Uploaded by Rochdi Yanto

KODE ETIK 2019

advertisement
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
KODE ETIK
FISIOTERAPI INDONESIA
Dilengkapi dengan penjelasan dan pedoman
penegakan kode etik fisioterapi di Indonesia
1
Ikatan Fisioterapi Indonesia
Edisi 2019
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Salam sejahtera
Puji syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat-Nya, Ikatan
Fisioterapi Indonesia telah mampu menyelesaikan buku Kode
Etik Fisioterapi Indonesia.
Kodefikasi prinsip etik fisioterapi Indonesia ini
memiliki arti penting minimal dalam dua hal. Pertama, kode
etik ini menjadi fondasi utama ciri profesi profesional
fisioterapis di samping standar kompetensi dan standar
pelayanan. Dengan adanya kode etik ini maka profesi
Fisioterapi yang mendasarkan diri pada metodologi ilmiah
dapat dipertanggung jawabkan. Kedua, kode etik ini akan
menjadikan profesi Fisioterapi memiliki mekanisme kontrol
yang paling tinggi dalam pengabdiannya pada kehidupan
yaitu moral. Dengan implementasi kode etik ini maka
pelayanan fisioterapi adalah pelayanan yang profesional etis.
Sebagai profesional kita menyadari bahwa hubungan
profesi dengan klien, dengan profesi lain dan dengan
lingkungan kerja berkembang semakin kompleks. Budaya dan
nilai-nilai kehidupan yang terus berubah dengan cepat
memerlukan respon yang positif. Kita juga menyadari sering
kali norma hukum tidak cukup sempurna dalam menjaga
hubungan baik antar manusia dalam pergaulan sosial.
2
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Ketidak sempurnaan hukum itu bisa ditutup dengan
menjadikan kode etik sebagai acuan.
Kode Etik ini adalah edisi revisi dari kode etik yang
pertama dengan sistematika yang lebih rinci. Edisi ini tidak
saja mengatur mengenai sikap fisoterapis dalam hubungan
dengan pasien/klien dan lingkungan akan tetapi juga
mengatur bagaimana sikap seorang fisioterapi dalam
tanggung jawabnya pada pengembangan pengetahuan
melalui upaya pembelajaran sepanjang hayat dan upaya
pengabdian kepada masyarakat. Isi yang komprehensif ini
juga menunjukkan bahwa profesi fisioterapi sangat peka
pada situasi yang berkembang dalam lingkungannya.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada tim
yang telah menjalankan diskusi panjang dan melelahkan
hingga terwujudnya buku kode etik ini. Semoga kelelahan tim
ini akan terbayar dengan semakin baiknya profesi Fisioterapi
di Indonesia. Perbaikan dan penyempurnaan tentu akan
terus dilakukan di masa yang akan datang sebagai hasil
refleksi atas implementasi kode etik ini.
Wassalamu ‘alaikum Wr Wb
Moh. Ali Imron, SMPh ,S.Sos, M.Fis
Ketua umum Ikatan Fisioterapi Indonesia
3
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Assalamu’alaikum warohmatullahi
wabarokatuh.
Salam sejahtera
Puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena Kode Etik Fisioterapi Indonesia
telah diselesaikan walaupun perlu waktu yang panjang. Kode
Etik dan pedoman penegakan kode etik Fisioterapi disusun
untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan praktik Fisioterapi
di sarana pelayanan fisioterapi dan di institusi pendidikan
Fisioterapi, agar dalam pelayanan dan pembelajaran ilmu
pengetahuan, keterampilan dan perilaku etik fisioterapi
dapat berjalan dengan baik dan bertanggungjawab, berpusat
pada pasien, dan mengutamakan keselamatan serta
berdasarkan bukti klinis pasien.
Buku ini merupakan revisi dari buku kode etik
Fisioterapi yang telah disusun sebelumnya. Revisi perlu
dilakukan, karena ada beberapa hal yang perlu diakomodasi
agar dapat mendukung capaian kompetensi pelayanan dan
pembelajaran iptek fisioterapi. Oleh karena itu proses revisi,
selain memperhatikan capaian pelayanan dan pembelajaran
juga disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan berperilaku/beretika fisioterapi.
Dalam proses revisi kode etik dan pedoman
penegakan kode etik Fisioterapi kami melibatkan beberapa
narasumber dan pengurus Ikatan Fisioterapi Indonesia,
Kolegium dan Asosiasi pendidikan tinggi fisioterapi. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam perumusan Kode etik dan
pedoman penegakan kode etik Fisioterapi Indonesia ini.
4
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Kami berharap buku ini dapat disosialisasikan,
dipahami dan diamalkan untuk pedoman pelayanan dan
pembelajaran fisioterapi dalam praktik klinis Fisioterapi yang
berbasis etika, bertanggungjawab, bukti klinis, standar
pelayanan, mengutamakan keselamatan pasien/klien. Buku
ini agar dapat digunakan oleh seluruh fisioterapis dan
institusi pendidikan fisioterapi dalam meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan manusia yang beretika dan
dinamis.
Sanksi etika tidak kami harapkan terjadi, tetapi ada
pepatah mengatakan ”setinggi apapun ilmu pengetahuan
dan ketrampilan didapat/diterima masih ada kelemahan dan
kekilapan”. Sehingga harapan kami minimalkan kekurangan
dan kesalahan.
Dan akhirnnya kami ucapkan salam fisioterapi “Kami
Bisa”.
Wassalamu ‘alaikum Wr Wb.
Drs. Slamet Sumarno. SMPh. MFis
Ketua Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin
Fisioterapi Indonesia
5
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................... 2
Ketetapan Kongres Nasional Fisioterapi Indonesia XII ............ 7
Kode Etik Fisioterapi ................................................................ 8
Penjelasan Kode Etik Fisioterapi Indonesia ........................... 16
Pedoman Penegakan Kode Etik Fisioterapi Indonesia ........... 37
6
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Ketetapan Kongres Nasional Fisioterapi Indonesia XII
Nomor: 07/TAP/KONAS XII/V/2016
tentang
Majelis Kehormatan dan Disiplin Fisioterapi Indonesia
dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Kongres Nasional Fisioterapi Indonesia XII
Menimbang:
1.
Bahwa pelaksanaan Pasal 49 dan 50 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan perlu dibentuk Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi
Indonesia
2.
Bahwa pelaksanaan Pasal 49 dan 50 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan perlu mengatur organisasi dan tata kerja Majelis Kehormatan Etik dan
Disiplin Fisioterapi Indonesia
3.
Bahwa Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi Indonesia sebagai lembaga yang
otonom dari Ikatan Fisioterapi Indonesia dan independen dalam melaksanakan tugas
4.
Bahwa Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi Indonesia berfungsi untuk
penegakan disiplin fisioterapi Indonesia dalam menjalankan praktik Fisioterapi
5.
Perlu menetapkan Peraturan Ikatan Fisioterapi Indonesia tentang Organisasi dan Tata
Kerja Majelis Kehormatan Etik dan DisiplinFisioterapi Indonesia
Mengingat:
1.
Undang–undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2.
Undang–undang nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Fisioterapi Indonesia
Memperhatikan:
Sidang Pleno Kongres Nasional Fisioterapi Indonesia XII
Menetapkan
Memutuskan:
1.
