1. Mengapa Seleksi Karyawan Itu penting Tujuan dari seleksi karyawan adalah untuk mencapai kesesuain orang-pekerjaan. Yang berarti menyesuaikan pengetahuan (knpwledge, keterampilan (skills), Kemampuan (abilities), dan kompetensi. Menyeleksi karyawan yang tepat adlaah penting untuk 3 alasan utama : kinerja, biaya, dan kewajiban hukum a. Karyawan dengan keterampilan yang tepat akan berkinerja lebih baik untuk anda dan perusahaan. Karyawan tanpa keterampilan ini atau yang kasar atau menyulitkan tidak akan berkinerka secara efektif yang akan berefek pada profitabilatas perusahaan. b. Biaya adalah penting karena merekrut dan mempkerjakan karyawan biayanya besar. Bahkan, mempekerjakan dan melatih pegawai administrasi dapat membutuhkan biaya $5.000 atau lebih. c. Kewajiban hukum ini penting karena perekrutan yang buruk mempunyai konsekuensi hukum. Satu contoh dari kewajiban hukum yaitu Perekrutan lalai yang berarti mempekerjakan karyawan dengan catatan kriminal atau permasalahn lain yang kemudian menggunakan akses ke rumah pelanggan untuk melakukan tindakan kriminal. 2. Dasar- Dasar Pengetesan dan Penyeleksian Karyawan Tes pada dasarnya adalah sampel dari prilaku seseorang. Dengan menggunakan alat seleksi dengan asumsi alat tersebut dapat diandalakan dan vaild. a. Reliabilitas Adalah persyaratan pertama dari alat seleksi dan menunjuk pada konsistensinya. Yang dimana jika seseorang mendapatkan nilai 90 pada sebuah tes inteligensi pada hari senin dan 130 ketika dites ulang pada hari selasa, maka dari hasil tersebut kita tidak akan mempunyai keyakinan besar pada tes tersebut. Tes Penilaian Skolastik merupakan salah satu tes untuk mengukur reliabilitas. sebagai contoh seorang psikolog memasukan 10 pertanyaan pada sebuah tes dan myakini bahwa kesemuanya mengukur minat untuk bekerja di luar ruang. Anda memberika tes tersebut dan kemudian secara statistik menganilisi sejauh mana respos terhadap 10 pertanyaan ini bervariasi secara bersamaan. Terdapat banyak yang menyebabkan tes tidak reliabel. Penyebab ini meliputi kondisi fisik, perbedaan dalam peserta tes, dan perbedaan dalam orang yang memberikan tes tersebut. karena mengukur reliabilitas umumnya melbiatkan perbandingan dua ukuran, maka hal yang biasa dilakukan untuk menilai reliabilitas suatu tes yaitu dengan koefisien reliabilitas. b. Validitas Validitas ini merujuk pada ketepatan dari kesimpulan yang dapat kita tarik berdasarkan pada tes tersebut. sebuah tes seleksi harus valid karena tanpa bukti adanya validitaas, tidak terdapat alasan logis atau yang dibenarkan secara hukum untuk terus menggunakannya untuk menyaring pelamar kerja. Dalam memberikan tes, teradapat beberapa cara menunjukan validitas suatu tes : i. Validitas kriteria Melibatkan ditunjukkannya secara statistis hubungan antara nilai pada suatu prosedur seleksi dan kinerja dari suatu sampel pekerja, yang berarti mereka mendapatkan hasil yang baik pada tes dan juga berhasil dalam pekerjaan.