Wanita, Ny A umur 24 tahun dengan G1P0A0 hamil 34 minggu, IUFD, sindroma Eisenmenger high probability PH, CHF fc II, WHO CR IV dijadwalkan konferensi klinis dengan rencana persalinan dengan seksio sesarea elektif pada tanggal 20 februari 2021 dengan rencana anestesi regional dengan spinal low dose bupivacaine high dose fentanyl, monitoring tekanan darah invasif dan pasca operasi perawatan di ICU. Dari anamnesis didapatkan keterangan bahwa pasien baru mengetahui mempunyai penyakit jantung pada tahun 2018 dengan keluhan mudah lelah saat olah raga yang dialami sejak usia 16 tahun (SMA) dimana sebelumnya pasien mengaku tidak pernah ada keluhan. Pasien bekerja sebagai petugas administrasi, aktivitas sehari-hari tidak ada kendala. Merasa sesak jika naik turun tangga atau bila berjalan kaki ± 100 m. Sebelum hamil pasien bisa berbaring datar tanpa keluhan. Riwayat sianosis disangkal. Pasien mengatakan sudah diedukasi untuk operasi jantung namun belum bisa dilakukan karena menunggu terapi untuk hipertensi pulmonalnya. Setelah hamil besar baru pasien sering merasa lelah dan pasien merasa nyaman bila tidur dengan dua bantal, keluhan sesak mendadak saat tidur disangkal. Tidak ada riwayat asma, kencing manis, tekanan darah tinggi dan alergi obat-obatan. Pasien tidak mengkonsumsi obat pengencer darah, pasien mengkonsumsi sildenafil 3x20 mg. Pada pemeriksaan preoperasi didapatkan tinggi badan 158 cm, berat badan 45 kg, keadaan umum sedang, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 98/ 60 mmHg, laju nadi 106 x/ menit, laju nafas 22x/ menit, saturasi oksigen 87 – 89 % on room air dan suhu afebris. Pada pemeriksaan kepala tidak ditemukan nafas cuping hidung, bibir sianosis, pemeriksaan leher dalam batas normal. Pemeriksaan thoraks didapatkan bentuk dan gerak dada simetris, dari pemeriksaan auskultasi jantung ditemukan murmur sistolik di ICS 4 parasternal line kiri, pemeriksaan paru dalam batas normal, pemeriksaan abdomen perut membesar sesuai umur kehamilan, USG janin dengan IUFD. Pemeriksaan ekstremitas didapatkan akral hangat, ujung-ujung jari sianosis, tidak ditemukan clubbing finger. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin 17.2 gr/dL, kadar hematokrit 51.5%, leukosit 12.000/ µL, trombosit 149.000 µ/L, Ureum 11.6, kreatinin 0.47, Albumin 3.51, elektrolit Na/K/Cl 133/ 3.54/ 103, PT (K) 14 (13.7), ApTT (K) 35.7 (29.8), INR 1.08, D-Dimer 397, Fibrinogen 426. Hasil pemeriksaan ekokardiografi didapatkan ASD dengan diameter 1.4 – 1.7 cm, bidirectional shunt, RA dan RV dilatasi, LVH Konsentrik (LV D Shape), fungsi sistolik global dan segmental LV baik dengan EF 65%, PR Mild, TR Mild, high probability of PH. Hasil pemeriksaan RCH Oktober 2018 ASD II, LFHR, PH, nonvasoaktive O2 test. Gambaran EKG: Hasil Kateterisasi dan O2 Test: Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien disimpulkan dengan status fisik ASA III, dengan skor CARPREG II risk prediktor = 7 (41% primary cardiac event risk). Kemudian pasien diberikan informed consent. Setelah dilakukan pemasangan alat monitor EKG, tekanan darah invasif dan pulse oksimetri didapatkan tanda vital tekanan darah 104/ 66 mmHg, laju nadi 116 x/ menit, laju nafas 22 x/ menit, saturasi oksigen 94% dengan oksigen 10 L/ menit NRM. Terpasang jalur intravena 18G dan diberikan infus WIDA BES 200 mL sebelum dilakukan anestesi spinal. Disiapkan Norepinefrin drip mikro 2 mg dalam 100 mL NaCl 0,9% yang dihubungkan ke jalur infus namun tidak dijalankan. Anestesi dilakukan dalam posisi pasien duduk. Dengan menggunakan teknik aseptik, jarum Quincke 25G ditusukkan melalui pendekatan midline kecelah vertebra L2-3. Anestesi diberikan dengan