GIZI BURUK Nama : Ayu Rahmadani Nim : 220133 Kelas : 2C Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga (kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotannya), masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja A. Definisi Gizi Buruk Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ serta menghasilkan energi. Akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan B.Permasalahan Gizi Buruk Fenomena gizi buruk biasanya melibatkan kurangnya asupan kalori baik dari karbohidrat atau protein (protein-energy malnutrition–PEM). Kurangnya pasokan energi sangat mempengaruhi kerja masing-masing organ tubuh. Keadaan gizi buruk ini secara klinis dibagi menjadi 3 tipe: Kwashiorkor, Marasmus, dan KwashiorkorMarasmus. Ketiga kondisi patologis ini umumnya terjadi pada anak-anak di negara berkembang yang berada dalam rentang usia tidak lagi menyusui. C. Faktor Penyebab A . Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu: 1) Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. 2) Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi B.Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada tiga faktor penyebab gizi buruk pada balita, yaitu : 1).Keluarga miskin. 2).Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak. 3).Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare. C. Faktor lain yang menyebabkan gizi buruk, yaitu : Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat. Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak. Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai. D. Riwayat Alamiah Penyakit Gizi Buruk 1. 2. 3. 4. Fase Rentan Fase Presymtomatic Fase Klinik Fase Terminal E. Penanggulangan Gizi Buruk 1. Asupan Gizi Lebih baik kalau berbagai kebutuhan gizi didapat dari makanan langsung, bukan asupan atau suplemen yang dijual bebas. Sebab tak seorang pun yang bisa menjamin keamanannya, Kecuali kalau asupan itu memang dianjurkan oleh dokter atau didapat dari dokter 2. Langkah Pengobatan Pengobatan pada penderita MEP tentu saja harus disesuaikan dengan tingkatannya. Penderita kurang gizi stadium ringan, contohnya, diatasi dengan perbaikan gizi. Dalam sehari anak-anak ini harus mendapat masukan protein sekitar 2-3 gram atau setara dengan 100-150 Kkal. Langkah penanganan harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahnya. F. Pencegahan Gizi Buruk Pencegahan primer 1. Promosi kesehatan : Penyuluhan gizi masyarakat baik di Puskesmas maupun di luar Puskesmas tentang pentingnya vitamin A dan zat besi dan sumber makanan yang mengandung zat tersebut serta tentang pentingnya ASI eksklusif. • Pemantauan kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) • Penyebarluasan pedoman umum gizi seimbang (PUGS) 2. Proteksi Spesifik : Pemberian kapsul vitamin A untuk mencegah kekurangan vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifas serta pemberian tablet Fe untuk mencegah anemia pada ibu hamil. Tablet Fe diberikan secara rutin kepada bumil melalui bidan desa yang sudah ditunjuk sehingga tidak perlu lagi ke puskesmas. Pencegahan sekunder 1. Deteksi Dini : • Pemantauan tumbuh kembang balita (penimbangan dan pelayanan terpadu) di Posyandu setiap bulan. • Pemantauan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kurang energi kalori (KEK), kurang energi protein (KEP) dan pemantauan status gizi (PSG). • Pemantauan pola konsumsi pangan keluarga. • Pemantauan bumil KEK dari saat hamil hingga melahirkan. • Pemantauan garam beryodium dan distribusi kapsul yodium. • Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) dan berat badan (BB) pada ibu hamil secara rutin. 2. Pengobatan Tepat : • Pengobatan kasus gizi buruk, kunjungan rumah bila menemukan kasus. • Memberikan bahan makanan kepada keluarga dengan anggota gizi kurang. Pencegahan tersier Pemberian pendidikan di sekolah luar biasa kepada penderita dengan gizi kurang yang mengalami kecacatan seperti kebutaan, idiot atau retardasi mental. SEKIAN DAN TERIMA KASIH