DASAR-DASAR STATISTIK OLEH I WAYAN TUWI, SE, M.Si POLITEKNIK PARIWISATA BALI i KATA PENGANTAR Kebutuhan akan diktat sebagai pegangan mahasiswa sangatlah penting artinya dalam upaya memperlancar perkuliahan atau minimal dapat membantu para mahasiswa akan suatu informasi. Diktat Dasar-dasar Statistik yang sederhana ini semoga dapat membantu dan memperlancar proses belajar mengajar, khususnya dalam mata kuliah Statistik di lingkungan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Dalam diktat ini diuraikan secara umum Statistik yang meliputi pengertian statistik, jenis-jenis data, matematika dan distribusi frekwensi, menggambar grafik, ukuran gejala pusat, ukuran letak, pengukuran penyimpangan, angka indeks dan tehnik analisa data. Tentunya penyusunan diktat ini adalah jauh dari sempurna dan sangat sederhana sekali, untuk itu kami mengharapkan sekali kritikan dan saran dari pembaca agar nantinya dapat membantu menyempurnakan kearah yang lebih baik. Pada akhirnya kami ucapkan terima kasih dan mudahmudahan diktat ini dapat bermanfaat dan berguna bagi mahasiswa. Nusa Dua, Januari 2020 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................. i ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1. Arti Statisik dan Statistika ........................................ 2. Pentingnya Belajar Statistik ..................................... 3. Arti Data ................................................................... 4. Populasi dan Sampel ................................................ 5. Soal-soal Latihan ...................................................... 1 1 3 4 7 9 BAB II MATEMATIKA DAN DISTRIBUSI FREKWENSI ...... 1. Matematika dalam Statistik ...................................... 2. Distribusi Frekuensi ................................................. 3. Teknik Pembuatan Distribusi Frekuensi .................. 4. Teknik Tengah Kelas atau Mid Point ........................ 5. Distribusi Frekuensi Relatif (FR) .............................. 6. Distribusi Frekuensi Kumulatif (FK) ........................ 7. Membuat Grafik ....................................................... 8. Soal-soal Latihan ...................................................... 10 10 13 16 20 21 22 24 31 BAB III UKURAN GEJALA PUSAT dan UKURAN LETAK ... 1. Pendahuluan ............................................................. 2. Rata-rata Hitung (Mean) ........................................... 3. Modus (Mode) .......................................................... 4. Median (Me) .............................................................. 5. Kuartil (K) ................................................................. 6. Desil (D) .................................................................... 7. Persentil (P) ............................................................... 8. Soal-soal Latihan ...................................................... 32 32 33 41 44 49 54 59 63 BAB IV PENGUKURAN PENYIMPANGAN ............................ 1. Pendahuluan ............................................................. 2. Rentangan (Range) .................................................... 3. Rentangan Antar Kuartil (RAK) .............................. 64 64 65 65 iii 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Rentangan Semi Antar Kuartil (Simpangan Kuartil . Simpangan Rata-rata atau Deviasi Rata-rata ............ Simpangan Baku (Standar Deviasi) .......................... Variasi (Varians) ...................................................... Koefisien Varians (KV) ............................................ Angka Baku (Standart Score) ................................... Soal-soal Latihan ..................................................... 66 66 69 72 73 74 77 BAB V ANGKA INDEKS .......................................................... 1. Pendahuluan ............................................................ 2. Penentuan Tahun Dasar ........................................... 3. Metode Perhitungan Angka Indeks .......................... 4. Soal-soal Latihan ..................................................... 80 81 82 83 93 BAB VI TEKNIK ANALISIS DATA .......................................... 94 1. Pendahuluan ............................................................ 94 2. Metode Korelasi Spearman Rank ............................ 94 3. Metode Korelasi PPM .............................................. 99 4. Metode Regresi ........................................................ 107 5. Metode Chi-Kuadrat (X2) ......................................... 117 6. Soal Latihan ............................................................. 121 LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR PUSTAKA iv BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Agar mahasiswa dapat memahami pengertian dasar dan proses kerja statistik. B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1. Menjelaskan arti statistik dan statistika 2. Menjelaskan fungsi atau kegunaan statistik 3. Menjelaskan arti dari kegunaan populasi dan sampel 4. Menjelaskan arti data 5. Menjelaskan jenis-jenis data 6. Menjelaskan syarat-syarat data 1. Arti Statistik dan Statistika Tempo dulu statistik hanya digunakan untuk menggambarkan keadaan dan menyelesaikan problemproblem kenegaraan saja seperti perhitungan banyaknya penduduk, pembayaran pajak, mencatat pegawai yang masuk dan keluar, membayar gaji pegawai, mencatat perkembangan hasil kebun dan lainnya. Namun di era globalisasi ini hampir semua disiplin ilmu menggunakan statistik, misalnya: pendidikan, kedokteran, pertanian, psikologi, administrasi, sosiologi, teknik, hukum, bahkan politik. Sedangkan pengertian statistik itu sendiri berasal dari kata state (Yunani) yaitu negara dan digunakan untuk urasan negara. 5 Dalam perkembangannya untuk menyelesaikan suatu masalah dapat digunakan beberapa pendekatan antara lain statistika dalam arti sempit dan statistika dalam arti luas. Statistika dalam arti sempit (statistika deskriptif) ialah statistika yang mendiskripsikan atau menggambarkan tentang data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram, pengukuran tendensi sentra (rata-rata hitung, rata-rata ukur, dan rata-rata harmonik), pengukuran penempatau (median, kuartil, desil, dan persentil), pengukuran penyimpangan (range, rentangan antar kuartil, rentangan semi antar kuartil, simpangan rata-rata, simpangan baku, varians, koefisien varians, dan angka baku), angka indeks serta mencari kuatnya hubungan dua variabel, melakukan peramalan (prediksi) dengan menggunakan analisa regresi linier, membuat perbandingan (komperatif). Tetapi dalam analisa korelasi, regresi maupun komparatif tidak perlu menggunakan uji signifikansi lagi pula tidak bermaksud membuat generalisasi (bersifat umum). Statistika dalam arti luas disebut juga dengan statistika inferensial / statistika induktif/ statistika probabilitas ialah suatu alat pengumpul data, pengolah data, menarik kesimpulan, membuat tindakan berdasarkan analisa data yang dikumpulkan atau statistika yang digunakan menganalisa data sampel dan hasilnya dimanfaatkan (generalisasi) untuk populasi. Hal ini sesuai dikatakan (Sudjana, 1992:3). Statistika (statistic) adalah ilmu terdiri dari teori dan metoda yang merupakan cabang dari matematika terapan dan membicarakan tentang: bagaimana mengumpulkan data, bagaimana meringkas data, mengolah & menyajikan data, bagaimana menarik kesimpulan dari hasil analisa, bagaimana menentukan keputusan dalam batas-batas resiko tertentu berdasarkan strategi yang ada. 6 Fungsi / kegunaan statistik : Dalam perkembangan dunia yang semakin maju bahwa Statistik memiliki beberapa fungsi atau kegunaan yang antara lain : Komunikasi ialah sebagai penghubung beberapa pihak yang menghasilkan data statistik atau berapa analisa statistik sehingga beberapa pihak tersebut akan dapat mengambil keputusan melalui informasi tersebut. Deskripsi yaitu penyajian data dan mengilustrasikan data misalnya mengukur hasil produksi, laporan hasil liputan berita, indeks harga konsumen, laporan keuangan, tingkat inflasi, jumlah penduduk, hasil pendapatan dan pengeluaran negara dan lain sebagainya. Regresi yaitu meramalkan pengaruh data yang satu dengan data lainnya dan untuk mengantisipasi gejala-gejala yang akan datang. Korelasi yaitu untuk mencari kuatnya atau besarnya hubungan data dalam suatu penelitian. Komparasi yaitu membandingkan data dua kelompok atau lebih. 2. Pentingnya Belajar Statistik Belajar Statistik banyak yang menganggap sulit dan rumit oleh sebagian orang yang tidak mengerti asal mulanya. Padahal belajar Statistik itu sangat mudah apalagi mempunyai dasar Matematika yang baik, bahkan tahu hitungan sedikitpun akan merasa mudah dan tidak mengalami kesukaran asalkan tekun dan rajin mengerjakan contoh-contoh soal Statistik. Pada era modern hampir semua bidang tidak terlepas dengan menggunakan angka dan fakta, hal ini menunjukkan bahwa pelajaran statistika sangat dibutuhkan. Statistika berfungsi sebagai sarana mengembangkan cara berpikir secara logis, lebih dari itu statistika mengembangkan 7 berpikir secara ilmiah untuk merencanakan (forecasting) penyelidikan, menyimpulkan dan membuat keputusan yang teliti dan menyakinkan. Baik disadari atau tidak, statistik merupakan bagian esensial dari latihan profesional dan menjadi landasan dari kegiatan-kegiatan penelitian. 3. Arti Data Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Kegunaan data pada dasarnya adalah untuk membuat keputusan oleh para pembuat keputusan (Decision Makers). Namun dikaitkan dengan fungsi management maka data dapat digunakan untuk : a. Dasar suatu perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada. b. Alat kontrol terhadap pelaksanaan atau implementasi dari pada perencanaan tersebut agar supaya bisa diketahui dengan segera kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang terjadi untuk segera dilakukan perbaikan atau koreksi. c. Dasar Evaluasi dari hasil kerja akhir, apakah hasil kerja akhir yang ditargetkan bisa dicapai 100 % atau belum. Didalam kita mengumpulkan data apapun maksud dan tujuan didalam pengumpulan data tersebut baik hanya sekedar sebagai bahan informasi ataupun untuk memecahkan suatu persoalan/masalah, maka kita harus memperhatikan beberapa syarat-syarat data yang meliputi : a. Obyektif Obyektif artinya data yang dikumpulkan harus sesuai dengan kenyataan data yang ada di lapangan, sehingga dalam hal ini jangan sesekali memanipulasi data 8 b. Refresentatif Refresentatif/mewakili artinya bahwa didalam pengumpulan data yang jumlahnya banyak bersumber dari berbagai kelompok dimana kita tidak mungkin mengumpulkan seluruhnya, hanya beberapa bagian saja maka data yang kita kumpulkan tersebut diupayakan mewakili dari beberapa kelompok data tersebut. c. Standard Error Kecil Standard error/kesalahan baku dari data yang kita kumpulkan kecil. d. Up to Date Data yang dikumpulkan tersebut harus tepat waktu atau data yang dikumpulkan tersebut merupakan data paling terbaru yang dimiliki. e. Relevan Data yang dikumpulkan ada hubungan dengan pokok permasalahan yang ingin dipecahkan. Setelah kita mengetahui syarat-syarat data yang kita kumpulkan, maka dalam hal ini kita haras mengetahui juga jenis-jenis dari pada data yang meliputi : a. Data menurut Sifatnya - - Data Kualitatif : yaitu kumpulan data yang bukan berupa angka atau kumpulan data berupa kata-kata. Contoh : Harga kamar per malam sangat mahal. Tamu sangat puas dengan pelayanan di Restaurant Data ini biasanya didapat dari wawancara dan bersifat subyektif sebab data tersebut bisa ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda. Data Kuantitatif : yaitu kumpulan data yang berupa angka-angka. Data ini diperoleh dari pengukuran langsung maupun dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. 9 Contoh : Sewa kamar per malam Rp. 450.000,Harga satu botol Beer Rp. 50.000,b. Data menurut Sumbernya : - - Data Internal : yaitu data yang menggambarkan keadaan didalam organisasi atau badan. Contoh : Jumlah kamar, Jumlah karyawan, Jumlah Restaurant dll yang ada dalam lingkungan suatu Hotel. Data Eksternal : yaitu data yang menggambarkan keadaan di luar organisasi atau badan. Contoh : Jumlah kunjungan wisatawan, jumlah Biro Perjalanan dll. c. Data menurut cara Memperoleh : - - Data Primer : yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung oleh pihak peneliti. Contoh : Data kunjungan wisatawan ke Bali yang kita catat satu persatu di Bandara Mgurah Rai Bali. Data Sekunder : yaitu data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Contoh : Data kunjungan wisatawan ke Bali yang diperoleh dari Kantor DIPARDA Propinsi Bali. d. Data menurut waktu Pengampulan : - - Data Cross Section : yaitu data yang dikumpulkan pada waktu tertentu saja. Contoh : Data kunjungan Wisman pada Tahun 2004 Data tingkat hunian Bukan Desember. Data Time Series : yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu, dimana data ini menunjukkan perkembangan 10 Contoh : Data Tingkat hunian dari Bulan Januari s/d Desember Data kunjungan Wisman ke Bali dari Tahun 1990 s/d 2003. 4. Populasi dan Sampel Didalam pengumpulan data ada beberapa istilah yang perlu kita ketahui : Populasi: adalah Kumpulan lengkap dari seluruh komponen atau obyek sejenis yang dapat dibedakan satu dengan yang lainnya yang menjadi obyek penelitian. Contoh jumlah seluruh Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Sensus : adalah suatu proses pengumpulan data dengan jalan menyelidiki seluruh obyek populasi. Sampel : adalah bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik tertentu atau ciri/keadaan yang akan diukur karena tidak semua data dan informasi akan diproses atau benda akan teliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya. Adapun keuntungan menggunakan sampel antara lain : biaya penelitian lebih murah, waktu penelitian lebih cepat, efektif dan efisien. Sedangkan besar kecilnya sampel yang akan diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: besarnya biaya yang tersedia, tenaga (orang) yang ada, waktu dan kesempatan peneliti serta peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel. Didalam pengambilan sampelpun ada 2 (dua) cara yaitu : a. Random Sampling : yaitu suatu proses pengambilan sampel dari obyek populasi dimana setiap elemen memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jadi proses mengambilan sampel ini lebih bersifat obyektif. b. Non Random Sampling : yaitu suatu proses pengambilan sampel dari populasi dimana setiap elemen 11 tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jadi proses pengambilan sampel dari populasi lebih bersifat subyektif. Disamping istilah-istilah diatas sebagai seorang pengumpul data atau collector ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Responden: yang dalam hal ini adalah siapa yang memiliki data tersebut. b. Metode dalam hal mengumpulkan data : Wawancara: melakukan wawancara terhadap responden. Observasi: mengadakan pengamatan langsung di lapangan. Kuesioner/angket: dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Didalam penyebaran Kuesioner/angket ini ada yang bersifat terbuka yang maksudnya dimana setiap responden bebas menjawab pertanyaan yang ada pada angket, sedangkan Kuesioner/angket yang bersifat tertutup dimana responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Sekedar sebagai pegangan yang perlu diperhatikan dalam membuat pertanyaan untuk angket adalah : - Siapkan dan rencanakan baik-baik keseluruhannya meliputi tenaga, bahan dan biaya. Pertanyaanpertanyaan harus singkat, jelas tidak menimbulkan macam-macam penafsiran dan mudah dimengerti. - Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang pantas, sopan dan usahakan tidak akan menyinggung perasaan calon responden. c. Psycommotor: sarana atau peralatan yang menunjang proses penelitian. Yang mana dalam hal ini dikenal dengan 6 M yang meliputi: Man, Money, Methode, Material, Machine dan Market. 