\ ii. Validasi isi Adalah demonstrasi bahwa isi dari suatu prosuder seleksi representatif terhadap aspek penting dari kinerja pada pekerjaan. Prosuder dasar yang dimaksud adalah dengan mengidentifikasi tugas pekerjaan yang kritis bagi kinerja, dan kemudia secara acak memilih sampel dari tugas tersebut untuk di tes. iii. Validitas gagaasan Demonstrasi bahwa suatu prosuder mengukut suatu gagasan abstrak seperti moral atau kejujuran dan bahwa gagasan tersebut penting untuk kinerja yang berhasil. • Dalam menggunakan tes atau hasil tes harus mengetahui hal mengenai validasi. Jadi kita dapat memhami dengan lebih baik cara menggunakan dan menerjemahkan hasilnya. Proses validasi terdiri atas lima langkah : 1) Menganalisis Pekerjaan. Langkah pertama yaitu menganilisis pekerjaan dan menulis deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaanya. Tujuannya adalah untuk menentukan ciri-ciri manusia dan keterampilan yang ada yakini dibutuhkan untuk kinerja, serta mendefinisikan apakah itu keberhasilan pada pekerjaan karena keberhasilan inilah yang kita inginkan dari prediksi. 2) Memilih Tes Memutuskan bagaimana cara mengetesnya. Pemberi kerja biasanya mendasarkan pilihan ini pada pengalaman, riset sebelumnya, dan ‘tebakan terbaik’. Mereka biasanya memilih tes dan mengombinasikan menjadi sekumpulan tes. Kumpulan tes tersebut bertujuan untuk mengukur sekumpulan peramal, seperti keagresifan, ekstroversi, dan kemampuan numerik. Tidak kalah pentinya juga kita harus menggunakan tes dengan cara yang konsisten dengan hukum pekerjaan setara, dan dengan cara yang etis dan melindungi privasi tes. 3) Memberikan tes Langkah berikutnya adalah memberikan tes tersebut kepada karyawan yang memgang pekerjaan, yang kemudian akan dibandingkan nilai tes mereka dengan kinerja mereka sekarang (validasi bersamaan). Keuntungannya adalah bahwa dara pada kinerjanya telah tersedia. Kerugiannya adalah bahwa karyawan sekarang mungkin tidak representatif dari pelamar baru. Validasi prediktif adalah cara kedua dan lebih dapat diandalkan. Disini anda memberikan tes tersebut kepada pelamar seblum mempekerjakannya, kemudian setelah mereka bekerja selama beberapa waktu, ukurlah kinerja mereka dan bandingkan dengan nilai tes awal. 4) Hubungkan Nilai Tes dan Kriteria Anda Disini pastikan bahwa terdapat hubungan antara nilai tes dengan kinerja. mtode yang biasa dilakukan adalah dengan menentukan hubungan antara nilai pada tes dan kinerja pekerjaan dengan menggunakan analisis kriteria. 5) Validasi silang dan revalidasi Sebelum menggunakan tes tersebut kita ingin mengeceknya dengan melakukan validasi silang, yaitu dengan sekali lagi melakukan langkah 3 dan 4 pada sampel karyawan baru. Paling sedikit, lakukan tes tersebut secara berkala. • Siapa yang menilai tes tersebut? Beberapa tes seperti 16PF Personality Profile dinilai dan ditafsirkan secara profesional. Jadi, Wonderlic, INC. mengizinkan pemberi kerja untuk memberika 16PF. Pemberi kerja kemudian mengirimkan lembar jawabannya melalui faks atau hasil pindaian kepad Wonderlic, yang akan menilai profil kandidiat tersebut. psikolog dapat dengan mudah menilai banyak tes psikologis daring atau dengan menggunakan peranti lunak berbasis windows. Namun, manajer dapar dengan mudah menilai banyak tes. • Bias Pemberi kerja seharusnya tidak menggunakan tes yang bias dalam proses seleksi. sebagai contoh suatu tes IQ dapat memberikan ukuran valid mengenai kemampuan kognitif untuk orang kelas menengah berkulit putih, tetapi untuk minoritas kemampuannilai tersebut tergantung pada apakah mereka mengenal baik kultur kelas menengah. • Analisis utilitas Analisis utilitas menunjukan sejauh mana peningkatan mutu jika menggunakan tes