Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA PESANTREN RAKYAT SUMBER PUCUNG MALANG THE UTILIZATION OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY AT PESANTREN RAKYAT SUMBER PUCUNG MALANG Oos M. Anwas Pustekkom Kemdikbud Jalan RE Martadinata Ciputat, Tangerang Selatan, Banten e-mail: oos.anwas@kemdikbud.go.id Naskah diterima tanggal: 10/06/2015, Direvisi akhir tanggal: 25/10/2015, disetujui tanggal: 10/12/2015 Abstract: This study aimed at determining how the use of Information and Communication Technology in the Islamic Boarding School Al-Amin Malang, East Java. The study used a qualitative approach with descriptive methods. Data were collected through observation and interviews of leaders of schools, the students, local governments and communities around the schools. The data analysis used descriptive analysis. The results of this study revealed that although the infrastructure and application systems is still relatively limited, but the school leadership has a strong commitment to using Information and Communication Technology in schools. Infrastructure limitations overcome by optimizing of Information and Communication Technology availability equipment by each students and the community. Utilizing Information and Communication Technology, teaching religion to be dynamic and interesting, more diverse media and content (text, images, audio, video, animation, and simulation), the time and place for learning more fleksible, and the students are trained to develop content to be shared via the Internet. Similarly, the use of Information and Communication Technology can re-dynamize culture, and local wisdom (Jagong Maton) and empowerment (Posdaya) around schools. This study concluded that although the infrastructure is relatively limited but the school leadership has a strong policy and commitment to using Information and Communication Technology can be optimized. Keywords: information and communication technology, Information and Communication Technology in Islamic Boarding School, Pesantren Rakyat Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pesantren Rakyat Al-Amin Malang Jawa Timur. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara terhadap pimpinan pesantren, para santri, pemerintah setempat, dan masyarakat sekitar pesantren. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa walaupun secara infrastruktur dan sistem aplikasi masih relatif terbatas, pimpinan pesantren memiliki komitmen yang kuat dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di pesantren. Keterbatasan infrasruktur diatasi dengan mengoptimalkan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dimiliki masing-masing santri dan masyarakat. Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi, pembelajaran agama menjadi dinamis dan menarik, media dan konten lebih beragam (teks, gambar, audio, video, animasi, dan simulasi), waktu dan tempat belajar lebih fleksibel, serta para santri dilatih membuat konten untuk berbagi melalui internet. Begitu pula pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat menggerakan kembali budaya dan kearifan lokal (Jagong Maton) serta pemberdayaan masyarakat (Posdaya) di sekitar pesantren. Studi ini disimpulkan bahwa walaupun secara infrastruktur relatif terbatas namun 207 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015 kebijakan dan komitmen pimpinan Pesantren Rakyat sangat kuat sehingga pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat optimal. Kata kunci: teknologi informasi dan komunikasi, teknologi informasi dan komunikasi di pesantren, pesantren rakyat PENDAHULUAN persen (Kementerian Pendidikan dan Kebu- Masyarakat masa kini umumnya sudah akrab dayaan, 2014). menggunakan berbagai produk teknologi Seiring dengan tuntutan dan perkembangan informasi dan komunikasi (TIK), bahkan sudah masyarakat, pengembangan dan pemanfaatan menjadi kebutuhan hidup dalam beraktivitas TIK untuk pendidikan tidak hanya dilakukan pada sehari-hari. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi pendidikan formal, melainkan juga dilakukan pada di perkotaan, melainkan juga ke pedesaan, lembaga pendidikan nonformal, baik yang bahkan di daerah-daerah terpencil. Secara diselenggarakan oleh pemerintah maupun yang khusus, anak-anak dan remaja generasi dikembangkan atas inisiatif masyarakat. sekarang relatif cepat dan mahir menggunakan Pemanfaatan TIK pada pendidikan nonformal ini berbagai produk TIK (gadget). Oleh karena itu, menjadi menarik untuk diteliti/dikaji dan generasi masa kini seringkali disebut generasi dikembangkan, karena memiliki potensi yang luar digital native terhadap TIK. Sayangnya biasa untuk membudayakan TIK pada masya- pemanfaatan produk ini masih didominasi untuk rakat. Di sisi lain, ranah pendidikan nonformal keperluan hiburan, informasi, komunikasi, dan berpeluang memiliki berbagai model yang sangat berbagai kegiatan kesenangan lainnya. Masih beragam sesuai dengan kondisi, budaya, dan sedikit anak-anak yang memanfaatkan produk kemampuan masyarakat setempat. TIK untuk keperluan pendidikan/pembelajaran. Lembaga pendidikan nonformal yang sudah Padahal jika dilihat dari keunggulan berbagai mengakar dalam masyarakat di antaranya adalah produk, TIK sangat potensial dimanfaatkan pondok pesantren. Pada era global pondok untuk membantu memecahkan masalah-masalah pesantren relatif sudah banyak yang meman- pendidikan, termasuk meningkatkan mutu faatkan TIK untuk pendidikan dan pembelajaran, pembelajaran. baik dalam bentuk web, pesantren online, Pemanfaatan TIK untuk pendidikan dan dakwah melalui sms, dan media sosial, serta pembelajaran sebenarnya sudah banyak menjadikan TIK sebagai salah satu sumber dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri. belajar. Pesantren tersebut tidak terbatas pada Sekolah-sekolah telah pesantren modern melainkan juga pada memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Hasil pesantren tradisional (salafiah). Salah satu penelitian secara bertahap dan pesantren tradisional yang telah memanfaatkan Kurniawati (2005) menunjukkan bahwa sekolah- TIK untuk pembelajaran santrinya adalah sekolah rintisan TIK telah menggunakan “Pesantren Rakyat Al-Amin” Sumber, Pucung edukasi.net melalui tiga pola yaitu pola Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kusnandar, Chaeruman, penugasan oleh guru, presentasi, dan diskusi, Pesantren rakyat Al-Amin Sumber Pucung serta praktikum di laboratorium. Satuan relatif unik dan fenomenal. Dalam website profil pendidikan atau sekolah (SD, SMP, SMA/SMK) pesantren rakyat dijelaskan