POSTTEST ACLS PERKI PELATIHAN ACLS PERKI EDISI 2017 • Jawaban ditulis dilembar jawaban yang telah tersedia • Mohon ditulis nama lengkap dan tanggal pada lembar jawaban • Beri tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling benar • Bila akan memilih pilihan lain, berikan tanda ( = ) pada pilihan sebelumnya dan pilih pilihan yang dianggap benar dengan tanda silang ( X ) • Soal akan di tampilkan 1 kali, tidak ada pengulangan soal. Waktu : 1. Seorang perempuan 57 tahun mengeluh berdebar-debar, nyeri dada dan denyut jantung yang cepat. Monitor menunjukan QRS lebar, teratur dengan rate180 x/mnt. Dia menjadi berkeringat dingin dan tekanan darah terukur 100/60 mmHg. Tindakan anda selanjutnya adalah : A. Berikan amiodarone 300 mg IV , bolus. B. Periksa ECG 12 lead C. Pasang IV dan berikan sedasi untuk kardioversi elektrik. D. Berikan Adenosin IV bolus cepat dengan dosis awal 6 mg E. Berikan dopamin 2 – 20 mikrogram/kg per menit. Waktu : 2. Seorang pasien dalam fibrilasi ventrikel yang refrakter. Telah dilakukan CPR yang baik dan telah dilakukan beberapa kali shok defibrilasi. Satu dosis epinephrine telah diberikan setelah shok kedua. Satu dosis antiaritmia telah diberikan setelah tindakan shok ketiga. Obat apa yang harus dipersiapkan untuk diberikan berikutnya? A. B. C. D. E. Epinephrine 3 mg dosis eskalasi. Epinephrine 1 mg dosis kedua Ulangi pemberian obat antiaritmia Sodium bicarbonate 50 mEq Atropine 1 mg IV Waktu : 3. Pernyataan berikut yang paling tepat mengenai penggunaan magnesium dalam kasus henti jantung: A. Magnesium diindikasikan untuk VF yang refrakter terhadap shok dan amiodarone atau lidocaine. B. Magnesium diindikasikan pada VF/ pulseless VT yang berhubungan dengan torsades des pointes. C. Magnesium dikontraindikasikan pada VT dengan interval QT yang normal. D. Magnesium diindikadikan pada VT monomorfik yang refrakter terhadap terapi shock. E. Bukan salah satu diatas Waktu : 4. Anda tiba di tempat kejadian bersama tim anda. CPR sedang dilakukan. Monitor irama menunjukan asystole. Tindakan selanjutnya yang harus anda lakukan adalah : A. Cek nadi B. Pasang combitube atau laryngeal airway device C. Pasang IV access, kemudian masukkan sulfas atropin 0.5 mg D. Segara pasang ETT dengan interupsi minimal thd CPR E. Segera lakukan defibrilasi Waktu : 5. Irama Bradycardia perlu diobati bila : A. B. C. D. E. Tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg, dengan atau tanpa gejala. Disertai adanya nyeri dada angina atau sesak nafas. Denyut jantung kurang dari 50x/menit dengan atau tanpa keluhan. Dijumpai adanya infark miokard lama pada ECG 12 lead. Blok AV derajat II Waktu : 6. Seorang perempuan 35 tahun datang dengan keluhan berdebar debar, denyut jantung cepat. Monitor menunjukan kompleks QRS sempit, teratur 180x/ menit. Manuver vagal tidak berhasil mengatasi irama ini. IV line telah terpasang. Obat apa yang harus anda berikan ? A. B. C. D. E. Lidocaine 1 mg/kg Adenosine 6 mg Epinephrine 3 to 10 microgram/kg per minute Atropine 0.5 mg Amiodarone 300 mg i.v. Waktu : 7. Seorang pasien dengan dugaan STEMI masih mengeluh nyeri dada dan akan diberikan preparat nitrat. Apakah yang menjadi kontraindikasi pemberian nitrat ? A. B. C. D. E. Infark ventrikel kiri dengan ronki pada kedua paru. Tekanan darah > 180 mmHg Penggunaan obat phosphodiesterase inhibitor dlm 12 jam terakhir. Laju jantung 90x/ menit Riwayat infark miokard sebelumnya Waktu : 8. Seorang pasien dengan sinus bradikardia 36x/ menit. Atropin telah diberikan hingga total 3 mg. Transcutaneous pacing belum tersedia. Pasien mengeluh pusing dan tekanan darah 90/60 mmHg. apakah yang kemudian harus dilakukan? A. Berikan normal saline bolus 250 mL - 500 mL B. Berikan tambahan 1 mg atropine. C. Berikan dopamine 10-20 microgram/kg per minute. D. Berikan epinephrine 2 - 10 microgram/minute. E. Segera lakukan kardioversi elektrik. Waktu : 9. Seorang pasien dalam kondisi henti jantung karena VF yang refrakter terhadap electrical shock