12 d. Afektif/sikap dari seorang pengumpul data/peneliti pada saat berada dilapangan waktu melakukan pengumpulan data. 5. Soal-soal Latihan a. Jelaskan pengertian Statistik dalam arti sempit dan dalam arti luas ! b. Jelaskan mengapa kita harus belajar Statistik ? c. Apa yang dimaksud dengan data dan apa syaratsyaratnya ? d. Coba sebutkan jenis-jenis dari pada Data ! e. Apa perbedaan Sensus, Populasi dan Sampel ? 13 BAB II MATEMATIKA DAN DISTRIBUSI FREKWENSI A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharapkan dapat memahami penggunaan tanda sigma dan langkah-langkah pembuatan distribusi frekuensi sampai dengan menggambar Grafik. B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1. 2. 3. 4. Mahasiswa mampu menggunakan tanda Sigma. Mahasiswa mampu menjelaskan Distribusi Frekuensi. Mahasiswa mampu mengerjakan Distribusi Frekuensi. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis-jenis Distribusi Frekuensi. 5. Mahasiswa mampu menggambarkan Grafik. 1. Matematika dalam Statistik Ilmu statistik selain mempelajari cara pengumpulan data, peagolahan data dan analisa data juga mempelajari cara pengambilan suatu kesimpulan yang mengandung ketidakpastian serta cara menaksir/memperkirakan termasuk meramalkan suatu kejadian untuk masa yang akan datang. a. Penerapan Tanda Sigma ( ) Untuk bisa mengerti simbol tanda Sigma ( ) maka beberapa istilah harus dikuasai terlebih dahulu. Dimana istilah tersebut antara lain : Variabel yaitu sesuatu yang nilainya berubah-ubah atau berbeda-beda. Misalnya : Jumlah tamu yang datang dari waktu ke waktu berubah-ubah dan jumlah tingkat Hunian yang terjadi di beberapa Hotel akan berbeda-beda pada waktu 14 yang sama. Nilai karakteristik dari suatu elemen juga merupakan nilai variabel. Nilai variabel disini dapat berupa harga kamar, harga minuman tingkat hunian kamar pendapatan makanan minuman dan sebagainya. Nilai variabel ini sering ditulis dengan huruf latin: X,Y,Z Misalkan : X = Pendapatan Makanan ini berarti X1 = Pendapatan Makanan bulan Januari = 120 X2 = Pendapatan Makanan bulan Pebruari = 425 X3 = Pendapatan Makanan bulan Maret = 320 Dan seterusnya. dan Minuman, dan Minuman dan Minuman dan Minuman Variabel ada dua antara lain Variabel Kontinyu (continous variable) yaitu variabel yang mengambil nilai pecahan dan Variabel Diskrit (descret variable). Contoh penerapan tanda Sigma ( ) Misalkan ada N Karyawan Hotel X = Gaji yang diterima setiap bulan. Xi = Gaji karyawan ke i, i=l, 2, 3,.......................N X X1 X2 X3 ...................XN Kalau ada 6 Karyawan (N = 6) dan misalnya : Karyawan 1 gajinya Rp.150 Karyawan 2 gajinya Rp.175 Karyawan 3 gajinya Rp.125 Karyawan 4 gajinya Rp.150 Karyawan 5 gajinya Rp.175 Karyawan 6 gajinya Rp.125 15 Maka gaji seluruh karyawan atau X adalah : X = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 = 150 + 175 + 125 + 150 + 175 + 125 = 900 Beberapa aturan yang harus diikuti dalam penggunaan tanda Sigma ( ) 1. X (Xi + Yi + Zi) = Yi + Zi 2. k Xi = k . Xi k=konsumen 3. (X + Y)² = X (X² + 2XY + Y²) = X + 2 XY + Y² b. Pembulatan Angka Untuk keperluan perhitungan, analisis atau laporan sering dikehendaki penatatan data kuantitatif dalam bentuk yang lebih sederhana. Karenanya bilanganbilangan perlu disederhanakan atau dibulatkan untuk ini kita perlu pakai aturan-aturan sebagai berikut : Aturan 1 : Jika angka di belakang angka terakhir yang kita akan bulatkan (dihilangkan) lebih besar dari 5 atau setengah maka angka terakhir tersebut dibulatkan keatas sedangkan apabila dibelakang angka terakhir lebih kecil dari 5 dibulatkan ke bawah. Contoh : Rp 175.125,65 dibulatkan penuh menjadi Rp. 175.126. 46,364 Kg dibulatkan 2 angka dibelakang koma menjadi 46,36 Kg. Aturan 2 : Jika dibelakang angka terakhir yang kita akan bulatkan (dihilangkan) pas angka 5 atau setengah, maka apabila angka terakhir tersebut bilangan genap maka angka terakhir tersebut tetap sedangkan apabila angka terakhir tersebut bilangan ganjil maka angka terakhir tersebut ditambah 1 (satu). 16 Contoh : 426,745 dibulatkan 2 angka dibelakang koma menjadi 426,74. 126,335 dibulatkan 2 angka dibelakang koma menjadi 126,34 2. Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi adalah penyusutan suatu data mulai dari terkecil sampai terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa kelas. Kegunaan data yang masuk dalam distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan dalam penyajian data, mudah dipahami dan mudah dibaca sebagai bahan informasi yang mana pada gilirannya digunakan untuk perhitungan membuat Grafik/gambar dalam berbagai bentuk penyajian data. Distribusi frekuensi terdiri dari dua yaitu distribusi frekuensi kategori dan distribusi frekuensi numerik. Distribusi Frekuensi Kategori ialah distribusi frekuensi yang pengelompokkan datanya disusun berbentuk kata-kata atau distribusi frekuensi yang penyatuan kelaskelasnya didasarkan pada data kategori (kualitatif). Contoh Distribusi Frekuensi Kategori Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Karyawan Hotel Putri Ayu DEPARTEMEN FREKUENSI KANTOR DEPAN 10 HOUSEKEEPING 17 ACCOUNTING 8 F.B SERVICE 15 F.B. PRODUCTION 12 MARKETING 7 PERSONALIA 8 JUMLAH 77 Catatan : Data Karyawan 17 Distribusi Frekuensi Numerik ialah distribusi frekuensi yang penyatuan kelas-kelasnya disusun secara interval F didasarkan pada angka-angka (kuantitatif) Contoh Distribusi Frekuensi Numerik Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Umur Pegawai Hotel Putri Ayu Tahun 2004 Umur (Tahun) Frekuensi 21-25 32 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 JUMLAH 64 38 16 11 7 168 Catatan: Data Karyawan Sebelum melangkah kepada pembahasan lanjutan, maka terlebih dahulu dikupas mengenai beberapa istilah yang berhubungan dengan distribusi frekuensi numerik (kelompok). Interval Kelas adalah sejumlah nilai variabel yang ada dalam batas kelas tertentu. Misalnya lihat tabel 2-2 yang berisikan lima interval kelas (21-25) yang terdiri dari 21,22,23,24 dan 25) ini berarti Nilai Interval Kelas 21-25 menunjukkan ada 32 orang karyawan Hotel Putri Ayu yang memiliki umur antara 21-25 tahun. Nilai interval kelas 26-30 menunjukkan ada 64 orang karyawan Hotel Putri Ayu yang memiliki umur antara 26-30 18 tahun dan seterusnya sampai pada Nilai interval 46-50 terdapat 7 orang karyawan. Batas Kelas adalah suatu nilai yang membatasi kelas pihak satu dengan pihak kelas yang lain. Dimana batas kelas ini kegunaannya wakili pembuatan Grafik Histogram. Pada nilai interval kelas pertama yaitu angka 21 sampai 25 dimana angka 26 merupakan ujung bawah / batas bawah kelas pertama dan 25 merupakan ujung atas / batas atas kelas pertama, jadi dalam hal ini pada Tabel 2.2. angka-angka 21,26,31,36,41 dan 46 disebut ujung bawah / batas bawah dari masing-masing kelas dan angkaangka 25,30,35,40,45 dan 50 disebut ujung atas/batas atas dari masing-masing kelas. Frekuensi adalah jumlah yang ada atau yang menempati dari masing-masing kelas. Misal pada Tabel 2.2 yaitu : 32 adalah jumlah karyawan yang menempati umur antara 21 - 25 64 adalah jumlah karyawan yang menempati umur antara 26 - 30 38 adalah jumlah karyawan yang menempati umur antara 31 - 35 16 adalah jumlah karyawan yang menempati umur antara 36 - 40 11 adalah jumlah karyawan yang menempati umur antara 41 - 45 7 adalah jumlah karyawan yang menempati umur antara 46 - 50 Titik Tengah Kelas adalah Nilai yang terdapat di tengah Interval Kelas atau Nilai Ujung Bawah Kelas ditambah nilai ujung bawah kelas ditambah nilai ujung atas kelas dibagi dua : Contoh : (21 + 25) : 2 = 23, (26 + 30) : 2 = 28 demikian seterusnya sampai (46+50) : 2 = 48 Titik tengah ini biasanya digunakan untuk penggambaran Grafik Polygon. 19 3. Teknik Pembuatan Distribusi Frekwensi Langkah-langkah pembuatan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut : a. Menentukan Jarak atau Rentangan (R) Dimana Jarak atau Rentangan ini diperoleh dari selisih data paling besar / tinggi dengan data paling rendah / kecil. R = data tertinggi - data terendah b. Menentukan Jumlah Kelas (K) Didalam menentukan jumlah kelas acuan yang digunakan dengan Rumus "Sturges" yaitu : Jumlah kelas (K) = 1 + 3,322 Log n N = Jumlah data c. Menentukan Interval Kelas (I) Interval kelas bisa diperoleh dengan cara : Membagi antara Jarak / Rentangan dengan jumlah kelas Rumus: Jarak/Rent angan (R) Interval Kelas (1) Jumlah Kelas (K) d. Menentukan batas data terendah atau ujung / batas bawah data pertama, dilanjutkan menghitung kelas Interval. Caranya menghitung satu persatu secara horisontal sebanyak interval atau secara vertikal menambahkan sebanyak interval. e. Dilanjutkan membuat tabel sementara dengan cara dihitung satu demi satu sesuai dengan urutan interval kelas. Tabel 23 Contoh Tabel Sementara Distribusi Frekuensi Interval Tally/Rincian Frekuensi (F) 20 f. Kelas diupayakan disusun / diurut dari kelas paling kecil atau rendah ke kelas besar g. Memasukkan satu persatu semua date, kedalam tabel distribusi frekuensi. Contoh soal Distribusi Frekuensi Diketahui pengeluaran 70 orang wisata yang datang berkunjung ke kawasan Pantai Kuta pada bulan Januari 2004 adalah sebagai berikut: 85 94 84 72 87 81 72 67 73 75 78 75 77 63 78 82 80 68 89 83 72 75 78 76 75 60 66 73 71 80 87 72 83 89 85 84 74 70 78 75 94 80 84 67 74 82 87 81 77 66 71 74 76 75 81 79 77 81 74 67 75 79 84 75 78 80 93 90 70 74 Langkah-langkah dan teknik pembuatan distribusi frekuensi dilakukan sebagai berikut : a. Menentukan jarak / rentangan (R) R = data tertinggi - data terendah = 94 - 60 = 34 b. Menghitung jumlah kelas (K) dengan rumus ''Sturges" K = 1 + 3,322 logn = 1 + 3,322 log 10 21 = = = = 1 + 3,322 . 1,845 1 + 6,0885 7,0885 7 (dibulatkan penuh) c. Menghitung Interval Kelas ( I ) Rentangan (R) I I Jumlah Kelas (K) 34 = 7 = 4,857 = 5 (dibulatkan penuh) d. Menentukan batas kelas dengan jalan memulai dari data paling kecil / terendah dilanjutkan dengan menghitung intervalnya baik secara horisontal (kesamping) menghitung satu persatu sebanyak Interval ataupun ke bawah menjumlahkan dengan Interval yang antara lain sebagai berikut : 60 65 70 75 80 85 90 - 64 69 74 89 84 89 94 Keterangan: 60,61,62,63 dan 64 cara menghitung secara horisontal sebanyak Interval (5) demikian selanjutnya untuk masing-masing kelas. 60 ke 65 menghitung secara vertikal ke bawah dengan menjumlahkan sebanyak interval (5) demikian juga seterusnya. 22 e. Menyusun Kelas Didalam penyusunan kelas ini diupayakan dari kelas kecil ke besar / kelas kecil berada diatas kebawah susunan kelas semakin besar. Kelas yang disusun nantinya ada dua jenis yaitu kelas limit yaitu kelas yang ujung / batas atas kelas beda / selisih dengan ujung bawah / batas bawah kelas berikutnya dan kelas boundaries dimana ujung / batas atas kelas satu sama dengan ujung / batas bawah kelas berikutnya seperti tabel dibawah. Tabel 2.4 Distribusi Frekuensi Pengeluaran Wisatawan Di Pantai Kuta Kelas Limit Kelas Boundaries 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 59,5 - 64,5 64,5 - 69,5 69,5 - 74,5 74,5 - 79,5 79,5 - 84,5 84,5 - 89,5 89,5 - 94,5 Cara merubah kelas limit menjadi kelas boundaries pertama tentukan selisih selisih / beda antara ujung / batas atas kelas satu dengan ujung / batas bawah berikutnya. Setelah diketahui hasilnya dibagi dua (2). Selanjutnya hasilnya digunakan untuk mengurangi semua ujung-batas bawah masing-masing kelas dan untuk masing-masing ujung / batas atasnya ditambah (64 dengan 65 selisihnya 1 lalu dibagi 2 hasilnya 0,5). Hasil akhir lihat tabel 2.4 memasukkan semua data kedalam kelas. 23 Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi Pengeluaran Wisatawan di Pantai Kuta Kelas Limit 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 Kelas Boundaries 59,5 - 64,5 64,5 - 69,5 69,5 - 74,5 74,5 - 79,5 79,5 - 84,5 84,5 - 89,5 89,5 - 94,5 Tally Lӏ ӏӏӏӏ ӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏ ӏӏӏӏ ӏӏ Lӏӏӏ Frekuensi (F) 2 6 15 20 16 7 4 70 Walaupun telah dijelaskan di depan tentang distribusi frekuensi, tetapi ada beberapa bentuk distribusi frekuensi yang antara lain: a) Frekuensi Relatif b) Frekuensi Kumulatif Frekuensi Kumulatif ini ada 2 yaitu : (1) Frekuensi kumulatif kurang dari (FKD) (2) Frekuensi kumulatif atau lebih (FAL) Kedua frekuensi kumulatif ini FKO dan FAL sangat penting untuk pembuatan Grafik Polygon. 4. Titik Tengah Kelas atau Mid Point Nilai yang terdapat di tengah-tengah kelas Interval baik itu kelas limit maupun kelas boundaries sama dimana kelas tengah atau mid point ataupun sering juga disebut titik tengah diperoleh dengan rumus : Kelas Tengah Ujung/Bata s Atas Ujung/Bat as Bawah 2 24 Demikian seterusnya. Contoh dibawah ini menggunakan Tabel 2.5 untuk membuat/menentukan kelas tengah atau titik tengah. Titik tengah atau kelas tengah pertama = (60 + 64) : 2 = 62 Titik tengah atau kelas tengah kedua = (65 + 69) : 2 = 67 Titik tengah atau kelas tengah ketiga = (70 + 74) : 2 = 72 Titik tengah atau kelas tengah keempat = (75 + 79) : 2 = 77 Titik tengah atau kelas tengah kelima = (80 + 84) : 2 = 82 Titik tengah atau kelas tengah keenam = (85 + 89) : 2 = 87 Titik tengah atau kelas tengah ketujuh = (90 + 94) : 2 = 92 Hasil perhitungan ini dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi, akan seperti dibawah : Tabel 2.6 Distribusi Frekuensi Kelas Tengah Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit Titik Tengah /Kelas Tengah 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 62 67 72 77 82 87 92 Penentuan daripada titik tengah / kelas tengah sangat berfungsi untuk menggambarkan Grafik Polygon. 5. Distribusi Frekuensi Relatif (FR) Distribusi Frekuensi Relatif ialah distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya tidak dinyatakan dalam bentuk angka mutlak atau nilai mutlak akan tetapi setiap kelasnya dinyatakan dalam bentuk pecahan atau angka relatif. Teknik perhitungan distribusi frekuensi relatif yaitu dengan cara 25 membagi angka frekuensi pada masing-masing kelas dengan jumlah seluruh data (n) atau dengan rumus : Frekuensi Relatif Kelas Pertama (FR) Frekuensi Mutlak Kelas Pertama Jumlah data (n) Demikian seterusnya sampai pada kelas terakhir. Contoh dibawah ini menggunakan tabel 2.5 Frekuensi relatif pertama = 2 / 70 Frekuensi relatif kedua = 6 / 70 Frekuensi relatif ketiga = 15 / 70 Frekuensi relatif keempat = 20 / 70 Frekuensi relatif kelima = 16 / 70 Frekuensi relatif keenam = 7 / 70 Frekuensi relatif ketujuh = 4 / 70 Hasil perhitungan ini dimasukkan ke dalam tabel Distribusi Frekuensi Relatif (Tabel 2.7) seperti dibawah ini. Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi Relatif Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit Frekuensi Frekuensi Relatif 60 - 64 2 2 / 70 65 - 69 6 6 / 70 70 - 74 15 15 / 70 75 - 79 20 20 / 70 80 - 84 16 16 / 70 85 - 89 7 7 / 70 90 - 94 4 4 / 70 ĒF 70 ĒFr = 70 / 70 = 1 6. Distribusi Frekuensi Kumulatif ( FK) Distribusi frekuensi kumulatif (Fk) ialah distribusi frekuensi yang mulai frekuensinya (F) diperoleh dengan cara 26 menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. Tabel frekuensi kumulatif (Fk) bisa dibuat berdasarkan tabel 2.5 (tabel distribusi frekuensi) yang mana tabelnya akan nampak seperti dibawah. Tabel 2.8 Distribusi Frekuensi Kumulatif Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit Frekuensi Frekuensi Kumulatif (F) (FK) 60 - 64 2 2 65 - 69 6 8 70 - 74 15 23 75 - 79 20 43 80 - 84 16 59 85 - 89 7 66 90 - 94 4 70 Distribusi frekuensi kumulatif ini ada dua yaitu: (1) Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari (FKD) dan (2) Distribusi frekuensi kumulatif atau lebih (FAL) Contoh kedua frekuensi kumulatif sebagai berikut yang digunakan sebagai acuan adalah ujung / batas bawah masing-masing kelas. Tabel 2.9 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Untuk Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit Frekuensi Kumulatif Kurang Dari (FKD) Kurang dari 60 0 Kurang dari 65 2 Kurang dari 70 8 Kurang dari 75 23 Kurang dari 80 43 Kurang dari 85 59 Kurang dari 90 66 27 Tabel 2.10 Distribusi Frekuensi Kumulatif Atau Lebih Untuk Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit Frekuensi Kumulatif Atau Lebih (FAL) 60 atau lebih 70 65 atau lebih 68 70 atau lebih 62 75 atau lebih 47 80 atau lebih 27 85 atau lebih 11 90 atau lebih 5 Apabila digabungkan seluruh distribusi frekuensi akan tampak seperti tabel dibawah ini, Tabel 2.11 Kls Lmt 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 Kls Bdres Tally 59,5 - 64,5 Lӏ 64,5 - 69,5 ӏӏӏӏ ӏ 69,5 - 74,5 ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ 74,5 - 79,5 ӏӏӏӏ 79,5 - 84,5 ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏ 84,5 - 89,5 ӏӏӏӏ ӏӏ 89,5 - 94,5 ӏӏӏӏ F F 2 6 15 Kt Fr Fk Fkd Fal 62 2/70 2 0 70 67 6/70 8 2 68 72 15/70 23 8 62 20 16 7 4 70 77 20/70 43 23 47 82 16/70 59 43 27 87 7/70 66 59 11 92 4/70 70 66 4 7. Membuat Grafik Data yang telah tersusun rapi dalam bentuk Distribusi Frekuensi dapat digambarkan dengan cara membuat grafik Histrogram, Poligon dan kurve Ogive. 28 a. Grafik Histogram Grafik Histogram adalah grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi dengan bentuk segi empat. Pembuatan daripada grafik histogram ini yang perlu diperhatikan pada tabel distribusi frekuensi adalah kelas baik, kelas limit maupun kelas boundaries dengan frekuensi. Langkah-langkah membuat grafik histogram: 1) Buatlah Absis dan Ordinal Absis ialah sumbu mendatar/horizontal untuk menyatakan nilai kelas. Ordinal ialah sumbu tegak/vertikal untuk menyatakan frekuensi 2) Buatlah skala absis dan ordinal 3) Buatlah batas masing-masing kelas Contoh: Pembuatan Grafik Histogram dengan mengacu pada Tabel 2.11. Tabel 2.12 Kelas Limit 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 90 - 84 85 - 89 90 - 94 Frekuensi 2 6 15 20 16 7 4 70 29 Gambar 2.1 Histogram Kelas Limit Pengeluaran Wisatawan Tabel 2.13 Kelas Boundaries Frekuensi 59,5 - 64,5 64,5 - 69,5 69,5 - 74,5 74,5 - 79,5 84,5 - 89,5 89,5 - 94,5 90 - 94 2 6 15 20 16 7 4 30 Gambar 2.2 Histogram Kelas Boundaries Pengeluaran Wisatawan b. Grafik Poligon Grafik poligon adalah grafik berupa garis yang menghubungkan nilai tengah dari masing-masing kelas dengan frekuensi dari masing-masing kelas. Pada dasarnya pembuatan grafik poligon sama dengan Histogram, hanya saja cara membuat batas-batasnya berbeda. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pembuatan Grafik Poligon dapat dilihat dengan langkahlangkah sebagai berikut (mengacu pada tabel 2.11) 31 1) Buat titik tengah kelas dengan cara: nilai yang terdapat di tengah interval kelas atau nilai ujung atas kelas ditambah nilai ujung bawah kelas lalu dibagi dua sebagai berikut : (60 + 64) : 2 = 62 (65 + 69) : 2 = 67 (70 + 74) : 2 = 72 (75 + 79) : 2 = 77 (80 + 84) : 2 = 82 (85 + 89) : 2 = 87 (90 + 94) : 2 = 92 2) Buatkan tabel distribusi frekuensi untuk membuat poligon Tabel 2.14 Distribusi Frekuensi Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit Titik Tengah Frekuensi 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 90 - 84 85 - 89 90 - 94 62 67 72 77 82 87 92 2 6 15 20 16 7 4 3) Buatlah Garfik Poligon dan keterangan lengkap 32 Gambar 2.3 Poligon c. Kurve Ogive Ogive adalah distribusi frekuensi kumulatif yang menggambarkan diagramnya dalam sumbu tegak dan mendatar atau eksponensial. Pembuatan Grafik Ogive ini jarang dijumpai dalam suatu penelitian walaupun demikian grafik Ogive ini berguna bagi sensus penduduk ataupun yang ingin mengetahui bagaimana perkembangan kunjungan wisatawan dll. Berdasarkan hal tersebut diatas maka langkahlangkah pembuatan kurve Ogive adalah sebagai berikut (mengacu tabel 2.11). 1) Mengambil tabel distribusi kurang dari dan distribusi frekuensi atau lebih. 2) Mengambil ujung/batas bawah dari masing-masing kelas (baik kelas limit maupunkelas boundaries sama). 33 Tabel 2.15 Distribusi frekuensi kurang dari Untuk Pengeluaran Wisatawan No Tabel 2.16 Distribusi Frekuensi atau lebih Untuk Pengeluaran Wisatawan 1 Ujung/Batas FKD Bawah Kurang dari 60 0 No FAL 1 Ujung/Batas Bawah 60 atau lebih 2 Kurang dari 65 2 2 65 atau lebih 68 3 Kurang dari 70 8 3 70 atau lebih 62 4 Kurang dari 75 23 4 75 atau lebih 47 5 Kurang dari 80 43 5 80 atau lebih 27 6 Kurang dari 85 59 6 85 atau lebih 11 7 Kurang dari 90 66 7 90 atau lebih 4 70 3) Buat Kurve Ogive 4) OKD OKD = Ogive kurang dari OAL = Ogive atau lebih 34 8. Soal Latihan a. Apa yang anda ketahui tentang Distribusi Frekuensi ? b. Sebutkan jenis frekuensi yang anda ketahui ! c. Data berikut adalah gaji karyawan Hotel “ABC” 45 73 42 35 40 38 59 21 63 49 47 35 50 47 61 68 36 44 72 56 32 74 20 65 42 49 25 48 59 40 31 44 59 29 21 44 66 65 35 51 61 64 68 46 38 46 45 42 20 63 65 56 59 35 63 47 31 69 44 53 26 25 36 72 35 71 51 19 52 45 42 25 Berdasarkan data diatas : 1) Buat tabel distribusi Frekuensi ! 2) Buat Grafik Histogram baik kelas Limit maupun kelas Boundaries ! 3) Buat Grafik Polygon ! 4) Buat Kurve Ogive ! 35 BAB III UKURAN GEJALA PUSAT dan UKURAN LETAK A. Tujuan Instruksioml Umum (TIU) Agar mahasiswa dapat memahami pengukuran gejala pusat dan ukuran penempatan. B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1. Menyebutkan dan mengartikan rata-rata hitung, modus, median, kuartil, desil dan persentil. 2. Mengetahui manfaat dari rata-rata hitung, median, modus, kuartil, desil dan persentil. 3. Membuat langkah-langkah dan menghitung rata-rata hitung, modus, median, kuartil, desil dan persentil. 4. Menggunakan atau mengaplikasikan rumus rata-rata hitung modus, median, kuartil, desil dan persentil. 1. Pendahuluan Uatuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang sekumpulan data mengenai sesuatu hal baik mengenai sampel ataupun populasi. Selain daripada data itu disajikan dalam tabel dan diagram masih diperlukan ukuranukuran yang merupakan wakil kumpulan data tersebut. Dalam bab ini akan diuraikan tentang ukuran gejala pusat dan ukuran letak. Beberapa ukuran dari golongan pertama (ukuran gejala pusat) yaitu rata-rata hitung dan modus. Golongan kedua (ukuran penempatan letak) meliputi: median, kuartil, desil dan persentil. 36 Ukuran yang dihitung dari kumpulan data dalam sampel dinamakan Statistik, sedangkan ukuran yang dihitung dari kumpulan data dan populasi dinamakan Parameter. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut : 2. Rata-rata Hitung (Mean) Rata-rata hitung atau disingkat dengan mean. Penggunaan rata-rata hitung untuk data sampel diberi simbul X (dibaca: eks bar) sedangkan data populasi diberi simbul µ (dibaca myu). Perhitungan mean dibagi dua yaitu mean data tunggal (un grouped) dan mean data berkelompok. a. Mean data tunggal Data yang dipakai untuk menghitung mean tunggal sedikit jumlahnya yakni kurang dari 29 atau maksimal 28 (n ≤ 28 atau n < 29). Perhitungan dengan menjumlahkan semua nilai data dibagi banyak data. Apabila dituangkan dalam rumus menjadi : __ __ X Xi n Keterangan : __ X = rata-rata atau mean = jumlah tiap data n = jumlah data Contoh 1 : Ada 10 orang wisatawan yang datang ke Restaurant Putri Ayu dimana pengeluaran mereka masing-masing adalah : 40, 50, 55, 25, 48, 32, 65, 20, 35, 50 Berapa rata-rata atau mean pengeluaran kesepuluh orang wisatawan tersebut : 37 Jawab : __ X Xi X +X +X +X +X +X +X +X +X +X = 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 n = = 40 50 25 48 32 65 20 35 50 10 420 10 = 42 Jadi rata-rata atau mean pengeluaran kesepuluh orang wisatawan tersebut adalah : 42 Contoh 2 : Berikut ini adalah rata-rata tingkat hunian Hotel ABC periode Januari - Desember 2004 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tingkat Hunian (%) 78,8 72,1 68,5 70,0 55,8 65,5 78,0 82,4 55,6 60,6 68,2 75,4 Berapa rata-rata atau mean tingkat hunian Hotel ABC pada tahun 2004. 38 Jawab : __ __ X X X X X +X +X +X +X +X Xi = 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 N = 78,8+72,1+65,5+70,0+55,8+65,5+78,0+82,4+55,6+60,6+68,2+75,4 X = ..68,99…………… Jadi rata-rata mean tingkat hunian selama tahun 2004 adalah ..68,99..% b. Mean atau rata-rata hitung data berkelompok Mean atau rata-rata hitung untuk data berkelompok apabila jumlah datanya lebih besar dari 28 atau minimal 29 (n ≤ 29 atau n > 28). Jadi data yang sudah dikelompokkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maka data tersebut akan berbaur sehingga keaslian data atau data riil akan bercampur dalam satu kelasnya, hanya dalam perhitungan mean kelompok diambil titik tengahnya yaitu setengah dari ujung atas dan ujung bawah kelas untuk mewakili setiap kelas interval. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan data yang ada disetiap Interval punya nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai titik tengah. Adapun menghitung rata-rata atau mean data berkelompok dapat dicari dengan rumus: Keterangan : __ (Mi Fi ) X Fi atau n __ __ = Rata-rata atau mean Mi = Mind point atau titik tengah Fi = Frekuensi = Fi dan n = jumlah data X Contoh 1 : Diketahui pengeluaran 70 orang wisatwan mengacu pada contoh seal bab II.l hal.....tabel 2.5. Berapakah rata-rata pengeluaran ke 70 orang wisatawan tersebut : 39 Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Frekuensi 2 6 15 20 16 7 4 ƩF = 70 Langkah-langkah menjawab : 1) Buatlah tabel baru dan susunlah dengan melebarkan kolom. 2) Berilah notasi angka yang sudah ada untuk memudahkan perhitungan ( Fi = ……, Mi Fi = ……) Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 - 94 Mid Poin (Mi) 62 67 72 77 82 87 92 Frekuensi (Fi) 2 6 15 20 16 7 4 ΣFi =70 Mi Fi 124 402 1.080 1.540 1.312 609 368 ΣMi . Fi = 5.435 40 3) Hitunglah dengan rumus : (Mi Fi) Fi X = 5435 77,64 70 Jadi rata-rata pengeluaran ke 70 orang wisatawan adalah: 77,64. Disamping cara diatas ada salah satu cara lagi yang digunakan untuk menghitung rata-rata atau mean dengan menggunakan deviasi rata-rata atau mean duga (d) dengan menggunakan formula rumus : X Mo (di Fi) i Fi Keterangan : = rata-rata ataumean Mo = Mid Point atau titik tengah pada saat d = 0 di = deviasi rata-rata fi = frekuensi fi = n = jumlah data i = interval Contoh soal 2 : Data soal mengacu pada contoh soal 1 diatas. 41 Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Frekuensi 2 6 15 20 16 7 4 ƩF = 70 Langkah-langkah menjawab : 1) Buatlah tabel baru dan susun dengan melebarkan kolom. Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 - 94 Titik Frekuensi Deviasi Tengah (Fi) rata-rata (Mi) (di) 62 2 -3 67 6 -2 72 15 -1 77 20 0 82 16 1 87 7 2 92 4 3 ΣF =70 Fi . di -6 -12 -15 0 16 14 12 Σdi . fi =9 2) Letakkan / tempatkan angka 0 (nol) pada kelas ditengah (kelas ganjil) tapi bila kelas genap letakkan angka 0 42 (nol) pada frekuensi tersebut untuk kolom deviasi ratarata. 3) Letakkan angka -1, -2 dan -3 untuk yang lebih kecil dan angka 1,2 dan 3 untuk kelas yang lebih besar pada kolom deviasi rata-rata (d) 4) Hitunglah dengan rumus : (di fi) i fi X Mo = 77 9 5 70 = 77 45 70 = 77 + 0,64 = 77,64 Jadi rata-rata atau mean pengeluaran 70 orang wisatawan adalah : 77,64. Bisa anda melakukan latihan soal dengan jumlah kelas genap. Contoh soal 3 : Data berikut adalah Distribusi Frekuensi Karyawan Hotel “Puri Ayu” sesuai tabel 2.2 Umur 43 Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Mengenai Umur Karyawan Hotel “Putri Ayu” Tahun 2004 Umur (Tahun) Frekuensi (F) 21 – 25 32 26 – 30 64 31 – 35 38 36 – 40 16 41 – 45 11 46 – 50 7 f = 168 Langkah-langkah pengerjaannya : 1) Buatlah tabel baru dan susun dengan melebarkan kolom. 2) Letakkan angka 0 (nol) pada kelas dengan frekuensi terbesar. Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Mengenai Umur Karyawan Hotel Putri Ayu Tahun 2004 Kelas Limit 21 – 25 26 – 30 31 – 35 36 – 40 41 – 45 46 – 50 Titik Frekuensi Deviasi Tengah (Fi) rata-rata (Mi) (di) 23 32 -1 28 64 0 33 38 1 38 16 2 43 11 3 48 7 4 F 168 Fi . di -32 0 38 32 33 28 Σfi . di =9 44 3) Hitung dengan rumus : (di fi) i fi X Mo = 28 99 5 168 = 28 495 168 = 28 + 2,94 = 30,95 = 31 (dibulatkan) 3. Modus (Mode) Modus atau disingkat dengan Mo adalah nilai dari beberapa data yang paling sering muncul atau dengan frekuensi tertinggi dalam suatu distribusi dari sekelompok data. a. Menghitung modus dengan data tunggal Menghitung atau menentukan modus dengan data tunggal dilakukan dengan cara sangat sederhana yakni dengan cara mencari nilai data yang paling sering muncul atau terjadi diantara sebaran atau sekelompok data. Dimana ukuran ini sering dipakai untuk rata-rata data kualitatif misalnya : sebagian besar wisatawan yang datang ke Bali berasal dari negara Australia, sebagian besar pendapatan hotel berasal dari pendapatan kamar dan lain-lain. Penggunaan modus bagi data kualitatif maupun data kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi terbanyak diantara data yang ada. 45 Contoh 1 : Diketahui data mengenai pengeluaran 10 orang wisatawan yang sedang berkunjung ke Pasar Sukawati : 40, 60, 80, 70, 60, 50, 65, 60, 75, 85 Ditanyakan : Berapa nilai modus pengeluaran ke 10 orang wisatawan tersebut ? Jawab : Nilai pengeluaran yang paling sering muncul atau frekuensi tertinggi adalah : 60 Contoh 2 : Diketahui data mengenai tingkat hunian hotel “ABC” selama tahun 2004 (dari bulan Januari s/d bulan Desember) Adalah : 75.8, 65.2, 70.1, 65.1, 65.5, 65.8, 65.5, 70.2, 65.5, 50.5, 60.4 dan 80.1 Ditanyakan : Berapa nilai modus tingkat hunian Hotel “ABC” Jawab : Tingkat hunian yang paling sering muncul adalah 65,5 jadi modusnya 65,5 b. Menghitung modus dengan data kelompok Apabila kita sudah memahami dan mengerti tentang Modus dari data tunggal tadi, maka kita akan lebih mudah untuk memahami modus berbentuk Distribusi Frekuensi, hal ini dapat dihitung dengan rumus : Mo BB ( F1 )i F1 F2 Keterangan : Mo = Modus BB = Batas bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi atau yang mengandung Modus. i = Interval kelas 46 F1 F2 = Selisih antara frekuensi nilai kelas yang mengandung modus dengan frekuensi sebelumnya. = Selisih antara frekuensi kelas yang mengandung nilai modus dengan frekuensi sesudahnya. Contoh : Diketahui pengeluaran 70 orang Wisatawan mengacu pada contoh Bab II.1 tabel 2.5. Berapakah nilai modus untuk pengeluaran ke 70 orang wisatawan tersebut ? Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Pengeluaran Wisatawan Kelas Limit Frekuensi (F) 60 – 64 2 65 – 69 6 70 – 74 15 75 – 79 20 80 – 84 16 85 – 89 7 90 – 94 4 ΣF =70 Langkah-langkah pengerjaannya : 1) Tentukan jumlah frekuensi yang paling tertinggi yang mana dalam hal ini yaitu 20 terletak pada kelas keempat. 2) Carilah Batas Bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi atau kelas yang mengandung nilai modus yang dalam hal ini kelas keempat batas bawahnya adalah : 75. 3) Tentukan interval kelasnya, yang dalam hal ini : 5 4) Carilah F1 yaitu selisih frekuensi tertinggi (frekuensi modus) dengan frekuensi sebelumnya : 20 – 15 = 5 47 5) Carilah F2 yaitu selisih frekuensi tertinggi (frekuensi modus) dengan frekuensi sesudahnya : 20 – 16 = 4 6) Masukkan hasil-hasil tersebut ke rumus : Mo BB ( = 75 = 75 F1 )i F1 F2 5 .5 54 25 9 = 75 + 2,8 = 77,8 Jadi modus atau pengeluaran paling kecil muncul adalah 76,25. 4. Median (Me) Media (Me) adalah data yang berada atau berlokasi di tengah-tengah setelah data diurut/disusun dari data kecil ke data besar. Di dalam menentukan median pun kita harus melihat dulu berapa jumlah data yang kita olah, yang mana dalam hal ini dibagi menjadi dua yaitu Median untuk data tunggal (un grouped) dan Median data berkelompok (grouped data) yang sudah dalam bentuk Distribusi Frekuensi. a. Median untuk data tunggal (un grouped) disusun dulu data dari kecil ke data besar, setelah data disusun tentukan data yang ditengah-tengah (Median) dengan rumus : Me n 1 2 Me = Median N = Jumlah data 48 Contoh 1 : Data Ganjil Diketahui data pengeluaran 7 orang wisatawan : 65, 35, 50, 80, 45, 65, 60 Langkah menjawab : 1) Urut data dari kecil ke besar 35, 45, 50, 60, 65, 65, 80 2) Cari nomor median dengan rumus : Me n 1 2 7 1 2 =4 3) Cari nilai median untuk data nomor 4, dimana dalam hal ini adalah : 60 (Me = 60) Contoh 2 : Data Genap Diketahui : Data tingkat hunian (%) Hotel selama 10 bulan terakhir. 40, 60, 80, 70, 68, 50, 65, 74, 58, 72 Langkah menjawab : 1) Urut data dari kecil ke besar 40, 50, 58, 60, 65, 68, 70, 72, 74, 80 2) Cari nomor median dengan rumus : n 1 Me 2 10 1 2 11 2 = 5,5 3) Cari nilai median untuk data nomor 5,5 dimana dalam hal ini adalah : 49 65 68 = 66,5 (Me = 66,5) 2 b. Median untuk data berkelompok (group data) menentukan nilai median untuk data berkelompok perlu dibuat susunan distribusi frekuensi terlebih dahulu dengan mengurutkan data tersebut dari data kecil ke urutan data besar, kemudian menghitung interval (i). Frekuensi kumulatif (fk) mencari nomor median dilanjutkan mencari nilai median dengan rumus : n i Me BB Fk 2 fm Keterangan : Me = Median BB = Batas Bawah daripada kelas yang mengandung nilai median. i = Interval kelas n = ΣF = Jumlah data fm = Frekuensi yang mengandung nilai median fk = Jumlah frekuensi kumulatif sebelum kelas yang mengandung frekuensi median. Contoh 1 : Berikut ini adalah data mengenai gaji 80 orang karyawan Hotel Dewata Agung (Rp. 1000) 79 49 48 74 81 88 87 80 80 84 90 70 91 67 82 78 70 71 92 38 56 59 74 73 68 72 85 51 65 91 83 86 90 35 83 73 74 72 86 88 92 93 76 71 90 43 67 75 80 91 61 72 97 93 88 81 70 74 92 95 80 81 71 77 63 60 83 82 60 93 89 63 50 76 63 88 70 66 97 79 75 Tentukan nilai median dari 80 gaji karyawan tersebut: Langkah-langkah mengerjakan : 1) Menentukan jarak atau range : R = 97 – 35 = 62 2) Menentukan jumlah kelas (k) K = 1 + 3,322 Log n = 1 + 3,322 Log 80 = 1 + 3,322 ; 1,9031 = 7,34 = 7 3) Menentukan Interval Kelas (i) R k 62 i 7 = 8,56 =9 4) Buat tabel sementara dengan cara hitung satu demi satu dari data paling kecil sesuai dengan urutan interval kelas. Tabel 3.8 Tabel Sementara Distribusi Frekuensi Gaji Karyawan Hotel Dewata Agung Kelas Tally F Limit 35 – 43 ӏӏӏ 3 44 – 52 ӏӏӏ 3 53 – 61 ӏӏӏӏ 5 62 – 70 ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏ 12 71 – 79 ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ 20 80 – 88 ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏ 21 89 – 97 ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏӏӏӏ ӏ 16 i 51 5) Carilah atau tentukan dulu kumulatif dan susun dalam tabel. Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Gaji Karyawan Hotel Dewata Agung Kelas Frekuensi Frekuensi Kumulatif Limit (F) (FK) 35 – 43 23 3 1 -3 44 – 52 3 6 4-6 53 – 61 5 11 7 - 11 62 – 70 12 23 12 - 23 71 – 79 20 43 24 - 43 80 – 88 21 64 44 - 64 89 – 97 16 80 65 – 80 6) Carilah nomor median atau kelas yang mengandung nilai median dengan rumus : n 80 21 40 2 2 Jadi kalau dilihat dari frekuensi kumulatif terletak pada kelas ke-5. 7) Carilah atau tentukan batas bawah kelas kelima dimana kalau dilihat pada tabel kelima 71-79 jadi batas bawahnya 71. 8) Frekuensi yang mengandung median (fm) = 20 9) Carilah frekuensi kumulatif sebelum kelas mengandung frekuensi median (fk) yaitu : 23. 10) Masukkan semua hasil kedalam rumus median : n i Me BB Fk 2 fm 9 = 71 + 40-23) 20 9 = 71 + (17) 20 52 = 71 + ……. Jadi nilai mediannya adalah : ……………. 5. Kuartil (K) Kuartil adalah nilai atau angka yang membagi data menjadi empat bagian yang sama, setelah data disusun dari data kecil ke data besar yang mana dalam hal ini kita akan kenal tiga bentuk kuartil yaitu : - Kuartil Pertama (K1) adalah seperempat (1/4) dari jumlah seluruh data setelah data diurut atau disusun dari kecil ke besar (1/4 n) - Kuartil Kedua (K2) adalah setengah (1/2) dari jumlah seluruh data setelah disusun dari data kecil ke data besar (2/4 n). - Kuartil Ketiga (K3) adalah tiga perempat (3/4) dari jumlah seluruh data setelah disusun dari data kecil ke data besar (3/4 n). a. Kuartil Data Tunggal Mencari kuartil untuk data tunggla pada prinsipnya sama dengan menentukan median yaitu dengan cara pertama menyusun atau mengurutkan data tersebut dari data kecil sampai data besar, kemudian posisi kuartil dicari dengan rumus : 1 K1 (n 1) 4 2 K 2 (n 1) 4 1 K 4 (n 1) 4 n = jumlah data Contoh : Diketahui data mengenai pengeluaran 9 orang wisatawan perhari yang sedang berlibur di bali : 53 70, 80, 50, 40, 35, 45, 65, 70, 90 Langkah-langkah menjawab : 1. Susun atau urut data dari kecil ke besar 35, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90 2. Cari posisi atau tempat kuartil pertama, kuartil kedua dan kuartil ketiga dengan rumus : 1 K1 (n 1) 4 1 (9 1) 4 1 (10) 4 = 2,5 K1 adalah data nomor 2,5 (antara data posisi nomor 2 dan posisi nomor 3). Jadi K1 adalah data posisi nomor 2 ditambah data posisi nomor 3 dibagi 40 45 2 42,5 2 1 K2 (n 1) 2 1 (9 1) 2 1 (10) 2 =5 Ini berarti K2 terletak pada data posisi nomor 5 yaitu menunjukkan nilai : 65. 3 K1 (n 1) 4 3 (9 1) 4 54 3 (10) 4 30 4 = 7,5 Artinya K3 terletak pada data posisi nomor 7,5 yaitu data posisi nomor 7 ditambah data posisi nomor 8 dibagi 2. 70 80 2 75 2 Jadi K3 menunjukkan nilai : 75 b. Kuartil Data Berkelompok Menurut kuartil untuk data berkelompok, terlebih dahulu dibuat susunan distribusi frekuensi, dalam hal ini untuk memudahkan perhitungan. Proses atau langkah menentukan kustril hampir sama dengan menentukan Median, kalau median mencari nilai tengah dari sekelompok data sedangkan kuartil mencari nilai yang membagi sekelompok data dalam empat bagian sama besar. Langkah atau cara menentukan kuartil dapat dilakukan dengan rumus : 1 i K1 Bb n - fk 4 f 2 i K2 Bb n - fk 4 f 3 i K3 Bb n - fk 4 f Bb = Batas bawah dari kelas yang mengandung nilai kuartil Fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas yang mengandung kuartil i = Interval kelas 55 f = Frekuensi kelas yang mengandung nilai kuartil n = Jumlah data Contoh 1 : Diketahui data mengenai umur wisatawan yang sudah berkunjung ke Hard Rock Café pada bulan Maret 2005 seperti tabel dibawah : Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Umur Wisatawan Yang Datang ke Hard Rock Café Bulan Maret 2005 Umur 15 – 17 18 – 20 21 – 23 24 – 26 27 – 29 30 – 32 33 – 35 Frekuensi 13 15 17 18 19 16 12 110 Berdasarkan data tabel diatas carilah K1 Langkah-langkah menjawab : 1) Carilah terlebih dahulu frekuensi kumulatif dengan menambah lagi satu kolom. 56 Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Umur Wisatawan Yang Datang ke Hard Rock Café Bulan Maret 2005 Umur 15 – 17 18 – 20 21 – 23 24 – 26 27 – 29 30 – 32 33 – 35 Frekuensi Frekuensi Kumulatif 13 13 (1- 13 15 28 (14 -28) 17 45 ( 29 – 45) 18 63 (46 – 63) 19 82 (64 – 82) 16 98 (83 – 98 ) 12 110 (99 -110) 110 2) Tentukan posisi nomor kuartil pertama (K1) dengan rumus : 1 K1 n K1 = 7 4 1 110 4 = 27,5 3) Ini berarti K1 terletak pada kelas ke-2 yaitu antara 18-20 4) Carilah batas bawah kelas ke-2 yaitu : 18 5) Tentukan interval kelas yaitu : 3 6) Carilah frekuensi kelas yang mengandung K1 yaitu : 15 7) Carilah frekuensi kumulatif sebelum dicapainya frekuensi kumulatif yang mengandung K1 yang dalam hal ini adalah 13. 8) Masukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus : 1 i K1 = Bb n - fk 4 f 57 K1 1 3 = 18 110 - 13 4 15 3 = 18 (27,5 - 13) 15 1 = 18 (14,5 - 13) 15 14,5 = 18 5 = 18 + 2,9 = 20,9 Secara analog bisa dicari K2 dan K3 2 i K2 = Bb n - fk 4 f 2 3 = 24 110 - 45 4 18 3 = 24 (55 - 45) 18 3 = 124 (10) 18 3 = 24 18 = 24 + 1,7 K2 = 25,7 58 K3 = ¾ x N = ¾ x 110 = 82,5 3 i K3 = Bb n - fk 4 f 3 3 = 30 110 - 82 4 16 3 = 30 (82,5 - 82) 16 3 = 30 (0,5) 16 = 30 + 0,09 K3 = 30,09 6. Desil (D) Desil adalah nilai atau angka yang membagi data menjadi sepuluh bagian yang sama, setelah disusun dari data kecil ke data besar. Cara menentukan Desil hampir sama dengan mencari nilai kuartil, bedanya hanya pada pembagian saja. Kalau kuartil dibagi empat yang sama sedangkan desi data dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama, jadi desil ada sembilan nilai dari D1, D2,…………, D9 a. Desil Data Tunggal Menentukan Desil data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari data kecil sampai data besar, kemudian posisinya dicari dengan rumus : 59 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 10 9 10 D1 (n 1) D2 (n 1) D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 (n 1) (n 1) (n 1) (n 1) (n 1) (n 1) (n 1) Keterangan : N = jumlah data Contoh 1: Diketahui data 70, 80, 50, 40, 35, 45, 65, 70, 90 Carilah letak D3 dan D7 Langkah-langkah mengerjakan : 1) Susun data dari besar ke kecil 35, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90 2) Carilah letak D3 dan D7 dengan rumus : D3 3 (n 1) 10 60 3 (9 1) 10 3 10 10 D3 3 Artinya Desil ke 3 posisinya terletak pada data nomor 3 jadi D3 ada pada posisi nomor 3 yaitu nilainya 45. 7 D7 (n 1) 10 7 (9 1) 10 7 (10) 10 = 7 Artinya Desil ke 7 posisinya terletak pada data nomor 7 jadi D3 ada pada posisi nomor 7 yaitu nilainya 70. b. Desil Data Berkelompok Menentukan Desil untuk data berkelompok terlebih dahulu dibuat susunan Distribusi Frekuensi agar mempermudah perhitungan. Proses atau langkah mencari Desil untuk data berkelompok hampir sama dengan mencari Median ataupun Kuartil. Kalau median membagi data menjadi 2 bagian sama besar dan kuartil membagi data menjadi empat bagian sama besar, sedangkan Desil mencari nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian sama besar. Jadi menentukan Desil data berkelompok dengan rumus : 61 X i Bb n - fk 10 f Desil (D) ke-X Keterangan : X = 1 sampai 9 Bb = Batas bawah kelas yang mengandung deisl Fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas mengandung nilai desil i = Interval kelas f = Frekuensi kelas yang mengandung nilai desil n = Jumlah data Contoh 1 : Diketahui data seperti tabel di bawah. Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Umur Wisatawan Yang Datang ke Hard Rock Café Bulan Maret 2005 Umur Frekuensi Frekuensi Kumulatif 15 – 17 13 13 18 – 20 15 28 21 – 23 17 45 24 – 26 18 63 27 – 29 19 82 30 – 32 16 98 33 – 35 12 110 110 Carilah : Desil ke-4 dan desil ke-8 Langkah-langkah mengerjakan : 1) Carilah terlebih dahulu nomor desil ke-4 4 D4 n 10 62 4 10 10 = 4 . 11 = 44 Desil ke 4 adalah data nomor 44 Dengan demikian nomor 44 dalam frekuensi kumulatif terletak pada kelas ke 3 yaitu 21 – 23. Carilah batas bawah kelas ke 3 yaitu : 21 Carilah interval kela yakni : 3 Frekuensi kumulatif sebelum frekuensi kumulatif kelas ke 3 yaitu : 28 Frekuensi kelas yang mengandung desil ke 4 yaitu : 17 Hitung Desil ke 4 dengan rumus : 2) 3) 4) 5) 6) 4 i D4 bb n - fk 10 f 4 2 21 110 - 28 10 17 3 21 44 - 28 17 3 21 16 17 48 21 17 = …..21 + 2,82 = 23,82 = 24 Jadi Desil ke 4 adalah …… 8 n 10 8 10 10 D8 63 = 88 D8 adalah data nomor 88 ini berarti data terletak pada kelas nomor 6 D8 30 ( 88 - 82) 30 6 3 16 3 16 18 16 = 30 + 1,12 = 31,12 Jadi Desil ke 8 adalah 31 30 7. Persentil (P) Persentil adalah nilai yang membagi data menjadi seratus bagian sama besar setelah data menjadi seratus bagian sama besar setelah data disusun dari data kecil ke data besar. Cara mencari nilai Persentil hampir sama dengan menentukan kuartil maupun Desil, bedanya angka pembaginya. Persentil ini angka pembaginya adalah seratus sehingga disini kita akan mengenal P1 sampai dengan P99, sedangkan P50 sama dengan median. a. Persentil Data Tunggal Mencari persentil data tunggal dengan jalan menguruturutkan data tersebut dari data kecil ke data besar, kemudian posisi persentil dicari dengan rumus : Px x (n 1) 100 64 P5 5 (n 1) 100 P 45 45 (n 1) 100 P68 68 (n 1) 100 P92 92 (n 1) 100 Dst Contoh : Diketahui data pengeluaran wisatawan (US$) 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, 50, 75 Carilah posisi P35 dan P85 Langkah-langkah mengerjakan : 1) Urut datanya dari kecil ke besar : 35, 40, 45, 50,65, 70, 70, 75, 80, 90 2) Carilah posisi masing-masing 35 (n 1) 100 35 (11) 100 385 100 = 3,85 Artinya Persentil 35 terletak pada posisi data ke 3,85 ini biasa dicari dengan cara : P35 = data ke-3 + 0,85 (data ke 4 – data ke 3) = 45 + 0,85 (50 – 45) = 45 + 0,85 (5) = 45 + 4,25 P 35 65 = 49,25 = 49,25 Jadi posisi P35 menunjukkan nilai 49 85 P 85 (n 1) 100 85 (10 1) 100 85 (11) 100 935 100 = 9,53 Artinya persentil 85 terletak pada posisi data ke 9,35 ini bisa dicari dengan cara : Pas = data ke 9 + 0,35 (data ke 10 – data ke 9) = 80 + 0,35 (90 – 80) = 80 + 0,35 (10) = 80 + 35 = 83,5 Jadi posisi P35 menunjukkan nilai 83,5. b. Persentil Data Berkelompok Mencari persentil untuk data berkelompok dibuat susunan distribusi frekuensi terlebih dahulu agar mempermudah perhitungan. Proses mencari Persentil hampir sama dengan mencari desil. Kalau Desil mencari nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian sama, sedangkan Persentil membagi data menjadi seratus bagian yang sama. Contoh seperti data tabel 3.13 dibawah ini : Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Umur Wisatawan Yang Datang ke Hard Rock Café Bulan Maret 2005 66 Umur 15 – 17 18 – 20 21 – 23 24 – 26 27 – 29 30 – 32 33 – 35 Frekuensi 13 15 17 18 19 16 12 110 Frekuensi Kumulatif 13 28 45 63 82 98 110 Carilah Persentil ke 45 dan Persentil ke 70 Langkah-langkah mengerjakannya : (1) Carilah terlebih dahulu nomor Persntil 45 45 P.45 n 100 45 . 