MAKALAH JEMBATAN WHEATSTONE Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Pengukuran dan Alat Ukur Dosen pengampu : Mina Naidah Gani, DUT., ST., M.Eng. Rifa Hanifatunnisa, S.ST., M.T. Oleh : Kelompok 8 Auliya Rahmawati 201331035 Christoper Hujaga 201331036 Rizal Rabby Radhiyya 201331058 Sadik Yuspi 201331059 PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Jembatan Wheatstone” ini tepat pada waktunyaDalam penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak. Karena ini pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada: 1. Ibu Mina Nadiah Gani, DUT., ST., M.Eng dan Ibu Rifa Hanifatunnisa, S.ST., M.T. selaku Dosen Pengukuran dan Alat Ukur yang sudah membimbing dalam penyusunan makalah ini. 2. Orang tua penyusun yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada kita semua. 3. Seluruh anggota kelompok 8 yang sudah bekerja keras dalam penyusunan makalh ini. 4. Teman teman semua yang sudah mendukung dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari, bahwa makalah jembatan wheatstone yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisanya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan kita semua. Bandung, Februari 2021 Kelompok 8 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ iv BAB 1..................................................................................................................................... 5 PENDAHULUAN DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 5 1.1 PENGERTIAN JEMBATAN WHEATSTONE ......................................................... 5 1.2 HUKUM DASAR JEMBATAN WHEATSTONE .................................................... 7 1.3 1.2.1 HUKUM OHM ............................................................................................ 7 1.2.2 HUKUM KIRCHOFF .................................................................................. 7 1.2.3 HUKUM FARADAY .................................................................................. 8 PRINSIP KERJA JEMBATAN WHEATSTONE .................................................... 8 1.4 LANGKAH KERJA JEMBATAN WHEATSTONE ................................................ 8 1.5 PRINSIP JEMBATAN WHEATSTONE................................................................... 9 1.6 FUNGSI JEMBATAN WHEATSTONE ................................................................. 10 1.7 APLIKASI JEMBATAN WHEATSTONE ............................................................. 12 1.8 KELEBIHAN JEMBATAN WHEATSTONE ......................................................... 17 1.9 KESALAHAN DALAM JEMBATAN WHEATSTONE ....................................... 18 BAB 2................................................................................................................................... 19 PROBLEM DAN SOLVING ............................................................................................... 19 KESIMPULAN .................................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 22 iii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 1 Jembatan Wheatstone ...................................................................................... 6 Gambar 1.4 1 Rangkaian Jembatan Wheatstone .................................................................... 8 Gambar 1.6.1 1 Jembatan Wheatstone ................................................................................. 10 Gambar 1.6.2 1 Jembatan Wheatstone ................................................................................. 10 Gambar 1.6.2 2 PTC dan NTC ............................................................................................. 11 Gambar 1.6.2 3 Sensor LDR ................................................................................................ 