yang pertama. Obat apakah yang kemudian harus dipersiapkan untuk diberikan melalui IV/IO? A. B. C. D. E. Vasopressin 20 U Epinephrine 1 mg Atropine 1 mg Sodium bicarbonate 50 mEq Adenosine 6 mg Waktu : 10. Manakah pernyataan paling tepat mengenai pemberian vasopressin pada kasus henti jantung berdasarkan guideline ACLS 2015? A. Vasopressin diindikasikan pada VF dan pulseless VT sebelum dilakukan shock. B. Vasopressin diberikan setiap 3-5 menit C. Vasopressin hanya diberikan dua kali selama menangani henti jantung. D. Vasopressin tidak lagi digunakan dalam algoritma cardiac arrest. E. Sebagai pengganti Amiodarone Waktu : 11. Seorang pasien dengan dugaan ACS dan bradikardia 42 x/menit masih terus merasakan nyeri dada. Berapa dosis atropin yang diberikan pertama kali? A. B. C. D. E. Atropine 1 mg Atropine 3 mg Atropine 0.5 mg Atropine 0.1 mg Semua diatas salah. Waktu : 12. Pasien anda telah diintubasi, jalur IV /IO belum tersedia, obat-obat berikut dapat diberikan melalui jalur endotracheal : A. B. C. D. E. Vasopressin, amiodarone, lidocain Amiodarone, lidocain, epinefrin Epinefrin, vasopressine, amiodarone Lidocain, dan epinefrin Epinefrin, Atropin, Lidocaine Waktu : 13. Seorang pasien dengan dugaan acute coronary syndrome masih merasakan nyeri di dada yang tidak hilang dengan 3 kali pemberian nitrogliserin tablet. Tak ada kontraindikasi pemberian morfin dan sudah diberikan morfin sulfat 4 mg. Segera setelah itu tekanan darah turun menjadi 88/60 mmHg. Pasien mengeluh nyeri dada yang semakin memberat. Anda akan melakukan : A. Mulai pemberian dopamine 2 microgram/kg per minute dan dititrasi hingga tekanan darah sistolik 100 mmHg. B. Lakukan fluid challenge test dengan normal saline C. Berikan cairan normal saline 250 mL to 500 mL. D. Berikan tambahan morfin sulfat 2 mg. E. Berikan nitroglycerine 0.4 mg sublingual. Waktu : 14. Seorang pasien dalam pulseless VT. Telah dilakukan shock 2 kali dan satu dosis epinephrine. Obat berikutnya yang direncanakan untuk diberikan : A. B. C. D. E. . Vasopressin 40 U Amiodarone 300 mg Lidocaine 0.5 mg/kg BB Epinephrine 3 mg Amiodarone 150 mg Waktu : 15. Seorang pasien dengan henti jantung. Telah dilakukan kompresi dada. Pasien telah diintubasi dan telah dipasang IV line. Irama asistol. Obat yang diberikan pertama kali: A. B. C. D. E. Dopamine 2-20 microgram/kg per menit IV Epinephrine 3 mg via endotracheal tube (ETT) Atropine 1 mg IV Amiodaron 300 mg IV. Epinephrine 1 mg IV Waktu : 16. Anda datang ke tempat kejadian dimana CPR sedang berlangsung. Staf perawat melaporkan bahwa pasien tsb baru sembuh dari emboli paru dan tiba-tiba pingsan. Tak ada nadi dan tak ada respirasi spontan. Telah dilakukan CPR, ventilasi dengan bag mask masih efektif. IV line sudah dipasang. Kemudian anda akan melakukan: A. B. C. D. E. Pemasangan transcutaneous pacing Pemberian atropine 1 mg IV setelah dua menit rjp Pemberian epinephrine 1 mg IV setelah dua menit rjp Pemberian amiodaron 300 mg IV setelah dua menit rjp Persiapkan endotracheal tube setelah dua menit rjp Waktu : 17. Anda datang ke ruangan karena dipanggil bantuan. CPR masih sedang berlangsung. Anda melihat irama diatas pada monitor. Petugas lain melaporkan bahwa sebelumnya pasien baik-baik saja kemudian mengeluh nyeri dada dan kemudian pingsan. Sekarang pasien dalam keadaan tak bernafas dan tak ada nadi. Ventilasi dengan sungkup muka menunjukan pengembangan dinding dada , dan sudah dipasang IV line. Tindakan selanjutnya adalah: A. Berikan kejut listrik 360 j monofasik segera dilanjutkan dengan RJP B. Berikan amiodarone 300 mg C. Berikan epinephrine 1 mg D. Mulai dopamine 10 - 20 microgram/kg per menit E. Lakukan intubasi endotracheal Waktu : 18. Pasien ini tiba-tiba kolaps dan tak menunjukan respon adekuat. Teraba nadi karotis yang halus. Monitor ECG, oksigen dan IV line telah terpasang. Kotak emergency beserta obat-obatan lengkap serta transcutaneous pacing telah tersedia. Kemudian ada yang perlu dilakukan? A. Mulai pasang