PENGARUH MAYORITARIANISME DAN SEKTARIANISME TERHADAP SIKAP SISWA KELAS XI SMAN 8 PINRANG MENGENAI INTOLERANSI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Prasyarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester Bidang Studi Bahasa Indonesia Oleh: Nama : Arya Fadjar NIS : 2018089 Kelas : XI MIPA 3 UPT SMA NEGERI 5 GOWA Jalan Poros Makassar−Malino Km.62, Desa Parigi, Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan 2020 PENGARUH MAYORITARIANISME DAN SEKTARIANISME TERHADAP SIKAP SISWA KELAS XI SMAN 8 PINRANG MENGENAI INTOLERANSI KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Nama : Arya Fadjar NIS : 2018089 Kelas : XI MIPA 3 UPT SMA NEGERI 5 GOWA Jalan Poros Makassar−Malino Km.62, Desa Parigi, Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan 2020 HALAMAN PENGESAHAN Karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh mayoritarianisme dan sektarianisme terhadap sikap siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang mengenai intoleransi”, disusun oleh: nama : Arya Fadjar Nis : 2018089 Kelas : XI MIPA 3 telah dibaca dan disetujui pada tanggal ………… Tinggimoncong, 17 juni 2020 Mengetahui, Menyetujui, Kepala SMAN 5 Gowa, Pembimbing, Sudarman, S.Pd.,M.Pd.,M.M NIP. 19710325 199702 1 003 Rusdiyadi, S.Pd NIP. 19701225 199702 1 005 i MOTTO “Perjuangan melawan kebodohan, defisit akal sehat dan hawa nafsu, itu tidak jauh ataupun dekat, tapi sepanjang jalan hidup yang penuh perjuangan” Kupersembahkan untuk orang tua saya yang selalu mendoakan saya, guru saya Bapak rusdiyadi S.Pd, dan juga kawan-kawan seperjuangan angkatan 23 inverness. ii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat kepedulian siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang terhadap kesetaraan hak tiap golongan, (2) Mengukur tingkat potensi sentiment mayoritarianisme siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang, (3) mengukur tingkat potensi sentiment sektarianisme siswa kesal XI SMAN 8 Pinrang, (4) Mencari tahu apakah tindak intoleransi terjadi pada siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang, (5) Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi timbulnya mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang terhadap perilakunya di lingkungan sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Pinrang yang berjumlah 228 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket . Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis product moment. Hasil penelitian diperoleh: (1) Tingkat kepedulian siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori “sedang” dengan skor 106 (2) Potensi sentiment mayoritarianisme masuk dalam kategori rendah dengan skor 26(3) Potensi sentiment sektariansime masuk dalam kategori 12 (4) Tindak intoleransi termasuk dalam kategori sedang dengan skor 80 (5) Solusi untuk mengatasi sentiemen mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi antaralain adalah memperbanyak edukasi tentang toleransi, berhati-hati menggunakan media sosial, bersikap dengan bijak, mempelajari keberagaman yang ada pada manusia, dan menghargai perbedaan. iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan rahmat dang hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh mayoritarianisme dan sektarianisme terhadap sikap siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang mengenai ancaman intoleransi”. Dalam penelitian ini, penulis mengalami banyak kendala diantaranya kurangnya referensi serta ruang untuk penelitian. Berkat keseriusan dan kesabaran berbagai pihak dalam mengarahkan penulis serta selalu memberikan dorongan, motivasi, dan solusi yang cemerlang sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Sudarman, S.Pd., M.Pd., M.M, selaku Kepala SMA Negeri 5 Gowa yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menimba ilmu dan pengalaman belajar yang sangat berharga. 2. Bapak Rusdiyadi, S.Pd, selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia SMA Negeri 5 Gowa sekaligus pembimbing yang tidak mengenal kalah jenuh untuk selalu mendampingi dan membimbing dalam proses penelitian ini. 3. Bapak Drs. Sukiman, selaku Kepala SMAN 8 Pinrang yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpinnya, dan seluruh siswa yang telah bersedia menjadi informan dalam proses penelitian. 