Uploaded by daringk51

187-Article Text-691-1-10-20160212

advertisement
Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PADA PESANTREN RAKYAT SUMBER PUCUNG MALANG
THE UTILIZATION OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY
AT PESANTREN RAKYAT SUMBER PUCUNG MALANG
Oos M. Anwas
Pustekkom Kemdikbud
Jalan RE Martadinata Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
e-mail: oos.anwas@kemdikbud.go.id
Naskah diterima tanggal: 10/06/2015, Direvisi akhir tanggal: 25/10/2015, disetujui tanggal: 10/12/2015
Abstract: This study aimed at determining how the use of Information and Communication
Technology in the Islamic Boarding School Al-Amin Malang, East Java. The study used a
qualitative approach with descriptive methods. Data were collected through observation
and interviews of leaders of schools, the students, local governments and communities
around the schools. The data analysis used descriptive analysis. The results of this study
revealed that although the infrastructure and application systems is still relatively limited,
but the school leadership has a strong commitment to using Information and Communication
Technology in schools. Infrastructure limitations overcome by optimizing of Information
and Communication Technology availability equipment by each students and the community.
Utilizing Information and Communication Technology, teaching religion to be dynamic and
interesting, more diverse media and content (text, images, audio, video, animation, and
simulation), the time and place for learning more fleksible, and the students are trained to
develop content to be shared via the Internet. Similarly, the use of Information and
Communication Technology can re-dynamize culture, and local wisdom (Jagong Maton) and
empowerment (Posdaya) around schools. This study concluded that although the
infrastructure is relatively limited but the school leadership has a strong policy and
commitment to using Information and Communication Technology can be optimized.
Keywords: information and communication technology, Information and Communication
Technology in Islamic Boarding School, Pesantren Rakyat
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Pesantren Rakyat Al-Amin Malang Jawa Timur. Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
melalui pengamatan dan wawancara terhadap pimpinan pesantren, para santri, pemerintah
setempat, dan masyarakat sekitar pesantren. Analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian membuktikan bahwa walaupun secara infrastruktur dan sistem aplikasi
masih relatif terbatas, pimpinan pesantren memiliki komitmen yang kuat dalam
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di pesantren. Keterbatasan infrasruktur
diatasi dengan mengoptimalkan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dimiliki
masing-masing santri dan masyarakat. Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi,
pembelajaran agama menjadi dinamis dan menarik, media dan konten lebih beragam (teks,
gambar, audio, video, animasi, dan simulasi), waktu dan tempat belajar lebih fleksibel,
serta para santri dilatih membuat konten untuk berbagi melalui internet. Begitu pula
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat menggerakan kembali budaya
dan kearifan lokal (Jagong Maton) serta pemberdayaan masyarakat (Posdaya) di sekitar
pesantren. Studi ini disimpulkan bahwa walaupun secara infrastruktur relatif terbatas namun
207
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015
kebijakan dan komitmen pimpinan Pesantren Rakyat sangat kuat sehingga pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat optimal.
Kata kunci: teknologi informasi dan komunikasi, teknologi informasi dan komunikasi di
pesantren, pesantren rakyat
PENDAHULUAN
persen (Kementerian Pendidikan dan Kebu-
Masyarakat masa kini umumnya sudah akrab
dayaan, 2014).
menggunakan berbagai produk teknologi
Seiring dengan tuntutan dan perkembangan
informasi dan komunikasi (TIK), bahkan sudah
masyarakat, pengembangan dan pemanfaatan
menjadi kebutuhan hidup dalam beraktivitas
TIK untuk pendidikan tidak hanya dilakukan pada
sehari-hari. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi
pendidikan formal, melainkan juga dilakukan pada
di perkotaan, melainkan juga ke pedesaan,
lembaga pendidikan nonformal, baik yang
bahkan di daerah-daerah terpencil. Secara
diselenggarakan oleh pemerintah maupun yang
khusus, anak-anak dan remaja generasi
dikembangkan atas inisiatif masyarakat.
sekarang relatif cepat dan mahir menggunakan
Pemanfaatan TIK pada pendidikan nonformal ini
berbagai produk TIK (gadget). Oleh karena itu,
menjadi menarik untuk diteliti/dikaji dan
generasi masa kini seringkali disebut generasi
dikembangkan, karena memiliki potensi yang luar
digital native terhadap TIK. Sayangnya
biasa untuk membudayakan TIK pada masya-
pemanfaatan produk ini masih didominasi untuk
rakat. Di sisi lain, ranah pendidikan nonformal
keperluan hiburan, informasi, komunikasi, dan
berpeluang memiliki berbagai model yang sangat
berbagai kegiatan kesenangan lainnya. Masih
beragam sesuai dengan kondisi, budaya, dan
sedikit anak-anak yang memanfaatkan produk
kemampuan masyarakat setempat.
TIK untuk keperluan pendidikan/pembelajaran.
Lembaga pendidikan nonformal yang sudah
Padahal jika dilihat dari keunggulan berbagai
mengakar dalam masyarakat di antaranya adalah
produk, TIK sangat potensial dimanfaatkan
pondok pesantren. Pada era global pondok
untuk membantu memecahkan masalah-masalah
pesantren relatif sudah banyak yang meman-
pendidikan, termasuk meningkatkan mutu
faatkan TIK untuk pendidikan dan pembelajaran,
pembelajaran.
baik dalam bentuk web, pesantren online,
Pemanfaatan TIK untuk pendidikan dan
dakwah melalui sms, dan media sosial, serta
pembelajaran sebenarnya sudah banyak
menjadikan TIK sebagai salah satu sumber
dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri.
belajar. Pesantren tersebut tidak terbatas pada
Sekolah-sekolah
telah
pesantren modern melainkan juga pada
memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Hasil
pesantren tradisional (salafiah). Salah satu
penelitian
secara
bertahap
dan
pesantren tradisional yang telah memanfaatkan
Kurniawati (2005) menunjukkan bahwa sekolah-
TIK untuk pembelajaran santrinya adalah
sekolah rintisan TIK telah menggunakan
“Pesantren Rakyat Al-Amin” Sumber, Pucung
edukasi.net melalui tiga pola yaitu pola
Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kusnandar,
Chaeruman,
penugasan oleh guru, presentasi, dan diskusi,
Pesantren rakyat Al-Amin Sumber Pucung
serta praktikum di laboratorium. Satuan
relatif unik dan fenomenal. Dalam website profil
pendidikan atau sekolah (SD, SMP, SMA/SMK)
pesantren rakyat dijelaskan bahwa pesantren
yang tersambung ke internet sudah mencapai
ini didirikan di desa Sumber Pucung dengan misi
66,09 persen atau 139.950 sekolah. Bahkan
“menyantrikan rakyat, menggunakan kurikulum
untuk provinsi di Pulau Jawa kecuali Provinsi
ala rakyat, mengaji kebutuhan rakyat, per-
Banten telah mencapai rata-rata di atas 80
ekonomian ala rakyat, pertemuan atau diskusi
208
Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang
ala rakyat, pendidikan ala rakyat, menejemen
pemanfaatan TIK di Pesantren Rakyat Al-Amin,
ala rakyat, pakaian ala rakyat, pergaulan ala
terutama aspek kebijakan pimpinan pesantren,
rakyat dan dalam berbagai aspek bidang
infrastruktur TIK yang digunakan, konten TIK,
kehidupan konsepnya selalu ala rakyat. Namun
serta sistem pemanfaatannya dalam pem-
pesantren ini didasarkan dengan nilai-nilai Islam
belajaran di pesantren. Hasil penelitian ini
yang sesuai dengan ajaran Allah SWT dan Nabi
diharapkan bermanfaat terutama dalam
Muhammad SAW serta para ulama terdahulu,
memperkaya model pemanfaatan TIK pada
baik dalam tataran syari’at, tharekat, hakikat
lembaga pendidikan khususnya pesantren. Hasil
atau ma’rifatnya” (pesantren rakyat, 2013).
