Uploaded by ismail bahar

PERANCANGAN MAJALAH FASHION yang BERKOLA

advertisement
PERANCANGAN MAJALAH FASHION yang
BERKOLABORASI dengan FOTOGRAFI dan AUGMENTED
REALITY
PROPOSAL TESIS
Oleh
ANDRI KURNIAWAN
27116055
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Mei 2017
ABSTRAK
Fotografi saat ini sudah hampir menjadi sebuah kebutuhan orang banyak, hal
ini dibuktikan dengan ditambahkannya fitur kamera yang berkualitas bagus
pada smartphone. Karena kebutuhan orang banyak merekam kegiatan dan
momen sehari – harinya pada smartphone mereka masing – masing. Dalam hal
ini, fotografi dan smartphone sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari –
hari. Dalam dunia fotografi, pasti dikenal dengan istilah cetak atau print foto
dengan media kertas maupun media cetak lainnya. Kebutuhannya pun beragam
seperti untuk kebutuhan iklan maupun dokumentasi pribadi seperti album foto
biasa maupun peringatan acara tertentu seperti pernikahan dan lain – lain.
Fotografi juga banyak dimanfaatkan dalam media promosi cetak maupun
digital. Media cetak seperti spanduk, baliho, poster, serta majalah. Dari media
promosi cetak dan digital yang ada, tentunya memiliki tujuan untuk
memasarkan sebuah produk atau lebih menggunakan fotografi sebagai media
untuk menampilkan produk yang dipasarkan.
Seperti yang diketahui, media cetak seperti majalah pasti sangat terkait dengan
foto. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini, dikenal pula adanya
Virtual Reality dan Augmented Reality. Terobosan baru dari dunia teknologi ini
sangat mungkin dikolaborasikan pada media lainnya seperti fotografi maupun
media lainnya. Dapat pula disatukan dalam media cetak sebagai terobosan baru
dalam dunia periklanan sebuah produk. Dalam hal ini, difokuskan pada bidang
fashion dan media cetak seperti majalah. Tujuannya adalah untuk
mempermudah dan memberi kebaruan dalam media cetak dibidang fashion
untuk menarik konsumen dengan menggabungkan fotografi dan augmented
reality.
Kata kunci:; augmented reality; fotografi; fashion; majalah.
1. Latar Belakang
Fotografi telah ada sejak 2000 tahun yang lalu dengan prinsip kamera
obscura yang ditemukan oleh Aristoteles. Dan berkembang pada abad ke17 hingga saat ini. Dari kamera obscura hingga film dan sampai saat ini
masa fotografi digital yang sudah menjadi hal yang biasa dimasyarakat.
Fotografi berkembang mengikuti perkembangan jaman dengan berbagai
perubahan seperti bentuk kamera, ukuran, spesifikasi, serta fitur tambahan
dan penggunaannya diberbagai perangkat elektronik seperti komputer,
maupun smartphone. Fotografi seakan sudah menjadi kebutuhan setiap
orang, bahkan seperti menjadi gaya hidup tersendiri bagi masyarakat
khususnya masyarakat perkotaan. Apalagi dengan banyaknya media sosial
yang ada saat ini, seperti instagram, path, dan lainnya yang menggunakan
fotografi sebagai konten utamanya. Banyak pula pemanfaat fotografi
dalam kehidupan sehari – hari seperti untuk kebutuhan promosi atau iklan
sebuah produk. Dalam hal ini kebutuhan advertising sangat bergantung
pada fotografi dalam media cetak maupun digitalnya. Meskipun banyak
pula menggunakan videografi untuk pemasarannya, namun dengan adanya
keterbatasan digital pada videografi menjadikan fotografi sebagai
eksekutor yang tidak dapat digantikan.
