Uploaded by rizalrezianto14

PAPER KELOMPOK 9

advertisement
Strategi Penguatan Pendidikan Vokasi (Kejuruan)
Masya Devina (5310122002), Khoirul Amalia P. (5301420011), Rizal Rezianto (5301420022)
Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Semarang, Indonesia
Abstrak- Berdasarkan Permen No. 22 Tahun 2006 mengenai tujuan pendidikan vokasi (kejuruan) secara spesifik yaitu untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai program kejuruan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien, mengembangkan keahlian dan
keterampilannya. Di dalam pendidikan kejuruan yang memiliki peran sentral, vital dan urgent adalah lulusan yang memiliki
kemampuan hard skill dan soft skill. Dunia kerja dan dunia industri berharap besar lulusan sekolah menengah kejuruan
memiliki kecakapan, kompetensi, dan keterampilan kerja berupa keterpaduan kemampuan hard skill dan soft skill yang
memadai, unggul, siap pakai, dan mumpuni. Untuk mencapai tujuan pendidikan vokasi (kejuruan) yang sesuai perlu adanya
strategi. Strategi merupakan seni untuk mengelola sumber daya agar mampu mencapai sasaran yang dituju dengan efektif dan
efisien. Paper ini ditulis untuk mengetahui strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan kejuruan tersebut. SMK
Pusat Keunggulan merupakan strategi penguatan dalam pendidikan vokasi (kejuruan).
Kata Kunci: Sekolah Vokasi (Kejuruan), SMK, Pusat Keunggulan, Strategi Penguatan
I.
REVITALISASI SMK DAN SMK PK
Sekolah vokasi atau kejuruan pertama di
Indonesia berdiri pada tahun 1737 di zaman kekuasaan
VOC. Sebagai sekolah vokasi yakni pendidikannya
berfokus pada penguasaan keahlian tertentu, sekolah
pertama ini memiliki fokus pada bidang pelayaran.
Namun, tidak bertahan lama sekolah ini tutup pada tahun
1755. Terdapat selisih yang lumayan jauh hingga sekolah
vokasi kembali muncul atau dibangun kembali oleh
Belanda yakni pada tahun 1853 yang bernama Ambachts
School van Soerabaja (Sekolah Pertukangan Surabaya).
Setelah penjajahan Belanda usai dan penjajahan oleh
Jepang dimulai, Indonesia kembali kehilangan sekolah
vokasi. Sekolah yang dibangun oleh Belanda kemudian
digantikan dengan sekolah yang dibangun oleh pihak
Jepang yang dibangun di Ciroyom, Bandung dengan
nama Sekolah Teknik Menengah (STM). Kemudian di
tahun 1945 Indonesia meraih kemerdekaannya dan
sekolah vokasi ini pun kembali dibubarkan. Para guru dan
pelajar di sekolah tersebut disebar ke satuan-satuan
perjuangan yang lain yang ada pada saat itu.
Revitalisasi atau pemulihan dan pengembangan
pendidikan vokasi ini mulai diperhatikan pemerintah
Indonesia sejak adanya Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita) di tahun 1969. Keseriusan pemerintah
untuk revitalisasi ini terlihat dari penetapan UU No. 2
Tahun 1989 mengenai Pendidikan Nasional dan PP No.
29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang
berfungsi sebagai tonggak pengembangan pendidikan
vokasi secara terpadu di Indonesia. Pada periode ini,
terdapat pengembangan unit produksi sebagai bagian dari
proses pembelajaran di SMK yang meliputi produksi
barang dan jasa yang memanfaatkan sumber daya yang
ada di sekolah dan lingkungannya.
Selanjutnya mulai tahun 1997 pengembangan
dilakukan pemerintah melalui penerapan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) melalui konsep Link and Match
yang melibatkan usaha atau industri dalam pendidikan
vokasi. Sistem ini dianggap ideal untuk meningkatkan
relevansi dan efisiensi SMK. Beberapa kegiatan yang
dilakukan dengan sistem ini yakni praktik peserta didik di
industri,
kegiatan
gebyar
pendidikan
vokasi,
penandatanganan kerja sama sekolah dengan dunia usaha
atau industri, pembentukan organisasi intern di sekolah,
dan kunjungan guru-guru secara regular ke dunia usaha
atau industri. Dibentuk juga Majelis Pendidikan Vokasi
Nasional dan Majelis Pendidikan Vokasi Provinsi.
