Uploaded by Augie Leony

Strategi Pelatihan Partisipatif

advertisement
18
TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
A. Teknik-Teknik Pembelajaran dalam Tahap Pembinaan Keakraban
1. Teknik Diad
a. Deskripsi dan tujuan penggunaan
Teknik diad adalah perternuan antara dua orang yang berkomunikasi secara lisan dan
tertulis. Teknik diad dapat dilakukan dengan cara sederhana, tidak rumit, dan dapat dilakukan
oleh orang-orang yang satu dengan yang lainnya belum berkenalan. Tujuan utamanya ialah
untuk lebih mengenali dan mengenalkan orang lain dalam suasana akrab dan bergembira.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik meminta peserta didik untuk mencari seorang pasangan dari orang yang duduk di
samping, di belakang, atau di depan tempat duduk
2) Pendidik mengidentifikasi pokok-pokok yang harus ditanyakan secara bergantian oleh
pasangan masing-masing. Misalnya tentang nama, umur, pendidikan, pekerjaan, tempat
tinggal, minat, kegemaran, latar belakang keluarga, dan alasan mengikuti kegiatan belajar.
3) Setiap pasangan diad yang telah selesai saling mewawancarai, maka setiap peserta
memperkenalkan pasangannya kepada seluruh kelompok.
c. Keunggulan
1) Mudah dilakukan asal terdapat dua peserta didik atau lebih
2) Tidak memerlukan banyak alat, karena dapat dilakukan secara lisan
3) Menimbulkan suasana keakraban hubungan antar peserta didik, walaupun para peserta
didik baru pertarna kali saling bertemu
4) Dapat mengungkapkan semua pengalaman pribadi secara mendalam sehingga keadaaan
pribadi bahyak terungkap
5) Peserta didik merasa senang karena keadaan pribadinya dikenalkan oleh orang lain, bukan
oleh dirinya sendiri.
d. Kelemahan
1) Memerlukan keberanian dalam mengemukakan gambaran pribadi berdasarkan pokok-pokok
pertanyaan tertulis
2) Untuk memantapkan daya ingat perlu dilengkapi catatan tentang jawaban jawaban yang
disampaikan oleh pihak yang diwawancarai
3) Memerlukan tempat belajar yang memungkinkan peserta didik dapat bertanya dan
melaporkan secara terbuka
4) Waktu cenderung akan melewati batas yang ditetapkan, terlebih-lebih apabila peserta didik
terlibat pada pengalaman yang menarik
5) Tanya jawab kadang kadang meluas pada aspek aspek kehidupan lain yang tidak tercantum
dalam pokok-pokok pertanyaan.
e. Penggunaan
Teknik diad tepat digunakan apabila para peserta didik belum mengenal secara mendalam
antara yang satu dengan yang lainnya. Teknik ini digunakan agar peserta. didik lebih mengenal
dan lebih akrab apabila situasi keakraban perlu ditumbuhkan pada saat kegiatan pembelajaran
dimulai.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
19
2. Teknik Pembentukan Kelompok Kecil
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik pembentukan kelompok kecil bertujuan untuk membina keakraban dan keterbukaan
dalam memilih teman-teman berkelompok. Teknik ini dilakukan untuk membentuk
kelompok-kelompok kecil yang jumlah anggotanya terbatas. Teknik ini dapat membina
dinamika kelompok yang anggota-anggotanya mempunyai hubungan yang erat dan akrab serta
efektif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik menyiapkan kertas daftar isian yang memuat pokok-pokok informasi tentang :
nama, pendidikan, keterampilan, pengalaman, kegemaran, dan seterusnya.
2) Pendidik membagikan kertas daftar isian kepada setiap peserta didik.
3) Pendidik memberi penjelasan tentang tujuan kegiatan yaitu supaya setiap peserta didik
merasa cocok dengan kelompoknya berdasarkan kriteria tertentu.
4) Pendidik meminta kepada peserta didik untuk menempelkan daftar isian itu pada papan
tulis atau lembaran kertas lebar yang telah disediakan.
5) Pendidik berdiskusi bersama peserta didik tentang hasil pengelompokan itu.
6) Pendidik dan peserta didik menetapkan jurnlah kelompok dan anggotanya
c. Keunggulan
1) Peserta didik dapat mencek informasi tentang dirinya sendiri pada daftar islan yang telah
diberikan oleh Pendidik
2) Dapat meningkatkan rasa kepuasan peserta didik dalam memilih teman-teman yang sama
atau Berbeda pengalaman dan pandangannya.
3) Informasi tercatat dengan baik sehingga dapat digunakan untuk keperluan lain di masa
berikutnya.
d. Kelemahan
1) Memerlukan persiapan untuk mencatat pokok-pokok informasi oleh pendidik, diperlukan
alat-alat bantu, seperti papan tulis, kertas lebar dan daftar isian
2) Hanya dapat diikuti oleh peserta didik yang dapat membaca dan menulis
3) Relatif sulit unruk menghasilkan kelompok-kelompok dalam jumlah anggota yang sama
e. Penggunaan
Teknik ini cocok digunakan apabila peserta didik belum dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan peserta didik belum mengetahui bagaimana cara melakukan
kegiatan berkelompok. Di samping itu, teknik ini dapat digunakan untuk membina keakraban
dalam kelompok, pesertanya dapat memilih rekanrekan yang mempunyai kesamaan atau
perbedaan latar belakang pengalaman, keterampilan.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
20
3. Teknik Pembinaan Belajar Berkelompok
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Penggunaan teknik ini adalah untuk mengetahui harapan para peserta didik tentang
aktivitas yang akan dan dapat mereka lakukan dalam kegiatan berkelompok. Harapan ini
diajukan secara tertulis dengan cara mencek (memeriksa) informasi dan mengisi kotak yang
disediakan dalam lembar isian. Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk membiasakan para
peserta didik dalam kegiatan belajar berkelompok.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik menyiapkan lembar isian yang memuat berbagai pernyataan peserta didik.
2) Pendidik membagikan lembar isian kepada peserta didik.
3) Pendidik meminta agar setiap peserta didik memberi tanda cek (v) pada kotak di depan
pernyataan yang cocok dengan harapannya.
4) Pendidik meminta agar lembar isian yang telah dikerjakan itu diserahkan kembali kepada
pendidik.
5) Pendidik bersama beberapa orang peserta didik mengumpulkan, mencampurkan dan
mengelompokkan lembaran.
6) Mengelompokkan para peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil. Pendidik
menyerahkan lembar isian yang telah dikelompokkan itu kepada kelompok-kelompok
peserta didik tersebut.
7) Pendidik meminta agar tiap kelompok mendiskusikan lembar isian itu.
c. Keunggulan
1) Peserta didik dengan segera dapat mencek lembar isian yang harus dijawab karena telah
disediakan sebelumnya
2) Peserta didik dapat bicara secara terbuka dan saling membantu dalam membahas jawaban,
yang tanpa identitas pengisi, serta dapat saling tukar pengalaman.
d. Kelemahan
1) Memerlukan bahan tertulis dan hanya dapat diikuti oleh peserta didik yang dapat membaca
dan menulis.
2) Membutuhkan keberanian mengemukakan pendapat tertulis, informasi (jawaban) tertulis
harus dinyakatan secara lengkap dan jelas.
e. Penggunaan
Dengan menggunakan teknik ini, kelompok diharapkan segera berfungsi sebagai arena
kegiatan pembelajaran. Kegiatan dalam kelompok akan mengembangkan perhatian peserta
didik untuk mengetahui pengalaman masing masing dan belajar dari pengalaman orang lain
yang berhubungan dengan pembinaan kegiatan berkelompok. Teknik ini berguna untuk
memulai kegiatan secara terbuka, mengurangi perasaan tegang, dan lebih mengenal orang lain
dalam suasana gembira.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
21
4. Teknik Penyusunan Pecahan Bulur Sangkar (Broken Square)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik ini dilakukan oleh kelompok dengan menyusun pecahan-pecahan alat menjadi
lima buah bujur sangkar yang sama besarnya. Alat yang digunakan ialah guntingan-guntingan
kertas tebal atau triplek yang menggambarkan bujur sangkar yang berukuran sekitar 15 x 15
Cm. Kegiatan belajar dapat dilakukan di ruangan atau tempat yang dapat menampung
kelompok -kelompok yang anggotanya terdiri atas lima orang peserta didik. Teknik broken
square digunakan untuk membina kesatuan dan kerjasama yang baik dalam kegiatan
berkelompok serta untuk mengurangi kebiasaan bersaing secara perorangan dalam kelompok
itu.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik menyiapkan beberapa set pecahan (serakan) bujur sangkar. Setiap set terdiri atas
5 buah bujur sangkar dengan susunan pecahan yang berbeda-beda.
2) Pendidik menjelaskan agar para peserta didik berhimpun dalam kelompok kecil yang
masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta didik.
3) Pendidik menjelaskan bahwa kegiatan akan dilakukan dalam bentuk permainan sedangkan
pengalaman belajar mereka akan didiskusikan setelah permainan itu berakhir,
4) Campurkan tiap-tiap set yang terdiri atas 15 guntingan itu menjadi satu, kemudian setiap
tiga guntingan dibagikan kepada setiap peserta didik sehingga kelima peserta didik dalam
tiap kelompok itu memperoleh masing-masing tiga buah guntingan.
5) Pendidik menerangkan kepada mereka bahwa tiap peserta didik memiliki tiga buah
guntingan.
6) Pendidik memimpin diskusi tentang pengalaman peserta dalam setiap kelompok pada saat
menyusun bujur sangkar.
7) Pendidik menyarankan kepada peserta didik untuk mendiskusikan jawaban-jawaban itu
sehingga para peserta didik dapat mengetahui penggunaan teknik tersebut dalam dunia
kehidupannya.
c. Keunggulan
1) Peserta didik dapat bekerja dengan semangat kompetitif terhadap kelompok lain.
2) Memupuk kerja sama dan saling memperhatikan kebutuhan sesama peserta didik dan
kelompok.
3) Mengembangkan tanggung jawab kelompok sehingga tugas bersama dapat diutamakan.
4) Peserta didik dapat merespon dan mengevaluasi kegiatan mereka dalam diskusi kelompok.
d. Kelemahan
1)
2)
3)
4)
Peserta didik bekerja dengan suasana tegang dalam menyelesaikan tugas dengan cepat
Adanya peserta didik yang kurang tanggap terhadap kebutuhan orang lain.