Pada bidang advertising yang memasarkan sebuah produk atau brand,
dalam hal ini dikerucutkan pada bidang fashion yang memiliki banyak
pilihan media promosi yang dapat digunakan seperti baliho, spanduk,
poster, media sosial, televisi, majalah dan lainnya yang bersangkutan
dengan media cetak maupun media digital. Dalam bidang fashion yang
biasanya identik dengan wanita ini, sangat menekankan pada ketertarikan
wanita pada sebuah brand maupun produk. Sebuah brand atau produk
apapun pasti harus melakukan promosi untuk memperkenalkan brand atau
produknya dimasyarakat sesuai dengan target pasar yang ingin dituju.
Namun karena banyaknya saingan brand maupun produk yang ada,
menuntut adanya identitas pembeda dari satu produk atau brand yang satu
dengan yang lain. Hal yang menjadi perbedaan tersebut dapat ditampilkan
melalui banyak hal seperti logo brand maupun produk, kelebihan yang
tidak dimiliki oleh yang lainnya, maupun dari cata mempromosikan
produk atau brand tersebut dan hal lain yang dapat menjadikan identitas
tersendiri.
Di era digital seperti saat ini, menjadikan masyarakat lebih mudah
menerima hal baru dalam segala bidang. Seperti bidang teknologi yang
berkembang pesat dewasa ini, banyak terobosan yang dilakukan untuk
menawarkan sebuah kebaruan. Contohnya dengan adanya teknologi
augmented reality (AR) yang merupakan salah satu teknologi komputer
yang menggabungkan elemen real dan elemen buatan komputer/virtual
dalam bentuk data video atau foto serta gambar 3D maupun 2D secara
real-time. Dengan adanya teknologi ini, penulis bermaksud menawarkan
sebuah kebaruan dimasyarakat dalam bidang fashion yang menggunakan
media cetak (majalah) dengan berkolaborasi dengan AR.
2. Rumusan Masalah
Dari pemaparan di bagian latar belakang dapat disimpulkan, untuk
membuat sebuah kolaborasi antara fotografi dan augmented reality pada
media cetak seperti majalah di bidang fashion dibutuhkan pertanyaan
penelitian seperti berikut :
1. Apa yang mendasari augmented reality hadir dalam media cetak
seperti majalah fashion ?
2. Bagaimana merancang kolaborasi antara fotografi dan augmented
reality pada media cetak ?
3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan utama dari penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui peran augmented reality dalam media cetak.
2. Merancang sebuah media cetak yang berkolaborasi dengan
fotografi dan augmented reality dalam bidang fashion.
4.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi tumbuh
kembangnya media promosi cetak di Indonesia dengan mengikuti
perkembangan jaman yang lebih cenderung mengarah pada digitalisasi
media dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Contohnya
augmented readlity yang saling berkaitan dengan kemajuan teknologi
smartphone yang sebagai mana diketahui, smartphone sudah menjadi
kebutuhan banyak orang saat ini.
5.
Studi Literatur
5.1
Fotografi dan Augmented Reality
Fotografi berasal dari kata Yunani yaitu “Photos” : Cahaya
dan “Grafo” : Melukis/menulis. Yaitu proses melukis dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi
berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto
dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai
objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer
untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak
ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan
bantuan
pembiasan
sehingga
mampu
membakar
medium
penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran
luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik
dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan yang disebut
dengan lensa.
Dalam dunia fotografi dikenal elemen pendukung yang
membuat sebuah foto dianggap baik atau bagus dengan adanya
aturan dan batasan serta etika dalam membuat sebuah foto atau
tampilan sebuah objek. Elemen tersebut adalah, komposisi, angle
(sudut pengambilan gambar), serta pengaturan cahaya. 3 hal
tersebut menjadi batasan tersendiri dalam, dunia fotografi, namun
bukan berarti membatasi kreatifitas seorang pelaku fotografi atau
biasa disebut dengan fotografer untuk membuat sebuah foto.
