Strategi Penguatan Pendidikan Vokasi (Kejuruan) Masya Devina (5310122002), Khoirul Amalia P. (5301420011), Rizal Rezianto (5301420022) Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Semarang, Indonesia Abstrak- Berdasarkan Permen No. 22 Tahun 2006 mengenai tujuan pendidikan vokasi (kejuruan) secara spesifik yaitu untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai program kejuruan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien, mengembangkan keahlian dan keterampilannya. Di dalam pendidikan kejuruan yang memiliki peran sentral, vital dan urgent adalah lulusan yang memiliki kemampuan hard skill dan soft skill. Dunia kerja dan dunia industri berharap besar lulusan sekolah menengah kejuruan memiliki kecakapan, kompetensi, dan keterampilan kerja berupa keterpaduan kemampuan hard skill dan soft skill yang memadai, unggul, siap pakai, dan mumpuni. Untuk mencapai tujuan pendidikan vokasi (kejuruan) yang sesuai perlu adanya strategi. Strategi merupakan seni untuk mengelola sumber daya agar mampu mencapai sasaran yang dituju dengan efektif dan efisien. Paper ini ditulis untuk mengetahui strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan kejuruan tersebut. SMK Pusat Keunggulan merupakan strategi penguatan dalam pendidikan vokasi (kejuruan). Kata Kunci: Sekolah Vokasi (Kejuruan), SMK, Pusat Keunggulan, Strategi Penguatan I. REVITALISASI SMK DAN SMK PK Sekolah vokasi atau kejuruan pertama di Indonesia berdiri pada tahun 1737 di zaman kekuasaan VOC. Sebagai sekolah vokasi yakni pendidikannya berfokus pada penguasaan keahlian tertentu, sekolah pertama ini memiliki fokus pada bidang pelayaran. Namun, tidak bertahan lama sekolah ini tutup pada tahun 1755. Terdapat selisih yang lumayan jauh hingga sekolah vokasi kembali muncul atau dibangun kembali oleh Belanda yakni pada tahun 1853 yang bernama Ambachts School van Soerabaja (Sekolah Pertukangan Surabaya). Setelah penjajahan Belanda usai dan penjajahan oleh Jepang dimulai, Indonesia kembali kehilangan sekolah vokasi. Sekolah yang dibangun oleh Belanda kemudian digantikan dengan sekolah yang dibangun oleh pihak Jepang yang dibangun di Ciroyom, Bandung dengan nama Sekolah Teknik Menengah (STM). Kemudian di tahun 1945 Indonesia meraih kemerdekaannya dan sekolah vokasi ini pun kembali dibubarkan. Para guru dan pelajar di sekolah tersebut disebar ke satuan-satuan perjuangan yang lain yang ada pada saat itu. Revitalisasi atau pemulihan dan pengembangan pendidikan vokasi ini mulai diperhatikan pemerintah Indonesia sejak adanya Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) di tahun 1969. Keseriusan pemerintah untuk revitalisasi ini terlihat dari penetapan UU No. 2 Tahun 1989 mengenai Pendidikan Nasional dan PP No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang berfungsi sebagai tonggak pengembangan pendidikan vokasi secara terpadu di Indonesia. Pada periode ini, terdapat pengembangan unit produksi sebagai bagian dari proses pembelajaran di SMK yang meliputi produksi barang dan jasa yang memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah dan lingkungannya. Selanjutnya mulai tahun 1997 pengembangan dilakukan pemerintah melalui penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) melalui konsep Link and Match yang melibatkan usaha atau industri dalam pendidikan vokasi. Sistem ini dianggap ideal untuk meningkatkan relevansi dan efisiensi SMK. Beberapa kegiatan yang dilakukan dengan sistem ini yakni praktik peserta didik di industri, kegiatan gebyar pendidikan vokasi, penandatanganan kerja sama sekolah dengan dunia usaha atau industri, pembentukan organisasi intern di sekolah, dan kunjungan guru-guru secara regular ke dunia usaha atau industri. Dibentuk juga Majelis Pendidikan Vokasi Nasional dan Majelis Pendidikan Vokasi Provinsi. Keberadaan sekolah ini dirancang agar lulusannya siap kerja baik mandiri maupun bekerja pada industri tertentu dan dalam bidang tertentu sesuai dengan konsentrasi yang diambil di sekolah. Layanan pendidikan vokasi mulai diberikan pada pendidikan menengah yakni SMK yang kemudian dapat dilanjutkan ke jenjang-jenjang berikutnya. Saat ini, program pendidikan kejuruan di Indonesia regulasinya terbagi menjadi program 3 tahun dan 4 tahun tetapi hanya 12 SMK saja yang menerapkan 4 tahun dari total 12.848 SMK di Indonesia. Terdapat 9 bidang keahlian, 48 program keahlian, dan 142 paket