Adanya peserta didik yang mementingkan tugas dirinya sendiri
Peserta didik yang tugsanya tidak selesai cenderung akan kurang responsif
e. Penggunaan
Teknik ini akan tepat digunakan dalam saat permulaan kegiatan belajar yang dilakukan
oleh para peserta didik yang mempunyai latar belakang kehidupan bermacam ragam. Dengan
penggunaan teknik ini, tanggung jawab bersama dalam kelompok akan terbina dan persaingan
perorangan akan dapat dikurangi atau dihindarkan.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
22
B. Teknik-Teknik Dalam Identifikasi Kebutuhan, Sumber-sumber, dan Hambatan
Pembelajaran
1. Teknik Curah Pendapat (Brainstorming)
a. Deskripsi Singkat
Curah pendapat adalah teknik pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang peserta
didiknya memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda. Kegiatan
ini dilakukan untuk menghimpun gagasan dan pendapat dalam rangka menentukan dan
memilih berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan
kebutuhan belajar, sumber-sumber, hambatan dan lain sebagainya.
b. Langkah-langkah penggunaan teknik
1) Pendidik menyusun pertanyaan-pertanyaan tentang kebutuhan belajar, sumber-sumber
dan/atau kemungkinan-kemungkinan hambatan pembelajaran.
2) Pendidik menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada seluruh peserta didik dalam
kelompok.
3) Pendidik menjelaskan aturan-aturan yang harus diperhatikan oleh para peserta didik,
seperti : setiap orang menyampaikan satu pendapat, mengemukakan pendapat atau
gagasannya.
4) Pendidik memberitahukan waktu yang akan digunakan kepada peserta didik untuk
mengemukakan pendapatnya
5) Pendidik boleh menunjuk seorang penulis untuk mencatat pendapat dan jawaban yang
diajukan peserta didik.
c.
Keunggulan
1) Merangsang semua peserta didik untuk mengemuka- Kan pendapat dan gagasan Baru
2) Menghasilkan jawaban atau pendapat melalui Reaksi berantai
3) Penggunaan waktu dapat dikontrol dan teknik ini dapat digunakan dalam kelompok besar
atau kelompok kecil
4) Tidak memerlukan banyak alat dan tenaga profesional
d. Kelemahan
1) Peserta didik yang kurang Perhatian dan kurang berani mengemukakan Pendapat akan
merasa terpaksa untuk menyam- paikan buah pikirannya.
2) Jawaban cenderung mudah lepas dari pendapat yang berantai.
3) Peserta didik cenderung beranggapan bahwa semua pendapatnya diterima.
4) Memerlukan eavaluasi lanjutan untuk menentukan prioritas pendapat yang disampaikan.
e. Penggunaan
Curah pendapat dapat digunakan untuk menghimpun sebanyak mungkin pernyataan
tentang kebutuhan, gagasan, pendapat dan jawaban tentang berbagai alternatif pemikiran untuk
menghadapi masalah. Curah pendapat dapat dilakukan pula khususnya untuk memecahkan
masalah baru atau untuk rnenentukan cara-cara dalam menghadapi masalah lama. Teknik ini
tepat digunakan karena dalam waktu singkat dapat terhimpun gagasan, pendapat dan jawaban
yang inovatif, asal saja tidak terdapat kritik yang menghambat spontanitas penyampaian
pernyataan oleh peserta didik.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
23
2. Teknik Wawancara (interview)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan belajar,
sumber-sumber, hambatan dan lain sebagainya yang disampaikan oleh peserta didik, pimpinan
lembaga atau masyarakat. Penggunaan teknik ini dilakukan melalui proses tanya jawab antara
pendidik dengan peserta didik atau antar peserta didik.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik menyiapkan daftar pertanyaan.
2) Pendidik menjelaskan kepada peserta didik tentang maksud wawancara yaitu agar mereka
ikut serta secara aktif dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar, sumber-sumber, dan
kemungkinan hambatan yang dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan
kegiatan pembelajaran.
3) Pendidik bersama peserta didik menetapkan urutan prioritas kebutuhan belajar setelah
mempertimbangkan dukungan dari sumber-sumber yang ada dan tingkat hambatan yang
mungkin dihadapi.
c. Keunggulan
1) Peserta didik dapat mengungkapkan perasaan, pikiran dan harapan secara lebih mendalam
2) Memberi kesempatan yang optimal kepada peserta didik untuk mengemukakan
pendapatnya
3) Peserta didik dapat menjawab dengan bebas, dapat memberikan saran-saran dan
pendapatnya tentang hal-hal di luar pertanyaan yang diajukan.
4) Pertanyaan dapat mengubah susunan atau gaya pertanyaannya apabila kurang dipahami
oleh peserta didik
d. Kelemahan
1)
2)
3)
4)
Memerlukan waktu relatif lama untuk mengungkapkan informasi yang lengkap.
Kemungkinan tidak dapat mengungkapkan jawaban dari semua peserta didik
Yang diwawancarai dapat merasakan sebagai orang yang “diintrogasi”
Yang diwawancarai cenderung mengemukakan perkiraan, bukan yang benar-benar
dirasakannya.
e. Penggunaan
Teknik ini tepat digunakan apabila pendidik ingin mengetahui secara langsung jawaban
atau pendapat para peserta didik melalui pengungkapan informasi secara lisan. Dalam hal ini
peserta didik tidak hanya ingin diketahui tentang isi informasi yang ia kemukakan tetapi juga
bagaimana ia mengungkapkan informasi itu. Teknik ini dapat dikembangkan menjadi angket
(kuesioner) yang sekaligus berfungsi sebagai pedoman wawancara (interview guide)
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
24
C. Teknik-teknik dalam Tahap Perumusan Tujuan Belajar
1.
Teknik Penentuan oleh Kelompok (Nominal Group Technique)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Nominal group technique (NGT) digunakan untuk menumbuhkan partisipasi yang efektif
pada para peserta didik dalam merumuskan dan membuat prioritas tujuan. NGT mengoptimalkan kreativitas dan partisipasi aktif setiap peserta didik serta menghasilkan berbagai
saran yang berkualitas berdasarkan kriteria yang lebih rinci. Hasil NGT akan lebih baik
daripada hasil diskusi kelompok atau curah pendapat. NGT membatasi pembicaraan tunggal
atau pandangan hanya dari sebagian peserta didik yang dapat mendominasi perternuan.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik bersama peserta didik membagi kelompok besar menjadi sub-sub kelompok yang
masing-masing terdiri atas 5-8 orang peserta.
2) Peserta didik pada setiap kelompok menuliskan pendapatnya. Tiap peserta didik, secara
bergantlan dipersilahkan mengemukakan pendapatnya secara singkat terhadap arahan yang
telah disampaikan oleh pendidik.
3) Kelompok-kelompok berdiskusi. Tiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat
tersebut.
4) Pada kertas kecil yang telah dibagikan terdahulu, tiap peserta didik menuliskan pendapat
menurut pilihannya dalam bentuk prioritas.
5) Peserta didik belajar memberikan pendapat akhir. Tiap peserta menuliskan suara terakhir
dengan memilih prioritas menurut urutan.
6) Menarik kesimpulan. Urutan prioritas ditabulasi oleh ketua kelompok untuk dijadikan
daftar terakhir.
c. Keunggulan
1) Dapat menghindarkan dominasi pembicaraan oleh peserta. didik yang memiliki status
lebih tinggi dan agresif. Semua peserta didik mempuyai kesempatan yang sama
2) Kelompok dapat menyadari tujuan yang akan dirumuskan, sekaligus melakukan evaluasi
atau kritik terhadap topik yang sedang dibicarakan
3) Saling memupuk gagasan cenderung berkurang karena aturan-aturan kegiatan telah
ditetapkan
4) Mengembangkan suasana demokratis, kreatif dan mengurangi ketidakefisienan pertemuan.
d. Kelemahan
1) Cenderung mengurangi fleksibilitas karena tidak memungkinkan alternatif lain dalam cara
mengemukakan pendapat.
2) Adanya pencatatan pendapat dan diskusi untuk memperjelas pendapat.
3) Kegiatan peserta didik dalam kelompok mungkin memerlukan biaya untuk penyediaan alat
bantu.
4) Memerlukan keterampilan menulis, membaca dan berpikir.
e. Penggunaan
Teknik ini akan tepat digunakan apabila kegiatan belajar bermaksud untuk menghimpun
informasi tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai serta prioritas tujuan yang ingin ditetapkan
berdasarkan urutan yang disetujui oleh para peserta didik. Teknik ini dapat melibatkan peserta
didik dari berbagai tingkatan dalam proses pengambilan keputusan agar keputusan-keputusan
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
25
itu diterima oleh mereka dan menjadi milik bersama. Teknik ini dapat menumbuhkan dan
mengembangkan suasana dan kegiatan demokratis.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
26
2. Teknik Delphi
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik Delphi digunakan untuk menghimpun keputusan-keputusan tertulis ang diajukan
oleh sejumlah calon peserta didik atau para pakar yang tempat tinggaInya tersebar dan mereka
tidak dapat berkumpul atau tidak dapat bertemu muka dalam menentukan keputusan-keputusan
itu. Keputusan tersebut menyangkut tujuan kegiatan belajar, perencanaan kegiatan, pemecahan
masalah yang dihadapi bersama, dan lain sebagainya. Kegiatan ini bertujuan untuk melibatkan
para calon peserta didik atau para pakar dalam membuat keputusan sehingga
keputusan-keputusan itu lebih berbobot dan menjadi milik bersama. Oleh karena teknik Dephi
ini tidak mensyaratkan para calon peserta didik dan para pakar untuk berkumpul dengan
bertemu muka, maka teknik ini sangat berguna pula untuk melibatkan pimpinan lembaga dan
masyarakat dalarn memberikan jawaban terhadap rancangan keputusan.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik dan/atau perencana program menyusun pertanyaan dalam format khusus dan
menggandakan format tersebut.
2) Menentukan calon peserta didik atau pakar yang akan dikirimi format
3) Menghubungi calon peserta didik atau pakar dengan mengirimi format pertanyaan.
4) Menganalisis jawaban-jawaban dengan mentabulasi, menginter-pretasi dan merumuskan
informasi
5) Berdasarkan hasil analisis di atas maka dibuat lagi format pertanyaan yang lebih khusus
dan rinci untuk memperoleh jawaban dan tanggapan kembali dari para calon peserta didik
atau pakar yang telah merespons pertanyaan pertama.
6) Melakukan langkah ke-3 dan ke-4 untuk pertanyaan dalam langkah ke-5
7) Merumuskan dan menetapkan keputusan terakhir berdasarkan informasi tersebut.
c. Keunggulan
1)
2)
3)
4)
Dapat menjangkau sasaran yang tersebar luas.
Pertanyaan dan jawaban disusun secara tertulis sehingga informasi lebih otentik.