Organisasi Dan Tata Kelola Majelis Kehormatan dan Disiplin Fisioterapi Indonesia akan
disusun bersama oleh IFI, Kolegium dan Majelis Kehormatan dan Disiplin Fisioterapi
Indonesia serta ditetapkan oleh PP IFI.
2.
Organisasi dan Tata Kelola Majelis Kehormatan dan Disiplin Fisioterapi Indonesia
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.
Hal-hal yang belum di atur dalam ketetapan ini akan diatur kemudian dengan peraturan
khusus yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi Indonesia sepanjang
tidak bertentangan dengan AD/ART
Ketetapan ini berlaku sejak di tetapkan
Ditetapkan di
Pada tanggal
7
: Denpasar
: 25 Mei 2016
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Kode Etik Fisioterapi
Mukadimah
Sejarah panjang peradaban dalam menyembuhkan penyakit
dari dalam tubuhnya diwarnai hubungan yang ada keraguan
kepercayaan antara penderita dan pemberi pengobatan. Dari
keraguan itu maka perlu ditumbuhkan sikap saling percaya. Lahirnya
konsep profesi menghilangkan keraguan itu. Dari lahirnya konsep
profesi ini lahirlah berbagai macam profesi di bidang kesehatan
salah satunya adalah Fisioterapis.
Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
Fisioterapi yang dengan ijin pemerintah berwenang melakukan
bentuk pelayanan kesehatan profesional yang ditujukan pada gerak
fungsional individu dan atau kelompok mencakup promotif,
preventif, restoratif, pemeliharaan dan wellness sepanjang rentang
kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis),
pelatihan fungsi dan komunikasi. Termasuk memberikan layanan
dalam keadaan di mana gerak fungsional terancam oleh penuaan,
cedera, nyeri, penyakit, gangguan, kondisi atau faktor lingkungan.
Hubungan antara Fisioterapis dan pasien atau klien sering
berjalan tidak seimbang. Seorang pasien dengan penyakit yang
menyertainya merasa lebih rendah dibanding dengan fisioterapis
yang memberikan pengobatan. Hubungan yang tidak seimbang ini
bisa menimbulkan kerugian pada salah satu pihak. Dalam upaya
menanggulangi kerugian akibat hubungan ini profesi membangun
upaya dalam dirinya dengan sumpah profesi dan etik profesi dalam
tanggung jawabnya.
8
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Kumpulan janji publik penuh keteladanan dan kesejawatan
tersebut kemudian dirumuskan oleh organisasi profesi dari negara
tempat berpijak pengabdian profesi menjadi norma etika dan
disiplin. Perumusan norma etika berdasarkan ajaran filsafat tentang
hubungan Profesi Fisioterapis-pasien mengedepankan nilai-nilai
tanggung jawab profesional, kesejawatan dan proporsionalitas
tugas dan jasa fisioterapi dalam keberlangsungan profesi di era
global.
Etika praktik fisioterapi yang dibakukan berfungsi sebagai
pedoman fisioterapis dalam bersikap, bertindak dan berperilaku
profesionalnya sehingga mudah dipahami, diikuti dan dijadikan
tolok ukur tanggung jawab pelayanan profesi. Norma profesi, selain
pelayanan kesehatan termasuk juga dalam lapangan pendidikan,
penelitian dan kegiatan sosial atau kesejawatan lainnya.
Penyusunan kode etik profesi ini didasarkan pada prinsip
prinsip dasar norma dan etika biomedik di antaranya prinsip
berbuat baik (Benevence), prinsip tidak merugikan (Non
Maleficence), menghargai otonomi (Autonomy) dan prinsip keadilan
(Justice)
Menyadari bahwa pada akhirnya semua pedoman etik
diharapkan akan menjadi penuntun perilaku sehari-hari setiap
fisioterapis sebagai pembawa nilai-nilai luhur profesi, pengamalan
etika fisioterapi yang dilandaskan pada moralitas kemanusiaan akan
menjadi tempat kebenaran “serba baik” dari manusia
penyandangnya. Para fisioterapis Indonesia selayaknya menjadi
model panutan bagi masyarakatnya.
Fisioterapis Indonesia seyogyanya memiliki keseluruhan
kualitas dasar manusia baik dan bijaksana, yaitu sifat Ketuhanan,
kemurnian niat, keluhuran budi, kerendahan hati, kesungguhan dan
9
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
ketuntasan kerja, integritas ilmiah dan sosial, serta kesejawatan dan
cinta Indonesia. Dari pancaran kualitas dasar tersebut pengamalan
nilai-nilai etik yang dijalankan profesi fisioterapi, akan menjadi
cahaya bagi peradaban dan budaya profesi di tanah air tercinta
Indonesia, pada situasi dan kondisi apapun, di manapun berada dan
sampai kapan pun nanti.
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dengan maksud
untuk lebih nyata menjamin dan mewujudkan kesungguhan dan
keluhuran Profesi Fisioterapi, Ikatan Fisioterapi Indonesia
membakukan dan membukukan nilai-nilai tanggungjawab
profesional profesi fisioterapi dalam suatu Kode Etik Fisioterapi
Indonesia, yang diuraikan dalam pasal-pasal berikut:
Pasal 1
Setiap fisioterapis wajib menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah dan atau janji profesi fisioterapi.
Pasal 2
Fisioterapis wajib menghormati hak-hak dan martabat manusia
Fisioterapis wajib menghargai hak dan martabat manusia
sebagai landasan dalam pelayanan profesional. Hubungan yang
terjadi antara fisioterapis dengan pasien/klien didasari sikap saling
percaya dan menghargai hak masing-masing.
Wajib menghargai hak pasien/klien untuk:
a. Mendapatkan layanan fisioterapi yang terbaik dan aman.
b. Mendapatkan perlindungan kerahasiaan.
c. Mendapatkan privasi dan martabatnya.
d. Mendapatkan informasi yang akurat.
e. Mendapatkan pendidikan kesehatan.
10
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
f.
Menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam pelayanan
Fisioterapi.
g. Memilih fisioterapis dalam pelayanan.
h. Menghentikan atau melanjutkan pelayanan Fisioterapi.
i. Mendapatkan pelayanan tanpa diskriminatif.
