Uploaded by NISA ADILA

akuntansi

advertisement
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
DOSEN PEMBIMBING : ELIANA,S.E,M.Si.
HARI/JAM
: SENIN/ 07:45-10:20 WIB
UNIT
: 06
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1) NISA ADILA ( 190603126 )
2) NURUL ALIYYAH ( 190603120 )
PRODI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur
penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,karena atas berkat
danlimpahan rahmat-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “KERANGKA DASAR
PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH ”, yang menurut
penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari pemasaran Islam
lebihmendalam.Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf danmemohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisanyang penulis buat kurang tepat.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasaterima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Banda Aceh, 15 Maret 2022
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................1
1.1 Latar belakang ............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................................3
2.1. Perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah
Ikatan Akuntan Indonesia.................................................................................................................3
2.2.Tujuan Kerangka Dasar ..............................................................................................................3
2.3.Aspek Yang Terkait Dengan Transaksi Syari’ah Dan Pemakai Laporan Keuangan Syari’ah ..4
2.4.Tujuan Laporan Keuangan .........................................................................................................7
2.5.Asumsi dasar ..............................................................................................................................8
2.6.Karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah ..................................................................9
2.7.Kendala informasi yang relevan dan andal ..............................................................................10
2.8.Unsur-unsur laporan keuangan.................................................................................................10
2.9.Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan .......................................................................122
2.10. Catatan atas laporan keuangan .............................................................................................. 12
BAB III PENUTUP .........................................................................................................................144
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................................144
3.2 SARAN ..................................................................................................................................144
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….……………,,…15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga penyajian dalam
laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangn.
Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi, adalah suatu sistem yang melekat dengan
tujuan-tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi
dan batasan dari akuntansi dan laporan keuangan.
Dalam makalah ini kami akan membahas kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangna syariah. Pembahasan diawali dengan diskusi tentang perkembangan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) dan diikuti dengan tujuan
KDPPLKS, pemakai laporan keuangan syariah, tujuan laporan keuangn, asumsi dasar, unsur-unsur
laporan keuangan, dan pengakuan serta pengukuran unsur-unsur laporan keuangan terseut. Relevansi
bab ini adalah sebagai dasar dalam memahami landasan yang digunakan oleh penyusun standar dalam
membuat standar akuntansi standar.
Telah banyak peneliti di bidang akuntansi, baik muslim maupun nonmuslim yang menelaah
teori maupun penelitian tentang tujuan maupun kerangka dasar atas laporan keuangan syariah.
Misalnya, AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions),
Dewan Standar Akintansi Indonesia (DSAK) menusun PSAK Syariah tentang kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kenapa kita mempelajari tentang kerangka dasar laporan keuangan syariah, yaitu agar kita
mampu mengetahui seperti apa kerangka dasar laporan keuangan syariah setelah mengetahui dasar
kerangka laporan keuangan syariah kita akan lebih mudah untuk membuat laporan keuangan syariah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syari’ah –Ikatan Akuntan Indonesia?
1
2. Bagaimana tujuan kerangka dasr dari laporan keuangan syariah?
3. Apa saja Aspek Yang Terkait Dengan Transaksi Syari’ah Dan Pemakai Laporan Keuangan
Syari’ah?
4. Apa Tujuan Laporan Keuangan?
5. Apa saja asumsi-asumsi dasar dari laporan keuangan syariah?
6. Bagaimana Karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah?
7. Bagaimana Kendala informasi yang relevan dan andal dalam laporan keuangan syariah?
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syari’ah –Ikatan Akuntan Indonesia
2. Untuk mengetahui tujuan kerangka dasr dari laporan keuangan syariah
3. Untuk mengetahui Aspek Yang Terkait Dengan Transaksi Syari’ah Dan Pemakai Laporan
Keuangan Syari’ah
4. Untuk mengetahui Tujuan Laporan Keuangan
5. Untuk Mengetahui asumsi-asumsi dasar dari laporan keuangan syariah
6. Untuk Mengetahui Karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah
7. Untuk Mengetahui Kendala informasi yang relevan dan andal dalam laporan keuangan
syariah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah
Ikatan Akuntan Indonesia
Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para pemakai eksternal. Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang berlandaskan
pada syariah dengan bisnis konvensional menyebabkan ikatan akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keungan bank syari’ah (KDPPLKBS) pada tahun
2002. KDPPLKBS selanjutnya di sempurnakan pada tahun 2007 menjadi kerangka dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan syari’ah (KDPPLKS). Penyempurnaan KDPPLKS terhadap
KDPPLKBS di lakukan untuk memperluas cakupannya sehingga tidak hanya untuk transaksi syari’ah
pada bank syari’ah, melainkan juga pada jenis institusi bisnis lain, baik yang berupa institas syari’ah
maupun institas konvensional yang bertransaksi dengan skema syari’ah.
Berdasarkan pengantar yang disampaikan oleh Dewan standar Akuntansi Keuangan dalam
Exposure Draf KDPPLKS dengan KDPLKBS (2002). Sistematika KDPPLKBS (2002) hanya
menyajikan kerangka dasar yang berbeda dari KDPPLK (2004) dan jika diatur secara khusus
diasumsiokan kerangka dasar yang ada dalam KDPPLK (1994) doianggap juga berlaku dalam bank
syari’ah.
2.2.Tujuan Kerangka Dasar
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis transaksi syariah yang
dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional baik sektor publik maupun sektor swasta.
Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
a. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya membuat standar.
3
b.
Penyusun laporan keuangan, untuk menaggulangi masalah akuntansi syariah yang belum diatur
dalam standar akuntansi keuangan syariah.
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi syariah yanh berlaku umum.
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.
2.3.Aspek Yang Terkait Dengan Transaksi Syari’ah Dan Pemakai Laporan Keuangan Syari’ah
a. Paradigm transaksi syari’ah
Transaksi syari’ah berlandaskan pada paradigm bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan
sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk
mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (falah). Paradigma dasar ini menekankan
bahwa setiap aktifitas manusia memiliki akuntabilitas dan nillai ilahiah yang menempatkan perangkat
syari’ah dan akhlak sebagai parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktifitas usaha. Syari’ah
merupakan ketentuan hukum islam yang mengatur aktifitas manusia yang berisi perintah dan larangan,
baik yang menyangkut hubungan interaksi vertical dengan Tuhan maupun interaksi horizontal dengan
sesama makhluk. Prinsip syari’ah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah mengikat secara
hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingn entitas yang melakukan transaksi syari’ah. Adapun
akhlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesame makhluk agar
hubungan tersebut menjadi saling menguntungkan, sinergis, dan harmonis.
b. Asas transaksi syari’ah
Persaudaraan (ukhuwah): berarti transaksi yang diadakan merupakan bentuk interaksi social
dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat saling
tolong-menolong. Ukhuwah dalam transaksi syariah melingkupi berbagai aspek, yaitu saling
mengenal, saling memahami, saling menolong, saling menjamin, saling bersinergi.
4
c. Keadilan (‘adalah): menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan sesuatu pada yang
berhak serta memperlakukan sesuatu dengan posisinya. Implementasi keadilan dalam kegiatan
usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang unsur