11 Gambar 1.6.2 4 Strain Gauge (Load Cell) ........................................................................... 11 Gambar 1.7 1 Aplikasi Jembatan Wheatstone pada sensor strain gauge ............................. 12 Gambar 1.7 2 (a) Dua NTC dan dua PTC yang dihubungkan secara prinsip jembatan whratstone (NTC+NTC+PTC+PTC) dan (b) Proses pengukuran pada dua NTC dan dua PTC yang dihubungkan secara prinsip Jembatan Wheatstone ............................................. 14 Gambar 1.7 3 Rangkaian Jembatan Wheatstone Light Detector ......................................... 15 Gambar 1.7 4 Jembatan Wheatstone .................................................................................... 16 iv BAB 1 PENDAHULUAN DAN PEMBAHASAN Di era modern ini dalam kehidupan sehari hari manusia tidak pernah lepas dari kebutuhan energy listrik. Alat – alat yang membantu kehidupan manusia pada masa kini sebagian besar difungsikan dengan energy listrik dan sebagainya. Sumber listrik yang terhubung dengan alat-alat tersebut akan mengalirkan arus listrik sehingga alat tersebut dapat digunakan.[2] Setiap bahan yang dilewati arus listrik memiliki besaran yang dapat menghambat laju arus listrik, besaran tersebut ialah hambatan. Nilai hambatan setiap bahan akan mempengaruhi kuat arus yang mengalir pafa rangkaian. Semakin besar hambatan pada suatu rangkaian dengan tegangan yang tetap maka arus yang mengalir semakin kecil.[1] Salah satu konfigurasi dalam elektronika yaitu jembatan wheatstone, yang merupakan rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan yang dihubungkan dengan sumber tegangan. Ke gu n a a n da ri Je m bat an Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalirpada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujungujungnya sama besar).[2] Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empattahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada keduadiagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.[1] 1.1 PENGERTIAN JEMBATAN WHEATSTONE Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-BC-D dalam hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan- tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga 5 galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut Pada gambar di bawah ini dilukiskan prinsip dasar dari sistem jembatan Wheatstone. Dua buah rangkaian seri dari dua buah hambatan diparalelkan dan diantara sambungan-sambungan serinya dipasang sebuah galvanometer.[1] Gambar 1.1 1 Jembatan Wheatstone Pada rangkaian diatas R1 dan R3 adalah sebuah variable resistor, yaitu hambatan yang nilainya dapat diubah – ubah, gunanya untuk mengatur besar dan kecilnya kuat arus i2 sedemikian rupa sehingga rangkaian dapat mencapai keadaan keseimbangan.Keadaan keseimbangan yang dimaksud adalah tidak adanya arus listrik (iG) yang melalui galvanometer.Pada keseimbangan inilah rangkaian rangkaian itu disebut sebagai jembatan Wheatstone. Jika tidak ada arus listrik yang mengalir melewati Galvanometer artinya Vg memiliki nilai nol (0), maka Vx = Vy.[3] 6 1.2 HUKUM DASAR JEMBATAN WHEATSTONE Terdapat beberapa hukum fisika yang mendasari rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan wheatstone, antara lain [3]: 1.2.1 HUKUM OHM Hukum Ohm ditemukan oleh georg Simon Ohm (1825), yaitu seorang Fisikawan yang berasal dari Jerman yang mempublikasikan sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. Hukum ini tentang arus (current law), yang menyatakan bahwa “arus masuk pada satu titik percabangan akan sama dengan arus yang keluar melalui titik yang sama” dan juga “jika suatau arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”. Secara matematis Hukum Ohm