Uploaded by Ananda Wijayati Putri

Skenario Roleplay Simulasi Praktik Individu Ananda Wijayati Putri edited

advertisement
SKENARIO ROLEPLAY :
KONSELING PADA KLIEN DENGAN MASALAH BERAT BADAN BERLEBIH
DI MASA PANDEMIC COVID-19
Mata Kuliah : Konseling dalam Keperawatan
Dosen Pembimbing : Dr. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp, MSc.
Kelas : A21.2
Disusun oleh :
Ananda Wijayati Putri (22020121120036)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
Pemeran Roleplay :
Ananda Wijayati Putri (Konselor)
Yanuar Rochman Nugroho (Konseli)
GAMBARAN KASUS
Tn.Y merupakan seorang mahasiswa berusia 20 tahun. Ia memutuskan datang
ke perawat konselor setelah sebelumnya mendapat saran dari orang tua. Tn.Y menjadi
sadar bahwa dirinya mengalami pertambahan berat badan setelah orang tuanya
mengatakan bahwa tubuh Tn.Y terlihat lebih gemuk semenjak masa pandemi Covid19. Akhirnya Tn.Y menimbang berat badannya dan mendapati bahwa berat badannya
meningkat dari batas berat badan normal yang menyebabkan Indeks Massa Tubuh
(IMT) Tn.Y mencapai kondisi overweight. Tn.Y mengetahui tentang IMT karena
pernah belajar saat SMA dan ia mencari referensi kembali untuk memastikannya.
Orang tua Tn.Y sudah cukup sering mengingatkan agar Tn.Y memperhatikan pola
makannya dan melakukan olahraga. Hal ini karena semenjak pandemi dan kuliah
diadakan secara online sehingga Tn.Y menjadi lebih sering menghabiskan waktu di
rumah sehingga ia sering mengonsumsi camilan dan soft drink untuk menemani
kesibukannya dan di saat waktu senggang. Selain itu, ia mengakui bahwa porsi
makannya berlebihan. Ia juga jarang berolahraga karena kesibukan belajar,
mengerjakan tugas, dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan laptop.
Tn.Y menjadi tidak percaya diri akibat berat badannya yang bertambah sehingga ia
ingin segera menurunkan berat badannya. Karena Tn.Y merasa tidak berhasil atas
upaya yang sudah dilakukan untuk mengembalikan berat badannya ke dalam batas
normal, maka Tn.Y memilih untuk melakukan konseling.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Konseli mengalami masalah berat badan berlebih
2. Konseli memiliki pola hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan mengonsumsi
camilan dan soft drink dengan frekuensi sering, makan makanan cepat saji , pola
makan berlebihan, dan kurang melakukan aktivitas fisik
3. Konseli menjadi tidak percaya diri terhadap kondisi fisiknya saat ini
INTERVENSI
1. Menganjurkan diet rendah kalori dan tinggi serat
2. Menyarankan konseli agar makan dengan porsi kecil dan teratur
3. Merencanakan olahraga rutin dan mengubah gaya hidup lebih aktif
4. Memberi keyakinan dan semangat bahwa berat badan konseli masih bisa
diturunkan asalkan konseli mau berusaha merubah keadaan dirinya
5. Membangun konsep diri yang positif pada diri konseli
SKENARIO
TAHAP RAPPORT
Konseli: “Assalamualaikum, selamat pagi Ners.”
Konselor : (Tersenyum ramah) “Waalaikumsalam, selamat pagi. Silahkan duduk.”
Konseli: “Terima kasih.” (Menyunggingkan senyum kecil)
Konselor : “Apa benar ini dengan kak Yanuar Rochman Nugroho?” [Teknik Validasi]
Konseli: “Iya benar Ners. Ners bisa panggil saya Yanuar saja.”
Konselor : (Mengangguk) “Baik kak Yanuar. Perkenalkan saya Ners Ananda Wijayati Putri,
kak Yanuar bisa memanggil saya Ners Nanda. Saya yang akan menjadi konselor kak Yanuar
saat ini.”
Konseli: “Oke Ners.”
