CHAPTER 13 The Business Life Cycle and Financial Strategy DJORGY M JUSTITIA (S412102007) NANDA FARHANAH (S412102019) Product Life Cycle (PLC) PLC merupakan pergerakan penjualan, laba, dan arus kas suatu produk yang digunakan untuk mempertimbangkan tren penjualan di masa depan. Tahapan PLC 01 02 03 04 05 Start Up Fase peluncuran produk Pertumbuhan Fase pendatang baru tertarik ke pasar Turbulensi Fase goncangan gejolak pasar, kelebihan produksi Dewasa Fase keseimbangan permintaan dan penawaran Penurunan Fase kejenuhan pasar Boston Consulting Group Matrix (BCG) Perubahan posisi portofolio produk dalam suatu perusahaan dengan mempertimbangkan dua dimensi pangsa pasar dan pertumbuhan pasar yang relatif untuk menentukan pengalokasian sumberdaya. Portofolio Produk di Perusahaan Pertumbuhan produk yang perlu investasi lebih lanjut dari sumber daya perusahaan Pertumbuhan produk yang rendah untuk investasi perusahaan di tempat lain Kategori Matriks BCG Star Produk tumbuh dengan pesat, tujuannya menjadi pemimpin pasar Cash cow Produk seperti sapi perah, produk bertumbuh rendah, pangsa pasar dominan. Problem Children Potensi pertumbuhan tinggi, pangsa pasar rendah, margin laba rendah Dog pangsa pasar rendah, pertumbuhan pasar rendah. Matriks BCG vs PLC • • • • Matriks BCG Problem Children Star Cash Cow Dog • • • • Fase PLC Start Up Pertumbuhan Dewasa Penurunan Business Life Cycle (BLC) Pola tahunan atau aktivitas musiman yang perlu mempertimbangkan lingkungan ekonomi seperti pertumbuhan, inflasi, dan suku bunga. Tahapan BLC 01 02 03 04 05 Permulaan Arus kas bersih negatif, output awal rendah, biaya unit tinggi Pertumbuhan Penjualan meningkat, output meningkat, biaya unit turun Turbulensi perubahan pasar, ada pesaing, pemain terkuat yang bertahan Matang bisnis yang bertahan dari guncangan, penjualan dan keuntungan stabil Penurunan penurunan permintaan pasar, pesaing mulai meninggalkan pasar Hal Penting dalam BLC Tidak semua perusahaan pasti mengalami kesemua tahapan yang telah disebutkan, jadi analisis ini HANYA menjadi gambaran umum perkembangan bisnis dan produk di pasar. Tingkat resiko bisnis terkait resiko laba operasi perusahaan di masing-masing tahap siklus hidup. —Gambar 13.4 Resiko bisnis yang dihadapi perusahaan mempertahankan permintaan pasar yang cukup tinggi hingga siklus matang persaingan & produk pengganti dapat membatasi umur produk mempertahankan pangsa pasar potensi penurunan permintaan produk yang cepat Operasional Gearing/ Operasional Leverage Resiko terhadap keuntungan dari pertimbangan tingkat dan struktur biaya perusahaan atau simpelnya hubungan biaya tetap dan biaya total. Semakin tinggi operasinal gearing, Semakin besar keuntungan bisnis, untuk meningkatkan volume penjualan. Perbandingan Kontribusi Perusahaan dengan Laba sebelum bunga & pajak Operasional gearing meningkat dengan kenaikan biaya tetap dan penurunan biaya variabel. Kontribusi unit adalah selisih antara harga jual dan biaya variabel unit, mengukur keuntungan tambahan dari satu unit tambahan produk atau jasa. Perbandingan Kontribusi Perusahaan dengan Laba sebelum bunga & pajak Rasio derajat operasional gearing untuk mengukur kepekaan bisnis terhadap biaya tetap & dampak siklus pendapatannya. Resiko Keuangan & Korelasi Terbalik dengan Resiko Bisnis Resiko Keuangan Start Up : belum ada laba operasional, resiko kegagalan tinggi, modal dari ekuitas atau hutang dari pemodal ventura. • Growth : mulai tumbuh, mulai ada pesaing, resiko bisnis lebih rendah dari fase start up. • Resiko Keuangan & Korelasi Terbalik dengan Resiko Bisnis Resiko Keuangan Maturity : operasi perusahaan sangat tinggi, tingkat volatilitas lebih rendah, peningkatan resiko keuangan. • Decline : tidak ada prospek tumbuh, resiko