Nama:Anisa Windi Salsabilla Npm:A1A021052 Kelas:2b Mata kuliah: Apresiasi Puisi Dosen pembimbing: Tugas:Pemahaman setelah membaca bab 2 dan 3 Pemahaman yang didapat setelah Membaca Materi Bab 2 yaitu Tentang:TUJUAN PENGAJARAN SASTRA Pemahaman yang diketahui akan adanya materi ini yaitu kita bisa mengetahui konsepsi sastra kita dan sastra,Tahu akan adanya Tujuan sastra,Mengetahui pengertian pengertian secara umumnya dan pengertian menurut para ahli,dan berbicara tentang tujuan pengajaran sastra,dengan meliputi adanya teori sastra,dan tau apa itu hubungan dengan kaum struktur alis dan semiotiknya.serta mengetahui hubungan segitiga,dan mengemukakan jenis pembaca menurut para ahli,Mengetahui hubungan hubungan diantara sesama pembaca,Mengetahui hubungan sesama pembaca bagi pelaksanaan belajar mengajar,mengetahui pengalaman sastra menurut para ahli, Mengetahui akan adanya kesadaran tentang hakekat personal yang tinggi Adapun pengertian konsepsi sastra kita ialah Pewarisan kurtural,tentulah pengajaran sastra akan teracu pada posisi sastra sebagai artefak yang bernilai sejarah.Tentu titik sentral terletak pada pendekatan sejarah,yang bakal mengiring siswa untuk mempelajari asal muasal karya sastra,konteks sejarah dalam proses penciptaan,pengaruhnya terhadap penulis,dan pengaruhnya yang mencekam padacipta karya berikutnya Sedangkan adanya pengertian dari sastra ialah Merupakan ranah pengembangan keterampilan dasar apresiasi,tentu proses belajar mengajar bertolak dari pembinaan keterampilan pengalihan bahasa,penggunaaan bahasa,penggunaan konteks bahasa,pengindentifisikan teknik perwatakan,dan seterusnya.Agakanya pengajaran sastra segera terfokus pada keterampilan spesifik seperti pengembangan tujuan tujuan behaviriol semata. Tujuan dari sastra sendiri ialah Jika sastra itu ialah kumpulan pelajaran mor,tentu saja kita akan menggunakannya sebagai sarana indoktrinasi dalam berpikir baik dan jujur.kita akan menilai sastra dalam wujud kebenaran pesannya.seandainya sastra merupakan penghimpunan visi budaya yang berkonsep si realistis,tentu kita mengerjakan sesuatu yang lain lagi.dan akibatnya kita sebagai siswa tentunya harus mempelajari sastra yang baik saja.dalam kondisi seperti ini tentunya proses belajar mengajar secara total terpusat ditangan guru. Adanya seorang ahli mengatakan bahwa dari Applcbcc(1972) mengatakan bahwa kita selalu kurang akurat mendefinisikan sastra,dengan demikian kita kurang memehami apa yang hendak diajarkan.lebih lanjut ditegaskannya bahwa guru guru sastra tak pernah berhasil menolak tekanan tekanan untuk menjabarkannya sebagai kerangka ilmu yang harus dihimbaskan. Adanya konsepsi kritikus dan kritis menampakan perhatian mereka yang lebih besar kenyataannya Lang lebih signifikan,yaitu hubungan yang erat antara pembaca dengan wacananya,Seperti disarankan oleh Bleich,Holland(1975),Rosenblatt (1976) dan Peobst(1986) Para ahli dan peneliti ini tergoda akan keterkaitan pembaca pada wacananya bagaimana pandangan dan prasangkanya dalam mengolah bacaan dan membentuk persepsi siswa tentang alur kkehidupan Adanya kaum struktur alis dan semiotik,seperti Culler(1981) dan Scholes pembaca,juga mempertanyakan hubungan wacana dengan wacana lainya. Kaum struktur alis menambahkan bahwa sesuatu mesti dipahami sebagai bagian dari suatu sistem,sedangkan sistem sastra adalah perangkat perkembangan yang cepat dari kode,simbol dan konveksi yang harus diperhatikan oleh penulis dan pembaca. Kaum semiotik malah menekankan pada kode,pola pengertian,mungkin juga skema yang memungkinkan kita menginterpretasikan peristiwa peristiwa. Adanya teori yaitu teori kritik moderen yang menunjukan minat yang lebih besar pada hubungan hubungan yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sastra,yaitu adanya hubungan antara pembaca dan hubungan antara wacana sastra,antara pembaca dan pembaca lain dan aantara wacana dengan wacana lainya. Adanya hubungan segitiga yang meliputi adanya empat pertanyaan yaitu Siapakah pembaca itu? Mengapa membaca? Apakah wacana itu?dan Apakah yang terjadi ketika membaca? Adanya jenis pembaca menurut para ahli dari Cor-coran dan Evans(1987)yang mengemukakan yaitu Pembaca yang mampu senang membaca Pembaca dalam segala tingkat usia Pembaca yang berkesempatan mengembangkan dan menemukan kebutuhan membacanya dan Pembaca yang mengembangkan