LAPORAN PRAKTIKUM NUTRIGENOMIK “UJI SDS PAGE” Dosen Pengampu : Dr. Diana Nur Afifah, S.TP., M.Si. Disusun oleh : Rizky Noer Aurelia 22030119140133 PROGRAM STUDI S-1 GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2022 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG METODE SDS PAGE Rizky Noer Aurelia, 22030119140133 Kata kunci: Protein, SDS PAGE, Separating gel, Stacking gel, Commasie Brilliant Blue Jumlah kata: 2530 Abstrak Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari gabungan asam amino-asam amino yang mengandung atom nitrogen, karbon, hidrogen dan oksigen, yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electroforesis (SDS-PAGE) adalah teknik untuk memisahkan rantai polipeptida pada protein berdasarkan kemampuannya untuk bergerak dalam arus listrik, yang merupakan fungsi dari panjang rantai polipeptida atau berat molekulnya. Hal ini dicapai dengan menambahkan deterjen SDS dan pemanasan untuk merusak struktur tiga dimensi pada protein dengan terpecahnya ikatan disulfide yang selanjutnya direduksi menjadi gugus sulfidihidril. SDS akan membentuk kompleks dengan protein dan kompleks ini bermuatan negatif karena gugusgugus anionik dari SDS. Elektroforesis merupakan teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan suatu makromolekul khususnya protein dan asam nukleat berdasarkan perbedaan berat molekul. Terdapat gel yaitu terdiri dari stacking gel dan separating gel. Dari hasil running elektroforesis sampel gambar 2 dan 4, dapat dilihat hanya pada sampel terasi dan cincalok yang menunjukkan adanya pita protein. Berdasarkan hasil running dengan marker dual color, terlihat sebanyak 4 pita pada sampel terasi dan 7 pita pada sampel cincalok. Berdasarkan hasil running dengan marker dual color dan marker unstained, terlihat hanya sampel terasi dan cincalok yang menunjukkan adanya pita protein sedangkan sampel petis, kecalo, terasi juwana, dan rusip tidak terlihat adanya pita protein yang kemungkinan terjadi karena perubahan sifat pada protein tersebut. 1 PENDAHULUAN Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari gabungan asam amino-asam amino yang mengandung atom nitrogen, karbon, hidrogen dan oksigen, yang dihubungkan oleh ikatan peptida.(1) Pengertian lain terkait protein yaitu merupakan senyawa organik kompleks dengan bobot molekul tinggi. Protein juga merupakan suatu polimer yang terdiri dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Protein memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai enzim, hormon dan antibodi. Di alam, bentuk protein spesifik untuk suatu fungsi. Oleh karena itu agar suatu polipeptida yang baru dibentuk siap menjadi protein yang berfungsi secara biologis dan mampu mengkatalisis suatu reaksi metabolik, menggerakkan sel, atau makromolekul, polipeptida tersebut harus mengalami pelipatan membentuk susunan tiga dimensi tertentu atau konformasi.(2) Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electroforesis (SDS-PAGE) adalah teknik untuk memisahkan rantai polipeptida pada protein berdasarkan kemampuannya untuk bergerak dalam arus listrik, yang merupakan fungsi dari panjang rantai polipeptida atau berat molekulnya. Hal ini dicapai dengan menambahkan deterjen SDS dan pemanasan untuk merusak struktur tiga dimensi pada protein dengan terpecahnya ikatan disulfide yang selanjutnya direduksi menjadi gugus sulfidihidril. SDS akan membentuk kompleks dengan protein dan kompleks ini bermuatan negatif karena gugusgugus anionik dari SDS.(3) Elektroforesis merupakan teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan suatu makromolekul khususnya protein dan asam nukleat berdasarkan perbedaan berat molekul. Elektroforesis gel adalah teknik yang paling sering digunakan di laboratorium untuk analisis protein dan DNA. Teknik ini menggunakan prinsip elektroforesis zona dimana molekul protein bermigrasi pada medium gel yang direndam dengan larutan penyangga di bawah pengaruh medan listrik. Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang bermuatan listrik ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik. Molekul-molekul tersebut bermigrasi menuju kutub positif atau kutub negatif berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya. Molekul-molekul yang bermuatan negatif (anoda) akan bergerak menuju kutub positif (katoda), sedangkan molekul-molekul yang bermuatan positif (katoda) akan bergerak menuju kutub negatif (anoda). Elektroforesis gel memisahkan molekul DNA menjadi pita-pita yang masing-masing terdiri atas molekul DNA dengan panjang yang sama. Molekul DNA bermigrasi melalui pori-pori kecil yang terbentuk dalam padatan gel.(4) Gel ini terdiri dari stacking gel dan separating gel. Separating gel dibuat dengan mencampurkan semua bahan kecuali ammonium persulfat (APS) dan tertrametiletilen diamina (TEMED), kemudian didegas selama 10 menit. APS dan TEMED ditambahkan, dikocok sebentar kemudian dimasukkan dalam plate dan dibiarkan 10-30 menit sampai gel mengeras. Stacking gel dibuat dengan cara yang sama tanpa didegas dan setelah separating gel mengeras, larutan stacking gel dituangkan di atasnya dan dipasang sisiran sampai gel mengeras dan terbentuk sumuran. Plate dipasang pada alat elektroforesis set mini protein gel, dan running buffer dituangkan pada alat tersebut.(5) Pada metode ini juga menggunakan pewarna comassie brilian blue (CBB) yang berikatan dengan protein dalam suatu larutan yang bersifat asam sehingga memberikan warna (kebiruan).(6) Secara umum, molekul yang lebih kecil bergerak lebih cepat dan bermigrasi lebih jauh dari molekul kecil karena memiliki gesekan yang lebih rendah saat bergerak menuju elektroda positif. Konsentrasi yang rendah pada gel memberikan resolusi yang lebih baik untuk fragmen besar, dengan memberikan pemisahan yang lebih besar antara band yang secara ukuran tidak terlalu jauh berbeda. Konsentrasi gel yang lebih tinggi, di sisi lain, dapat mengurangi kecepatan migrasi fragmen panjang yang sementara itu dapat memfasilitasi pemisahan yang lebih baik pada fragmen DNA kecil. Namun disamping itu, elektroforesis gel juga memiliki kekurangan yaitu pada deteksi atau identifikasi amplikon. Penggunaan elektroforesis gel ini dirasakan kurang efisien karena lama pengerjaannya dan terbatasnya jumlah sampel yang dapat diperiksa. Disamping itu, kadang kadang hasil PCR dalam gel muncul pita yang tidak berbentuk (ghost atau smeary bands) atau pita yang terlampau banyak sehingga hasilnya sulit diinterpretasikan.(4) Tujuan dari praktikum ini adalah untuk penetapan berat molekul protein dengan metode sodium dodecyl sulfate polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE). 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan baku 2.1.1 Bahan Separating Gel (10 ml) a. Aquades 3,8 ml b. 1,5 M Tris-HCL, pH 8,8 2,6 ml c. 10% (w/v) SDS 0,1 ml d. Acrylamide (30%/0,8% w/v) 3,4 ml e. 10% (w/v) amonium persulfat (AP) 100 𝜇l f. TEMED 10 𝜇l 2.1.2 Bahan Stacking Gel (5 ml) a. Aquades 2,975 ml b. 1,5 M Tris HCL, pH 8,8 1,25 ml c. 10% (w/v) SDS 0,05 ml d. Acrylamide (30%/0,8% w/v) 0,67 ml e. 10% (w/v) amonium persulfat (AP) 0,05 ml f. TEMED 0,005 ml 2.2 Alat a. Alat elektroforesis b. Gelas beker c. Timbangan digital d. Spatula e. Pipet volume f. Pipet ball g. Mikropipet h. Kompor listrik 2.3 Prosedur analisa Langkah pertama adalah timbang sebanyak 0,02 gr APS, kemudian tambahkan aquades 180 𝜇l kemudian di vortex sampai larut. Setelah itu satukan kedua casting frames, kemudian disetting pada casting stands. Isi aquades pada masing-masing casting frames, pastikan tidak ada kebocoran di sisi