Konselor : “Baik kak Yanuar. Jadi Konseling pada hari ini akan kita mulai dari sekarang
hingga 30 menit ke depan.” [Kontrak Waktu] “Bagaimana kak Yanuar, apa sudah siap?”
Konseli: (Mengangguk) “Iya Ners, boleh.”
TAHAP EKSPLORING
Konselor : “Bagaimana kabar kak Yanuar hari ini?”
Konseli: (Menunduk dan menghela napas) “Hmm…Kabar saya baik-baik saja Ners.”
Konselor : (Diam sebentar, mengamati) “Apakah ada yang ingin kak Yanuar sampaikan atau
diskusikan kepada saya?” [Teknik Eksploring]
Konseli: “Hmm… iya memang ada Ners. Sejujurnya saat ini saya sedang mempunyai masalah
yang cukup mengganggu bagi saya. ”
Konselor : (Mengangguk) “Kak Yanuar menyampaikan bahwa sedang menghadapi masalah
yang cukup mengganggu ya Kak. Jika kak Yanuar tidak keberatan, kak Yanuar bisa coba untuk
menceritakan permasalahan itu pada saya. Apa yang kak Yanuar ceritakan akan saya jaga
kerahasiaannya.”
Konseli: (Mengangguk paham dan diam)
Konselor
: “Apakah kak Yanuar merasa kesulitan untuk mengutarakannya?”
[Closed
Question]
Konseli: “Iya, saya bingung dari mana saya harus mulai untuk bercerita.”
Konselor : “Bagaimana dengan masalah yang tadi kak Yanuar bilang mengganggu diri kak
Yanuar?” [Probing Question]
Konseli: “Mengenai hal itu….” (sambil merasa agak ragu untuk bercerita)
Konselor : “Iya, kak Yanuar bisa lanjutkan.” [Open-ended prompts]
Konseli: “Saya menyesal dan bingung Ners.” (menarik nafas dalam)
Konselor
: “Menyesal dan bingung mengenai hal apa yang kak Yanuar maksudkan?”
[Reflecting Meanings]
Konseli: “Jadi begini Ners, udah beberapa waktu ke belakang ini saya merasa berat badan saya
naik Ners. ” (raut wajah kecewa dan menghelas napas)
Konselor : “Apa yang kak Yanuar pikir bisa menyebabkan kondisi itu terjadi dan sudah berapa
lama kak Yanuar mengalaminya?” [Open Question]
Konseli: “Apa mungkin ya Ners karena saya kurang menjaga kebiasaan makan dan jarang
olahraga? Saya menyesal Ners karena agak mengabaikan perkataan orang tua saya. ”
Konselor : “Kalau boleh saya tau, orang tua kak Yanuar menyampaikan kepada kak Yanuar?”
[Probing Question]
Konseli: “Mereka bilang kalo semenjak masa pandemi ini badan saya kelihatan lebih gemuk
dari sebelumnya. Awalnya saya bilang ke mereka, mungkin itu menurut mereka aja sedangkan
saya sendiri merasa biasa aja. Namun, beberapa bulan berikutnya saya merasa kok benar apa
yang waktu itu orang tua saya bilang. Saya merasa berat badan saya bertambah dan pas liat di
kaca kok badan saya kelihatan gemukan, lalu saya menimbang berat badan saya. Alhasil benar
berat badan saya bertambah beberapa kilo Ners.
Konselor : “Lalu apa yang kak Yanuar lakukan setelah itu dan apakah sebelumnya kak Yanuar
tidak pernah mengecek berat badan?” [Probing Question] [Closed Question]
Konseli: “Setelah itu saya jadi teringat tentang cara menilai berat badan pakai rumus Indeks
Massa Tubuh (IMT). Itu loh Ners yang berat badan dibagi tinggi badan kuadrat. Nah saya cari
referensi dulu karena udah lupa dan liat tabelnya. Hasil hitungannya saya catat dan hasilnya
IMT saya termasuk kategori overweight.”
Konselor : “Apakah sekarang kak Yanuar membawa catatan tersebut? [Closed Question] Jika
berkenan, saya ingin melihatnya.”
Konseli: “Hmm boleh sih Ners. Kebetulan saya bawa. Tunggu sebentar Ners.
Konselor : “Baik kak Yanuar.”