dituliskan menjadi V = I.R atau I = V/R Dimana : 1.2.2 V = tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (volt) I = arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere) R = hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (ohm) HUKUM KIRCHOFF Hukum Kirchoff 1, yang ditemukan oleh Gustav Robert Kirchoff (1824-1887) yang menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal dengan Hukum Kirchoff berbungi “jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”.Hukum Kirchoff II berbunyi “jumlah tegangan-tengangan didalam satu rangkaian tertutup sama dengan 0 (nol)” Maksud dari jumlah tegangan sama dengan nol adalah tidak adanya energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi bisa digunakan atau diserap 7 1.2.3 HUKUM FARADAY Teori ini berbunyi “konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh Michael Faraday, yang melakukan penelitian untuk menentukan faktor yang mempengaruhi besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan bahwa induksi sangat bergantung pada waktu, yaitu semakin cepat terjadinya perubahan medan magnetik, ggl yang diinduksi semakin besar. 1.3 PRINSIP KERJA JEMBATAN WHEATSTONE 1. Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar hambatan tertentu, dan juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu 2. Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan arus listrik yang mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu hambatan 3. Hukum kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan.[3] 1.4 LANGKAH KERJA JEMBATAN WHEATSTONE 1. Buat rangkaian Jembatan Wheatstone di protoboard dengan referensi gambar rangkaian berikut Gambar 1.4 1 Rangkaian Jembatan Wheatstone 8 2. Membuat rangkaian Jembatan Wheatstone, dengan menutup resistor Rx yang akan diukur besarnya. 3. Masukkan tegangan 5 Volt ke dalam rangkaian di protoboard sebagai tegangan sumber 4. Menggunakan kabel jumper untuk membantu proses mengukur tegangan pada jembatan (titik B - D). 5. Menyimpan Voltmeter untuk mengukur tegangan pada jembatan (VG) yaitu tegangan titik B- D 6. Menala Potensiometer (R2) sampai tegangan pada jembatan (VG) yaitu tegangan titik B-D terukur besarannya 0 Volt pada ohmmeter 7. Mengukur besaran potensiometer menggunakan ohmmeter dengan mencabut koneksi sekitarnya Catat besaran nilai potensiometer yang terukur 8. Hitung nilai resistansi Rx 9. Mengukur nilai Rx untuk membandingkan dengan hasil pengukuran dan perhitungan 1.5 PRINSIP JEMBATAN WHEATSTONE Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu yang tida diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai hambatan listrik yang presisi/tepat menggunakan rangkaian jembatan wheatstone dan melakukan perbandingan antara besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan jembatan disebut seimbang. Rangkaian jembatan wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4 buah hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut adalah hambatan variable dan hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama lain. Kebanyakn alat ini kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan didalam magnet. Hasil kali antara hambatan berhadapan yang satu akan sama dengan hasil kali hambatan hambatan berhadapan lainnya jika beda potensial antara c dan d bernilai nol. Persamaan R1.R3=R2.R4 dapat diturunkan dengan menerapkan hukum kirchoff dalam rangkain tersebut. 9 Hambatan listrik suatu penghantar merupakan karakteristik dari suatu bahan pengahantar tersebut yang mana adalah kemampuan dari penghantar itu untuk mengalirkan arus listrik yang secara matematis.