Uploaded by Fikrian Hadi

Fikrian Hadi 2401212166 Profesional 18 Case 5 Operasional

advertisement
LAPORAN ANALISIS KASUS 5
Recalling Toyota
MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL
Disusun oleh
Nama
: Fikrian Hadi (2401212166)
Kelas
: Profesional 18
PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB)
TELKOM UNIVERSITY
2022
1. Situation Analysis
Berikut ini adalah beberapa fakta yang terdapat pada kasus Recalling Toyota:
a. Toyota merupakan salah satu perusahaan Jepang yang berhasil bangkit dari
keterpurukan ekonomi. Sehingga mulai tahun 1980an, Toyota mulai dilirik
dunia sebagai perusahaan otomotif yang memiliki kualitas dan efisiensi lebih
baik daripada perusahaan otomotif Amerika (Liker, 2004).
b. Toyota
Production
System
yang
dikembangkan
sebagai
“ultimate
manufacturing system” menjadi salah satu faktor penting dalam kesuksesan
Toyota. Ohno, sosok krusial dalam pengembangan TPS (Toyota Production
System) berhasil mengurangi waste dan waktu produksi untuk inventori dan
subassemblies.
c. Garvin dan Ishikawa, akademisi dan penulis ternama terkait quality control,
mengembangkan Quality Dimensions untuk menggambarkan kualitas suatu
produk atau layanan dari berbagai aspek.
d. Toyota berhasil menguasai market share industri otomotif global pada tahun
2005. Toyota menganggap kualitas merupakan hal yang penting dalam proses
manufaktur dan post-sales. Walaupun demikian, Toyota harus melakukan
recall terhadap 11,8 juta kendaraan dari tahun 2001 sampai tahun 2005
(Toyota Motor Corporation Sustainability Report, 2007.
e. Salah satu insiden recall yang paling signifikan bagi Toyota pada rentang tahun
2000an adalah Toyota Hilux, yang mengakibatkan kecelakaan dengan 5
korban. Kejadian ini disinyalir karena relay rod yang patah sehingga
mengakibatkan kendaraan kehilangan kendali (Japan Transportation Scan,
2006)
f. Toyota memiliki siklus desain dan time-to-market yang tercepat dan harus
mengorbankan berbagai faktor untuk dapat mencapai status tersebut.
2. Problem Analysis
Masalah / tantangan yang disampaikan oleh Cynthia Montaudon Tomas dalam case
ini antara lain sebagai berikut:
a. Tekanan inovasi dan time-to-market yang singkat menyebabkan proses
redesign, revision dan testing dari kendaraan tidak dilakukan dengan
sempurna.
b. Kegagalan dalam mendeteksi masalah yang diakibatkan oleh hal di atas juga
mengakibatkan tingginya biaya dalam recovery dari permasalahan tersebut.
c. Kebijakan cost reduction juga mengakibatkan menurunnya jumlah engineer
dan nilai kompensasi bagi karyawan.
Permasalahan utama yang disampaikan oleh penulis adalah apa penyebab tidak
terdeteksinya permasalahan penyebab recall? Dan tindakan apa yang harus
dilakukan untuk memperbaiki masalah ini serta dikomunikasikan ke publik?
3. Decision Analysis
Pada case permasalahan di atas, kami menggunakan Cause and Effect Diagram
(Ishikawa Diagram) atau dikenal juga dengan Fishbone Diagram. Analisa ini
diharapkan dapat membantu dalam menemukenali penyebab utama dalam terjadinya
recall kendaraan di Toyota. Terdapat 6 aspek yang dianalisa, yaitu (1) Man, (2)
Machine, (3) Material, (4) Method, (5) Measurement dan (6) Mother nature
/environment.
Hasil Analisa Cause & Effect Diagram dari permasalahan utama pada poin 2 dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Man
•
Kurangnya jumlah engineer dan karyawan untuk memenuhi target
produksi dan proyek baru (under staff).
•
Gaji dan pelatihan yang tidak memadai karena cost-cutting
•
Karyawan bagian testing kesulitan mengidentifikasi design problems
karena memiliki “pandangan yang terbatas”.
•
Bergabungnya foreign worker membutuhkan pelatihan yang lebih dan
mereka memiliki keterbatasan literasi Bahasa Jepang.
•
Berkurangnya jumlah experienced / skilled worker.
b. Machine
• Toyota mengandalkan computer-aided design (CAD) daripada actual
vehicle testing untuk mempercepat time-to-market. Dimana mesin ini
memiliki keterbatasan tertentu dalam mengidentifikasi permasalahan
design.
• Penggunaan CAD membutuhkan pelatihan yang komprehensif bagi
karyawan khususnya foreign worker.
c. Method
•
Toyota tidak melakukan analisa dan perbaikan terhadap permasalahan
patahnya relay rod pada tahun 1996 saat pertama kali diidentifikasi.
•
Proses pembuatan Diagram dioutsource sehingga mengakibatkan CAD
Diagram tidak dibuat oleh orang yang membuat desainnya.
•
High technology design process membutuhkan spesialisasi khusus
d. Material
•
Penggunaan Relay rod model lama tetap dilakukan walaupun model
baru dari Hilux memiliki beban 95 kg lebih berat dari sebelumnya.
e. Measurement
•
Pengukuran durabilitas dari part lama untuk model baru seperti relay rod
tidak dilakukan.
f. Mother nature / environment
•
Menurunnya minat pendidikan siswa di Jepang terhadap bidang
engineering.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari lambatnya Toyota melakukan recall adalah (1)
adanya indikasi ignorance pada saat pertama kali masalah ditemukan pada
tahun 1996, (2) proses design dengan menggunakan high technology memiliki
risiko, (3) Keterbatasan kualitas dan kuantitas pekerja khususnya pada lingkup
design.
Tindakan yang diusulkan untuk dilakukan oleh Toyota berdasarkan analisa di atas
adalah sebagai berikut:
a) Design process & tools re-engineering
Toyota harus memperbaiki proses design engineering melalui salah satunya
menghilangkan outsourcing design sehingga tim atau karyawan yang
melakukan design sama dengan yang membuat CAD Diagram. Melakukan
proses testing secara komprehensif (computer-aided dan physical testing)
untuk memastikan tidak ada kesalahan design.
b) Recruit & train engineer with standardized quality
Toyota harus melakukan priority recruitment dan pelatihan khususnya untuk
bagian design, sehingga karyawan yang melakukan design mumpuni dan hasil
design menjadi lebih berkualitas.
c) Public relation & communication
CEO sebaiknya menyampaikan kepada publik langkah-langkah perbaikan
yang dilakukan oleh Toyota untuk memperbaiki permasalahan di dalam proses
operasional mereka.
4. Potential Problem Analysis
Permasalahan yang dapat muncul adalah menurunnya tingkat kepercayaan investor
atau publik terhadap Toyota khususnya dalam aspek kualitas. Namun hal ini adalah
dampak kolateral yang sudah terjadi, sehingga Toyota harus terbuka terhadap publik
bahwa memang perlu dilakukan perbaikan pada proses design Toyota.
Kecepatan time-to-market sebaiknya dikurangi dengan lebih mengedepankan aspek
kualitas. Hal ini dalam jangka panjang akan mengembalikan kembali tingkat
kepercayaan masyarakat dan investor terhadap Toyota. Tentunya dengan proses
design yang lebih baik, diharapkan dapat meminimalisir recall yang harus dilakukan
oleh Toyota di masa depan.
Download