bahwa pesantren yang tersambung ke internet sudah mencapai ini didirikan di desa Sumber Pucung dengan misi 66,09 persen atau 139.950 sekolah. Bahkan “menyantrikan rakyat, menggunakan kurikulum untuk provinsi di Pulau Jawa kecuali Provinsi ala rakyat, mengaji kebutuhan rakyat, per- Banten telah mencapai rata-rata di atas 80 ekonomian ala rakyat, pertemuan atau diskusi 208 Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang ala rakyat, pendidikan ala rakyat, menejemen pemanfaatan TIK di Pesantren Rakyat Al-Amin, ala rakyat, pakaian ala rakyat, pergaulan ala terutama aspek kebijakan pimpinan pesantren, rakyat dan dalam berbagai aspek bidang infrastruktur TIK yang digunakan, konten TIK, kehidupan konsepnya selalu ala rakyat. Namun serta sistem pemanfaatannya dalam pem- pesantren ini didasarkan dengan nilai-nilai Islam belajaran di pesantren. Hasil penelitian ini yang sesuai dengan ajaran Allah SWT dan Nabi diharapkan bermanfaat terutama dalam Muhammad SAW serta para ulama terdahulu, memperkaya model pemanfaatan TIK pada baik dalam tataran syari’at, tharekat, hakikat lembaga pendidikan khususnya pesantren. Hasil atau ma’rifatnya” (pesantren rakyat, 2013). penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan Keunikan lainnya yang dijelaskan dalam web kontribusi dan inspirasi khususnya bagi para tersebut bahwa dalam pembelajaran menggu- pimpinan lembaga pendidikan dalam men- nakan berbagai metode, budaya, kearifan lokal, dayagunakan TIK untuk pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. pembelajaran yang sesuai dengan budaya dan Keunikan dan fenomena pesantren tersebut kearifan lokal masyarakat. mengundang banyak para akademisi dan peneliti untuk meneliti dengan fokus dan sudut pandang KAJIAN LITERATUR berbeda-beda. Yah ya (2014) melakukan TIK dalam Pembelajaran penelitian pada Pesantren Rakyat dengan fokus TIK merupakan perangkat yang terkait dengan pada pembelajaran pendidikan Islam yang pengolahan dan pengiriman berbagai pesan/ dilakukan melalui seni budaya. Mufidah (2012) informasi termasuk pesan pendidikan. TIK dalam melakukan penelitian pada pesantren rakyat hal ini tidak hanya terbatas pada komputer dan dengan fokus pada perhelatan tradisional internet saja, melainkan semua jenis media kolaboratif kaum abangan dengan kaum santri informasi dan komunikasi baik yang berbasis pinggiran. Bachtiar (2012) melakukan penelitian online, offline, ataupun broadcash. Begitu pula di pesantren rakyat dengan fokus pada upaya konten TIK memiliki keragaman, yaitu berbasis pendidikan Islam dan potensi penyebaran teks, gambar, audio, video, animasi, dan dakwah melalui model pesantren. Thoifah (2013) simulasi. melakukan penelitian di pesantren rakyat Hasil-hasil penelitian tentang pemanfaatan dengan fokus pada pengajaran kitab-kitab Islam TIK untuk pendidikan/pembelajaran umumnya klasik dan aktivitas di pondok dan masjid. Taufik menunjukkan hasil yang positif. Penelitian yang (2012) melakukan penelitian pada pesantren dilakukan oleh Ahmad (2010) bahwa multimedia rakyat dengan fokus pada konstruksi dan (berbasis komputer) efektif digunakan sebagai akomodasi budaya media pembelajaran. Mujib (2013) melakukan Penelitian yang lebih fokus terhadap hasilnya menunjukkan terdapat hubungan yang pemanfaatan TIK di pesantren rakyat belum kuat antara penggunaan internet sebagai media pernah ada yang melakukan. Padahal pesantren pembelajaran dengan hasil belajar yang dicapai rakyat ini walaupun lokasinya di pedesaan, serta oleh para siswa. Penelitian lainnya dilakukan secara infrastruktur TIK masih relatif sederhana Samsuddin, Rahman, Asfah, Najib (2013) tetapi sudah memanfaatkan TIK untuk pem- menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang belajaran para santrinya. Di sisi lain, penelitian signifikan dari pemanfaatan e-learning moodle pemanfaatan TIK di pesantren masih relatif terhadap motivasi belajar dan hasil belajar pada jarang dilakukan. Permasalahannya adalah mata pelajaran Matematika di SMK Negeri 5 bagaimana pemanfaatan TIK untuk pembe- Makassar. Begitu pula hasil penelitian Nurcahili lajaran di Pesantren Rakyat Al-Amin. Adapun (2010) menunjukkan bahwa media pembelajaran tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbasis teknologi informasi dan komunikasi pesantren terhadap masyarakat. penelitian terhadap siswa SMA di Yogyakarta, 209 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil- Pemanfaatan TIK meliputi SDM pengguna hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia (user) dan pengelola. Pengguna TIK dalam tersebut memberikan optimisme positif lembaga pendidikan yang meliputi peserta didik, penggunaan TIK untuk pembelajaran, termasuk pendidik, dan tenaga kependidikan dituntut di lingkungan pesantren. untuk memiliki kesadaran dan kemampuan dalam penggunaan TIK secara tepat. Begitu pula Komponen Pemanfaatan TIK di Sekolah pengelola TIK dalam lembaga pendidikan di- Pendayagunaan TIK untuk pendidikan menurut tuntut untuk mendukung pemanfaatan TIK Anwas (2013) minimal harus memperhatikan secara efektif baik dalam aspek regulasi atau empat aspek, yaitu kebijakan, infrastruktur, kebijakan, infrastruktur, sistem aplikasi, hingga konten, dan sistem pemanfaatan. Secara lebih konten yang diperlukan. Pengembangan SDM rinci Anwas (2013) menegaskan bahwa aspek dalam pemanfaatan hendaknya diarahkan untuk kebijakan merupakan bentuk komitmen dan mengubah budaya, budaya TIK sebagai bagian realisasi dari para pengambil kebijakan termasuk integral dalam proses pembelajaran. Kedua pimpinan lembaga pendidikan (rektor, dekan, kelompok SDM tersebut sama-sama perlu dibina ketua, kepala sekolah, pimpinan pesantren) secara bertahap, mulai dari ada kesadaran, dalam pemanfaatan TIK untuk pendidikan. ketertarikan, kemauan, hingga ada kemampuan Realisasinya dapat berupa peraturan, program dan menjadikan budaya dalam menggunakan TIK kerja, dukungan anggaran, partisipasi, kerja untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran. sama, atau bentuk lainnya. Infrastruktur adalah dukungan perangkat Tahapan Pemanfaatan TIK baik hardware maupun software dalam Pemanfaatan TIK pada lembaga pendidikan pemanfatan TIK tersebut. Bentuk infrastruktur seperti sekolah dan pesantren perlu dilakukan misalnya antene parabola, pesawat televisi, secara bertahap dan berkelanjutan. Hal ini LAN, sambungan internet, sambungan listrik, didasarkan pada kesiapan infrastruktur, SDM, wifi, komputer, laptop, berbagai produk gadget, dan komponen lainnya pada masing-masing dan lain-lain. Infrastruktur ini seringkali menjadi lembaga