dan jika tidak menggunakan tes. informasi yang meliputi misalnya validitas dari ukuran seleksi, ukuran kinerja pekerjaan, nilai tes rata-rata pelamar, biaya mengetes pelamar, dan jumlah pelamar yang dites dan disleksi • Generalisasi validitas Generasi validitas merujuk pada sejauh mana bukti dari validitas suatu ukuran yang didapatkan dalam satu situasi dapat digeneralisasi ke situasi lainnya tanpa studi lebih maju. • Hak individual pesesrta tes dan keamanan tes Hak hak peserta tes dibawah standar untuk tes kependidikan dan psikologis American Pychological Association yang memandu psikolog tetapi tidak dapat ditegakkan secara hukum yaitu : o Kerahasiaan hasil tes o Pemberitahuan persetujuan menganai penggunaan hasil-hasilnya o Hanya orang-orang yang memenuhi syarat yang menginterpretasikan nilai- nilai tersebut yang mendapatkan akses terhadap hasilnya o Tes tersebut adil. 3. Jenis-jenis Tes a. Tes Kemampuan Kognitif • Tes Intelegensi (IQ) Tes Intelegensi merupakan tes kemampuan intelektual umum untuk mengukur serangkaian kemampuan, meliputi daya ingat, perbendaharaan kata, kefasihan verbal, dan kemampuan numeric. Nilai IQ orang dewasa merupakan kegiatann yang mencerminkan sejauh mana orang tersebut berada di atas atau di bawah “rata-rata” nilai intelegensi orang dewasa • Kemampuan kognitif khusus Tes Kemampuan kognitif khusus mengukur kemampuan mental spesifik seperti pemikiran deduktif, pemahaman verbal, daya ingat, dan kemampuan numeric. Tes ini digunakan untuk mengetes pemhaman pelamar mengenai prinsip mekanisme dasar. Tes ini kerap kali disebut sebagai tes bakat karena ditujukan untuk mengukur bakat untuk pekerjaan terkait. Tes ini biasa digunakan untuk menyeleksi pelamar seperti desainer atau teknisi. b. Tes Kemampuan Motorik dan Fisik Tes Kemampuan Motorik mengukur ketangkasan jari, ketangkasan manual dan (jika mempekerjakan pilot) waktu reaksi. Tes fisik meliputi kekuatan statis seperti mengangkat beban, kekuatan dinamis seperti pull-up, koordinasi tubuh seperti lompat tali, dan stamina c. Mengukur Kepribadian dan Minat Tes kepribadian merupakan tes yang mengukur aspek-aspek dasar pelamar seperti introvensi, stabilitas, dan motivasi. Psikolog industry acap kali berfokus pada dimensi kepribadian “lima besar” meliputi ekstraversi, stabilitas emosional/neurotisisme, keramahan, kehati-hatian, dan keterbukaan terhadap pengalaman Apakah kepribdian dapat memprediksi kinerja? Hasil tes kepribadian acap kali memang berkorelasi dengan kinerja. Sebagai contohnya, sifat kepribadian kehati-hatian meramalkan kinerja yang paling konsisten Ada 4 batasan terhadap tes ini 1. Tes kepribadian proyektif khususnya sulit untuk diinterpretasikan 2. Tes kepribadian dapat memicu tantangan hokum 3. Penggunaan tes pelaporan diri dalam proses seleksi harus dipertimbangkan ulang karena rendahnya validitas 4. Orang dapat dan akan memberikan respons palsu pada tes kepribadian dan integritas Inventori Minat Inventory minat merupakan tes yang membandingkan minat seseorng dengan minat orang lain dalam berbagai pekerjaan d. Tes Pencapaian Tes pencapaian merupakan tes yang mengukur pengetahuan dan pengalaman seseorang mengenai pekerjaan 4. SAMPEL & SIMULASI KERJA Sampel kerja adalah suatu keadaan dimana tes dilakukan dengan memberikan situasi yang representatif dari pekerjaan yang dilamar