110 100 = 49,5 Persentil ke 45 adalah data nomor 49,5 dengan demikian nomor 49,5 dalam frekuensi Kumulatif terletak pada kelas ke-4 yaitu : 24 – 25. (2) Carilah Batas Bawah Kelas ke-4 yaitu : 24 (3) Carilah Interval Kelasnya yang mana dalam hal ini adalah : 3. (4) Frekuensi Kumulatif sebelum frekuensi kumulatif kelas ke-4 yaitu : 45. (5) Frekuensi kelas yang mengandung Persentil ke-45 yaitu : 18. (6) Hitung Persentil ke-45 dengan rumus : (45 . n - fk) i P 45 BB 100 f (45 .110 - 45) 3 24 100 18 67 = = P45 = 24 (49,5 - 45) 0,17 24 + (4,5) 0,17 24 + 0,76 24,76 SOAL LATIHAN 1. Data- berikut ini adalah Tingkat Hunian yang dicapai selama Tahun 2004 Hotel AGET GATI 90, 80, 70, 90, 70, 75, 84, 60, 74, 85, 65 dan 88 dari data diatas tentukan : a. Mean, Median dan Modusnya. b. K1, K2 dan K3 2. Berdasarkan Pencatatan yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2004, dimana Pengeluaran 510 orang Wisatawan mancanegara di Kawasan Pantai Kuta dapat didistribusikan kedalam 9 (sembilan) kelas Limit. Kesembilan kelas Limit tersebut mempunyai Interval yang sama yaitu sepuluh. Kesembilan kelas limit tersebut disusun dari besar ke kecil. Frekuensi kelas ketiga sama dengan lima puluh enam, dimana kelas ketiga tersebut adalah: 80 - 89. Apabila frekuensi kelas ketujuh ditambah frekuensi kelas kedelapan hasilnya sama dengan seratus sepuluh. Frekuensi kelas kelima dikurangi frekuensi kelas kedua sama dengan lima puluh enam. Frekuensi kelas ketujuh sama dengan tujuh puluh enam dan frekuensi kelas kedua sama dengan empat puluh empat. Diketahui pula frekuensi kelas pertama sama dengan dua puluh, frekuensi kelas terakhir sama dengan sepuluh dan frekuensi kelas keempat sama dengan delapan puluh. Dari data diatas tentukan : a. Mean, Median dan Modus. b. K1 dan K3 c. D4, D7 dan D9 68 d. P30, P65 dan P85 Kelas frekuwensi 1 2 90 -99 3 80 - 89 4 70 -79 56 5 6 7 8 9 BAB IV PENGUKURAN PENYIMPANGAN A. Tajuan Instruksional Umum (TIU) 69 Setelah mempelajari Bab IV ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep rentangan sampai angka baku dalam pengukuran penyimpanan data. B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1. Menyebutkan dan mengartikan rentangan, rentangan antar kuartil, simpangan rata-rata, simpang baku, varians, koefisien varians dan angka baku. 2. Mengetahui kegunaan dari rentangan, rentangan antar kuartil, rentangan semi antar kuartil, simpangan rata-rata, simpangan baku varians, koefisien varians dan angka baku. 3. Membuat langkah-langkah dan menghitung rentangan, rentangan antar kuartil, simpangan rata-rata, simpangan baku, varians, koefisien varians dan angka baku. 4. Mengaplikasikan rumus-rumus rentangan, rentangan antar kuartil, rentangan semi antar kuartil, simpangan rata-rata, simpangan baku, varians, koefisien varians dan angka baku. 1. Pendahuluan Penyajian data baik berupa penyelidikan, riset, maupun teknologi selalu membutuhkan informasi yang lebih banyak lagi. Untuk lebih sedap dan nyamannya informasi data perlu dibumbui dengan perhitungan simpangan pengukuran dan variasi. Karena dengan menggunakan pengukuran gejala pusat saja cenderung menghasilkan kesimpulan yang sama tetapi mempunyai simpangan dan variasi yang berbeda. Pengukuran simpangan yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tinggi rendahnya perbedaan data yang diperoleh dari rata-ratanya. Pengukuran simpangan akan membahas rentangan (range), rentangan antar kuartil, rentangan semi antar kuartil, 70 simpangan rata-rata, simpangan baku, varians, koefisien varians dan angka baku. 2. Rentangan (Range) Rentangan ialah data tertinggi dikurangi data terendah ditulis: Contoh : Data nilai UTS mata kuliah ADH semester 5: Kelas A : 90, 80,70, 90, 70, 100, 80, 50,75, 70 Kelas B : 80, 80, 75, 95, 75, 70, 95, 60, 85, 60 Langkah menjawab urutkan dulu kemudian dihitung rentangannya: Kelas A : 50, 70, 70, 70, 75, 80, 80, 90, 90,100 Kelas B : 60, 60, 70, 75, 75, 80, 80, 85, 95, 95 Rentangan Kelas A : 100 – 50 = 50 Rentangan Kelas B : 95 – 60 = 35 3. Rentangan Antar Kuartil (RAK) Rentangan Antar Kuartil (RAK) ialah selisih antara kuartil ketiga dengan kuartil pertama ditulis dengan rumus : RAK = K3 - K1 Contoh: Diketahui data seperti (Tabel 4.13) Kl = 72,667; K3 = 82,469 RAK = 82,469 – 72,667 = 9,802 Dapat ditarik kesimpulan bahwa 50% nilai tersebut paling rendah 72,667 dan paling tinggi 82,469 dengan perbedaan paling tinggi 9,802. 4. Rentangan Semi Antar Kuartil (Simpangan Kuartil) Rentangan semi antar kuartil atau simpangan kuartil (SK) ialah setengah dari RAK ditulis dengan rumus: 71 SK = ½ RAK Contoh: Diketahui data seperti (Tabel 4.13) Kl = 72,667; K3 = 82,469 RAK = 82,469 – 72,667 = 9,802 SK = ½ RAK = ½ . 9,802 = 4,901 Selanjutnya harga median (K2) = l/2 . (72,667 + 82,469) sama dengan 77,568 ± 4,901. Artinya 50% dari ujian KKPRK memperoleh nilai terletak dalam interval antara 72,667 sampai 82,469 atau 77,568 ± 4,901. 5. Simpangan Rata-rata atau Deviasi Rata-rata Simpangan rata-rata ialah rata-rata dari harga mutlak semua simpangan terhadap rata-rata (mean) kelompoknya. Maksud harga mutlak di sini semua nilai simpangan negatif dianggap positif. Nilai simpangan diberi simbol (x), sedangkan harga mutlak bersimbol |x| sehingga ditulis rumus: d=X- X Catatan: d = simpangan data dari rata-ratanya X = data yang diketahui x = mean kelompok data Rumus Simpangan Rata-rata Data Tunggal d Rumus Simpangan Rata-rata Data Kelompok d | X - x | n atau d | x | n f | x | f 72 Contoh data tunggal : Penghasilan dalam ribuan/hari sopir Bali Taxi TABEL 4.1 Nilai UAS Statisitka Nilai Rata-rata | X - x| (X) x 60 75 15 65 75 10 70 75 5 75 75 0 80 75 5 85 75 10 90 75 15 X = 525 | x | = 60 x x 525 n 7 = 75 d | x | 60 n 7 = 8,57 Artinya rata-rata nilai UAS 7 orang mahasiswa sebesar 75 dengan simpangan 8,57. Contoh data tunggal: Data 7 orang wisatawan pengeluarannya di sebuah Restaurant (US$) TABEL 4.2 Penghasil Pedagang Telur Asin Ribuan (X) Rata-rata Perhari | X - x| |x| x x 106 n 7 73 (x) = 15,14 15 20 10 17 14 12 18 X = 106 15,14 15,14 15,14 15,14 15,14 15,14 15,14 - 0,14 4,86 5,14 0 1,14 3,14 2,86 | x | = 60 d | x | 19,14 n 7 = 2,72 Artinya rata-rata nilai penghasilan dari 7 orang pedagang telur asin per bulan sebesar: Rp 15.140,00 dengan simpangan rata-rata Rp 8.730. Contoh data kelompok : Diketahui data distribusi seperti (TABEL 4.3) berikut. Nilai 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Frekuensi (f) 2 6 15 20 16 7 4 Titik Tengah (x) 62 67 72 77 82 87 92 f = 70 x d f.x 124 402 1080 1540 1312 609 368 fx = 5435 (X - x) 15,64 10,64 5,64 0,64 4,36 9,36 14,36 f. | x | 31,28 63,84 84,6 12,8 69,76 65,52 57,44 f |x| = 385,24 f.x 5435 77,64 f 70 f. | x | 385,24 5,5 70 f 74 Jadi rata-rata nilai dari 70 peserta Sepeda Nasional II sebesar 77,64 dengan simpangan rata-rata 5,5. 6. Simpangan Baku (Standar Deviasi) Simpangan baku ialah suatu nilai yang menunjukkan tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari meannya. Simbol simpangan baku populasi () sedangkan simbol sampel (Sd). Rumus simpangan baku, yaitu: X X - n 2 2 n-1 = n -1 atau Sd X 2 n Simpangan baku (Sd) sampel untuk data tunggal. X X n 2 2 n-1 = n -1 atau σ X 2 n Simpangan baku (Sd) populasi untuk data tunggal. Contoh data tunggal: Diketahui Hasil Penjualan Restaurant ABC sepuluh bulan terakhir. No. 1 2 3 4 5 X 75 70 80 85 60 X2 5625 4900 6400 7225 3600 Sd X2 - X 2 n n -1 75 6 7 8 9 10 75 100 90 95 75 5625 10000 81000 9025 5625 Sd 66125 Sd X= 805 X2= 66125 n= 10 Sd (805) 2 10 10 - 1 66125 648025 10 9 66125 64802,5 9 1322,5 146,9 12,12 9 (data sampel) No. X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 75 70 80 85 60 75 100 90 95 75 n = 10 X= 805 (X - x ) =x -5,5 -10,5 -0,5 4,5 -20,5 -5,5 19,5 9,5 14,5 -5,5 0 X2 30,25 x X 805 80,5 n 10 110,25 0,25 2 20,25 1322,5 X Sd 420,25 n -1 10 - 1 30,25 380,25 Sd 1322,5 146,9 9 90,25 210,25 Sd = 12,12 (data sampel) 30,25 X2 = 1322,5 Simpangan baku (Sd) untuk data Distribusi (dikelompokkan) 76 X Sd 2 2 f. X - f -1 f -1 atau Sd f . x f -1 2 Simpangan baku (Sd) untuk data Distribusi (dikelompokkan) X 2 n 2 f. X - f atau σ f f . x f 2 Contoh data distribusi: Diketahui seperti (TABEL 4.4) berikut: Nilai 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Frekuensi (f) 2 6 15 20 16 7 4 Titik Tengah (x) 62 67 72 77 82 87 92 f = 70 2 X - Sd f. X 2 f -1 f -1 f.X X2 f . X2 124 402 1080 1540 1312 609 368 fx = 5435 3844 4489 5189 5929 6724 7569 8464 7768 26934 77760 118580 107584 52983 33856 f . X2 = 425385 (5435) 2 70 70 - 1 425385 29539225 425385 - 421988,93 70 70 - 1 69 425385 Sd 77 3396,07 49,22 7,016 (sampel) 69 Sd Nilai Frekuensi (f) 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 2 6 15 20 16 7 4 Batas Kelas Atas (x) 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5 94,5 f = 70 x = 556,5 X X (X - x ) =x 79,5 -15 -10 -5 0 5 10 15 0 X2 f . X2 225 100 25 0 25 100 225 X2 = 700 450 600 375 0 400 700 900 f.X2 = 43425 X 556,5 79,5 n 7 Sd 2 3425 3425 f . x 49,64 7,045 (sampel) 70 1 69 f -1 Jadi simpangan baku nilai dari 70 peserta Sepeda Nasional II sebesar 7,045. 7. Variasi (Varians) Varians ialah kuadrat dari simpangan baku. Simbul varians untuk populasi = 2 atau n2 sedangkan untuk sampel Sd2 = s2 = n-12 n-1 = X2 - X 2 n atau Sd n -1 X X - n X 2 n -1 Simpangan baku (Sd) sampel untuk data tunggal 2 2 n-1 = n -1 atau X σ 2 Simpangan baku (Sd) populasi untuk data tunggal n 78 Contoh: (Simpangan baku) (Varians) 2 f . X - Sd n Sd = 12,12 (data sampel) Sd2 = 12,122 = 146,8944 f. X 2 f f -1 2 f .X - atau Sd f . X f -1 2 f. X 2 f f atau σ f .X f 2 Simpangan baku (Sd) sampel untuk data distribusi (dikelompokkan) Simpangan baku (Sd) populasi untuk data distribusi (dikelompokkan) Contoh: Simpangan baku = Sd = 7,016 (data sampel) Varians = Sd2 = 7,0162 = 49,2243 8. Koefisien Varians (KV) Koefisien Varians ialah perbandingan antara Sd dengan harga mean yang dinyatakan dengan (%). Gunanya untuk mengamati variasi data atau sebaran data dari meannya (rataratanya), artinya semakin kecil koefisien variasinya maka data semakin seragam (homogen). Sebaliknya semakin besar koefisien variasinya maka data semakin hiterogen. Menghitung besarnya Koefisien Varians dengan rumus: KV= Sd x 100% x Catatan: KV = Koefisien Variasi (%) Sd = Simpangan Baku x = Rata-rata 79 Contoh: Pak Rumawan mengajar mata kuliah Statistika sebanyak dua kelas yaitu kelas A dan kelas B. Setelah 8 kali pertemuan diadakan Ujian Tengah Semester (UTS). Data diperoleh berikut: Kelas A: Nilai rata-rata = 75 Simpangan baku = 5, 4 Kelas B: Nilai rata-rata = 8 Simpangan baku = 4,2 Ditanya berapa koefisien varian masing-masing. Jawab: Sd 5,4 x 100% x 100% 7,2% KV Kelas A = X 57 KV Kelas B = Sd 4,2 x 100% x 100% 4,94% X 85 9. Angka Baku (Standart Score) Angka baku (z-score) ialah bilangan yang menunjukkan tingkat data penyimpangan dari mean dalam satuan simpangan baku atau berapa jauh suatu nilai tersebut yang menyimpang dari rata-rata dengan satuan Sd. Kegunaan angka baku untuk mengamati perubahan nilai kenaikan dan nilai penurunan variabel atau suatu gejala yang ada dari meannya. Artinya semakin kecil angka bakunya semakin kecil juga perubahan variabel tersebut dari nilai meannya. Sebaliknya semakin besar angka bakunya semakin besar juga perubahan angka baku dari nilai rata-ratanya. Sehingga dapat ditulis rumus: Z X-x Sd Catatan: Z = Angka baku X = Nilai variabel x = Rata-rata (mean) Sd = Simpangan baku 80 Contoh 1 Budiman mahasiswa STP Bali mengambil 5 mata kuliah dengan nilai prestasi UTS dan rata-rata kelas : Bahasa Inggris : 80 ; rata-rata : 70 ; Sd : 5 Statistika I : 95 ; rata-rata : 75 ; Sd : 4 Manajemen SDM : 85 ; rata-rata : 80 ; Sd : 5 Kewiraan : 90 ; rata-rata : 70 ; Sd : 10 Ekonomi Bisnis : 100 ; rata-rata : 85 ; Sd : 5 Berdasarkan kelima nilai di atas, mana yang lebih baik diperoleh oleh Budiman. Jawab: Kalau dilihat dari besar nilainya Ekonomi Bisnis yang paling baik derajatnya yaitu 100 lebih besar dari nilai Statistika I = 95, tetapi kalau dinilai secara relatif dibanding dengan rata-ratanya, maka harus dihitung angka bakunya yaitu: 80 - 70 2 z (BI) = 5 = 95 - 75 5 4 z (MSDM)= 85 - 80 1 5 z (Kew) = 90 - 70 2 10 z (Mat) = 100 - 85 3 10 z (Stk) Berdasarkan kelima nilai tersebut yang lebih baik ialah Statistika I atau kedudukan nilai Statistika I lebih tinggi dari pada nilai keempat mata kuliah di atas (Ekonomi Bisnis, Bahasa Inggris, Kewiraan dan Manajemen SDM). 81 Dalam penggunaan bilangan z sering dirubah menjadi distribusi baru (model yang baru) yang mempunyai rata-rata x dan simpangan baku Sdo yang sudah ditentukan. Bilangan yang diperoleh dengan cara ini disebut bilangan baku (bilangan standar). Dengan rata-rata xO dan simpangan baku Sdo ditulis rumus : X-x Z = xo + Sdo Sd Catatan: Z = Angka baku X = Nilai Variabel x = Rata-rata (mean) Sd = Simpangan baku XO = Mean yang sudah ditentukan Sdo = Simpangan baku yang sudah ditentukan. Jika angka-angka di atas dimasukkan ke dalam angka baku dengan rata-rata 100 simpangan baku 15, maka angka baku untuk mata kuliah: z (BI) 80 - 70 = 100 15 130 5 z (Stk) 95 - 75 = 100 15 175 4 85 - 80 z (MSDM)= 100 15 115 5 z (Kew) 90 - 75 = 100 15 130 10 z (Mat) 100 - 85 = 100 15 145 5 Nilai mata kuliah yang disandang paling baik oleh Budiman ialah Statistika I. 82 Contoh 2 : Pak Umar pedagang es campur di Jalan Setiabudi Bandung, penghasilan rata-rata Rp. 25.000,00/hari simpangan baku Rp. 500,00. Sedangkan ibu Bariah pedagang sate kambing dengan penghasilan rata-rata Rp. 50.000,00/hari, simpangan baku Rp. 2.500,00. Waktu ada festival dan tontonan, Pak Umar dapat meningkatkan penjualan es krimnya menjadi Rp. 75.000,00 dan Ibu Bariah sebesar Rp. 100.000,00. Pertanyaan: Pedagang manakah yang lebih baik meningkatkan penjualannya ? Jawab : Pak Umar = Rp 75.000,00 - Rp 25.000,00 Rp 100,00 Rp 500,00 Ibu Bariah = Rp 100.000,00 - Rp 50.000,00 Rp 20,00 Rp 2.500,00 Berdasarkan analisa di atas, maka Pak Umar lebih berhasil menaikkan volume penjualannya dengan angka baku sebesar Rp 100,00 10. Soal-soal Latihan a. Apa yang dimaksud dengan: rentangan, rentangan antar kuartil, simpangan rata-rata, simpangan baku, varians dan angka baku. Sebutkan juga rumusrumusnya. b. Apa gunanya simpangan baku ? Jelaskan secara singkat dan berilah contoh soal dan jawabannya ! 83 c. PT. Nurma Sari bergerak dalam bidang Rumah Makan/Restoran dan tiap bulan harus membayar 32 pegawainya sebagai berikut: Rp 250.000,00 Rp 250.500,00 Rp 350.000,00 Rp 450.000,00 Rp 250.500,00 Rp 250.000,00 Rp 350.500,00 Rp 290.000,00 Rp 350.000,00 Rp 390.500,00 Rp 350.000,00 Rp 390.000,00 Rp 450.000,00 Rp 390.000,00 Rp 450.000,00 Rp 350.500,00 Rp 450.000,00 Rp 250.500,00 Rp 450.500,00 Rp 350.500,00 Rp 450.000,00 Rp 550.500,00 Rp 500.000,00 Rp 450.000,00 Rp 350.000,00 Rp 270.500,00 Rp 260.000,00 Rp 350.500,00 Rp 250.000,00 Rp 350.000,00 Rp 240.500,00 Rp 240.000,00 Berapakah simpangan baku dan variannya ? d. Diketahui; data penerimaan Hasil Penjuakn Makanan & Minuman di Restoran Marina di data berikut: Sd1 = 5,3 juta nl = 6 kecamatan Sd2 = 4,4 juta n2 = 8 kecamatan Sd3 = 6,5 juta n3 = 9 kecamatan Berapakah simpangan baku gabungannya? e. Sebanyak 40 orang mengikuti kuliah Statistika I. Setelah 16 kali pertemuan diadakan UAS hasilnya seperti berikut: Nilai UAS 70 – 75 76 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100 - F 2 6 15 20 16 Berapakah simpangan nilai tersebut? 