tersebut. Dalam hal ini UNESCO (2009) kendala utama lemahnya pemanfaatan TIK mengklasifikasikan empat tahapan pembelajaran untuk pendidikan. TIK memerlukan dukungan berbasis TIK. Tahap pertama, merupakan tahap inftrastruktur yang memadai, apalagi yang pemula/awal atau disebut tahap emerging, berbasis internet. dimana guru dan siswa baru mencoba mengenali Konten TIK merupakan substansi pem- fungsi belajar menggunakan berbagai tools dan belajaran bagi guru dan peserta didik. Konten aplikasi dan kegunaan perangkat TIK. Sistem TIK ini ada yang dirancang secara khusus untuk pembelajaran masih konvensional, akan tetapi pembelajaran (by design), seperti yang sudah ada kesadaran terhadap potensi TIK dikembangkan oleh Pustekkom Kemdikbud. Di dalam pendidikan. Tahap ini menekankan pada sisi lain ada konten TIK yang tidak dirancang kemelekan TIK (ICT literacy) dan keterampilan secara khusus, tetapi dapat dimanfaatkan untuk dasar. Tahap kedua adalah tahap applying. pembelajaran (by utilization). Jenis konten Tahap ini bercirikan bahwa lembaga pendidikan tersebut jumlahnya sangat banyak dan mudah sudah memiliki pemahaman dan upaya mene- didapatkan terutama dalam media massa rapkan TIK dalam pembelajaran dengan peserta (internet). Jenis konten TIK yang dapat di- didik. Lembaga pendidikan juga sudah meman- gunakan untuk pembelajaran dapat berbentuk faatkan piranti lunak TIK dalam aspek teks atau tulisan, gambar/foto, audio, video, manajemen. animasi, dan simulasi. Tahapan ketiga adalah infusing. Pada tahap ini lembaga pendidikan sudah mulai meng- 210 Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang integrasikan TIK ke dalam kurikulum. Kurikulum tersedia dari berbagai sumber, kemudian mulai menggabungkan materi pembelajaran mereduksi data, menyusun dalam satuan-satuan dengan dunia nyata. Begitu pula lembaga sesuai dengan tujuan penelitian, serta pendidikan telah menerapkan teknologi berbasis penafsiran data yang dijelaskan dalam bentuk komputer di laboratorium, kelas, dan bagian deskripsi hasil dan pembahasan penelitian. administrasi. Tahap keempat adalah transforming. Pada tahap ini lembaga pendidikan telah HASIL DAN PEMBAHASAN mengintegrasikan semua kegiatan pembelajaran Deskripsi Pesantren Rakyat dan kegiatan administrasi sehari-hari dengan Pesantren Rakyat Al-Amin didirikan tahun 2008 TIK. Pembelajaran berpusat pada peserta didik oleh Ustadz Abdullah. Lokasi pesantren ini (learner-centered) dan mengintegrasikan mata tepatnya di desa Sumber Pucung Kabupaten pelajaran dengan dunia nyata. Dalam tahapan Malang. Sebuah desa yang berbatasan langsung ini TIK sudah menjadi bagian alami dari antara Kabupaten Malang dengan Kabupaten kehidupan lembaga pendidikan. Dengan kata lain Blitar Provinsi Jawa Timur. Lokasi pesantren ini pemanfaatan TIK sudah menjadi budaya berada di sebelah selatan sekitar 300 meter pembelajaran dengan hasil yang optimal, begitu stasiun Kereta Api Sumber Pucung Kabupaten pun kegiatan administrasi pada lembaga Malang. pendidikan tersebut sudah mengoptimalkan potensi TIK. Sebelum pesantren didirikan, menurut kepala dusun Sumber Pucung, kehidupan masyarakat sekitarnya relatif heterogen, mulai METODE dari pekerjaan, latar belakang pendidikan, Penelitian ini menggunakan pendekatan agama, budaya, dan juga kebiasaan sehari-hari. kualitatif. Pengumpulan data dilakukan langsung Masalah-masalah sosial juga banyak ditemukan, di lokasi pesantren yaitu di Pondok Pesantren misalnya perjudian, pengangguran, bahkan Rakyat Al-Amin Desa Sumber Pucung, Kabupaten prostitusi dan berbagai bentuk kemungkaran Malang, Jawa Timur. Metode pengumpulan data lainnya. dilakukan melalui wawancara, wawancara Kondisi tersebut yang mendorong Ustadz mendalam, studi dokumentasi, dan pengamatan Abdullah untuk mendirikan pondok pesantren. langsung di lapangan baik saat proses Menurut alumni Universitas Islam Negeri (UIN) pembelajaran maupun aktivitas santri, serta Sunan Maliki Malang jurusan Psikologi ini, tujuan pengamatan terhadap kegiatan pondok mendirikan pesantren adalah “Mewujudkan pesantren dan kehidupan masyarakat di sekitar dakwah akhlaq dan aqidah Islamiyah ala pesantren. Ahlussunnah Wal Jama’ah khususnya bagi Untuk mendapatkan data yang akurat, masyarakat termajinalkan sehingga kehi- dilakukan triangulasi data terhadap berbagai dupannya dapat meningkat dan sejahtera”. Misi sumber data di lapangan. Sumber data adalah pesantren rakyat adalah memberikan layanan pimpinan pondok pesantren, santri-santri, pendidikan gratis tetapi tetap berkualitas. orangtua santri, pemerintah setempat, dan Sasaran utama pesantren ini adalah anak-anak tokoh masyarakat setempat. Pengumpulan data jalanan, anak-anak dari keluarga kurang mampu, ini dilakukan pada bulan Februari 2015. Untuk termasuk keluarga mantan lokalisasi, serta melengkapi data, dilakukan juga studi masyarakat di sekitar pesantren. dokumentasi melalui data dalam website, Ustadz yang sering dipanggil “Cak Dul” ini publikasi pesantren rakyat dan hasil-hasil studi menegaskan bahwa lembaga pendidikannya tidak yang dilakukan para akademisi dan peneliti di memungut biaya atau semua santrinya pesantren rakyat sebelumnya. Analisis data digratiskan. Biaya operasional pendidikan setiap dimulai dengan menelaah seluruh data yang bulan sekitar tujuh sampai sepuluh juta rupiah. 211 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015 Biaya tersebut diperoleh dari honor yang ia pendidikan bagi tenaga pendidik PAUD semua terima setelah memberikan ceramah ketika ada memiliki kualifikasi yang mumpuni, bahkan ada yang mengundangnya oleh masyarakat. Dalam yang bergelar magister. Secara infrastruktur, perkembangannya beberapa pihak yang sifatnya PAUD ini masih relatif terbatas dan lebih banyak tidak mengikat, memberikan sumbangan secara menggunakan alat permainan edukatif alami sukarela. Setiap sumbangan tersebut dicatat, yang tersedia di sekitar pesantren. termasuk catatan pengeluaran sehingga Santri Inti adalah santri yang menginap penggunaan dana sumbangan tersebut dapat (mukim) di pesantren, jumlahnya ada 15 orang. dipertanggungjawabkan. Santri mukim ini berasal dari berbagai wilayah Ustadz Abdullah dikenal sebagai ustadz yang di sekitar Jawa Timur. Santri Kalong adalah santri serba bisa. Ia mampu memberikan ceramah yang rumahnya ada di sekitar pesantren. dengan gaya yang menarik, berdakwah melalui Mereka datang ke pesantren umumnya saat tiba wayang kulit, memainkan berbagai alat musik waktu belajar. Jumlah Santri Kalong sebanyak tradisional seperti Jagong Maton, memberikan 50 orang, sedangkan Santri