LAPORAN PRAKTIKUM ET2212 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI IIA MODUL : 2 JUDUL MODUL DENGAN BAHASA ASING NAMA : HELMI MAULUDI NIM : 18120077 KELOMPOK :9 HARI, TANGGAL : KAMIS, 31 MARET 2022 WAKTU : 09.00 – 11.00 ASISTEN : MUHAMAD RIZKI NUR RAHMAN LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2022 Deret Fourier dan Respons Frekuensi Helmi Mauludi (18120077) Kelompok 9 / Kamis, 31 Maret 2022 Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung 18120077@telecom.stei.itb.ac.id Asisten : Muhamad Rizki Nur R. Abstract— Praktikum ET2212 Pengolahan Sinyal Dalam Waktu Kontinyu Modul 2 : Deret Fourier dan Respons Frekuensi memiliki tujuan untuk memahami representasi sinyal periodik dengan deret Fourier, memahami bahwa sinusoid kompleks adalah fungsi eigen dari sistem LTI, memahami respons sistem LTI terhadap sinyal periodik yang memiliki representasi deret Fourier, dan memahami konsep respons frekuensi. Hasil yang ingin dicapai adalah kesesuaian antara hasil percobaan dan hasil teoritis. Pada praktikum ini didapat hasil yang sesuai teori, tetapi terdapat sedikit ketidaksesuaian karena kondisi alat yang tidak ideal. Keywords— deret fourier, respons frekuensi, sinyal I. Deret fourier adalah representasi dari sinyal sebagai jumlah dari sinusoid kompleks yang saling harmonik. Respons frekuensi 𝐻(𝑗𝜔) adalah respons sistem LTI terhadap masukan sinyal sinusoid yang steady-state, dengan frekuensi 𝜔. Respons frekuensi adalah transformasi fourier dari respons impuls. Agar mendapat pemahaman mengenai deret fourier dan respons frekuensi dari sinyal, perlu diadakan praktikum ini yang memiliki tujuan sebagai berikut : 2. 3. 4. 𝑥(𝑡) = ∑ 𝑋[𝑘]𝑒 𝑗𝜔0 𝑡 −∞ B. Respons Frekuensi Respons frekuensi 𝐻(𝑗𝜔) adalah respons sistem LTI terhadap masukan sinyal sinusoid yang steady-state, dengan frekuensi 𝜔. Apabila masukan dari sistem LTI adalah 𝑥(𝑡) = 𝑒 𝑗𝜔𝑡 , keluarannya adalah 𝑦(𝑡) = 𝐻(𝑗𝜔)𝑒 𝑗𝜔𝑡 sehingga diketahui bahwa H(jw) adalah respons frekuensi [2]. ∞ 𝐻(𝑗𝜔) = ∫ ℎ(𝑡)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡 PENDAHULUAN Mata kuliah Pengolahan Sinyal dalam Waktu Kontinyu mempelajari mengenai konsep-konsep dasar sinyal dan sistem waktu kontinyu. Pada praktikum ini, akan dibahas mengenai deret fourier dan respons frekuensi. 1. ∞ Memahami representasi sinyal periodik dengan deret −∞ Untuk sinyal sinus masukan dengan frekuensi sudut 𝜔𝑘 dan periode Tk, respons magnitudo pada 𝜔 = 𝜔𝑘 ditentukan melalui |𝐻(𝑗𝜔)| = 𝐴𝑜𝑢𝑡;𝑘 𝐴𝑖𝑛;𝑘 Respons fasa pada frekuensi sudut 𝜔 = 𝜔𝑘 adalah : arg(𝐻(𝑗𝜔)) = III. 𝑡𝑖𝑛 − 𝑡𝑜𝑢𝑡 ⋅ 2𝜋 𝑇𝑘 METODOLOGI PERCOBAAN A. Alat Percobaan 1. Modul Edibon M2 Fourier 2. Generator Sinyal Memahami bahwa sinusoid kompleks adalah fungsi 3. Osiloskop eigen dari sistem LTI 4. Kabel Jumper Memahami respons sistem LTI terhadap sinyal periodik yang memiliki representasi deret Fourier. Memahami konsep respons frekuensi. 5. Kabel probe 6. Flash Disk 7. Kalkulator 8. Desktop dengan perangkat lunak Matlab II. DASAR TEORI A. Deret Fourier Deret Fourier merupakan representasi dari sinyal periodik sebagai jumlah dari sinusoid kompleks yang saling harmonik. Representasi deret Fourier dari sinyal periodik 𝑥(𝑡) adalah [1] : B. Langkah Kerja Langkah-langkah percobaan pada Modul 2 : Deret Fourier dan Respons Frekuensi adalah sebagai berikut. 