40 84 f. Pimpinan Departemen X akan menerima yang cakap untuk dijadikan staf ahli penelitian setelah diseleksi ada 3 orang calon pegawai mempunyai prestasi yang hampir sama, tetapi diputuskan untuk dipilih nilai statistika dari salah satu calon yang terbaik. Berdasarkan kriteria dengan rata-rata 300 dan simpangan baku 50, manakah calon pegawai yang diterima, data berikut: Calon 1: Nilai statistika 85, rata-rata kelas 70, dan Sd = 12 Calon 2: Nilai statistika 80, rata-rata kelas 75, dan Sd = 8 Calon 3: Nilai statistika 95, rata-rata kelas 72, dan Sd = 10 g. Buatlah contoh soal sendiri tentang rentangan, rentangan antar kuartil, rentangan semi antar kuartil, simpangan rata-rata, simpangan baku, varians, koefisien varians, dan angka baku 85 BAB V ANGKA INDEKS A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengkaji Bab V ini, mahasiswa diharapkan bisa memahami konsep angka indeks dan cara-cara menghitungnya. B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1. Menyebutkan pengertian angka indeks. 2. Mengetahui manfaat dan kelemahan-kelemahan dari angka indeks. 3. Membedakan jenis-jenis angka indeks tertimbang meliputi metode agregatif tertimbang dan metode ratarata relatif tertimbang. 4. Membedakan jenis-jenis angka indeks tidak tertimbang meliputi metode sederhana, metode agregatif sederhana, dan metode rata-rata relatif sederhana. 5. Menghitung dan mengaplikasikan rumus-rumus angka indeks tertimbang meliputi metode agregatif tertimbang menurut (perumusan Laspayres, Paasche, Drobisch, Irving Fisher, Marshaal-Edgeworth) serta indeks tidak tertimbang meliputi metode sederhana, metode agregatif sederhana, dan metode rata-rata relatif sederhana. 6. Mengetahui angka indeks berantai. 7. Menghitung jenis-jenis angka indeks berantai yang meliputi relatif berantai, indeks berantai dan consumer price indeks. 8. Mengetahui kegunaan dan perubahan tahun dasar. 9. Mengetahui kegunaan angka indeks sebagai penyesuaian (deflating). 86 1. Pendahuluan Sering kita mendengar dan menjumpai kata angka indeks baik dari radio, televisi maupun di majalah atau di koran, tetapi kita belum mengerti apa yang dimaksud angka indeks itu. Misalnya kita hendak membuat perbandingan antara harga semen tahun 1995 dengan harga semen tahun 1990, di daerah yang sama. Hal ini berarti kita telah membuat perbandingan dua kategori atau dua variabel yaitu barang berupa semen dan tahun berupa waktu, tempatnya sama di daerah O, tetapi waktunya berbeda (1990 dan 1996). Begitu juga jika kita membuat perbandingan harga semen di Bandung dengan Jayapura pada tahun 1996, maka kita membandingkan harga semen berbeda tempat (daerah) pada waktu bersamaan. Untuk menyelesaikan kasus ini, dibutuhkan perhitungan yang dinamakan angka indeks. Yang dimaksud dengan angka indeks ialah ukuran statistik yang menunjukkan perbandingan antara nilai suatu barang pada waktu atau tempat (daerah) yang berbeda dengan satuan (%). Pada umumnya angka (%) dalam penulisan tidak dicantumkan. Manfaat angka indeks untuk mengetahui besarnya perubahan (naik turunnya) suatu nilai barang. Adapun kelemahan-kelemahan angka indeks antara lain (1) kesulitan memperoleh urutan atau susunan data yang sesuai dengan kebutahan. Contohnya; kita akan menghitung indeks harga penjualan suatu barang per hari ternyata data yang tersedia bulanan atau kita mencari data bulanan yang ada tahunan dan lainnya. (2) Kesulitan mencari data yang layak untuk dibandingkan. Contohnya: kita akan membandingkan harga beras tahun 1986 dengan harga tahun 1996, harga beras yang dipakai perhitungan hendaknya berkualitas atau jenis yang sama dan tidak boleh pada tahun 1986 beras jenis IR - 36 tetapi pada tahun 1996 berjenis Pandawangi super. Keadaan ini terkadang kurang terpenuhi karena kualitas dan jenis barang yang tersebar di pasar sudah berubah. 87 2. Penentuan Tahun Dasar Tahun dasar ialah tahun yang dipakai sebagai dasar untuk membandingkan suatu harga barang. Indeks harga untuk tahun dasar ditentukan =100. Angka ini sebagai perbandingan yaitu: a. Apabila indeks harga tahun ke-n sama dengan 100 berarti nilai barang pada tahun itu sama harganya dengan tahun dasar, b. Apabila indeks harga tahun ke-n lebih besar 100 berarti nilai barang pada tahun itu lebih tinggi dari harga tahun dasar, dan c. Apabila indeks harga tahun ke-n lebih kecil 100 berarti nilai barang pada tahun itu lebih rendah dari harga tahun dasar. Penentuan tahun dasar ini bebas saja kita lakukan, misalnya 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun yang lalu dan lainnya. Namun mencari ketepatan dan manfaat perhitungan sesuai dengan keadaan pasar, hal ini perlu dipertimbangkan antara lain: a. Diusahakan penentuan tahun dasar tidak terlalu jauh waktunya dari tahun-tahun yang dibandingkan. Contohnya: kita akan menghitung indeks harga tahun 1996, maka jangan menggunakan tahun dasar 1965. Jika rentangan waktu terlalu lama, maka akan terjadi kurang tepatnya perhitungan (bermakna). b. Diusahakan perekonomian dalam keadaan stabil. Tidak ada bencana alam, tidak peperangan, waktu inflasi dan lainlainya. Contohnya, kita akan menghitung indeks harga tahun 1985, menggunakan tahun dasar 1965 (terjadi pemberontakan G 30 S/PKI). Kita akan menghitung indeks harga tahun 1996 di sekitar Yogyakarta dengan menggunakan tahun dasar 1994 karena bulan Februari ada bencana alam (Gunung Merapi memuntahkan lahar). Atau kita menghitung harga indeks mata uang pada tahun 1995 dengan tahun dasar 1965-1966 yang mana tahun itu terjadi inflasi mata uang Rp. 1.000,00 menjadi Rp.1,00. 88 3. Metode Perhitungan Angka Indeks Metode untuk menghitung angka indeks ada beberapa cara, tetapi pada intinya terdapat dua macam yaitu metode perhitungan angka indeks tertimbang dan metode perhitungan angka indeks tidak tertimbang. a. Indeks Tertimbang Indeks tertimbang ialah perhitungan angka indeks yang mengutamakan besarnya timbangan (kuantitas penjualan barang), produksi barang, keadaan barang, dan sebagainya dimasukkan ke dalam harga-harga yang digunakan sebagai perhitungan indeksnya. Misalnya keperluan konsumsi rumah tangga yaitu beras, gula kopi, teh, susu, lauk pauk, minyak goreng, buah-buahan, gas LPG, dan lainnya. Karena beras lebih penting untuk kebutuhan rumah tangga daripada keperluan yang lain, maka timbangan (kuantitas) beras lebih tinggi dari yang lain. Indeks harga tertimbang dapat dihitung dengan rumus: Indeks = (ΣPn x W : ΣPo x W) x 100 Permasalahannya ialah bagaimana cara kita menentukan kuantitas (jumlah) suatu barang tersebut, mungkin bisa diasumsikan oleh orang atau kesan analis bahwa barang yang kuantitasnya paling penting diberi angka 15 dan yang kuantitasnya kurang penting diberi angka lebih rendah, dengan demikian asumsi ini bersifat subyektif, sehingga timbangan dan angka indeksnya akan berbeda kalau dihitung oleh barang yang berbeda. Untuk mengatasi permasalahan ini umumnya dipakai kuantitas konsumsi atas barang tersebut. Dengan demikian ada dua pendapat yaitu Laspeyres menggunakan kuantitas pada tahun dasar, sedangkan Paasche menggunakan kuantitas pada tahun yang dicari angka indeksnya atau tahun ke-n. 89 1) Metode Agregatif Tertimbang Metode ini diklasifikasikan ada 5 macam perumusan yang bisa dipakai untuk menghitung angka indeks metode agregatif tertimbang yaitu metode: Laspeyres, Paasche, Drobisch, Irving Fisher, dan Marshall Edgeworth. a) Metode Laspeyres IL = IL = Pn = Po = Qo = (Pn . Qo) x 100 (Po . Qo) Angka Indeks Metode Laspeyres (%) Harga barang pada tahun ke-n Harga barang pada tahun dasar Kuantitas barang pada tahun dasar Contoh perhitungan indeks metode agregatif tertimbang menurut Laspeyres TABEL 5.1 HARGA DAN KUANTITAS PENJUALAN BARANG WXYZ TAHUN 2002-2005 Jenis Barang W X Y Z Harga (Rp) 2002 (Po) 300 220 520 200 2003 (Pn) 340 240 560 225 2004 (Pn) 360 260 575 300 Kuantitas 2005 (Pn) 400 300 625 350 2002 (Qo) 25 20 30 50 Langkah-langkah menjawab: (1) Kalikan antara harga barang pada tahun dasar (Po) dengan kuantitas barang pada tahun dasar (Qo). Kemudian kalikan juga antara harga barang pada tahun ke-n (Pn) dengan kuantitas barang pada tahun dasar (Qo). 90 TABEL 5.2 PERHITUNGAN INDEKS HARGA LASPEYRES BARANG WXYZ MULAI 2003 SAMPAI 2005 DENGAN TAHUN DASAR 2002 Jenis Barang Harga (Rp) Kuantitas Perhitungan 2002 2003 2004 2005 Po.Qo Pn.Qo Pn.Qo Pn.Qo 7.5 8.5 9 10 W 2002 (Po) 300 2003 (Pn) 340 2004 (Pn) 360 2005 (Pn) 400 2002 (Qo) 25 X 220 240 260 300 20 4.4 4.8 Y 520 560 575 625 30 15.6 16.8 Z 200 225 300 350 50 10 11.25 Jumlah (Σ) 37.5 5.2 6 17.25 18.75 15 17.25 41.35 46.45 52.25 (2) Hitunglah indeks harga dengan rumus: IL = (Pn . Qo) x 100 (Po . Qo) IL (2002) = 37.500 x 100 100 37.500 IL (2003) = 41.350 x 100 110,27 37.500 IL (2004) = 46.450 x 100 123,87 37.500 IL (2005) = 52.250 x 100 139,33 37.500 91 b) Metode Paasche Indeks harga dihitung menurut Paasche yaitu dengan menggunakan kuantitas pada tahun yang dicari angka indeksnya atau tahun ke-n. Rumusnya: IP = IP Pn Po Qn = = = = (Pn . Qn) x 100 (Po . Qn) Angka indeks Metode Paasche Harga barang pada tahun ke-n Harga barang pada tahun dasar Kuantitas barang pada tahun ke-n Contoh perhitungan indeks metode agregatif tertimbang menurut Paasche. TABEL 5.3 HARGA DAN KUANTITAS PENJUALAN BARANG WXYZ TAHUN 2002-2005 Jenis Harga (Rp) Kuantitas Barang 2002 2003 2004 2005 2003 2004 2005 (Po) (Pn) (Pn) (Pn) (Qn) (Qn) (Qn) W 300 340 360 400 35 45 55 X 220 240 260 300 25 35 50 Y 520 560 575 625 40 60 70 Z 200 225 300 350 55 70 85 Langkah-langkah menjawab: (1) Kalikan antara harga barang pada tahun dasar (Po) dengan kuantitas barang pada tahun ke-n (Qn). Kemudian kalikan juga antara harga barang pada tahun ke-n (Pn) dengan kuantitas barang pada tahun ke-n (Qn). 92 TABEL 5.4 PERHITUNGAN INDEKS HARGA PAASCHE BARANG WXYZ MULAI 2003 SAMPAI 2005 DENGAN TAHUN DASAR 2002 Jenis 2003 2004 2005 2003 2004 Barang Po.Qn Po.Qn Po.Qn Pn.Qn Pn.Qn W 10.500 13.500 16.500 11.900 16.200 7.700 11.000 6.000 2005 Pn.Qn 22.000 X 5.500 9.100 15.000 Y 20.800 33.600 36.400 22.400 34.500 43.750 Z 11.000 14.000 17.000 12.375 21.000 29.750 Jumlah 47.800 68.800 80.900 52.675 80.800 110.500 (2) Hitunglah indeks harga dengan rumus : IP = (Pn . Qn) x 100 (Po . Qn) IP (2002) sebagai tahun dasar = 100 IP (2003) = 52.675 x 100 110,2 47.800 PL (2004) = 80.800 x 100 117,44 68.800 c) Metode Drobisch Perhitungan angka indeks dengan metode Laspeyres dan metode Paasche umumnya kecil. Apabila perbedaannya terlalu besar, maka digunakan metode Drobicsh. Caranya membuat rata-rata hitung dari angka indeks metode Laspeyres dan metode Paasche dibagi dua. Rumus metode Drobisch berikut: 93 IL = 1/2 Σ(Pn.Qo) Σ(Pn.Qo) ΣPn.Qn) + ΣPn.Qn) Contoh: Data lanjutan di atas IL (2002) = 100 IL (2003) = 110,27 IL (2004) = 123,87 IL (2005) = 139,33 Jawab ID ID (2002) ID (2003) ID (2004) ID (2005) = = = = = x 100 atau ID = 1/2 (IL + IP) IP (2002) IP (2003) IP (2004) IP (2005) = = = = 100 110,2 117,44 136,59 ½ (IL.IP) ½ (100 + 100) = 100 ½ (110,27 + 110,2) = 110,235 ½ (123,87 + 117,44) = 120,655 ½ (139,33 + 136,59) = 137,96 d) Metode Irving Fisher Perhitungan angka indeks metode Fisher (Irving Fisher) caranya membuat rata-rata ukur atau akar dari angka indeks metode Laspeyres dengan metode Paasche. Rumus yang digunakan: IF = √IL . IP Contoh: Data lanjutan di atas Jawab: IF = √IL . IP IF (2002) = √100 . 100 = IF (2003) = √110,27 . 110,2 = IF (2004) = √123,87 . 117,44 = IF (2005) = √139,33 . 136,59 = 100 110,23 120,61 137,95 e) Metode Rata-rata Relatif Tertimbang Cara menghitung indeks harga dengan metode rata-rata relatif tertimbang untuk tiap-tiap barang menggunakan rumus: I= ( Pn : Po) x W x 100 W 94 W = Weight = Timbangan Rumus ini umumnya digunakan sebagai timbangan yaitu timbangan nilai (P.Q). Weight nilai mungkin dipakai sebagai nilai tahun dasar menjadi (Po. Qo) atau juga nilai pada tahun ke-n (Pn . Qn), sehingga bisa ditulis rumus indeks harga dengan metode rata-rata relatif tertimbang berikut ini. I= {( Pn : Po) x (Po . Qo)} x 100 (Po.Qo) Nilai tahun dasar sebagai timbangan. I= {( Pn : Po) x (Pn . Qn)} x 100 (Pn.Qn) Nilai tahun ke-n sebagai timbangan. Contoh metode rata-rata relatif tertimbangan menggunakan seperti Tabel 6.7 TABEL 5.5 HARGA DAN KUANTITAS PENJUALAN BARANG WXYZ TAHUN 2002-2005 Jenis Harga (Rp) Kuantitas Barang 2002 2003 2004 2005 2003 2004 2005 (Po) (Pn) (Pn) (Pn) (Qn) (Qn) (Qn) W 300 340 360 400 35 45 55 X 220 240 260 300 25 35 50 Y 520 560 575 625 40 60 70 Z 200 225 300 350 55 70 85 95 Langkah-langkah menjawab: a) Tentukan tahun dasar. Misalnya tahun 2002 kemudian buatlah harga relatif dan harga timbangan (weight). TABEL 5.6 PERHITUNGAN INDEKS HARGA PENJUALAN BARANG WXYZ TAHUN 2002-2005 METODE RATA-RATA RELATIF TERTIMBANG DENGAN TAHUN DASAR 2002 Jenis Barang W Relatif Harga Tertimbang 2003 2004 2005 (Pn.Po) (Pn.Po) (Pn.Po) 1,13 1,2 1,33 2002 (Po.Qo) 7.500 2003 (Pn.Qo) 11.900 2004 (Pn.Qo) 16.200 2005 (Pn.Qo 22.000 X 1,09 1,18 1,36 4.400 6.000 9.100 15.000 Y 1,08 1,11 1,2 15.600 22.400 34.500 43.750 Z 1,13 1,5 1,75 10.000 12.375 21.000 29.750 37.500 52.675 80.800 110.500 Jumlah (Σ) b) Setelah itu hitunglah harga indeks metode rata-rata relatif tertimbang: Nilai tahun dasar sebagai timbangan dengan rumus: I= {( Pn : Po) x (Po . Qo)} x 100 (Po.Qo) I (03) = (1,13 x7.500) (1,09 x4.400) (1,08 x15.600) (1,13x10.0 00) x100 37 .500 = 110,45 I (04) = (1, 2 x7.500) (1,18x4.40 0) (1,11x15.6 00) (1,5x10.00 0) x 100 37 .500 = 124,2 96 I (05) = (1,33 x7.500) (1,36x4.40 0) (1,20x15.6 00) (1,75x10.0 00) x 100 37 .500 = 139,14 Nilai tahun ke-n sebagai timbangan dengan rumus: I= {( Pn : Po) x (Pn . Qn)} x 100 (Pn.Qn) I (03) = (1,13 x11.900) (1,09x6.00 0) (1,08x22.4 00) (1,13x12.3 75) x 100 52 .675 = 110,42 I (04) = (1,2 x16.200) (1,18x9.10 0) (1,11x34.5 00) (1,5x21.00 0) x 100 80 .800 = 123,73 I (05) = (1,33 x22.000) (1,36x15.0 00) (1,20x43.7 50) (1,75x29.7 50) x100 110 .500 = 139,57 f) Indeks Tidak Tertimbang Indeks tertimbang ialah perhitungan angka indeks yang tidak menghiraukan atau tidak mengutamakan kuantitas barang yang akan dihitung. Misalnya, dengan menggunakan metode sederhana, metode agregatif sederhana, dan metode rata-rata relatif sederhana. 1) Metode Sederhana Menghitung angka indeks dengan metode sederhana digunakan rumus: Is = (Pn : Po) x 100 97 Is = Angka indeks metode sederhana dalam % Pn = Harga barang pada tahun ke-n Po = Harga barang pada tahun dasar Langkah-langkah menjawab: a) Tentukan tahun dasar. Misalnya tahun 2002 artinya harga gabah Rp 330,00/kg = 100 (angka indeks) b) Hitunglah harga gabah tahun 2000-2006. Kemudian hasilnya masukkan ke dalam (Tabel 6.9) Contoh: Is = (Pn : Po) x 100 Is(2000) = (270 : 330) x 100 = 81,82 Is(2001) = (295 : 330) x 100 = 89,39 Is(2002) = (330 : 330) x 100 = 100,00 Is(2003) = (340 : 330) x 100 = 103,03 Is(2004) = (360 : 330) x 100 = 109,09 Is(2005) = (400 : 330) x 100 = 121,21 Is(2006) = (450 : 330) x 100 = 136,36 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 TABEL 5.7 INDEKS HARGA GABAH TAHUN 2000-2006 Harga (Rp/Kg) 270 295 330 340 360 400 450 Indeks 81,82 89,39 100 103,03 109,09 121,21 136,36 98 4. Soal-soal Latihan a. Apa yang dimaksud dengan angka indeks? b. Apa manfaat dan kelemahan-kelemahan dari angka indeks? c. Bedakan antara angka indeks tertimbang meliputi metode agregatif tertimbang dan metode rata-rata relatif sederhana! 