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
Keunikan lainnya yang dijelaskan dalam web
kontribusi dan inspirasi khususnya bagi para
tersebut bahwa dalam pembelajaran menggu-
pimpinan lembaga pendidikan dalam men-
nakan berbagai metode, budaya, kearifan lokal,
dayagunakan TIK untuk pendidikan dan
pemberdayaan masyarakat.
pembelajaran yang sesuai dengan budaya dan
Keunikan dan fenomena pesantren tersebut
kearifan lokal masyarakat.
mengundang banyak para akademisi dan peneliti
untuk meneliti dengan fokus dan sudut pandang
KAJIAN LITERATUR
berbeda-beda. Yah ya (2014) melakukan
TIK dalam Pembelajaran
penelitian pada Pesantren Rakyat dengan fokus
TIK merupakan perangkat yang terkait dengan
pada pembelajaran pendidikan Islam yang
pengolahan dan pengiriman berbagai pesan/
dilakukan melalui seni budaya. Mufidah (2012)
informasi termasuk pesan pendidikan. TIK dalam
melakukan penelitian pada pesantren rakyat
hal ini tidak hanya terbatas pada komputer dan
dengan fokus pada perhelatan tradisional
internet saja, melainkan semua jenis media
kolaboratif kaum abangan dengan kaum santri
informasi dan komunikasi baik yang berbasis
pinggiran. Bachtiar (2012) melakukan penelitian
online, offline, ataupun broadcash. Begitu pula
di pesantren rakyat dengan fokus pada upaya
konten TIK memiliki keragaman, yaitu berbasis
pendidikan Islam dan potensi penyebaran
teks, gambar, audio, video, animasi, dan
dakwah melalui model pesantren. Thoifah (2013)
simulasi.
melakukan penelitian di pesantren rakyat
Hasil-hasil penelitian tentang pemanfaatan
dengan fokus pada pengajaran kitab-kitab Islam
TIK untuk pendidikan/pembelajaran umumnya
klasik dan aktivitas di pondok dan masjid. Taufik
menunjukkan hasil yang positif. Penelitian yang
(2012) melakukan penelitian pada pesantren
dilakukan oleh Ahmad (2010) bahwa multimedia
rakyat dengan fokus pada konstruksi dan
(berbasis komputer) efektif digunakan sebagai
akomodasi
budaya
media pembelajaran. Mujib (2013) melakukan
Penelitian yang lebih fokus terhadap
hasilnya menunjukkan terdapat hubungan yang
pemanfaatan TIK di pesantren rakyat belum
kuat antara penggunaan internet sebagai media
pernah ada yang melakukan. Padahal pesantren
pembelajaran dengan hasil belajar yang dicapai
rakyat ini walaupun lokasinya di pedesaan, serta
oleh para siswa. Penelitian lainnya dilakukan
secara infrastruktur TIK masih relatif sederhana
Samsuddin, Rahman, Asfah, Najib (2013)
tetapi sudah memanfaatkan TIK untuk pem-
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang
belajaran para santrinya. Di sisi lain, penelitian
signifikan dari pemanfaatan e-learning moodle
pemanfaatan TIK di pesantren masih relatif
terhadap motivasi belajar dan hasil belajar pada
jarang dilakukan. Permasalahannya adalah
mata pelajaran Matematika di SMK Negeri 5
bagaimana pemanfaatan TIK untuk pembe-
Makassar. Begitu pula hasil penelitian Nurcahili
lajaran di Pesantren Rakyat Al-Amin. Adapun
(2010) menunjukkan bahwa media pembelajaran
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
berbasis teknologi informasi dan komunikasi
pesantren
terhadap
masyarakat.
penelitian terhadap siswa SMA di Yogyakarta,
209
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil-
Pemanfaatan TIK meliputi SDM pengguna
hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia
(user) dan pengelola. Pengguna TIK dalam
tersebut memberikan optimisme positif
lembaga pendidikan yang meliputi peserta didik,
penggunaan TIK untuk pembelajaran, termasuk
pendidik, dan tenaga kependidikan dituntut
di lingkungan pesantren.
untuk memiliki kesadaran dan kemampuan dalam
penggunaan TIK secara tepat. Begitu pula
Komponen Pemanfaatan TIK di Sekolah
pengelola TIK dalam lembaga pendidikan di-
Pendayagunaan TIK untuk pendidikan menurut
tuntut untuk mendukung pemanfaatan TIK
Anwas (2013) minimal harus memperhatikan
secara efektif baik dalam aspek regulasi atau
empat aspek, yaitu kebijakan, infrastruktur,
kebijakan, infrastruktur, sistem aplikasi, hingga
konten, dan sistem pemanfaatan. Secara lebih
konten yang diperlukan. Pengembangan SDM
rinci Anwas (2013) menegaskan bahwa aspek
dalam pemanfaatan hendaknya diarahkan untuk
kebijakan merupakan bentuk komitmen dan
mengubah budaya, budaya TIK sebagai bagian
realisasi dari para pengambil kebijakan termasuk
integral dalam proses pembelajaran. Kedua
pimpinan lembaga pendidikan (rektor, dekan,
kelompok SDM tersebut sama-sama perlu dibina
ketua, kepala sekolah, pimpinan pesantren)
secara bertahap, mulai dari ada kesadaran,
dalam pemanfaatan TIK untuk pendidikan.
ketertarikan, kemauan, hingga ada kemampuan
Realisasinya dapat berupa peraturan, program
dan menjadikan budaya dalam menggunakan TIK
kerja, dukungan anggaran, partisipasi, kerja
untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran.
sama, atau bentuk lainnya.
Infrastruktur adalah dukungan perangkat
Tahapan Pemanfaatan TIK
baik hardware maupun software dalam
Pemanfaatan TIK pada lembaga pendidikan
pemanfatan TIK tersebut. Bentuk infrastruktur
seperti sekolah dan pesantren perlu dilakukan
misalnya antene parabola, pesawat televisi,
secara bertahap dan berkelanjutan. Hal ini
LAN, sambungan internet, sambungan listrik,
didasarkan pada kesiapan infrastruktur, SDM,
wifi, komputer, laptop, berbagai produk gadget,
dan komponen lainnya pada masing-masing
dan lain-lain. Infrastruktur ini seringkali menjadi
lembaga tersebut. Dalam hal ini UNESCO (2009)
kendala utama lemahnya pemanfaatan TIK
mengklasifikasikan empat tahapan pembelajaran
untuk pendidikan. TIK memerlukan dukungan
berbasis TIK. Tahap pertama, merupakan tahap
inftrastruktur yang memadai, apalagi yang
pemula/awal atau disebut tahap emerging,
berbasis internet.
dimana guru dan siswa baru mencoba mengenali
Konten TIK merupakan substansi pem-
fungsi belajar menggunakan berbagai tools dan
belajaran bagi guru dan peserta didik. Konten
aplikasi dan kegunaan perangkat TIK. Sistem
TIK ini ada yang dirancang secara khusus untuk
pembelajaran masih konvensional, akan tetapi
pembelajaran (by design), seperti yang
sudah ada kesadaran terhadap potensi TIK
dikembangkan oleh Pustekkom Kemdikbud. Di
dalam pendidikan. Tahap ini menekankan pada
sisi lain ada konten TIK yang tidak dirancang
kemelekan TIK (ICT literacy) dan keterampilan
secara khusus, tetapi dapat dimanfaatkan untuk
dasar. Tahap kedua adalah tahap applying.
pembelajaran (by utilization). Jenis konten
Tahap ini bercirikan bahwa lembaga pendidikan
tersebut jumlahnya sangat banyak dan mudah
sudah memiliki pemahaman dan upaya mene-
didapatkan terutama dalam media massa
rapkan TIK dalam pembelajaran dengan peserta
(internet). Jenis konten TIK yang dapat di-
didik. Lembaga pendidikan juga sudah meman-
gunakan untuk pembelajaran dapat berbentuk
faatkan piranti lunak TIK dalam aspek
teks atau tulisan, gambar/foto, audio, video,
manajemen.
animasi, dan simulasi.