Jika dilihat dari bidang dan pembagiannya, fotografi
memiliki berbagai macam atau jenis aliran foto sesuai dengan
kebutuhan dan minat sang fotografer. Contohnya fotografi
arsitektur, fotografi arsitektur adalah cabang fotografi yang
menjadikan sebuah bangunan sebagai objek utamanya. Contoh
lainnya adalah people photography, aliran atau cabang fotografi ini
adalah yang paling umum bagi banyak orang. Yang menjadikan
manusia atau orang sebagai objek utamanya. Aliran fotografi ini
dapat diaplikasikan pada banyak hal seperti menangkap momen
atau mendokumentasikan sebuah kegiatan atau acara, maupun
menampilkan satu orang atau lebih dengan tujuan yang berbagai
macam.
Gambar 1 Contoh people photography
Augmented Reality pertama kali dikonsepkan oleh Steven
K. Feiner pada papernya yang ditulis pada tahun 2000. Walau
demikian, istilah augmented reality sendiri diciptakan di tahun
1992 oleh Tom Caudell, karyawan Boeing yang bertugas merakit
kabel instrumen penerbangan menggunakan komputer.
Asal mula augmented reality adalah hasil kreasi Myron
Krueger pada tahun 1974, yaitu videoplace. Teknologi tersebut
memungkinkan proses siluet seseorang oleh komputer dan
digunakan untuk berinteraksi dengan komputer atau dengan siluet
orang yang lainnya.
Aplikasi augmented reality diciptakan pertama kali pada
tahun 2003 oleh perusahaan GeoVector dengan partnernya:
Vodafone, HP, Microsoft, Virtual Spectator dan Animation
Research Ltd yang dinamakan ‘Actual Spectator AR’ pada event
America’s Cup Sailing Races di Auckland, New Zealand.
5.2
Fashion dan Majalah
Menurut Malcolm Barnard, etimologi kata fashion terkait
dengan bahasa Latin, factio artinya "membuat". Karena itu, arti asli
fesyen adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang.
Sekarang, terjadi penyempitan makna dari fesyen. Fesyen sebagai
sesuatu yang dikenakan seseorang, khususnya pakaian beserta
aksesorinya.Manusia sudah mengenal fashion dari berabad-abad
lalu. Diawali dengan pakaian-pakaian sederhana yang terbuat dari
kulit kayu ataupun kulit binatang. Kemudian seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, maka cara berpakaian manusia
pun semakin berubah dan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi
dari sebelumnya.
Manusia mulai mengenal kain dan menciptakan sebuah
baju yang lebih layak dan lebih bisa melindungi mereka dari cuaca.
Masyarakat Eropa dan Amerika adalah masyarakat yang sangat
peduli dengan perkembangan fashion mereka. Meski pada awalnya
fashion
Eropa
perkembangan
dan
Amerika
baju
para
lebih
laki-laki
menitikberatkan
namun,
pada
kedepannya
perkembangan fashion wanita ternyata jauh lebih pesat dari yang
dibayangkan. Semakin lama fashion wanita menjadi terpengaruh
pada image kecantikan yang terjadi pada masa tertentu. Majalah
adalah penerbitan yang dicetak menggunakan tinta pada kertas,
diterbitkan berkala, misalnya mingguan, dwimingguan, atau
bulanan. Pengertian lain majalah adalah penerbitan berkala yang
berisi artikel dan cerita di dalamnya, biasanya bersifat lebih ringan
daripada surat kabar atau koran. Majalah lebih mengkerucutkan
bahasan isinya berdasarkan tujuan pembuatannya, maksudnya
adalah memfokuskan pembahasan dalam satu majalah. Sebuah
majalah biasanya hanya membahas satu topik sperti, politik,
fashion atau gaya hidup, teknologi maupun lainnya.
5.3
Augmented Reality Sebagai Terobosan Baru di Media Cetak
Augmented reality adalah salah satu perkembangan
teknologi digital yang cukup menjadi perhatian bagi banyak orang
didunia. Setelah Virtual Reality diperkenalkan oleh salah satu
brand smartphone asal korea, kini AR menawarkan hal lain. Jika
VR menawarkan memberi kesan nyata pada media digital, namun
AR menawarkan sebaliknya. Ar menawarkan kesan digital di dunia
nyata. Pada tahun 2016 sangat menjadi viral sebuah permainan di
smartphone yaitu pokemonGO. Permainan tersebut menggunakan
konsep AR dan mengandalkan kamera dari smartphone pemainnya.