(Konseli mengambil secarik kertas dari sakunya)
Konseli: “Ini Ners catatannya. Tabelnya juga saya tulis.” (sambil memberikannya kepada
Konselor)
Konselor : “Baik, saya lihat dulu ya kak Yanuar.”
Konseli: “Iya Ners.”
Konselor : “Baik, kak Yanuar. Dari melihat catatan ini memang benar IMT kak Yanuar
termasuk overweight atau kelebihan berat badan. Bagus sekali apa yang sudah kak Yanuar
lakukan dengan menghitung IMT sehingga kak Yanuar tau kondisi berat badan kakak. Tadi
kak Yanuar sempat menyebut terkait kebiasaan makan dan olahraga. Memangnya kak Yanuar
sering makan apa dan bagaimana pola makan kak Yanuar?” [Open Question]
Konseli: ”Saya itu sebenarnya kalo makan utama ya tiga kali sehari Ners. Sarapan, makan
siang, dan makan malam. Porsinya kalo menurut saya cukup untuk ukuran laki-laki seperti
saya. Nah, semenjak sering di rumah karena kuliah juga masih daring, saya jadi sering nyemil.
Entah itu pas siang, sore, malam buat nemenin belajar, ngerjain tugas, dan pas waktu luang.
Misalnya, pas capek belajar saya istirahat bentar dan nonton film di laptop sambil nyemil juga.
Saya biasa nyemil keripik, kue kering, biscuit, atau wafer. “
Konselor : “Kalau makan utama biasanya kak Yanuar makan makanan apa?” [Probing
Question]
Konseli: “Biasa Ners, nasi. Lauk pauknya kadang ikan, ayam, tahu, tempe, sayur. Tergantung
ibu masak Buah juga biasa ada di meja makan untuk dimakan setelah makan utama, tapi gak
sering sih saya makan. Paling cuma 2 kali sehari. Kalo lagi bosen sama masakan rumah atau
ibu lagi gak masak, saya pesen makanan via online Ners. Jujur sih biasanya yang saya sering
pesen itu fried chicken, burger, pizza, ditambah minuman soft drink. Nah soft drink juga saya
sering minum sih, bisa 3-4 kali seminggu, kadang buat nemenin nyemil.
Konselor : “Jadi seperti yang kak Yanuar katakan kalau frekuensi makan utama kak Yanuar
itu 3 kali sehari dan menurut kak Yanuar porsinya cukup untuk kebutuhan kak Yanuar. Kak
Yanuar ini suka makan kudapan dan soft drink untuk menemani di waktu senggang, belajar,
dan mengerjakan tugas. Kak Yanuar ini juga makan buah dua kali sehari dan suka makan
makanan cepat saji, benar seperti itu kak?” [Summarizing]
Konseli: “Iya Ners emang benar. Habis gimana ya Ners, saya emang suka nyemil, fast food,
dan soft drink, jadinya kebiasaan deh. Jadi semakin sering semenjak masa pandemi ini Ners.
Kalo sebelum-sebelumnya emang biasa makan tapi jarang, paling 1-2 kali seminggu.”
Konselor : “Baik. Jadi memang kak Yanuar senang mengonsumsinya dan frekuensinya lebih
sering di masa pandemi ini sehingga menjadi sebuah kebiasaan ya.” [Paraphrasing]
Konseli: “Iya, gitu deh Ners. Sebenarnya orang tua udah sering sih ngingetin saya supaya
jangan sering-sering makan makanan cepat saji, minum soft drink, nyemil. Mereka bilang
boleh makan tapi sesekali aja, jangan berlebihan karena gak baik buat kesehatan. Saya iyakan
tapi ya gitu gak saya lakuin apa yang mereka katakan. Mungkin ini emang salah saya karena
agak bandel dan gak mengontol kebiasaan saya.” (nada menyesal)
Konselor : (Menggangguk) “Kalo boleh tau, apa yang membuat kak Yanuar tidak mengontrol
kebiasaan makan kak Yanuar tersebut?” [Probing Question]
Konseli: “Mungkin karena keseringan di rumah, bawaannya itu pengen makan terus. Kalo
belajar dan nugas sampai tengah malam, bawaannya itu laper dan akhirnya makan malam jadi
2 kali deh atau tengah malem kebangun dan lapar, ya udah saya makan lagi, kadang masak mie
atau pesan junk food. Kalo minum soft drink gitu ya karena menyegarkan aja Ners terlebih
ditambah es batu. Saya juga merasa kalo setelah minum soft drink malah bikin saya lapar lagi
padahal udah makan. Kenapa ya bisa seperti itu Ners?”