1) Percobaan 1: Pengambilan data a) Sinyal periodik sebagai referensi 1 Membuat rangkaian pada Modul Edibon M2 Membangkitkan sinyal kotak periodik frekuensi 200 Hz, tegangan +1V sampai -1V, dan duty cycle 50% Menggunakan skala tegangan 500mV/div dan skala waktu 1ms/div pada Ch1 dan Ch2 osiloskop Membuat rangkaian pada Modul Edibon M2 Membangkitkan tegangan DC berupa unit step bernilai 1 V dengan membangkitkan sinyal kotak periodik frekuensi 100 Hz dan duty cycle 60% Menggunakan skala tegangan 500mV/div dan skala waktu 2ms/div pada Ch1 dan Ch2 osiloskop Melihat sinyal masukan dan luaran pada osiloskop Menyimpan data tegangan masukan vs. waktu dan tegangan luaran vs. waktu Tidak mengubah skala osiloskop b) Sinyal sinus saling harmonik sebagai komponen pembentuk sinyal periodik Membuat rangkaian pada Modul Edibon M2 Melihat sinyal masukan dan luaran pada osiloskop Menyimpan data tegangan masukan vs. waktu dan tegangan luaran vs. waktu 2) Percobaan 2: Pengolahan data dengan bantuan perangkat lunak Matlab a) Representasi Sinyal Periodik dengan Deret Fourier Memastikan jendela utama Matlab tertaut pada lokasi folder Membangkitkan sinyal sinus dengan frekuensi 200 Hz dan tegangan +1V sampai -1V Membuat script baru berupa m-file Melihat sinyal masukan dan luaran pada osiloskop Memanggil 10 file .csv, lalu menyimpannya pada suatu matriks/variabel Melakukan variasi 600 Hz, 1000 Hz, 1400 Hz, 1800 Hz, 2200 Hz, 2600 Hz, dan 3000 Hz c) Sinyal DC Melakukan representasi terhadap siyak kotak periodik Membandingkan hasilnya dengan sinyal masukan referensi b) Respons Frekuensi 2 Menggunakan data hasil percobaan 1.2 dan 1.3 untuk menghitung respons frekuensi rangkaian RC Menampilkan gambar tiap pasangan sinyal masukan dan responsnya Menentukan besar respons magnitudo dan respons fasa Menghitung respons magnitudo dan respons fasa teoretis Menggambarkan respons frekuensi hasil percobaan dan teoretis IV. HASIL DAN ANALISIS PERCOBAAN A. Percobaan 1: Pengambilan data Gambar 1 Rangkaian yan Digunakan 1) Percobaan 1.1 : Sinyal periodik sebagai referensi Dibuat rangkaian seperti Gambar 1., dengan nilai R = 10 kΩ dan C = 100 nF, pada modul Edibon M2. Kemudian, dibangkitkan sinyal kotak periodik periodik frekuensi 200 Hz, tegangan +1 sampai -1 V, dan duty cycle 50%. Digunakan skala tegangan 500 mV/div dan skala waktu 1 ms/div pada Ch 1 dan Ch 2 osiloskop. Lalu, dilihat sinyal masukan dan luaran pada osiloskop. Setelah itu, dilakukan penyimpanan data tegangan masukan versus waktu, dan tegangan luaran versus waktu pada Flash Disk. Gambar 2 Bentuk sinyal dengan frekuensi 200 Hz 2) Percobaan 1.1: Sinyal sinus saling harmonik sebagai komponen pembentuk sinyal periodik Dibuat rangkaian seperti Gambar 1, dengan nilai R = 10 kΩ dan C = 100 nF, pada modul Edibon M2. Kemudian, dibangkitkan sinyal masukan berupa sinus dengan frekuensi 200 Hz dan tegangan +1 sampai -1 V. Lalu, dilihat sinyal masukan dan luaran pada osiloskop. Skala osiloskop dan referensi waktu t = 0 mengikuti nilai yang digunakan pada percobaan 1.1. Kemudian, dilakukan penyimpanan data tegangan masukan versus waktu