tentang produk berdasarkan sifatsifat. merk, perbandingan antara merk, atau kombinasi dari faktor-faktor ini. Walaupun sifat-sifat yang terkandung dalam pesan dari merk dan banyaknya pilihan yang tersedia mempengaruhi intensitas atau tingkat pengolahan informasi, para konsumen yang mempunyai kemampuan kognitif lebih tinggi jelas akan memperoleh informasi yang lebih banyak dan lebih mampu mem dukan informasi mengenai beberapa sifat produk daripada konsumen yang lebih ren dah kemampuannya. Individu juga berbeda dari sudut citra mental-yaitu, kemampuan mereka untuk membentuk berbagai citra ke dalam pikiran mereka-dan perbedaan ini mempe ngaruhi kemampuan mereka mengingat informasi. Perbedaan individu dalam mengolah citra mental dapat diukur dengan uji kejelasan citra mental (kemampuan untuk menimbulkan berbagai citra yang jelas), gaya pengolahan (pilihan dan kekerapan menggunakan pengolahan visual versus verbal), dan uji isi dan kekerapan angan-angan (fantasi) Semakin banyak pengalaman konsumea mengenai golongan produk tertentu. semakin besar kemampuannya memanfaatkan informasi produk. Keakraban yang lebih besar dengan golongan produk itu juga meningkatkan kemampuan dan pem belajaran kognitit pada waktu pengambilan keputusan pembelian baru, terutama yang berhubungan dengan informasi teknis. Beberapa konsumen belajar melalui analogi yaitu, mereka memindahkan pengetahuan mengenai produk yang telah mereka kenal baik ke produk baru atau produk yang belum mereka kenal guna meningkatkan pengertian mereka. Suatu studi menemukan bahwa ketika orang menggunakan usaha kognitif yang lebih besar dalam mengolah informasi mengenai suatu pilihan, mereka mengalami dampak negatif yang ditimbulkan oleh pengolahan terhadap 29 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 196. 35 pilihan itu; karena itu mereka lebih cenderung untuk memilih suatu produk yang hanya memerlukan usaha penilaian yang lebih ringan. Tetapi, dampak negatif itu tidak akan mempengaruhi pilihan produk jika ada pilihan yang jelas lebih unggul. Cara Konsumen Menyimpan, Mempertahankan, dan Mengingat Kembali Informasi.30 Yang sangat penting dalam pengolahan informasi adalah daya ingat manusia. Penelitian dasar yang menjadi perhatian kebanyakan pakar ilmu kognitif adalah untuk mengetahui bagaimana informasi disimpan dalam ingatan, bagaimana ia dipelihara, dan bagaimana mengingatnya kembali. Struktur Ingatan Karena pengolahan informasi terjadi dalam beberapa tahap. pada umumnya dipercayai bahwa terdapat "gudang-gudang penyimpanan yang terpisah dan berurutan dalam ingatan tempat disimpannya informasi untuk sementara sebelum diolah lebih lanjut: penyimpanan sensoris, penyimpanan jangka pendek dan penyimpanan jangka panjang. Penyimpanan Sensoris. 31 Semua data masuk melalui indera-indera kita, tetapi, inderaindera itu tidak mengirimkan citra tersebut secara keseluruhan seperti yang dilakukan kamera. Sebaliknya, setiap indera menerima potongan informasi yang terpecah pecah (seperti bau, warna, bentuk, dan sentuhan sekuntum bunga) dan mengirim kannya ke otak secara pararel, di mana berbagai persepsi sesaat disinkronisasikan dan dirasakan sebagai satu citra, dalam satu waktu tertentu. Citra dari masukan indera berlangsung hanya satu atau dua detik dalam penyimpanan sensoris. Jika tidak diolah, masukan tesebu: segera akan hilang. Sebagaimana diterangkan sebelumnya kita terus menerus dibombardir oleh stimuli dari lingkungan, dan secara tidak 30 31 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 197. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 197. 36 sadar memblok banyak informasi yang tidak kita "butuhkan" atau tidak dapat digunakan. Bagi para pemasar, hal ini beraru bahwa walaupun memasukkan informasi ke dalam penyimpanan sensoris konsumen relatif mudah, tetapi sulit membuat kesan yang ber jangka panjang. Selanjutnya, berbagai studi mengemukakan bahwa otak secara otomatis dan secara tidak sadar "memberi tanda" semua persepsi dengan sebuah nilai, baik positif maupun negatif, penilaian ini, yang ditambahkan pada persepsi awal pada mikro detik kognisi yang pertama, cenderung tetap kecuali jika informasi sela jutnya diolah lebih lanjut 20 Ini akan menjelaskan mengapa kesan pertama cen derung bertahan lama dan mengapa berisiko memperkenalkan suatu produk sebelum waktunya ke pasar. Penyimpanan Jangka Pendek. 32 Penyimpanan jangka pendek (yang dikenal sebagai ingatan kerja) merupakan tahap ingatan nyata di mana informasi diolah dan ditahan untuk jangka waktu yang singkat saja. Seseorang yang pernah mencari nomor di buku telepon, yang sudah melupakannya persis sebelum dia menekan nomor tersebut, mengetahui betapa singkatnya informasi itu bertahan di penyimpanan jangka pendek. Jika informasi dalam penyimpanan jangka pendek sudah menjalani pengolahan yang dikenal sebagai rehearsal (yaitu. pengulangan informasi secara diam dalam hati). kemudian dipindahkan sepenyimpanan jangka panjang. Proses pemindahan memer lukan 2 sampai 10 detik. Jika informasi tidak diulang dalam hati dan dipindahkan, akan hilang dalam sekitar 30 detik atau kurang Jumlah informasi yang dapat ditahan dalam penyimpanan jangka pendek terbatas sampai sekitar empat atau lima per soalan. 32 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 198. 37 Penyimpanan Jangka Panjang. 33 Berbeda dengan penyimpanan jangka pendek, dimana informas bertahan hanya beberapa detik, penyimpanan jangka panjang mena han informasi selama jangka waktu yang relatif panjang. Walaupun ada kemungkinan melupakan sesuatu dalam beberapa menit setelah informasi mencapai penyimpanan jangka panjang, data dalam penyimpanan jangka panjang lebih umum bertahan selama berharihari, berminggu-minggu, atau bahkan bertahun-tahun. Sebagai contoh, kita hampir semua dapat mengingat nama guru kita di kelas satu sekolah dasar. Gambar 7-9 menggambarkan pemindahan informasi yang diterima oleh penyim panan sensoris, melalui penyimpanan jangka pendek, ke penyimpanan jangka panjang. Pengulangan dan Penyandian. 34 Jumlah informasi yang tersedia untuk dikirim dari penyimpanan jangka pendek ke penyimpanan jangka panjang tergantung pada jum lah pengulangan yang dilakukan. Kegagalan mengulang suatu masukan, baik dengan mengulangnya maupun dengan menghubungkannya dengan data lain, dapat meng akibatkan kekaburan atau hilangnya informasi pada akhirnya. Informasi juga dapat hilang disebabkan oleh persaingan untuk memperoleh 33 34 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 198. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 198. 