bawah dan samping, kemudian kosongkan kembali Untuk langkah kedua ada pembuatan separating gel dengan memasukkan 3,8 ml aquades ke dalam gelas beker kecil lalu menambahkan 3,4 ml akrilamid ke dalam gelas beker kecil, menambahkan 2,6 ml 1,5 M Tris, dan menambahkan 0,1 ml SDS menggunakan mikropipet kemudian mengocok larutan sampai tercampur menggunakan mikropipet ditandai dengan larutan agak berbusa. Kemudian menambahkan 100 𝜇l larutan APS dan 10 𝜇l TEMED dan memipet 4 ml larutan separating gel pada tiap frames. Setelah itu membuat lapisan atas horizontal tanpa gelembung, diisi dengan aquades sampai penuh dan ditunggu sekitar 20-30 menit sampai gel terbentuk. Kemudian sisa air diserap oleh kertas saring. Untuk langkah ketiga ada pembuatan stacking gel dengan memipet 2,975 ml aquades dan memipet 1,25 ml 0,5 M Tris-HCL. Kemudian menambahkan 0,05 ml SDS 10% dan menambahkan akrilamid 0,67 ml. Lalu mencampur bahan tersebut hingga larut berbusa menggunakan mikropipet. Setelah itu menambahkan 0,05 ml APS 10% dan menambahkan 0,005 ml TEMED. Setelah tercampur, stacking gel dipipet sampai memenuhi frames dan ditunggu sekitar 20-30 menit sampai stacking gel padat terbentuk. Untuk langkah keempat terdapat persiapan sampel yang diuji (produk fermentasi hasil laut) yaitu dengan menimbang sampel masing-masing sebanyak 1 gr. Kemudian sampel yang sudah ditimbang masing-masing diberi label pada tiap microtube sampel T (MJ terasi rebon), P (cincalok), U (petis udang), K (kecalo), R (rusip), D (terasi daun). Kemudian tambahkan fosfat buffer salin 2 ml perbandingan sampel : buffer (1 : 2). Pada tiap campuran divortex selama 2 menit lalu disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Setelah disentrifugasi, campuran di running buffer. Lalu, campurkan 950 𝜇l Laemmi sample buffer dengan 50 𝜇l beta ME, kemudian divortex. Kemudian supernatan masing-masing sampel diambil 30 𝜇l ditambahkan dengan 30 𝜇l buffer sampel dan divortex sampai tercampur. Setelah itu, panaskan tabung selama 5 menit dalam air mendidih. Pasang frames pada alat elektroforesis dan pastikan terpasang sesuai warna (Hitam - Hitam dan Merah – Merah). Lalu, isi bagian dalam casting frame dengan buffer sampai penuh dan bagian luar diisikan setengah penuh. Kemudian mempersiapkan well dengan melepas comb. Well ke 2 diinjeksikan sebanyak 7 𝜇l protein marker (dual color) dan well ke 4-9 diinjeksikan sebanyak 7 𝜇l masing-masing sampel. Ulangi langkah yang sama pada frames sebaliknya. Well ke-2 diinjeksikan sebanyak 7 𝜇l protein marker (unstained) dan well ke 4-9 diinjeksikan sebanyak 7 𝜇l masing-masing sampel. Lalu, letakkan pada wadah yang telah diisi air dingin dan ice gel. Tutup dan hubungkan dengan power supply yang telah diatur 120 volt, adanya gelembung kecil merupakan tanda bahwa arus listrik mengalir. Kemudian, tunggu sekitar 1 jam sampai sampel di setiap well turun. Setelah 1,5 jam, lepaskan frame dari stand kemudian diberi label A (unstained) dan label B (dual color). Frame B dan frame A dilepaskan dari frame kemudian direndam dengan staining coomassie brillian blue R250. Kemudian, rendam 24 jam pada suhu ruang sambil terus dishaking dan setelah 24 jam kemudian dibilas dengan destaining coomassie brillian blue R-250. Bilas berulang kali sampai larutan bilasan tersebut berwarna bening. Lalu, pindahkan ke mika yang telah diberi label A dan B. 3 3.1 HASIL DAN DISKUSI Hasil Pengukuran dengan Marker Dual Color Gambar 1. Hasil Elektroforesis Sampel dengan Marker Dual Color Tabel 1. Nilai Rf dan Log BM Marker Dual Color Pita ke- Marker Dual Color Jarak Running Rf (cm) 6 0,133 1 Jarak migrasi ke sampel (cm) 0,8 2 1,1 6 3 1,5 4 BM log BM 250000 5,39794 0,183 150000 5,17609 6 0,250 100000 5 1,8 6 0,300 75000 4,87506 5 2,7 6 0,450 50000 4,69897 6 3,5 6 