Tahapan ketiga adalah infusing. Pada tahap
ini lembaga pendidikan sudah mulai meng-
210
Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang
integrasikan TIK ke dalam kurikulum. Kurikulum
tersedia dari berbagai sumber, kemudian
mulai menggabungkan materi pembelajaran
mereduksi data, menyusun dalam satuan-satuan
dengan dunia nyata. Begitu pula lembaga
sesuai dengan tujuan penelitian, serta
pendidikan telah menerapkan teknologi berbasis
penafsiran data yang dijelaskan dalam bentuk
komputer di laboratorium, kelas, dan bagian
deskripsi hasil dan pembahasan penelitian.
administrasi. Tahap keempat adalah transforming. Pada tahap ini lembaga pendidikan telah
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengintegrasikan semua kegiatan pembelajaran
Deskripsi Pesantren Rakyat
dan kegiatan administrasi sehari-hari dengan
Pesantren Rakyat Al-Amin didirikan tahun 2008
TIK. Pembelajaran berpusat pada peserta didik
oleh Ustadz Abdullah. Lokasi pesantren ini
(learner-centered) dan mengintegrasikan mata
tepatnya di desa Sumber Pucung Kabupaten
pelajaran dengan dunia nyata. Dalam tahapan
Malang. Sebuah desa yang berbatasan langsung
ini TIK sudah menjadi bagian alami dari
antara Kabupaten Malang dengan Kabupaten
kehidupan lembaga pendidikan. Dengan kata lain
Blitar Provinsi Jawa Timur. Lokasi pesantren ini
pemanfaatan TIK sudah menjadi budaya
berada di sebelah selatan sekitar 300 meter
pembelajaran dengan hasil yang optimal, begitu
stasiun Kereta Api Sumber Pucung Kabupaten
pun kegiatan administrasi pada lembaga
Malang.
pendidikan tersebut sudah mengoptimalkan
potensi TIK.
Sebelum pesantren didirikan, menurut
kepala dusun Sumber Pucung, kehidupan
masyarakat sekitarnya relatif heterogen, mulai
METODE
dari pekerjaan, latar belakang pendidikan,
Penelitian ini menggunakan pendekatan
agama, budaya, dan juga kebiasaan sehari-hari.
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan langsung
Masalah-masalah sosial juga banyak ditemukan,
di lokasi pesantren yaitu di Pondok Pesantren
misalnya perjudian, pengangguran, bahkan
Rakyat Al-Amin Desa Sumber Pucung, Kabupaten
prostitusi dan berbagai bentuk kemungkaran
Malang, Jawa Timur. Metode pengumpulan data
lainnya.
dilakukan melalui wawancara, wawancara
Kondisi tersebut yang mendorong Ustadz
mendalam, studi dokumentasi, dan pengamatan
Abdullah untuk mendirikan pondok pesantren.
langsung di lapangan baik saat proses
Menurut alumni Universitas Islam Negeri (UIN)
pembelajaran maupun aktivitas santri, serta
Sunan Maliki Malang jurusan Psikologi ini, tujuan
pengamatan terhadap kegiatan pondok
mendirikan pesantren adalah “Mewujudkan
pesantren dan kehidupan masyarakat di sekitar
dakwah akhlaq dan aqidah Islamiyah ala
pesantren.
Ahlussunnah Wal Jama’ah khususnya bagi
Untuk mendapatkan data yang akurat,
masyarakat termajinalkan sehingga kehi-
dilakukan triangulasi data terhadap berbagai
dupannya dapat meningkat dan sejahtera”. Misi
sumber data di lapangan. Sumber data adalah
pesantren rakyat adalah memberikan layanan
pimpinan pondok pesantren, santri-santri,
pendidikan gratis tetapi tetap berkualitas.
orangtua santri, pemerintah setempat, dan
Sasaran utama pesantren ini adalah anak-anak
tokoh masyarakat setempat. Pengumpulan data
jalanan, anak-anak dari keluarga kurang mampu,
ini dilakukan pada bulan Februari 2015. Untuk
termasuk keluarga mantan lokalisasi, serta
melengkapi data, dilakukan juga studi
masyarakat di sekitar pesantren.
dokumentasi melalui data dalam website,
Ustadz yang sering dipanggil “Cak Dul” ini
publikasi pesantren rakyat dan hasil-hasil studi
menegaskan bahwa lembaga pendidikannya tidak
yang dilakukan para akademisi dan peneliti di
memungut biaya atau semua santrinya
pesantren rakyat sebelumnya. Analisis data
digratiskan. Biaya operasional pendidikan setiap
dimulai dengan menelaah seluruh data yang
bulan sekitar tujuh sampai sepuluh juta rupiah.
211
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015
Biaya tersebut diperoleh dari honor yang ia
pendidikan bagi tenaga pendidik PAUD semua
terima setelah memberikan ceramah ketika ada
memiliki kualifikasi yang mumpuni, bahkan ada
yang mengundangnya oleh masyarakat. Dalam
yang bergelar magister. Secara infrastruktur,
perkembangannya beberapa pihak yang sifatnya
PAUD ini masih relatif terbatas dan lebih banyak
tidak mengikat, memberikan sumbangan secara
menggunakan alat permainan edukatif alami
sukarela. Setiap sumbangan tersebut dicatat,
yang tersedia di sekitar pesantren.
termasuk catatan pengeluaran sehingga
Santri Inti adalah santri yang menginap
penggunaan dana sumbangan tersebut dapat
(mukim) di pesantren, jumlahnya ada 15 orang.
dipertanggungjawabkan.