38 perhatian. Sebagai contoh, jika penyimpanan jangka pendek menerima banyak masukan secara serentak dari penyimpanan sensoris, kemampuannya dapat berkurang menjadi dua atau tiga buah informasi saja. Tujuan pengulangan adalah untuk menahan informasi dalam penyimpanan jangka pendek bisa bertahan lama agar penyandian terjadi. Penyandian adalah proses untuk memilih citra kata atau gambar guna menggambarkan obyek yang dirasakan Sebagai contoh, para pemasar membantu konsumen menyandikan merk-merk dengan menggunakan berbagai simbol merk. Kellog's menggunakan Tony the Tiger pada Frosted Flakesnya, Green Giant Company mempunyai Jolly Green Giant. Dell Computer membalik huruf e pada logonya agar namanya cepat dikenal; Microsoft menggunakan jendela yang mungkin mode terakhir di dunia.35 "Mempelajari" gambar memerlukan waktu lebih pendek daripada mempelajari informasi verbal, teta tetapi tipe informasi itu penting dalam membentuk citra kedua mental yang menyeluruh. Sebuah iklan cetak yang mempunyai ilustrasi maupun teks iklan, lebih mungkin untuk disandikan dan disimpan daripada ilustrasi tanpa informasi verbal. Suatu studi yang mempelajari pengaruh iklan visual dan verbal menemukan bahwa jika teks iklan dan ilustrasi iklan memfokuskan pada berbagai sifat sifat yang berbeda. maka ilustrasi tersebut secara tidak seimbang akan mempengaruhi kesimpulan konsumen. Studi lain menemukan bahwa teks iklan yang mempunyai kesan yang tinggi dapat diingat lebih kuat daripada teks iklan yang mempunyai kesan lebih rendah, baik iklan itu disertai oleh ilustrasi maupun tidak: tetapi, bagi teks iklan yang mempunyai kesan yang rendah, ilustrasi merupakan fak tor penting dalam ingatan pemirsa.36 Para peneliti menemukan bahwa penyandian iklan TV tertentu berhubungan dengan konteks ram TV selama (atau sesudah) disiarkan. 35 36 Beberapa bagian pro program gram mungkin SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 199. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 199. 39 mengharapkan para pemirsa menggunakan sebagian besar sumber daya kognitif mereka untuk mengolah (misalnya, ketika peristiwa dramatis tertentu terjadi versus pembicaraan santai). Ketika para pemirsa memberikan lebih banyak sumber kognitif mereka ke program itu sendiri, mereka hanya sedikit menyandi daya dan menyimpan informasi yang disampaikan oleh sebuah iklan TV. Hal ini berarti bahwa iklan-iklan TV yang memerlukan pengolahan kognitif yang relatif kecil mungkin lebih efektif ditempatkan pada atau berurutan dengan program yang drama tis daripada iklan-iklan yang memerlukan pengolahan kognitif yang lebih teliti.23 Riset lain menunjukkan bahwa para pemirsa yang sangat terlibat dengan acara tele visi berespon lebih positif terhadap iklan-iklan yang berdampingan dengan acara itu, dan akan menimbulkan maksud membeli yang lebih positif. Pria dan wanita menunjukkan pola penyandian yang berbeda. Sebagai contoh, walaupun wanita lebih berkemungkinan untuk mengingat berbagai iklan TV yang menggambarkan suatu tema hubungan sosial daripada pria, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam mengingat iklan-iklan yang memfokuskan pada produk itu sendiri. Jika para konsumen diberi terlalu banyak informasi (yang disebut informasi yang terlalu sarat), mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam menyandi dan menyimpan semuanya. Penemuan mengemukakan bahwa sulit bagi para konsumen untuk mengingat informasi produk dari iklan-iklan untuk merk-merk baru dalam kategori yang terlalu banyak diiklankan.26 Para konsumen dapat menjadi kebanyakan beban secara kognitif jika mereka diberi banyak informasi dalam waktu yang terbatas. Akibat kebanyakan beban ini akan membingungkan dan dapat menimbulkan kepu tusan membeli yang buruk. 40 Penyimpanan37 Informasi dalam penyimpanan jangka panjang tidak hanya diam dan menunggu untuk dikeluarkan kembali. Sebaliknya, informasi terus menerus diorganisasikan dan diorganisasikan ulang ketika hubungan-hubungan baru antara potongan-potongan informasi terbentuk. Sebetulnya, banyak pakar teori pengolahan informasi yang memandang penyimpanan jangka panjang sebagai jaringan yang terdiri dari berbagai simpul (yaitu, berbagai konsep), yang mempunyai mata rantai diantaranya. Gambar 7-10 merupakan gambaran penyimpanan informasi jangka panjang mengenai komputer pribadi, yang menunjukkan berbagai simpul (misal nya, berbagai konsep: model, monitor, pabrikan, perangkat lunak, sistem operasi, printer) yang dihubungkan oleh mata rantai (misalnya, untuk perangkat lunak: word processing, data base, graphic, game, spreadsheet). Ketika para individu memperoleh lebih banyak pengetahuan mengenai komputer, mereka memperluas jaringan hubungan mereka, dan kadang-kadang mencari informasi tambahan. Proses init dikenal sebagai aktivasi, yang mencakup menghubungkan data baru dengan yang lama untuk menjadikan material itu lebih berarti. Ingatan konsumen mengenai nama suatu produk juga dapat diaktivasi dengan menghubungkannya dengan juru bicara yang digunakan dalam iklannya. Bagi banyak orang, Michael Jordan berarti sepatu olah raga Nike. Paket asosiasi total yang dibawa ke otak ketika suatu isyarat diakti vasi disebut skema. Riset telah menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua kelihatan lebih percaya pada strategi pengolahan informasi berdasarkan skema dari pada orang dewasa yang lebih muda." Informasi produk yang disimpan dalam ingatan cenderung berdasarkan merk dan para konsumen menafsirkan informasi baru dengan cara yang konsisten dengan cara informasi tersebut diorganisasikan. Para konsumen dihadapkan kepada ribuan produk 37 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 200. 41 baru setiap tahun, dan pencarian informasi mereka sering tergantung pada seberapa jauh kemiripan atau ketidak miripan (ketidak sesuaian) produk-produk-ins dengan kategori produk yang sudah disimpan dalam memori. Suatu studi mene mukan bahwa jika ketidaksesuaiannya sedang, para k mengamati lebih dalam sifat-sifat lebih berkemungkinan men le baru mengenai sifat-sifat yang leh mempunyai kaitan daripada mencari informasi lebih beragam produk.38 Studi lain menemukan bahwa para konsumen mempunyai ingatan yang lebih baik terhadap informasi p merk yang telah dikenal baik. Hal ini menegaskan kenyataan bahwa baru dari à merk Merk yang telah mapan mempunyai keunggulan yang penting dalam iklan. Para konsumen lebih berkemungkinan untuk berbagai produk baru mengingat informasi masi yang mereka mereka terima mengenai mereka kurang besar yang membawa merk yang telah dikenal baik, dan ingatan mereka kurang begitu dipengaruhi oleh penampilan berbagai yang iklan yang bersaing. Para konsumen menyandikan kembali secara sistematis apa yang sudah mereka bersaing sandikan agar mencakup jumlah informasi yang lebih banyak (penggumpalan). agarm Sebagai contoh, contoh, orang-orang yang baru menggunakan keyboard komputer harus mengetik huruf demi huruf. Orang-orang yang lebih berpengalaman akan mengetik dalam kelompok keseluruhan katakata atau frasa. Para pemasar penting mengetahui macam dan jumlah kelompok (gumpalan) informasi yang dapat ditangani para kon berpenge sumen. Ingatan mungkin terhambat jika gumpalan informasi yang diberikan dalam suatu iklan tidak sesuai dengan kerangka acuan konsumen. Tingkat pengetahuan sebelumnya merupakan pertimbangan yang penting. Konsumen yang tahuan tinggi akan menyerap berbagai gumpaian informasi yang lebih kompleks daripada mereka yang kurang pengetahuannya mengenai kategori produk itu. Jadi, jumlah dan tipe informasi teknologi yang 38 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 201. 