Uploaded by Lazwar Irhami

Kelompok 12 Filsafat

advertisement
PENGETAHUAN
DAN
ILMU PENGETAHUAN
KELOMPOK 12 :
Dista Septyas M. 1212100250
Akhmad Lazwar I. 1212100361
Imam Mustaqim 1212100367
A. DEFINISI DAN JENIS
PENGETAHUAN
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam
bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of
Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).'
Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa
definisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba,
pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil
pekerjaan usaha manusia untuk ingin mengetahui tentang
suatu hal.
1. Jenis Pengetahuan
Burhanuddin Salam, mengemukakan
bahwa pengetahuan yang dimiliki
manusia ada empat, yaitu:
Pertama, pengetahuan biasa.
Kedua, pengetahuan ilmu.
Ketiga, pengetahuan filsafat.
Keempat, pengetahuan agama
B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia
adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Binatang
juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival).
Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup
ini. Manusia mengembangkan kebudayaan, memberi makna kepada kehidupan, "memanusiakan diri
dalam hidupnya" dan masih banyak lagi, semua itu pada hakikatnya menyimpulkan bahwa manusia
mempunyai tujuan hidup yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang
menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuannya dan pengetahuan inilah yang mendorong
manusia menjadi makhluk yang bersifat khas di muka bumi ini.
Pengetahuan ini mampu dikembangkan oleh manusia yang disebabkan dari dua hal utama, yakni :
Pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatarbelakangi informasi tersebut.
Kedua yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan
mantap adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.
1. Hakikat
Pengetahuan
Ada dua teori untuk mengetahui
hakikat pengetahuan itu, yaitu:
a. Realisme
b. Idealisme
2. Sumber
Pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat
tentang sumber pengetahuan antara
lain :
a. Empirisme
b. Rasionalisme
c. Intuisi
d. Wahyu
Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara
pengertian pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki
persamaan arti.
Perbedaan
Pengetahuan
dengan Ilmu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan artinya dengan
pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan.Dari asal katanya, kita dapat ketahui
bahwa pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge,
sedangkan ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari kata Arab ilm.
Untuk memperjelas pemahaman kita perlu juga dibedakan antara pengetahuan
yang sifatnya prailmiah dengan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang bersifat
prailmiah ialah pengetahuan yang belum memenuhi syarat-syarat ilmiah pada
umumnya. Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang hams
memenuhi syarat-syarat ilmiah. Pengetahuan pertama disebut pengetahuan biasa,
pengetahuan kedua disebut pengetahuan ilmiah.
A. DASAR DAN JENIS
ILMU PENGETAHUAN
Dasar ilmu pengetahuan secara substansial yaitu
bertolak dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi
Ketiga dasar ilmu pengetahuan ini menunjukkan
bahwa manusia dalam hidupnya harus dapat
memahami apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukan hal itu, dan untuk apa hal itu dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari.
1. Dasar Ontologis
Dasar ontologis, menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), yaitu bicara
tentang hakikat apa yang dikaji. Amsal Bakhtiar (2012) mengemukakan,
ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos
yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut
istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,
baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Terdapat beberapa aliran dalam ontolo. gi yang kemudian juga dikenal
sebagai aliran dalam filsafat. Menurut Zainuddin (2006), aliran ini
bertolak dari pemahaman dan pertanyaan seputar: Apakah yang ada
itu? (What is being?) Bagaimana yang ada itu? (How is being?) Dan,
dimanakah yang ada itu? (What is being?)
1. Dasar Ontologis
Jawaban atas beragam pertanyaan ini melahirkan aliran sebagai berikut:
• Pertama, monoisme, yaitu paham menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah
satu, tidak mungkin dua.
• Kedua, dualisme berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal s
umbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani.
• Ketiga, pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan
bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas.
• Keempat, nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Dick Hartoko mendefinisikan
nihil = ketiadaan; tak ada sesuatu yang ada, yang benar, yang berharga.
• Kelima, agnostisisme, kata agnostisisme berasal dari bahasa grik agnostos yang berarti unknown A artinya not,
gno artinya know. Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda.