oleh seseorang, dan mengevaluasi repon mereka. Hal-hal yang akan dibahas dalam sampel & simulasi kerja antara lain: a) Menggunakan Pengambilan Sampel Kerja untuk Seleksi Karyawan Teknik pengambilan sampel kerja adalah teknik yang berusaha untuk memprediksi kinerja dengan mengharuskan kandidat pekerjaan untuk melakukan satu atau lebih sampel dari tugas pekerjaan tersebut. Cara ini mengukur tugas pekerjaan yang sebenarnya sehingga lebih sulit untuk memalsukan jawaban. b) Prosedur Dasar Prosedur dasarnya adalah untuk memilih sampel dari beberapa tugas yang krusial untuk melakukan pekerjaan tersebut dan kemudian mengetes pelamar pada tugas tersebut. c) Tes Penilaian Situasional Tes penilaian situasional adalah tes yang dibuat untuk melihat bagaimana pelamar menilai situasi yang nantinya akan ditemui di tempat kerja. d) Pusat Penilaian Manajemen Pusat penilaian manajemen adalah sebuah simulasi 2 hingga 3 hari yang mana 10 hingga 12 kandidat melakukan tugas manajemen realistis (seperti melakukan presentasi) dibawah pengamatan para ahli yang menilai potensi kepemimpinan setiap kandidat. Tugas yang biasanya disimulasikan: ➢ In-basket. Kandidat mendapatkan laporan, memo, catatan mengenai panggilan telepon, surel, dan materi lainnya yang masuk yang dikumpulkan di in-basket aktual atau di komputer dari pekerjaan simulasi yang akan ia mulai. ➢ Diskusi kelompok tanpa pemimpin. Pelatih memberikan pertanyaan diskusi kepada kelompok tanpa pemimpin dan mengatakan kepada para anggotanya untuk mencapai keputusan kelompok. ➢ Permainan manajemen. Peserta diharuskan untuk memecahkan permasalahan realistis sebagai anggota dari perusahaan simulasi yang bersaing dalam pasar. ➢ Presentasi lisan individual. Disini, pelatih akan mengevaluasi ketrampilan komunikasi dan persuasif setiap peserta. ➢ Pengetesan. Hal ini dapat meliputi tes kepribadian, kemampuan mental, minat, dan pencapaian. ➢ Wawancara. Sebagian besar mempersyaratkan wawancara dengan seorang pelatih untuk menilai minat, kinerja di masa lau, dan motivasi. e) Tes Situasional dan Simulasi Berbasis Video Tes situasional mengharuskan peserta untuk merespons terhadap situasi yang representatif dari pekerjaan. f) Pendekatan Pelatihan dan Eavaluasi Kerja Miniatur Pelatihan dan evaluasi kerja miniatur berarti melatih kandidat untuk melakukan beberapa tugas dari pekerjaan, dan kemudian mengevaluasi kinerja kandidat tersebut sebelum dipekerjaan. g) Tinjauan Pekerjaan Realistis Terkadang, realisme dapat menjadi alat penyaringan yang terbaik h) Memilih Metode Seleksi Pemberi kerja perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum memilih untuk menggunakan alat seleksi tertentu. 5. Investigasi Latar Belakang dan Metode Seleksi Lainnya a. Alasan Harus Melakukan Investigasi Latar Belakang dan Pemeriksaan Referensi Terdapat dua alasan utama pentingnya melakukan pengecekan latar belakang yaitu untuk memverifikasi informasi pelamar dan untuk mengungkapkan informasi yang nantinya dapat merugikan perusahaan. Selain itu, kita juga dapat menggunakan referensi dari perusahaan tempat sebelumnya pelamar bekerja. Walaupun kebanyakan manajer memandang referensi bukan sesuatu yang dianggap berguna karena berdasar sebuah survei, manajer tidak suka membicarakan kinerja, kepribadian, dan pengungkapan tindakan disipliner. b. Cara Mengecek