42 terkandung dalam suatu iklan komputer dapat dibuat jauh lebih terinci dalam sebuah majalah, seperti PC Magazine atau Wired, daripada majalah yang berisi minat umum seperti Time.39 Informasi disimpan dalam memori jangka panjang dengan dua cara menurut peristiwalepisodically (menurut urutan diperoleh) dan secara semantik/semantically (menurut konsep-konsep yang penting). Kita mungkin ingat pergi ke bioskop pada hari Sabtu yang lalu karena kemampuan kita untu untuk menyimpan data menurut peris tiwa, dan mungkin pula kita ingat kepada isi cerita, bintang utama, dan sutradaranya karena kemampuan kita menyimpan data secara semantik. Studi yang diadakan baru-baru ini menemukan bahwa jika konsumen sedikit pengetahuannya mengenai merk. paparan secara berurutan terhadap informasi mengenai berbagai merk meng hasilkan tingkat pembelajaran yang berbeda. tergantung. kepada urutan informasi itu. diterima. Sifat-sifat produk yang diterima belakangan dalam suatu kategori pro duk-walaupun dianggap baru dan memperoleh perhatian seperti merk yang per tama-akan terasa berlebihan dan tidak akan menarik sebagai informasi yang masuk belakangan." Hal itu membantu menjelaskan mengapa merk yang pertama kategori produk baru cenderung tetap menguasai pangsa pasar yang terbesar dalam kategori produk baru cenderung tetap menguasai pangsa pasar yang terbesar. Para pakar teori pembelajaran percaya bahwa memori yang disimpan secara semantik diorganisasikan ke dalam berbagai kerangka yang kita pergunakan untuk mengintegrasikan data baru dengan pengalaman sebelumnya. Sebagai contoh, agar informasi mengenai merk atau model printer baru dapat memasuki memori kita, kita harus menghubungkannya dengan pengalaman kita sebelumnya dengan berbagai printer dari sudut kualitas seperti kecepatan, kualitas cetak, resolusi, dan memori. 39 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 201. 43 Mengingat Kembali 40 Mengingat kembali merupakan proses untuk menemukan kembali informasi dari penyimpanan jangka panjang. Banyak orang yang mempunyai pengalaman tidak mampu mengingat sesuatu yang sudah sangat mereka kenal dengan baik. Para pakar teori pengolahan informasi memandang lupa sebagai kegagalan sistem mengingat kembali. Banyak riset yang difokuskan pada cara orang mendapatkan kembali informasi dari ingatan. Berbagai studi menunjukkan bahwa para konsumen i cenderung mengingat manfaat produk, daripada sifar-sifatnya, yang menunjukkan bahwa pesanpesan iklan paling efektif jika mereka menghubungkan sifat-sifat produk dengan berbagai manfaat yang diucari konsumen dari produk tersebut tersebut. Para konsumen yang termotivasi mungkin akan menggunakan waktunya untuk menafsirkan dan membahas informasi yang mereka anggap relevan dengan berbagai kebutuhan mereka; dan jangka panjang mereka. Tetapi, jika para konsumen kurang mempunyai kemampuan untuk melakukan pengolaharn informasi yang cukup banyak, maka informasi yang agak rendah tingkatnya mungkin akan berpengaruh, terutama jika motivasinya tinggi. Serangkaian riset telah meneliti kesanggupan unsur-unsur iklan yang tidak lazım untuk merangsang ingatan konsumen. Temuantemuannya mengemukakan bahwa unsur-unsur yang tidak lazim (tidak diharapkan) itu akan menembus sekat persepsi konsumen dan akan memperbaiki kemampuan mengingat iklan jika unsur-unsur ini ada kaitannya dengan pesan-pesan periklanan. Sebagai contoh, iklan untuk sebuah merk karpet yang tahan noda dan mudah dibersihkan menunjukkan pasangan yang berpakaian mewah di sebuah ruang makan malam yang ditata indah di mana Sang pria secara tidak sengaja menabrak makanan, bunga-bungaan, dan berbagai pecah belah porselen hingga jatuh ke lantai. Kemewahar para pelaku dan 40 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 202. 44 penataan yang berkelas itu menyebabkan kejadian itu sangat tidak pantas dan tidak diharapkan, sedangkan pesan tetap sangat relevan: Ruang makan dapat dibersihkan dengan mudah tanpa ada noda pada karpet. Unsur-unsur yang tidak lazim yang tidak relevan dengan iklan tertentu juga akan menembus sekat persepsi konsumen tetapi tidak akan dapat menyebabkan produk tersebut diingat. Iklan yang menunjukkan wanita telanjang yang duduk di mebel kantor mungkin sekali dapat menarik perhatian pembaca, tetapi tidak akan dapat menyebabkan produk atau pemasang iklan tersebut diingat karena tidak ada hubungan antara ketelanjangan dan pesan iklan. Gangguan.41 Jika jumlah iklan yang bersaing dalam kategori produk tertentu semakin banyak, ingatan konsumen pada merk yang dinyatakan dalam iklan tertentu akan semakin rendah. Pengaruh gangguan ini disebabkan oleh timbulnya kebingungan karena banyaknya iklan yang bersaing sehingga mengakibatkan kegagalan untuk mengingat kembali. Iklan juga dapat berlaku sebagai petunjuk untuk mengingat kembali merk yang bersaing. Contoh kebingungan konsumen terjadi ketika kon sumen menghubungkan kampanye televisi berjangka panjang guna merebut per hatian yang menampilkan Eveready Energizer Bunny dengan pemimpin dalam industri itu, yaitu Duracell. Iklan-iklan untuk berbagai merk yang bersaing atau untuk produk-produk lain yang dibuat oleh pabrikan yang sama dapat menurunkan kemampuan konsumen untuk mengingat informasi merk yang diiklankan. Pengaruh tersebut bahkan muncul sebagai respon terhadap iklan yang dikeluarkan untuk produk serupa yang jumlahnya sedikit. Tingkat gangguan yang dialami dapat tergantung pada pengalaman konsumen sebelumnya, pengetahuan sebelumnya mengena: informasi sifat merk, dan jumlah informasi merk yang 41 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 202. 45 tersedia pada saat konsumen memilih merk yang akan dibeli. Sebetulnya terdapat dua macam gangguan. Pembelajaran baru dapat mengganggu. karena mengingat kembali material yang disimpan sebelumnya, dan pembelajaran lama dapat mengganggu karena adanya ingatan terhadap material yang baru saja dipelajari. Dengan kedua macam gangguan ini, masalahnya adalah adanya kesamaan dalam informasi baru yang lama. Iklan yang menciptakan citra merk yang berbeda dapat membantu dalam menyimpan dan mengingat kembali berbagai isi pesan. Pengolahan Informasi Terbatas dan Luas.42 Sejak lama, para peneliti konsumen yakin bahwa semua konsumen mengalami serangkaian tahap mental dan perilaku yang rumit untuk sampai pada keputusan pembelian. Tahap-tahap ini, berkisar dari kesadaran (terpapar terhadap informasi). evaluasi (pilihan dan pembentukan sikap), perilaku (pembelian), sampai ke evaluasi akhir (adopsi atau penolakan). Rangkaian tahap-tahap ini sering disebut sebagai proses penerimaan konsumen. Sejak bertahun-tahun, para peneliti telah berusaha menyusun sejumlah model untuk menyatakan gagasan yang sama mengenai urutan pengolahan informasi oleh para konsumen. Pada mulanya, para sarjana pemasaran yakin bahwa pengolahan informasi yang luas dan rumit oleh para konsumen dapat dilakukan pada setiap keputusan membeli. Tetapi, berdasarkan pengalaman subyektif mereka Sendiri sebagai konsumen, beberapa pakar teori mulai menyadari bahwa ada beberapa situasi pembelian yang sama sekali tidak memerlukan pengolahan dan evaluasi informasi yang ekstensif dan kompleks, kadang-kadang para konsumen hanya berangkat dari kesadaran terhadap suatu kebutuhan ke pembelian rutin, tanpa banyak mencari informasi dan melakukan evaluasi mental. Pembelian seperti ini dianggap pembelian yang berorientasi mencari dengan keterkaitan pribadi yang minimum, berlawanan dengan keterkaitan yang tinggi. 