[5] 1.6 FUNGSI JEMBATAN WHEATSTONE 1.6.1 Mengukur resistansi yang belum diketahui nilainya R1 = R3 R2 = Potensiometer Rx = Hambatan yang belum diketahui besarannya G = Galvanometer Gambar 1.6.1 1 Jembatan Wheatstone 1.6.2 Jembatan wheatstone sebagai transducer Transducer merupakan alat yang dapat mengubah bentuk energy yang satu ke bentuk energy yang lain (pakai gambar) Contohnya : 1. Mengubah energy panas menjadi energy listrik 2. Mengubah energy cahaya menjadi energy listrik 3. Mengubah energy gerak menjadi enegy listrik Rx dipasang oleh sensor Macam macam sensor : 1. Untuk sensor suhu yaitu thermistor (resistor yang resistansinya berubah karena suhu disekitarnya beruba Gambar 1.6.2 1 Jembatan Wheatstone 10 Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient) Gambar 1.6.2 2 PTC dan NTC 2. Untuk sensor cahaya yaitu LDR (resistor yang resistansinya berubah karena perubahan cahaya) LDR (Light Dependent Resistor) Gambar 1.6.2 3 Sensor LDR 3. Untuk sensor berat yaitu Strain gauge atau Load Cell (sensor untuk mengukur berat benda atau barang dalam ukuran besar) Load Cell or Strain gauge Gambar 1.6.2 4 Strain Gauge (Load Cell) 11 1.7 APLIKASI JEMBATAN WHEATSTONE 1. Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge. Gambar 1.7 1 Aplikasi Jembatan Wheatstone pada sensor strain gauge Secara teori, kita bisa saja tidak menggunakan jembatan Wheatstone untuk salah satu pengondisi sensor strain gauge layaknya gambar di atas; maksudnya, kita bisa saja membuat rangkaian sederhana dengan sebuah baterai dan sebuah strain gauge; namun rangkaian sederhana seperti itu tidak dapat merespon perubahan resistansi yang sangat kecil seperti jembatan Wheatstone. Dengan jembatan Wheatstone, perubahan kecil resistansi strain gauge dapat terdeteksi.[7] 12 2. Positive Temperature Coefficient (PTC) Thermistor Termistor PTC memiliki hubungan berbanding lurus antara suhu dan resistansi. Ketika suhu meningkat, maka resistansi akan meningkat. Dan sebaliknya ketika suhu menurun, maka resistensi menurun. Meskipun termistor PTC tidak secara umum digunakan seperti pada termistor NTC, namun thermistor PTC sering digunakan sebagai bentuk perlindungan sirkuit. Serupa dengan fungsi sekering, termistor PTC dapat bertindak sebagai perangkat pembatas arus. Ketika arus melewati perangkat maka akan menyebabkan sejumlah kecil pemanasan resistif.[6] 3. Negative Temperature Coefficient (NTC) Thermistor Dalam termistor NTC, ketika suhu meningkat, resistensi menurun. Dan ketika suhu menurun, resistensi meningkat. Oleh karena itu dalam suhu dan resistansi termistor NTC berbanding terbalik. Thermistor NTC adalah jenis thermistor yang paling umum dan sering digunakan. Termistor NTC memberikan solusi yang sangat baik dalam aplikasi yang membutuhkan pengukuran suhu yang akurat. Karena sensitivitasnya yang tinggi, Termistor NTC ideal untuk mendeteksi perubahan kecil pada suhu. Namun, kurva karakteristik untuk termistor ini sangat non-linier. Hambatan umumnya merupakan fungsi eksponensial dari suhu, seperti yang ditunjukkan pada Persamaan (1). di mana R0 adalah resistansi pada suhu referensi, T0, sedangkan ß adalah konstanta, karakteristik material, T0, suhu referensi, umumnya diambil sebagai 298 ° K (25 ° C). Jika pengguna dapat mengukur resistansi secara elektrik, pemecahan suhu menjadi mudah dengan kurva resistansi versus suhu yang disediakan Ametherm untuk termistor NTC tertentu. 13 Gambar 1.7 2 (a) Dua NTC dan dua PTC yang dihubungkan secara prinsip jembatan whratstone (NTC+NTC+PTC+PTC) dan (b) Proses pengukuran pada dua NTC dan dua PTC yang dihubungkan secara prinsip Jembatan Wheatstone Namun, jika termistor ditanamkan ke dalam rangkaian, perubahan resistansi dicatat dalam bentuktegangansesuai perubahanatau arus yang. Dalam hal ini, pengguna harus mengukur besaran listrik (misalnya voltase) terlebih dahulu sebelum menghitung suhu dari besaran listrik tersebut. untuk mengukur suhu, jembatan Wheatstone digunakan di luar keseimbangan di mana tegangan out-of-balance, ΔV, dapat diukur dan dikaitkan dengan resistansi termistor. Lihat sederhana ini rangkaian jembatan DC seperti yang ditunjukkan diatas digunakan untuk pengukuran presisi seperti menggunakan termistor. Pilihan resistor R2 dan R3 yang benar akan menghilangkan nilai rata-rata DC ΔV.