Uploaded by tatih meilani

Deteksi Dini 2013 rev

advertisement
Deteksi Gangguan Jiwa
di Pelayanan Kesehatan
Tingkat Dasar
Referensi
1. Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI,
2011.
2. mhGAP Intervention Guide for mental, neurological and
substance use disorders in non-specialized health
settings, World Health Organization, 2010.
3. Modul Pelatihan Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Jiwa Bagi Tenaga Kesehatan Di Puskesmas, Kementrian
Kesehatan RI, 2013
No Health !
without Mental Health
Mengapa harus melakukan
deteksi gangguan jiwa
di pelayanan
kesehatan tingkat dasar ?
Masalah kesehatan jiwa sangat
memengaruhi kesehatan secara
umum serta berdampak besar
terhadap disabilitas
WHO:
Depresi
diprediksi akan menjadi
penyakit no.2 untuk beban penyakit
global
di bawah penyakit jantung iskemik
pada tahun 2020
World Health Organization (WHO)
menemukan bahwa
24% pasien yang berobat ke
pelayanan kesehatan primer
memiliki diagnosis gangguan jiwa
(World Health Report, 2001)
Penelitian dari berbagai negara:
bervariasi dari 10% hingga mencapai 60%
Gangguan jiwa yang sering ditemukan adalah
depresi, cemas dan penyalahgunaan napza,
baik sebagai diagnosis tersendiri maupun
komorbid dengan diagnosis fisiknya.
Kesenjangan pengobatan (treatment gap)
gangguan jiwa di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia >90%.
Hal ini berarti bahwa <10% pasien dengan
masalah kejiwaan yang mendapat
penatalaksanaan di fasilitas kesehatan.
Prevalensi Gangguan Mental Emosional
menurut Provinsi di Indonesia,
RISKESDAS 2007
10
Prevalensi Nasional
Gangguan Mental Emosional Usia ≥15 tahun
(Riskesdas,2007)
2
NAD
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
RIAU
JAMBI
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
LAMPUNG
BANGKA BELITUNG
KEPULAUAN RIAU
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
BANTEN
BALI
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
GORONTALO
SULAWESI BARAT
MALUKU
MALUKU UTARA
IRIAN JAYA BARAT
PAPUA
NASIONAL
Prevalensi Nasional
Gangguan Jiwa Berat (Psikotik)
(Riskesdas, 2007)
2.5
1.9
2.03
1.6
1.5
1
0.9
0.5
0.1
0.1
0.19
0.87
0.16 0.14
0.99
0.74
0.22
0.33 0.38
0.31
0.2
0.3
0.39
0.53
0.25
0.15
0.25
0.13
0.24
0.32
0.46
0.25 0.24
0.15 0.09 0.15 0.18
0.26
0
Apa yang akan kita capai ?
Mengenali masalah mental emosional
pada pasien yang datang ke pelayanan
kesehatan dasar dengan keluhan
terkait langsung masalah mental
emosional maupun keluhan fisik
Bagaimana cara mendeteksi adanya
masalah mental emosional
pada pasien?
Metoda Deteksi
metode 2 menit
dilanjutkan dengan pemeriksaan sesuai
algoritma utama
Metode 2 Menit
• Berdasarkan keluhan spontan yang disampaikan
pasien, dinilai apakah pasien mengalami:
 Keluhan fisik murni (F1)
 Keluhan fisik murni namun dicurigai adanya
masalah mental emosional (F2)
 Keluhan terkait psikosomatik (PS)
 Keluhan mental emosional (ME)
Keluhan Spontan
FISIK (F1 / F2)
FISIK MURNI
F1
 Batuk pilek
 Panas badan
 Diare akut
 Mata merah
 Luka
 Luka bakar
 dll
FISIK MURNI +
KOMORBIDITAS/ F2
Keluhan fisik murni
dan
kecurigaan terdapat
gangguan mental
emosional:
• Batuk kronis
dengan cemas
atau putus asa
• Luka kecelakaan
dengan PGZ
PSIKOSOMATIS
(PS)
Keluhan fisik diduga ada
hubungannya dengan masalah
kejiwaan:
 Kardiovaskular: berdebar
 Gastrointestinal: perih ulu hati
 Respiratori: sesak napas
 Dermatologi: gatal
 Muskuloskeletal: pegal, nyeri kepala
 Endokrin: gangguan haid
 Serebrovaskular: kesemutan
Keluhan fisik banyak,berganti-ganti
Penyakit kronis
Lanjutkan pemeriksaan
ALGORITMA UTAMA
MENTAL
EMOSIONAL
(ME)
Keluhan
terkait:
 Tidur
 Perilaku
 Emosi
 Proses
pikir
Pasien yang memerlukan perhatian
untuk dilakukan penapisan
- Pasien dengan penyakit fisik kronis
- Pasien dengan keluhan fisik yang diduga ada
hubungannya dengan masalah kejiwaan
(keluhan fisik timbul/memberat jika ada
masalah psikis)
- keluhan fisik beraneka ragam/berganti-ganti,
gangguan fisik/kelainan organik (-)
Algoritma Utama
• Untuk pasien dengan kode F2, PS, ME,
lakukan pemeriksaan sesuai Algoritma Utama
Algoritma Utama
DEPRESI
IDE BUNUH DIRI
ANSIETAS
PSIKOSIS
PENYALAHGUNAAN ZAT DAN ALKOHOL
GANGGUAN PERKEMBANGAN
GANGGUAN PERILAKU
DEMENSIA
Algoritma Utama
• Semua gejala terkait depresi, ide bunuh diri,
ansietas, psikosis, penyalahgunaan zat dalam
Algoritma Utama harus diperiksa
• Untuk pasien anak/remaja, dilanjutkan
dengan wawancara gangguan perkembangan
dan gangguan perilaku
• Untuk pasien lanjut usia, dilanjutkan dengan
wawancara terkait demensia
Algoritma Utama
DEPRESI
 Apakah pasien merasa mudah sedih?
