Webinar Hari Obesitas Sedunia : Pencegahan & Intervensi Obesitas di FKTP Pendahuluan Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure). Obesitas tidak hanya sekadar kelebihan berat badan tetapi masuk dalam kategori penyakit. Obesitas merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional karena berkontribusi terhadap beban penyakit yang selanjutnya dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Obesitas meningkatkan risiko mengalamipenyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, penyakit jantung, kanker, hipertensi dan penyakit metabolik maupun non metabolik lainnya. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan pembiayaan kesehatan yang harus ditanggung oleh negara. Upaya menahan laju prevalensi obesitas di Indonesia tetap sebesar 21,8% hingga akhir tahun 2024 menjadi indikator dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No.8 tahun 2020. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai fasilitas yang menjadi kontak pertama masyarakat perlu memahami dan mampu melaksanakan tatalaksana obesitas secara komprehensif dari hulu sampai kehilir, mulai dari aspek pencegahan faktor risiko sampai tatalaksana klinis dan rujukandari FKTP ke fasilitas lanjutan. Obesitas merupakan salah satu risiko tertinggi dalam kematian global. Sekitar 3,4 juta orang meninggal dengan kasus obesitas. Tahun 2008, lebih dari 1,4 miliar yang berusia 20 tahun atau lebih dinyatakan mengalami kelebihan berat badan (WHO, 2015). Berdasarkan Riskesdas 2018 proporsi obesitas pada anak 13-15 tahun dari 2007 hingga 2018 yaitu, pada tahun 2007 ada 18,8%, pada tahun 2013 ada 26,6%, dan pada tahun 2018 ada 31,0%. Kejadian obesitas ini meningkat terus menerus dari tahun ke tahun. Yogyakarta berada dilima tingkat di atas batas nasional obesitas Indonesia, batas nasional Indonesia adalah 31,0% dan Yogyakarta berada diangka 33,0%. Menurut profil kesehatan provinsi Yogyakarta pada tahun 2017, kejadian obesitas di kabupaten Sleman terjadi 1,19%, data ini diambil dari jumlah pengunjung puskesmas dan jaringannya yang melakukan pemeriksaan obesitas. Di Indonesia, obesitas merupakan masalah yang masih belum dapat diselesaikan dan masih menjadi masalah yang perlu untuk ditangani dengan benar. Obesitas muncul akibat salahnya pola konsumsi atau pola hidup dari masyarakat. Hal ini disebabkan oleh keberanian remaja dalam menentukan makanan apa yang akan dikonsumsi serta minimnya pengetahuan makanan sehat sehingga kerap kali salah konsumsi. Remajacenderung untuk mengkomsumsi makanan sesuai dengan keinginannya yang mengikuti trend yang beredar di masyarakat ataupun media sosial. Kurangnya pengetahuan anak remaja mengenai pemilihan makananyangbenar berpengaruh dengan pola konsumsi yang terus dilakukannya, jika pola konsumsi tersebut salah maka akan menimbulkan masalah gizi pada tubuhnya contohnya seperti overweight yang akan berakibat obesitas jika tidak langsung ditangani dengan baik. Ditinjau dari segi psikososial kegemukan merupakan beban bagi yang bersangkutan karena dapat menghambat kegiatan jasmani, sosial danpsikologis. Selain itu akibat bentuk yang kurang menarik, sering menimbulkan masalah dalam pergaulan dan seseorang dapat menjadi rendah diri dan yang terburuk adalah keputusasaan. Anak obesitas juga cenderung mengalami peningkatan tekanandarah dan denyut jantung sekitar 20-30% menderita hipertensi. Pada anak obesitas juga sering dijumpai kejadian obstructive sleep apnea. Jika terjadi obesitas pada tubuh dan berlanjut hingga dewasa maka akan banyak dampak negatif yang terjadi bagi tubuh manusia. Dampak akibat obesitas adalah penyakit degeneratif, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, beberapa jenis kanker dan yang lainnya. Pemenuhan kebutuhan zat gizi yang baik adalah pemenuhan yang tidak berlebihan, yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh. Pemilihan makanan yang baik juga sangat baik untuk mengurangi obesitas. Faktor utama penyebab obesitas pada anak dan remaja adalah asupan energi yang berlebihan yang tidak diimbangi dengan penggunaan energi. Hal ini mengakibatkan sisa energi yang tidak digunakan akan ditimbun atau disimpan menjadi lemak sehingga menyebabkan overweight dan jika dilakukan terus menerus akan berakibat obesitas. Adanya penambahan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut dan gurih, banyak remaja yang lebih memilih mengkosumsi makanan yang memiliki rasa lezat dan gurih tanpa melihat lemak tinggi yang terkandung didalammakanan yang mereka konsumsi. Ada beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk masalah obesitas ini salah satunya adalah 10 pesan gizi seimbang. Pemerintah sudah mengganti slogan 4 sehat 5 sempurna menjadi 13 pesan seimbang lalu disingkat lagi menjadi 10 pesan gizi seimbang. Didalam 10 pesan gizi seimbang itu juga telah disampaikan