dan tegangan luaran versus waktu pada Flash Disk. Diulangi langkah-langkah tadi untuk masukan sinus dengan frekuensi : 600 Hz, 1000 Hz, 1400 Hz, 1800 Hz, 2200 Hz, 2600 Hz, dan 3000 Hz. Gambar 3 Bentuk sinyal dengan frekuensi 1000 Hz 3) Percobaan 1.3 : Sinyal DC Dibuat rangkaian seperti Gambar 1, dengan nilai R = 10 kΩ dan C = 100 nF pada modul Edibon M2. Lalu, dibangkitkan tegangan DC berupa unit step bernilai 1 V. Karena keterbatasan jenis sinyal yang dapat dibangkitkan, maka bangkitkan sinyal kotak periodik frekuensi 100 Hz, duty cycle 60%. Kemudian, gunakan skala tegangan 500 mV/div dan skala waktu 2 ms/div pada Ch 1 dan Ch 2 osiloskop. Lalu, dilihat sinyal masukan dan luaran pada osiloskop. Setelah itu, disimpan data tegangan masukan versus waktu, dan tegangan luaran versus waktu pada Flash Disk. 3 dilakukan dengan menampilkan gambar kedua sinyal (sinyal kotak periodik dan representasi deret Fouriernya). Lalu, langkah tadi diulangi untuk mengetahui respons sistem LTI terhadap masukan sinyal kotak periodik, yang dihitung melalui kombinasi linear respons sistem terhadap tiap sinyal sinus saling harmonik Gambar 4 Bentuk Sinyal Respons DC TABEL I DATA HASIL PERCOBAAN Frekuensi (Hz) Tk (ms) 0 200 600 1000 1400 1800 2200 2600 3000 ∞ 5 1,6 1 0,71 0,55 0,45 0,38 0,33 Tegangan Maksimum Masukan 1,0132 0,9793 0,92 0,88 0,896 0,92 0,932 0,932 0,932 Tegangan Maksimum Luaran 1,019 0,602 0,2613 0,1789 0,108 0,108 0,0847 0,061 0,073 Waktu tin (s) Waktu tout (s) 2,28 4,82 0,86 0,835 0,835 0,775 0,356 0,296 0,566 2,28 5,538 1,254 1,075 1,045 0,925 0,446 0,386 0,626 Gambar 5 Representasi Sinyal Periodik dengan Deret Fourier Representasi sinyal periodik sesuai yang diharapkan, karena penjumlahan dari deret fourier mendekati bentuk dari sinyal kotak simetris ganjil. TABEL II DATA RESPONS FREKUENSI Frekuensi (Hz) 0 200 600 1000 1400 1800 2200 2600 3000 Frekuensi Sudut (rad/s) 0 1256.64 3769.91 6283,18 8796,46 11309,73 13823,01 16336,28 18849,55 Respons Magnituda Respons Fasa Teoretis Resp. Mag Teoretis Resp. Fasa 1,005 0,614 0,284 0,203 0,12 0,117 0,091 0,065 0,078 0 -0,905 -1,47 -1,5079 -1,84726 -1,6964 -1,24407 -1,14027 -1,13092 1 0,622 0,256 0,157 0,1129 0,088 0,072 0,061 0,0529 0 -0,898 -1,311 -1,4129 -1,4578 -1,482 -1,498 -1,5096 -1,51 B. Percobaan 2: Pengolahan data dengan bantuan perangkat lunak Matlab 1) Percobaan 2.1 : Representasi Sinyal Periodik dengan Deret Fourier Dipastikan dulu bahwa jendela utama Matlab tertaut pada lokasi folder yang telah dibuat. Lalu, dibuat script baru berupa m-file dengan perintah File→New→Script. Simpan m-file pada folder yang telah dibuat. Lalu, dipanggil file .csv (sebanyak 10 file), yang masing-masing berisi tegangan masukan sinyal kotak periodik, sinyal sinusoid saling harmonik, dan sinyal DC, beserta responsnya terhadap masukan yang bersesuaian. Lalu, dilakukan penyimpanan hasil pembacaan tiap file .csv pada suatu matriks/variabel. Setelah itu, Lakukan representasi terhadap sinyal kotak periodik (simetris ganjil) yaitu dengan menuliskannya sebagai kombinasi linear sinyal sinus saling harmonik. Lalu, dibandingkan hasilnya dengan sinyal masukan referensi, yaitu sinyal kotak periodik. Perbandingan Gambar 6 Respons