transcutaneous pacing, set hr 80 bpm B. Berikan epinefrin 2 – 10 mikrogram dititrasi sesuai nadi. C. Mulai berikan dopamine 2 - 20 mikrogram/kg permenit dan titrasi sesuai nadi. D. Berikan atropin 0,5 mg IV hingga total dosis 3 mg. E. Mulai berikan dopamin 2-10 mikrogram/kg per menit dan titrasi sesuai nadi. Waktu : 19. Anda tiba di tempat kejadian dan seorang perempuan 56 tahun, diabetes, mengeluh nyeri dada. Dia tampak pucat dan berkeringat serta mengeluh rasa melayang. Tekanan darah 80/60 mmHg. Monitor menunjukan irama seperti diatas. Dia mendapatkan oksigen 4 L/mnt dengan kanula hidung, dan IV line telah terpasang. Transcutaneous pacing telah diminta tapi belum tersedia. Instruksi selanjutnya: A. B. C. D. E. Berikan atropin 0.5 mg IV Berikan morphine sulfate 4 mg IV Berikan nitroglycerine 0.4 mg SL Berikan dobutamine 2 - 10 microgram/kg per menit sambil mempersiapkan tindakan revaskularisasi. Berikan atropine 1 mg IV Waktu : 20. Anda memonitor seorang pasien pasca resusitasi yang berhasil. Anda melihat adanya irama seperti pada monitor diatas. Pasien ini tanpa keluhan dan tekanan darah 88/40 mmHg. Sekarang anda akan melakukan : A. B. C. D. E. Berikan sedasi dan mulai transcutaneous pacing pada kecepatan 80 per menit. Persiapkan transcutaneous pacing (pasang pad tapi tidak memacu) Berikan atropin 1 mg IV Berikan dopamine 2 - 10 microgram/kg per menit dan titrasi sesuai laju jantung. Berikan atropine 0.5 mg IV Waktu : 21. Mana dari hal berikut ini yang merupakan komponen pertama dalam bagian dari chain of survival henti jantung yang terjadi di dalam rumah sakit? A. B. C. D. E. Early CPR Early surveylance and prevention Early defibrillation Early access Early advance care Waktu : 22. Segera setelah dilakukan CPR dan satu kali shock untuk VF, irama ini muncul pada saat irama dicek ulang. Tindakan shock kedua dilakukan dan kompresi dada dilakukan lagi. IV line telah terpasang dan belum diberikan obat apapun. Ventilasi dengan sungkup muka telah dilakukan secara efektif. Apa instruksi selanjutnya: A. Persiapkan pemberian epinephrine 1 mg IV B. Lakukan endotracheal intubation; berikan oksigen 100% C. Berikan shock ke tiga, dengan cara 3 shock 200 Joule (biphasic defibrillator) secara sekuensial. D. Berikan 3 shock sekuensial 360 Joule (monophasic defibrillation) E. Persiapkan pemberian amiodarone 300 mg IV. Waktu : 23. Anda sedang memonitor seorang pasien dengan angina pectoris khas infark miokard. Nyeri dada baru saja teratasi dengan pemberian nitrat sublingual dan morfin sulfat 4 mg IV. Setelah di obesevasi selama 30 menit tanpa keluhan. Monitor tiba-tiba menunjukan irama spt diatas. Anda menanyakan keluhan dan dia menjawab adanya keluhan berdebar ringan, tapi secara klinis stabil dan tanpa perubahan tanda - tanda vital. Tindakan anda berikutnya adalah: A. Berikan sedasi dan lakukan synchronized cardioversion B. Lakukan unsynchronized shock C. Berikan magnesium sulfate 1 to 2 g IV diencerkan dalam 10 mL D5W dan diberikan 5-20 menit. D. Berikan adenosine 6 mg IV bolus cepat E. Berikan amiodaron 150 mg dalam 10 menit, dan lakukan konsultasi dgn ahli Waktu : 24. Anda memonitor seorang pasien dengan nyeri dada dan tiba-tiba menjadi tak sadar dan tak berrespon. Terlihat irama seperti diatas pada monitor. Defibrilator monophasic telah tersedia, Apa tindakan anda berikutnya: A. Lakukan rjp sambil mempersiapkan untuk pemberian DC shock 360 Joule. B. Pasang IV line dan berikan epinephrine 1 mg IV C. Lakukan satu kali shock 360 Joules D. Intubasi dan berikan epinephrine 2-4 mg via ETT. E. Mulai lakukan CPR dengan kompresi dada selama 2 menit dan sekitar 5 siklus kompresi dan ventilasi. Waktu : 25. Manakan diantara irama dan kondisi berikut ini yang indikasi pemasangan transcutaneous pacing? A. sinus bradycardia tanpa symptom B. sinus rhythm normal dengan hypotensi dan shock C. complete heart block dengan pulmonary edema D. Asystole setelah dilakukan 6 kali atau lebih defibrillasi. E. 2nd degree AV block