Nama : liliani Nim : 3201802019 Kelas 3B 1. Sejarah TCP TCP vesi 1 dirancang pada taun 1973.ini dokumentasikan melalui RFC 675.TCP versi 2 di dokumentasiakan pada bulan maret 1977.pada bulan agustus 1977.jon postel menyadari bahwa mereka salah arah protocol.”kami mengacaukan desain protocol kami dengan melanggar prinsip layering.secara khusus kami mencoba menggunakan TCP untuk melakukan 2 hal :berfungsi sebagai protocol host level end to end,dan untuk melayani sebagai pengemasan internet protocol routing.kedua hal ini harus disediakan secara berlapis dan modular .saya menyarankan bahwa diperlukan suatu protocol internetwork baru yang berbeda dan bahwa TCP digunakan secara ketat sebagai protocol ujung ke ujung tingkat host.” Pada titik ini TCPdan IP terpecah, dengan keduanya menjadi versi 3 pada musim semi 1978.stablitas ditambahkan dalam revisi keempat dan itulah bagaimana kita sampai ke versiIPv4 Apa yang terjadi dengan IPv5? Jawabannya adalah tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari kebingungan. Masalah dengan versi 5 berhubungan dengan protokol TCP / IP eksperimental yang disebut Internet Protocol Streaming, yang awalnya didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Saya tidak mendapatkan informasi yang pasti untuk tahun awal dikembangkan, namun kalau mengacu dari RFC1190 itu adalah tahun 1990. 2. Kenapa versi IPV1,2,3dan 5 tidak banyak dikenal? Karena ipv1,2,3 hanya digunakan sebagai bahan penelitian dan pengawasan khusus untuk ilmuwan. 3. Kenapa ipv4 banyak digunakan saat ini? ISP diduga sudah nyaman dengan IPv4 yang izinnya saja harus melalui proses yang panjang dan biaya tidak sedikit. Untuk mengimplementasikan IPv6, bukan hanya izin, ISP juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli perangkat baru yang mendukung IPv6. 4. Kenapa kita tidak pindah ke IPv6 dimana panjang bitnya lebih besar? Menurut seorang pemilik ISP, penggantian IPv4 ke IPv6 tidak semudah yang dibayangkan. Sehingga, meskipun IPv6 memberikan kelonggaran bagi ISP serta jaminan keamanan yang lebih baik, namun tak menjadi daya tarik ISP untuk secara sukarela bermigrasi. IPv6 merupakan protokol Internet versi baru yang memiliki variasi alamat jauh lebih banyak dari versi sebelumnya. Protokol Internet versi baru tersebut memiliki tingkat keamanan tinggi sehingga cocok digunakan oleh perbankan dan lembaga keuangan. 5. Apakah ada versi IP setelah IPv6? Tidak ada, karena IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng) yang dapat menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address, bisa diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga belum akan habis 1995 – sekarang dan dimasa yang akan datang IPv6 Seiring dengan pertumbuhan Internet yang sangat pesat diseluruh dunia yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset dan perhitungan pakar IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi selanjutnya setelah IPv4, setelah pembahasan yang panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460. Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider, Internet Exchange Point, militer, dan Universitas. di Indonesia sendiri sudah dialokasikan 17 prefix IPv6 untuk berbagai organisasi, mobile operator, IXP, dan ISP. Berdasarkan statistic dari badan pengembangan dan penyedia tunnel broker SixXS (www.sixxs.net) hingga saat ini yang aktif hanya 7 prefix dari 7 ISP (indo.net, Indosatnet serta CBN, pesatNET, dll).