Pasal 3
Wajib bersikap tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kepada siapapun yang membutuhkan
Semua orang yang mencari jasa pelayanan fisioterapi
memiliki hak untuk mendapatkan layanan tanpa memandang usia,
jenis kelamin, ras, kebangsaan, agama, etnis, keyakinan, warna,
orientasi seksual, kecacatan, status kesehatan atau politik.
a. Fisioterapis wajib menegakkan moral dalam memberikan
pelayanan kepada yang membutuhkan tanpa membedakan
umur, jenis kelamin, suku/ras, kondisi, agama/kepercayaan,
politik dan status sosial ekonomi.
b. Fisioterapis wajib mempertimbangkan konsekuensi dari
keputusan yang dipilih bagi manusia dan masyarakat
c. Fisioterapis wajib menghargai adat istiadat/kebiasaan dari
pasien/kllen dalam memberikan pelayanan
d. Fisioterapis wajib untuk berkarya mendukung kebijakan
pelayanan kesehatan
Pasal 4
Wajib memberikan pelayanan profesional
berkompeten serta tanggung jawab
11
dengan
jujur,
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
a. Fisioterapis dalam mengemban tugas dan tanggung jawab yang
dipercayakan kepadanya wajib memanfaatkan keterampilan,
keahlian dan teknologi Fisioterapi secara aman.
b. Fisioterapis wajib menjamin bahwa pelayanan yang diberikan,
jenis, dosis, struktur organisasi dan alokasi sumber daya
dirancang untuk pelayanan yang aman dan berkualitas sesuai
dengan tuntutan kebutuhan manusia, masyarakat, kolega dan
profesi lain.
c. Fisioterapis wajib berperan aktif meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dilingkungannya.
d. Fisioterapis wajib mencari, menerima dan memberi informasi
dengan benar dan jujur.
e. Fisioterapis wajib menghindari praktik ilegal yang bertentangan
dengan kode etik profesi.
f. Fisioterapis wajib mencantumkan gelar secara benar untuk
menggambarkan status profesinya.
Pasal 5
Wajib mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya
memberikan pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi
a. Fisioterapis wajib memberikan pelayanan sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dapat dipertanggung
jawabkan
b. Fisioterapis dilarang melakukan aktivitas profesi yang dapat
merugikan pasien/klien, kolega atau masyarakat
c. Fisioterapis dalam berpraktik wajib sesuai standar pelayanan
praktik fisioterapi
d. Fisioterapis dalam mengambil keputusan wajib berdasarkan
kepada pengetahuan dan kehati-hatian
12
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
e. Fisioterapis wajib menyumbangkan gagasan, pengetahuan. dan
ketrampilan untuk memajukan profesi dan organisasi
f. Apabila fisioterapis memiliki keterbatasan kompetensi untuk
mengatasi kondisi tertentu, maka wajib:
1) Meminta konsultasi atau merujuk kepada Fisioterapis
dengan kompetensi yang lebih tinggi.
2) Meminta konsultasi atau merujuk kepada profesi lain yang
tepat.
g. Fisioterapis yang menerima permintaan konsultasi dan rujukan
maka wajib:
1. Mengembalikan kepada yang meminta konsultasi tanpa
melakukan intervensi.
2. Melakukan intervensi sesuai kompetensinya kepada pasien
yang di rujuk.
Pasal 6
Wajib menghargai hubungan multidispliner dengan
pelayanan kesehatan lain dalam pelayanan pasien/klien
profesi
Pasal 7
Wajib menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan kepadanya
kecuali untuk keselamatan jiwa dan kepentingan hukum/pengadilan
Pasal 8
Berhak dan wajib berperan aktif dalam perencanaan dan
pengembangan
a. Fisioterapis berhak dan wajib untuk melakukan dan
mendukung penelitian untuk perencanaan dan pengembangan.
13
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
b. Fisioterapis wajib memberikan dorongan dan dukungan kepada
sejawat dalam menyusun perencanaan pelayanan dan strategi
pengembangan.
Pasal 9
Fisioterapis wajib bertanggungjawab terhadap profesi dengan
penuh integritas
Pasal 10.
Fisioterapis wajib menunjukkan praktik fisioterapi secara otonom
dan independen, sesuai dengan kredensial.
a. Fisioterapis wajib melakukan pelayanan berdasarkan standar.
b. Fisioterapis wajib membuat penilaian profesional dalam
lingkup praktik fisioterapi yang aman dan sesuai tingkat
keahlian serta bertanggung jawab mandiri.
c. Fisioterapis
wajib
berlatih
sesuai
kompetensinya,
didokumentasikan sesuai standar dalam mempertahankan
pengembangan kompetensi.
d. Fisioterapis wajib melaksanakan strategi manajemen risiko dan
keamanan kerja dalam praktik fisioterapi untuk menjamin
keamanan pasien/klien dan staf.
e. Fisioterapis wajib memberikan arahan yang jelas dan tepat
dalam mendukung: rekan-rekan, staf, mahasiswa yang kurang
berpengalaman.
f. Fisioterapis wajib melakukan dokumentasi yang akurat dan
dapat dibaca catatan pasien/klien dan kemajuan.
g. Fisioterapis wajib memahami secara penuh dan mematuhi
etika dan hukum serta peraturan yang mengatur dan
dampaknya pada praktik fisioterapi di Indonesia.
14
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
h. Fisioterapis wajib melakukan praktik fisioterapi
kompetensinya berdasarkan kredensial fisioterapi.
sesuai
PENUTUP
Kode Etik Fisioterapi Indonesia merupakan kumpulan
peraturan etika profesi yang akan digunakan sebagai tolak ukur
perilaku ideal/optimal dan pencegah penyimpangan profesi
fisioterapi yang mengabdikan profesinya di Indonesia. Kode Etik
Fisioterapi Indonesia merupakan sistem norma, nilai dan aturan
profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar
dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik. Kode Etik
Fisioterapi menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan yang harus dilakukan, dan apa yang harus dihindari oleh
fisioterapis.
Diharapkan Kode Etik Fisioterapi Indonesia ini akan menjadi
acuan utama pengajaran, pelatihan dan percontohan etik di mana
pelayanan profesi fisioterapi dilaksanakan. Akhirnya dengan
mengucapkan puji syukur, Alhamdulilllahi robbal alamiin, Kode Etik
Fisioterapi Indonesia ini telah dapat disahkan oleh Kongres Nasional
Fisioterapi Indonesia XII di Bali 25 Mei 2016.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk,
bimbingan dan perlindungan kepada kita semua. Amin.
15
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
PENJELASAN KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
Pasal 1
Setiap fisioterapis wajib menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah dan atau janji profesi fisioterapi
Cakupan pasal:
Setiap fisioterapis wajib menjunjung tinggi, memahami, menghayati
dan mengamalkan sumpah dan atau janji profesi Fisioterapi dan
dilafalkan di depan publik saat selesai pendidikan fisioterapi.
a. Fisioterapis lulusan pendidikan fisioterapi Indonesia wajib
melafalkan Sumpah dan atau janji fisioterapi sebagaimana
dimaksud pada Pasal 1, di depan publik dan pimpinan
perguruan tinggi yang bersangkutan dan/atau Pengurus Ikatan
Fisioterapi Indonesia dan/atau Majelis Kehormatan Etik dan
Disiplin Fisioterapi Indonesia dalam acara angkat sumpah dan
atau janji fisioterapi.
b. Fisioterapis lulusan luar negeri dan/atau fisioterapis asing yang
hendak melakukan pekerjaan profesi fisioterapi di Indonesia
wajib melafalkan sumpah dan atau janji fisioterapi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 di depan publik dan/atau
ketua organisasi IFI cabang dan pejabat kesehatan setempat.
c. Fisioterapis yang belum melafalkan sumpah sebagaimana
dimaksud Pasal 1 wajib melafalkan sumpah.
d. Lafal sumpah dan atau janji sebagaimana dimaksud pada Pasal
1 sebagai berikut:
16
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Demi Allah saya bersumpah/Demi Tuhan saya berjanji:
1. Bahwa saya sebagai fisioterapis menjunjung tinggi martabat
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki hak-haknya untuk mencapai kesehatan dan
kesejahteraan setinggi-tingginya.