bolus tunggal 1,2 ml bupivakain 0,5% isobarik (6 mg) dan 1 mL fentanyl (50 µg). Kemudian pasien ditidurkan dengan posisi kepala naik 30º dan 2 bantal. Ketinggian blok sensorik dinilai dengan level sensasi sentuhan setinggi T8. Diberikan oksigen 10 L/ menit melalui NRM selama pembedahan berlangsung. Oksitosin 10 unit infus perlahan diberikan setelah bayi lahir. Bayi lahir dengan berat 2300 gr, laki-laki, IUFD. Hemodinamik selama operasi berkisar tekanan darah sistolik 80 – 112 mmHg, tekanan darah diastolik 40 – 70 mmHg, laju nadi 70 – 130 x/ menit, laju nafas 20 – 25 x/ menit dan saturasi 89 – 96%. Norepinefrin diberikan titrasi (tetes mikro) bila tekanan darah sistolik < 85 mmHg sampai dicapai target ≥100 mmHg. Jumlah cairan yang diberikan selama operasi ±700 mL, dengan urin output 10 ml. Perdarahan ± 500 mL. Monitoring durante operasi: Operasi berlangsung selama 1 jam 30 menit. Pada saat penutupan fascia diberikan fentanyl 50 µg IV sebagai analgetik tambahan karena pasien mengeluh agak nyeri. Pasca operasi diberikan analgetik paracetamol 1 gr infus dalam 20 menit. Selanjutnya pasien dipindahkan ke ruang ICU. Kondisi pasien di ICU, pasien sadar, keadaan umum sedang dengan tanda vital tekanan darah 100/ 60 mmHg, laju jantung 82 x/ menit, laju nafas 20 x/ menit, saturasi oksigen 92% oksigen 10 L/ menit NRM, temperatur 36.5ºC. Assesment dengan syndrome Eisenmenger, ASD bidirectional, Hipertensi pulmonal, CHF NYHA II. Planning: monitor keadaan umum dan tanda vital, pemeriksaan laboratorium lengkap/ AGD, rontgen thorax, manajemen nyeri dan balance cairan. Pemantauan di ICU sebagai berikut: H 1 (21/02/2021) H 2 (22/ 02/2021) S: Nyeri luka operasi minimal, sesak S: Nyeri luka operasi minimal, sesak disangkal disangkal O: O: KU : sedang KU : Baik Kes : Kompos mentis Kes : Kompos mentis TD : 117/ 67 mmHg on NE 0,2 µg/kg/mnt TD : 104/ 59 mmHg on NE 0,1 µg/kg/mnt HR : 88 x/ menit HR : 90 x/ menit RR : 16 – 20 x/ menit RR : 16 – 20 x/ menit SpO2 : 80-85% on NRM SpO2 : 85-88% on NRM 8L/ mnt NRS : 0-1 NRS : 0-1 Balance cairan + 869 mL Balance cairan -312 mL Urin output : 0.8 mL/kg/ mnt Urin output : 2.3 mL/kg/ mnt Plan: Plan: - Monitor KU, VS, dan NRS - Monitor KU, VS, dan NRS - Widabes 40 mL/ jam - Widabes 40 mL/ jam - Paracetamol 1 gr/ 8 jam - Paracetamol 1 gr/ 8 jam - Fentanyl 25 µg/ jam Rencana titrasi off - Titrasi off NE - Titrasi off NE AGD: - Furosemid 40 mg extra pH: 7.53 Laboratorium (20/02/2021) PO2: 42.2 Hb/ Ht: 15,7/ 43 g/dL PCO2: 23.6 AL/ AT: 16.21/ 174 BE: - 0.9 PT: 14.4/ 14.5 HCO3: 19 ApTT: 28.9/ 30.8 AaDO2: 475 INR: 1.11 P/F: 53 Alb: 3.03 Na/K/Cl: 137/ 3.44/ 107 OT/PT: 30/ 17 Alb: 2.64 Bun/Cr: 13.9/ 0.65 Na/K/Cl: 132/ 3.37/ 102 Pkl 13.00 WIB AGD: Pasien direncanakan pindah IMCC (visit TS kardiologi). FiO2: 80% pH: 7.49 PO2: 45.5 PCO2: 21.3 BE: - 4.2 HCO3: 16.6 AaDO2: 475.4 P/F: 57.6 Lact: 2.2 GDS: 86 Pada hari ke tiga pasca operasi keadaan umum pasien baik, hemodinamik stabil, saturasi 88-90% on NRM 10 L/ menit, tidak ada keluhan. Atas advis bagian kardiologi pasien dapat dipindahkan ke ruang rawat jantung (IMCC). Dalam monitoring di IMCC pada pukul 22.15 WIB pasien terlihat gelisah dan sesak nafas dengan saturasi menurun sampai 30% on NRM 15 L/ mnt. Dilakukan bantuan nafas dan saturasi naik sampai 80-90% namun pasien semakin gelisah dan saturasi kembali turun sampai 30%, dipersiapkan intubasi. Dalam persiapan intubasi pasien mengalami bradikardi dan henti jantung. Dilakukan intubasi dan pemberian epinefrin dan RJP, pasien ROSC selama beberapa menit akan tetapi kembali henti jantung dan tidak respon saat dilakukan resusitasi. Pasien dinyatakan meninggal dunia pada pukul 23.15 WIB.