dipesan ke 5 yaitu batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak tetapi jika dilihat dari trend makanan sekarang banyak yang mengandung makanan dan minuman manis, makanan yang asin dan berlemak seperti junkfood. Hal ini mengindikasikan bahwa pesan tidak sampai pada sasaran. Upaya-upaya dari pemerintah untuk memberikan informasi tentang upaya pencegahan obesitas nampaknya memiliki banyak hambatan. Beberapa hambatan yang terjadi adalah masyarakat sedikit apatis denganinformasi yang diberikan pemerintah, sebagai contoh maraknya penjualan junkfood yang beredar di Indonesia. Hambatan lain yaitu presepsi keseriusan masalah obesitas pada remaja adalah masalah tidak serius, masih banyak orang tua yang menganggap anak yang gemuk menunjukkan kepintaran ibu dalam mengurus anak, keluarga yang gemuk biasa memiliki anak gemuk, anak yang obesitas bisa kurus sendiri kalau sudah dewasa dan alasan lainnya. Hambatan seperti presepsi itu yang seharusnya diubah dari masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan tentang bahayanya obesitas pada remaja. Pengetahuan dapat ditingkatkan dengan diadakannya pendidikan gizi. Pendidikan gizi merupakan upaya untuk membuat seseorang atau sekelompok masyarakat mengerti akan pentingnya gizi. Penyampaian pesan-pesan gizi sangat penting untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui pendidikan gizi. penyuluhan tentang upaya penanggulangan obesitas diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan anak tentang pentingnya melakukan penanggulangan obesitas dan mengubah perilaku makan mereka yang salah dan juga membuat remaja lebih peduli terhadap kesehatannya sehingga mereka rutin untuk melakukan cek kesehatan ataupun menimbang berat badan secara rutin untuk menghindari obesitas terjadi. Berdasarkan masalah gizi tentang obesitas yang terurai dibeberapa paragraf diatas, perlunya menangani masalah gizi obesitas dengan melakukan pemberian penyuluhan menggunakan media yang menarik agar remaja tidak bosan dan mengerti materi yang disampaikan dengan baik. Oleh karena itu, perlu diciptakannya media yang menarik. Media video animasi ini lebih dapat menyampaikan pesan gizi secara akurat daripada hanya menggunakan ceramah dengan media power point. Diharapkan dengan terciptanya media ini dapat meningkatkan kepedulian remaja tentang upaya penanggulangan obesitas dengan cara mengkonsumsi makanan yang sehat dan benar juga memeriksa kesehatan dan menimbang berat badan secara rutin agar terhindar dari kejadian obesitas. Rumusan Masalah 1. Obesitas saat ini bukan hanya terjadi pada orang dewasa, akan tetapi pada anak dan bahkan balita. Apakah ada keterkaitan antara pemberian susu formula atau ada faktor gen atau keturunan terkait obesitas pada balita? 2. Apakah ada efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi? 3. Obesitas saat ini sangat banyak terjadi dikalangan masyarakat,bahkan tenaga kesehatan juga banyak mengalami obesitas, Bagaimana peran kita sebagai tenaga kesehatan untuk menyadarkan kesehatan juga banyak yang mengalami obesitas, Bagaimana peran jika sebagai tenaga kesehatan untuk menyadarkan kesadaran masyarakat mengenai obesitas sedangkan banyak juga tenaga kesehatan yang mengalami hal tersebut? Hipotesis Keterkaitan Antara Pemberian Susu Formula Atau Ada Faktor Gen Atau Keturunan Terkait Obesitas Pada Balita faktor genetik sebenarnya yang monogenik itu tidak banyak terutama yang kaitannya dengan pathway leptin dan melanocortin itu yang monogenik obesity umumnya itu adalah poligenik itu lebih dari tiga ratus yang sudah diketahui itu berkontribusi terhadap kejadian obesitas dan memang seperti juga diabetes yang monogenik tidak banyak faktor genetik itu berperan. Jadi kalau ayah ibunya obesitas maka anaknya 10 kali lipat kemungkinan jadi obesitas kalau salah satu saja orang tuanya ngopi 2 kali lipat. Jadi memang betul ada faktor genetik yang mempengaruhi belum sepenuhnya diperkuat dan ilmunya dinamis. Berubah dan juga banyak sekali selain hanya faktor genetik, faktor-faktor lingkungan juga berperan. Kaitan dengan susu formula Dr. dr Tri Juli Edi Tarigan, Sp.Pd-KEMD, FINASIM berperan belum pernah membaca tetapi yang kaitannya dengan diabetes itu saya pernah baca bahwa anak-anak yang tidak diberikan ASI baik serta lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI lengkap ya seperti dianjurkan dalam Alquran itu resiko diabetesnya pada saat anak itu menjadi dewasa itu lebih kecil. Jadi makanya disarankan agar kalau ibunya sehat berikanlah ASI secara lengkap agar nanti risiko diabetes anaknya di dewasa itu lebih kecil. Efek Samping Dari Obat-Obatan Yang Dikonsumsi Orlistat merupakan obat antiobesitas yang bekerja dengan cara menghambat enzim pemecah lemak, sehingga lemak tidak dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Dengan begitu, lemak yang