Laporan Modul 8, PengolahanBahanGalianMG 3017 Flotasi Mineral Sulfida Teuku muhammad iqbal / 2015 Asisten : **** Abstrak–Mineralberhargahasilpenambanganbiasanyamasihbersatudenganpengotornya.Untukmeningkatkankadar mineral tersebutmakaperludilakukan proses pengolahanbahangalian. Pengolahanbahangalianmerupakan proses dimanabahangaliandiolahdenganmempergunakanperbedaansifatfisikuntukmemperolehprodukta yang dapatdijualdanprodukta yang tidakbergunadengantidakmengubahsifatfisik/kimiadaribahangalian yang bersangkutan. Flotasi merupakan salah satu tahap dalam proses pengolahan bahan galian yang menggunakan metoda fisika kimia untuk memisahkan mineral berharga dari pengotornya dengan cara mengapungkan salah satu mineral ke permukaan pulp. Tujuan dari proses flotasi adalah untuk meningkatkan kadar logam berharga dengan cara membuang bagian-bagian dari bijih yang tidak diinginkan. Proses tersebut didasarkan pada sifat permukaan mineral, apakah suka terhadap udara atau suka terhadap air. Mineral yang diapungkan adalah mineral yang suka terhadap udara (hidrophobic) sedangkan mineral yang tidak diapungkan adalah mineral yang suka air (hidrophilic). Untuk mengubah sifat fisika tersebut maka digunakanlah zat-zat kimia seperti xanthate yang berfungsi untuk mengubah sifat hirdrophilic menjadi hidrophobic dan aeroforth yang berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan sehingga mineral berharga tersebut dapat lebih mudah terapung. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari karakteristik flotasi mineral sulfida. A. Pendahuluan Flotasi bertujuan untuk memisahkan mineral berharga dari pengotornya dengan memanfaatkan sifat fisika yang dimiliki oleh mineral tersebut. Salah satu mineral diapungkan dan dipisahkan dari mineral yang mengendap. Kondisi utama agar proses flotasi berlangsung dengan baik adalah adanya partikel-partikel tertentu yang menempel pada gelembung udara kemudian bersama-sama naik ke permukaan. Untuk itulah kita mempelajari modulini agar dapat mempelajari karakteristik flotasi Mineral Sulfida. Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah : Bijih Sulfida Tabung Ukur Jar Mill Penampung Froth dan Tailing Amyl Xanthate, Aeroforth 65 Lime Laboratory Flotation Cell B. Tinjauan Pustaka Flotasi merupakan proses konsentrasi yang utama berdasarkan sifat kimia permukaan partikel mineral dalam suatu pelarutan. Flotasi dapat diterapkan pada bijih dengan kadar rendah dan membutuhkan ukuran partikel yang halus hasil penggerusan. Mesin flotasi memiliki fungsi utama yang sama, yaitu partikel yang telah jadi hydrophobic akan bergabung bersama gelembung udara, sehingga partikel tersebut dapat mengambang di permukaan dan dipisahkan dari mineral lainnya. Sehingga untuk mendapatkan fungsi tersebut, suatu alat flotasi harus: 1. Mempertahankan suspensi seluruh partikel. 2. Menjamin seluruh partikel dapat memasuki mesin sehingga memiliki kesempatan untuk terflotasi. 3. Mendispersikan gelembung udara melalui pulp (campuran mineral dengan air) 4. Menyebabkan adanya tabrakan antara gelembung udara dengan partikel hydrophobic sehingga partikel terbawa bersama gelembung udara ke permukaan. 5. Menyediakan region pulp yang tidak bergerak secepat mungkin di bawah lapisan buih yang terbentuk. 6. Menyediakan kedalaman yang cukup pada lapisan buih yang terdapat partikel mineralnya untuk dapat dialirkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan alat konsentrasi flotasi yang digunakan antara lain: 1. Performas metalurgi, yang ditunjukan oleh nilai kadar dan recovery. 