keahlian. Pendidikan kejuruan di SMK sebagai preservice training dilanjutkan dengan in-service training pada saat sudah masuk ke dunia kerja. Pelatihan ini dilaksanakan oleh tempat kerja baik itu perusahaan atau industri. Sinkronisasi ini merupakan langkah dari perwujudan efisiensi pendidikan kejuruan. SMK Pusat Keunggulan atau yang bisa disebut juga sebagai SMK PK adalah bentuk dari pengembangan SMK dimana kompetensi keahliannya mengalami peningkatan kualitas melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha atau industri. Peningkatan kualitas dan kinerja pada siswanya menjadikan SMP PK sebagai SMK rujukan yang berfungsi sebagai sekolah penggerak dan sebagai peningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya. SMK PK ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang dapat langsung terjun ke dunia kerja atau membuat usaha sendiri dengan modal pelajaran vokasi mendalam dan menyeluruh. Hal ini juga membuat SMK PK menjadi pusat peningkatan kualitas dan rujukan bagi SMK lainnya. II. 1. PAYUNG HUKUM Berdasarkan konstitusi, SMK mempunyai peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan nasional. Ini sejalan dengan kebutuhan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang berkembang di masyarakat. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan atau vokasi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu dan siap pula melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini lebih rinci ada pada Pasal 15, keberadaan SMK dirancang untuk mempersiapkan lulusannya bekerja di bidang tertentu. Hal ini berarti lulusan dari SMK siap kerja, baik secara mandiri maupun pada industri tertentu. Pendidikan vokasi di tingkat pendidikan menengah disebut pendidikan kejuruan dan pada pendidikan tinggi pertama adalah tingkat penyelenggara pelatihan pra-jabatan. Ada juga peraturan lainnya mengenai pendidikan vokasi atau kejuruan ini yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Pada peraturan ini mengatur mengenai upaya revitalisasi sekolah kejuruan melalui penyempurnaan dan penyelarasan kurikulum dengan kompetensi sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan, peningkatan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan kerja sama antar kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha/industri, peningkatan akses sertifikasi lulusan, dan program lainnya. III. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN PEMERINTAHs Badan Nasional Sertifikasi Profesi disingkat (BNSP) untuk meningkatkan sumber daya manusia yang bernilai unggul dan berdaya saing di bidangnya menurut langkahlangkah revitalisasi pendidikan kejuruan sesuai tugas, fungsi dan wewenang. Berdasarkan Direktorat Pembinaan SMK area revitalisasi pendidikan kejuruan terdiri atas kurikulum, guru, tenaga pendidikan, kerjasama dengan DUDI, sertifikasi, akreditasi, sarana prasarana dan kelembagaan. Guna menciptakan sumber daya manusia bernilai unggul dan berdaya saing di bidangnya maka area tersebut maka harus melaksanakan Langkah-langkah revitalisasi pendidikan kejuruan. Berikut sepuluh Langkah revitalisasi pendidikan kejuruan: Revitalisasi sumber daya manusia Pada dewasa ini, sumber daya manusia dengan nilai unggul dan kemampuan bersaing sangat penting karena hal ini mampu menjadi dasar perekonomian sebuah negara dalam bertahan serta bersaing. Kualitas sumber daya manusia menjadi cerminan dari kinerja Pendidikan, dimana kinerja Pendidikan yang baik maka akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik pula. Oleh karena itu bidang Pendidikan menarik perhatian lebih pemerintah sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memperbaiki dan meningkatkan kompetensi guru agar proses pembelajaran dapat optimal. Terjadi peningkatan jumlah peserta didik hingga tahun 2020 sebanyak 850 ribu, tentu saja harus diimbangi dengan jumlah guru yang ada. Demikian pula, peningkatan jumlah guru pun harus sepadan dengan kualitas kompetensi mengajarnya. Hal ini seperti yang terjadi di SMK, mata pelajaran produktif harus diampu oleh guru bersertifikasi kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya. Guru SMK harus memahami 16 prinsip penyelenggaraan pendidikan kejuruan sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr. Charles Allen yang relevan dengan perkembangan pendidikan kejuruan terkait revitalisasi SMK sebagai berikut: a. b. DAN c. Berdasarkan