Konselor : “Terkait soft drink, memang ada pengaruhnya terhadap peningkatan nafsu makan.
Konsumsi minuman bersoda bisa membuat kadar hormon ghlerin meningkat. Hormon ghlerin
ini adalah hormon lapar yang diproduksi di perut yang memicu nafsu makan.”
Konseli: “Ohh gitu, pantes gak lama setelah saya minum soft drink saya malah jadi lapar.”
Konselor : “Iya seperti itu kak Yanuar. Lalu, bagaimana kebiasaan olahraga yang kak Yanuar
sempat singgung tadi membuat berat badan naik? [Open Question]
Konseli: “Orang tua saya sering menyuruh saya untuk rajin olahraga supaya banyak gerak dan
lebih bugar karena semenjak kuliah online saya lebih banyak ngabisin waktu di kamar, duduk
depan laptop bisa berjam-jam. Jadi mager deh buat keluar rumah, mau olahraga juga udah
suntuk duluan karena jadwal kuliah lumayan padat, gak sempet atau lupa nyempetin waktu
buat sekedar olahraga di dalam rumah. Kalo refreshing ya paling gak kemana-mana cuma
nonton film atau dengerin musik, sesekali main sih sama temen keluar rumah. Buat sekedar
olahraga di dalam rumah pun enggak. Padahal sebelum pandemi saya sering olahraga Ners
bareng temen-temen. Entah itu jogging, sepedaan, atau berenang. Olahraga juga pas masih di
tempat kos.”
Konselor : “Begitu ya. Jadi, orang tua menyadari ya pentingnya olahraga untuk kak Yanuar
lakukan. Namun, semenjak pandemi dan kesibukan kuliah, kak Yanuar menjadi gak bergairah
dan susah nyempetin untuk berolahraga. [Summarizing] Lalu, bagaimana perasaan kak
Yanuar, selain menyesal, apa yang kak Yanuar rasakan akibat perubahan kondisi tubuh kak
Yanuar?” [Affective Question]
Konseli: “Saya menjadi tidak pede dengan penampilan saya Ners. Pas hangout bareng tementemen, mereka merhatikan penampilan saya dan mereka bilang kalo badan saya lebih berisi,
lebih gemukan. Saya jawab aja ‘ah masa sih’ atau ‘hehe, biasa aja’. Tapi ada juga yang bilang
‘gak papa santai Yan, pede aja’ . Meskipun begitu, saya tetep aja jadi gak nyaman dan agak
minder saat di deket mereka dengan penampilan saya saat ini. Kalo di keluarga sih masih biasa
aja.”
Konselor : “Saya memahami apa yang kak Yanuar rasakan. Jadi boleh dibilang naiknya berat
badan kak Yanuar mempengaruhi kepercayaan diri untuk tampil di depan orang lain terutama
di lingkup pergaulan.” [Summarizing]
Konseli: “He em begitu Ners. Saya jadi mikir, coba aja kalo saya gak ngeyel dan lebih
perhatian ke pola makan saya dan melakukan aktivitas fisik pasti gak kaya sekarang deh. Coba
aja saya nerapin gaya hidup yang lebih sehat mungkin gak akan jadi gini.” (nada agak kesal)
Konselor : “Jadi sebenarnya kak Yanuar sudah menyadari akan pentingnya memiliki pola
hidup yang sehat, baik dari kebiasaan makan maupun aktivitas gerak. Bukankan benar begitu?”
[Rhetorical Question] [Closed Question]
Konseli: “Iya. Saya juga sadar kebiasaan saya tersebut gak hanya berdampak ke berat badan,
tapi juga kalo dilakuin terus menerus bisa berpengaruh ke kesehatan tubuh saya.”