Keberadaan sekolah ini dirancang agar lulusannya siap
kerja baik mandiri maupun bekerja pada industri tertentu
dan dalam bidang tertentu sesuai dengan konsentrasi yang
diambil di sekolah. Layanan pendidikan vokasi mulai
diberikan pada pendidikan menengah yakni SMK yang
kemudian dapat dilanjutkan ke jenjang-jenjang
berikutnya.
Saat ini, program pendidikan kejuruan di
Indonesia regulasinya terbagi menjadi program 3 tahun
dan 4 tahun tetapi hanya 12 SMK saja yang menerapkan
4 tahun dari total 12.848 SMK di Indonesia. Terdapat 9
bidang keahlian, 48 program keahlian, dan 142 paket
keahlian. Pendidikan kejuruan di SMK sebagai preservice training dilanjutkan dengan in-service training
pada saat sudah masuk ke dunia kerja. Pelatihan ini
dilaksanakan oleh tempat kerja baik itu perusahaan atau
industri. Sinkronisasi ini merupakan langkah dari
perwujudan efisiensi pendidikan kejuruan.
SMK Pusat Keunggulan atau yang bisa disebut
juga sebagai SMK PK adalah bentuk dari pengembangan
SMK dimana kompetensi keahliannya mengalami
peningkatan kualitas melalui kemitraan dan penyelarasan
dengan dunia usaha atau industri. Peningkatan kualitas
dan kinerja pada siswanya menjadikan SMP PK sebagai
SMK rujukan yang berfungsi sebagai sekolah penggerak
dan sebagai peningkatan kualitas dan kinerja SMK
lainnya. SMK PK ini diharapkan dapat menghasilkan
lulusan yang dapat langsung terjun ke dunia kerja atau
membuat usaha sendiri dengan modal pelajaran vokasi
mendalam dan menyeluruh. Hal ini juga membuat SMK
PK menjadi pusat peningkatan kualitas dan rujukan bagi
SMK lainnya.
II.
1.
PAYUNG HUKUM
Berdasarkan konstitusi, SMK mempunyai peran
strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan
nasional. Ini sejalan dengan kebutuhan sumber daya
manusia yang mempunyai kompetensi sesuai dengan
bidang keahlian yang berkembang di masyarakat.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa pendidikan
kejuruan atau vokasi adalah pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam
bidang tertentu dan siap pula melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini lebih rinci ada pada
Pasal 15, keberadaan SMK dirancang untuk
mempersiapkan lulusannya bekerja di bidang tertentu.
Hal ini berarti lulusan dari SMK siap kerja, baik secara
mandiri maupun pada industri tertentu. Pendidikan vokasi
di tingkat pendidikan menengah disebut pendidikan
kejuruan dan pada pendidikan tinggi pertama adalah
tingkat penyelenggara pelatihan pra-jabatan.
Ada juga peraturan lainnya mengenai pendidikan
vokasi atau kejuruan ini yaitu Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Pada peraturan ini
mengatur mengenai upaya revitalisasi sekolah kejuruan
melalui penyempurnaan dan penyelarasan kurikulum
dengan kompetensi sesuai dengan kebutuhan pengguna
lulusan, peningkatan kompetensi bagi pendidik dan
tenaga kependidikan, peningkatan kerja sama antar
kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan dunia
usaha/industri, peningkatan akses sertifikasi lulusan, dan
program lainnya.
III.
LANGKAH-LANGKAH
KEBIJAKAN PEMERINTAHs
Badan Nasional Sertifikasi Profesi disingkat (BNSP)
untuk meningkatkan sumber daya manusia yang bernilai
unggul dan berdaya saing di bidangnya menurut langkahlangkah revitalisasi pendidikan kejuruan sesuai tugas,
fungsi dan wewenang. Berdasarkan Direktorat
Pembinaan SMK area revitalisasi pendidikan kejuruan
terdiri atas kurikulum, guru, tenaga pendidikan,
kerjasama dengan DUDI, sertifikasi, akreditasi, sarana
prasarana dan kelembagaan. Guna menciptakan sumber
daya manusia bernilai unggul dan berdaya saing di
bidangnya maka area tersebut maka harus melaksanakan
Langkah-langkah revitalisasi pendidikan kejuruan.