2. Kapasitas, yang dinyatakan dalam ton per jam dari umpan per unit volume. 3. Biaya operasi dari umpan per ton, termasuk konsumsi tenaga listrik, perawatan, dan pekerjanya. 4. Kemudahan operasinya. Flotasi mineral sulfida terdiri dari dua mekanisme, dengan contoh diambil sesuai mineral yang digunakan pada praktikum yaitu Galena (PbS), yaitu: Chemisorption Mechanism 1. Oksidasi pada permukaan sulfida menjadi sulfat akibat oksigen terlarut pada pulp, berdasarkan reaksi: PbS(s) + 2O2(g) ↔ PbSO4(s) 2. Pergantian ion pada permukaan ion sulfat oleh ion karbonat: PbSO4(s) + CO32-↔ PbCO3(s) + SO423. Pergantian ion pada permukaan ion sulfat dan karbonat oleh ion xanthate: PbSO4(s) + 2X- ↔ PbX2(s) + SO42PbCO3(s) + 2X-↔ PbX2(s) + CO32Pb(OH)2(s) + 2X-↔ PbX2(s) + 20H4. Presipitasi dalam jumlah besar oleh xanthate pada permukaan mineral. Electrochemical Oxidation Mechanism Pada suatu mineral yang bersifat konduktif, dan mineral tersebut terlarut dalam air, terdapat suatu potensial yang dikenal sebagai rest-potential. Sehingga dapat terjadi reaksi pada anoda oksidasi: 2X-↔ X2 + 2edan terjadi reaksi pada katoda: ½O2(ads) + H2O + 2e-↔ 2OHSehingga terjadi perpindahan elektron pada mineral sulfida tersebut, yang reaksi secara keseluruhannya adalah: 2X- + ½O2(ads) + H2O ↔ X2 + 2OHKeterapungan (float ability) dari suatu mineral ditentukan dengan kecenderungannya untuk menempel pada permukaan gelembung udara, dan hali ini dipengaruhi oleh sifat-sifat permukaan mineral. Dengan menggunakan berbagai reagent flotasi, sifat-sifat permukaan mineral dapat diubah dan dikendalikan. Langkah-langkah yang dilakukan pada proses flotasi sulfida adalah : 1. Penghancuran dan penghalusan (Kominusi) 2. Desliming 3. Pulp Concentration 4. Conditioning 5. Aeration 6. Pemisahan Pada proses konsentrasi flotasi, salah satu hal terpenting adalah penambahan reagent ke dalam campuran air dan mineral (pulp) sehingga terjadi perubahan sifat permukaan partikel mineral. Karena pada umumnya mineral bersifat hydrophilic (suka terhadap air), sehingga perlu adanya perubahan sifat permukaan menjadi hydrophobic. Sifat suatu reagent dalam proses konsentrasi flotasi adalah activators, depressants, dan dispersant. air, tetapi sukar melekat pada gelembung udara. Reagent-reagent yang penting di antaranya adalah frothers, yang berfungsi untuk meningkatkan dispersi dari gelembung udara dalam pulp, dan untuk mengontrol karakteristik buih yang dihasilkan. Selain itu, reagent yang penting adalah collectors yang berfungsi sebagai pengadsorbsi permukaan pertikel. Fungsi reagent-reagent ini juga bergantung pada kondisi pH dari pulp itu sendiri. Reagent-reagent kimia yang perlu ditambahkan dalam proses ini digolongkan menjadi: 1. Collector Collector adalah reagent yang berfungsi untuk mengubah partikel suka air (hidrofil) menjadi partikel suka udara (hidrofob). Reagent ini bekerja dengan memanfaatkan sifat kepolaran permukaan partikel yang akan menyebabkan partikel tersebut mudah menempel ke gelembung udara. Contoh kolektor untuk mineral sulfida adalah Xanthate, dan Dithiophosphate. Sedangkan untuk mineral non sulfida adalah Fatty acid jenuh dan tidak jenuh. Sedangkan kolektor yang dipakai pada percobaan kali ini adalah minyak diesel (diesel oil) 2. Frother Frother merupakan zat kimia yang berfungsi untuk menstabilkan gelembung udara agar tidak pecah pada proses flotasi mineral dengan cara menurunkan tegangan permukaan air. Gelembung ini harus bisa mengikat mineral berharaga yang