0,583 37000 4,56820 7 4,7 6 0,783 25000 4,39794 8 5,2 6 0,867 20000 4,30103 Kurva Log BM Dual Color 6 5 Log BM 4 y = -1.3205x + 5.3714 R² = 0.9339 3 2 1 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Rf Gambar 2. Kurva Standar Log BM Marker Dual Color Tabel 2. Nilai Rf dan BM Sampel dengan Marker Dual Color Sampel 4 0 Jarak migrasi ke sampel (cm) 0 0 0 BM (anti log) 0 5 1 1,5 6 0,25 5,06 114762,5 2 2,5 6 0,41667 4,84 6,8854,7 3 3,6 6 0,6 4,59 39253,6 4 4,2 6 0,7 4,46 28890,8 1 1,5 6 0,25 5,06 114762,5 2 1,8 6 0,3 4,99 98455,5 3 1,9 6 0,31667 4,97 93552,1 4 2,4 6 0,4 4,86 72463,6 5 3 6 0,5 4,73 53333,5 6 3,6 6 0,6 4,59 39253,6 7 4,2 6 0,7 4,46 2,8890,8 7 0 0 6 0 0 0 8 0 0 6 0 0 0 9 0 0 6 0 0 0 6 Pita ke- Jarak Running (cm) 6 Rf (x) Log BM 3.2 Hasil Pengukuran dengan Marker Unstained Gambar 3. Hasil Elektroforesis Sampel dengan Marker Unstained Tabel 3. Nilai Rf dan Log BM Marker Unstained Pita ke- Jarak migrasi ke sampel (cm) Marker Dual Color Jarak Running Rf (cm) BM log BM 1 0,7 6 0,1167 250000 5,39794 2 1 6 0,1667 150000 5,17609 3 1,4 6 0,2333 100000 5 4 1,8 6 0,3000 75000 4,87506 5 2,6 6 0,4333 50000 4,69897 6 3,4 6 0,5667 37000 4,56820 7 4,6 6 0,7667 25000 4,39794 8 5,2 6 0,8667 20000 4,30103 Kurva Log BM Unstained 6 5 Log BM 4 y = -1,3206x + 5,3714 R² = 0,9339 3 2 1 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Rf Gambar 4. Kurva Standar Log BM Marker Unstained Tabel 4. Nilai Rf dan BM Sampel dengan Marker Dual Color Sampel 4 0 Jarak migrasi ke sampel (cm) 0 0 0 BM (anti log) 0 5 1 1,5 6 0,25 5,04 109963,9 2 2,5 6 0,41667 4,82 66244,5 3 3,6 6 0,6 4,58 37935,0 4 4,1 6 0,68333 4,47 29443,5 5 5 6 0,83333 4,27 18659,5 1 1,6 6 0,26667 5,02 104529,8 2 1,9 6 0,31667 4,95 89786,3 3 2 6 0,33333 4,93 85349,3 4 2,5 6 0,41667 4,82 66244,5 5 3,7 6 0,61667 4,56 36060,4 6 4,2 6 0,7 4,45 27988,5 7 0 0 6 0 0 0 8 0 0 6 0 0 0 9 0 0 6 0 0 0 6 Pita ke- Jarak Running (cm) 6 Rf (x) Log BM 3.3 Pembahasan Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electroforesis (SDS-PAGE) adalah teknik untuk memisahkan rantai polipeptida pada protein berdasarkan kemampuannya untuk bergerak dalam arus listrik, yang merupakan fungsi dari panjang rantai polipeptida atau berat molekulnya. Hal ini dicapai dengan menambahkan deterjen SDS dan pemanasan untuk merusak struktur tiga dimensi pada protein dengan terpecahnya ikatan disulfide yang selanjutnya direduksi menjadi gugus sulfidihidril. SDS akan membentuk kompleks dengan protein dan kompleks ini bermuatan negatif karena gugusgugus anionik dari SDS.(3) Dan menurut pengertian lain, metode SDS-PAGE sering digunakan untuk menentukan berat molekul suatu protein dengan menggunakan gel poliakrilamid yang terdiri dari 2 gel yaitu gel pemisah dan gel penahan. Gel pemisah berfungsi sebagai tempat dimana protein akan bergerak atau berpindah menuju anoda, sedangkan gel penahan berfungsi sebagai gel tempat meletakkan sampel yang terdapat di beberapa dinding sumur.(7) Dari hasil elektroforesis yang dilakukan pada sampel produk fermentasi hasil laut, didapatkan pita-pita protein dimana dari pita yang terbentuk kemudian dihitung panjang atau nilai Rf (retention factor) sehingga diperoleh berat molekul sampel. Pada praktikum ini digunakan 2 jenis marker, yaitu marker dual color dan marker unstained dengan berat molekul 20-250 kDa sebagai standar yang digunakan untuk menentukan berat molekul protein sampel. Dari hasil running elektroforesis sampel gambar 2 dan 4, dapat dilihat hanya pada sampel terasi dan cincalok yang menunjukkan adanya pita protein. Berdasarkan hasil running dengan marker dual color, terlihat sebanyak 4 pita pada sampel terasi dan 7 pita pada sampel cincalok. Setelah dimasukkan ke dalam persamaan regresi y = -1,3312x + 5,3926 dengan nilai R² = 0,9322 dari kurva