4. Orang tua tercinta, yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik, serta memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang tiada henti kepada penulis. 5. Teman-temanku siswa SMA Negeri 5 Gowa khususnya Kelas XI MIPA 3, serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu per satu, atas semua dukungan maupun bantuannya dalam proses penelitian. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya masih terdapat kekurangan. Besar harapan penulis atas saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan penelitian ini. Penulis berharap semoga segala dukungan dan bantuan serta pengorbanan yang telah diberikan oleh berbagai pihak hingga selesainya penelitian ini bernilai ibadah dan mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Tinggimoncong, 17 juni 2020 Penulis iv DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………….. i MOTTO …………… ..................................................................................................... …. ii ABSTRAK ………………………………………………………………………………… iii KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... iv DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… v BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1 1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………….. 1 2. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 1 3. Tujuan Penelitian …………………………………………………………….. 2 4. Manfaat Penelitian ………………………………………………………………. 2 BAB II KAIAN PUSTAKA ……………………………………………………………….. 3 1. Kajian Teori ………………………………………………………………………. 3 2. Hipotesis ………………………………………………………………………….. 4 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………………………. 7 1. Rancangan penelitian……………………………………………………………… 7 2. Lokasi dan waktu penelitian………………………………………………………. 7 3. Populasi dan sampel …………………………………………………. ……… …. 8 4. Variabel dan Definisi Operasional ……………………………………………….. 8 5. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………….. 9 6. Instrumen Penelitian………………………………………………………………. 9 7. Uji Coba Instrumen Penelitian…………………………………………………….. 9 8. Analisis Data………………………………………………………………………. 9 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………………. 12 1. Uji coba instrument ……………………………………………………………… 12 2. Deskriptif data ……………………………………………………………………. 13 3. Pembahasan ……………………………………………………………………….. 15 BAB V PENUTUP ………………………………………………………………………… 18 1. Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 18 2. Saran ………………………………………………………………………………. 18 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 20 LAMPIRAN …………….………………………………………………………………. 20 BIODATA PENULIS ………………………………………………………………………. 29 v BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan peradaban sudah sangat banyak mengubah sikap masyarakat termasuk dalam hal pemikiran dan keterbukaan terhadap hak-hak kemerdekaan dalam berpandapat, memeluk kepercayaan, dan pandangan politik. Perkambangan itulah yang mendasari timbulnya diskusi juga pembahasan tentang konsep hak kemanusiaan, kesetaraan tiap golongan manusia ciptaan Tuhan, dalam konteks masyarakat sipil (Civil Society). Namun, perkembangan peradaban yang terus berjalan menuju tercapai dan terpenuhinya hak-hak tiap individu yang bebas dan merdeka untuk setiap struktur sosial (mayoritas dan minoritas) bukanlah tanpa hambatan. Hambatannya pun timbul dari kalangan yang merasa terancam oleh kelompok-kelompok kecil, dan merasa kelompok yang besar punya hak lebih. Dalam beberapa kasus mereka yang anti kebebasan ini mendasari tindakan mereka terhadap kepercayaan mereka dan menganggap kelompok mereka yang paling benar. Dua hal tadi kita kenal sebagai mayoritarianisme dan sektarianisme, yang mendasari terjadinya tindakan intoleransi di dalam negeri seperti pembakaran tempat ibadah, penistaan terhadap suatu golongan, dan masih banyak lagi. Berdasarkan hal tadi, tak keliru kalau kita mengatakan bahwasannya mayoritarianisme dan sektarianisme sebagai benalu dalam negara yang merdeka. Bukan tentang pengaruhnya terhadap sistem di negara kita saja, tetapi tindakan yang menindas kaum atau kelompok