kemudian akan mengapung di dalam sel flotasi. Contoh dari frother adalah DOWFROTH Flotation Frother Series, MIBC, dan Polyalkoxyparaffins. Pada praktikum kali ini digunakan minyak pinus (pine oil) sebagai frother nya. 3. Modifier Modifier digunakan untuk mengembalikan sifat permukaan ke yang aslinya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan selectivity dan mengoptimalkan proses flotasi. Modifying agent dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu : a) pH Regulator pH regulator berfungsi untuk mengatur pH dimana proses berlangsung secara optimum, apakah reaksi berjalan dengan baik di kondisi asam atau basa. Untuk menciptakan kondisi asam biasanya digunakan H2SO4 sedangkan lime digunakan untuk menciptakan kondisi basa. b) Aktivator Aktivator bertujuan untuk meningkatkan aktivitas permukaan mineral agar dapat berinteraksi dengan kolektor, sehingga adsorbsi kolektor pada permukaan partikel menjadi lebih baik. c) Depressant Depressant berguna untuk mencegah pengapungan mineral tertentu tanpa menghalangi pengapungan mineral lainnya. Dengan kata lain untuk membantu kolektor menurunkan kembali material yang tidak diinginkan yang ikut terangkat. D. Pengolahan Data Percobaan Data – data padatabel di atastersebutdiolahsehinggadidapatkanhubunganantara % Recovery Kumulatifterhadapberatkumulatifumpan, waktuflotasi, kadarkumulatif, danpH. 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = C. Percobaan dan Data Percobaan 𝐶. 𝑐 𝑥 100% 𝐹. 𝑓 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑏𝑆 = % 𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑃𝑏 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 = 𝑤𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 × 100% 𝑤𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝐴𝑟𝑃𝑏 𝑀𝑟𝑃𝑏𝑆 konsentrat produk berat 1 2 3 4 tailing umpan 36,67 25,48 47,18 55,58 138,88 303,79 % berat tailing umpan 6 36,67 25,48 47,18 55,58 138,88 303,79 23,17 11,39 8,89 7,11 73,45 124,01 7,63% 3,75% 2,93% 2,34% 24,18% 40,82% R 18,68% 9,18% 7,17% 5,73% 59,23% pH 8 produk berat 1 2 3 4 tailing umpan 35,52 27,98 54,03 59,98 126,28 303,79 % berat berat PbS % berat PbS 11,69% 9,21% 17,79% 19,74% 41,57% 100,00% 21,98 8,32 7,78 6,98 75,22 120,28 7,24% 2,74% 2,56% 2,30% 24,76% 39,59% R 18,27% 6,92% 6,47% 5,80% 62,54% pH 9 produk 9 33,02 37,83 23,12 55,12 154,7 303,79 11 38,02 21,12 48,08 52,09 144,48 303,79 konsentrat konsentrat 1 2 3 4 pH 8 35,52 27,98 54,03 59,98 126,28 303,79 berat PbS % berat PbS 12,07% 8,39% 15,53% 18,30% 45,72% 100,00% Berat tertampung (gram) produk 𝑥 𝑤𝑃𝑏𝑆 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 pH 6 konsentrat Percobaan yang dilakukan dalam laboratorium mengacu pada prosedur pelaksanaan sebagai berikut: 1. Ambil umpan acuan sebanyak 450 gram 2. Gerus contoh bijih sedemikian rupa sehingga terbentuk slime yang minimum 3. Ayak untuk menghasilkan umpan -65 mesh 4. Aduk contoh bijih dan ambil contoh umpan untuk dianalisis kandungan materialnya 5. Pulp dimasukan ke dalam sell flotasi 6. Mesin flotasi dinyalakan dengan kecepatan 1500 rpm 7. pH diatur dengan menambahkan lime dan H2SO4 agar didapat pH bernilai 6, 8, 9, 11 8. Collector ditambahkan sebanyak 0,03 kg/ton, kemudian dibiarkan selama 2 menit 9. Frother ditambahkan sebanyak 0,03 kg/ton, kemudian dibiarkan selama 2 menit 10. Kran udara dibuka, dan apungan dikumpulkan selama 2 menit dan kran udara segera ditutup 11. Reagent kembali ditambahkan, kemudian prosedur 5 6 – 7 diulangi untuk mendapat konsentrat 2 12. Prosedur 9 diulangi