2. Bahwa saya sebagai fisioterapis menerima kepercayaan dari
pasien/klien dan melayaninya dengan segenap kemampuan,
tulus ikhlas demi kebaikan mereka.
3. Bahwa saya sebagai fisioterapis menjalankan profesi dengan
penuh tanggung jawab sesuai dengan etika dan standar profesi
kepada mereka yang membutuhkan.
4. Bahwa saya sebagai fisioterapis senantiasa menjunjung tinggi
martabat profesi.
Sumpah/janji yang saya ikrarkan ini saya lakukan dengan sunguhsungguh serta penuh keinsyafan dan tanggungjawab.
Penjelasan pasal
Lafal sumpah dan atau janji fisioterapi berdasarkan keputusan
Ikatan fisioterapi Indonesia dengan Ketetapan Kongres Nasional
Fisioterapi Indonesia XII nomor: 03/Tap/Konas XII/V/2016 Tentang
Kode Etik Fisioterapi Indonesia dan berlaku bagi fisioterapis yang
telah menyelesaikan pembelajaran praktik klinis sesuai ketentuan
yang berlaku. Untuk yang beragama Islam di bagian awal
mengucapkan: “Demi Allah saya bersumpah”. Untuk penganut
agama selain Islam mengucapkan “Demi Tuhan saya berjanji”.
Sesudah itu lafal sumpah dan atau janji diucapkan oleh setiap
fisioterapis secara sendiri-sendiri dipandu pengambil sumpah atau
janji.
Lafal sumpah atau janji fisioterapi yang dilafalkan pertama kali
dan satu-satunya seumur hidup di perguruan tinggi/fakultas atau
akademi fisioterapi setelah memperoleh ijazah fisioterapis
17
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
merupakan sumpah promisoris karena berisi janji publik fisioterapis
untuk mengawali praktik fisioterapi sebagai pengabdian profesinya.
1) Yang dimaksud dengan perguruan tinggi/fakultas atau akademi
fisioterapi di mana tempat fisioterapi tersebut menempuh
pendidikan formal pertama kali di Indonesia, meliputi Program
Diploma Tiga, Diploma Empat dan Profesi Fisioterapi termasuk
tempat proses pendidikan adaptasi bagi fisioterapi lulusan luar
negeri yang belum/tidak dapat menunjukkan bukti angkat
sumpahnya atau janji fisioterapis.
2) Berlaku bagi setiap fisioterapis yang tidak menempuh
pendidikan adaptasi yang tidak dapat menunjukkan bukti ia
telah melafalkan angkat sumpah dan atau janji fisioterapi di
perguruan tinggi asalnya.
3) Yang dimaksud anggota dan pengurus IFI adalah fisioterapis
yang mempunyai tanggungjawab moral terhadap profesi
fisioterapi Indonesia.
Mengucapkan sumpah dan atau janji fisioterapi demi kepentingan
publik dan telah diatur dalam UU no 36 tahun 2014 tenteng tenaga
kesehatan pasal: 44 ayat (3).
Pasal 2
Fisioterapis wajib menghormati hak-hak dan martabat manusia
Seorang fisioterapis wajib menghormati hak-hak dan martabat
manusia baik secara individu atau kelompok sebagai landasan
dalam pelayanan professional. Hubungan yang terjadi antara
fisioterapis dengan pasien/klien didasari sikap saling percaya dan
menghargai hak masing-masing.
Penjelasan:
18
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Sebagai wujud rasa rasa hormat terhadap hak dan martabat
manusia, dalam pelayanannya seorang fisioterapis wajib
memberikan hak-hak pasien/klien dengan mempertimbangkan:
a.
Layanan Fisioterapi Yang Terbaik Dan Aman
1) Seorang fisiopterapis wajib memberikan pelayanan
fisioterapi kepada pasien/klien yang sesuai standar mutu
dan aman dengan mempertimbangkan: persetujuan
pasien/klien (informed consent), berdasarkan bukti
(evidence based practice), kemampuan, ketrampilan yang
dimiliki serta berperilaku etik (competency) dan sesuai
kewenangannya.
2) Seorang fisioterapis wajib memberikan pelayanan
berdasarkan manajemen fisioterapi (input, procces,
output dan outcome).
3) Seorang fisioterapis dalam melakukan pelayanan
fisioterapi wajib menganalisa pasien/klien meliputi:
asesmen, diagnosa fisioterapi, perencanaan, intervensi
dan evaluasi/dokumentasi untuk pertimbangan mutu
terbaik.
4) Seorang fisioterapis dalam melakukan pelayanan
fisioterapi
wajib
mempertimbangkan
keamanan
pasien/klien termasuk indikasi dan kontraindikasi
pelayanan.
5) Merujuk pasien apabila seorang fisioterapis menangani
kasus di luar kompetensinya.
b.
Perlindungan kerahasiaan
1)Seorang fisioterapis wajib menjaga kerahasiaan pasien/klien
yang telah diberikan kepadanya dengan pertimbangan
19
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
etik dan hukum untuk melindungi privasi pasien/klien
kecuali dalam pengadilan sebagai informasi hukum demi
kepentingan publik.
2)Fisioterapis wajib mendapatkan persetujuan dari
pasien/klien sebelum memberikan informasi publik baik
lisan/tulisan: informasi elektronik dan hard copy atau
sesuai etik kesehatan yang berlaku.
3)Fisioterapi wajib melindungi privasi pasien/klien baik
berupa data informasi elektronik maupun non elektronik
sesuai peraturan perundangan dan peraturan kesehatan
yang berlaku di Indonesia; kecuali diminta oleh
pengadilan dalam kasus yang relevan.
4)Fisioterapis wajib menyampaikan informasi dengan tepat
tentang pasien atau klien terkait kesehatan mereka secara
konsisten berdasarkan undang-undang yang berhubungan
dengan privasi dan pedoman profesional tentang
kerahasiaan.
5)Fisioterapis wajib menyediakan lingkungan yang tepat untuk
melakukan konsultasi pribadi dan menjaga rahasia
pasien/klien dalam diskusi.
6)Fisioterapis wajib memastikan bahwa semua staf menyadari
kebutuhan etik untuk menghormati kerahasiaan dan
privasi pasien atau klien dan menahan diri dalam
membahas pasien atau klien dalam konteks nonprofesional.
7)Fisioterapis wajib mematuhi peraturan yang relevan,
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
persetujuan hak pasien atau klien
20
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
8)Fisioterapis wajib menggunakan proses persetujuan
(informed consent), termasuk dokumentasi resmi jika
diperlukan, untuk sosialisasi dan pertukaran ilmu
fisioterapi atau ilmu kesehatan dalam informasi
kesehatan.
9)Fisioterapis wajib memastikan bahwa penggunaan media
sosial dan elektronik-kesehatan konsisten dengan etika
praktisi dan kewajiban hukum untuk melindungi privasi.
10) Fisioterapis dilarang mempromosikan diri yang
bertentangan dengan peraturan dan undang-undang
kesehatan.
c. Privasi dan martabat pasien/klien
1)Pasien/klien berhak atas perlindungan terhadap pelayanan
yang tidak sesuai dan hanya menerima pelayanan yang
bermanfaat.
