KEBIJAKAN MONETER DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Presentasi oleh: Rita Masdar NIM: 212042016 Definisi Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan prekonomian, yaitu: * Kestabilan harga * Membaik pertumbuhan ekonomi * Kesempatan kerja yang tersedia Definisi Moneter dilakukan oleh otoritas moneter (biasanya bank sentral). Di Indonesia kebijakan moneter dilakukan oleh bank Sentral (Bank Indonesia/BI), yang tujuannya adalah untuk mencapai stabilitas rupiah yang tercermin dari indikator inflasi dan nilai tukar rupiah Kebijakan Fungsi Kebijakan Moneter Menjaga keadanaan investasi suatu negara Meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Mengurangi jumlah pengangguran dan membuka lapangan kerja Meningkatkan neraca pembayaran Menjaga stabilitas nilai tukar mata uang Menjaga stabilitas harga barang dan mengendalikan laju inflasi Tujuan Kebijakan Moneter menurut Abdul Manan (1997) Kesejahteraan ekonomi dengan kesempatan kerja penuh – Kebijakan ekonomi bertujuan mewudkan kesejahteraan yang erat kaitannya dengan maqosid shar’iyah. Semua manusia hidup sebagai khalifah dan semua sumber daya tercipta untuk semua manusia. Oleh karena itu, kesejahteraan juga menjadi kebutuhan bersama semua manusia Tujuan Kebijakan Moneter menurut Abdul Manan (1997) Keadilan sosio-ekonomi dan distribusi pendapatan dan kekayaan – keseimbangan dan perbandingan antara orang yang memiliki hak dan hak seseorang hendaklah diberikan dan diserahkan dengan seksama. Setiap individu mempunyai hak yang sama untuk memperoleh kekayaan dalam meningkatkan kesejahteraaan hidupnya tanpa membedakan ras dan golongan dan perbedaan-perbedaan lainnya Tujuan Kebijakan Moneter menurut Abdul Manan (1997) Stabilitas Nilai Uang uang menentukan nilai dan harga suatu barang dan jasa. Ketidakmenentuan nilai uang merusak perekonomian, karena ekonomi didasarkan pada prinsip penawaran dan permintaan, sehingga peramalan suatu harga dengan tepat menjadi sulit dilakukan. Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Islam Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah (absolut) Manusia merupakan Pemimpin (khalifah) di bumi, tetapi bukan pemilik yang sebenarnya. Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia adalah karena seizin Allah, dan oleh karena itu saudara-saudara yang kurang beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki saudara- saudaranya yang lebih beruntung. Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Islam Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus-menerus atau ditimbun. Kekayaan harus diputar Menghilangkan jurang perbedaaan antara individu dalam perekonomian, dapat menghapus konflik antar golongan. Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu, termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Kebijakan Moneter Ekspansif Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan menambah jumlah uang beredar dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli (permintaan) masyarakat Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Instrumen Kebijakan Moneter a. Operasi Pasar Terbuka b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) c. Rasio Cadangan Wajib d. Himbauan Moral (Moral Persuasion) Kebijakan Moneter “Syari’ah>< Konvensional” sama-sama menjaga stabilitas mata uang sehingga terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang merata PANDANGAN Namun dalam pelaksanaan, kebijakan moneter syariah adalah hukum syariah, ISLAM dimana adanya larangan terhadap bunga dan riba. Oleh karena itu instrumen kebijakan moneter syariah harus terbebas dari suku bunga INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER SYARIAH Rasio Cadangan Wajib (Statutory Reserve Requirements) Pembatasan Kredit (Credit Ceilings) Simpanan Pemerintah (Government Deposits) Common Pool Himbauan Moral (Moral Suasion) Instrumen Berbasis Equitas (Equity Based Instruments) Perubahan Rasio Bagi Hasil dan Rugi (Changes In The Profit And Loss Sharing Ratio) Strategi Dasar Kebijakan Moneter PANDANGAN ISLAM 1. Peniadaan suku bunga sebagai biaya kapital (cost of capital) dan pengenaan pajak bagi aset produktif yang menganggur (dues on iddle fund) akan mendorong pemilik modal menginvestasikan sejumlah kekayaan pada sektor riil yang produktif. Strategi Dasar Kebijakan Moneter PANDANGAN ISLAM 2. Adanya mekanisme sistem bagi hasil dalam transaksi syirkah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk secara bersama-sama menggerakkan roda perekonomian, dan pada akhirnya mewujudkan pemerataan kesempatan kerja. Jika kesempatan usaha dimiliki oleh semua orang, pemerataan pendapatan akan terealisasi. Strategi Dasar Kebijakan Moneter PANDANGAN ISLAM 3. Terciptanya kepastian berusaha yang didukung oleh ketiadaan suku bunga di muka dalam transaksi pinjam-meminjam. Satusatunya perhitungan biaya dana pinjaman yang ditentukan di muka adalah perhitungan risiko bagi hasil (profit sharing ratio). Mazhab Iqtishoduna bahwa permintaan uang ditentukan oleh motif transaksi dan motif berjaga-jaga sebab perilaku spekulasi mata uang dilarang dalam Islam. “Permintaan uang untuk motif transaksi ditentukan oleh tingkat pendapatan sedangkan untuk motif berjaga-jaga ditentukan oleh rasio antara harga yang ditangguhkan dengan harga tunai”, Mazhab Mainstream Permintaan untuk motif transaksi yang sama dengan mazhab iqtishoduna namun untuk motif berjaga-jaga berpandangan bahwa Islam mendorong alokasi sumber daya ekonomi secara produktif dan efisien. Sehingga instrumen untuk mencegah terjadinya uang yang menganggur dengan pengenaan pajak yang tinggi (dues of idle cash) Tinjauan Sejarah Kebijakan Moneter Pada Masa Rasulullah Perekonomian ketika jaman rasul merupakan ekonomi dagang bukan ekonomi yang berbasis sumber daya alam. Minyak bumi belum ditemukan dan sumber daya lainnya masih terbatas. Pada masa rasul bukan ekonomi terbelakang yang hanya mengenal barter, bahkan jauh dari gambaran seperti itu. Pada masa itu telah terjadi halhal sebagai berikut: Valuta asing dari persia dan romawi Sistem devisa bebas ditetapkan Transaksi tidak tunai diterima Tinjauan Sejarah Kebijakan Moneter Pada Masa Rasulullah Pada masa rasul bila penerimaan akan uang meningkat, maka dinar dan dirham diimpor. Sebaliknya bila permintaan uang turun, maka komoditaslah yang diimpor. Nilai emas maupun perak yang terkandung dalam koin dinar maupun dirham sama dengan nilai nominalnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa penawaran uang cukup elastis. Kelebihan penawaran uang dapat diubah menjadi barang perhiasan. Kondisi ini dapat menyebabkan permintaan dan penawaran uang cukup stabil.