Konselor : “Apa yang kak Yanuar ketahui tentang dampak dari gaya hidup yang kurang sehat
selain masalah berat badan?”
Konseli: “Kalo berat badan terus berlebih, bisa berpotensi ngalamin obesitas. Obesitas itu
berisiko 2 kali lipat menyebabkan serangan jantung koroner, stroke, diabetes melitus, dan
hipertensi. Kalo tubuh kurang aktif bergerak, maka bisa menjadi lebih gampang capek, pegalpegal, dan cenderung punya risiko penyakit kronis yang tinggi. Kira-kira begitu Ners yang saya
tau. Setelah saya pikir-pikir, efeknya ngeri juga ya.”
TAHAP UNDERSTANDING
Konselor : (mengangguk) “Sudah bagus sekali apa yang kak Yanuar pahami. Lantas dari
semua yang telah kak Yanuar ceritakan, harapan seperti apa yang kak Yanuar inginkan untuk
ke depannya?” [Open Question]
Konseli: “Setelah saya pikir-pikir, efek dari kebiasaan makan yang gak baik dan jarang
olahraga ternyata berbahaya juga. Maka dari itu, saya pengen menurunkan berat badan saya
Ners, juga supaya saya kembali percaya diri lagi. Kalo bisa pengen nurunin 5 kiloan Ners. Saya
sadar perlu segera mengubah kebiasaan-kebiasaan saya yang kurang baik yang harapannya bisa
membantu saya mengatasi masalah berat badan saya saat ini.”
Konselor : “Baik. Kita dapat mencari jalan keluarnya bersama-sama. Saya akan membantu
kak Yanuar semaksimal yang saya bisa. Saya yakin kak Yanuar bisa mengubah gaya hidup
menjadi lebih sehat dan menghilangkan rasa tidak percaya diri terhadap penampilan asalkan
kak Yanuar memiliki niat yang kuat, mau berusaha dan konsisten dengan usaha yang
dilakukan.” [Understanding]
TAHAP ACTING
Konselor : “Apakah sebelumnya kak Yanuar pernah mencoba untuk mengatasi kenaikan berat
badan kak Yanuar?” [Open Question]
Konseli: “Setelah saya tau berat badan saya makin naik dan IMT saya tergolong overweight,
saya bilang ke orang tua. Mereka nyaranin supaya saya olahraga setiap pagi atau sore, kurangi
makan camilan dan junk food, makannya diatur dan makan kalo laper aja. Paling itu sih saran
dari orang tua.”
Konselor : “Bagaimana kamu melakukan saran tersebut?”
Konseli: “Dari situ saya mulai usahain buat olahraga, paling enggak 2 kali seminggu di hari
libur, jogging atau sepedaan 30-45 menit. Pengen olahraga tiap hari tapi masih ngerasa males-
malesan dan kurang motivasi Ners. Apalagi kalo pas sibuk-sibuknya, udah ngerasa capek
duluan buat olahraga."
Konselor : “Hal apa yang menurut kak Yanuar bisa memunculkan minat dan motivasi kak
Yanuar agar mau berolahraga?” [Probing Question]
Konseli: “Setiap saya ngaca liat badan saya dan teringat tekad saya yang harus nurunin berat
badan dan untuk hidup lebih sehat, saya menjadi tergerak Ners, ditambah reminder yang saya
pasang di dinding kamar dan alarm untuk jogging atau bersepeda di hari libur. Sebenarnya
lebih semangat kalo olahraga bareng temen, lebih asik aja. Kadang susah juga nyempetin waktu
buat olahraga ke luar jadinya cuma pas libur aja. Alhasil gak bantu banyak karena mungkin
usaha saya masih kurang tetapi saya gak sabaran dengan hasilnya. ”
Konselor : “Kak Yanuar sudah baik ingin membuat perubahan positif dan untuk menjadi
sehat, tetapi kurang semangat untuk berolahraga. Usaha yang belum maksimal masih bisa
ditingkatkan kak dan perlu waktu untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Lalu, apa rencana
yang kak Yanuar ingin lakukan untuk meningkatkan dan memperbaiki usaha tersebut?”