99 100 BAB VI TEKNIK ANALISIS DATA A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mempelajari Bab ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep dan teknik analisa data dalam penelitian. B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1. Mengetahui kegunaan teknik analisa data berskala ukur nominal, ordinal, interval dan ratio. 2. Menghitung dengan metode data berskala ukur nominal, ordinal, interval dan ratio. 1. Pendahuluan Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang akan diuji harus berkaitan atau berhubungan dengan permasalahan yang diajukan. Semua jenis penelitian tidak harus berhipotesis akan tetapi semua jenis penelitian wajib merumuskan masalahnya, sedangkan penelitian yang menggunakan hipotesis umumnya metode eksperimen. Jenis data akan menentukan apakah peneliti akan menggunakan Teknik kualitatif atau kuantitatif. Data kualitatif diolah dengan menggunakan teknik kualitatif dan data kuantitatif diolah dengan menggunakan teknik statistika baik statistika non parametrik maupun parametik. 101 2. Metode Korelasi Spearman Rank Metode Korelasi Spearman Rank (rho) bisa juga disebut korelasi berjenjang, atau korelasi berpangkat, dan ditulis dengan notasi (rs). Metode ini dikemukakan oleh Carl Spearman tahun 1904. Kegunaannya untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel dan juga untuk mengukur data kuantitatif secara eksakta sulit dilakukan misalnya mengukur tingkat kesukaan (kesenangan), tingkat produktivitas pegawai, tingkat motivasi pegawai, tingkat moralitas pegawai dan lainlain. Metode Korelasi Spearman Rank tidak terikat oleh asumsi bahwa populasi yang diselidiki harus berdistribusi normal, populasi sampel yang diambil sebagai sampel maksimal 5 > n > 30 pasang, data bisa diubah dari data interval menjadi ordinal. Rumus yang digunakan yaitu: rs = 1 - 6 d2 n (n 2 - 1) rs : Nilai korelasi Spearman rank d : Selisih setiap pasangan rank n : Jumlah pasangan rank untuk Spearman (ditetapkan 5 < n < 30 Caranya mencari nilai Korelasi Spearman Rank mula-mula buatlah hipotesa berbentuk kalimat dan statistik, buatlah tabel untuk meranking kemudian hitunglah nilai rs hitung. Tetapkan dulu taraf kesalahan, carilah nilai tabel r Spearman dan buatlah perbandingan antara rs hitung dengan r tabel, buatlah ketentuan dan aturan untuk pengambilan keputusan yaitu: jika rs hitung > rs tabel, maka tolak Ho (signifikan), kemudian simpulkan. Tetapi bila menggunakan t hitung, caranya sama seperti uraian tadi hanya mencari tabel yang berbeda: buatlah ketentuan untuk kesimpulan yaitu, jika t hitung > t tabel, maka tolak Ho (signifikan) untuk uji satu pihak, sedangkan untuk uji dua pihak 102 jika -t tabel < t hitung < +t tabel maka terima Ho (tidak signifikan), carilah tabel nilai Student’s dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf kesalahan tertentu, buatlah perbandingan antara t hitung dengan nilai t tabel, akhirnya simpulkan. Contoh sederhana: Diketahui data: 70, 60, 55, 50, 89, 85, 75, 95, 90, dan 92. Langkah menjawab: 1) Urutkan data mulai dari data terbesar sampai data terkecil atau sebaliknya. Nilai : 95, 90, 92, 89, 85, 75, 70, 60, 55, 50 No. Urut : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 2) Pindahkan urutan data tersebut kemudian buatlah tabel untuk dirankingkan. Tabel 6.1 Ranking Nilai Motivasi Belajar Mahasiswa No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai 95 90 92 89 85 75 70 60 55 50 Ranking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Contoh sederhana apabila ada data yang sama: Diketahui data: 50, 50, 40, 90, 80, 80, 70, 65, 65, dan 50 103 Langkah-langkah menjawab: 1) Urutkan data mulai dari data terbesar sampai data terkecil atau sebaliknya. Nilai : 90, 80, 80, 70, 65, 65, 50, 50, 50, 40 No. Urut : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 2) Pindahkan urutan data tersebut kemudian buatlah tabel ranking dengan cara merata-rata nilai yang sama untuk dirankingkan. Tabel 6.2 Ranking Nilai UTS Statistik Semester Genap Tahun 2003 No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai 90 80 80 70 65 65 50 50 50 40 Perhitungan (2 + 3) : 2 = 2,5 (5 + 6) : 2 = 5,5 (7 + 8 + 9) : 2 = 8 Ranking 1 2,5 2,5 4 5,5 5,5 8 8 8 10 Contoh: Akan diteliti apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Kemudian diambil sampel 10 orang dengan taraf signifikansi 5%. Ujilah menggunakan dua pihak untuk Spearman Rank, adapun data motivasi belajar (X) dan prestasi belajar Mata Kuliah Statistika I (Y) berikut: X : 70, 60, 55, 50, 89, 85, 75,95, 90, dan 92 104 Y : 50, 50, 40, 90, 80, 80, 70, 65, 65, dan 50 Langkah-langkah menjawab: a) Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk kalimat. Ha : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Mata Kuliah Statistika I Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Mata Kuliah Statistika I b) Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk statistik Ha : r ≠ 0 Ho : r = 0 c) TABEL penolong untuk menghitung ranking. Nama Mahasiswa Dona Doni Lela Nana S. Ida Yayan Dede Bejo Ira Maya Nilai Motivasi Belajar 70 60 55 50 89 85 75 95 90 92 Rank (X) 7 8 9 10 4 5 6 1 3 2 Nilai Prestasi Belajar 50 50 40 90 80 80 70 65 65 50 Rank (Y) 8 8 10 1 2,5 2,5 4 5,5 5,5 8,0 X–Y d2 d -1 0 -1 9 1,5 2,5 3 -4,5 -2,5 -6 1 0 1 81 2,25 6,26 9 20,25 6,25 36 d2 = 163 d) Carilah rs hitung dengan rumus: rs = 1 6 d2 n (n 2 - 1) 105 rs = 1 6 . 163 10 (10 2 - 1) 978 0,012 990 = 1- 0,98 = 0,012 = 1 e) Tentukan aturan atau kriteria uji signifikansi: Ha : Signifikan (ada korelasi) Ho : Tidak Signifikan (tidak ada korelasi) Jika –rs tabel < rs hitung < + rs tabel, maka terima Ho (tidak signifikan) untuk uji dua pihak. f) Carilah nilai rs tabel menggunakan r Spearman dengan rumus: = 0,05, dan n = 10, maka rs tabel = rs (1/2 ) = rs (0,025) = 0,648 g) Bandingkan rs hitung dengan rs tabel Ternyata –rs tabel < rs hitung < + rs tabel atau -0,648 < 0,012 < 0,648, maka terima Ho (tidak signifikan). h) Buatlah kesimpulan penelitian Hal yang berbunyi ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Mata Kuliah Statistika I ditolak. Sedangkan Ho yang berbunyi tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Mata Kuliah Statistika I diterima. Penelitian ini bermakna bahwa hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Mata Kuliah Statistika I adalah tidak signifikan atau tidak ada korelasi. 106 3. Metode Korelasi PPM Analisa korelasi banyak ragamnya, ada sembilan jenis teknik korelasi antara lain: korelasi Pearson Product Moment ( r ), korelasi ratio (), korelasi Spearman Rank (rs), korelasi Berserial (rb), korelasi Point Berserial (rpb), korelasi Phi (), Tetrachoric (rt), korelasi Kontigency (C), dan korelasi Kendall’s Tau (). Bagaimana cara menggunakannya? Tergantung pada jenis data yang dihubungkan. Berdasarkan sembilan teknik analisa dipilih untuk dibahas ialah korelasi Pearson Product Moment (PPM). Korelasi ini dikemukakan oleh Karl Pearson tahun 1900. Kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain dan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan (koefisien diterminan atau koefisien penentu = r2 x 100%) antar variabel dinyatakan dengan persen. Teknik analisa korelasi PPM termasuk teknik statistik parametrik menggunakan data interval atau rasio dengan persyaratan data berdistribusi normal, data dipilih secara random (acak), data yang dihubungkan harus linier dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subyek yang sama, kalau salah satu tidak terpenuhi persyaratan tersebut analisa korelasi tidak dapat dilakukan. Rumus yang digunakan korelasi PPM: r= n . ( XY) - ( X) . Y) {n . X 2 - ( X) 2 } . {n . Y 2 - ( Y) 2 } Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 < r < +1). Apabila r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, 107 dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan TABEL interprestasi nilai r. Tabel 6.3 Interprestasi Koefisien Korelasi (r) Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (1994:149) (-1 < r < +1). Positif = hubungan searah Negatif = Hubungan Terbalik Contoh Korelasi Sederhana: Pimpinan lembaga XYZ mengadakan penelitian bagi pegawai di lingkungan sebanyak 80 orang, tujuannya adalah untuk mengetahui keeratan hubungan dan kontribusi (sumbangan) antara variabel motivasi kerja pegawai dengan produktivitas kerja selama mereka bekerja di lembaga. Karena mengingat waktu, tenaga dan menghemat biaya, maka yang dijadikan sampel untuk penelitian dipilih 12 orang saja, taraf signifikansi ( = 0,05 ). Data motivasi kerja pegawai (X): 108 60, 70, 75, 65, 70, 60, 80, 75, 85, 90, 70, dan 85. Sedangkan data produktivitas kerja pegawai (Y) = 450, 475, 450, 470, 475, 455, 475, 470, 485, 480, 475 dan 480. Pertanyaan: 1) Berapakah besar hubungan variabel X dengan Y? 2) Berapakah besar sumbangan (kontribusi) variabel O terhadap variabel Y? 3) Buktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja pegawai dengan produktivitas kerja pegawai di lembaga XYZ! Langkah-langkah menjawab: Sebelum dilakukan pengujian data diasumsikan bahwa data ini memenuhi persyaratan yaitu berdistribusi, dipilih secara acak, data berbentuk linier, dan data mempunyai pasangan yang sama. a) Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk kalimat Ha : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja pegawai dengan produktivitas kerja pegawai di lembaga XYZ. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja pegawai dengan produktivitas kerja pegawai di lembaga XYZ. b) Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk Statistik Ha : r ≠ 0 Ho : r = 0 c) Buatlah TABEL penolong untuk menghitung nilai r No. 1 2 X 60 70 Y 450 475 X2 3.600 4.900 Y2 202.500 225.625 XY 27000 33250 109 3 75 4 65 5 70 6 60 7 80 8 75 9 85 10 90 11 70 12 85 n = 12 X = 885 450 5.625 202.500 33750 470 4.225 220.900 30550 475 4.900 225.625 33250 455 3.600 207.025 27300 475 6.400 225.625 38000 470 5.625 220.900 35250 485 7.225 235.225 41225 480 8.100 230.400 43200 475 4.900 225.625 33250 480 7.225 230.400 40800 Y= 5640 X2= 66325 Y2= 2652350 XY= 416825 x d) Masukkan angka statistik dari tabel dengan rumus: r= r= n . ( XY) - ( X) . Y) {n . X 2 - ( X) 2 } . {n . Y 2 - ( Y) 2 } 12 . 416825 - 885 . 5640 {12 . 66325 - (885) 2 } . {12 . 2652350 - (5640) 2 } r= 5001900 - 4991400 {795900 - 783225} . {31828200 - 31809600} r= 10500 {12675} . {18600} r= 10500 10500 1235755000 15354,34 r = -/+0,684 110 Jadi setelah dikonsultasikan pada tabel interprestasi koefisien korelasi r hitung = 0,684 termasuk dalam kategori tingkat hubungan yang kuat. Nilai r ini berlaku hanya untuk 12 sampel saja (jawaban no. 1) e) Tentukan besar sumbangan (koefisien diterminansi) variabel X terhadap variabel Y dengan rumus : KP = r2 . 100% = 0,6842.100% = 46,7856% (Jawaban No.2) Arti dari besar sumbangan = 46,7856% bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (produktivitas kerja pegawai) ditentukan oleh variasi yang terjadi pada variabel X (motivasi kerja pegawai). Bisa diartikan juga bahwa pengaruh nilai motivasi kerja terhadap produktivitas kerja sebesar 46,7856% dan sisanya 53,2144% ditentukan oleh faktor lain, misalnya hubungan antar teman sekerja, gaya kepemimpinan atasan, pengawasan atasan, disiplin kerja pegawai, tempat bekerja dan lain-lain. Apabila pimpinan lembaga XYZ ingin mengetahui apakah hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja itu berlaku untuk 80 orang atau sampel 12 orang pegawai bisa digeneralisasikan untuk populasi 80 orang pegawai? Hal ini perlu diadakan uji signifikansi dengan rumus t test: th = r n-2 1- r2 Keterangan: th : t hitung r : nilai korelasi n : Jumlah sampel 111 Tabel yang digunakan adalah distribusi tabel t dengan dk = n - 2 taraf signifikan tertentu. Misalnya dalam contoh = 0,05. Ketentuan yang digunakan untuk mengambil keputusan atau kriteria pengujian, jika -t tabel < t hitung < + t tabel, maka terima Ho (tidak signifikan) untuk uji dua pihak. 112 f) Carilah nilai t hitung dengan rumus: th = r n-2 1- r2 = 0,684 = 0,684 12 - 2 1 - (0,684) 2 10 = 0,684 18,8 1 - (0,468) = 0684 . 4,34 th = 2,97 g) Carilah nilai t tabel mengguaakan tabel distribusi t: = 0,05 n = 12 dk = n – 2 = 12 – 2 = 10 t tabel = t ( ½ ) = t (0,025) = 2,228 Jadi t tabel = 2,228 h) Buatlah kriteria atau ketentuan untuk mengambil keputusan Terayata -t tabel < t hitung < +t tabel, maka terima Ho berarti tidak signifikan. i) Bandingkan antara t hitung dengan t tabel Ternyata -t tabel < t hitung > +t tabel, atau -2,228 < 2,97 > 2,228, maka tolak Ho (signifikan). 113 j) Buatlah gambar kurva uji signifikansi koefisien korelasi Daerah Penolakan Ho atau Penerimaan Ha Daerah Penolakan Ho atau Penerimaan Ha -2,228 0 2,228 2,97 k) Buatlah kesimpulan penelitian Ha yang berbunyi ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja pegawai dengan produktivitas kerja pegawai di lembaga XYZ diterima. Sedangkan Ho yang berbunyi ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja pegawai dengan produktivitas kerja pegawai di lembaga XYZ ditolak. Penelitian ini bermakna bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja pegawai dengan produktivitas kerja pegawai di lembaga XYZ. Dengan demikian penelitian yang menggunakan sampel 12 orang pegawai bisa digeneralisasikan untuk populasi 80 orang pegawai. Ada metode lain untuk menguji signifikansi Korelasi Pearson Product Moment (PPM) caranya: 1) Dihitung nilai r hitung = 0,684 2) Bandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel Product Moment; menggunakan taraf signifikansi ( = 0,05 ); n = 12, maka r tabel = 0,576 3) Buatlah ketentuan pengambilan keputusan. Jika r hituug > r tabel, maka tolak Ho (signifikan). Ternyata r hitung > r tabel atau 0,684 > 0,576, maka Ho ditolak (signifikan). 114 4) Buatlah kesimpulan Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja. Jadi penelitian dengan sampel 12 orang pegawai dapat digunakan untuk populasi 80 orang pegawai. Dengan demikian pimpinan lembaga bisa mengambil keputusan untuk mengevaluasi kegiatan lebih lanjut. 4. Metode Regresi Metode analisa regresi digunakan untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Persamaan regresi sederhana untuk sampel dirumuskan: Ŷ = a + bX Keterangan : Ŷ = (baca; Y topi), subyek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0, dan b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y. Dirumuskan sebagai berikut: B= n . XY - X . Y n . X 2 - ( X) 2 a= Y - b.X n 115 Analisa regresi ini bisa digunakan untuk menentukan hubungan fungsional dari dua variabel yang diharapkan berlaku untuk generalisasi pada populasi yang didasarkan atas sampel. Metode analisa regresi ini tergolong statistik parametrik menggunakan data interval atau rasio dengan asumsi bahwa, data harus berdistribusi normal, data dipilih secara random (acak), data yang dihubungkan berbentuk linier dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subyek yang sama, kalau salah satu tidak terpenuhi persyaratan tersebut analisa regresi tidak dapat dilakukan. Contoh soal regresi sederhana Data berikut menunjukkan jumlah tamu yang menginap di Villa Manis adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 DATA TAHUNAN 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 JUMLAH TAMU (ORANG) 200 225 250 270 300 335 350 375 Pertanyaan: 1) Buatlah persamaan regresinya 2) Gambar garis regresinya 3) Taksirlah berapa jumlah tamu yang menginap tahun 2007 116 Langkah-langkah menjawab: a) Buatlah tabel induk untuk menghitung persamaan regresi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 n=8 Data Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 - Kode Jumlah X2 Y2 XY Tahun Tamu (Y) 1 200 1 40000 200 2 225 4 50625 450 3 250 9 62500 750 4 270 16 72900 1080 5 300 25 90000 1500 6 335 36 112225 2010 7 350 49 122500 2450 8 375 64 140625 3000 X= 36 Y= 2305 X2= 204 Y2= 691375 XY= 11440 b) Masukkan angka-angka statistik dan buatlah persamaan regresi (1) Hitunglah rumus b b= n . XY - X . Y n . X 2 - ( X) 2 b= 91520 - 82980 1632 - 1296 b= 8 .11440 - 36 . 