Dari fenomena tersebut, kemampuan AR mungkin dapat
dimanfaatkan pada media lain untuk kebutuhan advertising.
Dengan menggabungkan media cetak yang hanya sebuah kertas
namun
dapat
memiliki
kesan
digitalisasi
yang
mengikuti
perkembangan jaman saat ini. Sehingga diharapkan dapat memberi
stimulus baru di dunia advertising khususnya pada bidang fashion
untuk mempromosikan brand maupun sebuah produk dan dengan
tujuan untuk meningkatkan penjualan.
Gambar 2 Contoh AR pada media cetak
6.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian mix
methods, yaitu menggabungkan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Metode penelitian ini adalah metode penelitian hasil dari penggabungan
metode kualitatif dan kuantitatif dalam sebuah penelitian sehingga
diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan obyektif.
Pengumpulan datanya pun akan dilakukan dengan pendekatan kedua
metode tersebut. Data primer atau data utama diperoleh melalui observasi
dan wawancara, observasi yang dilakukan untuk mendapatkan data
dilapangan kepada khususnya pembaca media cetak atau dalam hal ini
dipersempit pada majalah fashion dan melakukan wawancara kepada
target yang dimaksud untuk mendapatkan data langsung dari target yang
nantinya sangat dibutuhkan dalam perancangan penelitian ini. Selain
proses pengumpulan data primer, proses pengumpulan data sekunder juga
akan dilakukan dengan mencari hal yang sekiranya dibutuhkan dalam
penelitian ini melalui buku, jurnal, dan situs web.
6.1
Tahap Pengumpulan data
1.
Kajian Pustaka, mengumpulkan referensi yang berakitan
dengan topik penelitian untuk mendapatkan referensi visual
maupun verbal yang didapat melalui buku, jurnal, maupun artikel
yang berhubungan dengan topik penelitian.
2.
Observasi, melakukan penelitian kepada pembaca media
cetak yang dalam hal ini dikerucutkan pada media cetak majalah
fashion untuk melihat dan mengetahui respon para pembaca pada
majalah yang dibacanya.
3.
Wawancara, melakukan Tanya jawab interaktif sambil
berdiskusi kepada pembaca untuk mengetahui harapan atau
keinginan pembaca pada media cetak yang dibacanya.
6.2
Tahap Perancangan
Adapun tahapan perancangan majalah ini adalah:
1. Merancang konsep utama dari majalah yang ingin dibuat
dengan mengacu pada data yang didapat melaui tahapan
pengumpulan data yang dilakukan.
2. Menentukan produk atau konten yang ingin ditampilkan
didalam malajah yang akan dibuat.
3. Membuat tampilan visual sebagai konten dari majalah yang
akan dibuat dengan pendekatan fotografi yang nantinya juga
menjadi konten dari augmented reality yang akan dibuat.
4. Merancang augmented reality dengan berdasarkan pada hasil
fotografi yang telah dibuat.
5. Melakukan uji coba kepada pembaca untuk melihat respon
pembaca terhadap rancangan yang dibuat.
6. Melakukan wawancara kepada pembaca dengan maksud untuk
mendapatkan masukan atau saran dari pembaca untuk
rancangan yang dibuat.
7. Menganalisa data yang didapat pada uji coba dan melakukan
perbaikan pada rancangan yang dibuat.
Referensi
Darmawan, ferry. (2010). Sejarah fotografi. Modul Photography CCDP Telkom
PDC : Bandung.
Sumayku, Reynold. (2016). People Photography. Pada Suatu Foto : Bandung
http://armim.blogspot.co.id/2014/04/sejarah-augmented-reality.html.
2017)
Fotografi /https://id.wikipedia.org/wiki/ .(14 mei 2017)
Sejarah fashion http://yuk-fashion.blogspot.co.id/2015/0( 14 mei 2017)
https://id.wikipedia.org/wiki/artikatafahion .(14 mei 2017)
(14
mei
Download