untuk mendapat konsentrat 3 13. Prosedur 10 diulangi untuk mendapat konsentrat 4 14. Konsentrat dan tailing dikeringkan dan kandungan mineral sulfidanya kemudian dianalisa kadarnya. Sehingga berdasarkan prosedur percobaan di atas, didapatkan data hasil percobaan sebagai berikut: 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑏𝑆 𝑥 100% 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 berat 1 2 3 4 tailing umpan 33,02 37,83 23,12 55,12 154,7 303,79 % berat berat PbS % berat PbS 10,87% 12,45% 7,61% 18,14% 50,92% 100,00% 21,32 14,21 11,54 9,53 67,9 124,5 7,02% 4,68% 3,80% 3,14% 22,35% 40,98% R 17,12% 11,41% 9,27% 7,65% 54,54% Berat PbS dalam konsentrat tertampung jumlah PbS tailing umpan 1 2 3 4 6 23,17 11,39 8,89 7,11 50,56 73,45 124,01 pH 8 21,98 8,32 7,78 6,98 45,06 75,22 120,28 pH 11 9 21,32 14,21 11,54 9,53 56,6 67,9 124,5 11 20,12 11,03 7,34 4,89 43,38 83,23 126,61 produk konsentrat konsentrat produk tailing umpan berat 1 2 3 4 38,02 21,12 48,08 52,09 144,48 303,79 % berat 12,52% 6,95% 15,83% 17,15% 47,56% 100,00% berat PbS % berat PbS 20,12 11,03 7,34 4,89 83,23 126,61 6,62% 3,63% 2,42% 1,61% 27,40% 41,68% R 15,89% 8,71% 5,80% 3,86% 65,74% a) pH 6 konsentrat produk 1 2 3 4 kumulatif % berat % PbS % recovery waktu 12,07% 7,63% 18,68% 6 20,46% 11,38% 27,87% 12 35,99% 14,30% 35,04% 18 54,28% 16,64% 40,77% 24 c) pH 9 konsentrat produk b) pH 8 konsentrat produk 1 2 3 4 kumulatif % berat % PbS % recovery waktu 11,69% 7,24% 18,27% 6 20,90% 9,97% 25,19% 12 38,69% 12,53% 31,66% 18 58,43% 14,83% 37,46% 24 1 2 3 4 kumulatif % berat % PbS % recovery waktu 10,87% 7,02% 17,12% 6 23,32% 11,70% 28,54% 12 30,93% 15,49% 37,81% 18 49,08% 18,63% 45,46% 24 d) pH 11 konsentrat produk 1 2 3 4 kumulatif % berat % PbS % recovery waktu 12,52% 6,62% 15,89% 6 19,47% 10,25% 24,60% 12 35,29% 12,67% 30,40% 18 52,44% 14,28% 34,26% 24 dalam percobaan ini adalah saat pH 9. pH kritis merupakan pH larutan yang mempengaruhi konsentrasi kolektor yang digunakan dalam pengapungan mineral, karena pada pH kritis tersebut reagen kimia yang digunakan dapat berfungsi secara optimal sehingga banyak recovery meningkat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi flotasi pada percobaan ini adalah: Kecepatan putaran alat flotasi : kecepatan yang lambat memperlambat proses pengikatan antara gelembung udara dan partikel mineral ; bila terlalu cepat, maka gelembung udara tidak dapat mengikat partikel mineral tersebut. Jumlah reagent yang digunakan, dimana perlu diberikan reagent dalam jumlah yang sesuai dengan jumlah umpan yang ada. Keasaman (pH) pulp : reaksi kimia akan optimum pada kondisi pH tertentu. Waktu pengambilan konsentrat dari penampung froth dan tailing apabila terlalu lama dapat menyebabkan kontaminasi dari pengotor ikut terbawa oleh gelembung udara. Pengambilan konsentrat yang kurang optimal juga dapat mengakibatkan masih ada yang tertinggal di dalam sel flotasi Penimbangan umpan yang kurang presisi sehingga akurasi data kurang maksimal F. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Untuk menghitung konsumsi reagent dalam gram/ton Umpan = 303.79 gram Umpan acuan = 450 gram Berat reagen acuan = 0.03 kg/ton Maka berat reagen yang dipakai adalah Berat reagen = (303.79/450) x 0.03 kg/ton = 20.252 gram E. Analisis Hasil Percobaan Dari data – data hasilpercobaanyang diberikan oleh asisten didapatkangrafik hubungan antara recovery kumulatif terhadap beratkumulatif PbS, waktu kumulatif, dan kadar kumulatif PbS. Pada grafik diketahuibahwa% recovery berbandinglurusterhadap kadar PbS, waktuflotasi, dan berat.Dari semua pH yaitu 6, 8, 9, dan 11 semua perbandingan antara % recovery berbanding lurus yaitu naik. Maka berdasarkan hasil grafik dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada saat pH = 9 sangat efektif untuk dilakukan flotasi mineral galena (PbS), atau pH kritis 1. Apa tujuan desliming pada umpan flotasi? Jawab: Untuk melepaskan partikel yang berukuran terlalu halus (slimes) dari permukaan mineral yang diapungkan. Karena adanya slimes dapat mengakibatkan proses flotasi semakin sulit khususnya mengurangi daya penyerapan oleh collector. 2. Tuliskan persamaan kimia yang menunjukkan ionisasi kalium ethyl xanthate ke dalam air! Jawab: Pada awalnya terjadi oksidasi mineral logam sulfida, MS + 2H2O →M(OH)2 + S + 2H+ + 2eSetelah ditambahkan kalium ethylk xanthate akan terjadi reaksi, 2MS + 2O2 + H2O → MS2O3 + M(OH)2 MS2O3 + 2ROCS2- → M(ROCS2)2 + S2O322MS + 4ROCS2- + 3H2O → 2M(ROCS2)2 + S2O32- + 6H+ + 8e Dengan M adalah mineral logam dan ROCS2 adalah kalium ethyl xanthate. Dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa mineral logam terikat dengan kalium ethyl xanthate. 3. Tuliskan tujuan conditioning pada umpan flotasi! Jawab:Untuk memberikan kondisi yang ideal dan baik selama proses flotasi. Sehingga ketika diberi udara, mineral tertentu akan terangkat ke permukaan dan mineral lainnya tetap berada di dasar. Hal ini juga berguna agar reagent yang ditambahkan pada proses flotasi dapat tersebar secara merata, sehingga reaksi partikel dengan reagent terjadi secara menyeluruh. 4. Tuliskan dan jelaskan macam-macam flotation cell yang dipergunakan dalam flotasi komersial! Jawab: a. Agitation Machine Cell Gelembung udara yang dihasilkan pada alat ini berasal dari impeler sehingga gelembung udara tersebut dapat bergerak ke atas. b. Pneumatic Machine Cell Gelembung udara yang digunakan pada proses flotasi berasal dari injeksi yang dilakukan dari luar ke dalam sel flotasi. c. Cascade Machine Cell Gelembung udara yang digunakan berasal dari mekanisme yang sama apabila copebble jatuh ke dalam air. d. Sub Aeration Machine Cell Mekanisme alat ini sama dengan mekanisme pada alat Agitation Machine Cell, akan tetapi pada alat ini terdapat perangkat yang dapat mengatur jumlah udara yang dikeluarkan pada alat. 5. Apa yang dimaksud dengan zat surface aktif? Jawab: Zat surface aktif adalah zat yang dapat diserap dalam permukaan udara-air. Apabila bereaksi dengan air, dipol air akan bersatu dengan polar-polarnya. 6. Jelaskan kenapa air murni tidak membentuk froth! Jawab:Karena air murni memiliki rumus kimia H2O dan cukup stabil. Sehingga ketika terjadi ionisasi, yang terbentuk adalah ion H+ dan OH-. Saat dimasukkan udara ke dalam air murni, tidak dapat terjadi sebuah fase gas.Air murni juga tidak dapat membentuk froth (buih) karena air murni memiliki tegangan permukaan yang tinggi, sehingga gelembung yang baru terbentuk langsung hancur kembali. 7. Jelaskan mekanisme aksi pada proses flotasi! Jawab: Flotasi terdiri dari 3 aksi, yaitu a) penambahan selektif terhadap gelembung udara (disebut juga flotasi sebenarnya), b) pertukaran di dalam air yang melewati buih, c) perangkap fisik antara partikel di dalam buih yang ditambahkan ke gelembung udara (disebut juga agregasi). Ketiga tahap aksi ini dibantu dengan pemberian reagent, collector sebagai pengubah sifat mineral dari hydrophilic menjadi hydrophobic, dan frother untuk menjaga kestabilan pembuihan. G. Kesimpulan Dari percobaan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsentrasi flotasi merupakan proses peningkatan kadar dengan memisahkan mineral berharga dan pengotornya melalui proses pengapungan partikel mineral pada permukaan air akibat proses perubahan sifat permukaan mineral yang menjadi hydrophobicdan terbawa oleh gelembung udara yang bergerak ke permukaan. 