2. Dasar
Epistemologis
Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indra, dan lain-lain yang mempunyai metode tersendiri dalam teori
pengetahuan. Beberapa metode itu di antaranya:
• Pertama, metode induktif, yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan basil observasi yang disimpulkan dalam suatu
pernyataan yang lebih umum.
• Kedua, metode deduktif, yaitu suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiris diolah lebih lanjut dalam suatu
sistem pernyataan yang runtut.
• Ketiga, metode positivisme, metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif.
• Keempat, metode kontemplatif, metode ini mengatakan adanya keterbatasan indra dan akal manusia untuk memperoleh
pengetahuan, sehingg-a objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda.
• Kelima, metode dialektis atau dialektika berasal dari bahasa Yunani dialektike, yang berarti cara/metode berdebat dan
wawancara yang diangkat menjadi sarana dalam memperoleh pengertian yang dilakukan secara bersama-sama mencari
kebenaran.
s
i
g
o
l
o
i
s
k
A
3. Dasar
Aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan
disiplin khusus, yakni etika. Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan
keindahan. Ketiga, sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosiopolitik.
Masalah utama dalam aksiologi yaitu mengenai nilai teori tentangnilai dalam filsafat mengacu pada
permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan manusia, sedangkan estetika berkaitan dengan nilai
tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh menusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.
Aksiologi berarti ilmu pengetahuan yang menyelidiki hekikat nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan
kefilsafatan. Mengutip pendapat Bakker dan Kattsoff, menyiratkan satu hal yang sangat penting bahwa makna
hakiki nilai dalam perspektif aksiologis akan berlaku bagi segala sesuatu yang ada (pengada). Pengada, dalam
konsep Bakker, meliputi segala yang ada baik benda mati maupun benda hidup, dari taraf yang paling tinggi.
B. OBJEK DAN KONSEP ILMU
PENGETAHUAN ILMIAH
1. Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, secara filsafat pengetahuan ilmiah atau ilmu memiliki perbedaan dengan bentuk
pengetahuan yang umum (commom sense).
Objek pengetahuan ilmiah atau objek keilmuan, dalam hal ini mencakup segala sesuatu (yang tampak secara fisik maupun nonfisik
berupa fenomena atau gejala kerohanian, kejiwaan, atau sosial) yang sejauh dapat dijangkau oleh pikiran atau indra manusia.
Ilmu sebagai objek kajian filsafat sepatutnya mengikuti alur filsafat,yaitu objek material yang didekati lewat pendekatan radikal,
menyeluruh, dan rasional. Begitu juga sifat pendekatan spekulatif dalam filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu, karenanya
ilmu dilihat pada posisi yang tidak mutlak sehingga masih ada ruang untuk berspekulasi demi pengembangan ilmu itu sendiri.
Jadi, ilmu cenderung dipahami sebagai pengetahuan yang diilmiahkan atau pengetahuan yang diilmukan, sebab tidak semua
pengetahuan itu bersifat ilmu atau harus diilmiahkan. Sebagai hasil kegiatan ilmiah, ilmu merupakan sekelompok pengetahuan
(konsep) mengenai sesuatu hal (pokok soal) yang menjadi titik minat bagi permasalahan tertentu.
2. Konsep Ilmu
Konsep sangat penting bagi pembentukan atau untuk membangun suatu teori bagi kepentingan suatu penelitian yang menghasilkan ilmu atau
kepentingan praktis.
Konsep ini ada juga yang memahami identik dengan konstruk, definisi, dan proposisi. Konsep merupakan ide umum yang mewakili suatu
pemahaman yang dipersepsikan oleh seseorang atas dasar penalaran dan logika yang kemudian membentuk suatu makna secara induktif atau
deduktif.
Konsep ilmu atau konsep ilmiah tersebut sangat dibutuhkan agar suatu ilmu dapat menyusun berbagai asas, teori, sampai dalil. Suatu konsep ilmiah
dapat merupakan semacam sarana untuk ilmuwan melakukan pemikiran dalam mengembangkan pengetahuan ilmiah.
