Uploaded by Nourma Yudhiaswari

Resume Management Accounting Chapter 10

advertisement
10.1 Project Cash Flow
Untuk mengevaluasi sebuah investasi, perusahaan harus memoerhitungkan
perubahan pada arus kas masuk dan menentukan apakah hal tersebut dapat
menambah nilai perusahaan. Langkah yang paling penting adalah arus kas yang
relevan.
Arus kas Relevan
Arus kas yang relevan adalah perubahan pada arus kas masuk keseluruhan dari
perusahaan di masa yang akan datang sebagai konsekuensi langsung dari keputusan
untuk berinvestasi. Arus kas yang relevan disebut dengan Incremental Cash Flow.
Incremental Cash Flow atau arus kas inkremental adalah perbedaan antara
perbedaan antara arus kas perusahaan dengan atau tanpa proyek investasi tersebut.
Stand Alone Principle
Pada praktiknya, rumit untuk menghitung total arus kas masa depan untuk
perusahaan dengan dan tanpa proyek investasi, terutama untuk perusahaan dengan
skala yang besar. Namun hal tersebut tidak harus dilakukan, perusahaan perlu
mengidentifikasi pengaruh pelaksanaan proyek yang diusulkan pada arus kas
perusahaan dan perlu fokus pada arus kas tambahan yang dihasilkan proyek. Konsep
ini yang disebut sebagai Stand Alone Principle.
Stand Alone Price menyatakan bahwa begitu perusahaan telah menentukan arus kas
tambahan dari pelaksanaan suatu proyek, perusahaan dapat melihat proyek itu
sebagai semacam "miniature perusahaan" dengan pendapatan dan biaya masa
depannya sendiri, asetnya sendiri, dan, arus kasnya sendiri. Perusahaan kemudian
dapat membandingkan arus kas dari minifirm ini dengan biaya untuk memperolehnya.
Konsekuensi penting dari pendekatan ini adalah bahwa perusahaan mengevaluasi
proyek yang diusulkan murni berdasarkan kemampuannya sendiri, terpisah dari
kegiatan atau proyek lain.
10.2 Incremental Cash Flow
Sunk Cost
Sunk Cost adalah biaya yang telah dibayarkan atau sudah menjadi kewajiban untuk
membayar. Biaya tersebut tidak dapat diubah oleh keputusan hari ini untuk menerima
atau menolak proyek. Dengan kata lain, perusahaan harus membayar biaya ini apa
pun yang terjadi. Berdasarkan definisi umum tentang arus kas tambahan, Sunk Cost
jelas tidak relevan dengan keputusan yang ada. Jadi,
perusahaan harus selalu
berhati-hati untuk mengecualikan sunk cost dari analisis.
Pernyataan bahwa sunk cost tidak relevan menjadikan mudah untuk menjadi mangsa
kekeliruan bahwa biaya sunk cost harus dikaitkan dengan sebuah proyek.
Sebagai contoh :
General Milk Company menyewa konsultan keuangan untuk membantu mengevaluasi
apakah lini susu cokelat harus diluncurkan. Ketika konsultan menyerahkan laporan,
General Milk keberatan dengan analisis tersebut karena konsultan tidak memasukkan
biaya konsultasi yang besar dan kuat sebagai biaya proyek susu coklat.
Dari perumpamaan di atas, biaya konsultasi adalah biaya hangus yang mana
harus dibayar terlepas dari apakah lini susu cokelat benar-benar diluncurkan
atau tidak.
Opportunity Cost
Ketika membicarkan biaya, biasanya adalah biaya out-of-pocket—yaitu biaya yang
mengharuskan perusahaan untuk benar-benar mengeluarkan sejumlah uang.
Opportunity Cost adalah jenis biaya yang berbeda dimana biaya ini menuntut
perusahaan untuk menghitung berapa biaya yang dirasakan perusahaan karena
melepaskan suatu manfaat. Situasi umum muncul di mana perusahaan sudah
memiliki beberapa aset yang akan digunakan oleh proyek yang diusulkan.
Sebagai contoh :
Misalnya, perusahaan berpikir untuk mengubah pabrik kapas pedesaan tua yang
perusahaan beli bertahun-tahun yang lalu seharga $100.000 menjadi kondominium
kelas atas.
Jika perusaahn melakukan proyek ini, tidak akan ada arus kas keluar langsung terkait
dengan pembelian pabrik lama karena sudah memilikinya. Untuk tujuan mengevaluasi
proyek kondominium, haruskah perusahaan memperlakukan pabrik sebagai “gratis”?
Jawabannya adalah tidak. Pabrik adalah sumber daya berharga yang digunakan oleh
proyek. Jika perusahaan tidak menggunakannya di sini, perusahaan bisa melakukan
sesuatu yang lain dengannya. Seperti apa? Jawabannya jelas, minimal perusahaan
bisa menjualnya. Menggunakan pabrik untuk kompleks kondominium memiliki biaya
peluang: melepaskan peluang berharga untuk melakukan sesuatu yang lain
dengan pabrik.
Setelah perusahaan setuju bahwa penggunaan pabrik memiliki biaya peluang,
mengingat
bahwa
perusahaan
membayar
$100.000,
perusahaan
harus
membebankan jumlah ini ke sunk cost.
Fakta bahwa perusahaan membayar $100.000 beberapa tahun yang lalu tidak
relevan. Biaya itu sudah dianggap hilang, biaya peluang yang perusahaan bebankan
pada proyek adalah apa yang akan dijual pabrik untuk hari ini (setelah dikurangi biaya
penjualan) karena ini adalah jumlah yang perusahaan berikan dengan menggunakan
pabrik sebagai gantinya.
Side Effect
Perlu diingat bahwa arus kas tambahan untuk suatu proyek mencakup semua
perubahan yang dihasilkan dalam arus kas masa depan perusahaan. Bukan hal yang
aneh jika sebuah proyek memiliki efek samping, atau limpahan, baik dan buruk.
Sebagai contoh :
Pada tahun 2017, waktu antara rilis film layar lebar dan rilis DVD telah menyusut
menjadi 17 minggu dibandingkan dengan 29 minggu pada tahun 1998, meskipun
beberapa studio memiliki waktu yang lebih singkat. Waktu rilis yang dipersingkat ini
disalahkan setidaknya sebagian dari penurunan penerimaan box office bioskop. Tentu
saja, para pengecer menyambut baik langkah tersebut karena hal itu dikreditkan
dengan meningkatnya penjualan DVD. Dampak negatif pada arus kas produk yang
ada dari pengenalan produk baru disebut erosi. Dalam hal ini, arus kas dari lini baru
harus disesuaikan ke bawah untuk mencerminkan keuntungan yang hilang di lini lain.
Dalam memperhitungkan erosi, penting untuk menyadari bahwa setiap penjualan
yang hilang sebagai akibat peluncuran produk baru mungkin tetap hilang karena
persaingan di masa depan. Erosi hanya relevan jika penjualan tidak akan hilang.