kecil yang ada dalam negeri yang kita pijak dan sama-sama kita jaga yang seharusnya mendapatkan hak yang sama seperti golongan lain di Indonesia. Namun ancaman bukan hanya sampai di situ saja, ancaman yang lebih besar timbul ketika benalu Mayoritarianisme dam sektarianisme itu tumbuh di kalangan orang muda. Bukanlah hal sepele, karena ini tentang masa depan bangsa dan negara. Ketika sentimen untuk membenci dan membatasi hak minoritas atau yang berbeda pandangan timbul di kalangan orang muda, ideologi negara hanya tinggal nama. Ini bukanlah tanpa sebab, karena segala keterbukaan informasi di jejaring internet kini berubah seperti pisau bermata dua, orang-orang yang berpaham sesat dengan bebas mem-posting ujaran kebencian terhadap kelompok tertentu yang mana akan dikonsumsi masyarakat luas tidak terkecuali golongan muda. Beberapa memang telah ditindak, namun persebarannya masih jauh lebih besar dari yang ditindak. 2. Rumusan Masalah 2.1 Apakah siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang peduli dengan kesetaraan hak untuk setiap golongan baik minoritas ataupu mayoritas? 2.2 apakah siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang peduli dengan toleransi antar golongan ? 2.3 Apakah perilaku sektarianisme, Mayoritarianisme, dan intoleransi terjadi pada siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang? 2.4 Solusi apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi paham sektarianisme, Mayoritarianisme, dan intoleransi? 1 3. Tujuan Penelitian 3.1 Untuk mengetahui kepedulian siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang dalam menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari. 3.2 Untuk mengetahui kepedulian siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang dalam menerapkan kesetaraan hak tiap golongan di kehidupan sehari-hari. 3.3 Untuk mengetahui apakah perilaku sektarianisme, Mayoritarianisme, dan intoleransi terjadi pada siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang. 3.4 Untuk mengetahui Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi timbulnya sikap sektarianisme, Mayoritarianisme, dan intoleransi siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang terhadap perilakunya di lingkungan sosial. 4. Manfaat Penelitian 4.1 Manfaat Praktis 4.1.1 Bagi sekolah, sebagai referensi dan bahan rujukan agar dapat menghargai dan memahami segala perbedaan dan hak kesetaraan tiap golongan yang ada di sekolah. 4.1.2 Bagi siswa, dapat lebih berhati-hati dalam bersikap dan menjunjung tinggi rasa penghargaan terhadap perbedaan yang ada di sekolah. 4.1.3 Bagi penulis, dapat menambah wawasan mengenai pengaruh mayoritarianisme dan sektarianisme terhadap perilaku intoleransi remaja. 4.2 Manfaat Akademis Manfaat akademis yang diharapkan adalah dapat dijadikan rujukan untuk meminimalisasi pengaruh sentiment mayoritarianisme dan sektarianisme bagi perilaku intoleransi remaja serta referensi bagi masyarakat yang melakukan kajian terhadap mayoritarianisme dan sektarianisme terhadap prilaku intoleransi remaja. 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian 1.1 Kajian tentang Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu. Pengertian pengaruh menurut Surakhmad adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apaapa yang ada di sekililingnya. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga memberikan perbahan terhadap apa-apa yang ada di sekitarnya. 1.2 Kajian tentang mayoritarianisme Menurut Juan Linz, mayoritarianisme adalah paham yang berpandangan bahwa warga mayoritas sebuah negara paling berhak menentukan kebijakan politik. Mayoritas dari segi apa? Bisa dari segi etnis ataupun agama. Dari pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa Agenda atau filosofi politik tradisional yang menyatakan bahwa suatu mayoritas dalam populasi (dapat berupa mayoritas agama, bahasa, atau faktor mayoritas lainnya) merupakan kelompok utama dan berhak membuat keputusan yang berpengaruh bagi masyarakat keseluruhan. 