42 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 203. 46 Pembelian dengan kepen tingan pribadi yang minimal disebut pembelian dengan keterlibatan yang rendah, dan pembelian yang kompleks yang berorientasi mencari dianggap pembelian dengan keterlibatan yang tinggi. Sub-bab berikut ini menguraikan perkembangan teori keter libatan dan membahas penerapannya bagi strategi pemasaran. B. Teori Keterlibatan43 Konsumen terlibat dalam berbagai kegiatan pengolahan informasi dari pemecahan masalah yang luas hingga yang terbatas, tergantung kerelevanan suatu pembelian. Belahan otak kanan atau kiri mengkhususkan diri pada fungsi fungsi tertentu Teori keterlibatan berkembang dari aliran riset yang disebut hemispheral laterali zation atau teori belah otak. Dasar pemikiran teori belah-otak adalah bahwa hemisfer otak sebelah kanan dan kiri "mengkhususkan diri" pada macam informasi yang mereka olah. Hemisfer olak sebelah kiri terutama bertanggung jawab untuk berba gai kegiatan kognitif seperti membaca, berbicara, dan mengolah berbagai informasi yang berkaitan. Para individu yang terpapar terhadap informasi verbal secara kog nitif menganalisis informasi tersebut melalui pengolahan otak-kiri dan membentuk berbagai citra mental. Tidak seperti hemisfer kiri, hemisfer kanan berhubungan dengan informasi nenverbal, tanpa batas waktu, bergambar, dan holistik.37 Dengan kata lain, otak sebelah kiri adalah rasional, aktif, dan realistis; sisi sebelah kanan adalah emosional, metaforis, impulsif dan intuitif. 43 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 203. 47 Gambar 7-11 menunjukkan sebuah iklan yang didasarkan pada teori belah-otak. Teori Keterlibatan dan Strategi Media44 Berdasarkan gagasan pembagian otak, seorang peneliti perintis mengenai konsumen mengemukakan teori bahwa para individu secara pasif mengolah dan menyimpan informasi (nonverbal, bergambar) di otak-kanan-berarti, tanpa keterlibatan secara aktif.38 Karena TV terutama merupakan medium gambar, menonton TV dianggap merupakan kegiatan otak-kanan (pengolahan citra yang dilihat pada layar secara pasif dan holistik), dan karena itu TV itu sendiri dianggap sebagai medium dengan keterlibatan yang rendah. Pembelajaran pasif dianggap terjadi melalui penampilan iklan TV yang berulang kali yaitu, pengolahan informasi dengan keterlibatan yang rendah) dan untuk menghasilkan perubahan pada perilaku konsumen (misalnya pem belian produk) sebelum terjadinya perubahan pada sikap konsumen terhadap produk. Untuk memperluas garis pemikiran ini, informasi kognitif (verbal) diolah oleh otak sebelah kiri; jadi, media cetak (yaitu, surat kabar dan majalah) dan media inter aktif dianggap merupakan media dengan keterlibatan yang tinggi. Menurut teori ini, iklan cetak diolah dalam urutan tahap-tahap kognitif yang kompleks dan digam barkan dalam berbagai model pengolahan informasi yang klasik (yaitu, pengolahan informasi dengan keterlibatan yang tinggi). 44 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 204. 48 Teori pengolahan informasi yang pasif oleh otak kanan konsisten dengan pengkondisian klasik. Melalui pengulangan, produk dipasangkan dengan citra visual. (misalnya, paket khusus) untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan, yaitu pem belian merk yang diiklankan. Menurut teori ini, dalam situasi pembelajaran pasif (yang ditimbulkan oleh media dengan keterlibatan yang rendah), hanya pengulangan yang diperlukan untuk menghasilkan perilaku pembelian. Dalam istilah pemasaran, teori ini mengemukakan bahwa iklan TV paling efektif jika waktu tayangnya pendek dan sering diulang, dengan demikian akan menjamin timbulnya keakraban terhadap merk tanpa mendorong evaluasi yang terinci terhadap isi pesan tersebut. Sebuah studi mengenai iklan Web Banner menemukan bahwa ciri-ciri penting mempengaruhi pemirsa bahkan ketika mereka tidak berkonsentrasi pada iklan yang ditunjukkan.45 Teori pengolahan otak kanan menekankan pentingnya unsur visual dalam iklan, termasuk pemakaian berbagai simbol yang kreatif. Berdasarkan teori ini, iklan TV. kemasan, dan penataan-toko yang sangat visual menyebabkan keakraban dengan merk dan menimbulkan perilaku membeli. Berbagai petunjuk sampingan yang ada hubungannya dengan kategori produk dapat menimbulkan keteguhan sikap yang lebih kuat daripada petunjuk sampingan yang tidak ada hubungannya.40 Berbagai petunjuk bergambar lebih efektif dalam membangkitkan ingatan dan keakraban dengan produk, sedangkan petunjuk verbal (yang memicu pengolahan otak kiri) menggerakkan kegiatan kognitif yang mendorong para konsumen untuk menilai keuntungan dan kerugian produk tersebut. Ada beberapa batasan dalam menerapkan teori belah-otak terhadap strategi media. Riset mengemukakan bahwa hemisfer otak kanan dan kiri tidak bekerja sendiri sendiri satu sama lain, tetapi bekerja bersama-sama dalam mengolah infor masi. Ada orang yang merupakan pengolah terpadu (mereka dengan mudah meng gunakan 45 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 205. 49 kedua hemisfer selama pengolahan informasi). Para pengolah terpadu menunjukkan ingatan menyeluruh yang lebih kuat terhadap bagian-bagian verbal dan visual pada iklan cetak daripada orangorang yang menunjukkan pengolahan yang lebih "khusus" (yaitu, pengolahan hemisferal kanan atau kiri)." Teori Keterlibatan dan Relevansinya bagi Konsumen46 Dari pembentukan konsep media dengan keterlibatan yang tinggi dan yang rendah. teori keterlibatan selanjutnya memfokuskan pada keterlibatan konsumen dengan berbagai produk dan pembelian. Teori ini secara singkat membuat hipotesa bahwa terdapat konsumen dengan keterlibatan yang tinggi dan rendah; maka, terdapat pula pembelian dengan keterlibatan yang tinggi dan rendah. Kedua pendekatan ini menimbulkan gagasan bahwa tingkat keterlibatan konsumen tergantung pada tingkat keterkaitan pribadi yang ditimbulkan produk untuk konsumen itu. Berdasarkan definisi ini, pembelian dengan keterlibatan yang tinggi adalah pembelian yang pen ting bagi konsumen (yaitu, dari sudut risiko yang dirasakan) dan dengan demikian menggerakkan pemecahan masalah (pengolahan informasi) yang ekstensif. Mobil dan shampo anti ketombe mungkin mewakili pembelian dengan keterlibatan yang tinggi berdasarkan skenario ini: pada kasus mobil karena risiko keuangan yang dirasakan tinggi, pada kasus shampo karena risiko sosial yang dirasakan tinggi. Pembelian dengan keterlibatan yang rendah adalah pembelian yang tidak begitu penting bagi konsumen, vang mempunyai keterkaitan yang kecil, dan risikonya dirasakan kecil, dan dengan demikian menggerakkan pengolahan informasi yang sangat terbatas Para konsumen yang sangat terlibat hanya dapat menerima sedikit merk (mereka disebut pembuat kategori yang sempit); para konsumen yang tidak terlibat mungkin mau menerima bermacam-macam pesan mengenai pembelian dan akan mempertim 46 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 205. 