Santri mukim ini berasal dari berbagai wilayah
Ustadz Abdullah dikenal sebagai ustadz yang
di sekitar Jawa Timur. Santri Kalong adalah santri
serba bisa. Ia mampu memberikan ceramah
yang rumahnya ada di sekitar pesantren.
dengan gaya yang menarik, berdakwah melalui
Mereka datang ke pesantren umumnya saat tiba
wayang kulit, memainkan berbagai alat musik
waktu belajar. Jumlah Santri Kalong sebanyak
tradisional seperti Jagong Maton, memberikan
50 orang, sedangkan Santri Pendukung adalah
konsultasi keagamaan dan berbagai kegiatan
masyarakat yang tinggal di sekitar pesantren.
sosial, serta aktif melakukan berbagai kegiatan
Masyarakat ini aktif mendukung berbagai
pemberdayaan masyarakat dan pengentasan
kegiatan pesantren. Kegiatan yang diikuti
kemiskinan. Ustadz Abdullah semakin dikenal oleh
masyarakat tersebut di antaranya adalah
masyarakat sekitar Malang dan Jawa Timur
mengikuti pengajian, mengikuti acara Jagong
setelah mendirikan lembaga pemberdayaan
Maton (forum diskusi masyarakat yang dikemas
masyarakat yang disebut Pos Pemberdayaan
dalam musik gamelan Jawa dan wayangan),
Keluarga (Posdaya) Al-Amin. Posdaya ini
serta masyarakat yang aktif dalam kegiatan
didirikan sebagai forum komunikasi dan
pemberdayaan masyarakat yang diwadahi dalam
pemberdayaan masyarakat di sekitar pesan-
Posdaya Al-Amin yang dipimpin oleh Ustadz
trennya. Posdaya ini juga mendapat pembinaan
Abdullah. Semua kategori santri tersebut saling
dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian
mendukung dan memajukan proses pendidikan
Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri
di Pesantren Rakyat Al-Amin.
(UIN) Maliki Malang dan Yayasan Damandiri
Jakarta. Prestasi yang diraih dari Posdaya Al-
Kebijakan Pimpinan dan Infrastruktur TIK
Amin, tahun 2014 mendapatkan juara pertama
Pondok Pesantren Rakyat Al-Amin dipimpin dan
Lomba Posdaya Tingkat Nasional, mengalahkan
sekaligus didirikan oleh Ustdaz Abdullah. Hasil
sekitar 40 ribu Posdaya di seluruh Indonesia.
wawancara mendalam dengan Ustadz Abdullah
Santri yang belajar (mondok) di pesantren
dan beberapa responden lainnya, bahwa Ustdaz
rakyat umumnya berasal dari kalangan keluarga
Abdullah memiliki visi dalam mendidik santrinya.
kelas menengah ke bawah. Kelompok santri
Ia sadar bahwa tantangan anak didiknya ke
tersebut dapat digolongkan dalam beberapa
depan harus mampu bersaing tidak hanya pada
kategori, yaitu santri usia Pendidikan Anak Usia
tataran lokal di wilayah Jawa Timur, melainkan
Dini (PAUD), Santri Inti, Santri Kalong, dan
juga nasional dan global. Mendirikan pesantren
Santri Pendukung. Kategori santri usia PAUD
ini, walupun lokasinya berada di desa, Ustdaz
berjumlah 38 siswa. Mereka belajar dengan
Abdullah memiliki visi dan pemikiran global.
sistem PAUD. Pendidikan PAUD ini mencapai
Harapannya bahwa semua santri yang belajar
prestasi sebagai PAUD terbaik di wilayahnya.
di Pesantren Rakyat ini tidak tertinggal oleh
Adapun keunggulannya antara lain menjaga nilai-
perkembangan zaman. Umat Islam khususnya
nilai tradisi, permainan tradisional, pendidikan
para santrinya harus memiliki pengetahuan,
berbasis alam, keteladanan guru, serta dalam
wawasan, dan cara berpikir global. Oleh karena
pembelajaran menggunakan TIK. Tingkat
itu, semua santri harus dibiasakan belajar
212
Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang
dengan berbagai sumber belajar, termasuk
komunikasi internal terutama antarsantri,
menggunakan TIK.
mentor, dan juga ustadz. Untuk komunikasi
Keterbatasan dana, sarana, dan infra-
dengan pihak luar, lebih banyak menggunakan
struktur TIK tidak menjadi halangan bagi
web Pesantren Rakyat. Pembuatan web ini
pesantren rakyat untuk memanfaatkan TIK
menggunakan alamat pesantrenrakyat.com. Jika
dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari kondisi
memperhatikan web ini, sudah ada kemajuan
ketersediaan infrastruktur TIK yang relatif
karena bukan menggunakan web gratis tetapi
terbatas dibandingkan dengan pemanfaatannya
menggunakan web institusi resmi dan berbayar.
yang cukup efektif. Hasil pengamatan dan
Walaupun dalam desain web masih menggu-
wawancara dengan pengurus pesantren,
nakan template standar yang tersedia pada
infrastruktur yang dimiliki pesantren relatif
internet, tidak menggunakan desain dengan
terbatas, yaitu laptop ada dua unit, satu unit
programmer khusus.
LCD, satu unit kamera, sound system dan
Facebook dan web pesantren rakyat juga
wareless masing-masing satu unit, serta satu
berfungsi sebagai media pembelajaran.
set perangkat stasiun radio FM. Pesantren
Sebagian materi-materi pembelajaran di-share
berlangganan internet menggunakan kekuatan
melalui media ini. Beberapa tugas yang diberikan
1,5 MB. Internet ini kemudian disambungkan dan
oleh ustadz dan mentor seringkali menggunakan
didistribusikan dengan wifi. Melalui fasilitas
fasilitas media ini. Para santri nampak semangat
internet (wifi), para santri dapat mengakses
menggunakan media ini, sebagai bentuk
internet secara gratis, bahkan tanpa menggu-
kemudahan dan adanya variasi dalam belajar di
nakan password. Begitu pula masyarakat di
pesantren. Begitu pula para santri dengan
sekitar pesantren bisa mengakses internet.
senang memanfaatkan fasilitas ini untuk
Menurut Ustadz Abdullah, penggunaan wifi
bertanya dan berdiskusi dengan mentor dan
secara gratis tanpa password ini sengaja
santri lainnya yang terkait dengan pembelajaran
dirancang untuk memudahkan para santri dan
atau kegiatan lainnya. Hal ini sejalan dengan
masyarakat sekitar dalam memanfaatkan
hasil penelitian Darmawan (2013) bahwa media
internet. Upaya ini juga dimaksudkan untuk
sosial seperti facebook menjadi salah satu daya
mengatasi keterbatasan infrastruktur/perangkat
tarik dalam pembelajaran terutama dalam
TIK yang dimiliki pesantren. Perangkat TIK yang
bimbingan virtual mahasiswa, bahkan dengan
dimiliki oleh para santri dan masyarakat, seperti
media ini menjadikan adanya variatif bahasan
handphone, smartphone, laptop, dan seje-
yang mendukung terhadap efektivitas pem-
nisnya secara optimal dapat dimanfaatkan untuk
belajaran. Umumnya para santri yang terdiri dari
mendukung pembelajaran di pesantren tersebut.
usia anak-anak dan remaja menyukai model
Melalui perangkat TIK pribadi tersebut, para
pembelajaran agama dengan menggunakan
santri dapat berkomunikasi dan mengakses
internet melalui handphone, smartphone atau
berbagai konten pembelajaran yang disajikan
jenis tablet lainnya ini. Kondisi tersebut
pihak pesantren dan konten lainnya yang
menunjukkan bahwa penggunaan TIK adalah
tersedia dalam internet.
sesuai dengan realitas tuntutan generasi masa
Sistem aplikasi yang dimanfaatkan dalam
mengoptimalkan TIK masih sederhana, yaitu
kini yang sering disebut sebagai generasi digital
native, termasuk pembelajaran di pesantren.
memanfaatkan jejaring sosial facebook.