Instruksi Presiden No 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK bahwa Presiden Joko Widodo menginstruksikan 12 menteri, 34 gubernur dan kepala d. Kondisi lingkungan belajar peserta didik dibentuk menjadi replika lingkungan kerja agar proses pendidikan kejuruan lebih efisien. Menciptakan pendidikan kejuruan yang efektif dengan memberikan tugas latihan dengan cara, alat, dan mesin seperti pada lingkungan kerja. Melatih peserta didik dengan kebiasaan dan bekerja seperti yang dibutuhkan di pekerjaan bidang tersebut agar pelaksanaan pendidikan kejuruan lebih efektif. Menciptakan pendidikan kejuruan yang efektif dengan mengantarkan peserta didik membiayai minat, pengetahuan dan keterampilannya hingga tingkat tertinggi. e. Masing-masing pekerjaan, jabatan hanya diberikan kepada peserta didik yang menginginkan, memerlukan dan yang mendapatkan untung darinya. f. Memberikan pengalaman latihan dalam membentuk kebiasaan bekerja dan berpikir secara berulang-ulang sehingga mampu terbentuk sesuai dengan yang dibutuhkan di pekerjaan agar pelaksanaan pendidikan kejuruan lebih efektif. g. Guru memiliki pengalaman dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan pada pelaksanaan kerja yang akan dilakukan. h. Peserta didik dituntut memiliki kemampuan khusus untuk memenuhi kebutuhan kerja dan agar tetap bertahan pada jabatan di pekerjaan tersebut. i. Pendidikan kejuruan harus mampu memenuhi segala permintaan pasar. j. Memberikan pengalaman bekerja secara nyata untuk membina karakter produktif peserta didik yang efektif. k. Menggunakan sumber terpercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada penguasaan tertentu berdasarkan pengalaman para ahli. l. Setiap pekerjaan memiliki ciri-ciri isi atau body of content yang berbeda-beda. m. Kebutuhan peserta didik yang memang memerlukan dan paling efektif jika melalui proses pengajaran kejuruan maka akan menjadi layanan sosial yang efisien. n. Mempertimbangkan sifat dan karakter peserta didik dalam menentukan metode pengajaran. o. Memberikan keluwesan dalam bidang administrasi kejuruan. p. Apabila biaya pendidikan kejuruan tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tersebut tidak dapat dipaksa beroperasi. Dari 16 prinsip penyelenggaraan pendidikan kejuruan tersebut menjadi dasar pedoman dalam proses pendidikan kejuruan yang relevan dengan DUDI. Dengan ini maka guru yang mengajar harus memberikan kecakapan-kecakapan yang sama dengan DUDI. 2. Menegakkan SAS berbasis SIM Sistem Administrasi Sekolah (SAS) pada era globalisasi harus berbasis pada sistem Informasi Manajemen (SIM). SIM menyatakan pada suatu sistem dengan basis komputer dalam menyediakan alat bagi manajer dalam merencanakan, mengevaluasi, dan mengatur segala aspek secara efisien. Keberadaan SAS berbasis SIM memiliki tujuan untuk mempermudah segala kegiatan administrasi sekolah seperti dari administrasi keuangan hingga humas. Berikut beberapa syarat kesuksesan SIM: a. b. c. d. e. f. g. Ketersediaan atau availability Mudah dipahami atau comprehensibility Kesesuaian atau relevant Kelengkapan atau completeness Ketepatan waktu atau timing Terorganisir atau coordinated Meningkatkan produktivitas Sistem administrasi sekolah (SAS) berbasis sistem informasi manajemen (SIM) suatu ruang lingkup yang berguna untuk memberi batasan antara bagian-bagian sistem yang ada dalam system tersebut. Berikut ruang lingkup standar SAS berbasi SIM SMK: a. 3. Sistem informasi profil sekolah berisi data yang terhubung dengan kode pengenal SIM dengan jaringan pendidikan nasional. b. Sistem informasi manajemen dan administrasi personalia (SISILA) berisi data penerimaan pegawai honor dan data jumlah tenaga pendidik tetap, sementara, tunjangan, profil tenaga pendidik dan evaluasi kemampuan tenaga pendidik. c. Sistem informasi manajemen kesiswaan sekolah terpadu yang mengatur informasi peserta didik menggunakan NISN. d. Sistem informasi manajemen sarpas berisi mengenai pengaturan inventaris sarpras. e. Sistem informasi manajemen kegiatan akademik. f. Sistem informasi administrasi dan pengelolaan keuangan sekolah. g. Situs layanan informasi sekolah dan masyarakat sebagai media komunikasi antara internal dan eksternal sekolah. h. Situs informasi sekolah untuk bimbingan kerja sebagai media penyedia wadah informasi lowongan kerja. Link and match dengan industri Link and match atau keterhubungan dan kesepadanan antara pendidikan kejuruan dengan industri secara ideal, sehingga terjadi feedback untuk memasok tenaga kerja dengan industri. Dengan ini maka SMK harus Menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan DUDI melalui riset. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan DUDI. Kemudian, SMK juga harus mampu dalam melakukan prediksi dan antisipasi apabila kompetensi yang dibutuhkan DUDI beberapa tahun depan. Salah satu contoh kegiatan program link and match yaitu program on the job training atau OJT dan prakerin. 4. 5. Kurikulum berbasis industri Kurikulum merupakan rancangan pendidikan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk SMK, tujuan dari pendidikan yaitu untuk mencetak generasi yang siap terjun ke DUDI dengan karakter kuat, terampil, kreatif, inovatif, imajinatif dan peka terhadap kearifan lokal serta technopreneurship. Untuk membentuk peserta didik SMK sesuai dengan kebutuhan DUDI maka penyelarasan kurikulum dapat dilakukan untuk menghasilkan kualitas lulusan yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan DUDI. Kemudian dalam mengembangkan kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa prinsip diantaranya relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis dan efektivitas. Sedangkan untuk strategi pembelajaran berdasarkan kurikulum SMK diantaranya yaitu sebagai berikut: a. Link and match (kebijakan pembangunan pendidikan dengan melibatkan wawasan keunggulan, profesionalisme, nilai tambah dan ekonomi dalam pelaksanaan pendidikan kejuruan) b. Pendekatan supply driven menuju demand driven (pendekatan supply driven menjadi pendekatan secara sepihak dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Sedangkan demand driven lebih mengharapkan pihak DUDI berperan dalam menggerakkan pendidikan kejuruan sebagai pemegang kepentingan dari perspektif tenaga kerja) c. School based program berubah menjadi dual based program (strategi ini mengharapkan kegiatan pembelajaran diselenggarakan di dua tempat dimana kegiatan pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan di sekolah, sedangkan keterampilan produktif diselenggarakan di DUDI dengan prinsip learning by doing. Teaching factory Pembelajaran berbasis teaching factory berorientasi pada demand dengan membekali wawasan dan karakter berwirausaha atau technopreneurship melibatkan DUDI sebagai mitra utama. Melalui bekerjasama dengan DUDI mampu mengoptimalkan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan industri. Pengaplikasian teaching factory mampu memberikan menfaat diantaranya meningkatkan kualitas kompetensi guru dan peserta didik, membentuk budaya industri di sekolah, dan mengembangkan inovasi guru serta peserta didik dalam pengembangan entrepreneurship. 6. Menggunakan media pembelajaran dengan video tutorial dan portofolio berbasis video e-Report skill Penggunaan media pembelajaran berupa video tutorial mampu memberikan pengalaman lebih. Selain itu, video tutorial menjadi jembatan dari keterbatasan sarana prasarana yang tersedia di sekolah dimana peserta didik dapat mempelajari praktik yang akan dilakukan melalui video tutorial. Kemudian, hasil pembelajaran menggunakan video tutorial bersifat sederhana, detail dan dapat diulangulang. Sehingga video tutorial dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati dan mengevaluasi praktiknya baik pribadi maupun diskusi teman-temannya. Sedangkan video E-report skill dapat digunakan guru untuk mengevaluasi hasil praktik peserta didik yang telah divideo. Video ini mampu memberikan manfaat seperti membentuk kepribadian peserta didik, memudahkan dalam mendapatkan lisensi sertifikasi uji Profesi dari BNSP, dan memudahkan penerimaan perusahaan dengan melihat portofolio calon tenaga kerja 7. Uji sertifikasi profesi Sertifikasi profesi menjadi salah satu sarana dalam mengembangkan sumber daya manusia berbasis kompetensi. Sertifikasi kompetensi kerja sangat diperlukan sebagai pengakuan terhadap pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi kerja yang telah dipersyaratkan guna memastikan bahwa tenaga kerja (pemegang sertifikat) tersebut telah terjamin akan kredibilitasnya dalam melakukan suatu pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya 8. Pemenuhan sarana dan prasarana Pemenuhan segala sarana dan prasarana menjadi fungsi operasional utama dalam manajemen sarana dan prasarana dalam