 Apakah pasien kehilangan minat dan ketertarikan
terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan?
 Apakah pasien merasa lesu dan mudah lelah?
 Apakah pasien mengalami gangguan lambung,
sakit
kepala atau keluhan fisik lain yang
berkepanjangan?
 Apakah pasien mengalami gangguan tidur?
Algoritma Utama
IDE BUNUH DIRI
 Apakah pasien saat ini mempunyai pikiran
atau rencana untuk menyakiti diri sendiri
atau bunuh diri?
 Apakah di masa lalu pasien pernah
mempunyai pikiran atau rencana untuk
menyakiti diri sendiri atau bunuh diri?
Algoritma Utama
ANSIETAS
 Apakah pasien merasa khawatir atau takut
yang berlebihan?
 Apakah pasien merasa gelisah atau tidak
dapat duduk tenang?
 Apakah pasien sering berkeringat dingin,
berdebar-debar, gemetar, pusing atau
mual?
Algoritma Utama
PSIKOSIS
 Apakah ada orang yang membicarakan
pasien di belakang pasien atau bermaksud
mencelakai pasien?
 Apakah pasien melihat bayangan atau
mendengar suara-suara yang tidak jelas
sumbernya?
 Apakah pasien merasa sangat gembira,
sangat bersemangat, lebih banyak
berbicara dari biasanya?*
Algoritma Utama
PENYALAHGUNAAN
ZAT
 Apakah pasien pernah minum alkohol atau
menggunakan zat-zat terlarang?
Algoritma Utama
GANGGUAN
PERKEMBANGAN
 Apakah pasien mengalami keterlambatan
perkembangan, seperti lebih lambat belajar
dibandingkan anak seusianya dalam hal
tersenyum, duduk, berdiri, berjalan,
bicara/komunikasi, membaca dan menulis?
 Apakah pasien mengalami gangguan
berkomunikasi seperti perilaku yang terbatas,
berulang?
 Apakah pasien kesulitan untuk melakukan
aktivitas normal harian? (sesuai usianya)
Algoritma Utama
GANGGUAN PERILAKU
 Apakah pasien sulit memusatkan perhatian atau
berhenti mengerjakan tugas sebelum selesai secara
berulang untuk berpindah ke aktivitas lain?
 Apakah pasien beraktivitas secara berlebihan
seperti berlarian, kesulitan untuk duduk tenang,
banyak bicara atau gelisah?
 Apakah pasien sering melakukan sesuatu secara
tiba-tiba tanpa berpikir lebih dahulu?
 Apakah pasien menunjukan perilaku mengganggu
yang berulang dan berlanjut (seperti temper
tantrum yang tidak biasanya dan berat, perilaku
kejam, ketidakpatuhan yang menetap dan berat,
mencuri)
Algoritma Utama
DEMENSIA
 Apakah pasien mempunyai masalah berat
dengan daya ingat?
 Apakah orientasi pasien terhadap waktu,
tempat atau orang terganggu?
 Apakah pasien mengalami perubahan emosi
seperti mudah marah, mudah kecewa atau
mudah menangis?
 Apakah pasien menunjukkan gangguan perilaku
dan kesulitan menjalankan aktivitas harian?
Pertanyaan Aktif
• Apakah ada masalah kehidupan tertentu yang
sedang membebani pasien?
• Apakah ada gangguan pada fungsi harian
pasien? (fungsi peran, fungsi sosial dan fungsi
dasar/merawat diri)
Selamat berlatih .........
Download