kegemaran membaca sastra. Adanya konsepsi Rosenblatt yang mengesankan pentingnya hubungan antara pembaca dengan wacana dalam menggali makna.dia melihat pembaca sebagai pembaharu atau pencipta.denhan implikasi visi Rosenbllat ini terletak pada empat prinsip yaitu: Siswa harus diberi kebebasan untuk melahirkan reaksianya sendiri Siswa harus diberi kesempatan untuk membentuk kristalisasi rasa personalnya terhadap wacana sastra yang dihadapinya Guru harus berusaha menemukan butir butir persamaan diantara pendapat pendapat siswanya dan Pengaruh guru haruslah berupa suatu elaborasi dan pengaruh pengaruh utama yang inheren didalam sastra itu sendiri Pertanyaan garis besarnya Apakah implikasi prinsip prinsip ini dalam proses belajar mengajar sastra? Ya Hendaknya selalu diingat bahwa makna sastra harus ditentukan oleh siswa,guru,kritikus,dan siswa lain dapat membantu,tetapi tidak boleh membuat kan makna untuk siswa yang bersangkutan,untuk membantu siswa memberika. Responya guru dapat mengajukan pertanyaan pertanyaan mengiring.Guru dapat Mengajukan pertanyaan pada siswa untuk mengugah respons awal siswa.jika siswa memerlukan bantuan,guru boleh Menanyakan tentang sesuatu yang dilihatnya dalam suatu contoh puisi yang baru saja dibacanya atau mmemparafrasekanya. Adanya hubungan hubungan diantara sesama pembaca yaitu terdapat hubungan yang hirakris dimana alhi yang sangat berkuasa pada tingkat ke dua muncUl dosen yang menyampaikan nya pada guru melalui pendidikan pra jabatan maupun pendidikan dalam jabatan,selanjutnya guru meneruskan informasi itu pada siswa,yang dengan rendah hati dan pasrah berada ditingkat paling bawah,bagaikan para prajurit yang dengan kaki menggigil menuju perintah.atas dasar demikian hubungan diantara sesama pembaca hendaklah kolegial. Adanya hubungan sesama pembaca bagi pelaksanaan belajar mengajar antara lain yaitu menuntut agar meninggalkan sikap yang memandang cipta sastra dengan ukuran baik atau buruk. Pengajaran sastra jarang memperhatikan hubungan antara wacana dengan wacana seperti yang dikeluhkan oleh George Henry beberapa waktu yang lalu dengan mengatakan bahwa guru membicarakan sebuah wacana sama sekali terpisah dengan wacana yang lain.Dengan Mendayagunakan hubungan antara sesama wacana yang dibaca memperkaya gagasan dan persepsi yang tidak begitu saja ditelanya tanpa pikir,melainkan akan menghadirkan proses asimilasi,pengujiannya,untuk selanjutnya menjadi miliknya sendiri. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan hubungan itu siswa memetik manfaat:Kegairahan membaca Definisi sastra sekali lagi merupakan sebuah disiplin ilmu yang unik. Sastra tidak berada di luar pembaca seperti fenomena fisika yang selalu diluar diri para fisikawan.sastra ditulis untuk pembaca dan bukan pemilikan kelompok elit cendikiawan semata,maka pengalaman sastra itu tidak mungkin menggunakan perantara Pengalaman itu merupakan proses kontak langsung antara pembaca dengan cipta sastra tersebut.Dalam kaitan ini,teori,sejarah dan kritik sastra hanyalah unsur pelengkap belaka.Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tujuan pengajaran tidak lain dan tidak bukan adalah Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman sastra,sehingga sasaran akhirnya dalam ujud pembinaan apresiasi sastra dapat tercapai. Adanya pengalaman sastra menurut Rosenblatt(1984) teeujud dalam bentuk sistesis dari apa yang diketahui dan dirasakan oleh pembaca dengan sesuatu gagasan yang terpola yang melaluinya para sastrawan berupaya untuk komunikasikan tilikan hidupnya.dengan demikian hendaknya terus diarahkan pada interaksi yang dinamik antara karya seni dengan kepribadian pembaca karya sastra tersebut. Tujuannya paling pentingnya yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk mengembangkan pemahaman bacaan yang utuh dan memperlebar dimensi kontak emosi dan gagasan pribadi yang memungkinkan terjadinya Respons yang akrab. Kesadaran hakekat personal yang tinggi terhadap pengalaman sastra melindungi yang bersangkutan terhadap apa pengaruh kerutinan yang mandek. Jadi pengalaman pengalaman sastra merupakan kekuatan penting dalam proses pengumpulan sikap kritis,pribadi yang terbebas dari emosi,pribadi yang memiliki energi,dan kemauan untuk menciptakan sikap hidup yang lebih bahagia bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.