Berikut sepuluh Langkah revitalisasi pendidikan
kejuruan:
Revitalisasi sumber daya manusia
Pada dewasa ini, sumber daya manusia
dengan nilai unggul dan kemampuan bersaing sangat
penting karena hal ini mampu menjadi dasar
perekonomian sebuah negara dalam bertahan serta
bersaing. Kualitas sumber daya manusia menjadi
cerminan dari kinerja Pendidikan, dimana kinerja
Pendidikan yang baik maka akan mencetak sumber
daya manusia yang berkualitas baik pula. Oleh
karena itu bidang Pendidikan menarik perhatian
lebih pemerintah sebagai upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dengan memperbaiki
dan meningkatkan kompetensi guru agar proses
pembelajaran dapat optimal.
Terjadi peningkatan jumlah peserta didik
hingga tahun 2020 sebanyak 850 ribu, tentu saja
harus diimbangi dengan jumlah guru yang ada.
Demikian pula, peningkatan jumlah guru pun harus
sepadan dengan kualitas kompetensi mengajarnya.
Hal ini seperti yang terjadi di SMK, mata pelajaran
produktif harus diampu oleh guru bersertifikasi
kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya. Guru
SMK harus memahami 16 prinsip penyelenggaraan
pendidikan kejuruan sebagaimana yang diungkapkan
oleh Dr. Charles Allen yang relevan dengan
perkembangan
pendidikan
kejuruan
terkait
revitalisasi SMK sebagai berikut:
a.
b.
DAN
c.
Berdasarkan Instruksi Presiden No 9 tahun 2016
tentang Revitalisasi SMK bahwa Presiden Joko Widodo
menginstruksikan 12 menteri, 34 gubernur dan kepala
d.
Kondisi lingkungan belajar peserta didik
dibentuk menjadi replika lingkungan kerja agar
proses pendidikan kejuruan lebih efisien.
Menciptakan pendidikan kejuruan yang efektif
dengan memberikan tugas latihan dengan cara,
alat, dan mesin seperti pada lingkungan kerja.
Melatih peserta didik dengan kebiasaan dan
bekerja seperti yang dibutuhkan di pekerjaan
bidang tersebut agar pelaksanaan pendidikan
kejuruan lebih efektif.
Menciptakan pendidikan kejuruan yang efektif
dengan mengantarkan peserta didik membiayai
minat, pengetahuan dan keterampilannya hingga
tingkat tertinggi.
e. Masing-masing pekerjaan, jabatan hanya
diberikan kepada peserta didik yang
menginginkan,
memerlukan
dan
yang
mendapatkan untung darinya.
f. Memberikan pengalaman latihan dalam
membentuk kebiasaan bekerja dan berpikir
secara berulang-ulang sehingga mampu
terbentuk sesuai dengan yang dibutuhkan di
pekerjaan agar pelaksanaan pendidikan kejuruan
lebih efektif.
g. Guru memiliki pengalaman dalam menerapkan
pengetahuan
dan
keterampilan
pada
pelaksanaan kerja yang akan dilakukan.
h. Peserta didik dituntut memiliki kemampuan
khusus untuk memenuhi kebutuhan kerja dan
agar tetap bertahan pada jabatan di pekerjaan
tersebut.
i. Pendidikan kejuruan harus mampu memenuhi
segala permintaan pasar.
j. Memberikan pengalaman bekerja secara nyata
untuk membina karakter produktif peserta didik
yang efektif.
k. Menggunakan sumber terpercaya untuk
mengetahui isi pelatihan pada penguasaan
tertentu berdasarkan pengalaman para ahli.
l. Setiap pekerjaan memiliki ciri-ciri isi atau body
of content yang berbeda-beda.
m. Kebutuhan peserta didik yang memang
memerlukan dan paling efektif jika melalui
proses pengajaran kejuruan maka akan menjadi
layanan sosial yang efisien.
n. Mempertimbangkan sifat dan karakter peserta
didik dalam menentukan metode pengajaran.
o. Memberikan
keluwesan
dalam
bidang
administrasi kejuruan.
p. Apabila biaya pendidikan kejuruan tidak
terpenuhi maka pendidikan kejuruan tersebut
tidak dapat dipaksa beroperasi.
