LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA I ”Operational Amplifier” Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2017 Tanggal Pengumpulan : 22 Oktober 2017 Waktu Praktikum : 09.20 – 11.00 WIB Nama : Lukman Hakim NIM : 11160163000036 Nama Anggota : 1. Alifa Syauqi Hatami (11160163000044) 2. Amrina Rosyada (11160163000057) 3. Fahira Paramahita (11160163000032) 4. Dhika Damayanti (11160163000059) Kelas : 3B Pendidikan Fisika LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 “ Operational Amplifier” A. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui perbedaan bentuk gelombang masukan dan gelombang keluaran pada praktikum ini. 2. Mengetahui pengaruh operasional amplifier pada rangkaian listrik. 3. Memahami prinsip kerja dari operasional amplifier. B. Dasar Teori Operational Amplifier merupakan amplifier multi usage dengan dua masukan (inverting dan non inverting) dan satu keluaran. Sebagai amplifier ideal op-amp mempunyai karakteristik sebagai berikut : a) Perolehan tegangan tidak terhingga ; b) Lebar pita tidak terhingga; c) Impedansi masuk tidak terhingga ; d) Impedansi keluar nol ; e) Neraca sempurna, yakni keluaran nol kalau tegangan-tegangan yang sama ada pada dua terminal masukan ;dan f) Karakteristik tidak berubah menurut temperatur. (Chattopadyay, D. 1984: 236). Penguat inverting menggunakan kaki inverting sebagai masukan dari rangkaian. Sifat keluaran dari penguat ini, yaitu berlawanan fasa dengan masukan dan dikuatkan. Rangkaian dari penguat inverting dapat dilihat pada gambar. Penguat non-inverting penguat ini menggunakan kaki non-inverting sebagai masukan dari rangkaian. Sifat keluaran dari rangkaian ini berbanding terbalik dengan rangkaian penguat inverting, yaitu keluaran sama fasa dengan masukan dan dikuatkan. Rangkaian penguat non-inverting dapat dilihat pada gambar. ( ) (Malvino, 2007). Operational amplifier atau disingkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering diapakai antara lain adalah rangkaian inverter, non inverter, integrator, dan diferensiator. Pada op-amp memiliki 2 rangkaian feed back yaitu feedback positif dan feedback negative pada op-amp memegang peranan penting. Secara umum, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik negative akan menghasilkan penguatan yang dapat diukur (Dwihono, 1999). Contoh penggunaan operasional penguatan adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik sehingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator, osilator, dan distorsi rendah serta pengembangan alat komunikasi. Selain itu, aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi pengubah analog ke digital presisi, kendali optic, computer analog, elektronika nuklir (Sutrisno, 1986). C. No 1. Alat dan Bahan Alat dan Bahan Ic LM741 Jumlah 1 Gambar 2. Papan plug in 1 3. Kabel penghubung Secukupnya 5. Resistor 470 Ω 1 6. Resistor 1 kΩ 1 7. Resistor 4.7 kΩ 1 9. Generator sinyal 1 10. Osiloskop 1 11. Catu daya tegangan) 13. Jumper (sumber 1 Secukupnya 14. Probe osiloskop D. Langkah Percobaan No 2 Langkah Percobaan 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Menyiapkan alat dan bahan dan buatlah rangkaian sesuai pada gambar. 3. Lakukan pengkalibrasian pada osiloskop. 4. Hidupkan catu daya. 5. Atur generator sinyal agar sinyal pada osiloskop dapat terbaca dengan baik. Gambar 6. Atur sinyal input dan outup pada chanel 1 dan 2 osiloskop. E. Data Percobaan Penguat membalik Rf (kΩ) Rin (kΩ) 4,7 1 Ch.1 PTP x Time/ div 10 PTP x Volt/ div 1 Input F. AV -0,3 Vin (volt) 2,4 Ch.2 PTP x Time/ div 10 Output Pengolahan Data Pada osiloskop Vout (volt) 0,8 PTP x Volt/ div 1 Pada teori G. Pembahasan Dari data yang di peroleh pada percobaan ini yaitu inverting atau penguat membaik seharusnya sinyal output lebih besar dari sinyal input sehingga tegangan