Jelasnya, konsep ilmu, agar dapat berguna secara ilmiah maka is harus memiliki dua sifat dasar, yaitu sifat operasional untuk kepentingan
pengamatan (observasi), dan sifat abstrak untuk kepentingan penyimpulan dan generalisasi. Bersifat operasional, maksudnya setiap konsep ilmu
mengandung pengertian yang berkesesuaian dengan fakta atau situasi yang dapat diamati secara empiris. Ciri empiris dari ilmu mengandung
pengertian bahwa pengetahuan yang diperoleh itu berdasarkan pengamatan (observation) atau eksperimentasi (experimentation).
3. KONSEP PENGETAHUAN
Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya
ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia di samping
berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama
1 .KONSEP ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan sebagai objek, menurut Ali Maksum (2011)
merupakan himpunan inforrnasi yang berupa pengetahuan ilmiah
ten-tang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami.
Dengan demikian, bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan
mencakup dua hal, yaitu penjelasan terhadap sesuatu gejala
yang dinyatakan sebagai hukum bila gejalanya merupakan
gejala alam, kemudian sebagai dalil bila gejalanya merupakan
gejala pikir atau gejala abstrak.
2. TUJUAN ILMU PENGETAHUAN
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan alirannya, sebagaimana dikemukakan oleh Darsono
Prawinegoro
(2011),
yakni:
Pertama,
berdasarkan
pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu
pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa
keingintahuan manusia. Kedua, ilrnu,pengetahuan pragmatis.
Aliran ini menyakini bahwa pengembangan ilmu pengetahuan
haruslah dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam
pemecahan masalah kehidupan.
3. CIRI-CIRI ILMU PENGETAHUAN
1) sistematis. Para filsuf dan ilmuwan sepaham bahwa ilmu adalah pengetahuan atau kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis.
2) empiris. Bahwa ilmu mengandung pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengamatan
serta percobaan secara terstruktur di dalam bentuk pengalaman, baik secara lansung maupun
tidak lansung.
3) Objektif Bahwa ilmu menunjukkan pada bentuk pengetahuan yang bebas dari prasangka
perorangan (personal biasa), dan perasaan subjektif berupa kesukaan atau kebencian pribadi.
4) analitis. Bahwa ilmu berusaha mencermati, mendalami, dan membedakan pokok soalnya ke
dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami sebagai sifat, hubungan, dan peranan
dari bagian-bagian tersebut.
5) verifikatif. Bahwa ilmu mengandung kebenaran yang terbuka untuk diperiksa atau diuji
(diverifikasi) guna dapat dinyatakan sah (valid) dan disampaikan kepada orang lain.
Kemungkinan diperiksa kebenaran (verifikasi) dimaksudlah yang menjadi ciri pokok ilmu yang
terakhir.
A. JENIS ILMU PENGETAHUAN
1) pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafatdikatakan dengan istilah
common sense. Karena seseorang memiliki sesuatu di mana is menerima secara baik.
2) pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian
yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang
sifatnya kuantitatif dan objektif.
3) pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari pemikiran yang
bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan ke dalam kajiantentang sesuatu.
4) pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat
Para utusannya. Pengetahuan agama bersifatmutlak dan wajib diyakini oleh para
pemeluk agama.
3. Kritik Paham Rasionalisme Terhadap Empirisme
Selanjutnya dikatakan ada kritik dari paham
rasionalime terhadap paham empirisme, bahwa
metode empiris tidak memberi kepastian tetapi
hanya sampai pada probabilitas yang tinggi
B. PENJELASAN ILMU
pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia,
sehingga jika manusia memulai penjelasannya pada pengalaman manusia
dan berhenti di batas pengalaman manusia. Ilmu membatasi lingkup
penjelasannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode
yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji secara empiris.
Ilmu memulai penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti
pada batas pengalaman manusia.
Jadi, ilmu tidak mempelajari masalah surga dan neraka dan juga tidak
mempelajari sebab musabab kejadian terjadinya manusia, sebab kejadian
itu berada di luar jangkauan pengalaman manusia.
Terima kasih
Download