Dari 16 prinsip penyelenggaraan pendidikan
kejuruan tersebut menjadi dasar pedoman dalam
proses pendidikan kejuruan yang relevan dengan
DUDI. Dengan ini maka guru yang mengajar harus
memberikan kecakapan-kecakapan yang sama
dengan DUDI.
2.
Menegakkan SAS berbasis SIM
Sistem Administrasi Sekolah (SAS) pada era
globalisasi harus berbasis pada sistem Informasi
Manajemen (SIM). SIM menyatakan pada suatu
sistem dengan basis komputer dalam menyediakan
alat
bagi
manajer
dalam
merencanakan,
mengevaluasi, dan mengatur segala aspek secara
efisien. Keberadaan SAS berbasis SIM memiliki
tujuan untuk mempermudah segala kegiatan
administrasi sekolah seperti dari administrasi
keuangan hingga humas. Berikut beberapa syarat
kesuksesan SIM:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Ketersediaan atau availability
Mudah dipahami atau comprehensibility
Kesesuaian atau relevant
Kelengkapan atau completeness
Ketepatan waktu atau timing
Terorganisir atau coordinated
Meningkatkan produktivitas
Sistem administrasi sekolah (SAS) berbasis
sistem informasi manajemen (SIM) suatu ruang
lingkup yang berguna untuk memberi batasan antara
bagian-bagian sistem yang ada dalam system
tersebut. Berikut ruang lingkup standar SAS berbasi
SIM SMK:
a.
3.
Sistem informasi profil sekolah berisi data yang
terhubung dengan kode pengenal SIM dengan
jaringan pendidikan nasional.
b. Sistem informasi manajemen dan administrasi
personalia (SISILA) berisi data penerimaan
pegawai honor dan data jumlah tenaga pendidik
tetap, sementara, tunjangan, profil tenaga
pendidik dan evaluasi kemampuan tenaga
pendidik.
c. Sistem informasi manajemen kesiswaan sekolah
terpadu yang mengatur informasi peserta didik
menggunakan NISN.
d. Sistem informasi manajemen sarpas berisi
mengenai pengaturan inventaris sarpras.
e. Sistem
informasi
manajemen
kegiatan
akademik.
f. Sistem informasi administrasi dan pengelolaan
keuangan sekolah.
g. Situs layanan informasi sekolah dan masyarakat
sebagai media komunikasi antara internal dan
eksternal sekolah.
h. Situs informasi sekolah untuk bimbingan kerja
sebagai media penyedia wadah informasi
lowongan kerja.
Link and match dengan industri
Link and match atau keterhubungan dan
kesepadanan antara pendidikan kejuruan dengan
industri secara ideal, sehingga terjadi feedback untuk
memasok tenaga kerja dengan industri. Dengan ini
maka SMK harus Menyusun kurikulum sesuai
dengan kebutuhan DUDI melalui riset. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kompetensi-kompetensi
yang dibutuhkan DUDI. Kemudian, SMK juga harus
mampu dalam melakukan prediksi dan antisipasi
apabila kompetensi yang dibutuhkan DUDI beberapa
tahun depan. Salah satu contoh kegiatan program link
and match yaitu program on the job training atau
OJT dan prakerin.
4.
5.
Kurikulum berbasis industri
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Untuk SMK, tujuan
dari pendidikan yaitu untuk mencetak generasi yang
siap terjun ke DUDI dengan karakter kuat, terampil,
kreatif, inovatif, imajinatif dan peka terhadap
kearifan lokal serta technopreneurship. Untuk
membentuk peserta didik SMK sesuai dengan
kebutuhan DUDI maka penyelarasan kurikulum
dapat dilakukan untuk menghasilkan kualitas lulusan
yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan DUDI.