bisnis rendah, tingkat hutang cenderung tinggi, resiko keuangan tinggi (mengarah kebangkrutan). • Memanfaatkan korelasi terbalik yang ada antara risiko keuangan dan risiko bisnis adalah strategi keuangan yang tepat. Namun pada prakteknya, tingkat relatif risiko bisnis dan risiko keuangan yang dihadapi oleh suatu perusahaan akan sangat bervariasi. EPS, Net Cash Flow & the Life Cycle Source of Funding & the Life Cycle Dividens & the Life Cycle Shareholders’ Return & the Life Cycle Price/Earning (P/E) Ratio, the Share Price & the Life Cycle Sample Case 01 PLC Ponsel Nokia PLC pada produk Nokia Pertama hadir seri 1011 dengan jaringan GSM di tahun 1992 Nokia menjadi produsen ponsel terlaris sejak 1998 - 2012 (14 tahun) Puncak kejayaan Nokia di tahun 2007 dengan market share 41% Dinobatkan “ponsel sejuta umat” Setia dengan Symbian OS Keruntuhan produk Nokia Tahun 2007-2009, beberapa pesaing mulai masuk : • Apple merilis iPhone dengan touch screen (9 Januari 2007) • BlackBerry dengan perangkat QWERTY dengan fitur BBM (1 November 2009) • Dan Android OS yang dirilis di ponsel HTC (22 Oktober 2008). Alasan Keruntuhan produk Nokia • • • • • Tahun 2007-2009, pasar mulai jenuh dengan teknologi Nokia Nokia masih pede dan terlambat mengikuti tren pasar Market low-end, kalah dengan smartphone China Market mid-end dan high-end, kalah dengan Apple, BB, dan Samsung Setia dengan candy bar-nya, kalah dengan QWERTY dan touchscreen. 02 BLC pada Sepatu Amazara BLC pada produk Amazara November 2015 : pertama hadir secara online Puncak kejayaan 2018 : • berkolaborasi meluncurkan produk sepatu dengan Tiara Pangestika (konten kreator) dengan meluncurkan merk Nuku • kolaborasi dengan Nagita Slavina (artis) Agustus 2019 bisnis di tutup : • karena kurang perhitungan dalam biaya operasional • cashflow-nya tidak sehat, merugi Kebangkitan brand Amazara Februari 2020 : • Amazara beroperasi lagi • fokus pada model bisnis merchandising • sempat drop akibat awal pandemi Covid 19 1 Juli 2020 : memperoleh modal investasi dari Saltventure Agustus 2020 : membuka program reseller AMZ by Amazara PLC pada Teh Botol Sosro Tahap Pengenalan • Pertama kali dibuat oleh keluarga Sosrodjojo dan dijual pertama pada tahun 1940 di Kota Slawi, Jawa Tengah. • Bentuk produk masih berupa teh kering siap saji. • Produk dirasa sudah mulai dikenal maka pada tahun 1953 keluarga tersebut memperlebar bisnisnya dan memasuki pasar Jakarta dan memiliki label dengan nama Teh Cap Botol Tahap Pertumbuhan • Dalam tahap pertumbuhannya, perusahaan ini 3 kali mengganti nama labelnya yakni Teh Cap Botol Softdrink Sosrodjojo, Teh Cap Botol, dan yang terakhir dan diapakai hingga sekarang adalah Teh Botol Sosro. • Seiring dengan berkembangnya telekomunikasi, pada tahun 1977 PT Sinar Sosro melakukan kampanye iklan di berbagai acara Televisi dan media-media lainnya, oleh karena itu hingga sekarang produk ini sudah menyebar luas bahkan sampai ke negara lain seperti Amerika Serikat dan beberapa negara lain di benua Asia. Tahap Kematangan • Salah satu produk yang sangat disenangi masyarakat adalah TEBS yang dibuat oleh PT Sinar Sosro pada tahun 2004. Produk ini adalah minuman yang menyegarkan dan sangat digemari oleh kalangan remaja. • Pada tahun 2015 terjadi perubahan kemasan baik dari segi bentuk dan volume dari beberapa produk teh seperti teh botol sosro dan fruit tea. Tahap Kemunduran • Oleh karena produk ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menciptakan inovasi-inovasi baru yaitu membuat produk teh yang fresh, original, dan tanpa pengawet atau pewarna, maka hingga saat ini perusahaan masih bertahan dan pendistribusiannya masih tetap berjalan. • Pada tahap ini kegiatan periklanan sudah jarang dilakukan. Terima Kasih ! Ada pertanyaan?