1.3 Kajian tentang Sektarianisme Menurut KBBI, Sektarianisme adalah semangat membela suatu sekte atau mazhab, kepercayaan, atau pandangan agama yang berbeda dari pandangan agama yang lebih lazim diterima oleh para penganut agama tersebut. Menurut James Gelvin mengartikan sektarianisme sebagai aliran dalam politik yang antikomunikasi, reaksioner, amat emosional, tidak kritis, angkuh, dan antidialog. Jadi dapat disimpulkan bahwa sektarianisme adalah pembelaan dan perjuangan yang ditujukan untuk suatu golongan tanpa memikirkan golongan lain yang tidak sepaham dengan mereka. 1.4 Kajian tentang Intoleransi Menurut KBBI, intoleransi adalah ketiadaan tenggang rasa. Menurut Garth Blake suatu kondisi jika suatu kelompok (misalnya masyarakat, kelompok agama, atau kelompok nonagama) secara spesifik menolak untuk menoleransi praktik-praktik, para penganut, atau kepercayaan yang berlandaskan agama. Secara praktis dapat kita simpulkan bahwa intoleransi merupakan sikap suatu menolak atau menentang segala hal yang bukan berasal dari golongannya. 1.5 Kajian tentang Perilaku Menurut KBBI, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Menurut Notoatmojo, perilaku adalah respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dalam dirinya. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah respon atau reaksi suatu individu terhadap sesuatu, baik yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari lingkungan. 3 1.6 Kajian tentang Siswa Menurut KBBI, siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah). Menurut Sarwono siswa ialah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pembelajaran di dunia pendidikan. Dari pendapat-pendapat tersebut disimpulkan bahwa siswa merupakan setiap orang yang resmi terdaftar untuk mengikuti pembelajaran pada tingkatan tertentu. 2. Perilaku mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi Dilihat dari sejarahnya, kekerasan yang mengatasnamakan agama tidak bisa dilepaskan dari konteks politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan sisi agama yang ditekankan bukan perkara spiritualitas melainkan urusan orang banyak. Konflik bertema kekerasan yang terjadi di Indonesia bisa dikelompokkan ke dalam pola-pola tertentu. Era pasca-1998 ditandai dengan maraknya konflik antar etnis, seperti yang terjadi di Ambon dan Poso. Konflik horisontal tersebut terjadi secara berlarut-larut dan baru selesai sekitar tahun 2005. Konflik ini pun tidak hanya sekedar antar kelompok etnis, namun juga merambah ke antaragama hingga antarbudaya. Pola konflik selanjutnya mengambil bentuk aksi terorisme yang mengatasnamakan agama. Bom Bali pada tahun 2002 menjadi gambaran besar atas aksi terorisme ini. Tindakan semacam ini marak terjadi di tengah dekade 2000 dan disinyalir makin masif sejak masa pascareformasi. Hingga sekarang, beberapa tindakan terorisme masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk percobaan pengeboman di Jakarta. Terorisme pun bukan sekadar masalah horisontal, melainkan juga vertikal dengan pemerintah sebagai targetnya. Sikap mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi merupakan akar dari kekerasan terhadap kelompok-kelompok minoritas. Tak hanya itu saja, intoleransi bisa memupuk paham radikal yang tentunya mengancam negara. Melalui wahid institution, survey ukuran intoleransi di tahun 2019 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, indeks intoleransi di indonesia menunjukkan angka 46%, dan tahun 2019 naik menjadi 54%. Survey ini setidaknya melibatkan 1.520 responden dari 27 provinsi di indonesia. Tercatat ada begitu banyak kasus intoleransi di indonesia, termasuk yang baru-baru ini terjadi di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Jemaat gereja paroki santo joseph menghadapi penolakan dari masyarakat setempat yang merasa keberatan dengan renovasi gereja. Padahal dari pihak jemaat telah mengantongi surat Izin Membangun Bangunan (IMB), tetapi dari pihak masyarakat yang tidak terima menggugat surat IMB ke PTUN. Alasan pihak masyarakat menolak pembangunan dikarenakan masyarakat Tanjung balai merupakan mayoritas pemeluk agama islam. Akan menjadi tamparan keras tentunya bagi kita yang hidup di negara berfalsafah pluralisme dikacaukan oleh keegoisan satu pihak. Bukanlah ini hanya menjadi tamparan keras, tetapi sebagai musuh bersama dalam hal kemanusiaan. 