[Probing Question]
Konseli: “Saya pikir saya perlu lebih rutin lagi olahraga. Mungkin dari 2 kali seminggu jadi…
5 kali seminggu dulu dengan durasi yang biasa saya lakuin. (sambil berpikir) Hmm..kayaknya
saya perlu bikin reminder ya Ners biar gak lupa dan ada gairah buat ngelakuinnya. Tapi kalo
gak di hari libur saya bingung nyempetinnya.”
Konselor : “Wah bagus sekali kak Yanuar sudah bisa memikirkan rencana tersebut, saya
mendukungnya. Jika kak Yanuar ada kesempatan untuk olahraga bersama teman, menurut saya
itu akan semakin menyenangkan. Lalu, bagaimana dengan olahraga yang dilakukan di dalam
rumah? Apakah kak Yanuar pernah mencobanya? [Probing Question] Karena kak Yanuar
sulit meluangkan waktu keluar rumah di saat kesibukan belajar kan?” [Leading Question]
Konseli : “Olahraga dalam rumah ya..(sambil berpikir). Dulu pas masih di kos saya sering naik
turun tangga Ners tiap pulang dari kampus. Mungkin itu bisa saya terapin lagi karena dari
pengalaman itu cukup efektif. Tapi kalo dipikir-pikir, saya bakal jenuh deh kalo ngelakuin
olahraga rutin dengan jenis yang sama. Apa bisa saya bikin fleksibel jenis dan waktunya
mungkin? Oh iya…kayanya saya bisa ngelakuinnya sambil dengerin musik karena olahraganya
cuma di dalem rumah supaya dan tambah semangat kan Ners?”
Konselor : “Ide yang bagus. Musik memang meningkatkan mood dan semangat. Asalkan tetap
konsentrasi dengan olahraga yang dilakukan agar terhindar dari cedera. Kak Yanuar bisa
fleksibel memilih olahraga yang berbeda dan waktunya menyesuaikan dengan kesibukan kak
Yanuar yang penting bisa rutin sesuai yang direncanakan. Memangnya jenis olahraga lain apa
yang kak Yanuar senangi dan yang ingin diterapkan?”
Konseli : “Selain jogging, bersepeda, berenang, dan naik turun tangga, saya pernah nonton
jenis latihan fisik namanya plank. Simple dan cuma butuh alas. Rasanya saya pengen coba.
Saya setuju kalo waktu olahraga nyesuain sama kesibukan saya, misalnya gak bisa pagi maka
geser ke sore. Yang penting bisa setiap 5 hari dulu dalam seminggu.”
Konselor : “Sudah sangat bagus rencana kak Yanuar. Lalu, apa saja usaha yang pernah kak
Yanuar lakukan untuk memperbaiki kebiasaan makan?” [Open Question]
Konseli: “Saya cuma kurangi aja sih Ners. Saya coba kurangi nyemil yang biasanya, tapi
kadang masih tergoda buat nyemil dan belum tau cara ngatasinnya. Makan junk food juga saya
kurangi yang tadinya bisa 2 kali seminggu jadi 1 kali atau bisa 2 minggu sekali, cuma satu 1
porsi aja gitu.. Kalo makan utama emang seperti biasa udah mencukupi dan jarang makan
makanan berlemak dan gorengan. Makan malam gak larut malam, jam 7 malam udah makan
karena terbiasa begitu. Tapi masih suka laper pas tengah malam, jadinya makan, makan
makanan berat sih, kayanya harus saya hindari ya Ners? Terus soft drink juga udah saya tahantahan deh supaya gak minum, tapi kayanya saya perlu ngalihin ke minuman lain. Kalo air putih
emang saya rutin minum. Gimana ya Ners, apa ada cara supaya saya bisa ngatasin masalahmasalah tadi?”