pada sinyal output lebih besar dari sinyal input dan berbeda fasa 1800 dengan sinyal input, tetapi dalam hal ini praktikan mendapatkan kesalahan perhitungan pada laporan percobaan sementara yaitu dengan memasukan ke rumus tegangan Vout dengan nilai div Vin sehingga tidak sinkron data dengan hasil pada osiloskop. Selain kesalahan pada perhitungan di laporan sementara juga hal ini dapat dipengaruhi karena terjadinya kesalahan-kesalahan baik dari praktikan sendiri dan kesalahan pada merangkai alat. Karena op-amp merupakan penguat, maka tegangan keluaran harus lebih besar daripada tegangan masukan. Ini dapat dibuktikan dengan melihat gelombang yamg dimunculkan pada osiloskop, tetapi yang terjadi pada percobaan ini adalah tegangan masukan lebih besar daripada tegangan keluaran. Hal demikian biasa disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti kerusakan pada alat atau pada praktikan yang kurang teliti dalam merangkai rangkaian. Pada penguat membalik sumber isyarat berupa arus dan tegangan yang kecil dan jika dihubungkan dengan masukan yang besar maka akan menghasilkan tegangan yang lebih besar pada keluarannya. Pada penguat tak membalik, op-amp dapat dipasang untuk membentuk penguat tak membalik dimana isyarat dihubungkan dengan masukan tak membalik (+) pada op-amp. Balikan melalui R2 dan R1 tetap dipasang pada masukan membalik agar membentuk balikan negatif. Pada penguatan membalik dapat dibuktikan dengan tanda negatif pada rumus dan mendapatkan nilai yang benar walaupun pada sinyal osiloskop tidak dikuatkan tetapi ketika dimasukkan ke rumus untuk mencari Vout mendapatkan hasil yang lebih besar dari Vin yaitu -11,28 tanda negative menunjukkan beda fasa pada sinyal. H. Tugas Pasca 1. Jelaskan proses penguatan yang terjadi pada rangkaian inverting di bawah ini (dijelaskan dengan analisis arus dan tegangan pada op-amp)! karena arus pada ground, sehingga : Substitusikan persamaan 2 dan 3 ke persamaan 1 sehingga diperoleh Tanda negatif menunjukkan terjadi pembalikkan pada keluaranya atau memiliki beda fasa sebesar 1800 dengan masukkannya. 2. Jelaskan fungsi serta penerapan dari inverting op-amp dan non-inverting ap-amp ! Contoh penggunaan operasional penguatan adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik sehingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator, osilator, dan distorsi rendah serta pengembangan alat komunikasi. Selain itu, aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi pengubah analog ke digital presisi, kendali optic, computer analog, elektronika nuklir (Sutrisno, 1986). I. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Gelombang masukan pada operasional amplifier dengan input inverting yaitu berlawaan fasa dengan gelombang keluarannya. 2. Op amp banyak digunakan untuk pengubah tegangan (amplitudo dan polaritas), osilator, filter dan rangkaian instrumentasi. Op amp terdiri dari sejumlah besar differensial amplifier untuk mendapatkan penguatan tegangan yang besar. 3. Operational Amplifier atau sering disingkat dengan OP-AMP adalah komponen – komponen linear yang terdiri dari beberapa komponen diskrit yang terintegrasi dalam bentuk chip (IC:Integrated Ciscuits). OP-AMP biasanya mempunyai 2 buah input yaitu input pembalik (inverting input) dan input bukan pembalik (non inverting input) serta 1 buah output. J. Kritik dan Saran 1. Sebelum melakukan praktikum menggunakan osiloskop, terlebih dahulu osiloskop yang kan digunakan sudah dikalibrasi. 2. Cek kembali rangkaian agar tidak terjadi kesalahan dalam percobaan. K. Daftar Pustaka Chattopadhyay, D. 1989. Dasar Elektronika. Jakarta: UI-PRESS Dwihono. 1996. Rangkaian Elektronika Analog. Jakarta : Erlangga. Malvino, Albert. 2007. Electronic Principles. McGraw Hill : New York. Sutrisno. 1986. Elektronika Dasar. Bandung : ITB. LAMPIRAN