3. Pengaruh Positif Toleransi 3.1 Dengan sikap toleransi yang dimiliki seseorang akan meningkatkan rasa persaudaraan. Akan timbul rasa kasih sayang kepada sesama meski memiliki perbedaan. Apalagi Indonesia merupakan negara yang mejemuk penduduknya. 4 3.2 Adanya sikap toleransi maka akan timbul rasa nasionalisme pada diri sendiri. Akan semakin cinta tanah airnya dengan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. 3.3 Sebagai penguat iman, karena dalam agama diajarkan untuk berbuat kebajikan kepada sesama manusia. Tiap manusia harus menjalin hubungan baik dengan lingkungannya dengan sikap saling menghormati dan mengasihi. Karena setiap manusia dikaruniai hak-hak asasi yang harus dihormati orang lain. 3.4 Adanya sikap toleransi akan memudahkan mencapai kata mufakat dalam setiap keputusan atau persoalan yang ada. Setiap pendapat orang itu berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut akan tercipta kemufakatan yang adil untuk semua golongan. 4. Pengaruh Intoleransi 4.1 tidak didapatnya hak-hak untuk golongan tertentu, sehingga terjadi pengucilan sosial. Tujuannya ialah membuat kaum minoritas merasa tertekan, tersingkir lantas menerima dominasi kaum mayoritas. Dampak dari praktik pengucilan ini sangat fatal bagi kerukunan antar golongan yang berbeda. Pengucilan akan melahirkan relasi sosial-bernegara yang timpang. Kelompok mayoritas memiliki daya tawar dan daya tekan yang kuat untuk memaksakan aturan main di ruang publik. Sebaliknya, kelompok minoritas akan kehilangan kanal-kanal ekspresi karena tersumbat oleh spiral aroganisme. 4.2 sebagai akar dari tindakan radikal terhadap golongan tertentu, yang memicu konflik sosial. Tentunya, ketika konflik terjadi akan menelan kerugian baik dari segi materil maupun nonmateril. 4.3 sebagai ancaman dalam kerukunan di negara. Ketika intoleransi telah mendarah daging, antara satu kelompok dengan kelompok yang lain hanya akan menebar kebencian bagi sesama. 4. Pendeskripsian 4.1 Karakteristik Mayoritarianisme 4.1.1 kelompok mayoritas sebagai pemegang utama dan pengatur kehidupan sosial di masyarakat 4.1.2 kelompok minoritas tidak memiliki hak sebagaimana kelompok mayoritas dapatkan, dan sering mendapat perlakuan tidak adil 4.1.3 kelompok mayoritas memiliki anggapan bahwa kelompok minoritas sebagai ancaman dan gangguan, sehingga perlu diberi batasan. 4.2 Tujuan Mayoritarianisme 4.2.1 Untuk tetap mempertahankan kasta sosial Bagi sebagian besar orang, kelompok minoritas ketika diberikan ruang untuk melaksanakan hak-haknya secara leluasa dianggap sebagai ancaman yang mengkikis kelompok mayoritas sehingga kelompok mayoritas berkurang jumlahnya. Oleh karenanya, dibanyak kasus kelompok mayoritas memberikan batasan kepada kelompok minoritas meskipun kelompok minoritas tidak melanggar aturan. 5 4.2.2 Menunjukkan superior dari kelompok mayoritas Mereka yang merasa terancam, akan merasa bahwa kelompoknya selama ini ditindas karena lemah. Makanya, dibeberapa kasus kelompok bersentimen mayoritarianisme kerap melakukan kekerasan terhadap minoritas. 4.3 Karakteristik Sektarianisme 4.3.1 kelompok agama suatu pihak adalah yang paling benar dan harus ditegakkan segala hal di dalamnya tanpa terkecuali. 4.3.2 kelompok agama lain merupakan ancaman dan perlu mengikuti aturan agama yang dominan. 4.3.3 kelompok agama lain tidak boleh dilibatkan dalam sebuah pengambilan keputusan karena dapat dianggap menyesatkan. 4.3.4 Kelompok agama lain harus tunduk pada aturan yang didasari oleh agama kelompok tadi. 4.3.5 Selalu menggunakan Narasi kebencian dalam stigma identitas golongan 4.4 Tujuan sektarianisme 4.4.1 sebagai pelaksanaan anggapan perintah tuhan. Ketika sebuah kelompok ataupun golongan agama menemui suatu hal yang bertentangan dengan pemahamannya, maka sebagai bagian dari yang mereka anggap sebagai perintah tuhan, mereka menolak keberadaan suatu kelompok tersebut yang dianggap mengancam kemurnian golongan dan/atau agama tadi. Contoh kasus yang paling sederhana adalah konflik mazhab dalam islam baik dari Sunni, Salafi-wahabi, dan Syiah yang terjadi di irak dan Pakistan. 