Pendukung adalah konsultasi keagamaan dan berbagai kegiatan masyarakat yang tinggal di sekitar pesantren. sosial, serta aktif melakukan berbagai kegiatan Masyarakat ini aktif mendukung berbagai pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kegiatan pesantren. Kegiatan yang diikuti kemiskinan. Ustadz Abdullah semakin dikenal oleh masyarakat tersebut di antaranya adalah masyarakat sekitar Malang dan Jawa Timur mengikuti pengajian, mengikuti acara Jagong setelah mendirikan lembaga pemberdayaan Maton (forum diskusi masyarakat yang dikemas masyarakat yang disebut Pos Pemberdayaan dalam musik gamelan Jawa dan wayangan), Keluarga (Posdaya) Al-Amin. Posdaya ini serta masyarakat yang aktif dalam kegiatan didirikan sebagai forum komunikasi dan pemberdayaan masyarakat yang diwadahi dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar pesan- Posdaya Al-Amin yang dipimpin oleh Ustadz trennya. Posdaya ini juga mendapat pembinaan Abdullah. Semua kategori santri tersebut saling dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian mendukung dan memajukan proses pendidikan Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri di Pesantren Rakyat Al-Amin. (UIN) Maliki Malang dan Yayasan Damandiri Jakarta. Prestasi yang diraih dari Posdaya Al- Kebijakan Pimpinan dan Infrastruktur TIK Amin, tahun 2014 mendapatkan juara pertama Pondok Pesantren Rakyat Al-Amin dipimpin dan Lomba Posdaya Tingkat Nasional, mengalahkan sekaligus didirikan oleh Ustdaz Abdullah. Hasil sekitar 40 ribu Posdaya di seluruh Indonesia. wawancara mendalam dengan Ustadz Abdullah Santri yang belajar (mondok) di pesantren dan beberapa responden lainnya, bahwa Ustdaz rakyat umumnya berasal dari kalangan keluarga Abdullah memiliki visi dalam mendidik santrinya. kelas menengah ke bawah. Kelompok santri Ia sadar bahwa tantangan anak didiknya ke tersebut dapat digolongkan dalam beberapa depan harus mampu bersaing tidak hanya pada kategori, yaitu santri usia Pendidikan Anak Usia tataran lokal di wilayah Jawa Timur, melainkan Dini (PAUD), Santri Inti, Santri Kalong, dan juga nasional dan global. Mendirikan pesantren Santri Pendukung. Kategori santri usia PAUD ini, walupun lokasinya berada di desa, Ustdaz berjumlah 38 siswa. Mereka belajar dengan Abdullah memiliki visi dan pemikiran global. sistem PAUD. Pendidikan PAUD ini mencapai Harapannya bahwa semua santri yang belajar prestasi sebagai PAUD terbaik di wilayahnya. di Pesantren Rakyat ini tidak tertinggal oleh Adapun keunggulannya antara lain menjaga nilai- perkembangan zaman. Umat Islam khususnya nilai tradisi, permainan tradisional, pendidikan para santrinya harus memiliki pengetahuan, berbasis alam, keteladanan guru, serta dalam wawasan, dan cara berpikir global. Oleh karena pembelajaran menggunakan TIK. Tingkat itu, semua santri harus dibiasakan belajar 212 Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang dengan berbagai sumber belajar, termasuk komunikasi internal terutama antarsantri, menggunakan TIK. mentor, dan juga ustadz. Untuk komunikasi Keterbatasan dana, sarana, dan infra- dengan pihak luar, lebih banyak menggunakan struktur TIK tidak menjadi halangan bagi web Pesantren Rakyat. Pembuatan web ini pesantren rakyat untuk memanfaatkan TIK menggunakan alamat pesantrenrakyat.com. Jika dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari kondisi memperhatikan web ini, sudah ada kemajuan ketersediaan infrastruktur TIK yang relatif karena bukan menggunakan web gratis tetapi terbatas dibandingkan dengan pemanfaatannya menggunakan web institusi resmi dan berbayar. yang cukup efektif. Hasil pengamatan dan Walaupun dalam desain web masih menggu- wawancara dengan pengurus pesantren, nakan template standar yang tersedia pada infrastruktur yang dimiliki pesantren relatif internet, tidak menggunakan desain dengan terbatas, yaitu laptop ada dua unit, satu unit programmer khusus. LCD, satu unit kamera, sound system dan Facebook dan web pesantren rakyat juga wareless masing-masing satu unit, serta satu berfungsi sebagai media pembelajaran. set perangkat stasiun radio FM. Pesantren Sebagian materi-materi pembelajaran di-share berlangganan internet menggunakan kekuatan melalui media ini. Beberapa tugas yang diberikan 1,5 MB. Internet ini kemudian disambungkan dan oleh ustadz dan mentor seringkali menggunakan didistribusikan dengan wifi. Melalui fasilitas fasilitas media ini. Para santri nampak semangat internet (wifi), para santri dapat mengakses menggunakan media ini, sebagai bentuk internet secara gratis, bahkan tanpa menggu- kemudahan dan adanya variasi dalam belajar di nakan password. Begitu pula masyarakat di pesantren. Begitu pula para santri dengan sekitar pesantren bisa mengakses internet. senang memanfaatkan fasilitas ini untuk Menurut Ustadz Abdullah, penggunaan wifi bertanya dan berdiskusi dengan mentor dan secara gratis tanpa password ini sengaja santri lainnya yang terkait dengan pembelajaran dirancang untuk memudahkan para santri dan atau kegiatan lainnya. Hal ini sejalan dengan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan hasil penelitian Darmawan (2013) bahwa media internet. Upaya ini juga dimaksudkan untuk sosial seperti facebook menjadi salah satu daya mengatasi keterbatasan infrastruktur/perangkat tarik dalam pembelajaran terutama dalam TIK yang dimiliki pesantren. Perangkat TIK yang bimbingan virtual mahasiswa, bahkan dengan dimiliki oleh para santri dan masyarakat, seperti media ini menjadikan adanya variatif bahasan handphone, smartphone, laptop, dan seje- yang mendukung terhadap efektivitas pem- nisnya secara optimal dapat dimanfaatkan untuk belajaran. Umumnya para santri yang terdiri dari mendukung pembelajaran di pesantren tersebut. usia anak-anak dan remaja menyukai model Melalui perangkat TIK pribadi tersebut, para pembelajaran agama dengan menggunakan santri dapat berkomunikasi dan mengakses internet melalui handphone, smartphone atau berbagai konten pembelajaran yang disajikan jenis tablet lainnya ini. Kondisi tersebut pihak pesantren dan konten lainnya yang menunjukkan bahwa penggunaan TIK adalah tersedia dalam internet. sesuai dengan realitas tuntutan generasi masa Sistem aplikasi yang dimanfaatkan dalam mengoptimalkan TIK masih sederhana, yaitu kini yang sering disebut sebagai generasi digital native, termasuk pembelajaran di pesantren. memanfaatkan jejaring sosial facebook. Jika memperhatikan kondisi sarana, Facebook ini terutama ditujukan bagi komunitas infrastruktur, serta sistem aplikasi TIK yang santri dan masyarakat sekitar. Para santri relatif terbatas