2)Pasien/klien berhak atas pelayanan fisioterapi yang aman,
menghargai privasi dan martabat.
3)Pasien/klien berhak atas pemanfaatan sumber daya yang
tersedia untuk yang terbaik dalam pemeliharaan
kesehatannya, sehingga bila dipandang perlu fisioterapis
dapat merujuk kepada pihak lain/profesi lain yang
berkompeten.
4)Pasien/klien mempunyai hak untuk
mendapatkan
ketenangan, kenyamanan dan percaya diri yang meliputi:
(a) Partisipasi dalam memutuskan pelayanan.
(b) Memberikan pendapat yang lain.
(c) Untuk berhenti dari pelayanan fisioterapi.
21
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
5)Pasien/klien mempunyai hak untuk komplain/mengadu bila
pelayanan fisioterapi tidak aman.
d. Informasi yang akurat
1) Seorang fisioterapis harus dapat dipercaya dan bersikap
empati dalam menyikapi hak informasi dan kebutuhan
pasien/klien
2) Fisioterapis wajib memberikan informasi yang jujur sesuai
data, fakta dan bukti yang obyektif untuk membuat
keputusan yang tepat, dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh pasien/klien.
3) Fisioterapi wajib memberikan informasi sesuai keahliannya,
kompetensi dan lingkup kewenangan.
4) Fisioterapis wajib memberikan informasi, konsultasi dan
rujukan dengan mengedepankan kerjasama dengan teman
sejawat yang lebih kompeten atau profesi lain untuk
kepentingan pasien/klien.
5) Fisioterapis wajib memberikan informasi berbasis data
terkait second opinion yang dianggap dapat menyelesaikan
masalah.
6) Privasi teman sejawat dalan memberikan informasi layanan
fisioterapi dan melindungi kerahasiaan pasien
7) Fisioterapis dalam membuat keputusan konsultasi dan atau
rujukan bekerjasama sesuai dengan kewenangan klinisnya:
ahli madya, sarjana terapan, profesi, dan spesialis.
e. Pendidikan kesehatan:
1) Fisioterapis wajib memberikan kontribusi pada pendidikan
fisioterapi professional.
22
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
2) Fisioterapis wajib berpartisipasi dalam pendidikan klinis
mahasiswa.
3) Fisioterapis wajib mendidik dan memberikan konsultasi
kesehatan lainnya sesuai kompetensinya.
4) Fisioterapis wajib berkontribusi terhadap pendidikan
masyarakat.
5) Fisioterapis wajib mendidik dan memberikan konsultasi
kepada konsumen, publik, organisasi kemasyarakatan, klub
dan asosiasi mengenai tujuan, manfaat tidak terbatas pada
peran; kewenangan fisioterapi sesuai kompetensinya.
6) Fisioterapis wajib memberikan edukasi tentang hal-hal yang
dapat memperingan atau memperberat kondisinya.
f.
Menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam
pelayanan Fisioterapi.
1) Pasien/klien berhak menerima, memilih atau menolak
rencana fisioterapi yang diberikan.
2)Pasien/klien berhak menghentikan atau melanjutkan
intervensi fisioterapi.
3)Pasien/klien berhak mengajukan keberatan terhadap
intervensi fisioterapi yang dianggap merugikan dirinya.
g. Pasien/klien berhak memilih fisioterapis dalam pelayanan.
h. Menghentikan atau melanjutkan pelayanan fisioterapi.
i. Mendapatkan pelayanan tanpa diskriminatif.
Fisioterapis wajib berlaku hormat tanpa memandang usia,
jenis kelamin, ras, kebangsaan, agama, etnis, sosial atau status
ekonomi, orientasi seksual, kondisi kesehatan atau disabilitas.
23
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Pasal 3. Cukup jelas.
Pasal 4. Cukup jelas.
Pasal 5. Cukup jelas.
Pasal 6
Wajib menghargai hubungan multidispliner dengan
pelayanan kesehatan lain dalam pelayanan pasien/klien
profesi
Penjelasan:
Fisioterapi harus:
a. Terlibat dalam komunikasi yang efektif dan bekerja sama
dengan rekan-rekan tenaga kesehatan profesional lainnya dan
lembaga untuk mencapai optimal hasil bagi pasien/klien.
b. Merujuk pasien/klien secara tepat waktu ketika kebutuhan
mereka berada di luar lingkup praktik atau tingkat keterampilan
fisioterapi.
c. Berkolaborasi dengan penyedia layanan lainnya demi
kebutuhan pasien/klien
d. Dalam merujuk fisioterapis wajib memberi informasi tentang
hasil penilaian dan pengobatan yang telah dilakukan.
e. Berperilaku hormat dalam komunikasi profesional kepada
kolega dan profesional kesehatan lainnya.
Pasal 7
Wajib menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan kepadanya
kecuali
untuk
keselamatan
jiwa
dan
kepentingan
hukum/pengadilan.
24
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Penjelasan:
a. Fisioterapis
dilarang
memberikan
Informasi tentang
pasien/kIien kepada orang atau pihak tanpa persetujuan
pasien/kien/kuasa hukumnya
b. Dalam penelitian dilarang mencanturnkan identitas pasien,
kecuali ada persetujuan dari yang bersangkutan.
c. Fisioterapis boleh menyampaikan informasi pasien/klien bila
mengancam jiwa sesorang dan kepentingan hukum.
Pasal 8
Berhak dan wajib memberikan kontribusi dalam perencanaan dan
pengembangan.
Penjelasan:
Fisioterapis wajib ikut serta dalam membuat:
- Penelitian untuk perencanaan dan pengembangan.
- Perencanaan pelayanan dan strategi pengembangan.
- Rencana regulasi komisariat atau organisasi fisioterapi.
Pasal 9
Fisioterapis wajib bertanggungjawab terhadap profesi dengan
penuh integritas
Penjelasan:
Fisioterapi wajib:
a. Melakukan manajeman pelayanan fisioterapi yang diberikan.
b. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesi secara
terus menerus.
c. Bekerjasama dengan teman sejawat dan profesi kesehatan
lainnya.
d. Menjaga kehormatan dan kesehatan dirinya.
25
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Fisioterapi dilarang:
a. Mempromosikan diri kecuali papan nama dan waktu praktik.
b. Mengambil alih pasien konsulan atau merubah pendelegasian.
Pasal 10
Fisioterapis wajib menunjukkan praktik fisioterapi secara otonom
dan independen, sesuai dengan kredensial
Penjelasan:
a. Fisioterapi wajib melakukan pelayanan berdasarkan standar.
Standar yang dimaksud adalah pedoman pelayanan dan
panduan praktik klinis.
b. Fisioterapi wajib membuat penilaian profesional dalam lingkup
praktik fisioterapi yang aman dan sesuai tingkat keahlian serta
bertanggung jawab mandiri.
c. Fisioterapi
wajib
berlatih
sesuai
kompetensinya,
didokumentasikan sesuai standar dalam mempertahankan
pengembangan kompetensi.
d. Fisioterapi wajib menggabungkan strategi manajemen risiko dan
keamanan kerja dalam praktik fisioterapi untuk menjamin
keamanan pasien/klien dan staf.
e. Wajib memberikan arahan yang jelas dan tepat dalam
mendukung rekan-rekan, staf, mahasiswa yang kurang
berpengalaman.
f. Wajib melakukan dokumentasi yang akurat dan dapat dibaca
catatan pasien / klien dan kemajuan.
g. Wajib memahami secara penuh dan mematuhi etika dan hukum
serta peraturan yang mengatur dan dampaknya pada praktik
fisioterapi di Indonesia.
h. Wajib melakukan praktik fisioterapi sesuai kompetensinya
berdasarkan kredensial fisioterapi.