Konselor : “Terkait camilan, sebenarnya nyemil itu gak bikin berat badan naik, tapi tergantung
jenis camilan apa yang dimakan. Menurut saya kak Yanuar bisa memilih alternatif jenis
camilan lain yang tinggi serat dan rendah kalori, seperti buah dan sayur, sereal, kacangkacangan jika gak punya alergi, telur rebus karena makanan seperti ini membantu
mengenyangkan dan mencegah makan berlebih di waktu berikutnya, juga bisa dikonsumsi saat
lapar tengah malam. Camilan yang biasa kak Yanuar makan tetap boleh dikonsumi tetapi lebih
baik tidak terlalu sering. ”
Konseli: “Ohh begitu ya. Ibu saya kan biasa nyediain buah-buahan, mungkin saya bisa minta
beliau buat nyediain lebih untuk saya jadikan camilan, supaya lebih kenyang ya ternyata dan
menyehatkan. Saya pikir beberapa makanan yang Ners sebutin tadi mudah didapat. Saya pikir
saya mau mencobanya dan gak ada masalah untuk memakannya. Kalo makan malam sebaiknya
berapa jam sebelum tidur ya Ners dan kalo nyemil itu di waktu kapan sebaiknya?”
Konselor : “Wah bagus, saya ikut senang mendengarnya kak Yanuar ingin mencoba. Untuk
makan malam sebaiknya 3 jam sebelum tidur kak. Nah kalau akan tidur larut malam, alternatif
camilan tadi bisa dimakan agar tidak lapar di tengah malam. Kak Yanuar bisa menyelipkan
untuk nyemil di sela makan utama dengan jeda 2-3 jam.”
Konseli : “Oalah jadi gitu ya seharusnya. Kadang saya khilaf sih pengen nyemil terus, ternyata
karena jenis camilan yang saya makan ya. Oke deh, sekarang saya jadi tau gimana baiknya.
Kalo untuk ngontrol supaya gak minum soft drink itu gimana Ners? Saya bingung deh gimana.”
Konselor : “Selain air putih dan soft drink, apakah ada minuman lain yang kak Yanuar
senangi?” [Probing Question]
Konseli : “Hmm apa ya…ohh mungkin teh, kopi, atau jus. Saya kepikiran juga deh sama
infused water, kayanya mudah dibuat. Tapi gimana aturan minumnya misal banyak dikitnya
gula? Saya tetep boleh minum soft drink kan Ners tapi mungkin seminggu cuma 1?”
Konselor : “Iya paling banyak 2 kali seminggu kak Yanuar. Baik sekali ternyata kak Yanuar
udah punya alternatifnya. Nah untuk teh sebaiknya tanpa pemanis buatan dan bukan teh
kemasan. Begitu juga dengan kopi dan jus. Kopi baik hitam atau dengan tanpa tambahan
banyak gula, krimer, dan susu, sebaiknya hanya 2-3 cangkir setiap hari. Jika ingin minum teh,
penggunaan gula perlu diperhatikan dan jangan berlebihan. Kalau bisa dengan pemanis yang
bebas kalori, tidak diminum sesaat setelah makan dan saat perut kosong. Jenis teh hijau tanpa
tambahan apapun juga cocok buat menurunkan berat badan, maksimal 3 cangkir per hari.
Infused water juga baik.”
Konseli: “Ohh gitu penjelasannya. Jadi saya emang minumnya jangan yang instan atau
kemasan ya, frekuensi minum dan gulanya juga ada batasannya. Dengan nyeduh teh, kopi, atau
bikin infused water, itung-itung keluar kamar dan ngelakuin gerak juga ya.”
Konselor : “Iya betul kak Yanuar. Lalu, apa yang sudah kak Yanuar lakukan untuk mengatasi
rasa tidak percaya diri pada penampilan?” [Open Question]
Konseli: “Selama ini saya mencoba bersikap biasa sih. Meskipun gak nyaman dengan
omongan orang, saya sebisa mungkin nanggepin mereka dengan santai. Saya pikir dengan
menurunkan berat badan saya menjadi ideal, maka saya bisa tampil lebih percaya diri lagi.
Maka dari itu saya ingin segera mengatasi masalah berat badan saya Ners. Dari penjelasan
Ners, pikiran saya jadi terbuka, dapet banyak insight baru, dan saya pikir saya mau mencoba
sesuai penjelasan Ners tadi. Saya ingin berkomitmen untuk mulai nerapin kebiasaan yang lebih
baik . Saya masih bisa kan Ners memperbaiki semuanya?”