Jika memperhatikan kondisi sarana,
Facebook ini terutama ditujukan bagi komunitas
infrastruktur, serta sistem aplikasi TIK yang
santri dan masyarakat sekitar. Para santri
relatif terbatas pada pesantren rakyat ter-
didorong untuk memiliki acount facebook serta
sebut, mematahkan hasil penelitian dan
bergabung dengan facebook Pesantren Rakyat.
anggapan sebelumnya yang menyatakan bahwa
Facebook ini berfungsi sebagai wahana
pemanfaatan TIK untuk pendidikan dan
213
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015
pembelajaran sangat bergantung kepada
tutor yang bersangkutan tidak bisa memecahkan
kelengkapan dukungan infrastruktur yang dimiliki
masalah tersebut maka harus bertanya ke santri
oleh institusi yang bersangkutan. Keterbatasan
yang lebih tinggi/senior, hingga akhirnya kepada
infrastruktur seringkali dijadikan alasan tidak
pimpinan pesantren yaitu Ustadz Abdullah.
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Kondisi
Sistem ini, dibangun untuk melatih dan mem-
tersebut tergambar dari hasil penelitian Syukur
biasakan tanggungjawab dan menanamkan jiwa
(2012) menyatakan bahwa kesulitan guru-guru
kepemimpinan. Selain itu, setiap santri yang
di sekolah dalam memanfaatkan teknologi
lebih senior dituntut memiliki penguasaan materi
informasi dan komunikasi untuk pembelajaran
pembelajaran dan aspek-aspek lainnya terhadap
salah satu penyebabnya adalah faktor keter-
asuhannya, sehingga dapat memacu motivasi
batasan sarana dan prasarana (infrastruktur)
terus belajar secara berkelanjutan.
TIK. Begitu pula dalam pendidikan nonformal,
Kegiatan pembelajaran setiap malam setelah
hasil penelitian Anwas (2009) menunjukkan
shalat Isya, belajar tentang tajwiz, belajar nahu
bahwa para penyuluh pertanian sangat kurang
shorof, qiroat, ahlaq (malam Jumat), belajar
memanfaatkan media internet untuk mening-
bahasa Inggris dan bahasa Arab. Setiap hari
katkan kompetensinya (pembelajaran) di-
Sabtu sore dan Minggu siang diselenggarakan
sebabkan karena keterbatasan infrastruktur
kampung Inggris dan Kampung Arab. Kampung
media ini. Namun dalam penelitian ini, keter-
Inggris artinya pada waktu yang disepakati
batasan sarana dan prasarana atau infrastruktur
semua santri wajib berkomunikasi menggunakan
TIK dalam lembaga pendidikan (pesantren) bisa
bahasa Inggris. Begitu pula ketika tiba waktu
diatasi dengan kebijakan, niat, dan komitmen
Kampung Arab, maka semua santri wajib
yang kuat dari pimpinan, guru, ustadz, dan
berbicara menggunakan bahasa Arab. Adanya
peserta didik untuk mengoptimalkan peman-
kampung Arab dan Inggris ini dirasakan cukup
faatan TIK untuk pembelajaran. Artinya
efektif untuk melatih dan membiasakan para
walaupun infrastruktur terbatas, tetapi pimpinan
santri dalam berkomunikasi bahasa asing
memiliki kebijakan dan komitmen yang kuat, maka
tersebut. Melatih bahasa asing ini juga sangat
keterbatasan itu dapat dipecahkan sesuai
dibantu oleh konten video dan audio yang
dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik
mereka peroleh dari internet. Hari Sabtu dan
dan lembaga pendidikan tersebut.
Minggu juga para santri belajar menggunakan
berbagai aplikasi TIK, misalnya membuat file
Konten TIK dan Pemanfaatannya
dokumenter, adove premier, membuat bahan
Seperti halnya kegiatan dalam pesantren Salafi,
presentasi dengan aplikasi power point, dan
kegiatan santri di pesantren rakyat setiap sore
sistem aplikasi lainnya.
hari adalah kegiatan belajar membaca Al-Quran.
Konten TIK untuk pembelajaran yang
Melatih membaca Al-Quran juga sering dibantu
digunakan pada pesantren ini diperoleh dari
oleh konten audio dan video yang diperoleh dari
internet terutama konten-konten yang bersifat
internet. Para santrinya sebagian besar adalah
terbuka (open). Konten TIK tersebut adalah
anak-anak usia sekolah (PAUD, SD, SMP, dan
yang berkaitan dengan pembelajaran di
SMA) yang berasal dari sekitar pesantren. Untuk
pesantren. Konten-konten tersebut diperoleh
memudahkan proses pembelajaran dan mem-
melalui pencarian dalam berbagai search engine,
bentuk tanggung jawab antarpara santri, setiap
antara lain: google, yahoo, youtube, web
santri secara hirarkhi memiliki tutor dan
beberapa pesantren, dan sumber lainnya. Jenis
asuhannya. Fungsi tutor ini adalah membimbing
konten TIK yang digunakan meliputi konten yang
asuhannya. Jika santri dihadapkan pada
berbasis teks, gambar/foto, audio, video,
kesulitan/permasalahan pembelajaran, dapat
animasi, dan simulasi. Untuk memudahkan
bertanya langsung kepada tutornya. Apabila
pemanfaatan konten, dibentuk “Tim Pencari
214
Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang
Konten”. Anggota tim ini terdiri dari santri senior
Islam di masa mendatang bisa hidup eksis sesuai
yang berjumlah tiga orang yaitu sdr. Candra,
dengan perkembangan zaman yaitu zaman
Gafur, dan ustadz H Abdullah. Konten yang
teknologi informasi dan komunikasi.
dibutuhkan dan terkait dengan pesantren di
Pencarian konten berbasis pada search
antaranya tata cara belajar membaca Al Qur’an,
engine yang populer di masyarakat seperti
bahasa Arab, bahasa Inggris, ahlak dan perilaku,
google, yahoo, dan youtube. Informasi konten
permainan anak-anak PAUD, informasi yang
lokal yang disajikan di luar search engine
terkait dengan kemajuan pesantren, serta ilmu
tersebut masih sangat kurang dipahami mereka.
pengetahuan dan teknologi lainnya.
Misalnya konten lokal yang khusus mengenai
Konten-konten yang telah berhasil di-
pendidikan baik berbasis teks, audio, maupun
kumpulkan oleh tim tersebut, selanjutnya
video yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi
disimpan dalam laptop atau hardisk sebagai
Informasi dan Komunikasi Kementerian
bahan untuk pembelajaran. Sebagian konten,
Pendidikan dan Kebudayaan masih belum
terutama yang berbasis teks diolah kembali dan
diketahui oleh mereka. Ketika didemontrasikan
disebarluaskan melalui facebook pesantren untuk
alamat belajar.kemdikbud.go.id, tve.kemdikbud.
dimanfaatkan para santri. Konten yang berbasis
go.id, dan suaraedukasi.kemdikbud.go.id yang
audio, video, animasi, dan simulasi dimanfaatkan
menyajikan konten TIK berbasis web, video, dan
pada saat proses pembelajaran di pesantren
audio yang dirancang secara khusus (by design)
dengan cara disajikan melalui bantuan LCD/ in-
untuk pembelajaran dari tingkat PAUD, SD, SMP,
fokus, disorotkan langsung ke tembok berwarna
SMA, hingga perguruan tinggi, tim pencari
putih (tanpa menggunakan layar). Para santri
konten pesantren rakyat ini sangat terkagum-
sangat antusias dan tertarik untuk belajar
kagum. Mereka merasa senang dan sangat
dengan konten-konten pembelajaran yang
terbantu dengan adanya informasi tersebut,
berbasis video ini. Mereka dapat belajar lebih
sehingga menambah gairah untuk lebih aktif
bergairah, belajar lebih bervariasi, serta
memanfaatkan konten TIK yang dibutuhkan oleh
memudahkan mereka dalam memahami materi
para santri tersebut. Kondisi ini menunjukkan
pembebelajaran. Begitu pula bagi Ustadz
pengelola konten TIK perlu mencari berbagai
Abdullah dan para mentor, penggunaan konten
sumber website lain yang menyediakan konten
TIK sangat membantu tugas mereka dalam
TIK, terutama konten lokal yang relevan dengan
membimbing dan membina para santri.
tuntutan pembelajaran di pesantren.