26
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
PEDOMAN PENEGAKAN KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
Menimbang
: Bahwa untuk malaksanakan ketentuan
dalam Kode Etik fisioterapi Indonesia sesuai
Ketetapan Kongres Nasional Fisioterapi
Indonesia
XII
Nomor:
03/Tap/Konas
XII/V/2016 Tentang Kode Etik Fisioterapi
Indonesia
Mengingat
:
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan.
3. PMK 65 tahun 2015 tentang Standar
Pelayanan Fisioterapi
4. PMK 80 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan
dan
Praktik
Fisioterapis.
5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Ikatan Fisioterapi Indonesia.
6. Standar Kompetensi Fisioterapi
7. Panduan Praktik Klinis Fisioterapi
Memperhatikan: Hasil Rapat Muker IFI
Menetapkan
Memutuskan
: Pedoman penegakan kode etik fisioterapi
Indonesia
37
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
BAB I
BAGIAN I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
a. Kode etik fisioterapi adalah sekumpulan norma/nilai-nilai
yang dibuat oleh Ikatan Fisioterapi Indonesia yang wajib
dipatuhi seluruh anggota fisioterapi dalam menjalankan
aktivitas keprofesiannya berdasarkan kompetensinya
agar terjamin profesionalismenya.
b. Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan fisioterapi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (PMK 65 tahun 2015) dan
diberikan wewenang profesi melakukan pelayanan
fisioterapi.
c. Pengurus pusat adalah Badan eksekutif tertinggi Ikatan
Fisioterapi Indonesia.
d. Pengurus daerah adalah Badan eksekutif daerah di
tingkat propinsi atau kota.
e. Pengurus cabang adalah Badan eksektuif cabang di
tingkat Kabupaten atau Kota.
f. Etika fisioterapis adalah perilaku fisioterapis dalam
perbuatan yang didasari ilmu pengetahuan (knowledge)
dan sikap (attitude) untuk menentukan apa yang benar
dan baik.
g. Pelanggaran etik adalah setiap sikap ucapan dan atau
perbuatan yang bertentangan dengan kode etik
Fisioterapi.
38
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
h. Pelapor adalah setiap orang atau badan yang
menyampaikan laporan pengaduan mengenai sesuatu
dugaan pelanggaran etik.
i. Terlapor adalah fisioterapis yang diduga melakukan
pelanggaran terhadap kode etik.
j. Konfirmasi adalah tindakan meminta informasi untuk
menjelaskan sesuatu laporan pengaduan kepada pelapor.
k. Klarifikasi adalah tindakan meminta penjelasan atau
keterangan lebih lanjut kepada terlapor, pimpinan
komisariat fisioterapi dan/atau pihak terkait lainnya
untuk memperjelas indikasi suatu dugaan pelanggaran
kode etik.
l. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh tim pemeriksa dengan dengan cara meminta
keterangan kepada pelapor, terlapor, saksi-saksi dan
pihak-pihak terkait lainnya, dalam mendapatkan
dokumen-dokumen terkait, barang bukti dan observasi
lapangan yang dihimpun dan kemudian dianalisa guna
memberikan keyakinan kepada tim pemeriksa tentang
terbukti atau tidaknya suatau dugaan pelanggaran.
m. Tim Pemeriksa adalah tim yang dibentuk oleh pengurus
cabang dan atau pusat bersama Majelis Kehormatan Etik
dan Disiplin Fisioterapi Indonesia (MKDFI) yang
berwenang untuk melksanakan pemeriksaan terhadap
suatu dugaan pelanggaran.
n. Sanksi adalah sanksi administratif yang dikenakan kepada
fisioterapis yang terbukti melakukan pelanggaran kode
etik.
39
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
o. Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi
Indonesia (MKDFI) adalah forum penilaian laporan
dugaan pelanggaran kode etik fisioterapis.
p. Penghentian sementara adalah pembekuan keanggotaan
dan hak profesi fisioterapi dengan jangka waktu tertentu
sampai ada ketetapan hukum dalam rangka proses
pembinaan.
q. Penghentian sebagai anggota IFI adalah pencabutan
keanggotaan, penarikan STR dan SIP.
BAGIAN II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud Pedoman Penegakan Kode etik ini sebagai acuan
dalam rangka menegakkan kode Etik Fisioterapi
Indonesia.
(2) Tujuan Pedoman Penegakan Kode etik ini untuk
menciptakan kepastian dan kesepahaman dalam
penerapan Kode Etik Fisioterapi Indonesia.
BAGIAN III
PRINSIP-PRINSIP
Pasal 3
a. Pedoman Penegakan Kode Etik ini didasarkan pada
prinsip-prinsip:
1. Independensi keadilan
2. Praduga tidak bersalah
40
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
b.
c.
d.
e.
2019
3. Penghargaan terhadap profesi Fisioterapi dan
keadilan
4. Tranparans
5. Akuntabilitas
6. Kehati-hatian dan kerahasiaan
7. Obyektif
8. Efektif dan Efisien
9. Perlakuan yang sama
10. Kemitraan
Prinsip independensi keadilan dimaksudkan bahwa
dalam proses penegakan kode etik, tim pemeriksa bebas
dari keberpihakan.
Prinsip praduga tidak bersalah dimaksudkan bahwa
terlapor yang diperiksa berkaitan dengan adanya dugaan
pelanggaran dianggap tidak bersalah sampai dengan
dinyatakan bersalah dan dijatuhi sanksi administratif
berdasarkan keputusan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
Prinsip penghargaan terhadap profesi fisioterapi dan
lembaga kehormatan etik fisioterapi dimaksudkan bahwa
kegiatan pengawasan dan penanganan dugaan
pelanggaran dilaksanakan sedemikian rupa agar sedapat
mungkin tidak mencederai kewibawaan fisioterapis dan
MKDFI.
Prinsip transparansi dimaksudkan bahwa masyarakat
dapat selalu mengakses, baik secara aktif maupun secara
pasif, informasi publik yang berkaitan dengan kegiatan
pengawasan dan penanganan dugaan pelanggaran.
41
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
f.