riba, dzulm, maysir, gharar, ihtikar, najasy, risywah, ta’alluq, dan penggunaan unsur haram
dalam barang, jasa, maupun dalam aktifitas operasi.

Kemaslahatan (maslahah): transaksi syariah haruslah merupakan segala bentuk kebaikan dan
manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan
kolektif. Kemaslahatan harus mengandung dua unsure yaitu halal dan thayyib.

Keseimbangan (tawazum): transaksi harus memperhatikan keseimbangan aspek material dan
spiritual, aspek privat dan public, sektort keuangan dan riil, bisnis dan social, serta keseimbangan
aspek pengembangan dan pelestarian.

Universalisme (syumuliyah): transaksi syariah dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua
pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan sesuai dengan
semangat rahmatan lil alamin.
d. Karakteristik transaksi syari’ah
Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial maupun aktivitas social yang
bersifat non-komersial. Transaksi syariah komersial dapat berupa investasi untuk mendapatkan bagi
hasil, jual beli barang untuk mendapatkan laba, dan pemberian layanan jasa untuk mendapat
imbalan. Adapun transaksi non-komersial; dapat dilakukan dengan berupa pemberian pinjaman atau
talangan, penghimpunan dan penyaluran dana social seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, hibah.
Kedua transaksi harus memenuhi persyaratan syariah. Implementasi transaksi yang sesuai dengan
paradigma dan asas transaksi syariah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain:

Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha

Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik

Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas

Tidak mengandung unsur riba

Tidak mengandung unsur kezaliman

Tidak mengandung unsur masyir

Tidak mengandung unsur gharar
5

Tidak mengandung unsur haram

Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)

Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk keuntungan
semua pihak tanpa merugikan pihak lain .

Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan.

Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap.
e. Pemakai laporan keuangan syari’ah
Pemakai laporan keuangan meliputi:

Investor sekarang dan investor potensial; hal ini karena mereka harus memutuskan apakah akan
membeli, menahan atau menjual investasi atau penerimaan deviden.