pada pesantren rakyat ter- didorong untuk memiliki acount facebook serta sebut, mematahkan hasil penelitian dan bergabung dengan facebook Pesantren Rakyat. anggapan sebelumnya yang menyatakan bahwa Facebook ini berfungsi sebagai wahana pemanfaatan TIK untuk pendidikan dan 213 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015 pembelajaran sangat bergantung kepada tutor yang bersangkutan tidak bisa memecahkan kelengkapan dukungan infrastruktur yang dimiliki masalah tersebut maka harus bertanya ke santri oleh institusi yang bersangkutan. Keterbatasan yang lebih tinggi/senior, hingga akhirnya kepada infrastruktur seringkali dijadikan alasan tidak pimpinan pesantren yaitu Ustadz Abdullah. memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Kondisi Sistem ini, dibangun untuk melatih dan mem- tersebut tergambar dari hasil penelitian Syukur biasakan tanggungjawab dan menanamkan jiwa (2012) menyatakan bahwa kesulitan guru-guru kepemimpinan. Selain itu, setiap santri yang di sekolah dalam memanfaatkan teknologi lebih senior dituntut memiliki penguasaan materi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran pembelajaran dan aspek-aspek lainnya terhadap salah satu penyebabnya adalah faktor keter- asuhannya, sehingga dapat memacu motivasi batasan sarana dan prasarana (infrastruktur) terus belajar secara berkelanjutan. TIK. Begitu pula dalam pendidikan nonformal, Kegiatan pembelajaran setiap malam setelah hasil penelitian Anwas (2009) menunjukkan shalat Isya, belajar tentang tajwiz, belajar nahu bahwa para penyuluh pertanian sangat kurang shorof, qiroat, ahlaq (malam Jumat), belajar memanfaatkan media internet untuk mening- bahasa Inggris dan bahasa Arab. Setiap hari katkan kompetensinya (pembelajaran) di- Sabtu sore dan Minggu siang diselenggarakan sebabkan karena keterbatasan infrastruktur kampung Inggris dan Kampung Arab. Kampung media ini. Namun dalam penelitian ini, keter- Inggris artinya pada waktu yang disepakati batasan sarana dan prasarana atau infrastruktur semua santri wajib berkomunikasi menggunakan TIK dalam lembaga pendidikan (pesantren) bisa bahasa Inggris. Begitu pula ketika tiba waktu diatasi dengan kebijakan, niat, dan komitmen Kampung Arab, maka semua santri wajib yang kuat dari pimpinan, guru, ustadz, dan berbicara menggunakan bahasa Arab. Adanya peserta didik untuk mengoptimalkan peman- kampung Arab dan Inggris ini dirasakan cukup faatan TIK untuk pembelajaran. Artinya efektif untuk melatih dan membiasakan para walaupun infrastruktur terbatas, tetapi pimpinan santri dalam berkomunikasi bahasa asing memiliki kebijakan dan komitmen yang kuat, maka tersebut. Melatih bahasa asing ini juga sangat keterbatasan itu dapat dipecahkan sesuai dibantu oleh konten video dan audio yang dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik mereka peroleh dari internet. Hari Sabtu dan dan lembaga pendidikan tersebut. Minggu juga para santri belajar menggunakan berbagai aplikasi TIK, misalnya membuat file Konten TIK dan Pemanfaatannya dokumenter, adove premier, membuat bahan Seperti halnya kegiatan dalam pesantren Salafi, presentasi dengan aplikasi power point, dan kegiatan santri di pesantren rakyat setiap sore sistem aplikasi lainnya. hari adalah kegiatan belajar membaca Al-Quran. Konten TIK untuk pembelajaran yang Melatih membaca Al-Quran juga sering dibantu digunakan pada pesantren ini diperoleh dari oleh konten audio dan video yang diperoleh dari internet terutama konten-konten yang bersifat internet. Para santrinya sebagian besar adalah terbuka (open). Konten TIK tersebut adalah anak-anak usia sekolah (PAUD, SD, SMP, dan yang berkaitan dengan pembelajaran di SMA) yang berasal dari sekitar pesantren. Untuk pesantren. Konten-konten tersebut diperoleh memudahkan proses pembelajaran dan mem- melalui pencarian dalam berbagai search engine, bentuk tanggung jawab antarpara santri, setiap antara lain: google, yahoo, youtube, web santri secara hirarkhi memiliki tutor dan beberapa pesantren, dan sumber lainnya. Jenis asuhannya. Fungsi tutor ini adalah membimbing konten TIK yang digunakan meliputi konten yang asuhannya. Jika santri dihadapkan pada berbasis teks, gambar/foto, audio, video, kesulitan/permasalahan pembelajaran, dapat animasi, dan simulasi. Untuk memudahkan bertanya langsung kepada tutornya. Apabila pemanfaatan konten, dibentuk “Tim Pencari 214 Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang Konten”. Anggota tim ini terdiri dari santri senior Islam di masa mendatang bisa hidup eksis sesuai yang berjumlah tiga orang yaitu sdr. Candra, dengan perkembangan zaman yaitu zaman Gafur, dan ustadz H Abdullah. Konten yang teknologi informasi dan komunikasi. dibutuhkan dan terkait dengan pesantren di Pencarian konten berbasis pada search antaranya tata cara belajar membaca Al Qur’an, engine yang populer di masyarakat seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, ahlak dan perilaku, google, yahoo, dan youtube. Informasi konten permainan anak-anak PAUD, informasi yang lokal yang disajikan di luar search engine terkait dengan kemajuan pesantren, serta ilmu tersebut masih sangat kurang dipahami mereka. pengetahuan dan teknologi lainnya. Misalnya konten lokal yang khusus mengenai Konten-konten yang telah berhasil di- pendidikan baik berbasis teks, audio, maupun kumpulkan oleh tim tersebut, selanjutnya video yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi disimpan dalam laptop atau hardisk sebagai Informasi dan Komunikasi Kementerian bahan untuk pembelajaran. Sebagian konten, Pendidikan dan Kebudayaan masih belum terutama yang berbasis teks diolah kembali dan diketahui oleh mereka. Ketika didemontrasikan disebarluaskan melalui facebook pesantren untuk alamat belajar.kemdikbud.go.id, tve.kemdikbud. dimanfaatkan para santri. Konten yang berbasis go.id, dan suaraedukasi.kemdikbud.go.id yang audio, video, animasi, dan simulasi dimanfaatkan menyajikan konten TIK berbasis web, video, dan pada saat proses pembelajaran di pesantren audio yang dirancang secara khusus (by design) dengan cara disajikan melalui bantuan LCD/ in- untuk pembelajaran dari tingkat PAUD, SD, SMP, fokus, disorotkan langsung ke tembok berwarna SMA, hingga perguruan tinggi, tim pencari putih (tanpa menggunakan layar). Para santri konten pesantren rakyat ini sangat terkagum- sangat antusias dan tertarik untuk belajar kagum. Mereka merasa senang dan sangat dengan konten-konten pembelajaran yang terbantu dengan adanya informasi tersebut, berbasis video ini. Mereka dapat belajar lebih sehingga menambah gairah untuk