2019
Prinsip akuntabilitas dimaksudkan bahwa dalam setiap
kegiatan pengawasan dan penanganan dugaan
pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku fisioterapis,
setiap pemangku pelaksana MKDFI berkewajiban
mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan/atau
kebijakan eksternal kepada masyarakat.
g. Prinsip kehati-hatian dan kerahasiaan dimaksudkan
bahwa setiap kegiatan pemeriksaan yang berkaitan
dengan dugaan pelanggaran kode etik dan pedoman
perilaku fisioterapis dilakukan secara hati-hati dan
hasilnya bersifat rahasia.
h. Prinsip obyektivitas dimaksudkan bahwa setiap kegiatan
pengawasan dan penanganan dugaan pelanggaran kode
etik dan pedoman perilaku fisioterapis didasarkan pada
kriteria dan parameter yang jelas.
i. Prinsip efektifitas dan efisienis, dimaksudkan bahwa
pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran kode etik dan
pedoman perilaku fisioterapi dilakukan secara tepat
waktu dan tepat sasaran sesaui dengan ketentuan yang
belaku.
j. Prinsip perlakuan yang sama dimaksudkan bahwa dalam
penanganan pelanggaran kode etik dan pedoman
perilaku fisioterapi, pelapor dan terlapor memiliki hak
dan diberi kesempatan yang sama.
k. Prinsip kemitraan dimaksudkan bahwa dalam pengadilan
hukum dan MKDFI bekerja sama dan saling mendukung
dalam pengawasan dan penanganan dugaan pelanggaran
kode etik dan pedoman perilalku fisioterapi.
42
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
BAB II
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 4
Kewajiban dan larangan bagi fisioterapi dijabarkan dalam
kode etik fisioterapi terdiri dari 10 prinsip kode etik dan
pedoman perilaku fisioterapi yaitu:
a. Berlaku disiplin (Pasal 5)
b. Menghargai hak pasien (pasal 6)
c. Belaku adil (pasal 7)
d. Profesional dan jujur (pasal 8)
e. Arif dan bijaksana (pasal 9)
f. Berintegrasi tingi (pasal 10)
g. Bertanggungjawab (Pasal 11)
h. Pengembangan Pelayanan (pasal 12)
i. Menjunjung tingi harga diri. (pasal 13)
j. Bersikap mandiri (pasal 14)
Pasal 5
Berlaku disiplin
Setiap fisioterapis wajib menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah dan atau janji profesi fisioterapi.
a. Fisioterapis wajib bertindak disiplin tinggi berdasarkan
norma-norma atau kaidah-kaidah yang luhur untuk
mengemban amanah serta kepercayaan masyarakat
untuk memperoleh kesehatan gerak dan fungsi tubuh.
b. Fisioterapis wajib berlaku disiplin agar terbentuknya
pribadi yang tertib dalam melaksanakan tugas, ikhlas
dalam pengabdian dan berusaha untuk menjadi teladan,
serta tidak menyalahgunakan amanah yang dipercayakan
43
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
kepadanya sesuai apa yang telah diikrarkan dalam
sumpah atau janji profesi.
Pasal 6
Menghargai hak pasien
Fisioterapis wajib menghormati hak-hak dan martabat
manusia
Fisioterapi wajib menghargai hak dan martabat
manusia sebagai landasan dalam pelayanan profesional.
Hubungan yang terjadi antara fisioterapis dengan
pasien/klien didasari sikap saling percaya dan menghargai
hak masing-masing. Fisioterapis wajib menghargai hak
pasien/klien untuk:
a. Mendapatkan layanan fisioterapi yang terbaik dan
aman
b. Mendapatkan perlindungan kerahasiaan
c. Mendapatkan privasi dan martabatnya
d. Mendapatkan informasi yang akurat
e. Mendapatkan pendidikan kesehatan
f. Menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam
pelayanan Fisioterapi
g. Memilih fisioterapis dalam pelayanan.
h. Menghentikan atau melanjutkan pelayanan Fisioterapi.
i.
Mendapatkan pelayanan tanpa diskriminatif
Pasal 7
Berlaku adil
Wajib bersikap tidak diskriminatif dalam memberikan
pelayanan kepada siapapun yang membutuhkan.
Semua orang yang mencari jasa pelayanan fisioterapi
memiliki hak untuk mendapatkan layanan tanpa memandang
44
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
usia, jenis kelamin, ras, kebangsaan, agama, etnis, keyakinan,
warna, orientasi seksual, kecacatan, status kesehatan atau
politik.
a. Fisioterapis wajib mempunyai moral untuk memberikan
pelayanan kepada yang membutuhkan tanpa
membedakan umur, jenis kelamin, suku/ras, kondisi,
agama/kepercayaan, politik dan status sosial ekonomi.
b. Fisioterapis wajib mempertimbangkan konsekuensi dari
keputusan yang dipilih bagi manusia dan masyarakat
c. Fisioterapis wajib menghargai adat istiadat/kebiasaan
dari pasien/kllen dalam memberikan pelayanan
d. Fisioterapis wajib untuk berkarya mendukung kebijakan
pelayanan kesehatan
Pasal 8
Profesional dan jujur
Wajib memberikan pelayanan profesional dengan jujur,
berkompeten serta tanggung jawab
a. Fisioterapis dalam mengemban tugas dan tanggung
jawab
yang
dipercayakan
kepadanya
wajib
memanfaatkan keterampilan, keahlian dan teknologi
Fisioterapi secara aman.
b. Fisioterapis wajib menjamin bahwa pelayanan yang
diberikan, jenis, dosis, struktur organisasi dan alokasi
sumber daya dirancang untuk pelayanan yang aman dan
berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan manusia,
masyarakat, kolega dan profesi lain.
c. Fisioterapis wajib berperan aktif meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dilingkungannya.
45
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
d. Fisioterapis wajib mencari, menerima dan memberi
informasi dengan benar dan jujur.
e. Fisioterapis wajib menghindari praktik ilegal yang
bertentangan dengan kode etik profesi.
f. Fisioterapis wajib mencantumkan gelar secara benar
untuk menggambarkan status profesinya.
Pasal 9
Arif dan Bijaksana
Wajib mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya
memberikan pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi.
a. Fisioterapis wajib memberikan pelayanan sesuai dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang dapat dipertanggung
jawabkan
b. Fisioterapis dilarang melakukan aktivitas profesi yang
dapat merugikan pasien/klien, kolega atau masyarakat
c. Fisioterapis dalam berpraktik wajib sesuai standar
pelayanan praktik fisioterapi
d. Fisioterapis dalam mengambil keputusan wajib
berdasarkan kepada pengetahuan dan kehati-hatian
e. Fisioterapis
wajib
menyumbangkan
gagasan,
pengetahuan. dan ketrampilan untuk memajukan profesi
dan organisasi
f. Apabila fisioterapis memiliki keterbatasan kompetensi
untuk mengatasi kondisi tertentu, maka wajib:
1. Meminta konsultasi atau merujuk kepada Fisioterapis
dengan kompetensi yang lebih tinggi.
2. Meminta konsultasi atau merujuk kepada profesi lain
yang tepat.
46
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
g. Fisioterapis yang menerima permintaan konsultasi dan
rujukan maka wajib:
1. Mengembalikan kepada yang meminta konsultasi
tanpa melakukan intervensi.
2. Melakukan intervensi sesuai kompetensinya kepada
pasien yang di rujuk.
Pasal 10
Berintegrasi
Wajib menghargai hubungan multidispliner dengan profesi
pelayanan kesehatan lain dalam pelayanan pasien/klien.
Pasal 11
Bertanggungjawab
Wajib menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan
kepadanya kecuali untuk keselamatan jiwa dan kepentingan
hukum/pengadilan.