Latar Belakang Kandidat • Media Sosial dan SDM Pemberi kerja dapat melakukan pengecekan kepribadian pelamar dengan mencari media sosialnya. Saat ini banyak pencari kerja yang mencantumkan nama media sosial mereka sehingga dapat digunakan untuk memverifikasi informasi pelamar. Namun, lebih baik sebelum melakukan pengecekan media sosial, pemberi kerja terlebih dahulu meminta persetujuan kepada pencari kerja untuk melihat media sosial pencari kerja tersebut. Setelah melakukan pengecekan media sosial, kita dapat membandingkan resume mereka dengan pribadi pencari kerja sebenarnya. • Menggunakan Jasa Informasi Prakerja Selain melakukan oengecekan melalui media sosial, pemberi kerja dapat melakukan pengecekan di laman penyaringan pekerjaan yang dapat memeriksa identitas pelamar. Sebagai contoh adalah LinkedIn. Disana kita dapat melihat profil dan latar belakang pelamar. • Tes Poligraf dan Kejujuran Beberapa perusahaan masih menggunakan poligraf (alat pendeteksi kebohongan) dalam pengujian kejujuran, meskipun undang-undang sangat membatasi penggunaannya. Poligraf adalah alat yang dapat mengukur perubahan fisiologis seperti peningkatan jumlah keringat dengan asumsi bahwa perubahaan tersebut mencerminkan perubahaan keadaan emosional yang menyertai kebohongan. • Grafologi Grafiologi adalah penggunaan analisis tulisan tangan untuk menentukan ciri-ciri kepribadian dasar penulisnya. Analis tulisan tangan mempelajari tulisan tangan dan tanda tangan pelamar untuk mengungkap kebutuhan, keinginan, dan ciri-ciri psikologis orang tersebut. Namun hamper semua studi ilmiah menyatakan bahwa grafologi tidak valid atau bahwa ketika grafolog dapat secara akurat memperkirakan kandidat pekerja, itu karena mereka juga mengetahui informasi latar belakang dari kandidat pekerja. • Detektor Kebohongan Manusia Beberapa pemberi kerja menggunakan detektor kebohongan manusia, yaitu seorang ahli yang mungkin dapat mengetahui kebohongan dengan hanya meliihat kandidar pekerja. Sebagai contoh yaitu peusahaan Wall Street menggunakan seorang mantan FBI untuk mewawancarai kandidat. Tanda-tanda kebohongan yang diperhatikan yaitu perubahan ukuran pupil, pernafasan yang tidak teratur, kaki yang disilangkan, dan respons verbal yang cepat. • Ujian Fisik Alasan dilakukannya ujian medis prakerja adalah untuk memverifikasi bahwa pelamar memenuhi persyaratan fisik dari pekerjaan tersebut, untuk mengungkapkan Batasan medis dalam penempatan pegawai, dan untuk membentuk basis klaim kompensasi pekerja di masa depan. • Pemeriksaan Penyalahgunaan Obat-obatan Banyak pemberi kerja yang mensyaratkan kandidat untuk melakukan tes NAPZA sebelum dipekerjakan secara formal. Namun beberapa perusahaan juga memberikan tes secara berkala dan ada pula yang mengharuskan tes NAPZA ketika melakukan transfer atau mempromosikan karyawan ke posisi baru. Pemberi kerja dapat menggunakan tes urin untuk mengetes penggunaan obat-obatan terlarang, tes darah untuk mengukur alkohol atau obat-obatan dalam darah, dan tes yang lain. • Mematuhi Hukum Keimigrasian Di Amerika Serikat, pelamar harus dapat membuktikan bahwa mereka memenuhi syarat untuk bekerja di negara tersebut. Persyaratan tersebut adalah agar tidak terdapat diskriminasi pekerja asing. Pekerja asing dapat bekerja jika dapat membuktikan identitas dan memenuhi syarat untuk bekerja.