Uploaded by Arif Azam

Perdarahan dan trauma BLS 4

advertisement
Basic Life
Support #4
Perdarahan dan Trauma
Medical
Emergency
Rescue
Committee
By
Tim Reaksi Cepat (TRC) MER-C
Pemeriksaan Primer (
SRSCAB )
– S – Safety
– R – Response
– S – Shout for help
– C – Circulation /Chest Compression
– A – Airway ( jalan nafas )
– B - Breathing
Safety
DO NO FUTHER HARM ( Jangan Membuat Cedera lebih Lanjut
)
– Safety Diri Sendiri
– Safety lingkungan dan korban
Response
– Respon panggil
– Respon sentuh/goyang
– Lakukan dengan menepuk-nepuk tangannya, atau menggoyang-goyangkan
pundaknya.
Jika korban ada respon , lakukan Secondary Assesment ( SAMPLE / Sign and
Sympton, Allergy, Medication, Pertinent Post History, Event, Last Meal )untuk
memeriksa apakah korban memerlukan bantuan lebih lanjut. Jika perlu ,maka
posisikan korban pada recovery position dan segera panggil bantuan/118. Jika
tidak ada respon dari korban , segera lanjutkan ke Shout for Help dan seterusnya (
ABC ).
Shout For Help
Jika korban member respon / tidak member respon, segera hub 118 / ambulans
atau bantuan yang lain. Nomer telephone RSUP DR.Sardjito (0274-587333), RS
Panti Rapih (0274-563333),dll.
Vital Sign
– Tekanan Darah: 90/60 mm/Hg to 120/80 mm/Hg
– Nafas: 12 - 18 breaths per minute
– Denyut nadi: 60 - 100 beats per minute
– Temperature: 36,5 derajat celcius
Circulation / Chest
Compression
• Titik kompresi di tengah dada
• Lakukan 30 x kompresi dada secara ritmik dengan
kedalaman 4-5 cm dan kecepatan 100 x / menit.
• Setelah kompresi 30 x berikan nafas buatan 2 x.
• 1 siklus 30 x chest compression , 2 x breath rescue.
• Pada breath rescue , posisi kepala dan dagu masih
dengan metode head tilt , chin lift
Airway
– Buka Jalan Nafas
Metode Head-tilt, Chin – Lift . metode ini bias
dilakukan pada korban sadar atau tidak sadar
Airway
– Hilangkan Sumbatan
Metode yang digunakan
Finger Sweep and Crossed Finger
Breathing
– Lihat ( Look )
Pergerakan naik turun dada yang berhubungan
dengan pernafasan
– Dengar ( Listen )
Aliran udara dari mulut dan hidung korban.
– Rasakan ( Feel )
Hembusan udara yang dikeluarkan korban
Recovery Position
Perdarahan
Terjadi akibat rusaknya dinding pembuluhdarah yang dapat disebabkan oleh
ruda paksa( trauma ) atau penyakit.
Klasifikasi sumber perdarahan / Golongan Perdarahan
1. Perdarahan Nadi ( Arteri )
–
- Berasala dari pembuluh Nadi
–
- keluarnya memancar seirama denyut nadi
–
- berwarna merah terang
2. Perdarahan Balik ( Vena )
–
- Darah keluar mengalir
–
- Berwarna merah gelap
3. Perdarahan kapiler
–
- Darah keluar merembes
–
- Berwarna merah gelap
Jenis Perdarahan
1.Perdarahan Luar
– Perdarahan yang tampak / terlihat jelas
– keluar dari luka terbuka.
2.Perdarahan Dalam
– Biasanya tak terlihat dan kulit tampak rusak,
– kadang-kadang terlihat dibawah permukaan kulit
– berupa memar.
Penanganan
A. Perlindungan terhadap Infeksi pada penangan perdarahan :
1.
Gunakan APD
2. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata,makanan sewaktu memberi
perawatan.
3.
Buang bahan yang telah ternoda.
B.Mengendalikan Perdarahan Luar :
prinsip “RICE” :
– R-est
– I-ce (Aplikasikan es ke bagian yang cedera selama 20 menit )
– C-ompression ( Melakukan penekanan ke jaringan yang bengkak )
– E-levation ( Untuk mengurangi aliran darah ke daerah cedera )
Torniket (Tourniquets)
Cara ini hanya digunakan jika
perdarahan
masih
terus
berlanjut walaupun cara lain
seperti penekanan langsung,
balut tekan, dll sudah
dilakukan dan hanya dapat
dipasang di tangan/kaki. 3
Penggunaan torniket dalam
waktu
lama
dapat
menyebabkan
kerusakan
jaringan karena tidak adanya
aliran darah pada area luka
dan bawahnya dan berakibat
hilangnya
fungsi
dari
tangan/kaki. 3 Berikut adalah
cara memasang torniket:
Syok
Dimana Sistem peredaran darah ( Sirkulasi ) gagal mengirimkan
darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital.