Efek samping muncul dalam banyak cara yang berbeda. Misalnya, salah satu
kekhawatiran The Walt Disney Company ketika membangun Euro Disney (sekarang
dikenal sebagai Disneyland Paris) adalah bahwa taman baru itu akan menguras
pengunjung dari taman Florida, tujuan liburan populer bagi orang Eropa.
Ada efek limpahan yang menguntungkan, tentu saja. Misalnya, Anda mungkin berpikir
bahwa Hewlett-Packard akan khawatir ketika harga printer yang dijual seharga $500
hingga $600 pada tahun 1994 turun menjadi di bawah $100 pada tahun 2017, tetapi
tidak demikian halnya. HP menyadari bahwa uang besar ada pada barang habis pakai
yang dibeli oleh pemilik printer agar printer mereka tetap berjalan, seperti kartrid inkjet, kartrid toner laser, dan kertas khusus. Margin keuntungan untuk produk ini cukup
besar.
Net Working Capital
Biasanya sebuah proyek akan mengharuskan perusahaan berinvestasi dalam modal
kerja bersih di samping aset jangka panjang. Misalnya, sebuah proyek umumnya
membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membayar biaya yang timbul. Selain itu,
sebuah proyek akan membutuhkan investasi awal dalam persediaan dan piutang
(untuk menutupi penjualan kredit). Beberapa pembiayaan untuk ini akan dalam bentuk
jumlah yang terutang kepada pemasok (utang usaha), tetapi perusahaan harus
menyediakan sisanya. Saldo ini merupakan investasi dalam modal kerja bersih.
Sangat mudah untuk mengabaikan fitur penting dari net working capital dalam
penganggaran modal. Saat proyek berakhir, persediaan dijual, piutang dikumpulkan,
tagihan dibayar, dan saldo kas dapat ditarik. Kegiatan ini membebaskan modal kerja
bersih yang awalnya diinvestasikan. Jadi investasi perusahaan dalam modal kerja
bersih proyek sangat mirip dengan pinjaman. Perusahaan memasok modal kerja di
awal dan memulihkannya menjelang akhir.
Financing Cost
Dalam menganalisis investasi yang diusulkan, parusahaan tidak akan memasukkan
bunga yang dibayarkan atau biaya pendanaan lainnya seperti dividen atau
pembayaran pokok karena perusahaan tertarik pada arus kas yang dihasilkan oleh
aset proyek. Adapun bunga yang dibayarkan merupakan komponen arus kas ke
kreditur, bukan arus kas dari aset.
Secara lebih umum, tujuan perusahaan dalam evaluasi proyek adalah untuk
membandingkan arus kas dari suatu proyek dengan biaya perolehan proyek itu untuk
memperkirakan NPV. Campuran tertentu dari hutang dan ekuitas yang sebenarnya
dipilih perusahaan untuk digunakan dalam pembiayaan proyek adalah variabel
manajerial dan terutama menentukan bagaimana arus kas proyek dibagi antara
pemilik dan kreditur. Ini bukan untuk mengatakan bahwa pengaturan pembiayaan
tidak penting namun hanyalah sesuatu yang harus dianalisis secara terpisah.
Other Issue
Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan.
1. Perusahaan hanya tertarik untuk mengukur arus kas. Adapun perusahaan
tertarik untuk mengukurnya ketika itu benar-benar terjadi, bukan ketika itu
bertambah dalam pengertian akuntansi;
2. Perusahaan selalu tertarik dengan arus kas setelah pajak karena pajak jelas
merupakan arus kas keluar. Faktanya, setiap kali perusahaan menulis arus kas
tambahan, yang perusahaan maksud adalah arus kas tambahan setelah pajak.
10.3 Pro Forma Financial Statement and Project Cash Flow
Pro Forma Financial Statement
Laporan keuangan proforma adalah cara yang nyaman dan mudah dipahami untuk
meringkas banyak informasi yang relevan untuk suatu proyek. Untuk menyiapkan
pernyataan-pernyataan ini, perusahaan memerlukan perkiraan kuantitas seperti
penjualan unit, harga jual per unit, biaya variabel per unit, dan total biaya tetap.
Perusahaan juga perlu mengetahui total investasi yang dibutuhkan, termasuk
investasi dalam modal kerja bersih.
Sebagai contoh :
Misalkan perusahaan akan menjual 50.000 kaleng penarik ikan hiu per tahun dengan
harga $4 per kaleng. Perusahaan membutuhkan biaya sebesar $2,50 per kaleng
untuk membuat atraktan, dan produk baru seperti ini biasanya hanya memiliki masa
pakai tiga tahun (mungkin karena basis pelanggan berkurang dengan cepat).
Perusahaan membutuhkan pengembalian 20 persen untuk produk baru.
Biaya tetap untuk proyek tersebut, termasuk hal-hal seperti sewa fasilitas produksi,
akan berjalan $17.430 per tahun. Selanjutnya, perusahaan perlu menginvestasikan
total $90.000 untuk peralatan manufaktur. Untuk penyederhanaan, perusahaan akan
mengasumsikan bahwa $90.000 ini akan disusutkan 100 persen selama tiga tahun
umur proyek. Biaya pemindahan peralatan kira-kira sama dengan nilai aktualnya
dalam tiga tahun, sehingga akan pada dasarnya tidak berharga berdasarkan nilai
pasar juga. Akhirnya, proyek akan membutuhkan investasi awal $20.000 dalam modal
kerja bersih, dan tarif pajaknya adalah 21 persen.
Pada tabel di atas, perusahaan mengatur proyeksi awal ini dengan terlebih dahulu
menyiapkan laporan laba rugi pro forma. Sekali lagi, perhatikan bahwa perusahaan
belum mengurangi biaya bunga. Ini akan selalu begitu. Seperti yang telah jelaskan
sebelumnya, bunga yang dibayarkan adalah beban keuangan, bukan komponen arus
kas operasi.
Perusahaan juga dapat menyiapkan serangkaian neraca singkat yang menunjukkan
kebutuhan modal untuk proyek seperti yang telah perusahaan lakukan. Di sini
perusahaan memiliki modal kerja bersih sebesar $20,000 setiap tahun. Aset tetap
adalah $90.000 pada awal umur proyek (Tahun 0), dan mereka menurun sebesar
$30.000 dalam depresiasi setiap tahun, berakhir pada nol. Perhatikan bahwa total
investasi yang diberikan di sini untuk tahun-tahun mendatang adalah nilai total buku,
atau akuntansi,—bukan nilai pasar.
Pada titik ini, perusahaan perlu mulai mengubah informasi akuntansi ini menjadi arus
kas. Perusahaan mempertimbangkan bagaimana melakukan ini selanjutnya.
Project Cash Flow
Untuk mengembangkan arus kas dari suatu proyek, perlu diingat bahwa arus kas dari
aset memiliki tiga komponen: Arus kas operasi, belanja modal, dan perubahan modal
kerja bersih. Untuk mengevaluasi sebuah proyek, atau minifirm, perusahaanperlu
memperkirakan masing-masingnya.