50 bangkan lebih banyak merk (mereka adalah pembuat kategori yang lebar). Rute Tengah dan Samping untuk Melakukan Persuasi 47 Konsumen dengan keterlibatan yang tinggi paling baik bila dijangkau melalui iklan yang fokus pada atribut khusus dari produk (rute utama); sedangkan konsumen tanpa keterlibatan dapat dibujuk melalui isyarat isyarat sampingan dari iklan seperti model ataupun suasananya (rute sisi). Teori rute tengah dan samping untuk melakukan persuasi menjelaskan berbagai kon sep untuk pemecahan masalah yang luas maupun terbatas pada situasi pembelian dengan keterlibatan yang tinggi maupun rendah. Dasar pemikiran utama teori ini adalah bahwa para konsumen lebih mungkin untuk secara teliti menilai kebaikan dan kelemahan produk tertentu ketika pembelian itu merapunyai relevansi yang besar bagi mereka. Sebaliknya, kemungkinannya besar bahwa konsumen tersebut akan melaku kan pencarian dan evaluasi nformasi yang sangat terbatas. jika pembelian mempunyai keterkaitan yang kecil atau tidak begitu berarti bagi mereka. Dengan demikian, ntuk pembelian dengan keterlibatan yang tinggi, rute tengah untuk melakukan per suasi-yang membutuhkan pemikiran yang penuh pertimbangan dan pengolahan kognitif-mungkin menjadi strategi pemasaran yang paling efektif. Untuk pembelian dengan keterlibatan yang rendah, rute samping untuk melakukan persuasi mungkin lebih efektif. Dalam hal ini, karena konsumen kurang terdorong untuk mengerahkan usaha kognitif, pembelajaran lebih mungkin terjadi melalui pengulangan, pengolahan pasif petunjukpetunjuk visual, dan persepsi holistik. Beberapa peneliti telah mempelajari hubungan antara teori rute tengah dan sam ping untuk melakukan persuasi dengan pengolahan informasi oleh konsumen. Sejum lah studi menemukan bahwa keterlibatan yang tinggi dengan isu tertentu meng hasilkan 47 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 206. 51 pengolahan informasi yang lebih luas. Dalam situasi ini, kualitas argumen yang disajikan pada pesan persuasif sangat berpengaruh terhadap hasil keputusan untuk membeli. Hal ini dapat menjelaskan mengapa para konsumen yang sangat ter libat cenderung menggunakan lebih banyak sifat untuk menilai berbagai merk, sedangkan para konsumen yang kurang terlibat menggunakan cara pengambilan keputusan yang sangat sederhana. Model kemungkinan Pembahasan 48 Mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan seseorang selama pengolahan pesan merupakan faktor penting dalam menentukan rute persuasi mana yang mungkin paling efektif. Sebagai contoh, karena pesan secara pribadi menjadi lebih relevan (yaitu, karena keterlibatan meningkat), orang lebih bersedia melakukan usaha kog nitif yang dibutuhkan untuk mengolah argumen pesan. Dengan demikian, jika keter libatan tinggi, para konsumen mengikuti rute tengah dan mendasarkan sikap dan pilihan-pilihan mereka pada argumen pesan. Jika keterlibatan rendah, mereka mengikuti rute samping dan lebih memperhatikan unsur-unsur pesan lainnya seperti juru bicara atau musik latar belakangnya untuk membentuk sikap atau melakukan pilihan produk. Menunjukkan iklan yang menggunakan rute tengah untuk melakukan persuasi; menunjukkan iklan yang mengambil rute samping. Satu studi menemukan bahwa iklan pembanding, lebih mungkin untuk diolah menggunakan rute tengah (pengolahan argumen pesan dengan maksud tertentu), sedangkan iklan-iklan bukan pembanding biasa diproses meng gunakan rute samping (dengan sedikit saja pembahasan pesan dan tanggapan yang berasal dari unsur-unsur pelaksanaan lainnya dalam iklan itu). Implikasi pemasaran dari model kemungkinan pembahasan jelas. Untuk pem belian dengan keterlibatan yang tinggi, para pemasar harus menggunakan argumen argumen yang menekankan pada sifat-sifat yang kuat, kokoh, dan berkualitas tinggi pada produk 48 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 207. 52 mereka-jadi menggunakan rute tengah (atau sangat kognitif). Untuk pembelian dengan keterlibatan yang rendah, para pemasar harus menggunakan rute samping untuk melakukan persuasi dengan memfokuskan pada cara penyajian dari pada isi pesan (yaitu, melalui pemakaian juru bicara selebriti atau iklan-iklan yang sangat visual dan simbolis). Ukuran Keterlibatan49 Dengan teori keterlibatan yang berkembang dari gagasan media yang mempunyai keterlibatan yang tinggi dan rendah, ke konsumen yang mempunyai keterlibatan yang tinggi dan rendah, ke produk dan pembelian dengan keterlibatan yang tinggi dan ren dah, ke cara pemberian keyakinan yang tepat dalam keadaan keterlibatan yang tinggi dan rendah, tidak mengherankan jika terdapat variasi yang besar dalam pembentukan konsep dan ukuran keterlibatan itu sendiri. Para peneliti telah mendefinisikan dan membuat konsep teori keterlibatan dengan berbagai cara, termasuk keterlibatan ego. komitmen, keterlibatan komunikasi, arti penting pembelian, kedalaman pencarian informasi, orang, produk, situasi, dan keputusan pembelian.46 Beberapa studi berusaha membedakan antara keterlibatan merk dan keterlibatan produk. Studi lain membe dakan antara keterlibatan berdasarkan situasi, keterlibatan yang berlangsung terus, dan keterlibatan tanggapan. Kurangnya definisi yang jelas mengenai unsur-unsur keterlibatan yang esensial menimbulkan beberapa masalah ukuran. Para peneliti yang menganggap keterli batan sebagai keadaan kognitif akan sangat memperhatikan ukuran keterlibatan ego. persepsi mengenai risiko, dan arti penting pembelian. Para peneliti yang memfokuskan pada aspek perilaku pada keterlibatan akan mengukur faktor-faktor tersebut sebagai pencarian dan penilaian informasi mengenai produk. Para peneliti lain berpendapat bahwa 49 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 207. 