log BM dengan Rf marker dual color, diketahui bahwa sampel terasi memiliki protein dengan berat molekul 114.8 kDa, 68.9 kDa, 39.3 kDa, dan 28.9 kDa sedangkan sampel cincalok memiliki protein dengan berat molekul 114.8 kDa, 98.5 kDa, 93.4 kDa, 72.5 kDa, 53.3 kDa, 39.3 kDa, dan 28.9 kDa. Berdasarkan hasil running dengan menggunakan marker unstained, terlihat sebanyak 5 pita pada sampel terasi dan 6 pita pada sampel cincalok. Setelah dimasukkan ke dalam persamaan regresi y = -1,3206x +5,3714 dengan nilai R² = 0,9339 dari kurva log BM dengan Rf marker unstained, diketahui bahwa sampel terasi memiliki protein dengan berat molekul 110 kDa, 66.2 kDa, 37.9 kDa, 29.4 kDa, dan 18.7 kDa sedangkan sampel cincalok memiliki protein dengan berat molekul 104.5 kDa, 89.8 kDa, 85.3 kDa, 66.2 kDa, 36.1 kDa, dan 28 kDa. Pita-pita tersebut terbentuk karena adanya sejumlah partikel sampel yang tersangkut pada titiktitik tertentu dalam gel akibat adanya muatan listrik pada sampel yang bergerak menuju katoda. Partikel yang memiliki berat molekul sama akan terakumulasi di titik yang sama, sehingga membentuk beberapa pita dengan panjang berbeda yang terpisah berdasarkan berat molekulnya. Pada praktikum ini, sampel petis, kecalo, terasi juwana, dan rusip tidak terlihat adanya pita protein baik pada marker dual color maupun marker unstained. Hal ini kemungkinan karena terjadinya perubahan sifat pada protein tersebut.(7) 4 KESIMPULAN Berdasarkan hasil running dengan marker dual color dan marker unstained, terlihat hanya sampel terasi dan cincalok yang menunjukkan adanya pita protein sedangkan sampel petis, kecalo, terasi juwana, dan rusip tidak terlihat adanya pita protein yang kemungkinan terjadi karena perubahan sifat pada protein tersebut. Berdasarkan hasil running dengan marker dual color diketahui bahwa sampel terasi memiliki protein dengan berat molekul 114.8 kDa, 68.9 kDa, 39.3 kDa, dan 28.9 kDa sedangkan sampel cincalok memiliki protein dengan berat molekul 114.8 kDa, 98.5 kDa, 93.4 kDa, 72.5 kDa, 53.3 kDa, 39.3 kDa, dan 28.9 kDa. Berdasarkan hasil running dengan marker unstained, diketahui bahwa sampel terasi memiliki protein dengan berat molekul 110 kDa, 66.2 kDa, 37.9 kDa, 29.4 kDa, dan 18.7 kDa sedangkan sampel cincalok memiliki protein dengan berat molekul 104.5 kDa, 89.8 kDa, 85.3 kDa, 66.2 kDa, 36.1 kDa, dan 28 kDa. DAFTAR PUSTAKA 1. Safiera AA. Aktivitas Antioksidan dan Kemampuan Proteksi Terhadap Kerusakan DNA dari Protein Isolat Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.) Terhidrolisis Menggunakan Alkalase Terimobilisasi. 2016. 2. Sawitri KN, Sumaryada T, Ambarsari L. Analisa Pasangan Jembatan Garam Residu Glu15Lys4 Pada Kestabilan Termal Protein 1Gb1. J Biofisika [Internet]. 2014;10(1):68–74. Available from: www.rscb.org 3. Mukaromah AH, Ethica SN. Profil Protein Berbasis SDS-PAGE Pada Ulat Sagu Pengasapan dengan dan tanpa Penggaraman. Semin Nas Edusainstek FMIPA UNIMUS 2018 [Internet]. 2018;(October):8–14. Available from: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi/article/view/10607 4. Setiawan A. Instrumentation & Biomolecular Technique Elektroforesis Vertical Sds-Page. Univ Brawijaya [Internet]. 2018;(February):9. Available from: https://www.researchgate.net/publication/339132965 5. Muchtaromah B, Sumitro SB, Soemarno S, Susilawati T. Isolasi dan Karakterisasi Protein 100kDa dari Membran Kepala Spermatozoa Kambing. J Exp Life Sci. 2012;2(1):13–9. 6. Wa Atima. Isolasi Dan Pengukuran Aktivitas Enzim Bromelin Dari Ekstrak Kasar Bonggol Nanas (Ananas comosus) Pada Variasi Suhu Dan pH. J Biol Sci Educ. 2013;2(1):70–9. 7. Kasmawati. Karakterisasi Berat Molekul Protein Hasil Fraksinasi Enzim Selulase dari Candida Utilis [Internet]. Skripsi. 2017. Available from: makassar: FST UIN Alauddin.