sistem terhadap masukan sinyal kotak periodik Gambar 7 Respons sistem terhadap masukan DC Untuk respons sistem terhadap masukan sinyal DC, bagian sinyal luaran yang menjadi fokus adalah saat kondisi DC steady-state sudah tercapai. Hal ini terjadi karena sinyal sinusoid kompleks merupakan fungsi eigen dari sistem LTI dapat dilihat pada 4 V. 2) Percobaan 2.2 : Respons Frekuensi Digunakan data dari hasil percobaan 1.2. dan V.1.3. (yaitu tegangan masukan berupa sinus frekuensi 200Hz, 600 Hz, 1000 Hz, 1400 Hz, 1800 Hz, 2200 Hz, 2600 Hz, dan 3000 Hz, dan sinyal DC, beserta responsnya terhadap masukan yang bersesuaian) untuk 13 menghitung respons frekuensi (yaitu respons magnituda dan respons fasa) dari rangkaian RC. Lalu, ditampilkan gambar tiap pasangan sinyal masukan dan responsnya. Kemudian, ditentukan besarnya respons magnituda dan respons fasa dari tampilan yang dihasilkan. Lalu, dihitung respons magnituda dan respons fasa teoritis dari rangkaian RC untuk nilai frekuensi sesuai Tabel 1 dan juga frekuensi 0 Hz (sinyal DC). Lalu, digambarkan respons frekuensi hasil percobaan dan teoritis pada logbook. KESIMPULAN Representasi sinyal periodik dengan deret Fourier dapat dipahami melalui percobaan 2.1. Deret fourier merupakan. Deret Fourier merupakan representasi dari sinyal periodik sebagai jumlah dari sinusoid kompleks yang saling harmonik. Dari respons sistem terhadap masukan sinyal DC, dapat disimpulkan bahwa sinusoid kompleks adalah fungsi eigen dari sistem LTI. Hal ini dapat dilihat pada percobaan 2.1 Gambar 6. Respons sistem LTI terhadap sinyal periodik yang memiliki representasi deret Fourier dapat dilihat pada gambar 5. Terlihat bahwa grafik penjumlahan deret fourier dan respons sistem asli bentuknya berbeda yang artinya sudah sesuai dengan teori. Konsep respons frekuensi dapat dipahami dengan memahami respons magnitudo beserta respons fasa. Grafik respons magnituda dan respons fasa dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] A. V. Oppenheim, A. S. Willsky, and S. H. Nawab, Signals & Systems. Noida: Pearson, 2016. S. Haykin and B. V. Veen, Signals and systems. Hoboken, NJ: Wiley, 2005. BIOGRAFI SINGKAT Gambar 8 Respons Magnituda Hasil Percobaan vs. Teoritis Grafik respons magnituda hasil percobaan dan hasil teoritis menunjukkan bentuk yang serupa yang artinya hasil percobaan sesuai dengan perhitungan teoritis Dilihat dari respons magnitudanya, rangkaian berfungsi sebagai lowpass filter karena saat frekuensi rendah respons magnitudanya bernilai besar dan seiring bertambahnya frekuensi, respons magnitudanya semakin mengecil. Helmi Mauludi merupakan seseorang yang tinggal dan besar di Bogor, Jawa Barat. Saat ini, penulis sedang menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswa di Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung. Sebelumnya, penulis mengenyam bangku sekolah di SMA Negeri 1 Bogor. Gambar 9 Respons Fasa Percobaan vs. Teoritis Grafik respons fasa hasil percobaan dan teoritis bentuknya hampir serupa, tetapi terdapat ketidaksesuaian pada hasil percobaan. Hal ini disebabkan oleh kabel jumper yang kondisinya tidak baik sehingga kondisinya tidak ideal dan menghasilkan hasil yang tidak sempurna. 5 6