Setelah adanya perkiraan komponen arus kas, perusahaan akan menghitung arus kas
untuk minifirm sebagai berikut :
Project Cash Flow =
Project Operating Cash Flow
=
- Project Change in net working capital
=
- Project capital spending
Project Operating Cash Flow
Untuk menentukan arus kas operasi yang terkait dengan suatu proyek, pertama-tama
perlu diingat definisi arus kas operasi:
Arus kas operasi = Laba sebelum bunga dan pajak + Penyusutan – Pajak
Sekarang perusahaan memiliki proyeksi arus kas, perusahaan siap menerapkan
berbagai kriteria yang ditetapkan. Pertama, NPV pada pengembalian yang diminta
20 persen adalah:
NPV = $110.000 + 51.780∕1.2 + 51.780∕1.22 + 71.780∕1.23 = $10.648
Berdasarkan proyeksi ini, proyek ini menghasilkan lebih dari $10.000 dan harus
diterima. Juga, pengembalian investasi ini jelas melebihi 20 persen (karena NPV
positif pada 20 persen). Setelah beberapa percobaan dan kesalahan, perusahaan
menemukan bahwa IRR berhasil menjadi sekitar 25,8 persen.
Selain itu, jika diperlukan, perusahaan dapat menghitung pengembalian dan
pengembalian akuntansi rata-rata, atau AAR. Pemeriksaan arus kas menunjukkan
bahwa
pengembalian
proyek
ini
sedikit
di
atas
dua
tahun
(verifikasi bahwa itu sekitar 2,1 tahun).
Dari bab terakhir, perusahaan mengetahui bahwa AAR adalah pendapatan bersih
rata-rata dibagi dengan nilai buku rata-rata. Laba bersih setiap tahun adalah $21.780.
Rata-rata (dalam ribuan) dari empat nilai buku (dari Tabel 10.2) untuk total investasi
adalah ($110 + 80 + 50 + 20) ∕ 4 = $65. Jadi AAR adalah $21.780 / $65.000 = 0,3351,
atau 33,51 persen. Perusahaan telah melihat bahwa pengembalian investasi ini (IRR)
adalah sekitar 26 persen. Fakta bahwa AAR lebih besar menggambarkan lagi
mengapa AAR tidak dapat diartikan secara bermakna sebagai pengembalian suatu
proyek.
10.4
Lebih Lanjut tentang Proyeksi Arus Kas
Pada bagian ini, kita melihat lebih dekat beberapa aspek proyeksi arus kas. Secara
khusus, kita membahas net working capital proyek secara lebih rinci. Kita kemudian
memeriksa undang-undang pajak saat ini mengenai depresiasi. Akhirnya, kita bekerja
melalui contoh yang lebih terlibat dari keputusan investasi modal.
MELIHAT LEBIH DEKAT PADA NET WORKING CAPITAL
Dalam menghitung arus kas operasi, kita tidak secara eksplisit mempertimbangkan
fakta bahwa beberapa penjualan kita mungkin dilakukan secara kredit. Selain itu, kita
mungkin belum benar-benar membayar sebagian biaya yang ditampilkan. Dalam
kedua kasus tersebut, arus kas yang bersangkutan belum akan terjadi. Kita tunjukkan
di sini bahwa kemungkinan ini tidak menjadi masalah selama kita tidak lupa untuk
memasukkan perubahan net working capital dalam analisis kita. Diskusi ini
menekankan pentingnya dan efek dari melakukannya.
Misalkan selama tahun tertentu, proyek kita memiliki laporan laba rugi yang
disederhanakan berikut:
Depresiasi dan pajak adalah nol. Tidak ada aset tetap yang dibeli selama tahun
berjalan. Selain itu, kita asumsikan bahwa satu-satunya komponen net working capital
adalah piutang dan hutang. Jumlah awal dan akhir untuk akun-akun ini adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan informasi di atas, berapa total arus kas untuk tahun ini? Arus kas operasi
dalam kasus ini sama dengan EBIT karena tidak ada pajak atau depresiasi, yaitu
$190. Perhatikan bahwa net working capital turun sebesar $25. Artinya bahwa $25
dikeluarkan sepanjang tahun. Tidak ada belanja modal, sehingga total arus kas untuk
tahun tersebut adalah:
Total arus kas = Arus kas operasi - Perubahan NWC - Belanja modal
= $190 - (−25) 0
= $215
Sekarang, kita tahu bahwa total arus kas $215 ini merupakan "kas masuk" dikurangi
"kas keluar" untuk tahun ini. Oleh karena itu, kita dapat mengajukan pertanyaan yang
berbeda: Berapa pendapatan tunai selama setahun? Dan berapa biaya tunai yang
dikeluarkan?
Untuk menentukan pendapatan tunai, kita perlu melihat lebih dekat net working
capital. Sepanjang tahun, kita memiliki penjualan sebesar $500. Namun, piutang naik
$30 selama periode waktu yang sama. Kenaikan $30 memberi tahu kita bahwa
penjualan melebihi koleksi sebesar $30. Dengan kata lain, kita belum menerima uang
tunai dari $30 dari $500 dalam penjualan. Akibatnya, arus kas masuk kita adalah $500
- 30 = $470. Secara umum, pendapatan tunai adalah penjualan dikurangi
kenaikan piutang.
Arus kas keluar dapat ditentukan dengan cara yang sama. Kita menunjukkan biaya
$310 pada laporan laba rugi, tetapi hutang meningkat sebesar $55 sepanjang tahun.
Ini berarti bahwa kita belum membayar $55 dari $310, jadi biaya tunai untuk periode
tersebut hanya $310 - 55 = $255. Dengan kata lain, dalam kasus ini, biaya tunai
sama dengan biaya dikurangi kenaikan hutang usaha.
Dengan menggabungkan informasi ini, kita menghitung bahwa arus kas masuk
dikurangi arus kas keluar adalah $470 - 255 = $215, sama seperti sebelumnya.
Arus kas = Arus kas masuk - Arus kas keluar
= ($500 - 30) - (310 - 55)
= ($500 - 310) - (30 - 55)
= Arus kas operasi - Perubahan NWC
= $190 - (−25)
= $215
Secara lebih umum, contoh ini menggambarkan bahwa memasukkan perubahan net
working capital dalam perhitungan kita memiliki efek penyesuaian untuk perbedaan
penghitungan antara penjualan dan biaya dan penerimaan aktual dan pembayaran
aktual.
Penagihan Tunai dan Biaya
CONTOH 10.1
Untuk tahun yang baru saja selesai, Combat Wombat Telestat Co. (CWT) melaporkan
penjualan $998 dan biaya $734. Neraca awal dan akhir sebagai berikut:
Berdasarkan angka-angka di atas, apa yang dimaksud dengan arus kas masuk? Arus
kas keluar? Apa yang terjadi pada setiap akun? Apa itu arus kas bersih?