Pertanyaan umum dapat diikuti dengan pertanyaan yang lebih khusus.
Jawaban yang terkumpul dapat diolah dan dianalisis.
d. Kelemehan
1) Membutuhkan waktu relatif lama dibandingkan dengan teknik wawancara.
2) Calon yang dapat memberi jawaban ialah yang termotivasi dan dapat membaca serta
menulis.
3) Kemungkinan adanya responden yang tidak mengirimkan jawaban.
4) Membutuhkan waktu yang cukup untuk mengolah, menganalisis data dan merumuskan
jawaban.
e. Penggunaan
Teknik ini tepat digunakan untuk menghimpun informasi dar! orang-orang yang tempat
tinggaInya tersebar namun mercka memiliki hubungan yang dekat dengan masalah yang
dihadapi. Informasi yang dikumpulkan itu dijadikan bahan untuk pembuatan keputusan.
Informasi dari responden dapat dilengkapi dengan informasi yang diperoleh, melalui teknik ini,
dari para perencana, kelompok staf dan lain sebagainya.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
27
3. Diskusi Kelompok
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Diskusi kelompok ialah pembicaraan melalui tatap muka yang direncanakan diantara dua
orang peserta didik atau lebih tentang pokok atau topik bahasan tertentu, dan dipimpin oleh
seorang pernimpin diskusi. Pembicaraan itu mengungkap pikiran, gagasan dan pendapat
tentang topik yang dibahas. Topik itu dapat berupa bahan yang berhubungan dengan tugas,
rumusan atau konsep tentang sesuatu gagasan, atau pemecahan suatu masalah. Tujuan
penggunaan teknik ini ialah untuk tukar-menukar informasi tentang topik yang dibahas
sehingga dapat dicapai kesamaan, kecocokan dan kesepakatan pikiran di antara peserta didik.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Sebelum diskusi dilangsungkan, pendidik, mungkin bersarna peserta didik, menghimpun
informasi yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas.
2) Pendidik, atau bersarna peserta, didik, menyusun uraian suatu topik.
3) Dalam kelompok besar, pendidik menjelaskan topik yang akan dibahas, tujuan
pernbahasan dan cara-cara diskusi secara demokratis serta mernotivasi agar sernua peserta
didik ikut ambil bagian dalarn pernbahasan.
4) Pendidik menyarankan agar kelompok besar dibagi menjadi beberapa sub kelompok dan
setiap sub kelompok memiliki seorang pimpinan diskusi dan seorang penulis/ pelapor.
5) Sub-sub kelompok melaksanakan diskusi.
6) Dalam kegiatan diskusi sub-sub kelompok, pendidik membantu peserta agar pembicaraan
dilakukan secara demokratis dan terarah kepada topik yang dibahas.
7) Pendidik memimpin diskusi kelompok besar untuk membahas laporan hasil diskusi
sub-sub kelompok
8) Pendidik bersama peserta didik menyimpulkan hasil diskusi ketompok besar
9) Pendidik bersama peserta didik melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil diskusi.
c. Keunggulan
1) Semua peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat
dan gagasan
2) Dapat menumbuhkan suasana demokratis dalam kelompok
3) Dapat menumbuhkan rasa kesatuan dan tanggung jawab bersama
4) Dapat memperluas pandangan meialui kegiatan saling belajar
5) Dapat mengembangkan rasa kepemimpinan dan penghayatan terhadap kepernimpinan
bersama
d. Kelemahan
1) Kurang efektif apabila dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya dalam jumlah
besar
2) informasi yang diterima peserta terbatas, pembicaraan dibatasi dan dalam suasana relatif
formal
3) Kecenderungan bahwa pembicaraan dapat menyimpang dan menjadi pembicaraan yang
meluas atau pertentangan pendapat
4) Pembicaraan dapat didominasi oleh peserta-peserta tertentu
5) Membutuhkan pimpinan diskusi yang lebih berwibawa dan lebih terampil dalarn mengatur
pembicaraan
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
28
e. Penggunaan
Teknik ini akan tepat digunakan apabila kegiatan belajar dilakukan guna menghimpun
informasi untuk disepakati bersama oleh para peserta didik. Teknik ini akan efektif dalam
membantu peserta. didik untuk mengemukakan pendapat dan gagasannya, mengenal dan
mengolah topik yang dibahas serta untuk membuat topik itu menarik bagi peserta didik.
Dengan teknik ini peserta didik yang tidak suka berbicara, padahal mungkin mempunyai buah
pikiran yang baik, dapat "ditarik" untuk mengemukakan pendapat dan gagasannya.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
29
D. Teknik-teknik dalam Tahap Penyusunan Program Kegiatan Belajar
1.
Teknik Pemilihan Cepat (Q-Sort Technique)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik Q-sort (quick-sort technique) adalah teknik pemilihan dan penentuan prioritas
dari beberapa alternatif kemungkinan program yang telah disusun dan program itu akan
dilaksanakan. Teknik ini digunakan pula untuk memilih masalah-masalah yang dihadapi dan
harus segera dipecahkan. Alternatif kemungkinan program atau masalah yang akan dipilih,
disiapkan sebelumnya berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan, sumber-sumber dan
kemungkinan hambatan, atau berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Peserta didik
menelaah dan memilih alternatif-alternatif tersebut berdasarkan pemahaman dan pertimbangan
masing-masing.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik menyusun daftar alternatif program atau masalah yang akan dipilih dan
ditetapkan urutan tingkatan/prioritasnya oleh para peserta didik.
2) Pendidik membuat alat-alat bantu yang diperlukan untuk daftar alternatif itu.
3) Pendidik membagikan daftar alternatif dan alat-alat bantu kepada setiap peserta didik dan
memberikan petunjuk tentang cara menggunakan bahan belajar tersebut.
4) Pendidik membantu peserta didik untuk mengolah kartu-kartu yang telah disusun
berdasarkan kategori itu.
5) Pendidik memimpin diskusi tentang hasil yang telah dicapai dan memotivasi para peserta
didik untuk mengemukakan alasan pemilihan susunan prioritas program itu dan
kemungkinan tentang kegiatan tindak lanjut yang akan dilakukan.
c.
Keunggulan
1) Peserta didik dapat memperluas kegiatan berpikir dalam mencari alasan-alasan pemilihan
program ke dalam kategori.
2) Tiap peserta didik aktif melakukan tugas yang telah ditentukan langkah-langkahnya.
3) Peserta didik dapat ikut serta dalam mengolah nilai proses pembelajaran.
d.
Kelemahan
1) Membutuhkan persiapan untuk menyusun daftar program, ketegori dan alat-alat yang
dibutuhkan.
2) Peserta didik yang mempunyai alternatif program lain tidak dapat dinyatakan dalam
kategori.
3) Agak sukar mengolah nilai apabila peserta didiknya terlalu banyak.
e. Penggunaan
Teknik ini akan tepat digunakan dalam kelompok belajar yang tidak terlalu banyak
pesertanya. jumlah peserta sebaiknya tidak lebih dari 20 orang, sehingga kegiatan belajar dapat
diselesaikan dalam waktu sekitar satu jam. Teknik ini akan efektif untuk memberi kesempatan
kepada para peserta didik dalam menentukan dan memilih sendiri prioritas program atau
masalah. Teknik ini berguna pula untuk menetapkan sendiri prioritas program atau masalah
yang paling penting berdasarkan kesepakatan para peserta didik dengan tidak menimbulkan
pertentangan pendapat di antara mereka.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
30
2. Teknik Perancangan Program
a. Deskripsi singkat
Teknik perancangan program menggambarkan pendekatan yang komprehensip tentang
kegiatan bersama untuk mengidentifikasi masalah. Kegiatan mengidentirikasi itu terdiri atas
mengenal, menjelaskan dan merumuskan masalah. Setelah masalah itu diidentifikasi, perlu
disusun alternatif program pemecahan dan prioritasnya dengan memperhitungkan kebutuhan,
sumber dan kemungkinan hambatan yang akan ditemui.
b. Tujuan penggunaan
1) Mengembangkan partisipasi peserta didik dalam menentukan keputusan dan
mengkordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya non manusia dari berbagai
bidang di dalam proses penyusunan program.
2) Merencanakan program-program dalam bidang kegiatan yang berbeda-beda tetapi
memerlukan koordinasi seperti program pembangunan fisik, pendidikan sekolah,
pendidikan luar sekolah, administrasi desa, dan lingkungan risik.
3) Mengesahkan keputusan-keputusan tentang program yang dapat diterima oleh semua
peserta didik dan memperoleh dukungan dari mereka.
c. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik mengorganisasi pertemuan, dengan melakukan pertemuan kelompok dan
menumbuhkan suasana saling mengenal antara peserta didik, melakukan kegiatan belajar
yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik, kelompok harus mengetahui apa tujuan
yang ingin dicapai dan apa tugas-tugas para peserta.
2) Para peserta didik mengidentifikasi masalah.
3) Para peserta didik mengidentifikasi program-program yang mungkin dapat dilakukan
untuk memecahkan masalah itu.
4) Para peserta didik mengembangkan komponen-komponen program
d. Keunggulan
1) Peserta didik dapat melakukan kegiatan terorganisasi dan partisipatif.
2) Program akan lebih diterima karena menyangkut semua kebutuhan peserta didik.
3) Meningkatkan efektivitas program karena semua peserta didik ambil bagian dalam
perencanaan.
4) Mengurangi hambatan-hambatan yang mungkin ditemui dalam pelaksanaan program.
e. Kelemahan
1) Partisipasi peserta didik mungkin didominasi seseorang yang mempunyai kedudukan
tinggi.
2) Mungkin ada efek negatif bagi peserta didik dalam proses perencanaan, misalnya adaanya
adanya harap yang berlebihan terhadap program
3) Kegiatan ini memerlukan kemampuan intelektual yang tinggi.
4) Memerlukan waktu kegiatan yang lebih lama, mungkin 3 ayau 4 jam atau setengah hari.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
31
f. Penggunaan
Teknik ini tepat digunakan dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan melalui
tiga tahap kegiatan. Pertama, sekelompok peserta didik mengidentifikasi masalah-masalah dan
menyusunnya dalam urutan prioritas. Kedua, menjajagi dan menetapkan alternatif program dan
prioritasnya untuk memecahkan masalah itu. Ketiga, menyusun komponenkomponen program
yang telah disetujui oleh kelompok sebagai program yang diprioritaskan.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
32
E. Teknik-teknik dalam Pelaksanaan Program Pembelajaran
1 . Teknik Simulasi
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan teknik
Simulasi adalah cuplikan suatu situasi kehidupan nyata yang diangkat ke dalam kegiatan
pembelajaran. Simulasi merupakan teknik yang diorganisasi secara baik oleh para peserta
didik. Simulasi adalah kegiatan belajar yang waktunya relatif panjang dan dapat melibatkan
kegiatan-kegiatan lain seperti diskusi, wawancara, dan penyampaian laporan. Simulasi seolah
olah sebuah drama yan mengandung masalah yang mesti dipecahkan.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik, bersama peserta didik, memilih dan menyusun cuplikan suatu situasi kehidupan
nyata. Selanjutnya pendidik mempelajari peraturan simulasi untuk menentu kan fungsi,
peran, dan proses yang akan dilakukan.