pendidikan. Pemenuhan segala sarana dan prasarana praktik pendidikan kejuruan yang sesuai dengan standar Uji Kompetensi diharapkan mampu mencetak lulusan SMK yang memiliki kompetensi unggul dan siap memasuki DUDI. Selain itu, mempertimbangkan standar kelengkapan sarana dan prasarana yang harus ada di ruang praktik setiap jurusan, juga diperlukan manajemen ruang dan alat praktik. Manajemen ruang dan alat praktik memiliki istilah 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Manajemen 5R memiliki pengaruh terhadap produktivitas dalam mencetak lulusan SMK. 9. Mengembangkan kearifan lokal Mengembangkan pendidikan berbasis kearifan lokal dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam bidang ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, IPTEK, ekologi, dan lain-lain ke dalam kurikulum sekolah yang berdampak pada pengembangan kompetensi peserta didik untuk mengahdapi persaingan global. 10. Peran SMK sebagai penggerak ekonomi lokal Salah satu kelebihan lulusan SMK yaitu mampu terampil dan tangguh sesuai kompetensi yang dimiliki semasa duduk di bangku SMK. Hal ini jembatan bagi dunia pendidikan dimana lulusan SMK memiliki nilai jual di berbagai DUDI. Harapan pada lulusan SMK mampu menjadi penggerak ekonomi lokal yaitu dengan mengembangkan ekonomi, penggerak industri di masyarakat, meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta aksebilitas sehingga masyarakat mampu mengaplikasikan prinsip agrobisnis dan agroindustri dalam memecahkan masalah sehari-hari, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pedesaan. IV. PROGRAM-PROGRAM DILAKSANAKAN 3. YANG 4. Pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan diselenggarakan melalui beberapa kegiatan untuk menanamkan skill di dunia kerja seperti serangkaian kegiatan berikut: 1. Gambar 4.2 Workshop pelaksanaan Pembekalan Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Penyelenggaraan sertifikasi guru Gambar 4.3 Program Bimbingan Teknis dan Sertifikasi Guru Workshop pelatihan pengembangan platform teknologi pembelajaran Sosialisasi Program SMK Pusat Keunggulan Gambar 4.4 Workshop Pelatihan Pengembangan Platform Teknologi Pembelajaran 5. Workshop penelusuran tamatan Gambar 4.1 Sosialisasi Program SMK Pusat Keunggulan 2. Workshop pelaksanaan program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Gambar 4.5 Workshop Penelurusan Tamatan 6. Workshop pelatihan aplikasi Gambar 4.6 Pelatihan Aplikasi 7. Workshop pelatihan penanaman budaya kerja Untuk meningkatkan SDM yang bernilai unggul dan berdaya saing diperlukan Revitalisasi pendidikan kejuruan, langkah yang diperlukan diantaranya Revitalisasi sumber daya manusia, Menegakkan SAS berbasis SIM, Link and match dengan industri, Kurikulum berbasis industri, Teaching factory, Menggunakan media pembelajaran dengan video tutorial dan portofolio berbasis video e-Report skill, Uji Sertifikasi profesi, Pemenuhan sarana dan prasarana, Mengembangkan kearifan lokal, dan juga peran SMK sebagai penggerak ekonomi lokal. VI. REFERENSI Direktorat SMK. (2022). SMK Pusat Keunggulan Kemendikbudristek. Ditpsmk.net. https://smkpk.ditpsmk.net/ Gobel, S., Roskina Mas, S., & Arifin, A. (2020). Strategi Kepala Sekolah dalam Penguatan Karakter Religiusitas. Jambura Journal of Educational Management, 1–12. https://doi.org/10.37411/jjem.v1i1.102 Gambar 4.7 Penguatan Budaya Kerja V. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwasanya untuk mencapai tujuan sekolah pendidikan vokasi (kejuruan) diperlukan strategi yang baik, strategi tersebut akan menyesuaikan perkembangan dunia industri yang ada. Kebijakan SMK Pusat Keunggulan (PK) merupakan strategi untuk mengingatkan kualitas kompetensi keahlian dan kinerja pada siswa. SMK PK diharapkan akan menghasilkan lulusan yang dapat terjun langsung ke dunia kerja atau membuka usaha sendiri dengan modal pelajaran vokasi mendalam dan menyeluruh. Kapabilitas, P., Manajerial, D., Sekolah, K., Kejuruan, M., Kemitraan, D., Dudi, P., Jenderal, D., Vokasi, P., Pendidikan, K., & Kebudayaan, D. (n.d.). pedoman pelaksanaan.https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/ storage/document/August2020/G60PbM1ajpSvvir yYa0n.pdf Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018. (2018). BSNP. https://bsnp-indonesia.org/permendikbud-nomor34-tahun-2018-4/ Suyitno, M. P. (2020). Pendidikan Vokasi Dan Kejuruan Strategi Dan Revitalisasi Abad 21.