Pemilik dana qardh; untuk mengetahui apakah dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

Pemilik dana syirkah temporer; untuk pengambilan keputusan pada investasi yang memberikan
tingkat pengembalian yang bersaing atau aman.

Pemilik dana titipan; untuk memastikan bahwa titipan dana dapat diambil setiap saat.

Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf; untuk informasi tentang sumber dan
penyaluran dana tersebut.

Pengawas syariah; untuk menilai kepatuhan pengelolaan lembaga syariah terhadap prinsip
syariah.

Karyawan; untuk memperoleh informasi tentang stabilitas dan profitabilitas entitas syariah.

Pemasok dan mitra usaha lainnya; untuk memperoleh informasi tentang kemampuan entitas
membayar utang pada saat jatuh tempo.

Pelanggan; untuk memperoleh informasi tentang kelangsungan hidup entitas syariah.

Pemerintah serta lembaga-lembaganya; untuk memperoleh informasi tentang aktivitas entitas
syariah, perpajakan serta kepentingan nasional lainnya.

Masyarakat; untuk memperoleh informasi tentang kontribusi entitas terhadap masyarakat dan
Negara
6
2.4. Tujuan Laporan Keuangan
Berdasarkan paragraf 30 KDPPLKS, dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan menurut
KDPPLKS adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.Selain itu, tujuan lainnya sebagai berikut:
a. Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan. Laporan keuangan bertujuan menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan
yang rasional. Pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:

Shahibul maal/ pemilik dana

Kreditur

Pembayar zakat, infaq dan shadaqah

Pemegang saham

Otoritas pengawasan

Bank Indonesia

Pemerintahan

Lembaga penjamin simpanan

Masyarakat
b. Menilai prospek arus kas. Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat
mendukung investor/ pemilik dana, kreditur, saat dan ketidakpastian dalam penerimaan kas dimasa
depan atas deviden, bagi hasil, dan hasil dari penjualan, pelunasan (redemption), dan jatuh tempo
dari surat berharga atau pinjaman. Prospek penerimaan kas tersebut sangat tergantung dari
kemampuan bank untuk menghasilkan kas guna memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo,
kebutuhan operasional, reinvestasi dalam operasi, serta pembayaran deviden.
c. Informasi atas sumber daya ekonomi. Pelaporan keuangan bertujuan memberikan informasi tentang
sumberdaya ekonomis bank (economic resources), kewajiban bank untuk mengalihkan sumberdaya
tersebut pada entitis lain atau pemilik sama, serta kemungkinan terjadinya transaksi dan peristiwa
yang dapat mempengaruhi perubahan sumberdaya ekonomi tersebut.
7
d.
Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah. Lapora keuangan ini bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta informasi pendapatan dan beban
yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta
penggunaannya.
e.
Laporan keuangan memberikan informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung
jawab bank terhadap amanah daam mengamalkan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak, dan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
pemilik dan pemilik dana investasi yang terikat.
f.
Pemenuhan fungsi sosial. Laporan keuangan memberikan informasi mengenai pemenuhan fungsi
sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.
2.5.Asumsi dasar
a. Dasar akrual
Dengan dasar akrual pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian serta
diungkapakn dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai,
tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban
pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima di masa
depan. Akan tetapi, perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha tidaklah menggunakan
dasar akrual, melainkan menggunakan dasar kas. Dalam pembagaian hasil usaha.
b.
Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah dan
akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud
atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
8
2.6.Karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah
Karakteristik kualitatif merupakan cirri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai.
a. Dapat dipahami
Maksudnya adalah pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis dengan ketekunan yang wajar.
b.
Relevan
Maksudnya adalah memiliki kemampuan untuk memengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mereka mengevaluasi masa lalu, masa kini, atau masa depan dengan mernegaskan
atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Andal
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithul representation) dari yang
seharusnya di sajikan atau yang sevara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar dapat diandalkan maka
informasi harus memenuhi hal sebagai berikut:

Menggambarkan dengan jujur transaksi (penyajian jujur) serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk di sajikan.

Dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi yang sesuai dengan prinsif
syari’ah dan bukan hanya bentuk hukumnya (substansi mengungguli bentuk).

Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan pihak tertentu saja (netral).

Di dasarkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal menghadapi ketidakpastian peristiwa dan
keadaan tertentu.

Lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat dibandingkan laporan keuangan entitas syari’ah antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Agar dapat dibandingkan,
informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan
9
perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut juga harus diungkapkan termasuk ketaatan atas
standar akuntansi yang berlaku.
2.7.Kendala informasi yang relevan dan andal
Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai berikut :
a. Tepat waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relativ
antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.
b. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala yang dapat terjadi
(pervasive) dari suatu karakteristik kualutatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharisnya melebihi
biaya penyusunannya. Namun demikian, secara substabsi, evaluasu biaya dan manfaat merupakan suatu
prpses pertimbangaan (judgement proces).
c. Penyajian yang wajar
Dalam ciri karakteristik kualitatif, tidak dijelaskan mengenai konsep khusus tentang penyajin
wajar. Namun, dalam penerapan, muara dari karakteristik kualittif pokok dan standar akuntansi
keuangan yang sesuai biasanya akan terlihat pada laporan keuangan yang menggambarkan apa yang pda
umumnya dipahami sebagai suatu pandangan yang wajar dari atau menyajikan dengan wajar.
2.8.Unsur-unsur laporan keuangan
Sesuai karakteristik, laporan keuangan entitas syari’ah, antara lain meliputi:
a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yang terdiri atas :
1. Posisi keuangan
Unsur yang terkait secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset,
kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut:
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syari’ah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi dimasa depn diharapkan akan diperoleh entitas syari’ah.
10

Kewajiban merupakan utang entitas syari’ah masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesayannya di harapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas syari’ah yang
mengandung manfaat ekonomi.

Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu
tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana entitas syari’ah mempunyai hak untuk mengelola
dan menginvesatasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan
kesepakatan.

Ekuitas adalah hak resijual atas aset entitas syari’ah setelah dikurangi semua kewajiban dan dana
syirkah temporer. Ekuitas dapat disubklasifikasikan menjadi setoran modal pemegang saham,
saldo laba, penyisihan saldo laba dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal.
2. Laporan laba-rugi
Komponen-komponen laporan laba rugi bank syariah disusun dengan mengacu pada PSAK untuk pospos umum.
3. Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan
dan beban. Unsur penghasilan beban didefinisikan berikut ini:

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi penanam modal. Penghasilan (income)
meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gain).

Beban (ekspenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal, termasuk di dalamnya beban
untuk pelaksanaan aktivitas entitas syari’ah maupun kerugian yang timbul.
4. Hak pihak ketiga atau bagi hasil
11
Hak pihak ketiga atau bagi hasil dana syirkah temporer adalah bagian bagi hasil pemilik dana
atau keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syari’ah dalam suatu periode laporan
keuangan.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa dikelompokan sebagai beban (ketika untung) atau
pendapatan (ketika rugi). Namun, hak pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan
dan kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama dengan entitas syari’ah.
b. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial, meliputi laporan sumber dan
penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
c.
Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab khusus
entitas syari’ah tersebut.
2.9.Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya historis (historical cost)
Aset di catat sebesar pengeluaran kas (setara kas) yang di bayar atau sebesar nilai wajar dari
imbalan (consideration) yang di berikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
b. Biaya kini (current cost)
Aset dinilai dalam jumlah kas (stara kas) yang seharusnya dibayar bila aset yang sama atau stara
aset diperoleh sekarang.
c.
Nilai realisasi atau penyelesaian (realizable atau settement value)
Aset dinyatakan dalam jumlah pas (setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset
dalam pelepasan normal (orderly disporal).
2.10. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam
laporan keuangan utama. Catatan atas laporan keuangan suatu entitas syariah harus mengungkapkan
hal-hal sebagai berikut:

Informasi tentang dasar penyusunsn laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan
diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
12

Informasi yang diwajiobkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas: perubahan ekuitas: laporan sumber dan penggunaan zakat : dan laporan
penggunaan dana kebajikan.

Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi diperlukan dalam rangka
penyajian secara wajar.
Dalam
rangka
membantu
pengguna
laporan
memahami
laporan
keuangan
dan
membandingkannya dengan laporan keuangan entitas syariah lain , catatan atas laporan keuangan
umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut:

Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan.

Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos-pos tersebut
disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan.

Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen dan pengungkapan keuangan lainnya serta
pengungkapan yang bersifat non-keuangan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para pemakai eksternal. Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang berlandaskan
pada syariah dengan bisnis konvensional menyebabkan ikatan akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keungan bank syari’ah (KDPPLKBS) pada tahun
2002. KDPPLKBS selanjutnya di sempurnakan pada tahun 2007 menjadi lkerangka dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan syari’ah (KDPPLKS). Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku
untuk semua jenis transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional
baik sektor publik maupun sektor swasta.
Tujuan laporan keuangan menurut KDPPLKS adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
3.2 SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Sri Nurhayati,dkk, Akuntansi syari’ah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2008) hal 90
http://lidonarta.blogspot.co.id/2012/07/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian.html
http://mepi-6.blogspot.co.id/2012/04/kelompok-11-m-k-l-h-kerangka-dasar.html
15
16
Download