Al-Khawarizmi The Father of Algebra Al-Khawarizmi Bapak Aljabar Savana 15523024@students.uii.ac.id Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Ringkasan. Al-Khawarizmi ialah cendekiawan muslim berpengetahuan luas yang berkarya di dalam banyak bidang. Dengan kepandaian dan kecerdasan yang di anugrahkan oleh Allah kepadanya, ia dikenal dengan penemu Aljabar atau bapak Aljabar dan penemu angka nol. Salah satu karyanya yang melegenda ialah buku “Al-Jabar” sebuah buku yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat yang merupakan karya pertamanya diantara karya-karya luar bisanya yang lain. Pemikiran-pemikiran serta karya-karyanya sangat amat luar biasa. Bahkan matematika modern sekarang dapat maju sedemikian rupa karena dipengaruhi oleh pemikiran serta karya beliau. Kitab Alajabar nya bahkan menjadi rujukan bagi banyak matematikawan Islam maupun matematikawan Barat sepanjang masa. Tak hanya itu, Al-Khawarizmi juga berkarya di bidang-bidang lainnya seperti geografi, astronomi, astrologi dan banyak bidang lain. Al-Khawarizmi juga piawai dalam terjemahan manuskrip Sansekerta dan Yunini serta dalam Sastra Arab. Tak cukup sampai di matematika. Al-Khawarizmi terus menyumbangkan pemikiran-pemikiran serta karya-karyanya di begitu banyak bidang. Bahkan karaya-karyanya mempunyai banyak terjemahan dari berbagai negara. Beliau merupakan figur yang mempunyai dampak luar biasa besar dalam memajukan peradaban Islam bahkan Dunia. Summary. Al-Khawarizmi is a knowledgeable Muslim figure who works in many fields. With the cleverness and intelligence given by Allah to him, he was known as the inventor of Algebra and the inventor of zero numeral. One of his most legendary works is a book of Algebra, a book that addresses systematic solutions of linear and quadratic notation which is his first works among his other legendary works. His thoughts and his works is very priceless. Even the modern mathematics can advanced in such a way it is influenced by his thoughts and his works. His holy Algebra books become a reference for many Islamic mathematicians and Western mathematicians of all time. AlKhawarizmi is also works in the other fields as geography, astronomy, astrology and many more. Al-Khawarizmi is also excellent in translations of sanskrit and greek manuscripts as well as in Arabic literature. He didn‟t stop at math. Al-Khawarizmi is continue to contribute his thoughts and his works in many fields. Even his works has many translations from various country. AlKhawarizmy is a living muslim figure who has a tremendous impact in advancing Islamic civilization and even the World. PENDAHULUAN Dewasa ini memang tidak dipungkiri lagi pengetahuan tentang Perabadan Pemikiran Islam sudah sangat tidak diminati dan diperhatikan, dari kalangan anak muda yang sejatinya diharapkan dapat menjadi penerus yang baik bagi bangsa serta intelektual yang dapat menyumbangkan pemikiran pemikirannya untuk memajukan Peradaban Islam menjadi lebih baik. Adanya arus globalisasi dan modernisasi yang begitu kencang membuat kita kian lupa betapa pentingnya mempelajari Peradaban serta Pemikiran Islam. Kita saat ini seperti dibutakan oleh zaman, hanya mengikuti tren yang ada silih berganti tanpa ada tindakan kontributif yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Pemikiran kian terkikis semakin pasif dikarenakan budaya konsumtif yang disebar oleh kaum kapitalis. Pendidikan yang seharusnya menjadi tombak Peradaban malah memiliki sistem yang mengkotak – kotakan kreatifitas. Kita yang seharusnya memberi pemikiran-pemikiran yang dapat memajukan peradaban malah hanya dicekoki kebodohan dan menjadi budak teknologi. Sudah lenyapkah kepedulian kita untuk membangun Peradaban Islam ? Kemanakah perginya otak – otak yang berisi pemikiran – pemikiran luar biasa ? Seperti hanyut di arus keburukan zaman. Hilang