Penjualan adalah $998, tetapi piutang naik $10. Jadi penerimaan uang tunai adalah
$10 kurang dari penjualan, atau $988. Biaya adalah $734, tetapi persediaan turun
$20. Ini berarti bahwa kita tidak mengganti inventaris senilai $20, jadi biaya
sebenarnya dilebih-lebihkan dengan jumlah ini. Juga, hutang turun $30. Ini berarti
bahwa, secara bersih, kita benar-benar membayar pemasok kita $30 lebih banyak
daripada yang kita terima dari mereka, menghasilkan biaya yang lebih rendah sebesar
$30. Menyesuaikan peristiwa ini, kita menghitung bahwa biaya tunai adalah $734 - 20
+ 30 = $744. Arus kas bersih adalah $988- 744 = $244.
Terakhir, perhatikan bahwa net working capital meningkat sebesar $20 secara
keseluruhan. Kita dapat memeriksa jawaban kita dengan mencatat bahwa
perhitungan penjualan dikurangi biaya (= $998 - 734) adalah $264. Selain itu, CWT
menghabiskan $20 untuk net working capital, jadi arus kas bersihnya adalah $264 20 = $244, seperti yang kita hitung.
PENYUSUTAN
Seperti yang kita ketahui, penghitungan penyusutan adalah pengurang nonkas.
Depresiasi memiliki konsekuensi arus kas hanya untuk menentukan tagihan pajak.
Cara penyusutan dihitung untuk tujuan pajak adalah metode yang relevan untuk
keputusan investasi modal. Tidak mengherankan, prosedurnya diatur oleh undangundang perpajakan. Kita sekarang membahas beberapa spesifik dari sistem
penyusutan yang diberlakukan oleh Undang-Undang Reformasi Pajak tahun 1986.
Sistem ini merupakan modifikasi dari sistem accelerated cost recovery system C
(ACRS) yang dilembagakan pada tahun 1981.
Accelerated cost recovery system (ACRS) adalah Metode penyusutan berdasarkan
undang-undang pajak AS yang memungkinkan penghapusan aset yang dipercepat
berdasarkan berbagai klasifikasi.
Modified ACRS Depreciation (MACRS) Menghitung penyusutan biasanya mekanis.
Meskipun ada sejumlah ifs, ands, dan buts yang terlibat, ide dasar di bawah MACRS
adalah bahwa setiap aset ditetapkan ke kelas tertentu. Kelas aset ditetapkan umurnya
untuk tujuan pajak. Setelah umur pajak aset ditentukan, penyusutan untuk setiap
tahun dihitung dengan mengalikan biaya aset dengan persentase tetap. Nilai sisa
yang diharapkan (apa yang menurut kita akan bernilai aset ketika kita membuangnya)
dan umur ekonomis yang diharapkan (berapa lama kita mengharapkan aset tersebut
beroperasi) tidak secara eksplisit dipertimbangkan dalam perhitungan penyusutan.
Beberapa kelas penyusutan diberikan pada Tabel 10.6, dan persentase terkait (seperti
yang ditentukan oleh IRS) ditunjukkan pada Tabel 10.7.
Properti nyata bukan tempat tinggal, seperti gedung perkantoran, disusutkan selama
31,5 tahun dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Properti real
residensial, seperti gedung apartemen, disusutkan secara garis lurus selama 27,5
tahun. Tanah tidak dapat disusutkan.
Untuk mengilustrasikan bagaimana penyusutan dihitung, kita mempertimbangkan
sebuah mobil seharga $ 12.000. Mobil biasanya diklasifikasikan sebagai properti lima
tahun. Melihat Tabel 10.7, kita melihat bahwa angka yang relevan untuk tahun
pertama dari aset lima tahun adalah 20 persen. Dengan demikian, depresiasi pada
tahun pertama adalah $12.000 × 0,20 = $2.400. Persentase relevan pada tahun kedua
adalah 32 persen, jadi penyusutan pada tahun kedua adalah $12.000 × 0,32 = $3.840,
dan seterusnya. Perhitungan tersebut dapat kita rangkum sebagai berikut:
Perhatikan bahwa persentase MACRS berjumlah hingga 100 persen. Akibatnya, kita
menghapus 100 persen dari biaya aset, atau $12.000 dalam kasus ini.
Depresiasi Bonus Selama beberapa tahun sebelum tahun 2018, berbagai peraturan
dan regulasi perpajakan diberlakukan yang memungkinkan depresiasi “bonus”.
Berdasarkan Undang-Undang Protecting Americans from Tax Hikes (PATH) tahun
2015, besaran bonus pada tahun 2017 adalah 50%. Artinya adalah bahwa
perusahaan dapat mengambil pengurangan depresiasi sebesar 50% dari biaya pada
aset yang memenuhi syarat pada tahun pertama dan kemudian mendepresiasi 50%
sisanya menggunakan jadwal MACRS seperti yang dijelaskan di atas. Secara
signifikan, pada akhir 2017, Kongres mengesahkan Tax Cut and Jobs Act, yang
meningkatkan penyusutan bonus menjadi 100% untuk 2018, yang berlangsung
hingga akhir 2022. Setelah itu, turun 20% per tahun hingga mencapai nol setelah
2026. Implikasinya adalah bahwa sebagian besar perusahaan tidak akan
menggunakan
jadwal
MACRS
sampai
tahun
2023
kecuali
jika
mereka
menginginkannya (mengambil bonus penyusutan adalah opsional). Tentu saja,
undang-undang di masa depan dapat mengubah banyak hal.
Nilai Buku versus Nilai Pasar Dalam menghitung penyusutan menurut undangundang pajak saat ini, umur ekonomis dan nilai pasar masa depan dari aset tidak
menjadi masalah. Akibatnya, nilai buku suatu aset dapat berbeda secara substansial
dari nilai pasar sebenarnya. Misalnya, dengan mobil seharga $12.000, nilai buku
setelah tahun pertama adalah $12.000 dikurangi depresiasi tahun pertama sebesar
$2.400, atau $9.600. Nilai buku yang tersisa diringkas dalam Tabel 10.8. Setelah
enam tahun, nilai buku mobil tersebut adalah nol.
Misalkan kita ingin menjual mobil setelah lima tahun. Berdasarkan rata-rata historis,
itu akan bernilai katakanlah 25 persen dari harga pembelian, atau 0,25 × $12.000 =
$3.000. Jika kita benar-benar menjualnya untuk ini, maka kita harus membayar pajak
dengan tarif pajak penghasilan biasa atas selisih antara harga jual $3.000 dan nilai
buku $691,20. Untuk perusahaan dalam kurung 21 persen, kewajiban pajak akan
menjadi 0,21 × $2,308,80 = $484,85.
Alasan pajak harus dibayar dalam kasus ini adalah bahwa perbedaan antara nilai
pasar dan nilai buku adalah depresiasi "kelebihan", dan itu harus akan "direbut
kembali" ketika aset tersebut dijual. Artinya, ternyata, kita telah mendepresiasi aset
secara berlebihan sebesar $3.000- 691,20 = $2,308,80. Karena kita mengurangi
$2,308,80 terlalu banyak dalam depresiasi, kita membayar pajak $484,85 terlalu
sedikit, dan kita harus mengganti selisihnya.