Kemudian dalam mengembangkan kurikulum SMK
harus memperhatikan beberapa prinsip diantaranya
relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis dan
efektivitas. Sedangkan untuk strategi pembelajaran
berdasarkan kurikulum SMK diantaranya yaitu
sebagai berikut:
a. Link and match (kebijakan pembangunan
pendidikan dengan melibatkan wawasan
keunggulan, profesionalisme, nilai tambah dan
ekonomi dalam pelaksanaan pendidikan
kejuruan)
b. Pendekatan supply driven menuju demand
driven (pendekatan supply driven menjadi
pendekatan
secara
sepihak
dalam
penyelenggaraan pendidikan kejuruan mulai
dari perencanaan hingga evaluasi. Sedangkan
demand driven lebih mengharapkan pihak
DUDI
berperan
dalam
menggerakkan
pendidikan kejuruan sebagai pemegang
kepentingan dari perspektif tenaga kerja)
c. School based program berubah menjadi dual
based program (strategi ini mengharapkan
kegiatan pembelajaran diselenggarakan di dua
tempat dimana kegiatan pembelajaran teori dan
praktek dilaksanakan di sekolah, sedangkan
keterampilan produktif diselenggarakan di
DUDI dengan prinsip learning by doing.
Teaching factory
Pembelajaran berbasis teaching factory
berorientasi pada demand dengan membekali
wawasan dan karakter berwirausaha atau
technopreneurship melibatkan DUDI sebagai mitra
utama. Melalui bekerjasama dengan DUDI mampu
mengoptimalkan pembelajaran yang berorientasi
pada kebutuhan industri. Pengaplikasian teaching
factory mampu memberikan menfaat diantaranya
meningkatkan kualitas kompetensi guru dan peserta
didik, membentuk budaya industri di sekolah, dan
mengembangkan inovasi guru serta peserta didik
dalam pengembangan entrepreneurship.
6.
Menggunakan media pembelajaran dengan video
tutorial dan portofolio berbasis video e-Report skill
Penggunaan media pembelajaran berupa
video tutorial mampu memberikan pengalaman
lebih. Selain itu, video tutorial menjadi jembatan dari
keterbatasan sarana prasarana yang tersedia di
sekolah dimana peserta didik dapat mempelajari
praktik yang akan dilakukan melalui video tutorial.
Kemudian, hasil pembelajaran menggunakan video
tutorial bersifat sederhana, detail dan dapat diulangulang. Sehingga video tutorial dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati
dan mengevaluasi praktiknya baik pribadi maupun
diskusi teman-temannya.
Sedangkan video E-report skill dapat
digunakan guru untuk mengevaluasi hasil praktik
peserta didik yang telah divideo. Video ini mampu
memberikan
manfaat
seperti
membentuk
kepribadian peserta didik, memudahkan dalam
mendapatkan lisensi sertifikasi uji Profesi dari
BNSP, dan memudahkan penerimaan perusahaan
dengan melihat portofolio calon tenaga kerja
7.
Uji sertifikasi profesi
Sertifikasi profesi menjadi salah satu sarana
dalam mengembangkan sumber daya manusia
berbasis kompetensi. Sertifikasi kompetensi kerja
sangat diperlukan sebagai pengakuan terhadap
pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar kompetensi kerja yang telah
dipersyaratkan guna memastikan bahwa tenaga kerja
(pemegang sertifikat) tersebut telah terjamin akan
kredibilitasnya dalam melakukan suatu pekerjaan
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
8.
Pemenuhan sarana dan prasarana
Pemenuhan segala sarana dan prasarana
menjadi fungsi operasional utama dalam manajemen
sarana dan prasarana dalam pendidikan. Pemenuhan
segala sarana dan prasarana praktik pendidikan
kejuruan yang sesuai dengan standar Uji Kompetensi
diharapkan mampu mencetak lulusan SMK yang
memiliki kompetensi unggul dan siap memasuki
DUDI. Selain itu, mempertimbangkan standar
kelengkapan sarana dan prasarana yang harus ada di
ruang praktik setiap jurusan, juga diperlukan
manajemen ruang dan alat praktik. Manajemen ruang
dan alat praktik memiliki istilah 5R (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, Rajin). Manajemen 5R memiliki
pengaruh terhadap produktivitas dalam mencetak
lulusan SMK.
9.
Mengembangkan kearifan lokal
Mengembangkan
pendidikan
berbasis
kearifan lokal dengan memanfaatkan keunggulan
lokal dan global dalam bidang ekonomi, seni budaya,
SDM, bahasa, IPTEK, ekologi, dan lain-lain ke
dalam kurikulum sekolah yang berdampak pada
pengembangan kompetensi peserta didik untuk
mengahdapi persaingan global.