ditelan bumi. Terbang terbawa angin kemalasan. Perkataan hanya tinggal retorika tanpa ada implementasi nyata. Pergerakan cuma ilusi yang sengaja diciptakan oleh integritas palsu. “Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah” hanya ocehan dini hari. Oleh karena itu, penting bagi kita semua khususnya kaum muda untuk mempelajari Peradaban dan Pemikiran Islam agar dapat menjadi insan Ulil Albab yang Amar Ma‟ruf Nahi Munkar. Salah satu cara belajar tentang Peradaban dan Pemikiran Islam ialah dengan mempelajari Tokoh – Tokoh Islam yang ada yang sudah menyumbangkan banyak hal dan pemikiran mereka dalam banyak bidang. Mulai dari tokoh Islam peradaban dulu hingga peradaban sekarang. Berawal dari kekhawatiran dan keresahan akan Peradaban Islam yang dirasa tidak maju dan berkembang, bahkan seperti semakin mundur di tekan oleh banyak faktor yang sudah disampaikan diawal. Paper ini pun dibuat untuk dibaca seluruh umat sebagai salah satu bentuk tindakan pencegahan akan kemunduran Peradaban Islam. Kita tak bisa lagi terus dibodohi, kita sudah seharusnya mengejar ketertinggalan, tak bisa lagi hanya berjalan, kita harus berlari. Kita tak boleh berada jauh dibelakang, kita sudah seharusnya melangkah beberapa puluh langkah kedepan. Dengan membaca paper ini yang membahas salah satu Tokoh Islam luar biasa pada masanya. Harapannya semangat kita dalam hal membangun peradaban dengan pemikiran menjadi bertambah. Kita dapat memulai Muhasabah diri, menjadi terinspirasi dan terpantik untuk dapat mengembangkan serta menyumbangkan pemikiran – pemikiran kita walaupun tidak seberapa besar, tetapi setidaknya kita memberikan kontribusi untuk memajukan peradaban. Ada kebaikan yang kita tinggalkan sebelum kita lenyap dari peradaban. Tidak lagi terus menerima tetapi sesekali memberi. BIOGRAFI SINGKAT AL-KHAWARIZMI Al Khawarizmi mempunyai nama asli Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī, juga dikenal sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff dan di Barat dikenal sebagai alKhawarizmi, al-Cowarizmi dan beberapa ejaan lain adalah seorang Tokoh Islam berpengetahuan luas dan ahli dalam banyak bidang, yaitu meliputi bidang matematika, astronomi, astrologi, geografi dan banyak bidang lain. Tak banyak mungkin anak muda sekarang yang tahu bahwa penemu aljabar dan angka 0 berasal dari Tokoh Islam “Al-Khawarizmi”. Lalu konsep aljabar yang ia temukan pun di pakai di matematika Eropa. Hidup di sekitar abad 8-9. Lahir sekitar tahun 780M di Khawarizm dan beliau wafat sekitar tahun 850M di Baghdad. Beliau menghabiskan hampir sepanjang hidupnya berprofesi sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad. Dalam tulisan Toomer ”sebutan lain untuknya diberikan oleh al-Tabari, al-Majusi, ini mengindikasikan ia adalah pengikut Zoroaster. Ini mungkin terjadi pada orang yang berasal dari Iran. Tetapi, kemudian di buku Al-Jabar dia menunjukkan diri sebagai seorang Muslim Ortodok, jadi sebutan Al-Tabari ditujukan pada saat ia muda, ia beragama Majusi”. Berkat kehebatannya, Khawarizmi terpilih sebagai ilmuwan penting di pusat keilmuwan yang paling bergengsi pada zamannya, yakni Bait al-Hikmah atau House of Wisdom yand didirikan khalifah Abbasiyah di metropolis intelektual dunia, Baghdad. Bait al-Hikmah merupakan lembaga yang berfungsi sebagai pusat pendidikan tinggi. Dalam kurun dua abad, Bait al-Hikmah ternyata berhasil melahirkan banyak pemikir dan intelektual Islam. Diantaranya seperti Khawarizmi. Khawarizmi adalah seorang ilmuwan Islam jenis pada masa keemasan Islam di Baghdad, pusat pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah. Ia sangat berjasa besar dalam mengembangkan ilmu Aljabar dan Aritmatika. Kepribadian Al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Dibuktikan dengan perkataan G.Sarton bahwa pencapaian – pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang – orang Timur. Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann berkata “AlKhawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains”. KARYA – KARYA AL-KHAWARIZMI Karya pertama Al-Khawarizmi ialah “Al-Jabar”, sebuah buku yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Dalam buku ini diuraikan pengertian – pengertian gemoetris. Ia juga menyumbangkan teorema segitia sama kaki yang tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga dan luas jajar genjang serta lingkaran. Dengan demikian, dalam beberapa hal Khawarizmi telah membuat Aljabar menjadi ilmu eksak. Sejatinya kitab ini berjudul al-Kitab al-mukhtasar fi hisab algabr wa‟l-muqabala. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “The Compendious on Calculation by Completion and Balancing”. Biasa pula disebut Hisab al-jabr wal-muqabala. Hingga sekarang sangat populer dan menjadi rujukan para ahli matematika sepanjang zaman itu +-820M. Berkat kitab yang dirampungkan oleh Al-Khawarizmi ini, dunia matematika modern mengenal istilah Aljabar. Aljabar berasal dari bahasa Arab al-gabr yang berarti “pertemuan” atau hubungan”. Aljabar adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang pemecahan masalah menggunakan simbol – simbol sebagai pengganti konstanta dan variabel(wikipedia). Beberapa istilah pada Aljabar yaitu variabel, konstanta dan koefisien. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur Aljabar Abstrak, yaitu Aljabar dalam sebuah bidang. Carl B. Boyer dalam karyanya bertajuk (The Arabic Hegemony: A History of Mathematics:1968), mengungkapkan, “. Boyer lalu menambahkan, “kitab karya Khawarizmi itu juga memperkenalkan metode dasar “mengurangi” dan “keseimbangan/balancing”, yang mengacu pada perubahan syarat – syarat mengurangi sisi lain sebuah persamaan yaitu pembatalan syarat – syarat seperti sisi berlawanan dari persamaan”. Kitab Aljabar juga telah menjadi rujukan para ilmuwan sepanjang masa, baik matematikus Islam maupun Barat. Beberapa saintis terkemuka juga telah menerbitkan buku dengan nama Kitab alGabr wa-l-muqabala, diantaranya;Abu Hanifa al-Dinawari serta Abu Kamil Shuja ibnu Aslam. Selain itu, Abu Muhammad al-„Adli, Abu Yusuf al-Missisi, „Abd Al-Hamid ibnu Turk, Sind ibu „Ali, Sahl ibnu Bisr dan Sarafaddin al-Tusi juga termasuk ilmuan Muslim yang banyak terpengaruh pemikiran luar biasa Khawarizmi. Bayangkan betapa karya Aljabar milik Al-Khawarizmi bisa membawa impact sedemikian rupa besarnya bagi matematika modern dan para ilmuwan terkemuka. R Rashed dan Angela Armstrong dalam karyanya bertajuk (The Development of Arabic Mathematics:1994), menegaskan bahwa Aljabar karya Al-Khawarizmi memiliki perbedaan signifikan dibanding karya Diophantus, yang kerap disebut – sebut sebagai penemu Aljabar. Dalam pandangan kedua ilmuwan itu, karya Khawarizmi jauh lebih baik di banding karya Diophantus. “Teks karya Khawarizmi begitu berbeda, tidak hanya dari buku karya orang Babilonia, tetapi juga dari karya Arithmatika-nya Diophantus. Ini tidak lagi menyangkut sejumlah masalah untuk diselesaikan, namun sebuah pertunjukan yang dimulai dengan istilah sederhana yang kombinasinya memberikan semua kemungkinan untuk persamaan dasar, yang mulai saat ini secara eksplisit merupakan objek studi yang benar,” papar Rasheed dan Amstrong. Hal senada diungkapkan sejarawan sains JJ O‟Connor dan EF Robertson pada karyanya berjudul (History of Mathematics:anonim). Menurutnya, karya matematikus Persia itu merupakan karya yang revolusioner. “Mungkin salah satu kemajuan yang paling signifikan yang dibuat ahli matematika Arab hingga saat ini adalah karya Khawarizmi, yakni Kitab Aljabar” ujar O’Connor dan Robertson. Menurut keduanya, kitab Aljabar sungguh sangat revolusioner, karena mampu beralih dari ari konsep matematika Yunani yang didasarkan pada geometri. Dalam pandangan O‟Connor dan