Penyebab
1. Kegagalan jantung memompa darah
2. kehilangan darah dalam jumlah besar
3. Pelebaran pembuluh darah yang luas.
4. Kekurangan cairan tubuh.
TANDA
a. Pernafasan : cepat dan dangkal
b. Nadi
: Cepat dan lemah
c. Kulit
: Pucat,dingin & lembab
d. Wajah
: Pucat, sianosis pada bibir, lidah dan cuping telinga.
e. Mata
: Pandangan hampa, pupil melebar.
GEJALA
a. Mual & mungkin muntah
b. Haus
c. Lemah
d. Pusing
e. Gelisah
Penatalaksanaan
– 1. Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi adalah kunci pencegahan disfungsi
organ multipel dan kematian.
– 2. Pada semua bentuk syok, manajemen jalan nafas dan pernafasan untuk memastikan
oksigenasi pasien baik, kemudian restorasi cepat dengan infus cairan.
– 3. Pilihan pertama adalah kristaloid (Ringer laktat/Ringer asetat) disusul darah pada syok
perdarahan. Keadaan hipovolemi diatasi dengan cairan koloid atau kristaloid sekaligus
memperbaiki keadaan asidosis.
– 4. Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan penegakan diagnosis etiologi. Diagnosis
awal etiologi syok adalah esensial, kemudian terapi selanjutnya tergantung etiologinya.
– 5. Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dan cricothyroidotomy atau tracheostomy
dapat dilakukan hanya untuk life saving oleh dokter yang kompeten.
Luka
Luka adalah kondisi terputusnya jaringan lunak, baik kulit,
otot, saraf atau pembuluh darah. Luka dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, contohnya
seperti keutuhan kulit yang melapisi jaringan lunak
tersebut. Berdasarkan keutuhan kulit, luka dapat dibagi
menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka tertutup.
Pada luka terbuka,
terjadi cedera pada kulit yang menyebabkan jaringan di bawah kulit tersebut mengalami
paparan terhadap dunia luar, sehingga risiko terjadinya infeksi meningkat. Contoh dari luka
terbuka antara lain luka tusuk, luka tembak/tembus, luka sayat, luka serut/cakar, luka
lecet/ laserasi, dan luka amputasi.
Penanganan pada luka terbuka perlu dilakukan segera terutama jika disertai perdarahan
yang parah karena dapat menyebabkan syok.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanganan luka adalah:
– Pastikan kondisi lingkungan sekitar penolong dan korban aman. Jika kondisi tidak aman
(di tengah jalan, reruntuhan, dll) segera pindahkan korban ke tempat yang aman.
– Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan sarung tangan
– Pastikan tidak ada gangguan pada pernapasan dan sirkulasi pasien
– Jika terlihat perdarahan yang parah, (ATASI KEGAWATAN) segera menghubungi ambulans
Membalut Luka
Tujuan dari pembalutan luka adalah:
– Mencegah kontaminasi lebih lanjut Mencegah kerusakan lebih
lanjut pada luka jika ada paparan luar
– Menjaga luka tetap kering
– Mencegah pergerakan pada luka
– Mempercepat penyembuhan
– Untuk kenyamanan korban
Pembalutan luka dapat dilakukan menggunakan kassa, mitela, perban gulung
biasa atau elastic bandage. Prinsip-prinsip yang harus diingat adalah :
o Jangan sentuh luka dengan tangan kotor
o Bahan yang digunakan untuk membalut harus steril, jika tidak ada dapat
digunakan kain bersih
o Balutan harus menutupi semua luka
o Jangan ada ujung balutan yang bebas melayang
o Ikatan balutan jangan terlalu longgar atau kencang
o Pada pembalutan daerah kaki dan tangan, mulailah melilitkan dari daerah
pangkal luka (bagian yang dekat dengan tubuh)
o Plester ujung balutan di tempatnya atau ikat dengan simpul di atas luka
Jika luka terjadi pada area mata akibat benda tumpul, benda tajam, terpapar bahan-bahan kimia, atau masuknya
benda asing, penanganan pertama yang harus dilakukan antara lain:
– Korban diminta untuk tenang, tidak menggerakkan bola mata dan kepalanya agar luka tidak semakin parah
– Bila luka pada mata terjadi akibat bahan kimia, alirkan mata dengan air bersih (irigasi) seperti pada gambar 14
– Lindungi mata yang mengalami trauma dengan kassa atau eye pad tanpa memberikan tekanan seperti pada gambar
15. Jika ada benda asing yang menancap, jangan dicabut
– menelepon ambulans terdekat
Thank You
Medical
Emergency
Rescue
Committee
Any Question ???
Download