53 keterlibatan harus diukur berdasarkan tingkat pentingnya produk tersebut bagi pembeli.50 Karena banyaknya perbedaan dalam dimensi dan pembentukan konsep keterli batan, banyak peneliti yang setuju bahwa lebih masuk akal untuk mengembangkan profil keterlibatan daripada mengukur tingkat keterlibatan tunggal. Profil yang dianjurkan akan mencakup minat pada golongan produk, sifat produk yang berman faat (kesenangan yang dirasakan), kemampuan yang dirasakan untuk mencerminkan kepribadian pembeli, risiko yang dirasakan dan berhubungan dengan pembelian. Pandangan ini sesuai dengan pendapat bahwa keterlibatan harus diukur dalam rangkaian berkelanjutan daripada sebagai dikotomi yang terdiri dari dua golongan. keterlibatan yang "tinggi" dan "rendah" yang saling terpisah. Tabel 7-2 menyajikan skala diferensiasi semantik yang dirancang untuk mengukur keterlibatan. Tabel 7-3 menunjukkan suatu daftar keterlibatan pribadi yang dikembangkan untuk mengukur "keterlibatan terus menerus" konsumen dengan suatu produk.51 Pembentukan mengemukakan konsep bahwa keter baru libatan mengenai keterlibatan didefinisikan sebagai pengerahan berbagai sumber daya perilaku (sumber daya fisik, mental, dan energi) untuk mencapai sasaran yang relevan bagi pribadi sampai ke taraf terpenuhinya tiga keadaan: Sasaran itu relevan secara subyektif, kemampuan yang dirasakan untuk 50 51 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 208. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 209. 54 mencapai sasaran itu cukup baik, dan peluang yang dirasakan untuk mencapai sasaran itu juga dipandang cukup baik."3 Seorang mahasiswa per guruan tinggi mungkin ingin melakukan perjalanan keliling dunia setelah tamat sekolah (sasaran yang relevan secara subyektif) dan merasa kemampuan dan pelu angnya untuk memperoleh uang yang cukup juga baik. Dengan demikian, ia akan ter libat dalam pemecahan masalah yang mendalam untuk mencapai sasarannya. Maha siswa lain mungkin mempunyai keinginan yang sama untuk mengadakan perjalan keliling dunia, tetapi merasa kesempatannya untuk memperoleh uang yang cukup untuk melakukan hal itu merupakan mimpi yang mustahil; dengan demikian ia tidak mungkin menggunakan waktu yang banyak untuk memecahkan masalahnya. Pemecah masalah yang mendalam akan sangat terlibat; pemecah masalah yang ter batas akan mempunyai keterlibatan yang kecil.52 Teori keterlibatan mempunyai sejumlah aplikasi strategis bagi pemasar. Sebagai contoh, paradigma otak kiri (pengolahan kognitify/otak kanan (pengolahan pasif) kelihatan mempunyai implikasi yang kuat terhadap isi, panjang dan penyajian iklan cetak dan televisi. Terdapat bukti bahwa orang mengolah informasi secara men dalam ketika pembelian mempunyai relevansi pribadi yang tinggi, dan terlibat dalam pengolahan informasi yang terbatas jika pembelian mempunyai relevansi pribadi yang rendah. Konsumen 52 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 210. 55 yang tidak terlibat kelihatan rentan terhadap berbagai macam persuasi daripada konsumen yang sangat terlibat.53 Retensi Ingatan Informasi disimpan dalam ingatan jangka Panjang: 1. Episodically: menurutan perolehan 2. Semantically: menurut konsep yang penting 4. Ukuran Pembelajaran Konsumen54 Meningkatnya pangsa pasar dan konsumen yang setia pada merk, bagi kebanyakan pemasar, merupakan sasaran ganda dari pembelajaran konsumen. Kedua sasaran ini saling tergantung: Konsumen yang setia pada merk menjadi basis bagi pangsa pasar yang stabil dan bertumbuh, dan merk dengan pangsa pasar yang lebih besar akan secara proposional mempunyai kelompok pembeli setia yang lebih banyak. Para pemasar memfokuskan semua à promosi mereka pada usaha mengajar kon sumen bahwa merk mereka adalah yang terbaik dan produk mereka paling baik memecahkan masalah konsumen dan memuaskan kebutuhan konsumen. Jadi, dana pemasar penting mengukur seberapa efektifnya konsumen telah "mempelajari" pesannya. Sub-bab berikut ini akan mempelajari berbagai ukuran pembelajaran konsumen: ukuran pengenalan dan ingatan, ukuran kognitif, dan ukuran sikap dan perilaku mengenai kesetiaan terhadap merk. 53 54 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 211. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 211. 56 a. Ukuran Pengenalan dan Ingatan.55 Uji pengenalan dan ingatan dilakukan untuk menentukan apakah konsumen ingat pernah melihat iklan tertentu, sampai di mana mereka telah membacanya atau meh hatnya dan dapat mengingat isinya, sikap mereka yang timbul terhadap produk dan merk tersebut, dan maksud membeli mereka. Uji pengenalan didasarkan pada ingatan yang dibantu, sedangkan uji ingatan menggunakan ingatan yang tidak dibantu. Pada uji pengenalan, pada konsumen ditunjukkan sebuah iklan dan ditanyakan apakah ia ingat sudah melihatnya dan dapat mengingat beberapa hal yang menonjol. Pada uji ingatan, konsumen ditanya apakah ia telah membaca suatu majalah tertentu atau menonton pertunjukan televisi tertentu, dan jika sudah, dapatkah mengingat salah satu iklan atau iklan televisi yang ditonton, produk yang diiklankan, merk, dan bebe rapa hal yang menonjol mengenai produk tersebut. Suatu studi menemukan bahwa merk yang secara tegas menyampaikan manfaat produk (seperti Manhattan Mini Storage) menimbulkan ingatan yang lebih kuat terhadap pernyataan manfaat yang diiklankan daripada merk yang tidak menganjurkan apa-apa (Acme Storage) 5Beberapa sindikasi jasa riset menyelengggarakan uji pengenalan dan ingatan. Seba gai contoh, Starch Readership Service menilai keefektifan berbagai iklan majalah. Setelah memenuhi syarat telah membaca nomor tertentu sebuah majalah, para responden diberi majalah tersebut dan diminta menunjukkan iklan mana yang telah mereka perhatikan, mana yang mereka hubungkan dengan pemasang iklan, dan mana yang mereka baca paling banyak. Mereka juga ditanya mengenai iklan yang mereka lihat dan dibaca paling banyak. Nilai pengenalan yang dihasilkan karena membaca sangat berarti jika dibandingkan dengan iklan-iklan yang berukuran sama, iklan-iklan yang bersaing, dan iklan-iklan para pemasar itu sendiri yang terbit sebelumnya. 55 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 211. 57 b. Tanggapan Kognitif Terhadap Iklan.56 Ukuran lain untuk pembelajaran konsumen adalah tingkat sejauh mana konsumen mengerti dengan tepat pesan iklan yang diharapkan, Pengertian merupakan fungsi dari karateristik pesan, kesempatan dan kemampuan konsumen untuk mengolah informasi, dan motivasi konsumen (atau tingkat keterlibatan). Jika pasar yang ditargetkan ditentukan dengan jelas, para pemasar mempunyai peluang yang jauh. lebih baik untuk mengembangkan berbagai pesan iklan dan menyoroti berbagai kebutuhan yang berhubungan erat dengan konsumen yang ditargetkan. Untuk menjamin tingkat pengertian yang tinggi, kebanyakan pemasar melakukan pengujian teks iklan sebelum iklan tersebut betulbetul dipasang di media (disebut pra-pengujian) maupun setelah terbit (pasca-pengujian) Pra-pengujian digunakan untuk menentukan unsurunsur mana, jika ada, dalam pesan-pesan iklan yang harus diperbaiki sebelum biaya media yang besar menjadi beban. Pasca-pengujian digunakan untuk menilai keefektifan suatu iklan yang sudah dipasang dan untuk mengenali unsur-unsur mana, jika ada, yang harus diubah untuk memperbaiki penga ruh dan kenampuan iklan iklan yang akan datang untuk diingat. c. Ukuran Sikap dan Perilaku Pada Kesetiaan Terhadap Merk. 57 Ukuran sikap berkaitan dengan perasaan konsumen secara keseluruhan (yaitu, peni laian) terhadap produk dan merk, dan maksud pembelian mereka. Ukuran perilaku didasarkan pada berbagai tanggapan yang dapat diamati terhadap stimuli promosi perilaku 56 57 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 212. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 213. 58 pembelian, daripada sikap terhadap produk atau merk. Persoalan dasar di kalangan para peneliti adalah apakah untuk menentukan kesetiaan terhadap merk, dilakukan dari sudut perilaku konsumen ataukah dari sudut sikap konsumen. Para ilmuwan perilaku yang menyokong teori pengkondisian instrumental meyakini bahwa kesetiaan terhadap merk timbul karena percobaan produk mula mula yang diperkuat oleh rasa puas dan kemudian menimbulkan pembelian yang berulang kali. Sebaliknya, para peneliti kognitif menekankan peran proses mental dalam membangun kesetiaan terhadap merk. Mereka yakin bahwa para konsumen terlibat dalam perilaku pemecahan masalah yang mendalam mencakup perban dingan merk dan sifat, yang berakhir pada pilihan merk yang kuat dan perilaku pembelian yang berulang. Bagi para pakar teori kognitif, berbagai definisi perilaku (seperti kekerapan membeli atau bagian dari pembelian total) kurang tepat, karena tidak membedakan antara pembeli yang "benar-benar" setia terhadap merk yang dengan sengaja setia. dan pembeli yang tidak sesungguhnya setia terhadap merk yang mengulang membeli suatu merk karena itulah satu-satunya merk yang tersedia di toko. Para pakar teori tersebut mengatakan bahwa kesetiaan terhadap merk harus diukur berdasarkan sikap terhadap merk, dan bukannya berdasarkan konsistensi pembelian.58 Salah satu studi mengukur kesetiaan terhadap merk dengan tiga cara yang berbeda: pangsa pasar merk, jumlah pembelian merk tersebut dalam masa 6 bulan, dan jumlah rata-rata merk yang dibeli per pembeli. Berbagai temuan mengemukakan bahwa para konsumen membeli berbagai merk campuran dalam suatu rentang merk yang dapat mereka terima (yaitu, rangkaian merk yang menggairahkan mereka). Semakin besar jumlah merk yang dapat diterima dalam golongan produk spesifik semakin kurang kemungkinan konsumen akan setia kepada satu merk khusus. Seba liknya, produk-produk yang mempunyai sedikit pesaing, maupun produk-produk yang sering sekali 58 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 213. 59 dibeli, berkemungkinan memperoleh kesetiaan mer Jadi. merk yang le lebih lebih besar. dingkan dengan ber menyenangkan terhadap suatu merk, jasa, atau toko diban sikap y yang berbagai altern alternatif yang potensial v yang disertai oleh perlangganan yang berulang, dipandang sebagai unsur-unsur kesetiaan pelanggan yang harus ada. Kerangka konseptual terpadu memandang kesetiaan konsumen sebagai hubungan antara sikap relatif individu terhadap entitas tertentu (merk, pelayanan, toko, atau Entitas terienu wiraniaga) dan perilaku berlangganan individu tersebut. Sikap relatif konsumen ter diri dari dua dimensi: kekuatan sikap dan tingkat perbedaan sikap terhadap berbagai merk yang bersaing. Sebagaimana ditunjukkan Gambar 7-16, seorang konsumen dengan sikap relatif yang tinggi dan tingkat perilaku pembelian berulang yang tinggi dapat ditentukan sebagai kesetiaan kepada merk: konsumen yang mempunyai sikap relatif yang rendah dengan pembelian berulang yang tinggi dapat dianggap sebagai kesetiaan yang tidak sesungguhnya. Contoh kesetiaan yang tidak sesungguhnya adalah konsumen yang hanya merasakan sedikit perbedaan di antara berbagai merk dalam kategori keterlibatan yang rendah, tetapi mereka membeli barang-barang dengan merk tertentu secara berulang hanya karena berbagai petunjuk situasional, seperti mengenal baik kemasannya, pengaturan posisi rak-rak, atau hargaharganya yang khusus.59 Beberapa pakar teori mengemukakan bahwa kesetiaan terhadap merk mempu nyai korelasi dengan tingkat keterlibatan konsumen: Keterlibatan yang tinggi menim bulkan pencarian informasi yang ekstensif. dan akhirnya, kesetiaan kepada merk sedangkan keterlibatan yang rendah menimbulkan keterbukaan dan kesadaran terhadap merk dan kemudian mungkin ke kebiasaan membeli merk tersebut. Karena meningkatnya kepuasan pelanggan terhadap produk dan diikuti pembelian berulang pencarian informasi mengenai berbagai merk alternatif akan berkurang. Bukti mengemukakan bahwa para konsumen yang setia-yaitu mereka yang mempunyai komitmen yang kuat 59 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 214. 60 terhadap suatu merk atau jasa atau toko eceran menunjukkan perlawanan yang kuat terhadap berbagai usaha persuasi balasan. Sebuah perusahaan riset yang bersindikasi melaporkan bahwa 74 persen dari respondennya menolak usaha-usaha promosi oleh berbagai merk pesaing jika mereka telah menemukan suatu merk yang dapat memuaskan mereka. Para pemasar tidak hanya tertarik pada cara berkembangnya kesetiaan terhadap merk tetapi juga pada kapan kesetiaan itu berkembang. Bukti riset mengemukakan bahwa kebanyakan kesetiaan terhadap merk berkembang pada waktu yang cukup dini, dalam konteks kehidupan keluarga. Mainan klasik-kayu blok susun Lego, boneka Barbie, kereta api Lionel, GI. Joe memperoleh popularitas kembali ketika orang tua yang dilahirkan sesudah Perang Dunia II bersama-sama membelikan mainan yang masih mereka ingat dengan baik sekali untuk anak-anak mereka. Sudah. tentu, nostalgia menjadi suatu daya tarik iklan yang penting untuk pasar orang orang yang lahir sesudah Perang Dunia II Para pemasar juga tertarik mencari fak forfaktor stimulus apa dalam promosi mereka yang dapat mempengaruhi perilaku membeli. Mereka menghubungkan hasil gabungan data panel konsumen (yang dihim pun dari buku harian para panelis konsumen yang setuju memberikan data pembe lian untuk semua pembelian selama jangka waktu tertentu) dengan iklan, promosi penjualan, dan data harga mereka untuk mengembangkan pengertian mengenai "pemicu" pembelian konsumen. Akhir-akhir ini beberapa sarjana pemasaran mencatat kemunduran dalam kese tiaan terhadap merk; alasannya adalah kebosanan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang digunakan, pencarian variasi oleh konsumen, penawaran pro duk baru yang terus menerus tersedia, dan meningkatnya perhatian terhadap harga Di zaman di mana berbagai merk "bernilai" berharga rendah, pangsa pasar merk merk yang berlabel toko dalam berbagai macam kategori produk telah meningkat pada waktu yang bersamaan, pelangganan dengan toko-toko serba ada tradisional telah mengalami kemunduran karena adanya toko-toko diskon. Beberapa pemasar mulai 61 meningkatkan konsistensi operasi dan kenyamanan dalam usaha menghambat beralihnya kesetiaan. Yang lain menggunakan berbagai alat promosi penjualan sepert berbagai kredit untuk pemakai yang kerap guna mendorong kesetiaan kepada merk Karena pentingnya citra merk bagi kesetiaan kepada merk, banyak pemasar yang mengembangkan jenis promosi deskriptif yang sederhana (misalnya, "The Friendly Skies"), dan, melalui pengulangan yang sering, akan dapat memakukannya dalam ingatan para konsumen. 