Robertson, Kitab Aljabar yang ditulis Khawarizmi berisikan teori permersatu yang menyediakan angka – angka/bilangan rasional, angka – angka irasional, besar/jarak geometri dan lain – lain. O‟Connor dan Robertson menambahkan semua bilangan tersebut diperlakukan sebagai “objek aljabar”. Hal itu dinilai sebagai sebuah perkembangan bagi matematika. Pasalnya, Kitab Aljabar telah membuka jalan baru bagi konsep yang telah ada sebelumnya. “Dan ini merupakan sarana yang dapat menjadi kendaraan bagi pembangunan masa depan. Aspek lain yang penting adalah aspek pengenalan gagasan Aljabar yang telah disediakan matematika yang akan diterapkan untuk dirinya sendiri dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya” papar O‟Connor dan Robertson. Buku yang sangat populer ini mulai diperkenalkan ke dunia Barat lewat terjemahan bahasa Latin oleh Robert of Chester berjudul (Liber algebrae et almucabala:2007). Buku persamaan pengurangan kuadrat acak ke salah satu dari enam jenis dasar dan menyediakan metode Aljabar dan Geometri untuk memecahkan dasar utama. “Pengurangan angka – angka abstrak modern dalam Aljabarnya Khawarizmi adalah retorik menyeluruh, dengan tidak ada yang sinkopasi ditemukan pada Aritmatika Yunani atau karya Brahmagupta. Bahkan angka-angka yang ditulis lebih banyak dalam kata – kata daripada simbol” tutur Carl B. Boyer, dalam karyanya bertajuk (A History of Mathematics:1968) Dalam bukunya ini, Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa Arab disebut sift. Sebelum Al-Khawarizmi memperkenalkan angka 0, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukan satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Dimana hitungan seperti itu tidak mendapat sambutan hangat dari kalangan ilmuwan Barat kala itu dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan hasil penemuan Al-Khawarizmi. Dari beberapa bukunya juga Al-Khawarizmi mewariskan beberapa istilah matematika yang masih banyak dipergunakan hingga kini. Seperti sinus, kosinus, tangen dan kontangen. Karya – karya Al-Khawarizmi sebenarnya banyak mengacu pada tulisan mengenai Aljabar yang disusun oleh Diophantus dari Yunani. Namun, dalam meneliti buku-buku Aljabar tersebut, AlKhawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Kesalahan dan permasalahan itu diperbaiki, dijelaskan dan dikembangkan oleh Khawarizmi dalam karya – karya Aljabarnya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ia dijuluki “Bapak Aljabar.” Bahkan menurut Gandz, matematikawan Barat dalam karyanya “The Source of Al Kawarizmi‟s Algebra,” Al Khawarizmi lebih berhak mendapat julukan “Bapak Aljabar” dibandingkan dengan Diophantus, karena dialah orang pertama yang mengajarkan Aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal – hal yang berkaitan dengannya. Di dunia Barat, Ilmu Matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Al-Khawarizmi dibanding karya para penulis pada Abad Pertengahan. Masyarakat modern saat ini bisa dibilang berutang budi kepada Al-Khawarizmi dalam hal penggunaan bilangan Arab. Notasi penempatan bilangan dengan basis 10, penggunaan bilangan irasional dan diperkenalkannya konsep Aljabar modern, membuat Khawarizmi layak menjadi figur penting dalam bidang Matematika dan Revolusi Perhitungan di Abad Pertengahan di daratan Eropa. Dengan penyatuan Matematika Yunani, Hindu dan mungkin Babilonia, teks Aljabar merupakan salah satu karya Islam di dunia Internasional. Seorang sejarawan Philip K. Hitti berkomentar tentang Al-Khawarizmi, khususnya berkenaan dengan karyanya Hisab Al-Jabr Wa Al-Muqabalah “Hingga abad ke 16M, buku ini telah digunakan sebagai buku matematika rujukan berbagai perguruan tinggi di Eropa. Karya-karya AlKhawarizmi juga berjasa dalam memperkenalkan angka-angka Arab atau Algorisme ke dunia Barat” Dalam buku (The Britannica Guide to the 100 Most Influential Scientist:2008) Al-Khawarizmi