2) Pendidik menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik simulasi.
3) Pendidik menjelaskan masalah-masalah yang ada dalarn cuplikan itu sehingga para peserta
didik berpikir untuk menghubungkan masalah yang diungkapkan dalam simulasi dengan
masalah-masalah yang ada dalam kehidupan mereka.
4) Pendidik memilih dan memotivasi beberapa peserta untuk melakukan peran-peran dalam
simulasi.
5) Pendidik atau salah seorang peserta didik memimpin diskusi tentang proses dan hasil
simulasi.
c. Keunggulan
1) Kegiatan simulasi lebih dekat dengan kehidupan nyata dari peserta didik
2) Dapat menolong peserta didik berpikir tentang masalah dalam kehidupan nyata dan
berusaha memecahkannya.
3) Kegiatan belajar lebih menarik karena dihubungkan dengan peran-peran dalam kehidupan
nyata.
4) Mendorong tumbuhnya kerjasama para peserta didik dalam menghadapi masalah.
d. Kelemahan
1) Membuatkan persiapan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam kehidupan nyata para
peserta didik.
2) Tidak mudah mencuplik situasi kehidupan nyata yang dapat menarik minat semua peserta
didik.
3) Penyesuaian terhadap peran-peran orang lain membutuhkan kemampuan intelektual yang
tinggi.
4) Kadang-kadang kegiatan dapat menyita waktu yang lebih lama dari waktu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
e. Penggunaan
Simulasi tepat digunakan untuk memperoleh informasi baru dan untuk meningkatkan
kesadaran peserta terhadap masalah yang dihadapi bersama dan untuk mendorong semangat
mereka dalam mernecahkan masalah tersebut. Para peserta didik diharapkan bersikap kritis
terhadap kehidupan nyata serta timbul keinginannya untuk memperbaiki keadaan, memecahkan
masalah, dan menghindarkan faktor-faktor penyebab timbulnya masalah.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
33
2. Discussion Starter Story
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Studi kasus ialah deskripsi menyeluruh tentang situasi kehidupan yang khusus seperti
ruang lingkup masalah, dan issu yang nyata. Teknik ini memberikan informasi tentang kasus
tertentu kepada para peserta didik sehingga dengan informasi tersebut mereka dapat mengenal,
memahami dan menganalisis kasus itu secara mendalam.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik, mungkin bersama peserta didik, menyiapkan bahan belajar yaitu suatu kasus
yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan.
2) Pendidik memberi penjelasan tentang : kegiatan apa yang harus dilakukan oleh para
peserta didik.
3) Pendidik bersama peserta didik mengevaluasi proses dan hasil pelaksanaan studi kasus.
c. Keunggulan
1) Kasus dapat disajikan dengan berbagai bentuk (tertulis, lisan, film, slide, rekaman, atau
permainan peran).
2) Setiap peserta didik diberi kesempatan yang sama untuk menganalisis dan mengajukan
informasi tentang alternatif pernecahan masalah
3) Peserta didik dapat mengenal masalah-masalah dari kehidupan nyata
4) Mengembangkan suasana bertukar pikiran dan pendapatdengan menggunakan pengetahuan
dan keterampilan yang mereka
d. Kelemahan
1) Memerlukan kreativitas dan keterampilan dalam menyusun kasus yang diangkat dari
kehidupan nyata
2) Semua peserta didik tidak sama kepentingannya terhadap masalah yang diajukan
3) Waktu yang diperlukan dapat bertambah, lebihlebih apabila analisis kasus dilakukan
secara mendalam.
4) Mernbutuhkan pimpinan diskusi yang terampil untuk menghindarkan perdebatan yang
tidak perlu
d. Penggunaan
Teknik studi kasus dapat digunakan apabila kegiatan belajar dilakukan untuk
menghubungkan masalah yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Dengan teknik ini
pendidik dapat membantu peserta didik dalam melihat berbagai pandangan, memperluas
persepsi, dan membuka pikiran tentang ide-ide baru yang konstruktif untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
34
3. Teknik Cerita Pemula Diskusi (Discussion Starter Story)
a. Deskripsi Singkat Dan Tujuan Penggunaan
Cerita pemula diskusi merupakan bahan belajar yang berhubungan dengan pemecahan
masalah. Isinya. memberikan gambaran tentang suatu kejadian penting yang relevan dengan
latar belakang kehidupan peserta didik. Pendidik dapat menyajikan cerita tersebut. Cerita
pemula diskusi hendaknya berhubungan dengan masalah atau isyu yang berhubungan dengan
usaha mempengaruhi kehidupan masyarakat.
b. Langkah-langkah penggunaan.
1) Pendidik, peserta didik atau keduanya, menyusun cerita yang belum diselesaikan dengan
memperhatikan isi, bahasa dan latar belakang para peserta didik.
2) Pendidik mengelompokkan para peserta didik menjadi sub-sub kelompok.
3) Pendidik memberikan petunjuk tentang kegiatan yang perlu dilakukan dalam kelompok dan
tentang cara mendiskusikan cerita yang harus disempurnakan
4) Pendidik menyusun pertanyaan-pertanyaan tentang cerita itu dengan maksud merangsang
timbulnya diskusi dan untuk membantu para peserta didik dalam menghubungkan cerita
tersebut dengan pengalaman mereka.
5) Peserta didik mendiskusikan cerita serta menyusun lanjutan cerita yang mereka anggap tepat
untuk menyempurnakan cerita pemula diskusi itu.
6) Pendidik bersama peserta didik mengevaluasi proses dan hasil kegiatan diskusi serta
penyusunan cerita lanjutan.
c.
Keunggulan
1) Peserta didik dapat mengadakan diskusi berdasarkan pengalaman masing-masing.
2) Peserta didik menyusun hasil diskusi dalam cerita lanjutan.
3) Peserta didik didorong untuk mengingat dan menghubungkan pengalamannya dengan
pengalaman orang lain.
4) Mengkobinasikan kegiatan berpikir dengan keterampilan menulis.
d. Kelemahan
1)
2)
3)
4)
5)
Hanya efektif bagi peserta didik yang dapat membaca dan menulis.
Tidak mudah menyusun cerita yang dapat diterima oleh seluruh peserta didik.
Membutuhkan keterampilan peserta didik dalam menghubungkan pengalaman mereka.
Mmemerlukan alat dan bahan-bahan untuk menulis.
Memerlukan waktu yang relatif alama.
d.
Penggunaan
Cerita pemula diskusi merupakan alat yang sangat berguna untuk memulai kegiatan
diskusi baik di masyarakat atau di dalam kelas. Cerita yang relevan dengan kehidupan peserta
dan menarik perhatian mereka merupakan alat yang bermanfaat untuk memotivasi peserta
didik.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
35
4. Teknik Kelompok Buzz (Buzz Group)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik kelompok buzz digunakan dalarn kegiatan pembelajaran pernecahan masalah
yang di dalamnya mengandung bagian bagian khusus dalam masalah itu. Kegiatan belajar
biasanya dilakukan melalui diskusi di dalarn kelompok-kelompok kecil (sub groups) dengan
jumlah anggota masing-masing kelompok sekitar 3-4 orang. Kelompok-kelompok kecil itu
melakukan kegiatan diskusi dalam waktu singkat tentang bagian-bagian khusus dari masalah
yang dihadapi oleh kelompok besar.
b.
Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik, mungkin bersama peserta didik, memilih dan menentukan masalah dan
bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar.
2) Pendidik menunjuk beberapa peserta didik untuk membentuk kelompok kecil. lumlah
kelompok yang akan dibentuk dan banyaknya peserta dalam setiap kelompok kedl
disesuaikan dengan jumiah bagian masalah yang akan dibahas
3) Pendidik membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok kecil.
4) Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah
ditentukan.
5) Pendidik mengundang kelompok-kelompok kecil untuk berkumpul kembali dalam
kelompok besar, kemudian ia mempersilahkan para pelapor dari masing-masing kelompok
kedl secara bergiliran untuk menyampaikan laporannya kepada kelompok besar.
6) Pendidik, atau seorang peserta didik yang ditunjuk, mencatat pokok-pokok laporan yang
telah disampaikan.
7) Pendidik dapat menugaskan salah scorang atau be~erapa orang peserta didik untuk
merangkum hasil pembahasan akhir laporan itu.
c.
Keunggulan
1) Peserta didik yang kurang biasa menyampaikan pendapat dalam kelompok belajar seolaholah dipaksa oleh situasi untuk berbicara dalam kelompok kecil.
2) Menumbuhkan suasana akrab, penuh perhatian terhadap pendapat orang lain, dan mungkin
akan menyenangkan.
3) Dapat menghimpun berbagai pendapat tentang bagian-bagian masalah dalam waktu
singkat.
4) Dapat digunakan bersama teknik lain sehingga penggunaan teknik ini bervariasi.
d.
Kelemahan
1) Mungkin terjadi pengelompokan yang pesertanya terdiri dari orang-orang yang tidak tahu
apa-apa sehingga kekuatan kelompok menjadi tidak seimbang.
2) Laporan-laporan kelompok-kelompok kecil tidak tersusun secara sistematis dan terarah.
3) Pembicaraan mungkin dapat berbelit-belit.
4) Membutuhkan waktu untuk mempersiapkan masalah dan untuk bagian-bagian masalah itu.
e. Penggunaan
Teknik ini tepat digunakan apabila peserta didik dalam suatu kelompok terlalu banyak
schingga setiap orang tidak mempunyai kesempatan berpartisipasi. Alasan lain untuk
menggunakan teknik ini ialah pertama, apabila masalah itu mengandung beberapa aspek atau
bagian yang perlu dibahas secara khusus. Kedua, apabila waktu yang tersedia untuk membahas
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
36
masalah itu terbatas. Ketiga, apabila terdapat peserta didik yang lamban dan kurang berminat
untuk berpartisipasi.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
37
5.
a.