lebih aktif bergairah, belajar lebih bervariasi, serta memanfaatkan konten TIK yang dibutuhkan oleh memudahkan mereka dalam memahami materi para santri tersebut. Kondisi ini menunjukkan pembebelajaran. Begitu pula bagi Ustadz pengelola konten TIK perlu mencari berbagai Abdullah dan para mentor, penggunaan konten sumber website lain yang menyediakan konten TIK sangat membantu tugas mereka dalam TIK, terutama konten lokal yang relevan dengan membimbing dan membina para santri. tuntutan pembelajaran di pesantren. Konten TIK yang digunakan juga tidak hanya Kebijakan pimpinan pesantren bahwa yang terkait dengan pembelajaran pesantren, penggunaan wifi digratiskan. Para santri sering tetapi informasi tentang pemberdayaan memanfaatkan wifi untuk mengerjakan tugas- masyarakat dan pengentasan kemiskinan, berita- tugas yang diberikan oleh ustadz dan mentornya berita dunia internasional, termasuk yang melalui hp-nya masing-masing. Sebagian besar berbahasa asing yang selanjutnya diter- para santri juga mengikuti sekolah formal (SD, jemahkan dan dilaporkan sebagai bahan dan SMP, SMA, bahkan ada yang sudah di perguruan pengetahuan para santri, kemudian dise- tinggi). Para santri ini juga memanfaatkan Wifi barluaskan lewat media sosial facebook. pesantren untuk mengerjakan tugas-tugas dari Informasi ini sangat menginspirasi santri. sekolahnya masing-masing. Menurut ustadz Abdullah, hal ini dilakukan Semua santri didorong untuk menggunakan supaya para santri dan masyarakat sekitar TIK sebagai media pembelajaran. Mereka juga walaupun berlokasi di perkampungan, dapat tidak sekedar aktif menggunakan konten TIK memiliki wawasan dan cara berpikir yang luas yang telah ada di internet, tetapi didorong untuk dan global. Kondisi ini merupakan sebuah aktif berlatih dan dibiasakan membuat konten tuntutan zaman, sehingga para santri dan umat sendiri. Pembiasaan membuat konten TIK ini 215 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015 dilakukan melalui kegiatan menulis tentang Radio Pesantren Rakyat juga memberikan membuat laporan setiap kegiatan di pesantren, pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat merangkum materi yang disampaikan ustadz, sekitar terkait dengan amaliah keagamaan, membuat rangkuman hasil kegiatan Jagong informasi pesantren, berbagai informasi Maton, atau mengerjakan tugas-tugas. Semua pemberdayaan masyarakat dan pengentasan bentuk tulisan hasil karya santri tersebut kemiskinan, serta menjadi media syiar dan forum selanjutnya di-upload melalui media sosial komunikasi masyarakat. Manfaat lain dari siaran facebook atau melalui web pesantren yang radio ini adalah santri yang tidak bisa datang dilakukan oleh santri yang bersangkutan. Hasil ke pesantren bisa mengikuti berbagai kegiatan karya para santri yang di-upload lewat internet yang dilaksanakan pesantren. Pengelola dan tersebut dapat dimanfaatkan oleh komunitas penyiar radio adalah para santri inti, yaitu santri santri dan juga masyarakat luas. Pemanfaatan yang bermukim di pesantren. Mereka didorong web ini memang masih terbatas sebagai media untuk bisa mengoperasikan radio, menjadi komunikasi. Sebagai tahap awal kondisi tersebut penyiar radio, atau menjadi reporter ketika ada sudah baik. Tahap selanjutnya optimalisasi web tamu-tamu ini dapat dikembangkan untuk menyajikan kelemahan yang dirasakan para pengelola radio bahan-bahan pembelajaran, tugas-tugas santri ini adalah belum ada izin operasional, yang dirancang oleh ustadz dan timnya, sehingga keterbatasan infrastruktur, serta keterbatasan para santri dapat belajar berbasis internet SDM yang terlatih dalam pengelolaan stasiun (online). Pemanfaatan web untuk pembelajaran radio. Selain itu dengan adanya fasilitas ini memberikan harapan positif. Hal ini sesuai internet, pesantren rakyat dapat mengem- dengan hasil penelitian Irwan, Astra, Fauzi bangkan radio streaming (internet), sehingga (2012) bahwa penerapan penilaian portofolio jangkauan siaran dapat lebih luas dan efisien. yang berdatangan. Adapun online web based learning berpengaruh signifikan Faktor komitmen pimpinan pesantren dan terhadap hasil belajar siswa SMA. semangat para santri sebagai kekuatan utama Untuk mendukung kegiatan dakwah dan dalam mengoperasikan radio pesantren rakyat pembelajaran santri, pesantren rakyat juga telah ini sangat perlu dipertahankan dan terus merintis stasiun radio FM yang diberi nama ditingkatkan. “Radio Pesantren Rakyat”. Walaupun stasiun Kehadiran TIK pada lembaga pesantren radio ini dalam rintisan dan izinnya masih dalam rakyat ini secara nyata telah mengubah budaya proses, tetapi sudah mengudara mulai pukul belajar para santri di pesantren. Belajar pada 05.00 s.d. 02.00 WIB. Studio radio dipancarkan pesantren tradisional/salafi biasanya bergantung dari lantai dua pesantren dengan kondisi pada sumber belajar, yaitu Sang Kiai dan Kitab bangunan dan peralatan yang relatif masih Kuning. Kehadiran TIK menunjukkan bahwa para sederhana. Menurut beberapa penyiarnya, santri dapat belajar dengan aneka sumber. Para seperti suadara Aditya Yogie, radio pesantren santri tidak hanya belajar bersama ustadz saja, rakyat FM ini menyiarkan berbagai acara, antara melainkan juga belajar melalui berbagai sumber lain pengajian, Jagong Maton, ceramah, lawak, belajar di internet, melalui siaran radio, bahkan berbagai acara diskusi keagamaan, dan siaran mengoptimalkan santri senior dan masyarakat kunjungan tamu pesantren. Radio ini secara setempat menjadi sumber belajar. Begitu pula khusus menyiarkan acara-acara di pesantren konten pembelajaran menjadi beragam, tidak secara live, antara lain kegiatan ceramah, hanya berbasis teks atau huruf, tetapi dapat pengajian, acara Jagong Maton, diskusi, dan berupa audio, gambar/foto, video, animasi, lainnya. Radio ini juga menyiarkan lagu-lagu pop bahkan simulasi. Waktu dan tempat belajar juga untuk remaja, campursari, kartolo, dan juga menjadi lebih fleksibel. Bagi santri yang tidak acara hiburan lokal lainnya. menginap (santri kalong) jika berhalangan 216 Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang datang ke pesantren, dapat tetap belajar di tentang masalah-masalah yang dihadapi rumahnya melalui siaran radio dan melalui masyarakat setempat, kemudian dibahas dan internet. Santri dapat belajar secara fleksibel, solusinya dicari bersama-sama. Dalam diskusi kapan saja setiap ada kesempatan. Komitmen ini seringkali ditemukan berbagai solusi tepat pimpinan dalam pemanfaatan TIK sangat dalam memecahkan masalah-masalah yang penting. Pembelajaran agama menjadi dinamis dihadapi masyarakat