dinyatakan “Muslim mathematician and astronomer whose major works introduced Hindu-Arabic numerals and the concepts of algebra into European mathematics”. Sejarawan George Santon begitu memuja Al-Khawarizmi dengan menyebutnya sebagai salah seorang ilmuwan terkemuka dari bangsanya dan terbesar pada zamannya dengan meninggalkan karya-karya penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, khususnya matematika dan astronomi. Beliau wafat pada tahun 846M. Sumbangan Al-Khawarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu ukur sudutnya yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu parah ahli matematika Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini. Salah satu contohnya adalah Adelardi dari Bath yang pada tahun 1126M menyadur temuan-temuan ilmu pengetahuan Al-Khawarizmi ke dalam bahasa Latin. Boleh dibilang, karya-karya Al-Khawarizmi mempengaruhi kaum pemikir dan ilmuwan lebih jauh di masa kemudian seperti Umar Khayam, Leonardo Fibonacci dari Pisa dan Jacob dari dari Florence. Al-Khawarizmi juga menulis tentang penanggalan Yahudi “Risala Fi Istikhraj Tarikh Al Yahudi”. Yang menerangkan 19 tahun siklus interkalasi, hukum yang mengatur pada hari apa dari suatu minggu bulan Tishri dimulai; memperhitungkan interval antara Era Yahudi(penciptaan Adam) dan Era Seleucid; dan memberikan hukum tentang bujur matahari dan bulan menggunakan kalender Yahudi. Sama dengan yang ditemukan oleh Al-Biruni dan Maimonides. Al-Khawarizmi juga dikenal ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya. Ia menuliskan pula teori seni musik. Buku itu diterjemahkan oleh Adelardi pada abad ke-12 dengan judul “Liber Ysagogarum Alchorism”. Buku ini kemudian menyebarkan pengaruhnya sampai ke Eropa dan sejarawan Philip K. Hitti menyebutnya sebagai perkenalan pertama musik Arab ke dunia Barat atau dunia Latin Buku kedua karya besar Al-Khawarizmi adalah tentang aritmatika. Sekarang hanya tersisa dalam bahasa latin. Versi aslinya dalam bahasa Arab telah hilang. Penerjemahan buku ini dilakukan pada abad ke 12 oleh Adelard of Bath. Memang pada buku ini tidak ditemukan judulnya, tetapi orang menyebut dalam bahasa latin “Dixit Algorizmi” yang ada juga diberi nama “Algoritmi de numero Indorum, yang berarti, Al-Khawarizmi dalam perhitungan Hindi. Pemberian nama ini dilakukan oleh Baldassarre Boncompagni ditahun 1857. Pada buku beliau “On the Calculation with Hindu Numerals”, yang ditulis tahun 825, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, “Algoritmi de numero Indorum”. Karya lain Al-Khawarizmi ialah Kitab Al-Jam wa’l-tafriq bi-hisab al-Hid (Book of Addition and Subtraction by the Method of Calculation). Karya ini dikenal pelajaran pertama yang ditulis dengan menggunakan sistem bilangan desimal, merupakan titik awal pengembangan matematika dan sains. Pelajaran di Eropa mengaitkan Al-Khawarizmi dengan „new aritmetic‟ yang akhirnya menjadi basis notasi angka, dimana penulisan angka Arab dikenal dengan istilah „algorism‟ atau „algorithm‟. Hasil karya Al-Khawarizmi menjadi penting karena merupakan notasi pertama menggunakan basis angka Arab dari 1 sampai 9,0 dan pola nilai-nilai penempatan. Ini dilengkapi pula dengan aturan- aturan yang diperlukan dalam bekerja dengan menggunakan bilangan notasi Arab dan penjelasan tentang empat basis operasi perhitungan, yaitu; penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Ini juga mengakomodir bentuk – bentuk penulisan angka yang lazim digunakan, yaitu penulisan dengan enam digit desimal dan penggunaan tanda akar. Dan masih banyak lagi karya lain beliau seperti “The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing”. Al Khawarizmi juga melebarkan karyanya di Bidang Astronomi dan Geografi, dibawah Khalifah Ma‟mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian itu dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Astronom