Uploaded by 17_Lia Albarokah

notulensi model pembelajaran kimia 24-5-22

advertisement
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KIMIA
HASIL DISKUSI
SELASA, 24 MEI 2022
Dosen
: Prof. Dr. Eli Rohaeti, M. Si
Moderator : Intan Shanderi (21328251066)
Notulen
: Darma Gusti Lestari (21328251074)
A. Pemateri 1
Nama Pemateri : Resi Febriyanti (21328251070)
Andi Kurnia Sari Kadir (21328251071)
Materi
: Experiential Learning
Pertanyaan dan jawaban:
1. Elmi Royani (21328251056)
Di dalam jurnal yang disampaikan Experiential learning dapat dilihat sebagai salah
satu metode pembelajaran. yang ingin saya tanyakan apakah experiental learning ini
bisa diterapkan pada setiap jenis pendekatan/model pembelajaran dalam materi
kimia?
Jawaban :
Oleh Andi Kurnia Sari Kadir (21328251071)
Experiential learning merupakan jenis pembelajaran khusus dari pengalaman hidup
yang membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Jadi dapat
diartikan bahwa materi kimia apapun itu bisa diterapkan experiential learning. Hal
ini dikarenakan setiap materi itu berkaitan dengan kehidupan siswa itu sendiri,
contohnya materi yang bisa diterapkan selain reaksi redoks adalah materi koloid. Kita
sebagai guru bisa memberikan beberapa contoh larutan koloid apa saja yang ada di
kehidupan sehari-hari sehingga siswa bisa langsung menghubungkan pengalamannya
dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas tersebut. Jadi siswa
akan lebih mudah paham karena yang kita dekatkan adalah pengalaman siswa
sebelum siswa memulai suatu pembelajaran. Di jurnal ini, penulis awalnya
memberikan materi yang kurang dipahami oleh siswa yaitu materi kuantum mekanik.
Jadi siswa sedikit bingung, “apa itu kuantum mekanik?”. Kemudian peneliti
menjelaskan bahwa materi tersebut merupakan kimia nuklir. Jadi disini siswa
langsung konek, “oh kimia nuklir itu seperti apa, dikehidupan sehari-hari seperti
apa”. Jadi setiap materi itu bisa diterapkan experiential learning karena hanya
menekankan pada pengalaman siswa sebelum melakukan proses pembelajaran.
2. Yuyun Ernawati (21328251059)
Bagaimana guru dapat meyakini bahwa siswa telah paham suatu materi pembelajaran
dengan menggunakan experiential learning?
Jawaban:
Oleh Resi Febriyanti (21328251070)
Kita bisa lihat pada sejauh mana siswa mampu menghubungkan konsep-konsep yang
ada dengan kehidupan sehari-hari, bagaimana siswa ini memaknai pembelajaran, dan
mereka bisa secara mandiri bisa menghubungkan kejadian-kejadian sehari-hari
dengan materi yang tengah mereka pelajari. Selain itu, untuk setiap pembelajaran
dengan experiential learning pasti adanya penilaian, yang mana penilaian ini juga
berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang pastinya dihubungkan dengan
konsep-konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari.
B. Pemateri 2
Nama Pemateri : Izza Kamilah (21328251072)
Yoni Kurnia (21328251073)
Materi
: Transformative Learning
Pertanyaan dan jawaban:
1. Yuyun Ernawati (21328251059)
Apakah ada tips yang dapat dilakukan untuk transformative learning ini dapat
terwujud?
Jawaban :
Oleh Yoni Kurnia (21328251073)
Tipsnya bisa mengikuti langkah-langkah strategi pengajaran implementatif yang ada 5
langkah. Di dalam makalah kami ada 5 langkah implementatif agar transformasi
peserta didik dapat terwujud. Dipenjelasan saya tadi ada langkah-langkahnya, guru itu
harus bagaimana agar transformative education ini dapat terwujud.
Oleh Izza Kamilah (21328251072)
Jadi 5 langkah implementatif agar transformasi peserta didik dapat terwujud yaitu
1) Activating event, disini guru bisa mengkaji latar belakang peserta didik terlebih
dahulu, kemudian bisa menyajikan sudut pandang yang berbeda dalam
pembelajaran. Guru juga bisa terlebih dahulu mengkondisikan disorienting
dilemma pada peserta didik. Guru juga bisa menginventarisasi dulu
kekurangtahuan dari peserta didik.
2) Identifikasi asumsi awal, disini guru dapat mengajak peserta didik untuk
mengkritisi persoalan, membuat prediksi tentang suatu kejadian, menjelaskan
strategi penyelesaian masalah dan mengevaluasi gagasan-gagasan lain.
3) Mendorong refleksi kritis, disini diberikan penugasan mandiri seperti membuat
jurnal yang memuat pertanyaan, memberikan respon terhadap peristiwa dan
membuat timeline “riwayat perspektif”.
4) Mendorong diskursus kritis, melalui tanya jawab atau diskusi sehingga peserta
didik dapat menganalisis pendekatan yang dipakai suatu konsep.
5) Pemberian ruang untuk uji paradigma, disini guru secara sistematis dan
sengaja melakukan pengayaan kasus dan meminta peserta didik menyelesaikannya
dengan perspektif baru yang telah dimiliki, mengajak peserta didik melakukan
latihan bersama, dan melakukan observasi dan interprestasi peristiwa.
Download