Teknik Pemecahan Masalah Kritis (Critical Incident)
Deskripsi dan tujuan penggunaan teknik
Teknik pernecahan masalah kritis (Critical incident) ialah suatu teknik yang
menggambarkan pengalaman atau masalah seseorang yang disusun untuk memancing
perhatian atau perasaan para peserta latihan. Pemecahan masalah kritis dapat dipergunakan
untuk menggerakkan diskusi, dan untuk meningkatkan kemampuan peserta latihan dalam
menganalisis, menilai, dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam dunia kehidupannya.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik, dan/atau peserta didik, memilih dan menyusun permasalahan sebagai bahan
belajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan.
2) Pendidik menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan oleh para peserta didik, yaitu
memecahkan masalah yang diajukan
3) Jika aktivitas ini dipergunakan untuk pelatihan individual, setiap peserta didik mendapat
sebuah bahan pernecahan masalah kritis yang sama atau berbeda untuk dikerjakan dalam
jangka waktu tertentu misaInya 10-15 menit, dan 3-5 menit untuk laporan hasilnya.
4) Pada akhir pertemuan, pendidik atau peserta didik yang ditunjuk, menyimpulkan hasil
kegiatan belajar.
5) Pendidik bersama peserta didik melakukan evaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.
c.
Keunggulan
1) Peserta didik dapat menggunakan pengalaman dalam dunia nyata sebagai bahan belajar.
2) Peserta didik berusaha menganalisis dan menentukan sikap terhadap masalah yang
dihadapi.
3) Mereka belajar untuk saling mencari dan menyesuaikan alasan-alasan tentang sikap yang
diambil dan tentang pemecahan masalah kritis.
4) Mereka didorong untuk berani mengemukakan pendapat secara tertulis dan lisan serta
saling menghargai pendapat orang lain
d. Kelemahan
1) Peserta didik yang dapat menggunakan teknik ini ialah mereka yang telah terampil
membaca dan menulis.
2) Membutuhkan keterampilan untuk mengemukakan pendapat secara rasional.
3) Memerlukan waktu khusus untuk menyusun bahan belajar yang berhubungan dengan
dunia kehidupan peserta didik.
4) Mungkin timbul perselisihan pendapat tentang sikap dan cara-cara pemecahan masalah.
Oleh karena itu waktu yang dibutuhkan mungkin melebihi batas yang telah dientukan.
d. Penggunaan
Teknik ini tepat digunakan pada tingkat permulaan kegiatan pernbelajaran. Teknik ini
pun akan tepat digunakan apabila kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mendekatkan atau
mengaitkan dunia kehidupan peserta didik dengan pengalaman belajar mercka dan untuk
mengembangkan kegiatan belajar baik mandiri maupun kelompok.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
38
6. Teknik Situasi Hipotesis (Hyphotetical Situation Technique)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Bentuk kegiatan pernbelajaran pemecahan masalah yang sederhana lainnya ialah teknik
situasi hipotesis. Situasi hipotesis adalah suatu deskripsi singkat tentang suatu situasi/kejadian
yang bercorak andaian. Teknik ini digunakan dalam mendorong para peserta didik untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai
alternatif yang dapat diputuskan oleh para peserta didik.
b. Langkah-langkah penggunaan
Langkah-langkah penggunaan teknik ini sama dengan langkah-langkah yang digunakan
dalam teknik pemecahan masalah kritis.
c. Keunggulan dan kelemahan teknik.
Sama dengan keunggulan dan kelemahan teknik pernecahan masalah kritis.
d. Penggunaan
Karena kesederhanaannya, sama halnya dengan teknik pemecahan masalah kritis, teknik situasi
hipotesis tepat dilakukan pada permulaan kegiatan pembelajaran. Namun apabila diperlukan, teknik
ini dapat pula dilakukan pada kegiatan pembelajaran lanjutan.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
39
7. Teknik Forum
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik forum merupakan salah satu teknik pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada setiap peserta didik untuk berpartisipasi guna mengenal dan menjelaskan masalah, dan
untuk mengungkapkan serta menyatakan perasaan, pengetahuan dan pendapat tentang isu-isu yang
timbul di dalam pembahasan masalah. Teknik ini memungkinkan peserta didik dapat menambah
pengetahuan secara langsung, memberikan ide-ide baru, pendapat dan saran, dan menyadari
perlunya saling mengerti dan saling menghormati pendapat masing~masing.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik mengidentifikasi dan menetapkan topik atau pokok bahasan yang akan diajukan
dalam forum
2) Pendidik bersama peserta didik menentukan moderator yang dipilih dari para peserta didik
dan nara sumber atau panelis dari luar dan/atau dari dalam kelompok belajar.
3) Pendidik memberi tugas kepada para peserta didik untuk mempelajari bahan-bahan yang
berhubungan dengan topik yang akan dibicarakan dan mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan, pendapat serta saran-saran yang dapat diajukan di dalam forum
tersebut.
4) Pendidik membantu para peserta didik dalam mempersiapkan tempat penyelenggaraan
forum
5) Pendidik membantu peserta didik dalam kegiatan forum.
6) Pendidik menyampaikan kesimpulan umum, penjelasan, pendapat, dan saran-saran
7) Apabila diperlukan, pendidik bersama peserta didik dapat menentukan topik pembicaraan,
moderator dan nara sumber untuk kegiatan forum berikutnya.
8) Pendidik bersama peserta didik melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil penggunaan
teknik forum.
c. Keunggulan
1) Teknik ini memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berperan dalam
membahas masalah sehingga memungkinkan bagi setiap peserta didik menyatakan
pendapatnya.
2) Semua peserta didik "dipaksa" oleh situasi untuk memperhatikan penjelasan dan pendapat
orang lain dalam membahas masalah itu .
3) Peserta didik dapat menanggapi pendapat panelis dan pendapat peserta lain.
4) Hasil pembicaraan dapat dirumuskan oleh moderator schingga sernua peserta didik dapat
mengetahuinya.
5) Dapat dihimpun pendapat dan tanggapan yang berbeda-beda tentang masalah yang dibahas
dan pemecahannya.
d. Kelemahan
1) Teknik ini mungkin membutuhkan banyak waktu kegiatan yang diperlukan
2) Membutuhkan moderator yang terampil untuk menghindari pembicaraan yang mungkin
menyimpang atau tersesat dari pokok pembahasan
3) Peserta yang senang berbicara mungkin menggunakan waktu banyak sehingga kesempatan
bicara orang lain berkurang
4) Kemungkinan panclis akan berceramah atau berpidato dan bukan memberikan
pokok-pokok informasi kepada para peserta
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
40
5) Kemungkinan peserta didik kurang berani untuk meminta penjelasan, bertanya atau
mengemukakan pendapat yang terpusat kepada pokok-pokok pembahasan
d. Penggunaan
Teknik ini tepat digunakan apabila dikehendaki bahwa pendidik dan para peserta didik
(sekurang-kurangnya wakil peserta didik) bekerjasama secara aktif dalam mempersiapkan
bahan, mengorganisasi pelaksanaan forum, menyusun tujuan, dan mengembangkan alat
evaluasi proses dan hasil penggunaan teknik forum. Penggunaan teknik akan tepat apabila
kegiatan pembelajaran itu diarahkan untuk memperoleh kejelasan informasi yang disampaikan
oleh panelis untuk memperoleh kejelasan informasi yang disampaikan oleh panelis yang
digabungkan dengan tanggapan dari para peserta didik.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
41
8. Teknik Bermain Peran (Role Play)
a. Deskripsi dan tujuan penggunaan
Teknik bermain peran adalah teknik kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
kemampuan penampilan peserta didik untuk memerankan status dan fungsi pihak-pihak lain
yang terdapat pada kehidupan nyata. Dengan bermain peran ini diharapkan para peserta didik
memperoleh pengalaman yang diperankan oleh pihak-pihak lain. Teknik ini dapat digunakan
pula untuk merangsang pendapat peserta didik dan menemukan kesepakatan bersama tentang
ketepatan, kekurangan, dan pengembangan peran-peran yang dialami atau diamatinya.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik, bersama peserta didik, menyiapkan bahan belajar berupa topik yang akan
dibahas.
2) Pendidik bersama peserta didik mengidentifikasi dan menetapkan peran-peran berdasarkan
kedudukan dan tugas masing-masing pimpinan dalam pembelajaran.
3) Pendidik membantu peserta didik untuk menyiapkan tempat, waktu dan alat-alat yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
4) Pendidik membantu para peserta didik untuk melaksanakan permainan peran.
5) Pendidik bersama para peserta didik melakukan penilaian terhadap proses dan hasil
penggunaan teknik ini.
c. Keunggulan
1) Peran yang ditampilkan peserta didik dengan menarik akan segera mendapat perhatian
peserta didik lainnya.
2) Teknik ini dapat digunakan baik dalam kelompok besar rnaupun dalam kelompok kedl
3) Dapat membantu peserta didik untuk memahami pengalaman orang lain yang melakukan
peran.
4) Dapat membantu peserta didik untuk menganalisis dan memahami situasi serta
memikirkan masalah yang terjadi dalam bermain peran.
5) Menumbuhkan rasa kemampuan dan kepercayaan diri peserta didik untuk berperan dalam
menghadapi masalah
d. Kelemahan
1) Kemungkinan adanya peserta didik yang tidak menyenangi memainkan peran tertentu.
2) Lebih menekankan terhadap masalah dari pada terhadap peran.
3) Mungkin akan terjadi kesulitan dalam penyesuaian diri terhadap peran yang harus
dilakukan.
4) Mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk memerankan sesuatu dalam kegiatan
belajar itu.
5) Bermain peran terbatas pada beberapa situasi kegiatan belajar
d. Penggunaan
Teknik bermain peran akan tepat digunakan apabila kegiatan pernbelajaran menekankan
pentingnya keterlibatan langsung para peserta didik dalam situasi dan masalah yang dihadapi
oleh berbagai pihak yang memiliki kedudukan, latar belakang, dan tugas yang berbeda-beda.
Teknik bermain peran dapat digunakan pula apabila para peserta didik perlu memahami lebih
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
42
banyak tentang pandangan dan tindakan yang berbeda-beda atau berlawanan. Teknik ini dapat
digunakan untuk menumbuhkan perubahan sikap peserta didik terhadap tindakan dan peranan
sesuatu pihak dalam memecahkan masalah pada situasi tertentu.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
43
9. Teknik Permainan (Games)
a. Deskripsi Singkat dan Tujuan Penggunaan
Permainan (games) digunakan untuk menyampaikan informasi kepada para peserta didik
dengan menggunakan simbol-simbol atau alat-alat komunikasi lainnya. informasi itu
disampaikan dengan singkatan kata-kata (a short abreviated meansofcommunication).