Pasal 12
Pengembangan Pelayanan
Wajib memberikan kontribusi dalam perencanaan dan
pengembangan.
a. Fisioterapis mempunyai hak dan wajib untuk melakukan
dan mendukung penelitian untuk perencanaan dan
pengembangan
b. Fisioterapis wajib memberikan dorongan dan dukungan
kepada sejawat dalam menyusun perencanaan
pelayanan dan strategi pengembangan.
47
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
Pasal 13
Menjunjung tinggi harga diri
Fisioterapis wajib bertanggungjawab terhadap
dengan penuh integritas
2019
profesi
Pasal 14.
Kemandirian
Fisioterapis wajib menunjukkan praktik fisioterapi secara
otonom dan independen, sesuai dengan kredensial
a. Fisioterapis wajib melakukan pelayanan berdasarkan
bukti terbaik yang tersedia.
b. Fisioterapis wajib membuat penilaian profesional dalam
lingkup praktik fisioterapi yang aman dan sesuai tingkat
keahlian serta bertanggung jawab mandiri.
c. Fisioterapis wajib berlatih sesuai kompetensinya,
didokumentasikan
sesuai
standar
dalam
mempertahankan pengembangan kompetensi.
d. Fisioterapis wajib menggabungkan strategi manajemen
risiko dan keaman kerja dalam praktik fisioterapi untuk
menjamin keamanan pasien/klien dan staf.
e. Fisioterapis wajib memberikan arahan yang jelas dan
tepat dalam mendukung: rekan-rekan, staf, mahasiswa
yang kurang berpengalaman.
f. Fisioterapis wajib melakukan dokumentasi yang akurat
dan dapat dibaca catatan pasien/klien dan kemajuan.
g. Fisioterapis wajib memahami secara penuh dan
mematuhi etika dan hukum serta peraturan yang
mengatur dan dampaknya pada praktik fisioterapi di
Indonesia.
48
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
h. Fisioterapis wajib melakukan praktik fisioterapi sesuai
kompetensinya berdasarkan kredensial fisioterapi.
BAB III
YURISDIKSI
Pasal 15
Dalam melakukan pengawasan mejelis kehormatan etik dan
disiplin fisioterapi Indonesia atau komisi yurisdiksi dan/atau
Ikatan Fisioterapi Indonesia dapat menyatakan benar atau
salahnya pertimbangan yurisdis dan substansi fisioterapis
berdasarkan Kode Etik Fisioterapi Indonesia.
Pasal 16
Pemeriksaan atas dugaan pelanggaran terhadap pasal lima
(5) sampai dengan pasal lima belas (15) yang merupakan
implementasi dari kewajiban/keharusan atau larangan
pelayanan fisioterapi dalam praktik klinis dilakukan
pemeriksaan oleh Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin
Fisioterapi Indonesia dan/atau bersama Ikatan Fisioterapi
Indonesia.
Pasal 17
a. Dalam menerima laporan dugaan pelanggaran kode etik
fisioterapi Indonesia yang juga pelanggaran hukum acara
Ikatan Fisioterapi Indonesia dapat mengusulkan kepada
Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi
Indonesia untuk ditindak lanjuti.
b. Dalam hal Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin
Fisioterapi Indonesia menilai hasil penelaahan laporan
masyarakat yang diusulkan oleh Ikatan Fisioterapi
49
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
Indonesia sebagaimanan yang dimaksud ayat (1) tidak
layak ditindak lanjuti Majelis Kehormatan Etik dan
Disiplin Fisioterapi Indonesia memberitaukan kepada
Ikatan Fisioterapi Indonesia paling lama 20 (dua puluh)
hari sejak telaah diterima.
c. Dalam hal Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin
Fisioterapi Indonesia menilai hasil penelaahan laporan
masyarakat yang diusulkan oleh Ikatan Fisioterpi
Indonesia sebagaimana yang dimaksud ayat (1) layak
ditindak lanjuti Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin
Fisioterapi Indonesia memberitahukan saran dan
keputusan kepada Ikatan Fisioterapi Indonesia paling
lama enam puluh (60) hari sejak telah diterima.
BAB IV
SANKSI
Pasal 18
a. Sanksi terdiri dari:
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
b. Sanksi Ringan terdiri dari:
1. Tegoran lisan
2. Tegoran tertulis
3. Pernyataan tidak mengulangi lagi secara tertulis.
c. Sanksi Sedang terdiri dari:
1. Pelaksanaan praktik dalam pengawasan.
50
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
2. Pencabutan hak praktik sementara paling lama 6
bulan.
3. Pencabutan hak praktik sementara paling lama satu
(1) tahun
d. Sanksi berat bila ada keputusan pengadilan tetap terdiri
dari:
1. Pencabutan hak anggota ikatan fisioterapi indonesia
sementara
2. Pencabutan hak anggota ikatan fisioterapi indonesia
Pasal 19
SANKSI FUNGSIONAL
a. Sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 19 berlaku untuk
semua fisioterapis fungsional.
b. Sanksi untuk lingkungan pegawai negri sipil; TNI dan Polri
dengan mempertimbangkan kode etik pegawai negri
sipil, TNI dan Polri.
Pasal 20
TIM YURISDIKSI
Yang berwenang menjatuhkan sanksi adalah komisi yuridiksi
terdiri dari:
a. Unit komisariat: Personalia, Kepegawaian yang ditunjuk
Lembaga RS.
b. Pengurus IFI cabang atau pusat yang ditunjuk.
c. Anggota MKDFI atau yang ditunjuk.
51
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2019
Pasal 21
KEPUTUSAN SANKSI
Keputusan penjatuhan sanksi ringan dinyatakan secara
tertulis disampaikan oleh yang berwenang menghukum
terlapor.
Keputusan penjatuhan sanksi sedang dan berat
dinyatakan secara tertulis dan disampaikan kepada
terlapor melalui rapat tim yuridiksi oleh ketua yuridiksi
atas nama Ikatan fisioterapi indonesia.
Keputusan penjatuhan sanksi pelanggaran kode etik dan
pedoman perilaku fisioterapis tidak dapat diajukan
keberatan.
Sanksi berlaku sejak tanggal disampaikan keputusan oleh
pejabat yuridiksi kode etik yang berwenang.
Apabila fisioterapis yang dijatuhi sanksi tidak hadir pada
waktu penyampaian keputusan, maka keputusan ini
berlaku pada hari ke tiga puluh terhitung mulai tanggal
ditentukannya
keputusan
untuk
menyampaikan
keputusan tindakntersebut.
Setiap keputusan penjatuhan sanksi kepada fisioterapis
diberikan tembusan kepada IFI dan lembaga institusi
terlapor
BAB VI
PENUTUP
Pasal 22
Pedoman ini berlaku sejak ditetapkan oleh Mukernas
Fisioterapi 27 Mei 2019 di Jakarta. Agar setiap orang dan
52
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA
2019
atau fisioterapis mengetahui dan mensosialisasikan kepada
masyarakat dan menjadi pedoman pelanggaran etik
fisioterapi Indonesia oleh Ikatan fisioterapi indonesia.
Jakarta, 27 Mei 2019
Majelis Kehormatan Etik dan Disiplin Fisioterapi Indonesia
Ikatan Fisioterapi Indonesia
53
Download
Study collections