[6] 4. Jembatan Wheatstone Light Detector Sirkuit jembatan seimbang menemukan banyak aplikasi elektronik yang berguna seperti yang digunakan untuk mengukur perubahan intensitas cahaya, tekanan atau regangan. Jenis sensor resistif yang dapat digunakan dalam rangkaian jembatan wheatstone meliputi: sensor fotoresistif (LDR), sensor posisi (potensiometer), sensor piezoresistif (pengukur regangan) dan sensor suhu (termistor), dll. Ada banyak aplikasi jembatan batu gandum untuk merasakan berbagai macam kuantitas mekanik dan listrik, tetapi satu aplikasi jembatan wheatstone yang sangat sederhana adalah dalam pengukuran cahaya dengan menggunakan perangkat fotoresistif. Salah satu resistor dalam jaringan jembatan diganti dengan resistor bergantung cahaya, atau LDR. 14 LDR, juga dikenal sebagai fotosel kadmium-sulfida (Cds), adalah sensor resistif pasif yang mengubah perubahan tingkat cahaya tampak menjadi perubahan resistansi dan karenanya menjadi tegangan. Resistor bergantung cahaya dapat digunakan untuk memantau dan mengukur tingkat intensitas cahaya, atau apakah sumber cahaya ON atau OFF. Sel Kadmium Sulphide (CdS) khas seperti resistor tergantung cahaya ORP12 biasanya memiliki resistansi sekitar satu Megaohm (MΩ) dalam cahaya gelap atau redup, sekitar 900Ω pada intensitas cahaya 100 Lux (khas ruangan yang cukup terang), turun menjadi sekitar 30Ω di bawah sinar matahari yang cerah. Kemudian ketika intensitas cahaya meningkat, resistansi berkurang. Dengan menghubungkan resistor bergantung cahaya ke rangkaian jembatan Wheatstone, kita dapat memantau dan mengukur setiap perubahan pada level cahaya seperti yang ditunjukkan. Gambar 1.7 3 Rangkaian Jembatan Wheatstone Light Detector nilai yang telah ditentukan sebelumnya yang ditentukan oleh VR1. Dalam contoh ini VR1 merupakan potensiometer 22k atau 47kΩ. Op-amp dihubungkan sebagai komparator tegangan dengan tegangan referensi VD diterapkan ke pin non-pembalik. Dalam contoh ini, karena R3 dan R4 memilikisama 10kΩ yang nilai, tegangan referensi yang ditetapkan pada titik D akan sama dengan setengah dari Vcc. Itu adalah Vcc / 2. Potensiometer, VR1 mengatur tegangan titik perjalanan VC, diterapkan ke input pembalik dan diatur ke tingkat cahaya nominal yang diperlukan. Relay bergantian “ON” ketika tegangan pada titik C kurang dari tegangan pada titik D. Menyesuaikan VR1 mengatur tegangan pada titik C untuk menyeimbangkan rangkaian jembatan pada tingkat atau intensitas cahaya yang diperlukan. LDR dapat berupa 15 perangkat kadmium sulfida apa pun yang memiliki impedansi tinggi pada tingkat cahaya rendah dan impedansi rendah pada tingkat cahaya tinggi. Perhatikan bahwa rangkaian dapat digunakan untuk bertindak sebagai rangkaian pengalih “aktif-cahaya” atau rangkaian pengalih “aktif-gelap” hanya dengan mentransposisi posisi LDR dan R3 dalam desain. Wheatstone Bridge memiliki banyak kegunaan dalam sirkuit elektronik selain membandingkan perlawanan yang tidak diketahui dengan resistensi dikenal. Ketika digunakan dengan Penguat Operasional, rangkaian jembatan Wheatstone dapat digunakan untuk mengukur dan memperkuat.