Konselor
: “Sudah bagus cara kak Yanuar menyikapinya. [Teknik memberikan
penghargaan] Saya bangga dengan tekad dan niat kak Yanuar untuk mau berusaha dan
membuat perubahan. Tentu kak Yanuar masih bisa memperbaikinya. “
Konseli: “Baik, Ners. Oh iya, saya juga akan membuat jadwal dan reminder untuk olahraga
rutin, makanan dan minuman yang perlu saya konsumsi.” Apakah mulai hari ini kita bisa
memulainya Ners?”
Konselor : “Tentu saja. Kak Yanuar bisa menghubungi saya kapanpun
membutuhkan
bantuan.” [Teknik Penerimaan]
Konseli : “Oke Ners. Terima kasih ya.”
TAHAP EVALUASI
Konselor : “Sama-sama. Bagaimana perasaan kak Yanuar saat ini?” [Affective Question]
Konseli: “Saya merasa lega karena udah tau hal-hal yang perlu dilakukan buat nyelesaian
permasalahan saya Ners. Saya juga semakin termotivasi Ners untuk punya gaya hidup yang
sehat sehingga gak mengalami hal kaya sekarang dan hal-hal lain yang gak diinginkan. Saya
yakin bisa mengusahakannya dan perlu bersabar.”
Konselor : “Saya senang mendengarnya. Saya yakin kak Yanuar mampu. Oh iya, apakah kak
Yanuar masih mengingat langkah apa saja yang akan dilakukan?”
Konseli: “Saya akan membuat jadwal olahraga rutin mulai dari 5 hari dulu untuk minggu ini,
waktunya 30-45 menit. Untuk minggu berikutnya saya bakal mencoba rutin setiap hari dan bisa
sambil dengerin musik. Jogging atau bersepeda untuk di luar rumah sedangkan naik turun
tangga atau plank bila di dalam rumah. Saya bakal ngajak temen saya buat jogging atau
sepedaan bareng. Saya harus makan-makanan yang bergizi, mengurangi konsumsi kalori
berlebih termasuk junk food, makanan berlemak dan gorengan. Makan junk food cuma 1 porsi
dalam seminggu atau 2 minggu sekali. Saya akan membatasi makan camilan yang biasa saya
makan dan menggantinya dengan buah, sereal, telur rebus, atau kacang-kacangan dan nyemil
di antara makan utama. Saya bakal coba batasin minum soft drink 1 kali seminggu dan kalo
pengen minum selain air putih bisa bikin teh, kopi, atau infused water. Disarankan 2-3 cangkir
per hari dan gulanya jangan berlebihan. Supaya gak lapar tengah malam, saya bakal nyiapin
alternatif camilan tadi. Jadi saya bakal bikin buku catatan dan set reminder di hp untuk jadwal
makan dan nyemil, nyatet penurunan tiap minggunya. Selagi berusaha, saya gak perlu minder
saat ketemu temen-temen, toh saya juga lagi berproses.”
Konselor : “Wah, kerja yang sangat bagus. [Teknik memberikan penghargaan] Saya
berharap semoga ke depannya kak Yanuar selalu semangat dan konsisten ya. Untuk evaluasi
keberhasilan kak Yanuar, bisa kita lakukan di pertemuan selanjutnya yang insyaaAllah
dilakukan pekan depan.”
Konseli : “Baik Ners, saya akan datang dan memberi evaluasi kembali pekan depan. Semua
penjelasan Ners bisa saya pahami dan sangat bermanfaat bagi saya. Terima kasih Ners udah
membantu nemuin solusi dari permasalahan saya.”
Konselor : “Sama-sama kak Yanuar, dengan senang hati. Sudah menjadi kewajiban saya untuk
membantu kak Yanuar. “
Konseli : “Kalau begitu saya pamit ya Ners. Selamat pagi.”
Konselor : “Oke kak Yanuar. Hati-hati di jalan ya. Selamat berproses.”
Setelah 2 bulan menerapkan rencana penyelesaian masalah dan melakukan evaluasi mingguan
bersama konselor, konseli akhirnya bisa menurunkan berat badannya sebanyak 5 kg per
dengan penurunan setiap minggunya yaitu 0,5 kg. indeks massa tubuh konseli pun telah
kembali ke dalam rentang normal. konseli juga kembali percaya diri atas penampilannya.
Download