muslim ini juga menyusun buku tentang perhitungan waktu berdasarkan bayang – bayang matahari. Karya Al-Khawarizmi dalam bidang Astronomi merupakan karya orisinil pertama bagi Astronomi Arab. Karya ini mengandung tabel pergerakan matahari, bulan, lima planet, dilengkapi dengan petunjuk penjelasan bagimana menggunakan tabel tersebut. Buku geografinya yang mahsyur adalah Kitab Surah Al Ard tentang gambaran bumi. Buku itu memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri – ciri geografisnya. Kitab itu secara tidak langsung mengacu pada buku Geography yang disusun oleh Claudius Ptolomaeus (100-178), ilmuwan Yunani. Namun beberapa kesalahan dalam buku tersebut dikoreksi dan dibetulkan oleh Al-Khawarizmi dalam bukunya Zij As Sindhind sebelum ia menyusun Kitab Surah Al Ard. Sinopsis buku ini dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1926 M dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman pada tahun 1932 M. Kitab Surah Al Ard sekarang tersimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg. Sementara versi latinnya disimpan di Biblioteca Nacional de Espana Madrid. Salah satu karyanya di bidang Astronomi ialah buku yang berjudul Zij Al Sindind seperti yang sudah disebut sebelumnya. Buku ini berisi tentang 37 simbol pada kalkulasi kalender astronomi dan 116 tabel kalender astronomial dan data astrologial. Isi buku ini masih dipakai dalam bidang astronomi hingga sekarang. Versi asli buku ini dalam Bahasa Arab ditulis pada tahun 820 telah hilang, tapi versi lain dalam Bahasa Latin masih ada yang mana dari hasil terjemahan oleh Adelard of Bath. Empat manuskrip lainnya yang berbahasa Latin tetap ada di Bibliotheque publique (Chartes), the Bibliotheque Mazarine (Paris), the Bibliotheca Nacional (Madrid) dan the Bodleian Library (Oxford). Taqwiimul Buldaan adalah buku lainnya dalam bidang geografi. Dalam penulisan buku ini, menjelaskan pendapat – pendapat Bethlumus dengan sangat detail. Dalam penulisan bukunya ini, Al-Khawarizmi ia berpijak pada buku sebelumnya “Shuuratul Ardh”. Dengan bukunya kali ini, AlKhawarizmi dianggap sebagai pembaharu terhadap teori – teori Bethlumus. Salah seorang pakar sejarah asal Eropa pernah berkomentar tentang buku ini, “Buku Taqwiimul Buldaan tidak bisa hanya dianggap hanya mengekor pada teori-teori Yunani kuno saja, tetapi ia juga merupakan kajian baru yang independen dalam bidang geografi dan tidak kalah pentingnya dengan kajian ataupun penulis Eropa lainnya yang mengarang geografi pada masa itu”. Berkenaan dengan ini, perlu diingat bahwa penelitian – penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti mengisyaratkan bahwa Al-Khawarizmi termasuk salah seorang yang ditugaskan oleh Khalifah Al-Ma‟mun untuk mengukur derajat kebulatan bumi. Salah satu hal lain yang menarik ialah pendiri sekaligus CEO dari Facebook, Mark Zuckerberg pernah berkata “Saya heran ada orang-orang yang terlalu mengidolakan saya. Padahal saya sangat mengidolakan ilmuan muslim Al-Khawarizmi. Karena tanpa ada algoritma dan aljabar, maka jangan pernah bermimpi ada Facebook, Whatsapp, BBM, bahkan komputer. Kalian seharusnya bangga menjadi seorang muslim”. TAULADAN AL-KHAWARIZMI Salah satu tauladan yang dapat diikuti dari Al-Khawarizmi ialah rasa ingin tahu beliau yang sangat tinggi tentang ilmu pengetahuan. Al-Khawarizmi selalu punya rasa keingin tahuan yang besar, lalu dari rasa ingin tahu tersebut dia melahirkan karya-karya yang hebat yang dikenal banyak orang serta bermanfaat bagi umat. Rasa ingin tahunya dalam ilmu pengetahuan sangat luar biasa, dibuktikan dengan karya-karya serta pemikirannya yang melegenda. Dan tidak sampai disitu saja, rasa ingin tahu beliau yang menarik ialah dia tidak hanya menjajaki di satu bidang saja. AlKhawarizmi terus menerus memupuk rasa ingin tahunya banyak bidang. Mulai dari