setempat. Setiap hasil dan menarik khususnya bagi anak-anak muda. diskusi Jagong Maton tersebut, dibuat Ini terkait dengan pemanfaatan gadget yang resumenya oleh para santri inti, kemudian di- sesuai dengan tuntutan generasi masa kini share via facebook sehingga bisa dibaca oleh (digital native). Keterbatasan intrastruktur semua santri dan masyarakat sekitar yang bukan merupakan halangan dalam pemanfaatan sudah bergabung dengan media sosial tersebut. TIK. Keterbatasan infrastruktur bisa diatasi Setiap periode tertentu, hasil-hasil diskusi dalam dengan mengptimalkan infrastruktur yang dimiliki Jagong Maton ini dikumpulkan dan dibuatkan para santri dan masyarakat setempat. Para dalam bentuk buku. Acara Jagong Maton juga santri dilibatkan secara aktif dalam pemanfaatan disiarkan secara live melalui radio FM Pesantren TIK, mulai dari mencari konten, dibiasakan Rakyat, sehingga bisa diikuti oleh masyarakat membuat konten, dimulai dari konten relatif sekitar pesantren. sederhana (berbasis teks), serta melakukan Banyak keuntungan yang diperoleh dari berbagi konten karya santri melalui internet. kegiatan Jagong Maton, di antaranya: 1) Kondisi ini merupakan sebuah lompatan sebagai wahana forum silaturahmi antarwarga; kemajuan pembelajaran yang sesuai dengan 2) mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dan tuntutan zaman pada lingkungan pesantren peduli terhadap masalah-masalah sosial yang tradisional. ada di sekitar lingkungannya; 3) sebagai forum diskusi untuk mengumpulkan gagasan-gagasan Jagong Maton dan Pemberdayaan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh Masyarakat masyarakat dengan cara mereka bersama; 4) Jagong Maton merupakan bentuk kesenian melestarikan budaya dan kearifan lokal, ter- tradisional masyarakat sekitar pesantren yang masuk menyalurkan bakat seni masyarakat; 5) menjadi andalan bagi pesantren rakyat. Kesenian mengajak masyarakat untuk berperilaku lebih ini menggunakan alat musik seperti kendang, baik dan meningkatkan kualitas hidup; 6) gong, dan satu set perangkat gamelan Jawa. meningkatkan keimanan melalui menyanyi lagu- Musik yang dimainkan mirip dengan musik lagu Islam, amalan-amalan shaleh, dan shalawat dangdut ini diiringi berbagai lagu-lagu Jawa Nabi Muhammad SAW; 7) membiasakan para yang liriknya diubah dengan lagu-lagu yang santri dan masyarakat menikmati acara lokal bernafaskan Islam, salawat nabi, termasuk yang mendidik dan menghibur melalui acara berbagai nasihat-nasihat kearifan lokal Jawa. Jagong Maton dalam TIK (media sosial dan siaran Bermain musik Jagong Maton ini dipimpin oleh radio). Ustadz Abdullah yang berpesan sebagai dalang, Kegiatan pesantren rakyat dalam meng- serta diiringi peserta dan penonton dari berbagai gerakan partisipasi dan kepedulian pesantren lapisan masyarakat sekitar pesantren. terhadap masyarakat dibentuk melalui wahana Ritme Jagong Maton meliputi bermain musik, Posdaya Al-Amin. Posdaya ini merupakan forum diskusi, musik lagi, diskusi, dan seterusnya. komunikasi dan wahana pemberdayaan Dalam sesi selingan lagu sambil rehat dan minum masyarakat di tingkat akar rumput yang digagas kopi, pemain, dalang, dan penonton/hadirin oleh Prof Haryono Suyono (Suyono dan bersama-sama memilih satu topik tertentu Haryanto, 2009). Pemberdayaan masyarakat 217 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015 dalam wahana Posdaya meliputi berbagai bidang mendukung dan meningkatkan partisipasi kegiatan di masyarakat yang terintegrasi dan masyarakat dalam wahana Posdaya ini, menyangkut berbagai aspek kehidupan digunakan TIK yang dimiliki oleh pesantren, yaitu masyarakat. Bidang pemberdayaan yang internet melalui jejaring sosial dan web, serta dikembangkan, di antaranya bidang ekonomi, siaran Radio FM Pesantren Rakyat. pendidikan, kesehatan, lingkungan, budaya, keagamanaan, dan aspek lainnya. Pember- SIMPULAN DAN SARAN dayaan bidang pendidikan meliputi PAUD yang Simpulan menyertakan partisipasi masyarakat dan Pimpinan pesantren rakyat memiliki kebijakan pendidikan pesantren, pengembangan per- dan komitmen yang kuat dalam memanfaatkan pustakaan, belajar bahasa asing, dan pendidikan TIK di Pesantren Rakyat Al-Amin Kabupaten keagamaan. Pemberdayaan bidang ekonomi, Malang Jawa Timur. Pimpinan pesantren meyakini meliputi Baitul Mal wa Tanwil (BMT) Al-Amin bahwa walaupun pesantrennya berlokasi di mencapai 2,4 milyar, pengembangan usaha pedesaan, tetapi para santri dan masyarakat mandiri dan Usaha Kecil Menengah (UKM), sekitarnya perlu memiliki wawasan dan berpikir pemeliharaan ternak kambing, dan optimalisasi global melalui pemanfaatan TIK dalam lahan pertanian. pembelajaran. Pesantren yang didirikan tujuh Pemberdayaan masyarakat bidang ling- tahun lalu secara swadaya ini menunjukkan kungan meliputi pemanfaatan lahan pekarangan bahwa ketersediaan infrastruktur dan aplikasi dengan menanam sayuran menggunakan polybag TIK masih relatif terbatas dan sederhana. dan memanfaatkan lahan kosong melalui Infrastruktur TIK mengandalkan langganan penanaman Bidang internet yang didistribusikan melalui wifi secara kesehatan, meliputi Posyandu, penanaman gratis bagi santri dan masyarakat sekitar. tanaman toga, pengobatan gratis kerja sama Pemanfaatan dengan Puskesmas, serta pengobatan gratis keterbatasan infrastruktur TIK di pesantren juga dalam bentuk bekam dan apukuntur bekerja dapat meningkatkan partisipasi santri dan sama dengan pihak terkait. Bidang keagamaan, masyarakat untuk memanfaatkan TIK untuk meliputi pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat tanaman pelatihan produktif. khotib dan dakwah keagamaan kerja sama dengan Kementerian wifi ini selain membantu sekitar pesantren. Agama setempat, dan kegiatan pengajian bagi Konten TIK mengandalkan konten dari masyarakat. Bidang budaya meliputi pengem- internet. Untuk mendapatkan konten sesuai bangan seni tradisional dan Jagong Maton. yang dibutuhkan pesantren dibentuk tim santri Menurut hasil penelitian Mufidah (2012) yang bertugas mencari konten. Para santri dan Pesantren Rakyat Al-Amin menerapkan dakwah masyarakat sekitar memanfaatkan TIK melalui kultural berbasis pemberdayaan masyarakat laptop, handphone atau smartphone pribadi sehingga cukup efektif dalam menyantrikan kaum masing-masing. Melalui pemanfaatan TIK ini, pinggiran yang ingin belajar agama ala pembelajaran agama menjadi dinamis dan menarik kerakyatan. Internalisasi nilai-nilai Islam khususnya bagi santri-santri muda masa kini adaptatif dengan nafas kearifan lokal dan fisibel yang sudah akrab dengan berbagai produk menjadi daya tarik bagi