10. Peran SMK sebagai penggerak ekonomi lokal
Salah satu kelebihan lulusan SMK yaitu
mampu terampil dan tangguh sesuai kompetensi
yang dimiliki semasa duduk di bangku SMK. Hal ini
jembatan bagi dunia pendidikan dimana lulusan
SMK memiliki nilai jual di berbagai DUDI. Harapan
pada lulusan SMK mampu menjadi penggerak
ekonomi lokal yaitu dengan mengembangkan
ekonomi, penggerak industri di masyarakat,
meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta
aksebilitas
sehingga
masyarakat
mampu
mengaplikasikan prinsip agrobisnis dan agroindustri
dalam memecahkan masalah sehari-hari, serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pedesaan.
IV.
PROGRAM-PROGRAM
DILAKSANAKAN
3.
YANG
4.
Pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan
diselenggarakan melalui beberapa kegiatan untuk
menanamkan skill di dunia kerja seperti serangkaian
kegiatan berikut:
1.
Gambar 4.2 Workshop pelaksanaan Pembekalan
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Penyelenggaraan sertifikasi guru
Gambar 4.3 Program Bimbingan Teknis dan
Sertifikasi Guru
Workshop pelatihan pengembangan platform
teknologi pembelajaran
Sosialisasi Program SMK Pusat Keunggulan
Gambar 4.4 Workshop Pelatihan Pengembangan
Platform Teknologi Pembelajaran
5.
Workshop penelusuran tamatan
Gambar 4.1 Sosialisasi Program SMK Pusat
Keunggulan
2.
Workshop pelaksanaan program Praktik Kerja
Lapangan (PKL)
Gambar 4.5 Workshop Penelurusan Tamatan
6.
Workshop pelatihan aplikasi
Gambar 4.6 Pelatihan Aplikasi
7.
Workshop pelatihan penanaman budaya kerja
Untuk meningkatkan SDM yang bernilai unggul
dan berdaya saing diperlukan Revitalisasi pendidikan
kejuruan, langkah yang diperlukan diantaranya
Revitalisasi sumber daya manusia, Menegakkan SAS
berbasis SIM, Link and match dengan industri,
Kurikulum berbasis industri, Teaching factory,
Menggunakan media pembelajaran dengan video tutorial
dan portofolio berbasis video e-Report skill, Uji
Sertifikasi profesi, Pemenuhan sarana dan prasarana,
Mengembangkan kearifan lokal, dan juga peran SMK
sebagai penggerak ekonomi lokal.
VI. REFERENSI
Direktorat SMK. (2022). SMK Pusat Keunggulan Kemendikbudristek.
Ditpsmk.net.
https://smkpk.ditpsmk.net/
Gobel, S., Roskina Mas, S., & Arifin, A. (2020). Strategi
Kepala Sekolah dalam Penguatan Karakter
Religiusitas. Jambura Journal of Educational
Management,
1–12.
https://doi.org/10.37411/jjem.v1i1.102
Gambar 4.7 Penguatan Budaya Kerja
V. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwasanya untuk mencapai
tujuan sekolah pendidikan vokasi (kejuruan) diperlukan
strategi yang baik, strategi tersebut akan menyesuaikan
perkembangan dunia industri yang ada. Kebijakan SMK
Pusat Keunggulan (PK) merupakan strategi untuk
mengingatkan kualitas kompetensi keahlian dan kinerja
pada siswa. SMK PK diharapkan akan menghasilkan
lulusan yang dapat terjun langsung ke dunia kerja atau
membuka usaha sendiri dengan modal pelajaran vokasi
mendalam dan menyeluruh.
Kapabilitas, P., Manajerial, D., Sekolah, K., Kejuruan,
M., Kemitraan, D., Dudi, P., Jenderal, D., Vokasi,
P., Pendidikan, K., & Kebudayaan, D. (n.d.).
pedoman
pelaksanaan.https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/
storage/document/August2020/G60PbM1ajpSvvir
yYa0n.pdf
Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018. (2018). BSNP.
https://bsnp-indonesia.org/permendikbud-nomor34-tahun-2018-4/
Suyitno, M. P. (2020). Pendidikan Vokasi Dan Kejuruan
Strategi Dan Revitalisasi Abad 21.
Download