Permainan dapat pula memperlihatkan situasi atau masalah kepada para peserta. didik. Dalam
permainan sebaiknya terdapat dua kelompok kerja yaitu kelompok pemain dan kelompok
pengamat.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik, atau bersarna peserta didik, memikirkan dan menentukan ide pokok, pesan, atau
masalah yang ingin disampaikan dalam permainan.
2) Pendidik bersama peserta didik menyusun dan menentukan aturan permainan yang mudah,
sederhana, dan jelas bagi peserta- peserta didik yang menjadi kelompok pemain dan
kelompok pengamat.
3) Pendidik membantu peserta didik dalam mempersiapkan tempat, fasilitas dan alat-alat
yang diperlukan.
4) Pendidik membantu peserta didik dalam melaksanakan permainan.
5) Pendidik bersama peserta didik mendiskusikan laporan hasil pengamatan yang
disempurnakan oleh kelompok pengamat.
6) Pendidik bersama peserta didik melakukan penilaian terhadap isi, proses, dan hasil
permainan.
c. Keunggulan
1)
2)
3)
4)
5)
Permainan menumbuhkan kegembiraan dan tidak melelahkan dalam belajar.
Kompetisi dan ingin menang dirasakan oleh para peserta.
Dapat menggunakan alat-alat yang mudah didapat dan gampang digunakan.
Ganjaran bagi pemenang dirasakan secara langsung.
Penilaian bersama oleh pengamat dan pemain.
d. Kelemahan
1) Permainan belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat karena cara dan peraturan
dianggap mirip dengan judi.
2) Kemungkinan timbul perasaan untuk mengalahkan yang lain bukan untuk bekerja sama.
3) Membutuhkan keterampilan dalam mencari dan mengembangkan alat-alat sesuai dengan
kondisi daerah.
4) Dorongan dirasakan hanya untuk dapat ganjaran bukan untuk belajar.
5) Kadang-kadang melebihi waktu yang telah ditentukan.
d. Penggunaan
Dalam penggunaan teknik permainan ini pendidik dapat membantu menjelaskan suatu
permasalahan. Permainan tidak secara langsung menjelaskan masalah tersebut melainkan
dengan menggunakan aktivitas secara simbolis. Permainan dapat merupakan suatu situasi yang
nyata. Melalui aktivitas-aktivitas itulah permainan akan membantu peserta didik untuk
memahami serta memecahkan persoalan secara lebih baik.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
44
10. Teknik Penggunaan Alat Bantu Pandang (Visual Aids)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Alat bantu pandang terdiri atas gambar, poster, diagram, dan leaflet. Alat bantu pandang
dapat mendorong dan menambah kegairahan belajar bagi para peserta didik dan dapat
meningkatkan daya khayal untuk menimbulkan minat dan menambah pengetahuan para peserta
didik tentang masalah yang baru.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik bersama peserta didik menentukan topik permasalahan yan akan dijadikan bahan
pembelajaran.
2) Pendidik bersama peserta didik menentukan bagian bagian bahan belajar yang
memerlukan alat bantu pandang. Selanjumya, memilih dan menyusun gambar-gambar atau
poster dan seterusnya yang berhubungan dengan pengalaman belajar dan sesuai dengan
latar belakang kehidupan peserta didik.
3) Pendidik membantu, atau menugasi peserta didik untuk menyiapkan tempat dan alat-alat
yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
4) Pendidik membantu para peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar.
5) Pendidik bersama peserta didik menilai isi, proses dan hasil penggunaan teknik ini.
c. Keunggulan
1) Dapat menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar.
2) Belajar tidak hanya mendengarkan tetapi dilengkapi dengan melihat dan mungkin juga
mengerjakan.
3) Dapat menumbuhkan atau mengembangkan kemampuan berpikir dan daya khayal peserta
didik untuk menganalisis atau membuat cerita tentang pesan dalam alat bantu pandang.
4) Dapat mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan informasi melalui media
pandang.
d.
Kelemahan
1) Membutuhkan keterampilan untuk membuta alat bantu pandang.
2) Kemungkinan interpretasi peserta didik menyimpang dari pesan yang terkandung dalam
informasi yang disampaikan.
3) Memerlukan alat-alat, waktu, dan tempat untuk membuat dan menyajikan alat bantu
pandang.
4) Mungkin kegiatan belajar membutuhkan waktu yang lebih lama dari waktu yang telah
ditentukan untuk diskusi, menganalisis dan membuat cerita yang sesuai dengan pesan.
e. Penggunaan
Alat bantu pandang digunakan untuk mendorong tumbuhnya kegiatan diskusi untuk
pemecahan masalah. Alat tersebut dapat berfungsi pula sebagai pemula diskusi. Alat bantu
pandang yang disiapkan dengan baik akan langsung menumbuhkan suasana kegiatan belajar,
merupakan pendorong untuk kegiatan belajar, dan sangat bermanfaat bagi pencapaian tujuan
belajar.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
45
11. Teknik Ceramah Bervariasi
a.
Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Ceramah bervariasi adalah suatu teknik penjelasan secara lisan yang dilengkapi dengan
penggunaan alat-alat bantu pandang dengar (audio visual) dan teknik-teknik kegiatan belajar
lainnya seperti diskusi, demonstrasi, simulasi, penugasan, dan kunjungan studi. Teknik ini
dapat digunakan dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang sesuatu yang merangsang
peserta didik untuk memberikan umpan balik. Umpan balik itu dilakukan oleh kelompok
peserta didik melalui kegiatan dengan menggunakan teknik-teknik belajar partisipatif lainnya.
b.
Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik, mungkin pula dengan mengikutsertakan peserta didik, menyusun topik yang
akan dipelajari berdasarkan kebutuhan belajar.
2) Pendidik memilih, menetapkan, dan menyiapkan alat-alat bantu pandang dengar yang
cocok dengan pokok-pokok informasi.
3) Pendidik menetapkan teknik-teknik kegiatan belajar partisipatif lainnya yang akan
digunakan setelah pokok-pokok informasi itu disampaikan.
Pendidik membantu para peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar.
4) Pendidik bersama peserta didik melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil kegiatan
belajar dengan penggunaan teknik ini.
c. Keunggulan
1) Waktu yang digunakan dapat digunakan secara efektif dan efisien.
2) Dapat digunakan pada kelompok peserta didik yang jumlahnya besar.
3) Dapat digunakan untuk merangsang peserta didik untuk memperluas dan memperdalam
informasi melalui kegiatan belajar dengan teknik-teknik lain.
4) Lebih aktif aapabila digunakan bagi peserta didik yang telah dewasa.
5) Kegiatan belajar dapat menampung pendapat, tanggapan dan pertanyaan dalam suasana
partisipatif dan mungkin suasana yang gembira.
d. Kelemahan
1) Peserta didik terhalang untuk merespon secara langsung pada saat pokok-pokok informasi
disampaikan.
2) Waktu yang digunakan mungkin tidak cukup terutama apabila peserta didik sangat aktif
dalam kegiatan belajar melalui teknik-teknik lainnya.
3) Pendidik harus menguasai pokok-pokok informasi dan sumber-sumber lain serta terlatih
dalam menyampaikan materi dan upaya memotivasi.
4) Agak sulit digunakan bagi peserta didik yang belum dewasa.
5) Tidak senua jawaban dan penjelasan terhadap pertanyaan dan tanggapan para peserta didik
dapat memuaskan setiap orang.
d. Penggunaan
Ceramah bervariasi akan tepat digunakan apabila kegiatan pembelajaran partisipatif perlu
diawali dengan penyampaian pokok-pokok informasi yang dapat merangsang para peserta
didik untuk memberi tanggapan dan pendapat serta untuk mengajukan pertanyaan. Teknik ini
akan efektif apabila peserta didik telah termotivasi untuk memperoleh informasi.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
46
12. Teknik Kunjungan Lapangan (Field-Visit Technique)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik kunjungan lapangan dilakukan sebagai studi yang direncanakan terlebih dahulu
oleh pendidik bersama peserta didik. Rencana itu mernuat komponen-komponen antara lain:
tujuan belajar yang ingin dicapai melalui kunjungan lapangan, kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan, pembagian tugas, pengaturan penempatan peserta didik di lapangan, jadwal dan
waktu kegiatan, laporan proses dan hasil studi, serta tindak lanjut yang perlu dilakukan.
Tujuan teknik ini agar para peserta didik memperoleh pengalaman langsung dari objek-objek
yang dikunjungi serta memperoleh pengalaman belajar dari kegiatan di lapangan seperti
tentang latihan dan pekerjaan dalam dunia kehidupan nyata.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik bersama peserta didik mengidentifikasi kebutuhan belajar dari para peserta didik
yang dapat dijadikan dasar untuk penyusunan rencana kunjungan lapangan.
2) Atas dasar kebutuhan belajar itu, pendidik bersama peserta didik menyusun rencana
pelaksanaan kunjungan lapangan.
3) Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk menjajagi objek yang akan dikunjungi.
4) Pendidik membantu peserta didik dalam melaksanakan kunjungan lapangan.
5) Selesai kunjungan lapangan para peserta didik menyusun laporan pelaksanaan tugas
kunjungan lapangan. Para peserta didik mendiskusikan proses, hasil dan pengaruh
kunjungan lapangan.
6) Pendidik bersama para peserta didik melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil
pelaksanaan teknik kunjungan lapangan.
c.
Keunggulan
1) Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik melalui pengalaman
langsung dari situasi kehidupan nyata.
2) Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diorganisasi
untuk memecahkan masalah dalam dunia kehidupan sebenarnya.
3) Peserta didik dapat bekerja sama dengan menggabungkan latar belakang kemampuan
kelompok dan latar belakang perorangan yang berbeda-beda.
4) Peserta didik termotivasi untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam kehidupan
nyata.
d.
Kelemahan
1) Memerlukan kerja sama yang erat dan motivasi yang tinggi di antara peserta didik untuk
melakukan kunjungan lapangan.
2) Menuntut kemahiran peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
3) Memerlukan kegiatan monitoring, supervisi dan pengarahan dari pihak luar peserta didik.
4) Waktu yang digunakan mungkin lebih lama dari waktu yang telah direncanakan.
e.
Penggunaan
Teknik kunjungan lapangan akan tepat digunakan apabila : (1) Peserta didik memerlukan
pengalaman belajar secara langsung dari kehidupan nyata; (2) Terdapat masalah-masalah yang
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
47
dihadapi oleh masyarakat atau suatu lembaga yang mernbutuhkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimiliki oleh para peserta didik; (3) Para peserta didik dengan latar
belakang yang berbeda dalam melaksanakan tugas dalam kehidupan nyata akan dikembangkan
kemampuannya melalui kunjungan ke objek-objek yang sebenarnya.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
48
13. Teknik Deskripsi, Interpretasi, dan Evaluasi (Description, Interpretation, and
Evaluation Technique)
a.
Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik deskripsi, interpretasi, dan evaluasi (DIE) digunakan dengan maksud agar peserta
didik mampu membedakan, menjelaskan, menafsirkan, dan menilai suatu informasi, konsep,
gagasan dan sebagainya, serta dapat menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran untuk
membahas bahan belajar yang disajikan dalam bentuk visual seperti gambar-gambar tentang
suatu peristiwa atau kegiatan.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik memberikan informasi kepada peserta didik mengenai: (a) tujuan kegiatan
belajar, (b) prosedur penggunaan teknik, dan (c) gambar (gambar) yang akan dipelajari.
2) Pendidik menjelaskan perbedaan antara konsep deskripsi, evaluasi, dan interpretasi. la
memberi contoh tentang penggunaan teknik ini dengan menyajikan sebuah gambar.
3) Pendidik membantu anggota kelompok untuk membentuk sub-sub kelompok, tiap sub
kelompok terdiri atas 2 atau 3 orang. Setiap sub kelompok diberi sebuah gambar yang
berkaitan dengan peristiwa atau kegiatan khusus.
4) Pada akhir kegiatan pembelajaran, pendidik bersama peserta didik melakukan penilaian
terhadap isi, proses dan hasil penggunaan teknik tersebut di atas.
c. Keunggulan
1) peserta didik dapat membedakan dan menerapkan konsep deskripsi, interpretasi dan
evaluasi dalam waktu singkat.
2) Peserta didik dapat memahami bahwa deskripsi, interpretasi, dan evaluasi terhadap suatu
peristiwa akan berbeda-beda
3) Timbul pengenalan terhadap berbagai perbedaan pendapat dan latar belakang budaya
4) Kegiatan belajar dalam suasana gembira, kreatif dan saling belajar
d. Kelemahan
1)
2)
3)
4)
Sulit mempelajari peristiwa berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda.
Kerancuan dalam menerapkan konsep deskripsi dan interpretasi
Mernbutuhkan kemahiran pendidik dalam menyusun sarana belajar.
Hanya dapat diikuti oleh peserta didik yang tidak tuna aksara
e. Penggunaan
Teknik ini akan tepat digunakan dalam kegiatan belajar yang bertujuan untuk: (1)
membina dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menjelaskan, menafsirkan, dan
menilai secara runtut tentang suatu kegiatan atau peristiwa yang disajikan dalam bentuk visual,
(2) memupuk dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk merespons suatu kegiatan
atau peristiwa, dan (3) memahami dan menghargai perbedaan latar belakang budaya pelaku
kejadian atau peristiwa dan peserta didik.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
49
14. Teknik Demonstrasi
a. Deskripsi dan tujuan penggunaan
Teknik demonstrasi adalah teknik yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik
terhadap suatu bahan belajar dengan cara memperhatikan, menceriterakan, dan memperagakan
bahan belajar itu.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai : Pendidik, bersama peserta didik, menyusun
bahan belajar untuk didemonstrasikan. Bahan tersebut disusun berdasarkan kebutuhan
belajar, sumber sumber yang tersedia, program/kurikulum yang telah disusun, tujuan
belajar yang akan dicapai, dan waktu kegiatan belajar yang disediakan.
2) Pada saat kegiatan pembelajaran : Pendidik menjelaskan tujuan dan cara penggunaan
teknik demonstrasi serta memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
3) Pada akhir kegiatan pernbelajaran, pendidik bersama peserta didik melakukan penilaian
terhadap bahan belajar dan terhadap proses serta hasil penggunaan teknik ini.
c.
Keunggulan
1) Peserta didik mendapatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman
langsung.
2) Belajar dapat dilakukan dalam situasi kehidupan nyata.
3) Kegiatan bvelajar dilakukan dalam suasana gembira dan pertisipatif, serta tidak
menjemukan.
4) Dapat mendorong tumbuhnya kreativitas peserta didik dalam menyusun dan
memperagakan bahan belajar.
d.
Kelemahan
1) Memerlukan kemampuan dalam menyusun bahan belajar.
2) Membutuhkan pendidik yang mahir dalam penyusunan bahan belajar dan alat bantu
untuk penyajiannya.
3) Cenderung mengerahkan pikiran peserta didik kepada pola yang dilakukan pendidik
4) Membutuhkan waktu yang relatif lama.
e.
Penggunaan
Teknik demonstrasi akan tepat digunakan apabila : (1) kegiatan pembinaan atau
pembelajaran ditekankan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. (2)
pendidik bermaksud untuk membelajarkan peserta didik melalui peragaan proses dan/atau
peragaan hasil tertentu; (3) program belajar berkaitan dengan transformasi pengalaman praktis;
(4) program belaiar berkaitan dengan transformasi pengalaman praktis
dan
keterampilan
tertentu; (5) pengorganisasian peserta didik terbatas schingga setiap kegiatan dilakukan paling
banyak oleh sekitar 20 orang; dan (6) terdapat kebutuhan belajar dan sumber-sumber
pendukung yang berkaitan dengan penggunaan teknik demonstrasi.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
50
15. Teknik Praktek Lapangan
a.
Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik praktek lapangan adalah teknik pembelajaran yang digunakan untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan para peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang telah mercka perolch untuk dilakukan di lapangan atau di dalam kehidupan
nyata, pekerjaan, atau tugas yang sebenarnya.
b.
Langkah-langkah penggunaan
1) Sebelum kegiatan pembelajaran, yaitu dalam tahap persiapan, pendidik bersama peserta
didik : merencanakan kegiatan praktek lapangan yang mencakup tujuan praktek lapangan,
lokasi lapangan (termasuk penjajagannya), keahlian (pengetahuan dan keterampilan) yang
akan diaplikasikan, rangkaian kegiatan yang akan dilakukan, peserta didik yang terlibat,
pendidik, fasilitas dan alat-alat, dana, waktu dan jadwal kegiatan, dan lain sebagainya.
2) Peserta didik, dengan bantuan pendidik, melakukan praktek lapangan sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah disusun.
3) Peserta didik menyusun laporan pelaksanaan praktek lapangan.
4) Pendidik bersama peserta didik, mungkin pula bersama pihak-pihak lain yang terlibat
dalam praktek lapangan, mendiskusikan laporan yang disusun peserta didik.
5) Pendidik bersama peserta didik, melakukan penilaian terhadap materi pembelajaran,
proses dan hasil penggunaan teknik ini
c. Keunggulan
1) Peserta didik memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan dan merelevansikan
keahlian dalam kehidupan nyata.
2) Peserta didik memperoleh masukan pengetahuan dari lapangan untuk memperluas
wawasannya.
3) Kegiatan belajar dilakukan dengan gembira, bervariasi, dan tidak membosankan.
d. Kelemahan
1) Kegiatan memerlukan rencana sebaik-baiknya yang perlu dipersiapkan sejak awal.
2) Memerlukan daya dukung (tenaga, dana, aktivitas, dan waktu) yang cukup.
3) Membutuhkan kemahiran dalam memilih materi pembelajaran yang cocok dengan
kebutuhan dan kondisi lapangan.
e. Penggunaan
Teknik praktek lapangan akan tepat digunakan dalarn kegiatan pembelajaran, apabila
kegiatan pembelajaran itu bertujuan untuk membina dan meningkatkan kernampuan peserta
didik, dan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan keahliannya di dalam kehidupan
nyata.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
51
16. Teknik Kerja Kelompok
a. Deskripsi dan tujuan penggunaan
Teknik kerja kelompok digunakan oleh pendidik untuk membantu peserta didik supaya
mereka mampu melakukan kerjasama di dalam kelompok-kelompok yang sengaja dibentuk
guna melaksanakan kegiatan pembelajaran tertentu yang ditugaskan kepada para peserta didik.
Tugas itu dapat merupakan keseluruhan bahan belajar dan dapat pula merupakan bagian-bagian
dari bahan belajar tertentu.
b. Langkah-langkah pengunaan
1) Pada tahap persiapan, pendidik bersama peserta didik, melakukan kegiatan: (a)
menyiapkan tugas-tugas kegiatan pembelajaran yang diangkat dari kebutuhan belajar dan
program belajar/kurikulum, (b) menyiapkan bahan belajar dalam kerja kelompok,
termasuk di dalamnya adalah topik dan masalah yang akan dipelajari dalam kelompok, (c)
menyusun aturan/prosedur pelaksanaan kerja kelompok dan menyiapkan fasilitas, alat, dan
waktu yang diperlukan, serta (d) menyusun alat evaluasi tugas kelompok.
2) Pada tahap pelaksanaan kerja kelompok, Pendidik, dapat bersama peserta didik, berupaya:
(1) menjelaskan tujuan, tugas, bahan belajar, aturan/ prosedur pelaksanaan tugas, alat, dan
waktu untuk melakukan kerja kelompok, (2) memotivasi peserta didik, dan berpartisipasi
secara optimal dalam kerja kelompok, (3) melakukan pembagian kerja secara optimal
dalam kerja kelompok, dan (4) melakukan pembagian kelompok (sub kelompok), dengan
memperhatikan keseimbangan jumlah anggota, kemampuan peserta, dan pengorganisasian
kelompok seperti penentuan ketua, sekretaris dan anggota kelompok, serta tugas-tugasnya.
3) Pada tahap akhir kegiatan belajar, pendidik bersama peserta didik melakukan:
(a) diskusi pleno, yang dihadiri oleh semua kelompok, untuk membahas laporan-laporan
pelaksanaan kerja kelompok yang disampaikan olch kelompok masing-masing, (b)
penyusunan laporan akhir tentang keseluruhan pelaksanaan kerja kelompok, dan (c)
evaluasi terhadap tugas dan bahan belajar, serta proses dan penggunaan teknik kerja
kelompok.
c.
Keunggulan
1) Dapat menumbuhkan kegairahan belajar bagi peserta didik.
2) Meningkatkan motivasi belajar, kerjasama, saling belajar, saling menghargai, dan
partisipasi peserta didik.
3) Lebih berpeluang untuk menyampaikan gagasan, pendapat dan pengalaman karena jumlah
peserta didik lebih terbatas.
4) Kegiatan belajar akan lebih mantap.
d.
Kelemahan
1)
2)
3)
4)
Persiapan membutuhkan lebih banyak pikiran, tenaga, alat dan waktu.
Memerlukan pendidikan yang mampu mengelola kegiatan kerja kelompok.
Membutuhkan dukungan fasilitas, alat, biaya yang cukup memadai.