matematika, astronomi, astrologi, geografi, kesastraan hingga bidang musik sekalipun. Keingin tahuan beliau yang besarlah yang membuat namanya sampai sekarang begitu dikenal dan karya serta pemikirannya menjadi rujukan sepanjang masa bagi banyak orang. Tauladan yang lainnya ialah masalah rumit bisa diselesaikan asalkan kita mau terus berusaha dengan sungguh-sungguh, menempatkan hati, pikiran dan tenaga. Layaknya Al-Khawarizmi yang memecahkan permasalahan Aljabar dengan menyederhanakannya. Pola pikir beliau yang general, walaupun fokus di bidang matematika dan sains, beliau juga ahli musik. Sungguh kemauan menuntut ilmu yang sangat luar biasa yang bisa diambil hikmah dari beliau. Apalagi modern saat ini di Indonesia yang mayoritas para pelajarnya hanya terpaku oleh disiplin ilmunya masing-masing sehingga pola pikirnya tidak terlalu berkembang dibandingkan di Negara Barat. Oleh karena itu menuntut ilmu di semua bidang sangat diperlukan dalam pembentukan pola pikir yang maju yang bermanfaat dan berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, agama dan negara. TOKOH-TOKOH MUSLIM LAIN DALAM DUNIA MATEMATIKA Al-Kindi adalah Al-Khawarizmi‟s lain, tokoh Muslim yang bergelut di matematika. Hidup pada masa penerjemahan besar-besaran karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab. Sejak didirikannya Bayt al-Hikmah oleh Al-Ma‟mun, Al-Kindi turut aktif dalam kegiatan penerjemahan. Di samping menerjemah, Al-Kindi juga memperbaiki terjemahan-terjemahan sebelumnya. Karena keahlian dan keluasan pandangannya, ia diangkat sebagai ahli di istana dan menjadi guru putra Khalifah AlMu‟tasim, Ahmad. Al-Kindi adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Salah satu kelebihannya ialahan menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut. Al-Kindi telah menulis hampir seluruh ilmu pengetahuan yang berkembang pada saat itu. Tetapi, diantara sekian banyak ilmu, ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi Al-Kindi adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dahulu menguasai matematika. Matematika disini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri dan astronomi. Beberapa karyanya ialah “De Gradibus”, “Scientific Weather Forecasting in The Middle Ages”, “The Medical Formulary, or Aqrabadhin”. Lalu ada Al-Karaji. Sejarawan sains modern memandang Al-Karaji sebagai ahli matematika berkaliber tinggi. Karyanya yang kekal pada bidang matematika masih diakui hingga hari ini, yakni mengenai kanonik tabel koefisien binomium (dalam pembentukan hukum dan perluasan bentuk). Al-Karaji dianggap sebagai ahli matematika terkemuka dan di pandang sebagai orang pertama yang membebaskan Aljabar dari operasi Geometris yang merupakan produk Aritmatika Yunani dan menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari Aljabar pada saat ini. Karyanya pada Aljabar dan Polynomial memberikan aturan pada operasi Aritmatika untuk memanipulasi Polynomial. Dalam karya pertamanya di Prancis, sejarawan matematika Franz Wopcke dalam karyanya yang bertajuk ( Extrait du Fakhri, traite d‟Algebre par abou Bekr Mohammed Ben Alhacan Alkarkhi, 1853) “memuji Al-Karaji seabagai ahli matematika pertama di dunia yang memperkenalkan teori Aljabar Kalkulus”. Al-Karaji menginvestigasikan koefisien binomium segitiga Pascal. Dia juga yang pertama menggunakan metode pembuktian dengan induksi matematika untuk membuktikan hasilnya, ia berhasil membuktikan kebenaran rumus jumlah integral kubus, yang sangat penting hasilnya dalam integral kalkulus. Zaman keemasan Islam juga melahirkan pakar-pakar di bidang trigonometri. Mereka antara lain adalah Al-Battani, Al-Biruni dan Umar Khayyam. Al-Battani atau Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah dikenal sebagai bapak Trigonometri. Lahir di Battan, Mesopotamia dan meninggal di Damaskus 929. Al-Battani adalah tokoh bangsa Arab dan