Konten TIK yang digunakan juga tidak hanya
Kebijakan pimpinan pesantren bahwa
yang terkait dengan pembelajaran pesantren,
penggunaan wifi digratiskan. Para santri sering
tetapi informasi tentang pemberdayaan
memanfaatkan wifi untuk mengerjakan tugas-
masyarakat dan pengentasan kemiskinan, berita-
tugas yang diberikan oleh ustadz dan mentornya
berita dunia internasional, termasuk yang
melalui hp-nya masing-masing. Sebagian besar
berbahasa asing yang selanjutnya diter-
para santri juga mengikuti sekolah formal (SD,
jemahkan dan dilaporkan sebagai bahan dan
SMP, SMA, bahkan ada yang sudah di perguruan
pengetahuan para santri, kemudian dise-
tinggi). Para santri ini juga memanfaatkan Wifi
barluaskan lewat media sosial facebook.
pesantren untuk mengerjakan tugas-tugas dari
Informasi ini sangat menginspirasi santri.
sekolahnya masing-masing.
Menurut ustadz Abdullah, hal ini dilakukan
Semua santri didorong untuk menggunakan
supaya para santri dan masyarakat sekitar
TIK sebagai media pembelajaran. Mereka juga
walaupun berlokasi di perkampungan, dapat
tidak sekedar aktif menggunakan konten TIK
memiliki wawasan dan cara berpikir yang luas
yang telah ada di internet, tetapi didorong untuk
dan global. Kondisi ini merupakan sebuah
aktif berlatih dan dibiasakan membuat konten
tuntutan zaman, sehingga para santri dan umat
sendiri. Pembiasaan membuat konten TIK ini
215
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015
dilakukan melalui kegiatan menulis tentang
Radio Pesantren Rakyat juga memberikan
membuat laporan setiap kegiatan di pesantren,
pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat
merangkum materi yang disampaikan ustadz,
sekitar terkait dengan amaliah keagamaan,
membuat rangkuman hasil kegiatan Jagong
informasi pesantren, berbagai informasi
Maton, atau mengerjakan tugas-tugas. Semua
pemberdayaan masyarakat dan pengentasan
bentuk tulisan hasil karya santri tersebut
kemiskinan, serta menjadi media syiar dan forum
selanjutnya di-upload melalui media sosial
komunikasi masyarakat. Manfaat lain dari siaran
facebook atau melalui web pesantren yang
radio ini adalah santri yang tidak bisa datang
dilakukan oleh santri yang bersangkutan. Hasil
ke pesantren bisa mengikuti berbagai kegiatan
karya para santri yang di-upload lewat internet
yang dilaksanakan pesantren. Pengelola dan
tersebut dapat dimanfaatkan oleh komunitas
penyiar radio adalah para santri inti, yaitu santri
santri dan juga masyarakat luas. Pemanfaatan
yang bermukim di pesantren. Mereka didorong
web ini memang masih terbatas sebagai media
untuk bisa mengoperasikan radio, menjadi
komunikasi. Sebagai tahap awal kondisi tersebut
penyiar radio, atau menjadi reporter ketika ada
sudah baik. Tahap selanjutnya optimalisasi web
tamu-tamu
ini dapat dikembangkan untuk menyajikan
kelemahan yang dirasakan para pengelola radio
bahan-bahan pembelajaran, tugas-tugas santri
ini adalah belum ada izin operasional,
yang dirancang oleh ustadz dan timnya, sehingga
keterbatasan infrastruktur, serta keterbatasan
para santri dapat belajar berbasis internet
SDM yang terlatih dalam pengelolaan stasiun
(online). Pemanfaatan web untuk pembelajaran
radio. Selain itu dengan adanya fasilitas
ini memberikan harapan positif. Hal ini sesuai
internet, pesantren rakyat dapat mengem-
dengan hasil penelitian Irwan, Astra, Fauzi
bangkan radio streaming (internet), sehingga
(2012) bahwa penerapan penilaian portofolio
jangkauan siaran dapat lebih luas dan efisien.
yang
berdatangan.
Adapun
online web based learning berpengaruh signifikan
Faktor komitmen pimpinan pesantren dan
terhadap hasil belajar siswa SMA.
semangat para santri sebagai kekuatan utama
Untuk mendukung kegiatan dakwah dan
dalam mengoperasikan radio pesantren rakyat
pembelajaran santri, pesantren rakyat juga telah
ini sangat perlu dipertahankan dan terus
merintis stasiun radio FM yang diberi nama
ditingkatkan.
“Radio Pesantren Rakyat”. Walaupun stasiun
Kehadiran TIK pada lembaga pesantren
radio ini dalam rintisan dan izinnya masih dalam
rakyat ini secara nyata telah mengubah budaya
proses, tetapi sudah mengudara mulai pukul
belajar para santri di pesantren. Belajar pada
05.00 s.d. 02.00 WIB. Studio radio dipancarkan
pesantren tradisional/salafi biasanya bergantung
dari lantai dua pesantren dengan kondisi
pada sumber belajar, yaitu Sang Kiai dan Kitab
bangunan dan peralatan yang relatif masih
Kuning. Kehadiran TIK menunjukkan bahwa para
sederhana. Menurut beberapa penyiarnya,
santri dapat belajar dengan aneka sumber. Para
seperti suadara Aditya Yogie, radio pesantren
santri tidak hanya belajar bersama ustadz saja,
rakyat FM ini menyiarkan berbagai acara, antara
melainkan juga belajar melalui berbagai sumber
lain pengajian, Jagong Maton, ceramah, lawak,
belajar di internet, melalui siaran radio, bahkan
berbagai acara diskusi keagamaan, dan siaran
mengoptimalkan santri senior dan masyarakat
kunjungan tamu pesantren. Radio ini secara
setempat menjadi sumber belajar. Begitu pula
khusus menyiarkan acara-acara di pesantren
konten pembelajaran menjadi beragam, tidak
secara live, antara lain kegiatan ceramah,
hanya berbasis teks atau huruf, tetapi dapat
pengajian, acara Jagong Maton, diskusi, dan
berupa audio, gambar/foto, video, animasi,
lainnya. Radio ini juga menyiarkan lagu-lagu pop
bahkan simulasi. Waktu dan tempat belajar juga
untuk remaja, campursari, kartolo, dan juga
menjadi lebih fleksibel. Bagi santri yang tidak
acara hiburan lokal lainnya.
menginap (santri kalong) jika berhalangan
216
Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang
datang ke pesantren, dapat tetap belajar di
tentang masalah-masalah yang dihadapi
rumahnya melalui siaran radio dan melalui
masyarakat setempat, kemudian dibahas dan
internet. Santri dapat belajar secara fleksibel,
solusinya dicari bersama-sama. Dalam diskusi
kapan saja setiap ada kesempatan. Komitmen
ini seringkali ditemukan berbagai solusi tepat
pimpinan dalam pemanfaatan TIK sangat
dalam memecahkan masalah-masalah yang
penting. Pembelajaran agama menjadi dinamis
dihadapi masyarakat setempat. Setiap hasil
dan menarik khususnya bagi anak-anak muda.
diskusi
Jagong Maton tersebut, dibuat
Ini terkait dengan pemanfaatan gadget yang
resumenya oleh para santri inti, kemudian di-
sesuai dengan tuntutan generasi masa kini
share via facebook sehingga bisa dibaca oleh
(digital native). Keterbatasan intrastruktur
semua santri dan masyarakat sekitar yang
bukan merupakan halangan dalam pemanfaatan
sudah bergabung dengan media sosial tersebut.