Perhatikan bahwa ini bukan pajak atas keuntungan modal. Sebagai aturan umum
(walaupun kasar), keuntungan modal hanya terjadi jika harga pasar melebihi biaya
awal. Namun, apa yang merupakan dan apa yang bukan keuntungan modal pada
akhirnya tergantung pada otoritas perpajakan, dan aturan spesifiknya bisa rumit. Kita
akan mengabaikan pajak capital gain untuk sebagian besar.
Terakhir, jika nilai buku melebihi nilai pasar, maka selisihnya diperlakukan sebagai
kerugian untuk tujuan perpajakan. Misalnya, jika kita menjual mobil setelah dua tahun
seharga $4.000, maka nilai bukunya melebihi nilai pasar sebesar $1.760. Dalam
kasus ini, terjadi penghematan pajak sebesar 0.21 × $1.760 = $369.60.
Penyusutan MACRS
CONTOH 10.2
Staple Supply Co. baru saja membeli sistem informasi terkomputerisasi baru dengan
biaya terpasang sebesar $160.000. Komputer diperlakukan sebagai properti lima
tahun. Berapa biaya depresiasi tahunan? Berdasarkan nilai historis, kita berpikir
bahwa sistem tersebut hanya akan bernilai $10.000 ketika Staple menyingkirkannya
dalam empat tahun. Apa konsekuensi pajak dari penjualan? Berapa total arus kas
setelah pajak dari penjualan? Tunjangan penyusutan tahunan dihitung dengan
mengalikan $160.000 dengan persentase lima tahun yang ditemukan di Tabel 10.7:
Perhatikan bahwa kita juga telah menghitung nilai buku sistem pada akhir setiap
tahun. Nilai buku pada akhir Tahun 4 adalah $27.648. Jika Staple menjual sistem
seharga $10.000 pada saat itu, ia akan mengalami kerugian $17.648 (selisihnya)
untuk tujuan pajak. Kerugian ini tentu saja seperti depresiasi karena bukan merupakan
pengeluaran tunai. Apa yang sebenarnya terjadi? Dua hal. Pertama, Staple mendapat
$10.000 dari pembeli. Kedua, menghemat 0.21 × $17.648 = $3,706 dalam bentuk
pajak. Jadi, total arus kas setelah pajak dari penjualan adalah arus kas masuk
$13.706.
CONTOH: MAJESTIC MULSE AND COMPOST COMPANY (MMCC)
Pada titik ini, kita ingin sesuatu yang agak lebih melibatkan analisis capital budgeting.
Kita baru saja menambahkan beberapa detail dunia nyata (dan lebih banyak angka).
MMCC sedang menyelidiki kelayakan lini baru alat mulsa listrik yang ditujukan untuk
semakin banyak pembuat kompos rumahan. Berdasarkan percakapan eksplorasi
dengan pembeli untuk toko taman besar, MMCC memproyeksikan penjualan unit
sebagai berikut:
Mulcher listrik baru akan dijual seharga $ 120 per unit untuk memulai. Namun, ketika
persaingan menyusul setelah tiga tahun, MMCC mengantisipasi bahwa harga akan
turun menjadi $110.
Proyek pembangkit listrik akan membutuhkan net working capital sebesar $20.000 di
awal. Selanjutnya, total net working capital pada akhir setiap tahun akan menjadi
sekitar 15 persen dari penjualan untuk tahun itu. Biaya variabel per unit adalah $60,
dan total biaya tetap adalah $25.000 per tahun.
Biayanya sekitar $800.000 untuk membeli peralatan yang diperlukan untuk memulai
produksi. Investasi ini terutama pada peralatan industri, yang memenuhi syarat
sebagai properti MACRS tujuh tahun. Kita berasumsi tidak ada penyusutan bonus,
jadi kita menerapkan MACRS ke seluruh biaya. Peralatan tersebut sebenarnya akan
bernilai sekitar 20 persen dari biayanya dalam delapan tahun, atau 0,20 × $800.000
= $160.000. Tarif pajak yang relevan adalah 21 persen, dan pengembalian yang
diminta adalah 15 persen. Berdasarkan informasi ini, apakah MMCC harus
dilanjutkan?
Arus Kas Operasi Ada banyak informasi di sini yang perlu kita atur. Hal pertama yang
bisa kita lakukan adalah menghitung proyeksi penjualan. Penjualan pada tahun
pertama diproyeksikan sebesar 3.000 unit dengan harga masing-masing $120, atau
total $360.000. Angka-angka yang tersisa ditunjukkan pada Tabel 10.9.
Selanjutnya, kita menghitung penyusutan investasi $800.000 pada Tabel 10.10 (tidak
ada penyusutan bonus dalam kasus ini). Dengan informasi ini, kita dapat menyusun
laporan laba rugi pro forma, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 10.11. Dari sini,
menghitung arus kas operasi sangatlah mudah. Hasilnya ditunjukkan pada bagian
pertama Tabel 10.13.
Perubahan NWC Sekarang kita memiliki arus kas operasi, kita perlu menentukan
perubahan NWC. Dengan asumsi, kebutuhan net working capital berubah seiring
perubahan penjualan. Di setiap tahun, MMCC umumnya akan menambah atau
memulihkan sebagian net working capital proyeknya. Mengingat bahwa NWC dimulai
dari $20.000 dan kemudian meningkat menjadi 15 persen dari penjualan, kita dapat
menghitung jumlah NWC untuk setiap tahun seperti yang ditunjukkan pada Tabel
10.12. Seperti diilustrasikan, selama tahun pertama, net working capital tumbuh dari
$20.000 menjadi 0,15 × $360.000 = $54.000. Peningkatan net working capital untuk
tahun tersebut adalah $54.000 20.000 = $34.000. Angka yang tersisa dihitung dengan
cara yang sama.
Ingatlah bahwa peningkatan net working capital adalah arus kas keluar, jadi kita
menggunakan tanda negatif dalam tabel ini untuk menunjukkan investasi tambahan
yang dilakukan perusahaan dalam net working capital. Tanda positif menunjukkan net
working capital yang kembali ke perusahaan. Misalnya, $16.500 dalam NWC mengalir
kembali ke perusahaan di Tahun 6. Selama umur proyek, net working capital
mencapai puncaknya $108.000 dan menurun dari sana karena penjualan mulai
menurun.
Kita menunjukkan hasil untuk perubahan net working capital di bagian kedua dari
Tabel 10.13. Perhatikan bahwa pada akhir umur proyek, ada $49.500 net working
capital yang masih harus dipulihkan. Oleh karena itu, pada tahun lalu, proyek
mengembalikan $16.500 NWC selama tahun tersebut dan kemudian mengembalikan
sisa $49.500 pada akhir tahun, dengan total $66.000.