Sering didominasi oleh pimpinan kelompok.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
52
e. Penggunaan
Teknik kerja kelompok akan tepat digunakan apabila kegiatan pembelajaran bertujuan
untuk menumbuhkan kerjasama, saling belajar, saling membantu, tanggung jawab, dan
kesatuan tim pada diri para peserta didik. Teknik ini tepat pula digunakan untuk
mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap peserta didik, oleh satu kesatuan kerja
tim (team work), di dalam tugas tugas tertentu yang relevan dengan kehidupan nyata para
peserta didik.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
53
F. Teknik-teknik dalam Penilaian Proses, Hasil, dan Pengaruh Keglatan Belajar
1. Teknik Respons Terinci (Itemized Response Technique)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan teknik
Teknik Respons Terinci pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi program,
komponen, proses dan lain sebagainya. Penggunaan teknik ini menuntut partisipasi yang
sungguh-sungguh dari para peserta didik. Teknik ini pun berguna sebagai alat komunikasi antar
para peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik. Diantara peserta didik akan saling
mengetahui pendapat dalarn menilai sesuatu, sedangkan pendidik akan mengetahui sejauhmana
penilaian peserta didik secara langsung terhadap hal-hal yang diajukan.
b.
Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik menyiapkan pertanyaan yang ditulis dalam dua kolom sebagaimana
dikemukakan di atas.
2) Pendidik menjelaskan kepada peserta didik tentang cara yang harus dilakukan oleh mereka
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
3) Pendidik menumbuhkan suasana terbuka dan akrab schingga semua peserta dapat
mengajukan jawabannya dengan bebas.
4) Pendidik mencegah timbuInya saling mengkritik antar para peserta didik.
5) Pendidik bersama peserta didik dapat berdiskusi untuk menentukan urutan prioritas
jawaban-jawaban pada setiap kolom.
6) Pendidik bersama peserta didik melakukan penilaian terhadap proses dan hasil penggunaan
teknik ini.
c. Keunggulan
1) Peserta didik yang kurang berani "dipaksa" oleh si tuasi untuk mengemukakan pendapat
2) Peserta didik mengemukakan pendapat secara terbuka, bebas, dan tidak khawatir dikeritik
atau dicemoohkan orang lain.
3) Peserta didik membiasakan diri untuk memperhatikan dan menghargai pendapat orang lain
serta menghubungkan jalan pikirannya dengan jalan pikiran orang lain.
4) Peserta didik dapat memahami jawaban yang berbeda-beda terhadap satu pertanyaan
sehingga mercka memperoleh berbagai informasi yang berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya.
d.
Kelemahan
1) Peserta didik yang kurang biasa mungkin memberikan jawaban yang kabur, terlalu umum,
dan berputar-putar.
2) Peserta didik yang kurang berani mungkin hanya menyamakan pendapatnya dengan
jawaban orang lain sebelumnya.
3) Kemungkinan adanya jawaban yang dicemooh kan atau ditertawakan oleh peserta didik
lainnya.
4) Memerlukan alat-alat bantu (papan tulis atau kertas lebar) dan kemungkinan waktu yang
digunakan tidak sesusai dengan yang direncanakan.
e. Penggunaan
Jawaban terinci adalah suatu cara evaluasi yang singkat untuk menghasilkan pernyataan,
pendapat, dan gagasan yang akan digunakan dalam peningkatan efektifitas suatu program,
komponen, proses, dan seterusnya. Dengan menggunakan teknik ini, evaluasi tidak akan
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
54
diartikan sebagai suatu cara untuk mengeritik orang lain tetapi sebagai suatu alat untuk
meningkatkan sesuatu program, kegiatan, atau usaha pemecahan masalah. Sebagai alat
evaluasi, teknik ini dapat mengembangkan diskusi dan terjadinya pertukaran gagasan secara
bebas di antara para peserta didik.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
55
2. Teknik Cawan Ikan (Fish Bowl Technique)
a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan
Teknik Cawan Ikan adalah kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi yang diamati.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelompok yang jumlah pesertanya tidak terlalu besar.
Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri atas kelompok lingkaran dalam dan
kelompok lingkaran luar. Pada lingkaran dalam, para peserta didik mendiskusikan suatu
masalah, program, dan seterusnya. Pada lingkaran luar, para peserta didik menyaksikan dan
mendengarkan diskusi yang dilakukan oleh anggota-anggota kelompok lingkaran dalam.
Teknik ini dapat menumbuhkan kegiatan pembelajaran yang aktif, gembira dan mengharuskan
semua peserta terlibat baik dalam diskusi dan mendengarkan maupun dalarn menyaksikan
diskusi.
b. Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik bersama peserta didik memilih dan menentukan materi yang akan dievaluasi
sebagai bahan diskusi kelompok lingkaran dalam.
2) Pendidik menugasi peserta didik untuk menyiapkan susunan tempat duduk yang terdiri
atas lingkaran dalam dan lingkaran luar.
3) Setelah para peserta didik menempati tempat duduk pada kelompok masing-masing,
pendidik memberi petunjuk tentang cara melakukan diskusi oleh mereka yang berada di
lingkaran dalam dan cara mengamati yang dilakukan oleh mereka yang berada di lingkaran
luar.
4) Para peserta didik yang berada di lingkaran dalam berdiskusi untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu.
5) Peserta didik yang duduk di lingkaran luar dapat mengajukan jawaban atau pendapatnya
dengan menukar tempat duduk sehingga yang bersangkutan dapat berada di tempat duduk
pada lingkaran dalam.
6) Selesai diskusi, pendidik bersama peserta didik mengevaluasi isi, proses dan hasil
penggunaan teknik ini.
c.
Keunggulan
1) Kegiatan belajar dilakukan dlaam suasana gembira dan pengajuan pendapat dikemukakan
secara terbuka.
2) Pertanyaan-pertanyaan akan lebih terarah pada bahan yang dievaluasi karena telah
disiapkan lebih dahulu.
3) Pendapat akan bervariasi dan lebih lengkap karena peserta pada kedua lingkaran dapat
saling berperan ganda.
4) Isi pembicaraan dicatat oleh pencatat.
5) Dapat dilengkapi dengan alat rekaman.
d.
Kelemahan
1)
2)
3)
4)
5)
Jawaban atau pendapat mungkin ada yang menyimpang dari pokok yang dibicarakan.
Peserta yang senang berbicara dapat mendominasi pembicaraan dalam diskusi.
Membutuhkan keterampilan dalam mengemukakan pendapat secara singkat dan tepat.
Waktu penyelenggaraan mungkin melebihi waktu yang telah ditetapkan.
Peserta yang kurang berani, yang menjadi pengamat, mungkin enggan untuk menukar
peranan.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
56
e.
Penggunaan
Teknik ini sangat bermanfaat digunakan dalam pembelajaran untuk mengembangkan
situasi belajar melalui diskusi yang bergairah, terbuka, dan membutuhkan pendapat yang
berbeda beda. Dalam diskusi ini peserta didik dapat menganalisis suatu program dan masalah,
serta mencari alternatif-alternatif pemecahannya. Teknik ini akan sangat berguna apabila
dilakukan oleh kelompok yang pesertanya tidak terlalu besar jumlahnya. Demikian pula,
karena tidak setiap orang berpartisipasi secara mendalam diskusi maka dengan menggunakan
teknik ini pesertadapat menanggapi atau memikirkan masalah yang dibahas itu secara
mendalam.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
57
3. Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis (Opinionnaire Technique)
a. Deskripsi dan tujuan penggunaan
Teknik Pengajuan Pendapat Tertulis adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan dengan
menandai pernyataan-pernyataan yang telah disediakan pada lembaran khusus. Evaluasi ini
dapat dilakukan untuk menghimpun pendapat peserta didik antara lain terhadap proses kegiatan
pernbelajaran, bahan belajar, penampilan pendidik, dan pengaruh kegiatan belajar yang
dirasakan oleh peserta didik.
b.
Langkah-langkah penggunaan
1) Pendidik, mungkin bersama peserta didik, menyusun lembaran pendapat tertulis.
2) Pendidik menggandakan lembaran tersebut sejumlah peserta didik
3) Pendidik menyebarkan lembaran itu pada waktu yang bersarnaan kepada para peserta
didik untuk selanjutnya diisi oleh para peserta didik.
4) Setelah jawaban-jawaban itu dihimpun dan diolah, pendidik bersama peserta didik
mendiskusikan hasil evaluasi. Hasil diskusi dijadikan bahan untuk perbaikan atau
pengembangan program kegiatan pernbelajaran.
5) Selesai melaksanakan langkah kesatu sampai dengan keempat, pendidik bersama peserta
didik melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil penggunaan teknik ini.
c.
Keunggulan
1)
2)
3)
4)
5)
Pendapat peserta didik akan lebih terarah karena pertanyaan telah disiapkan sebelumnya.
Dapat mengumpulkan pendapat para peserta yang jumlahnya bvesar dan serempak.
Waktu yang digunakan akan lebih efisien.
Umpan balik dapat diketahui langsung oleh pendidik dan peserta didik.
Hasil diskusi terhadap pengolahan dapat menjadi masukan bagi pengembangan kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
d.
Kelemahan
1) Pendapat lain di luar pernyataan yang telah disiapkan tidak tertampung.
2) Pikiran peserta didik terpaku untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan pertanyaan
yang diajukan.
3) Hanya dapat diisi oleh peserta didik yang dapat membaca dan menulis.
4) Peserta didik meras bebas mengemukakan pendapat andaikata namanya dicantumkan pada
lembar pendapat.
5) Peserta didik meras kurang etis untuk menilai penampilan pendidik.
e.
Penggunaan
Teknik pengajuan pendapat tertulis akan tepat digunakan apabila peserta didik telah memiliki
keterampilan berpikir, membaca dan menulis serta dapat memahami makna pernyataanpernyataan dan petunjuk-petunjuk pengisiannya. Teknik ini tepat pula digunakan apabila
pendidik menginginkan terhimpunnya pendapat peserta didik dalam waktu yang bersaman
serta hasil pengolahannya dapat segera diketahui untuk bahan pengembangan kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, Ishak, (2000), Strategi Membangun Motivasi Belajar Orang Dewasa, Bandung,
Agta
Hatimah, Ihat, (2000), Strategi dan Metode Pembelajaran, Bandung, Andira
Purwanto, Ngalim, (1997), Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta
Sudjana, Djudju, (2000), Strategi Pembelajaran Partisipatif Dalam Pendidikan Luar Sekolah,
Bandung, Falah Production.
_____________, (2000), Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah,
Bandung, Falah Production.
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
59
Strategi dan Metode Pelatihan dalam PLS
Download