TIK. Keterbatasan infrastruktur bisa diatasi
Setiap periode tertentu, hasil-hasil diskusi dalam
dengan mengptimalkan infrastruktur yang dimiliki
Jagong Maton ini dikumpulkan dan dibuatkan
para santri dan masyarakat setempat. Para
dalam bentuk buku. Acara Jagong Maton juga
santri dilibatkan secara aktif dalam pemanfaatan
disiarkan secara live melalui radio FM Pesantren
TIK, mulai dari mencari konten, dibiasakan
Rakyat, sehingga bisa diikuti oleh masyarakat
membuat konten, dimulai dari konten relatif
sekitar pesantren.
sederhana (berbasis teks), serta melakukan
Banyak keuntungan yang diperoleh dari
berbagi konten karya santri melalui internet.
kegiatan Jagong Maton, di antaranya: 1)
Kondisi ini merupakan sebuah lompatan
sebagai wahana forum silaturahmi antarwarga;
kemajuan pembelajaran yang sesuai dengan
2) mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dan
tuntutan zaman pada lingkungan pesantren
peduli terhadap masalah-masalah sosial yang
tradisional.
ada di sekitar lingkungannya; 3) sebagai forum
diskusi untuk mengumpulkan gagasan-gagasan
Jagong Maton dan Pemberdayaan
dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh
Masyarakat
masyarakat dengan cara mereka bersama; 4)
Jagong Maton merupakan bentuk kesenian
melestarikan budaya dan kearifan lokal, ter-
tradisional masyarakat sekitar pesantren yang
masuk menyalurkan bakat seni masyarakat; 5)
menjadi andalan bagi pesantren rakyat. Kesenian
mengajak masyarakat untuk berperilaku lebih
ini menggunakan alat musik seperti kendang,
baik dan meningkatkan kualitas hidup; 6)
gong, dan satu set perangkat gamelan Jawa.
meningkatkan keimanan melalui menyanyi lagu-
Musik yang dimainkan mirip dengan musik
lagu Islam, amalan-amalan shaleh, dan shalawat
dangdut ini diiringi berbagai lagu-lagu Jawa
Nabi Muhammad SAW; 7) membiasakan para
yang liriknya diubah dengan lagu-lagu yang
santri dan masyarakat menikmati acara lokal
bernafaskan Islam, salawat nabi, termasuk
yang mendidik dan menghibur melalui acara
berbagai nasihat-nasihat kearifan lokal Jawa.
Jagong Maton dalam TIK (media sosial dan siaran
Bermain musik Jagong Maton ini dipimpin oleh
radio).
Ustadz Abdullah yang berpesan sebagai dalang,
Kegiatan pesantren rakyat dalam meng-
serta diiringi peserta dan penonton dari berbagai
gerakan partisipasi dan kepedulian pesantren
lapisan masyarakat sekitar pesantren.
terhadap masyarakat dibentuk melalui wahana
Ritme Jagong Maton meliputi bermain musik,
Posdaya Al-Amin. Posdaya ini merupakan forum
diskusi, musik lagi, diskusi, dan seterusnya.
komunikasi dan wahana pemberdayaan
Dalam sesi selingan lagu sambil rehat dan minum
masyarakat di tingkat akar rumput yang digagas
kopi, pemain, dalang, dan penonton/hadirin
oleh Prof Haryono Suyono (Suyono dan
bersama-sama memilih satu topik tertentu
Haryanto, 2009). Pemberdayaan masyarakat
217
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015
dalam wahana Posdaya meliputi berbagai bidang
mendukung dan meningkatkan partisipasi
kegiatan di masyarakat yang terintegrasi dan
masyarakat dalam wahana Posdaya ini,
menyangkut berbagai aspek kehidupan
digunakan TIK yang dimiliki oleh pesantren, yaitu
masyarakat. Bidang pemberdayaan yang
internet melalui jejaring sosial dan web, serta
dikembangkan, di antaranya bidang ekonomi,
siaran Radio FM Pesantren Rakyat.
pendidikan, kesehatan, lingkungan, budaya,
keagamanaan, dan aspek lainnya. Pember-
SIMPULAN DAN SARAN
dayaan bidang pendidikan meliputi PAUD yang
Simpulan
menyertakan partisipasi masyarakat dan
Pimpinan pesantren rakyat memiliki kebijakan
pendidikan pesantren, pengembangan per-
dan komitmen yang kuat dalam memanfaatkan
pustakaan, belajar bahasa asing, dan pendidikan
TIK di Pesantren Rakyat Al-Amin Kabupaten
keagamaan. Pemberdayaan bidang ekonomi,
Malang Jawa Timur. Pimpinan pesantren meyakini
meliputi Baitul Mal wa Tanwil (BMT) Al-Amin
bahwa walaupun pesantrennya berlokasi di
mencapai 2,4 milyar, pengembangan usaha
pedesaan, tetapi para santri dan masyarakat
mandiri dan Usaha Kecil Menengah (UKM),
sekitarnya perlu memiliki wawasan dan berpikir
pemeliharaan ternak kambing, dan optimalisasi
global melalui pemanfaatan TIK dalam
lahan pertanian.
pembelajaran. Pesantren yang didirikan tujuh
Pemberdayaan masyarakat bidang ling-
tahun lalu secara swadaya ini menunjukkan
kungan meliputi pemanfaatan lahan pekarangan
bahwa ketersediaan infrastruktur dan aplikasi
dengan menanam sayuran menggunakan polybag
TIK masih relatif terbatas dan sederhana.
dan memanfaatkan lahan kosong melalui
Infrastruktur TIK mengandalkan langganan
penanaman
Bidang
internet yang didistribusikan melalui wifi secara
kesehatan, meliputi Posyandu, penanaman
gratis bagi santri dan masyarakat sekitar.
tanaman toga, pengobatan gratis kerja sama
Pemanfaatan
dengan Puskesmas, serta pengobatan gratis
keterbatasan infrastruktur TIK di pesantren juga
dalam bentuk bekam dan apukuntur bekerja
dapat meningkatkan partisipasi santri dan
sama dengan pihak terkait. Bidang keagamaan,
masyarakat untuk memanfaatkan TIK untuk
meliputi
pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat
tanaman
pelatihan
produktif.
khotib
dan
dakwah
keagamaan kerja sama dengan Kementerian
wifi
ini selain membantu
sekitar pesantren.