Pengeluaran Modal Kita harus memperhitungkan modal jangka panjang yang
diinvestasikan dalam proyek. Dalam hal ini, MMCC menginvestasikan $800.000 pada
Tahun 0. Dengan asumsi, peralatan ini akan bernilai $160.000 pada akhir proyek. Ini
akan memiliki nilai buku nol pada saat itu. Seperti yang telah kita diskusikan
sebelumnya, kelebihan $160.000 dari nilai pasar atas nilai buku ini dikenakan pajak,
sehingga hasil setelah pajak akan menjadi $160.000 × (1 - 0.21) = $126.400. Angkaangka ini ditunjukkan pada bagian ketiga dari Tabel 10.13.
Total Arus Kas dan Nilai Kita sekarang memiliki semua bagian arus kas, dan kita
menggabungkannya dalam Tabel 10.14. Jika kita perhatikan, Proyeksi arus kas setiap
tahun sama dengan arus kas dari aset yang kita hitung di Bab 3. Selain total Proyeksi
arus kas, kita telah menghitung arus kas kumulatif dan arus kas yang didiskontokan.
Pada titik ini, pada dasarnya adalah plug-and-chug untuk menghitung net present
value, tingkat pengembalian internal, dan pengembalian. Jika kita menjumlahkan arus
yang didiskontokan dan investasi awal, net present value (pada 15 persen) menjadi
$146,852. Hasilnya positif, sehingga berdasarkan proyeksi awal ini, proyek power
mulcher dapat diterima. Tingkat pengembalian internal, atau DCF, lebih besar dari 15
persen karena NPV positif. Hasilnya adalah 19,86 persen, sekali lagi menunjukkan
bahwa proyek tersebut dapat diterima.
Melihat arus kas kumulatif, kita dapat melihat bahwa proyek tersebut dibayar kembali
antara tiga dan empat tahun karena tabel menunjukkan bahwa arus kas kumulatif
menjadi positif pada saat itu. Seperti yang ditunjukkan, tahun pecahan menjadi
$209.116/$258.733 = 0,81, jadi pengembaliannya adalah 3,81 tahun. Kita tidak bisa
mengatakan apakah ini bagus atau tidak karena kita tidak memiliki patokan untuk
MMCC. Ini adalah masalah biasa dengan periode pengembalian.
Kesimpulan Ini melengkapi analisis awal DCF kita. Jika kita memiliki banyak
keyakinan dalam proyeksi kita, tidak ada analisis lebih lanjut yang harus dilakukan.
MMCC harus segera memulai produksi dan pemasaran. Hal ini tidak mungkin terjadi.
Penting untuk diingat bahwa hasil analisis kita adalah perkiraan NPV, dan kita
biasanya akan kurang percaya diri dalam proyeksi kita. Jadi masih diperlukan analisis
lebih lanjut. Topik ini akan dibahas pada bab berikutnya. Untuk saat ini, kita melihat
beberapa definisi alternatif dari arus kas operasi, dan kita menggambarkan beberapa
kasus berbeda yang muncul dalam ACRS.
10.5
Alternative Definitions Of Operating Cash Flow (Definisi Alternatif Arus
Kas Operasi)
Sebelum mengilustrasikan beberapa variasi, perlu dibahas fakta bahwa ada
perbedaan definisi arus kas operasi proyek yang umum digunakan, baik dalam praktik
maupun dalam konteks keuangan.
Pendekatan berbeda untuk arus kas operasi yang ada semuanya mengukur hal yang
sama. Jika digunakan dengan benar, semuanya menghasilkan jawaban yang sama.
Ketika berbicara tentang arus kas, yang dimaksudkan secara harfiah adalah dolar
yang masuk dikurang dolar yang keluar. Definisi yang berbeda dari jumlah operating
cash flow dengan cara yang berbeda dalam memanipulasi informasi dasar tentang
penjualan, biaya, depresiasi, dan pajak untuk mendapatkan arus kas.
Sebagai contoh, untuk proyek dan tahun tertentu yang sedang dipertimbangkan,
misalkan ada perkiraan sebagai berikut:
Penjualan = $1.500
Biaya = $700
Penyusutan = $600
Dengan perkiraan ini, EBIT adalah:
EBIT = Penjualan - Biaya - Penyusutan
= $1.500 700 600
= $200
Asumsi bahwa tidak ada bunga yang dibayarkan, sehingga tagihan pajaknya adalah:
Pajak = EBIT × TC
= $200 × 0,21 = $42
di mana TC, tarif pajak perusahaan, adalah 21 persen.
Ketika semua ini digabungkan, arus kas operasi proyek, OCF, adalah:
OCF = EBIT + Depresiasi Pajak
= $200 + 600 - 42 = $758
Ada beberapa cara lain untuk menentukan OCF yang bisa (dan sedang) digunakan.
PENDEKATAN BOTTOM-UP
Karena biaya pembiayaan, seperti bunga, diabaikan, dalam perhitungan OCF proyek,
pendapatan bersih proyek dapat ditulis sebagai:
Laba bersih proyek = EBIT - Pajak
= $200 - 42
= $158
Jika penyusutan ditambahkan ke kedua sisi, persamaan OCF menjadi:
OCF = Laba bersih + Penyusutan
= $158 + 600
= $758
Ini adalah pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up approach). Dimulai dengan laba
bersih akuntan dan menambahkan kembali potongan nontunai seperti depresiasi.
Penting untuk diingat bahwa definisi arus kas operasi sebagai laba bersih ditambah
penyusutan adalah benar hanya jika tidak ada beban bunga yang dikurangi dalam
perhitungan laba bersih.
Dengan menerapkan pendekatan ini pada proyek penarik hiu (shark attractant
project), pendapatan bersih adalah $21.780 dan penyusutan adalah $30.000, jadi
perhitungan dari bawah ke atas adalah:
OCF = $21.780 + 30.000 = $51.780
Ini persis sama dengan OCF yang dijelaskan sebelumnya.
PENDEKATAN TOP-DOWN
Cara yang paling jelas untuk menghitung OCF adalah:
OCF
= Penjualan - Biaya - Pajak
= $1.500 - 700 - 42 = $758
Di sini dimulai dari bagian atas laporan laba rugi dengan penjualan dan turun ke arus
kas bersih dengan mengurangkan biaya, pajak, dan pengeluaran lainnya. Item-item
nontunai seperti depresiasi tidak dihitung.
Untuk proyek penarik hiu, arus kas operasi dapat dihitung menggunakan pendekatan
top-down. Dengan penjualan $200,000, total biaya (tetap ditambah variabel) sebesar
$142,430, dan tagihan pajak $5,790, OCF adalah:
OCF = $200.000 142.430 5.790 = $51.780
Ini sama dengan OCF yang dijelaskan sebelumnya.
PENDEKATAN TAX SHIELD
Variasi ketiga dari definisi dasar tentang OCF adalah pendekatan tax shield.