santri pinggiran dan kaum gadget. Demikian juga media dan konten abangan ireng untuk merevitalisasi diri sebagai pembelajaran agama menjadi beragam, tidak manusia religius, berdaya, sejahtera, dan hanya berbasis teks atau huruf, tetapi dapat mandiri. Oleh karena itu, Mufidah menyimpulkan berupa audio, gambar, video, animasi bahkan bahwa pesantren rakyat merupakan salah satu simulasi. Waktu dan tempat belajar juga menjadi model pengembangan pesantren alternatif yang lebih fleksibel. Para santri juga dibiasakan untuk cukup prospektif di masa mendatang. Untuk membuat konten TIK, melalui tugas-tugas 218 Oos M. Anwas, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pesantren Rakyat Sumber Pucung Malang pelajaran serta laporan kegiatan pesantren yang Untuk lebih mengotimalkan TIK tersebut kemudian di-share melalui jejaring sosial beberapa hal yang dapat dilakukan, di anta- facebook. ranya, pertama, perlu dimulai pengembangkan Aspek budaya dan kearifan lokal seperti konten sendiri secara bertahap, misalnya konten kesenian Jagong Maton dan pemberdayaan yang berbasis teks, audio, bahkan video melalui masyarakat dalam wahana Posdaya yang peralatan yang tersedia. Tugas tim pencari dilaksanakan Pesantren Rakyat, mampu konten yang telah ada dapat ditingkatkan meningkatkan partisipasi masyarakat dan secara bertahap mulai memproduksi konten lokal kepedulian pesantren terhadap masyarakat pesantren. Kedua, Web yang telah dimiliki tidak sekitar. Media internet yang dimiliki pesantren sekedar media komunikasi tetapi dapat dan siaran radio FM Pesantren Rakyat memiliki digunakan untuk menyebarluaskan konten baik peran penting dalam menyebarkan informasi konten produksi sendiri ataupun konten produksi pembelajaran, serta meningkatkan partisipasi dari luar, sehingga para santri dapat belajar dan pemberdayaan masyarakat sekitar sekitar secara online. Ketiga, Rintisan Radio FM pesantren. Pesantren Rakyat perlu segera diselesaikan administrasi dan perizinannya, peningkatan SDM Saran pengelola, serta mengembangkan radio Sebagai tahap awal, Pesantren Rakyat cukup streaming (internet), sehingga jangkauannya baik dalam memanfaatkan TIK untuk mendukung bisa mengglobal. Keempat, peningkatan pembelajaran di pesantren. Hal-hal positif yang infrastruktur TIK terutama laptop, jaringan, dan perlu dipertahankan sekaligus ditingkatkan di peningkatan kapasitas internet. Peningkatan antaranya komitmen pimpinan untuk meman- infrastruktur ini dapat melibatkan dunia usaha faatkan TIK dalam pembelajaran di pesantren, di antaranya melalui program coorporate social membiasakan para santri membuat konten TIK responsibility (CSR). Hasil penelitian ini juga dan menyebarluaskannya melalui media internet, menginspirasi bagi lembaga pendidikan baik optimalisasi gadget pribadi para santri dan formal (sekolah) ataupun nonformal dalam masyarakat untuk mendukung pemanfaatan TIK pemanfaatan dalam pembelajaran, penggunaan wifi gratis Keterbatasan infrastruktur bukan hambatan bahkan tanpa password sehingga memudahkan tetapi merupakan sebuah tantangan. Yang santri dan masyarakat, pelibatan masyarakat penting adalah kebijakan, komitmen, dan sekitar pesantren melalui budaya dan kearifan kemauan dari pimpinan serta kerja sama dan lokal, serta aspek-aspek lainnya. dukungan para pihak lainnya. TIK untuk pembelajaran. Pustaka Acuan Ahmad, A. 2010. Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Tipografi, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(6), hlm. 682-683. Anwas, O. M. 2009. Pemanfaatan Media dalam Peningkatan Kompetensi Penyuluh Pertanian. Disertasi. Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. Anwas, O. M. 2013. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Implementasi Kurikulum 2013, Jurnal Teknodik, 17(1), hlm. 483-504. Bachtiar, Y. 2012. Pesantren Rakyat: Pendidikan untuk Semua. Disertasi. Program Doktor Pendidikan Islam. Bogor: Universitas Ibnu Khaldun. Darmawan, D. 2013. Facebook dan Ketuntasan Bimbingan Virtual dalam Mencetak Ilmu Masa Depan, Jurnal Teknodik, 17(2), hlm. 125-136. 219 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 3, Desember 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Data Pokok Pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Irwan, D., Astra, I. M., & Fauzi, B. 2012. Pengaruh Penerapan Penilaian Portofolio Online Web Based Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA, Jurnal Teknodik 16(3), hlm 299316. Kusnandar, C. & Kurniawati, I. 2005. Studi Pemanfaatan E-dukasi.net di Sekolah. Jurnal Teknodik, 9(17), hlm 5-30. Pesantren Rakyat. 2013. Sekilas tentang Pesantren Rakyat. http://www.pesantrenrakyat.com/ index.php/sekilas-tentang-pesantren-rakyat/, diakses 20 Januari 2015. Mufidah. 2012. Pesantren Rakyat: Perhelatan Tradisional Kolaboratif Kaum Abangan dengan Kaum Santri Pinggiran di Desa Sumberpucung Kabupaten Malang Jawa Timur. Hasil Penelitian Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) (tidak dipublikasikan), Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang. Mujib, M. 2013. Pengaruh Penggunaan Internet terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Nurcahili. 2010. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran Kimia terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(6), hlm 648-658. Samsuddin, R. Y., Asfah R., & Najib, M. 2013. Pemanfaatan E-Learning Moodle pada Mata Pelajaran di SMK Negeri 5 Makassar. http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ 6a56b2e3e76d1e9a77e1756d6182226b.pdf, diakses 5 Februari 2015. Suyono, H., & Haryanto, R. 2009. Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga: Posdaya. Jakarta: Balai Pustaka. Syukur, A. I. 2012. Profesionalisme Guru dalam Mengimplementasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kabupaten Nganjuk. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(2), hlm. 200210. Taufik, M. 2012. Kontruksi dan Akomodasi Pesantren terhadap Budaya Masyarakat. Tesis. Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Thoifah, I. 2013. Model Pesantren Rakyat Al Amin di Sumberpucung Kabupaten Malang. Tesis. Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang. Yahya, A. 2014. Peran Pesantren Rakyat dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Seni Budaya. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang. UNESCO. 2009. ICT Transforming Education: A Regional Guide. http://www.unesco.org/new/en/ communication-and-information/resources/publications-and-communication-materials/ publications/full-list/ict-transforming-education-a-regional-guide/ diakses 5 Mei 2015. 220