dikonsumsi akan dibuang dan berat badan diharapkan akan berkurang. Orlistat hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Ikuti anjuran dokter dan baca aturan penggunaan yang terdapat pada kemasan sebelum mengonsumsi orlistat. Orlistat sebaiknya dikonsumsi saat makan atau paling lambat 1 jam setelah makan. Orlistat hanya bekerja jika ada lemak dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Apabila lupa mengonsumsi obat, abaikan dan lanjutkan konsumsi obat seperti biasa pada jam makan berikutnya. Jangan menggandakan dosis orlistat pada jadwal makan berikutnya untuk menggantikan dosis yang terlewat. Selama menjalani pengobatan dengan orlistat, disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan kalori yang tidak berlebihan, mengurangi konsumsi lemak, makan makanan yang kaya serat, serta berolahraga secara rutin. Simpan orlistat di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak. Efek samping yang bisa timbul setelah mengonsumsi orlistat adalah: Tinja yang berlemak Perut kembung Inkontinensia tinja Timbul bercak minyak di pakaian dalam Tiba-tiba mulas dan muncul dorongan untuk BAB Cara Menyadarkan Masyarakat Mengenai Obesitas Penatalaksanaan obesitas mencakup multi disiplin terdiri dari ahli gizi, spesialis anak/ spesialis penyakit dalam, psikolog, fisioterapis, okupasional terapis, ahli bedah, perawat bariatrik, dan farmasi. Edukasi mengenai pentingnya perubahan gaya hidup, bahwa tidak ada intervensi yang bekerja jika pasien masih menerapkan pola hidup sedenter. Bahkan pasca operasi beberapa program aktivitas fisik masih diperlukan untuk mencegah kenaikan berat badan. Fokus pada perubahan perilaku dan pola makan yang berkaitan dengan gaya hidup sehat daripada menurunkan berat badan. Berhati-hatilah untuk tidak membuat komentar negatif mengenai berat badan atau bentuk tubuh. Hindari menggunakan kata-kata negatif seperti 'gemuk', 'berat' atau 'obese', gunakan seperti 'di atas berat badan paling sehat/ideal'. Serta hindari membandingkan pasien dengan orang normal lain dan jangan biarkan mereka melakukan hal yang sama. Untuk kasus obesitas pada anak, anak perlu mendapatkan penjelasan mengapa orang tua atau dokter khawatir dengan kondisinya, misalnya dengan mengatakan bahwa mempertahankan berat badan ideal atau gaya hidup sehat sekarang akan membantu mencegah sakit saat dewasa. Upaya pencegahan obesitas perlu melibatkan berbagai sektor. Pemerintahan berperan dalam mendorong atau menyediakan pasar tradisional demi meningkatkan kesediaan makanan sehat, memperluas program bawa buah dan sayuran ke sekolah, tempat kerja, dan komunitas. Tenaga kesehatan dapat lebih didorong untuk mempromosikan ASI eksklusif, MPASI yang sehat, dan skrining obesitas pada anak dan dewasa. Pada sektor transportasi, pemerintah dapat mengatur kebijakan yang mempromosikan sepeda dan angkutan umum. Tujuan Dan Manfaat Tujuan webinar ini untuk mengetahui pencegahan dan intervensi obesitas di FKTP pada masa pandemi Covid 19. Adapun tujuan webinar ini sebagai berikut : 1.Agar dapat menambah informasi bagi masyarakat mengenai pengertian dari obesitas. 2. Agar dapat menambah informasi mengenai faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas. 3. Agar dapat menambah informasi mengenai cara mencegah terjadinya obesitas. 4. Agar dapat mengetahui patofisiologi obesitas dan pencegahannya. 5. Agar dapat mengetahui pencegahan dan intervensi obesitas difasilitas kesehatan tingkat pertama Metode Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui model Webinar (Website Seminar) yang sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dimana data didapatkan melalui studi pendahuluan Pustaka dan survey peserta seminar online. Survey berisi item preferensi para peserta dalam mengikuti suatu webinar. Hasil penelitian didapatkan bahwa para peserta antusias mengikuti suatu webinar berdasarkan keahlian narasumber (kebidangan), topik yang relevan, sertifikat yang diberikan, dan cara pemateri menampilkan presentasi dengan interaktif dan jelas. Dengan demikian, desain suatu webinar perlu dirancang dengan baik, agar pesan atau informasi yang disampaikan jelas, serta peserta memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti suatu Website Seminar (WEBINAR). Jadwal atau RAB Dalam rangka peringatan Word Obesity Day (Hari Obesitas Sedunia) direktorat P2PTM kementrian kesehatan Republik Indonesia. Pencegahan dan intervensi obesitas di asilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dengan Asosiasi Mahasiswa Gizi (AMAZI). Direktorat P2PTM Kemenkes Republik Indonesia mengadakan kegiatan webinar dengan tema Pencegahan dan intervensi di fasilitan kesehatan tingkat pertama (FKTP). Dilaksanakan pada 26 maret 2022 secara daring melalui berbagai media sosial dan juga melalui Zoom Meeting dan Live Youtube mulai pukul 08.00 – 18.00 WIB.