[5] 5. Pengukuran elemen rangkaian dalam saluran transmisi dilakukan dengan bantuan rangkaian jembatan wheatstone dengan rangkaian sebagai berikut : Gambar 1.7 4 Jembatan Wheatstone Prinsip kerja jembatan wheatstone adalah jika dicapai kondisi setimbang (R1 x R4 = R2 x R3), pada kondisi Vs ± 0, maka VA-B = 0. Karenanya jembatan wheatstone ini dapat digunakan untuk mencari nilai resistansi atau impedansi yang tidak diketahui. Missal R1 tidak diketahui, maka pada kondisi setimbang dapat ditulis persamaan: Konsep jembatan wheatstone selanjutnya diterapkan pada rangkaian percobaan Gambar 2.9, dengan menggan tinilai R1, R2, R3 dan R4 dengan nilai impedansi yang sesuai dan 16 mengganti sumber tegangan (dc) dengan sumber tegangan (ac). Nilai impedansi yang dicari adalah impedansi input saluran transmisi dengan ujung dihubung singkat, yang diharapkan bersifat kapasitip (Cx). Pada percobaan pertama yaitu resistor konduktor, menunjukkan bahwa pada saat pengukuran frekuensi tinggi, dan hanya satu pengatur keseimbangan (untuk besaran tegangan), sedangkan penampakan minimum yang baik tidak dapat diperlihatkan. Komponen reaktif dari objek pengukuran harus juga diperhitungkan. Besaran faseharus juga diseimbangkan. Penambahan peralatan untuk penyeimbang ditunjukkan oleh Jembatan Maxwell (bagian diagram 2). Penyeimbangan tegangan dibuat dengan R2 seperti sebelumnya serta penambahannya. Fase diatur kemudian diseimbangkan dengan R4. Prosedur penyeimbang diulangi, perubahan R2 dan R4, beberapa saat sampai hasil yang minimum tampak jelas. Keseimbangan Jembatan Maxwell menurut persamaan: Komponen reaktif kecil, bila frekuensi digunakan untuk pengukuran adalah 20 KHz. Penghalang untuk faktor Q dapat dicapai apabila : Q = Wl/R << 1. Sekarang pemakaian secara komersial dari jembatan RLC tidak sesuai untuk pengukuran ini.[8] 1.8 KELEBIHAN JEMBATAN WHEATSTONE Dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghantar. Contoh aplikasi : strain gauge, yang digunakan untuk mengukur regangan material (baja atau beton) didasarkan pada perubahan kecil penghantar yang berdeformasi akibat gaya eksperimen. Perubahan kecil dimensi penampang dihitung dari peribahan hambatan pada rangkaian jembatan wheatstone yang dihubungkan sensor ke alat pencatat data logger untuk setiap transducer.[7] 17 1.9 KESALAHAN DALAM JEMBATAN WHEATSTONE 1. Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup.[1] 2. Perubahan tahanan lengan-lengan jembatan karena efek pemanasan arus melalui tahanan-tahanan tersebut. Efek pemanasan (I2R) dari arus-arus lengan jembatan dapat mengubah tahanan yang diukur. Kenaikan temperatur bukan hanya mempengaruhi tahanan selama pegukuran yang sebenarnya, tetapi arus yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan yang permanen bagi nilai tahanan. Hal ini tidak boleh terjadi, karena pengukuran-pengukuran selanjutnya akan menjadi salah karena itu disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung sebelumnya sehingga arus dapat dibatasi pada nilai yang aman.[3] 3. GGL termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat juga mengakibatkan masalah sewaktu mengukur tahanan-tahanan rendah. Untuk mencegah ggl termal, kadang-kadang galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi dengan sistem kumparan tembaga dari sistem suspensi tembaga yakni untuk mencegah pemilikan logam-logam yang tidak sama yang saling kontak satu sama lain dan untuk mencegah terjadinya ggl termal.[5] 4. Kesalahan-kesalahan karena tahanan kawat sambung dan kontak-kontak luar memegang peranan dalam pengukuran nilai-nilai tahanan yang sangat rendah. Kelebihan jembatan wheatstone itu dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghanta 18 BAB 2 PROBLEM DAN SOLVING A. PROBLEM 1. Sebuah rangkaian terdiri dari dua resistor dengan resistansi R1 = 6.0 Ω dan R2 = 1,5 Ω , Resistor variabel, perlawanan Rvar yang dapat disesuaikan, resistor nilai yang tidak diketahui Ru, dan baterai 9,0 volt terhubung seperti yang ditunjukkan pada gambar. Ketika Rvar disetel ke 12 Ω, ada arus nol yang melalui amperemeter. Berapa resistansi yang tidak diketahui Ru ? 