Agama setempat, dan kegiatan pengajian bagi
Konten TIK mengandalkan konten dari
masyarakat. Bidang budaya meliputi pengem-
internet. Untuk mendapatkan konten sesuai
bangan seni tradisional dan Jagong Maton.
yang dibutuhkan pesantren dibentuk tim santri
Menurut hasil penelitian Mufidah (2012)
yang bertugas mencari konten. Para santri dan
Pesantren Rakyat Al-Amin menerapkan dakwah
masyarakat sekitar memanfaatkan TIK melalui
kultural berbasis pemberdayaan masyarakat
laptop, handphone atau smartphone pribadi
sehingga cukup efektif dalam menyantrikan kaum
masing-masing. Melalui pemanfaatan TIK ini,
pinggiran yang ingin belajar agama ala
pembelajaran agama menjadi dinamis dan menarik
kerakyatan. Internalisasi nilai-nilai Islam
khususnya bagi santri-santri muda masa kini
adaptatif dengan nafas kearifan lokal dan fisibel
yang sudah akrab dengan berbagai produk
menjadi daya tarik bagi santri pinggiran dan kaum
gadget. Demikian juga media dan konten
abangan ireng untuk merevitalisasi diri sebagai
pembelajaran agama menjadi beragam, tidak
manusia religius, berdaya, sejahtera, dan
hanya berbasis teks atau huruf, tetapi dapat
mandiri. Oleh karena itu, Mufidah menyimpulkan
berupa audio, gambar, video, animasi bahkan
bahwa pesantren rakyat merupakan salah satu
simulasi. Waktu dan tempat belajar juga menjadi
model pengembangan pesantren alternatif yang
lebih fleksibel. Para santri juga dibiasakan untuk
cukup prospektif di masa mendatang. Untuk
membuat konten TIK, melalui tugas-tugas
218
Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang
pelajaran serta laporan kegiatan pesantren yang
Untuk lebih mengotimalkan TIK tersebut
kemudian di-share melalui jejaring sosial
beberapa hal yang dapat dilakukan, di anta-
facebook.
ranya, pertama, perlu dimulai pengembangkan
Aspek budaya dan kearifan lokal seperti
konten sendiri secara bertahap, misalnya konten
kesenian Jagong Maton dan pemberdayaan
yang berbasis teks, audio, bahkan video melalui
masyarakat dalam wahana Posdaya yang
peralatan yang tersedia. Tugas tim pencari
dilaksanakan Pesantren Rakyat, mampu
konten yang telah ada dapat ditingkatkan
meningkatkan partisipasi masyarakat dan
secara bertahap mulai memproduksi konten lokal
kepedulian pesantren terhadap masyarakat
pesantren. Kedua, Web yang telah dimiliki tidak
sekitar. Media internet yang dimiliki pesantren
sekedar media komunikasi tetapi dapat
dan siaran radio FM Pesantren Rakyat memiliki
digunakan untuk menyebarluaskan konten baik
peran penting dalam menyebarkan informasi
konten produksi sendiri ataupun konten produksi
pembelajaran, serta meningkatkan partisipasi
dari luar, sehingga para santri dapat belajar
dan pemberdayaan masyarakat sekitar sekitar
secara online. Ketiga, Rintisan Radio FM
pesantren.
Pesantren Rakyat perlu segera diselesaikan
administrasi dan perizinannya, peningkatan SDM
Saran
pengelola, serta mengembangkan radio
Sebagai tahap awal, Pesantren Rakyat cukup
streaming (internet), sehingga jangkauannya
baik dalam memanfaatkan TIK untuk mendukung
bisa mengglobal. Keempat, peningkatan
pembelajaran di pesantren. Hal-hal positif yang
infrastruktur TIK terutama laptop, jaringan, dan
perlu dipertahankan sekaligus ditingkatkan di
peningkatan kapasitas internet. Peningkatan
antaranya komitmen pimpinan untuk meman-
infrastruktur ini dapat melibatkan dunia usaha
faatkan TIK dalam pembelajaran di pesantren,
di antaranya melalui program coorporate social
membiasakan para santri membuat konten TIK
responsibility (CSR). Hasil penelitian ini juga
dan menyebarluaskannya melalui media internet,
menginspirasi bagi lembaga pendidikan baik
optimalisasi gadget pribadi para santri dan
formal (sekolah) ataupun nonformal dalam
masyarakat untuk mendukung pemanfaatan TIK
pemanfaatan
dalam pembelajaran, penggunaan wifi gratis
Keterbatasan infrastruktur bukan hambatan
bahkan tanpa password sehingga memudahkan
tetapi merupakan sebuah tantangan. Yang
santri dan masyarakat, pelibatan masyarakat
penting adalah kebijakan, komitmen, dan
sekitar pesantren melalui budaya dan kearifan
kemauan dari pimpinan serta kerja sama dan
lokal, serta aspek-aspek lainnya.
dukungan para pihak lainnya.
TIK
untuk
pembelajaran.
Pustaka Acuan
Ahmad, A. 2010. Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Tipografi, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 16(6), hlm. 682-683.
Anwas, O. M. 2009. Pemanfaatan Media dalam Peningkatan Kompetensi Penyuluh Pertanian.
Disertasi. Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Departemen Sains Komunikasi
dan Pengembangan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.
Anwas, O. M. 2013. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Implementasi Kurikulum
2013, Jurnal Teknodik, 17(1), hlm. 483-504.
Bachtiar, Y. 2012. Pesantren Rakyat: Pendidikan untuk Semua. Disertasi. Program Doktor
Pendidikan Islam. Bogor: Universitas Ibnu Khaldun.
Darmawan, D. 2013. Facebook dan Ketuntasan Bimbingan Virtual dalam Mencetak Ilmu Masa
Depan, Jurnal Teknodik, 17(2), hlm. 125-136.
219
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Data Pokok Pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK.
Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Irwan, D., Astra, I. M., & Fauzi, B. 2012. Pengaruh Penerapan Penilaian Portofolio Online Web
Based Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA, Jurnal Teknodik 16(3), hlm 299316.
Kusnandar, C. & Kurniawati, I. 2005. Studi Pemanfaatan E-dukasi.net di Sekolah. Jurnal
Teknodik, 9(17), hlm 5-30.
Pesantren Rakyat. 2013. Sekilas tentang Pesantren Rakyat. http://www.pesantrenrakyat.com/
index.php/sekilas-tentang-pesantren-rakyat/, diakses 20 Januari 2015.
Mufidah. 2012. Pesantren Rakyat: Perhelatan Tradisional Kolaboratif Kaum Abangan dengan
Kaum Santri Pinggiran di Desa Sumberpucung Kabupaten Malang Jawa Timur. Hasil
Penelitian Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) (tidak dipublikasikan),
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang.
Mujib, M. 2013. Pengaruh Penggunaan Internet terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah
Atas di Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Nurcahili. 2010. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Proses Pembelajaran Kimia terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, 16(6), hlm 648-658.
Samsuddin, R. Y., Asfah R., & Najib, M. 2013. Pemanfaatan E-Learning Moodle pada Mata
Pelajaran di SMK Negeri 5 Makassar. http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/
6a56b2e3e76d1e9a77e1756d6182226b.pdf, diakses 5 Februari 2015.
Suyono, H., & Haryanto, R. 2009. Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Pos
Pemberdayaan Keluarga: Posdaya. Jakarta: Balai Pustaka.
Syukur, A. I. 2012. Profesionalisme Guru dalam Mengimplementasikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Kabupaten Nganjuk. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(2), hlm. 200210.
Taufik, M. 2012. Kontruksi dan Akomodasi Pesantren terhadap Budaya Masyarakat. Tesis.
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Thoifah, I. 2013. Model Pesantren Rakyat Al Amin di Sumberpucung Kabupaten Malang. Tesis.
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang.
Yahya, A. 2014. Peran Pesantren Rakyat dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui
Seni Budaya. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang.
UNESCO. 2009. ICT Transforming Education: A Regional Guide. http://www.unesco.org/new/en/
communication-and-information/resources/publications-and-communication-materials/
publications/full-list/ict-transforming-education-a-regional-guide/ diakses 5 Mei 2015.
220
Download