2. Flotasi mineral sulfida membutuhkan reagent-reagent yaitu collector, berfungsi untuk mengubah sifat permukaan partikel mineral menjadi hydriphobic melalui reaksi-reaksi kimia tertentu, dan frother, berfungsi mengecilkan tegangan permukaan air sehingga dapat terbentuk gelembung udara yang mengikat partikel mineral dan membawanya ke permukaan. Selainitudapat juga ditambahkan reagentreagent lain yang disebut dengan regulator atau modifier. Fungsi regulator ini yaitu sebagai pengatur kondisi lingkungan flotasi agar sesuai dengan kondisi ideal, sehingga flotasi dapat berlangsung dengan baik. 3. Flotasi mineral sulfida dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kecepatan putaran alat flotasi, keasaman (pH), persen berat umpan, jumlah reagent yang digunakan, dan distribusi waktu proses flotasi dan pengambilannya. H. Daftar Pustaka Barry A. Wills, Tim Napier-Munn. 2006.Mineral Processing Technology: “An Introduction to the Practical Aspects of Ore Treatment and Mineral Recovery”. Elsevier Science & Technology Books: Australia (Halaman 267 – 344) Errol G. Kelly, David J. Spootiswood. 1982. Introduction to Mineral Processing. John Wiley and Sons, Inc: Canada (Halaman 301 – 317) Sanwani, Edi. 2011. Materi Kuliah MG3017 Pengolahan Bahan Galian. Slide KuliahBAB IX Flotasi http://erickalfonsus.blogspot.com/2012/01/mekanismedan-prinsip-dasar-flotasi.html I. Lampiran REAGEN FLOTASI Agar proses flotasi dapat berlangsung maka diperlukan reagen flotasi. Penggunaan reagen flotasi ini tidak dimaksudkan untuk mengubah sifat – sifat kimia dari partikel tersebut tetapi hanya mengubah sifat permukaan dengan menyerap ( adsorsi) reagen flotasi tersebut. Keberhasilan pemisahan mineral secara flotasi ditentukan oleh ketepatan penentuan reagen kimia yang digunakan. Secara garis besarnya reagen yang digunakan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : kolektor, modifier dan frother. 1. Kolektor Kolektor adalah senyawa organic yang ditambahkan kedalam pulp untuk mengubah permukaan mineral dari hidropilik menjadi hidropobik dengan proses penyerapan (adsorbsi). Klasifikasi dari kolektor berdasarkan sifat ionnya, yaitu kationik dan anionic umumnya kolektor dari golongan ini dipakai pada pekerjaan flotasi sulfide. Tetapi ini juga memungkinkan dipakai dalam pekerjaan flotasi mineral non sulfida . sedangkan kolektor kationic untuk flotasi non sulfide. Dalam pemakaian harus diperhatikan mengenai jumlah kolektor. Kolektor yang digunakan bila digunakan terlalu sedikit tidak dapat mengapungkan mineral secara selektif, sedangkan bila terlalu banyak akan menghasilkan flotasi yang tidak terlalu baik. Contoh Kolektor : Xanthate, Asam oleik, Thiokarbanilid 2. Modifier Modifier adalah reagen kimia yang diperlukan dalam proses flotasi untuk mengintensifkan selektifitas dari pekerjaan kolektor. Efek yang umum dihasilkan adalah menaikaan dan menurunkan hidropobisitas dari suatu permukaan partikel tertentu. Jenis modifier ini diantaranya: pH regulator Adalah media yang digunakan untuk mengatur pH. Berfungsi untuk membuat suasana larutan menjadi asam atau basa. Pengaruh pH dalam flotasi sangat penting sebab pH dapat mampengaruhi aksi dari