2. Suatu hambatan yang belum diketahui besarnya ialah Rx dipasang pada jembatan wheatstone. Hambatan – hambatan yang di ketahui R1 = 330Ω, R2 = 465Ω, dan R3 = 330Ω. Galvanometer yang dipasang menunjukkan angka 0. Hitunglah nilai Rx! B. SOLVING 1. Ketika tidak ada arus yang mengalir melalui amperemeter, beda potensial V (b) - V (a) = 0 . Oleh karena itu V (c) - V (a) = V (c) - V (b) . Jika kita menetapkan arus seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah, maka V (c) - V (a) = I1R1 dan V (c) - V (b) = I2R2 19 Jadi ketika amperemeter mengukur arus nol I1R1 = I2R2 . Dengan cara yang sama, V (a) - V (d) = V (b) - V (d) yang menyiratkan bahwa I1Rvar = I2Ru . Rvar Ru = Hasil penggabungan menghasilkan Ru = . = ( . Ω)( 2. R2.R3 = Rx.R1 465Ω. 3300Ω = Rx. 330Ω Rx = ( Ω)( Ω) 330Ω Rx = 465Ω 20 . Ω Ω) = 3.0 Ω KESIMPULAN Jembatan wheatstone merupakan alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada tahun 1833, dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur diketahui suatu hambatan listrik yang tidak dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan. Terdapat beberapa hukum fisika yang mendasari rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan wheatstone, antara lain: teori hukum ohm, teori hukum faraday, dan teori hukum kirchoff.Prinsip dasar dari jembatan wheatstone adalah keseimbangan. Prinsip kerja jembatan wheatstone, yaitu: a. Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar hambatan tertentu. Dan menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu. b. Hukum Ohm menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus listrik. Yang mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu hambatan c. Hukum 1 dan 2 Kirchoff menjelaskan jembatan dalam keadaan setimbang karena besar arus pada kedua ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan Selain itu jembatan wheatstone juga memiliki fungsi sebagai transducer (alat yang dapat mengubah bentuk energy yang satu ke bentuk energy yang lain), dengan cara dipasang pada bagian Rx jembatan wheatstone sebagai pengaplikasiannya. Transducer yang dipakai oleh jembatan wheatstone ini yaitu PTC & NTC (resistansi berubah karena suhu disekitarnya berubah), LDR (resistansi berubah karena perubahan cahaya disekitarnya), dan Strain gauge / Load Cell (mengukur berat bedan dalam ukuran besar). Dan adapun juga terjadi kesalahan dalam pengukuran jembatan wheatstone ini dikarenakan sensitivitas detector nol yang tidak sesuai, arus yang berlebihan, dan kurang ketelitian terhadap alat ukur. 21 DAFTAR PUSTAKA [1] Jembatan Wheatstone . (2018). In C. Sundaygara, Bahan Ajar Percobaan Fisika Materi Listrik Magnet (pp. 13 - 16 ). Malang: Media Nusa Creativ [2] Giancoli, D. C. (2001). Physics Fifth edition. Erlangga. [3] Salsabila, R. (2017). Jembatan Wheatstone . Makalah Jembatan Wheatstone. [4] Warsito. (2010). ANALISIS RESOLUSI SENSOR TEMPERATUR TERINTEGRASI IC LM35 DAN SENSOR THERMISTOR, 143 - 148. [5] Abdul. (2019). mengenal-jembatan-wheatstone. Retrieved from abdulelektro.blogspot.com: https://abdulelektro.blogspot.com/2019/07/mengenal-jembatan-wheatstone.html [6] disain-sensor-temperatur. (n.d.). Retrieved from pdfslide.tips: https://pdfslide.tips/documents/disain-sensor-temperatur.html [7] Rahmanto, A. (2017). ANALISA AKURASI PENGUKURAN RESISTANSI,KAPASITANSI SERTA IMPEDANSI DENGAN METODE BRIDGE FEEDBACK TK291A. [8] Kumalasari, R. (2019, November 24). Laporan Pratikum. Retrieved from id.scribd.com: https://id.scribd.com/document/436563100/LAPORAN-PRAKTIKUM-10 22