Gubernur Syria. Dia merupakan Astronom Muslim terbesar dan ahli Matematika ternama. Al-Battani melahirkan trigonometri untuk level lebih tinggi dan orang pertama yang menyusun tabel contangen. Al-Biruni adalah peletak dasar-dasar Trigonometri modern. Dia seorang filsuf, ahli geografi, astronom, ahli fisika dan pakar matematika. Enam ratus tahun sebelum Galgeo, Al-Biruni telah membahas teori-teori perputaran (rotasi) bumi pada porosnya. Al-Biruni juga memperkenalkan pengukuran-pengukuran geodesi dan menentukan keliling bumi dengan cara yang lebih akurat. Dengan bantuan matematika, dia dapat menentukan arah kiblat dari berbagai macam tempat di dunia. Selain itu, tokoh matematika lain yang tak kalah terkenal adalah Umar Khayyam. Kendati ia lebih dikenal sebagai seorang penyair, namun Umar Khayyam memiliki kontribusi besar dalam bidang matematika, terutama dalam bidang Aljabar dan Trigonometri. Ia merupakan matematikawan pertama yang menemukan metode umum penguraian akar-akar bilangan tingkat tinggi dalam Aljabar dan memperkenalkan solusi persamaan kubus. KESIMPULAN Pembangunan Peradaban Islam melalui pemikiran-pemikiran serta karya-karya sudah tidak lagi sehebat dulu. Kita semakin terus tergerus arus teknologi dan menjadi konsumtif tanpa ada tindakan kontributif. Sudah seharusnya kita bangun, sudah semestinya kita bangkit. Kembali merakit niat, memotivasi diri untuk perduli dalam memajukan Peradaban Islam. Paper adalah salah satu media akan hal tersebut. Al-Khawarizmi, dan juga teman teman intelektual muslim yang lain adalah figure sepanjang masa yang dapat kita jadikan suri tauladan dalam usaha dan upaya membangun dan memajukan kembali Peradaban Islam ke arah yang lebih baik. Pemikiran serta karya tidak ternilai mereka ialah motivasi bagi kita untuk bisa menapaki jejak yang sama. Bagaimana rasa keingintahuan mereka yang besar dalam ilmu pengetahuan. Bagaimana mereka ingin terus membuahkan hal-hal yang bermanfaat bagi Peradaban. Lihatlah apakah kehadiran kita sudah cukup bermanfaat bagi orang lain ? Atau justru malah menyusahkan ? Menjadi benalu bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah kesalahan. Marilah mulai sekarang kita bersama bergerak. Menata perubahan Peradaban Islam ke arah yang lebih baik. Ayo hidup para pemikir, lahirkanlah karya-karya ontentik yang luar biasa. Jadilah Al-Khawarizmi yang lain yang karyanya akan selalu bermanfaat sepanjang masa. Atau bahkan jadilah versi lain dari orang hebat yang baru, yang dimana orang lain menginginkan untuk menjadi dirimu karena begitu suri tauladannya dirimu. DAFTAR PUSTAKA Rashed, Rosdhi.1994.The Development of Arabic Mathematics:Between Arithmetic and Algebra. Conner, O JJ dan EF Robertson.History of Mathematics: anonim Boyer, Carl B. Uta C. Merzbach.1968.The Arabic Hegemony: History of Mathematics.:Kluwer Academic Publishers. Brezina, Corona.2005.Al-Khawarizmi: The Inventor of Algebra. Castle, Nick.2008.The Britannica Guide to 100 Most Influential Scientists. M Shoelhi, Gunadi, R. A.2002.Khazanah Orang Besar Islam-Dari Penakluk Jerussalem Hingga Angka Nol.Republika. Khawarizmi, Al.830.Hisab Al-Jabr Wa Al-Muqabalah:anonim Khawarizmi, Al dan Robert of Chester.2007. Liber algebrae et almucabala: Martino Pub Khawarizmi, Al.1926.Shuuratul Ardh:anonim Khawarizmi, Al.anonim.Taqwiimul Buldaan:anonim Khawarizmi, Al.anonim.Zin Al Sindind:anonim Khawarizmi, Al.anonim. Al-Jam wa’l-tafriq bi-hisab al-Hid (Book of Addition and Subtraction by the Method of Calculation):anonim Khawarizmi, Al.825M.On the Calculation with Hindu Numerals:anonim Khawarizmi, Al.anonim. Risala Fi Istikhraj Tarikh Al Yahudi:anonim Adelard.anonim.Liber Ysagogarum Alchorism:anonim Gribbin, John.2008.The Britannica Guide to the 100 Most Influential Scientist: Running Press Woepcke, Franz.1853.Extrait du Fakhri: traite de algebre: Impriemerie imperiale