reagent lain terutama kolektor. Reagent kolektor akan bekerja dengan baik pada permukaan mineral tertentu bila mencapai harga pH kritis. pH kritis adalah ambang batas pH dimana kolektor dapat bekerja dengan baik pada minerl tertentu. Harga pH kritis akan naik bersama naiknya kolektor yang dipakai. Tinggi rendahnya pH ditentukan oleh konsentrasi ion-ion hidrogen dan ion-ion hidroksil (OH). Pengaruh ion-ion hidrogen hidroksil adalah terhadap hidrasi permukaan bila tanpa kolektor dan adsorbsi kolektor pada permukaan mineral. Pengaturan pH dari pulp ini dilakukan dengan penabahan kapur, sodium karbonat, sodium hidroksida atau ammonium untuk menaikkannya dengan penambaahan sulfuric, sulfuros atau asam klorida Depressing Agent (reagent pengendap) Berfungsi untuk mencegah dan menghalangi mineral yang mempunyai flotablitas sama supaya tidak menempel pada gelembung udara. Biasanya yang digunakan adalah seng sulfat (ZnSO4) untuk menekan mineral sfalerit dan sodium sianida (NaCN) untuk menekan mineral pyrite. ZnSO4 + 2 reaksi tersebut dapat menekan sfalerit sehingga menjadi hydrofillic dan mencegah adsorbsi colector. Macam yang lain antara lain ; lime (kapur), NaCN atau KCN dan Na sulfida. Activating Agent (reagent pangaktif) Berfungsi mengembalikan sifat flotabilitBerfungsi mengembalikan sifat flotabilit mineral sehingga tidak terpengaruh oleh aksi reagent kolektor yang telah diberikan sebelumya. Contohnya tembaga sulfat (CuSO4) terhadap mineral sfalerit. Mineral sfalerit tidak dapat diapungkan dengan baik oleh kolektor xanthateReagent Dispersi (dispersant, defloculator) Berfungsi menjaga agar partikel-partikel mineral tidak membentuk gumpalan tetapi tetap berada dalam suspensi. Fraksi mineral yang bersifat non polar mempunyai kecenderungan untuk membentuk gumpalan, sedangkan mineral-mineral yang polar tidak berkecenderungan demikian tetapi tetap melayang. Reagent yang biasa digunakan adalah waterglass. Kedudukan sebaran dapat dipertahankan oleh reagent waterglass akibat adsorbsi ionionnya terhadap permukaan mineral.Reagent ini disebut juga defloculating agent. Mineral yang senang pada udara itu biasanya menggumpal, sedang yang senang terhadap air akan melayang dalam air, oleh karena itu penambahan reagent ini bertujuan agar mineral tersebut menyebar. Reagent yang sering dipakai adalah ; NaSiO2 (waterglass) dan Na3PO4 (trinatrium phosphat) untuk butir yang halus. Untuk suatu reagent yang sama mungkin dapat bertindak sebagai aktivator terhadap suatu mineral, tetapi merupakan depresant untuk mineral yang lain. 3. Frother Frother (pembuih) akan terkonsentrasi pada antar muka udara dan air. Kehadiran froter pada fasa cair pada larutan reagen kimia yang dipakai dalam flotasi untuk membentuk buih atau busa. Reagen ini mempunyai permukaan yang aktif dan biasanya pada flotasi berguna untuk meningkatkan gelembung udara dan menolong supaya gelembung menyebar. Ini berarti memperbaiki kondisi penempelan partikel mineral dan menaikaan stabilitas busa. Kontak antar mineral udara dan air dikenal dengan kontak tiga fasa dan sudut yang terbentuk antara mineral dengan antar muka udara-air yang diukur pada fasa air disebut dengan sudut kontak. Sudut kontak = 0, berarti permukaan padatan diselimuti air (hidropilik) dan sudut kontak = 1800 udara menutupi padatan. Sudut kontak sering digunakan sebagai ukuran kehidropobikan permukaan mineral. Contoh Frother : MIBC = Methyl Isobutyl Carbinol, Minyak pinus (kayu putih), Terpentin Alat flotasi skala industri dan mekanismenya