2305 8.2044 - (36) 2 b= 8540 = 25,42 336 (2) Hitunglah rumus a a= Y - b.X n a= 2305 - 915,12 8 a= 2305 - 25,42 . 36 8 a= 1389,88 8 = 173,74 117 (3) Hitunglah persamaan regresi dengan rumus: Ŷ = a + bx Ŷ = 173,34 + 25,42 . x (jawaban No. 1) c) Gambarlah persamaan garis regresi (1) Hitunglah rata-rata X atau ( x ) dengan rumus: X 36 4,5 n 8 (2) Hitunglah rata-rata Y atau ( Y ) dengan rumus: Y 2305 288,125 Y = n 8 x = Gambar 6.1: Persamaan Garis Regresi 118 d) Buatlah taksiran jumlah tamu yang datang pada tahun 2007 Apabila diketahui tahun 2007 berarti X = 11 Ŷ = a + bX Ŷ = 173,74 + 25,42 (11) Ŷ = 173,74 + 279,62 Ŷ = 453,36 Jadi jumlah tamu yang datang pada tahun 2007 diperkirakan 453 buah (jawaban No. 3). Contoh Soal 2. Uji Signifikansi dan linier regresi Perusahaan PT. Tita Sari Jaya ingin mengetahui hubungan antara pengalaman kerja (X) dengan jumlah penjualan sepeda motor (Y) dari para penjual (sales), selanjutnya diambil sampel secara acak sebanyak 8 orang dengan data berikut: Pengalaman Kerja (X) tahun 2 3 1 4 1 3 2 2 Penjlan Spd Motor (Y) 50 Unit 60 30 70 40 50 40 35 Data: Karangan Pertanyaan: 1) Bagaimana persamaan regresinya ? 2) Gambarkan diagram pencarnya ? 3) Gambarkan persamaan garis regresinya ? 4) Apakah hubungan antara pengalaman kerja (X) dengan penjualan Sepeda Motor (Y) signifikan ? 5) Bagaimana kesimpulan penelitian ini ? 119 Langkah-langkah menjawab: a) Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk kalimat Ha : Terdapat hubungan yang positif signifikan dan linier antara pengalaman kerja dengan penjualan sepeda motor Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif signifikan dan linier antara pengalaman kerja dengan penjualan sepeda motor b) Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk statistik Ha : r ≠ 0 Ho : r = 0 c) Cari dan hitunglah persamaan regresi dengan menggunakan TABEL No. 1 2 3 4 5 6 7 8 n=8 X Y 2 50 3 60 1 30 4 70 1 40 3 50 2 40 2 35 X = 18 Y= 375 X2 4 9 1 16 1 9 4 4 X2= 48 Y2 2500 3600 900 4900 1600 2500 1600 1225 Y2= 18825 XY 100 180 30 280 40 150 80 70 XY= 930 d) Masukkan angka-angka statistik dan buatlah persamaan regresi (1) Hitunglah rumus b: b= n . XY - X . Y n . X 2 - ( X) 2 b= 7440 - 6750 384 - 324 120 b= 8 . 930 - 18 . 375 8 . 48 - (18) 2 b= 690 60 = 11,5 (2) Hitunglah rumus a : a= Y - b.X n a= 375 - 207 8 a= 375 - 11,5 . 18 8 a= 168 8 = 21 (3) Tulislah persamaan regresi dengan rumus: Ŷ = a + bx Ŷ = 21 + 11,5 . x (jawaban No. 1) e) Gambarkan diagram pencarnya (1) Hitunglah rata-rata X atau ( x ) dengan rumus: x= X 18 2,25 n 8 (2) Hitunglah rata-rata Y atau ( Y ) dengan rumus: Y = Y 375 46,875 n 8 121 Gambar 6.2 : Diagram Pencar/Sebaran f) Gambarkan persamaan garis regresi Gambar 6.3 : Persamaan Garis Regresi 122 g) Ujilah signifikansinya dengan rumus dan langkah-langkah berikut: (1) Hitunglah jumlah kuadrat regresi (a) dengan rumus: 2 Jk Reg (a) = ( Y) n Jk Reg = Jumlah kuadrat Regresi 2 Jk Reg (a) = (375) 140625 17578,125 8 8 (2) Hitunglah jumlah kuadrat regresi (b | a) dengan rumus: X.Y Jk Reg (b | a) = b . XY n 18 . 375 Jk Reg (b | a) = 11,5 . 930 8 6750 = 11,5 . 930 8 = 11,5 . {930 – 843,75} = 11,5 . 86,25 = 991,875 (3) Hitunglah rata-rata jumlah kuadrat residu (Jk Res) dengan rumus: Jk Res = Y2 – Jk Reg (b|a) – Jk Reg (a) Jk Res = 18825 – 991,875 – 17578,125 = 255 123 (4) Hitunglah rata-rata jumlah kuadrat regresi RJK Reg (a) dengan rumus: RJK Reg (a) = Jk Reg (a) (5) Hitunglah rata-rata jumlah kuadrat regresi (b | a) dengan rumus: RJK Reg (b | a) = JK Reg (b | a) RJK Reg (b | a) = 991,875 (6) Hitunglah rata-rata jumlah kuadrat residu dengan rumus: RJK Res JK Res n-2 RJK Res 255 255 42,5 8-2 6 (7) Carilah F hitung dengan rumus: F hitung = RJK Reg (b | a) RJK Res F hitung = 991,875 23,34 42,5 (8) Tentukan aturan bentuk pengambilan keputusan atau kriteria uji signifikansi: Jika F hitung > F tabel, maka tolak Ho (signifikan) Ha = Signifikan Ho = Tidak signifikan (9) Tentukan taraf signifikansi dan carilah nilai F tabel menggunakan tabel F dengan rumus: Taraf signifikansi () = 0,05 124 F tabel = F (1 - ) (dk reg (b | a), (dk Res) = F (1 – 0,05) (1, 6) = 5,99 Cara mencari tabel F : angka (1, 6) artinya: Angka 1 sebagai pembilang Angka 6 sebagai penyebut (10) Bandingkan F hitung dengan F tabel Ternyata F hitung > F tabel Atau 23,34 > 5,99, maka Ho ditolak Signifikan (jawaban No. 4) h) Kesimpulan Penelitian Penelitian ini bermakna belum terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman kerja dengan penjualan sepeda motor. 5. Metode Chi-Kuadrat (X2) Metode chi-kuadrat digunakan untuk mengadakan pendekatan (mengestimasi) dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan ataukah tidak. Untuk mengatasi permasalahan seperti ini, maka perlu diadakan teknik pengujian yang dinamakan pengujian chi-kuadrat. Metode uji chi-kuadrat menggunakan data nominal (diskrit), dan data nominal tersebut diperoleh dari hasil menghitung. Sedangkan besarnya nilai chi-kuadrat bukan merupakan ukuran derajat hubungan atau perbedaan. 125 Cara menguji chi-kuadrat pertama buatlah hipotesa berbentuk kalimat, hitunglah nilai chi-kuadrat, tetapkan dulu tingkat signifikansinya, buatlah ketentuan untuk pengambilan keputusan yaitu jika X2 hitung > X2 tabel, maka tolak Ho (signifikan), carilah X2 tabel dengan menggunakan tabel chikuadrat kemudian buatlah perbandingan antara X2 hitung dengan X2 tabel, akhir simpulkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung chi-kuadrat, yaitu: (fo - fe) 2 2 X = fe X2 : Harga chi kuadrat yang dihitung dan dibandingkan dengan chi-kuadrat tabel fo : Frekuensi yang diselidiki (diobservasi) atau frekuensi empiris fe : Frekuensi yang diharapkan atau frekuensi teoritis Rumus mencari frekuensi teoritis (fe) fe = (fk . fb) T fe fk fb T : : : : Nilai frekuensi teoritis Jumlah frekuensi pada kolom Jumlah frekuensi baris Jumlah keseluruhan baris kolom atau Contoh soal: Diadakan penelitian oleh LIPI yang tujuannya untuk mengetahui pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional (GDN) antara pegawai di instansi, BUMN dan swasta. Sampel diambil sebanyak 725 orang menyebar Intansi 275 orang, BUMN 250 orang, Swasta 200 orang. Tabel 6.4 Frekuensi Observasi Dari 725 Orang Dalam 126 Pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional (GDN) Pegawai Instansi BUMN Swasta Jumlah Pelaksanaan GDN Tinggi Cukup Rendah (100-85) (84-66) (65-0) 150 75 50 75 150 25 150 25 25 375 250 100 Total 275 250 200 725 Catatan: Data hayalan Langkah-langkah menjawab: a) Buatlah Ha dan Ho dalam bentuk kalimat. Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara pegawai instansi, BUMN, dan Swasta dalam pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional. Ho : Tidatk ada perbedaan yang signifikan antara pegawai Instansi, BUMN, dan Swasta dalam pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional. b) Hitunglah frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) pada tiap sel dengan rumus : fe = (fk . fb) T (375 . 275) 142,24 725 (375 . 200) 103,45 725 (375 . 250) 129,31 725 (250 . 275) 94,83 725 (250 . 200) 68,96 725 (250 . 250) 86,21 725 127 (100 . 275) 37,93 725 (100 . 200) 27,59 725 (100 . 250) 34,48 725 c) Hitunglah nilai chi-kuadrat (X2) dengan rumus: X2 = (fo - fe) 2 fe (150 - 142,24)2 0,42 142,24 (150 .103,45)2 20,95 103,45 (75 - 129,31)2 22,81 129,31 (75 - 94,83)2 4,15 94,83 (25 - 68,96)2 28,02 68,96 (150 - 86,21)2 47,2 86,21 (50 - 37,93)2 3,84 37,93 (25 - 27,59) 0,24 27,59 (25 - 34,48)2 2,60 34,48 X2 = 0,42+4,15+3,84+22,81+47,2+2,61+20,95+28,02+0,24 = 130,24 d) Carilah X2 tabel dengan rumus: 128 dk = (k – 1) (b – 1) dk = (3 – 1) (3 – 1) dk = 2 x 2 = 4 Nilai X2 tabel untuk 0,01 = 13,28 0,05 = 9,49 e) Bandingkan antara X2 hitung dengan X2 tabel Jika X2 hitung > X2 tabel, maka tolak Ho (signifikan) Ha : Signifikan dan Ho : Tidak Signifikan Ternyata X2 hitung > X2 tabel atau 130,24 > 13,28, maka Ho ditolak signifikan. f) Buatlah kesimpulan Ada perbedaan yang signifikan antara pegawai Instansi, BUMN, dan Swasta dalam pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Pegawai Instansi cenderung melaksanakan GDN dengan predikat yang rendah, mungkin kurang disiplin atau kurang patuh, kurang mengindahkan peraturan yang dicanangkan oleh pemerintah melalui instansinya masing-masing. SOAL LATIHAN 1. Dalam kurun waktu 1 tahun (Januari s/d Desember 2005) tingkat hunian yang dicapai Hotel Pelangi dan Penjualan Makanan dan Minuman diperoleh seperti data di bawah. Bulan Tingkat Hunian Penjualan Makanan & Minuman 129 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 81.2 76.8 72.7 72.7 66.4 86.3 89.4 93.1 89.8 84.8 61.3 65 424.845 348.276 392.581 408.23 397.811 414.041 463.817 422.986 376.433 363.577 379.878 442.056 Pertanyaan: a. Bagaimana hubungan di antara kedua variabel di atas? b. Berapa besar kontribusi tingkat hunian terhadap penjualan makanan & minuman? c. Buktikan apakah hubungannya signifikan? bila diketahui level of signifikan 5% . 2. Data berikut menunjukkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Pantai Sanur selama tahun 2005. Bulan Jumlah (Orang) 130 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 278 272 295 270 261 266 260 260 260 273 275 279 Dari data di atas tentukan: a. Persamaan regresinya b. Kira-kira bulan Juni 2006 berapa jumlah wisatawan yang datang ke Pantai Sanur. 131 TABEL 1 DAFTAR HARGA CHI KUADRAT (X2) 1 2 3 4 5 50% 0,455 1,386 2,366 3,357 4,351 30% 1,074 2,408 3,665 4,878 6,064 Taraf Signifikansi 20% 10% 1,642 2,706 3,219 3,605 4,642 6,251 5,989 7,779 7,289 9,236 5% 3,841 5,991 7,815 9,188 11,070 1% 6,635 9,210 11,341 13,277 15,086 6 7 8 9 10 5,348 6,346 7,344 8,343 9,342 7,231 8,383 9,524 10,656 11,781 8,558 9,803 11,030 12,242 13,442 10,645 12,017 13,362 14,684 15,987 12,592 14,017 15,507 16,919 18,307 16,812 18,475 20,090 21,666 23,209 11 12 13 14 15 10,341 11,340 12,340 13,339 14,339 12,899 14,011 15,119 16,222 17,322 14,631 15,812 16,985 18,151 19,311 17,275 18,549 19,812 21,064 22,307 19,675 21,026 22,362 23,685 24,996 24,725 26,217 27,688 29,141 30,578 16 17 18 19 20 15,338 16,338 17,338 18,338 19,337 18,481 19,511 20,601 21,689 22,775 20,465 21,615 22,760 23,900 25,038 23,542 24,769 25,989 27,204 28,412 26,269 27,587 28,869 30,144 31,410 32,000 33,409 34,805 36,191 37,566 21 22 23 24 25 20,337 21,337 22,337 23,337 24,337 23,858 24,939 26,108 27,096 28,172 26,171 27,301 28,429 29,553 30,675 29,615 30,813 32,007 33,194 34,382 32,671 33,924 35,172 36,415 37,652 38,932 40,289 41,638 42,980 44,314 26 27 28 29 30 25,336 26,336 27,336 28,336 29,336 29,246 30,319 31,391 32,461 33,530 31,795 32,912 34,027 35,139 36,250 35,563 36,741 37,916 39,087 40,256 38,885 40,113 41,337 42,557 43,773 45,642 46,963 48,278 49,588 50,892 d.b 132 TABEL 2 DAFTAR HARGA (rho) SPEARMAN N Taraf Signifikansi 5% 1% N Taraf Signifikansi 5% 1% 5 1,000 16 0,506 0,665 6 0,886 1,000 18 0,475 0,625 7 0,786 0,929 20 0,450 0,591 8 0,738 0,881 22 0,428 0,562 9 0,683 0,833 24 0,409 0,537 10 0,648 0,794 26 0,392 0,515 12 0,591 0,777 28 0,377 0,496 14 0,544 0,715 30 0,364 0,478 133 TABEL 3 DAFTAR HARGA r PRODUCT MOMENT 3 4 5 Taraf Signif 5% 1% 0,997 0,999 0,950 0,990 0,878 0,959 6 7 8 9 10 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,917 0,874 0,834 0,798 0,765 11 0,602 0,735 12 13 14 15 0,576 0,553 0,532 0,514 0,708 0,684 0,661 0,641 16 17 18 19 0,497 0,482 0,468 0,456 0,623 0,606 0,590 0,575 20 0,444 0,561 21 22 23 24 25 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396 0,549 0,537 0,526 0,515 0,505 N 26 27 28 Taraf Signif 5% 1% 0,388 0,496 0,381 0,487 0,374 0,478 55 60 65 Taraf Signif 5% 1% 0,266 0,345 0,254 0,330 0,244 0,317 29 30 0,367 0,361 0,470 0,463 70 75 0,235 0,227 0,306 0,296 31 32 33 34 35 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,456 0,499 0,442 0,436 0,430 80 85 90 95 100 0,220 0,213 0,207 0,202 0,195 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 36 37 38 39 40 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 125 150 175 200 300 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,230 0,210 0,194 0,181 0,148 41 42 0,308 0,304 0,398 0,393 400 500 0,098 0,088 0,128 0,115 43 44 45 0,301 0,297 0,294 0,389 0,384 0,380 600 700 0,080 0,074 0,105 0,097 46 47 48 49 50 0,291 0,288 0,284 0,281 0,279 0,376 0,372 0,368 0,364 0,361 800 900 0,070 0,065 0,091 0,086 1.000 0,062 0,081 N N 134 TABEL 4 DAFTAR DISTRIBUSI STUDENT’S t d.k 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120 0,50 0,20 0,25 1,000 0,816 0,765 0,741 0,727 0,718 0,711 0,706 0,703 0,700 0,697 0,695 0,694 0,692 0,691 0,690 0,689 0,688 0,688 0,687 0,686 0,686 0,685 0,685 0,684 0,684 0,684 0,683 0,683 0,683 0,681 0,679 0,677 0,674 0,10 3,078 1,886 1,638 1,533 1,476 1,440 1,415 1,397 1,383 1,372 1,363 1,356 1,350 1,345 1,341 1,337 1,333 1,330 1,328 1,325 1,323 1,321 1,319 1,318 1,316 1,315 1,314 1,313 1,311 1,310 1,303 1,296 1,289 1,282 α Untuk Uji Dua Pihak 0,10 0,05 α Untuk Uji Satu Pihak 0,05 0,025 6,341 12,706 2,920 4,303 2,353 3,182 2,132 2,776 2,015 2,571 1,943 2,447 1,895 2,365 1,860 2,306 1,833 2,262 1,812 2,228 1,796 2,201 1,782 2,178 1,771 2,160 1,761 2,145 1,753 2,132 1,746 2,120 1,740 2,110 1,734 2,101 1,729 2,093 1,725 2,086 1,721 2,080 1,717 2,074 1,714 2,069 1,711 0,064 1,708 0,060 1,706 2,056 1,703 2,052 1,701 2,048 1,699 2,045 1,697 2,042 1,684 2,021 1,671 2,000 1,658 1,980 1,645 1,960 0,02 0,01 0,01 31,821 6,965 4,541 3,747 3,365 3,143 2,998 2,896 2,821 2,764 2,718 2,681 2,650 2,624 2,623 2,583 2,567 2,552 2,539 2,528 2,518 2,508 2,500 2,492 2,485 2,479 2,473 2,467 2,462 2,457 2,423 2,390 2,358 2,326 0,005 63,657 9,925 5,841 4,604 4,032 3,707 3,499 3,355 3,250 3,169 3,106 3,055 3,012 2,977 2,947 2,921 2,898 2,878 2,861 2,845 2,831 2,819 2,807 2,797 2,787 2,779 2,771 2,763 2,756 2,750 2,704 2,360 2,617 2,567 135 DAFTAR BACAAN 1. Auto Dayan, Drs., Pengantar Metode Statistik Deskriptik. 2. Husaini Usman, Pengantar Statistik, Bumi Aksara: Jakarta, 1995. 3. Riduwan, Drs., Tita Lestari, Dra., Dasar-dasar Statistika, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2001. 4. Samsubar Saleh, Statistik Induktif, AMPYKPN, Yogyakarta, 1992. 5. Sudjana, Prof. Dr. MA. M.Sc., Metode Statistik, Edisi ke-6, Penerbit Tarsito Bandung, 1996. 6. Sutrisno Hadi, Statistik Jilid 1, 2, dan 3, Andi Offset: Yogyakarta, 1995. 7. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta Bandung, 1999. 136