60 Meningkatkan pangsa pasar para konsumen yang setia kepada merk secara tetap merupakan tujuan akhir semua pemasar. Dengan mengetahui sampai bagaimana para konsumen mempelajari merk dan menjadi terikat pada merk-merk tertentu, akan membantu para pemasar mencapai tujuan ini. 5. Ekuitas Merek (Brand Equity)61 Istilah ekuitas merk merujuk pada nilai yang terkandung dalam suatu merk terkenal. Dari perspektif konsumen, ekuitas merk merupakan nilai tambah yang diberikan pada produk oleh merk. Ekuitas merk mempermudah penerimaan produk baru dan alokasi ruang pada rak barang-barang yang lebih disukai dan meningkatkan nilai yang dirasakan, kualitas yang dirasakan, dan pilihan penetapan harga premium. Bagi beberapa perusahaan, ekuitas yang paling berharga adalah merk mereka. Karena meningkatnya biaya produk baru dan tingginya tingkat kegagalan produk baru. banyak perusahaan yang lebih suka mengangkat ekuitas merk mereka melalui per luasan merk, daripada risiko meluncurkan merk baru. Karena merk yang telah dipromosikan dengan gencar pada waktu yang lalu mempunyai tingkat pengakuan yang kumulatif, banyak perusahaan yang membeli, menjual, dan menyewakan (yaitu, memberikan lisensi) merk mereka, karena menge tahui bahwa lebih mudah membeli daripada menciptakan sebuah merk yang mem punyai kekuatan yang dapat bertahan lama. Ekuitas merk memungkinkan perusa haan memungut premium harga-yang merupakan jumlah tambahan terhadap dan di atas harga merk toko yang sama. 60 61 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 215. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 215. 62 Suatu strategi yang relatif baru di antara beberapa pemasar adalah penggunaan merk pendamping atau co-branding (juga disebut penggunaan merk rangkap atau double branding). Dasar penggunaan merk pendamping, di mana dua merk diton jolkan pada sebuah produk, adalah untuk menggunakan ekuitas merk produk lain untuk meningkatkan ekuitas merk yang utama. Sebagai contoh, Cranberry New tons adalah sebuah produk dari Nabisco dan Ocean Spray, membawa kedua merk itu. Beberapa pakar percaya bahwa dengan menggunakan ekuitas merk yang kedua secara tidak langsung dapat menyatakan bahwa merk tuan rumah tidak lagi berdiri sendiri. Pertanyaan lainnya adalah apakah suatu produk yang mempunyai merk pendamping menimbulkan kebingungan konsumen mengenai siapa sebenarnya yang membuat produk dan apakah merk tuan rumah dapat bertahan hidup jika dukungan merk yang kedua ditarik. Merk terkenal disebut megabrand. Di antara merk-merk yang paling terkenal adalah Coca-Cola, Campbell's Soup, Hallmark Card, dan United Parcel Service Nama mereka telah menjadi "simbol budaya dan memperoleh berbagai keunggulan yang besar dalam persaingan. Untuk meningkatkan ekuitas merk dari merk-merk mereka yang terbesar, beberapa pemasar telah mengadopsi strategi penggabungan merk.62 Ekuitas merk penting bagi pemasar karena menimbulkan kesetiaan pada merk yang pada gilirannya menyebabkan pangsa pasar meningkat dan laba lebih besar. Bagi pemasar, fungsi utama teori pembelajaran adalah untuk mengajar konsumen bahwa produk merekalah yang terbaik, mendorong pembelian yang berulang, dan akhirnya, memperkur: kesetiaan pada merk. RINGKASAN63 Pembelajaran konsumen merupakan proses di mana para individu memperoleh pengetahuan dan penga laman pembelian dan konsumsi yang mereka terap kan pada perilaku yang berhubungan di waktu yang akan datang. Walaupun beberapa pembelajaran disengaja, kebanyakan pembelajaran diperoleh secara kebetulan. Unsurunsur pokok yang menyumbang pada pemahaman terhadap pembelajaran adalah motivasi, petunjuk, tanggapan, dan penguatan. Ada dua aliran pemikiran mengenai bagaimana para individu belajar-teori perilaku dan teori kog nitif. Keduanya menyumbang pada pemahaman mengenai 62 63 SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 216. SCHIFFMAN & KANUK. Ibid. Hal 216. 63 perilaku konsumen. Para pakar teori peri laku memandang pembelajaran sebagai tanggapan) terhadap stimuli yang dapat diamati, sedangkan para pakar teori kognitif percaya bahwa pembelajaran merupakan fungsi pengolahan mental. Tiga teori pembelajaran perilaku yang utama adalah pengkondisian klasik, pengkondisian intru mental, dan pembelajaran yang bersifat observasi ter jadi pada orang lain). Prinsip-prinsip pengkondissant klasik yang memberikan dasar teontis bagi penggu naannya di bidang pemasaran meliputi pengulangan, generalisasi stimulus, dan diskriminasi stimulus. Ber hagai teori Neo-Pavlov memandang pengkondisian klasik tradisional sebagai pembelajaran asosiatif kog nitif daripada sebagai tindakan refleksif. Para pakar teori pembelajaran instrumental per caya bahwa pembelajaran terjadi melalui proses men coba-coba (trial and error) di mana hasilnya vang positif (yaitu, ganjaran) menimbulkan perilaku yang berulang. Penguatan positif maupun negatif dapat digunakan untuk mendorong perilaku yang diingini. Pemilihan waktu yang tepat untuk pengulangan mempengaruhi berapa lama materi yang dipelajari dapat bertahan. Jadwal penguatan dapat bersifat total (konsisten) atau sebagian (rasio yang tetap atau acak) Pengulangan secara besar-besaran menghasil kan pembelajaran yang lebih dini daripada pengu langan yang terdistribusi: tetapi, pembelajaran biasa nya bertahan lebih lama dengan jadwal penguatan. yang terdistribusi (yaitu, menyebar). Teori pembelajaran kognitif menganggap bahwa jenis pembelajaran yang bersifat paling khas untuk manusia adalah pemecahan masalah. Para pakar teori kognitif memberikan perhatian yang besar bagaimana informasi diolab oleh pikiran manusia, bagaimana informasi disimpan, dipelihara, dan diingat kembali Model yang sederhana mengenai struktur dan kegiatar memori menyatakan adanya tiga unit penyimpanan yang terpisah: penyimpanan sensors penyimpanan jangka pendek (atau ingatan yang bekerja), dan penyimpanan jangka panjang. Pengo lahan memori meliputi pengulangan dalam hati, penyandan, penyimpanan, dan mengingat kembali. Teori keterlibatan mengemukakan bahwa orang terlibat dalam pengolahan informasi yang terbatas dalam situasi yang tidak begitu penting atau berkaitan dengan mereka dan dalam pengolahan informasi yang ekstensif dalam situasi yang mempunyai keter kaitan yang tinggi. Teori pembagian otak atas dua belahan melahirkan teori bahwa televisi merupakan medium dengan keterlibatan rendah yang 64 mengha silkan pembelajaran pasif, dan media cetak dan inter aktif mendorong pengolahan informasi yang lebih kognitif. Ukuran pembelajaran konsumen meliputi tes ingatan dan pengenalan, tanggapan kognitif terhadap iklan, dan ukuran sikap dan perilaku terhadap kese tiaan pada merk. Isu dasar di kalangan para peneliti adalah apakah akan menetapkan kesetiaan pada merk dari sudut perilaku konsumen atau sikap kon sumen terhadap merk. Ekuitas merk mengacu pada nilai yang melekat dan dipunyai suatu merk di pasar. Bagi para pemasar, tujuan memahami bagaimana konsumen belajar adalah untuk mengajarkan bahwa merk mereka adalah yang terbaik dan untuk mengembangkan kesetiaan pada merk. 65 DAFTAR PUSTAKA Schiffman, Leong; Kanuk Leslie Lazar. Perilaku Konsumen, Edisi Ketujuh, Jakarta: Index Group Gramedia., 2014 66