Pendekatan ini akan berguna untuk beberapa masalah yang kita pertimbangkan di
bagian selanjutnya. Definisi tax shield dari OCF adalah:
OCF = (Penjualan Biaya) × (1 - TC) + Penyusutan × TC
di mana TC adalah tarif pajak perusahaan. Dengan asumsi bahwa TC = 21%, OCF
menjadi:
OCF
= ($1.500 700) × .79 + 600 × .21
= $632 + 126
= $758
Pendekatan ini melihat bahwa OCF memiliki dua komponen. Bagian pertama adalah
bagaimana arus kas proyek jika tidak ada biaya penyusutan. Dalam hal ini, arus kas
yang diharapkan adalah $632.
Bagian kedua dari OCF dalam pendekatan ini adalah pengurangan depresiasi
dikalikan dengan tarif pajak. Ini disebut perisai pajak depresiasi (depreciation tax
shield). Kita tahu bahwa depresiasi adalah pengeluaran nontunai. Satu-satunya efek
arus kas dari pengurangan depresiasi adalah mengurangi pajak. Pada tarif pajak
perusahaan 21 persen saat ini, setiap dolar dalam biaya penyusutan menghemat 21
sen pajak. Jadi, dalam contoh di atas, pengurangan depresiasi $600 mengamankan
$600 × 0,21 = $126 dalam bentuk pajak.
Untuk proyek penarik hiu yang telah kita bahas sebelumnya dalam bab ini, pelindung
pajak penyusutan akan menjadi $30.000 × .21 = $6.300. Nilai setelah pajak untuk
penjualan dikurangi biaya adalah ($200,000 - 142.430) × (1 .21) = $45.480.
Menambahkan ini bersama-sama menghasilkan nilai OCF:
OCF = $45.480 + 6.300 = $51.780
Perhitungan ini memverifikasi bahwa pendekatan tax shield benar-benar setara
dengan pendekatan yang digunakan sebelumnya.
KESIMPULAN
Semua pendekatan menghasilkan hasil yang sama, tetapi pendekatan yang berbeda
berguna dalam keadaan yang berbeda. Pendekatan terbaik untuk digunakan adalah
yang mana yang paling nyaman untuk masalah yang dihadapi.
10.6
Some Special Cases Of Discounted Cash Flow Analysis
Ada tiga kasus umum yang melibatkan analisis arus kas yang didiskontokan. Kasus
pertama melibatkan investasi yang terutama ditujukan untuk meningkatkan efisiensi
dan dengan demikian memotong biaya. Kasus kedua ketika sebuah perusahaan
terlibat dalam mengajukan penawaran kompetitif. Kasus ketiga muncul dalam memilih
antara opsi peralatan dengan umur ekonomis yang berbeda.
MENGEVALUASI PROPOSAL PEMOTONGAN BIAYA
Salah satu keputusan yang sering dihadapi adalah apakah akan meningkatkan
fasilitas yang ada agar lebih hemat biaya. Masalahnya adalah, apakah penghematan
biaya cukup besar untuk mengkompensasi pengeluaran modal yang diperlukan.
Misalnya, bagian dari proses produksi yang ada sedang dipertimbangkan untuk
diotomasi. Pembelian dan pemasangan peralatan yang diperlukan senilai $80.000.
Otomatisasi akan menghemat $22.000 per tahun (sebelum pajak) dengan
mengurangi biaya tenaga kerja dan material. Untuk menyederhanakannya,
asumsikan bahwa peralatan memiliki umur lima tahun dan disusutkan menjadi nol
dengan dasar garis lurus selama periode tersebut. Ini benar-benar akan bernilai $
20.000 dalam lima tahun. Haruskah perusahaan mengotomatisasi? Tarif pajak adalah
21 persen, dan tingkat diskonto adalah 10 persen.
Langkah pertama dalam membuat keputusan adalah mengidentifikasi arus kas
tambahan yang relevan. Pertama, menentukan belanja modal yang relevan cukup
mudah. Biaya awal adalah $80.000. Nilai sisa setelah pajak adalah $20.000 × (1 .21)
= $15.800 karena nilai buku akan menjadi nol dalam lima tahun. Kedua, tidak ada
konsekuensi modal kerja di sini.
Arus kas operasi adalah komponen ketiga yang perlu dipertimbangkan. Membeli
peralatan baru mempengaruhi arus kas operasi dalam dua cara. Pertama,
perusahaan menghemat $22.000 sebelum pajak setiap tahun. Dengan kata lain,
pendapatan operasional perusahaan meningkat sebesar $22.000, jadi ini adalah
pendapatan operasional proyek tambahan yang relevan.
Kedua, perusahaan memiliki pengurangan depresiasi tambahan. Dalam hal ini,
penyusutannya adalah $80.000∕5 = $16.000 per tahun.
Karena proyek memiliki pendapatan operasional sebesar $22.000 (penghematan
biaya sebelum pajak tahunan) dan pengurangan depresiasi sebesar $16.000,
mengambil proyek tersebut akan meningkatkan EBIT perusahaan sebesar $22.000
16.000 = $6.000. Ini adalah EBIT proyek.
Karena EBIT meningkat, pajak akan meningkat. Kenaikan pajak ini akan menjadi
$6.000 × 0,21 = $1.260. Dengan informasi ini, kita dapat menghitung arus kas operasi:
Jadi, arus kas operasi setelah pajak adalah $20.740.
Pertama, penghematan biaya meningkatkan pendapatan sebelum pajak sebesar
$22.000. Perusahaan harus membayar pajak atas jumlah ini, jadi tagihan pajak
meningkat sebesar 0,21 × $22.000 = $4.620. Dengan kata lain, penghematan
sebelum pajak $22.000 berjumlah $22.000 × (1 .21) = $17.380 setelah pajak.
Kedua, tambahan depresiasi $16.000 sebenarnya bukan arus kas keluar, tetapi
mengurangi pajak sebesar $16.000 × .21 = $3.360. Jumlah kedua komponen ini
adalah $17.380 + 3.360 = $20.740, seperti sebelumnya. $3.360 adalah pelindung
pajak depresiasi
Berdasarkan analisis di atas berikut adalah arus kas yang relevan
Pada 10 persen, NPV senilai $8.431, jadi perusahaan harus melanjutkan dan
mengotomatisasi.
MENENTUKAN HARGA PENAWARAN
Pemenang dalam pengajuan tawaran kompetitif untuk memenangkan suatu kontrak
adalah siapa pun yang mengajukan penawaran terendah.
Misalkan, perusahaan berada dalam bisnis membeli platform truk yang sudah
dibongkar dan kemudian memodifikasinya sesuai spesifikasi pelanggan untuk dijual
kembali. Distributor lokal telah meminta penawaran untuk lima truk modifikasi khusus
setiap tahun untuk empat tahun ke depan, dengan total 20 truk.
Perlu diputuskan berapa harga per truk yang akan ditawar. Tujuan dari analisis ini
adalah untuk menentukan harga terendah yang dapat
ditetapkan secara
menguntungkan. Ini memaksimalkan peluang untuk mendapatkan kontrak sambil
menjaga agar tidak underbid.
Misalkan masing-masing platform truk dapat dibeli seharga $10.000. Fasilitas yang
dibutuhkan dapat disewa dengan harga $24,000 per tahun. Biaya tenaga kerja dan
material untuk melakukan modifikasi tersebut sekitar $4,000 per truk. Total biaya per
tahun dengan demikian akan menjadi $24,000 + 5 × (10,000 + 4,000) = $94,000.
Perusahaan perlu menginvestasikan $60.000 untuk peralatan baru. Peralatan ini akan
disusutkan secara garis lurus ke nilai sisa nol selama empat tahun. Ini akan bernilai
sekitar $ 5.000 pada akhir waktu itu. Perusahaan juga perlu menginvestasikan
$40.000 dalam persediaan bahan mentah dan barang modal kerja lainnya. Tarif pajak
yang relevan adalah 21 persen. Berapa harga per truk yang harus di tawarkan jika
dibutuhkan pengembalian 20 persen atas investasi?
Pertama, lihat belanja modal dan investasi modal kerja bersih. Perusahaan harus
menghabiskan $60.000 hari ini untuk peralatan baru. Nilai sisa setelah pajak adalah
$5.000 × (1 .21) = $3.950. Selanjutnya, perusahaan harus menginvestasikan $40,000
hari ini dalam modal kerja. Perusahaan akan mendapatkan ini kembali dalam empat
tahun.
Arus kas operasi belum dapat ditentukan karena tidak tahu harga jualnya. Yang
dimiliki sejauh ini dapat digambarkan dengan timeline:
Harga serendah mungkin yang dapat ditetapkan secara menguntungkan akan
menghasilkan NPV nol pada 20 persen. Pada harga itu, perusahaan mendapatkan
persis 20 persen dari investasi.
Pertama-tama, perlu ditentukan arus kas operasi agar NPV sama dengan nol. Untuk
melakukan ini, nilai sekarang dari arus kas nonoperasional dihitung senilai $43.050
dari tahun lalu dan dikurangkan dari investasi awal $100.000:
$100.000 - 43.950∕1.204 = $100.000 21.195 = $78.805
Setelah hal tersebut dilakukan, timeline menjadi:
Seperti yang ditunjukkan oleh garis waktu, arus kas operasi sekarang menjadi jumlah
anuitas biasa yang tidak diketahui. Faktor anuitas empat tahun untuk 20 persen
adalah 2.58873, jadi kami memiliki:
NPV = 0 = $78.805 + OCF × 2.58873
Ini menyiratkan bahwa:
OCF = $78.805∕2.58873 = $30.442
Jadi arus kas operasi harus $30.442 setiap tahun
Permasalahan terakhir adalah mencari tahu berapa harga jual yang menghasilkan
arus kas operasi sebesar $30.442. Cara termudah untuk melakukannya adalah
dengan mengingat arus kas operasi dapat ditulis sebagai laba bersih ditambah
penyusutan (definisi bottom-up). Depresiasi di sini adalah $60,000∕4 = $15.000.
Mengingat ini, laba bersih dapat ditentukan:
Arus kas operasi
= Laba bersih + Penyusutan
$30.442
= Laba bersih + $15,000
Penghasilan bersih = $15.442
Naik ke atas ke laporan laba rugi. Jika laba bersih adalah $15.442, maka laporan laba
rugi adalah sebagai berikut:
Menghitung sales:
Laba bersih
= (Penjualan Biaya Penyusutan) × (1 TC)
$15.442
= (Penjualan $94.000 − $15.000) × (1 .21)
Penjualan = $15.442∕.79 + 94.000 + 15.000
= $128.546
Penjualan per tahun harus $128.546. Karena kontrak tersebut membutuhkan lima truk
per tahun, harga penjualannya harus $128.546 / 5 = $25.709. Jika dibulatkan, sekitar
$26.000 per truk. Pada harga ini, jika perusahaan mendapatkan kontrak,
pengembalian akan lebih dari 20 persen.
MENGEVALUASI PILIHAN PERALATAN DENGAN MASA MANFAAT YANG
BERBEDA
Pendekatan yang dianggap di sini diperlukan hanya ketika ada dua keadaan khusus.
Pertama, kemungkinan yang dievaluasi memiliki kehidupan ekonomi yang berbeda.
Kedua, perusahaan akan membutuhkan apa pun yang dibeli untuk waktu yang tidak
terbatas.
Contoh, dalam bisnis pembuatan subassemblies logam yang dicap. Setiap kali
mekanisme pengecapan habis, perusahaan harus menggantinya dengan yang baru.
Perusahaan sedang mempertimbangkan mana dari dua mekanisme stamping yang
akan dibeli.
Dibutuhkan $ 100 untuk membeli dan $ 10 per tahun untuk mengoperasikan mesin A.
Mesin harus diganti setiap dua tahun. Dibutuhkan $ 140 untuk membeli dan $ 8 per
tahun untuk mengoperasikan mesin B.Harus diganti setiap tiga tahun. Dengan
mengabaikan pajak, mana yang harus d pilih jika tingkat diskonto 10 persen?
Mesin A lebih murah untuk dibeli, tetapi biaya pengoperasiannya lebih mahal dan lebih
cepat aus.
Mesin A: PV = $100 + 10 / 1.1 + 10 / 1.12 = $117.36
Mesin B: PV = $140 + 8 / 1.1 + 8 / 1.12 + 8 / 1.13 = $159.89
Semua angka di sini adalah biaya, jadi semuanya memiliki tanda negatif. Sekilas
terlihat bahwa A lebih menarik karena PV biayanya lebih kecil. Namun, A secara
efektif menyediakan layanan stempel senilai dua tahun seharga $ 117,36, sedangkan
B secara efektif menyediakan layanan stempel senilai tiga tahun seharga $ 159,89.
Biaya ini tidak dapat dibandingkan secara langsung karena perbedaan masa manfaat.
Berapa jumlah yang dibayarkan setiap tahun selama masa pakai mesin yang memiliki
PV biaya yang sama?
Jumlah ini disebut equivalent annual cost (EAC).
Menghitung EAC melibatkan menemukan jumlah pembayaran yang tidak diketahui.
Misalnya, untuk Mesin A, perusahaan perlu mencari anuitas biasa dua tahun dengan
PV $117,36 pada 10 persen:
Faktor anuitas = (1 - 1/1.102) / .10 = 1.7355
Untuk Mesin A:
PV biaya =- $117,36 = EAC × 1,7355
EAC
= -$117,36 / 1,7355
= -$67.62
Untuk Mesin B:
Faktor anuitas = (1 - 1/1.103)/.10 = 2.4869
EAC untuk B:
PV biaya = -$159,89 = EAC × 2,4869
EAC
= -$159,89 / 2,4869
= -$64.30
Berdasarkan analisis ini, perusahaan harus membeli B karena secara efektif biayanya
$64,30 per tahun, lebih rendah dari A yang bernilai $67,62. Dalam hal ini, masa
manfaat yang lebih lama dan biaya operasi yang lebih rendah, lebih dari cukup untuk
mengimbangi harga pembelian awal yang lebih tinggi
Download