4.4.2 sebagai bentuk perlindungan diri yang terhadap sesuatu yang dianggap mengancam Suatu golongan dan/atau Agama yang menempati sebuah lingkungan sosial ketika mendapati sesuatu hal yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap mereka. Maka tindakan mereka adalah menolak sebagai manifestasi melindungi diri dengan dasar bahwa kelompok merekalah yang paling benar. 5. Hipotesis Berdasarkan kajian teoterik, disusun suatu hipotesis penelitian yang menjadi jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian adalah “Ada hubungan yang signifikan antara Mayoritarianisme dan Sektarianisme terhadap perilaku intoleransi siswa kelas XI SMA Negeri 8 Pinrang”. 6 BAB III METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian 1.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dimana proses penggalian informasi diwujudkan dalam bentuk angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai penelitian yang dilakukan. 1.2 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dipilih oleh penulis sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 8 Pinrang. SMA Negeri 8 Pinrang berlokasi di Jalan poros pinrang-polman, Kec. Lembang, Kab. Pinrang. Namun, pengumpulan data dilakukan di rumah masing-masing dikarenakan terdapat kendala untuk berpergian dan saling bertemu baik penulis maupun narasumber. Alasan penulis memilih SMA Negeri 8 Pinrang sebagai lokasi penelitian karena untuk mengukur bagaimana pemahaman peserta didik SMAN 8 Pinrang tentang intoleransi dalam bernegara dan sekolah ini juga mudah dijangkau oleh penulis sendiri. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2020. 3. Populasi dan Sampel 3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas XI SMA Negeri 8 Pinrang. Berikut uraian dari populasi, antara lain: No. Kelas Jumlah 1 XI MIPA1 35 2 XI MIPA 2 35 3 XI MIPA 3 33 4 XI MIPA 4 35 5 XI IPS 1 30 6 XI IPS 2 31 7 XI IPS 3 29 Jumlah 228 7 3.2 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Dari populasi yang dipaparkan diatas maka penulis mengambil sampel sekurang-kurangnya 25% dari siswa kelas XI SMA Negeri 8 Pinrang yaitu 57 siswa. 25% × 4. Variabel dan Definisi Operasional 4.1 Variabel Penelitian 4.1.1 Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah Mayoritarianisme dan sektarianisme. 4.1.2 Variabel terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah perilaku intoleransi siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang. 4.2 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional merupakan suatu hal dapat menjadi petunjuk bagi penulis dalam mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, definisi operasional yang digunakan adalah: 4.2.1 Sentimen Mayoritarianisme dan sektarianisme Mayoritarianisme dan Sektarianisme dalam penelitian ini adalah pendapat atau pandangan yang didasarkan pada perasaan tentang kelompok mayoritas dan minoritas, serta mereka yang berbeda-beda paham dan pandangan. 4.2.2 Intoleransi Intoleransi dalam penelitian ini adalah perilaku atau pola hidup yang tercipta dari aktivitas sosial yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan langsung dengan intoleransi. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara atau teknik yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data atau informasi sebanyak-banyaknya dan cara yang paling relevan dengan masalah yang diangkat serta bisa dipertanggungjawabkan atas data tersebut. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 5.1 Kuosioner (Angket) Kuosioner adalah alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden yang menjawabnya. Pada penelitian ini, jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tertutup disajikan 8 dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden hanya memberikan tanda centang (√) pada kolom atau melingkari pilihan pada tempat yang sesuai. Adapun untuk hasil penelitian yang diperoleh dari angket, penulis membuat kriteria penilaian sebagai berikut. Jenis Pertanyaan Item Skor Ya 2 Tidak 1 Tidak menjawab 0 Ya 2 Tidak 1 Tidak menjawab 0 Positif Negatif 6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga datanya mudah diolah. 6.1 Angket Instrumen penelitian yang digunakan pada metode angket adalah kuosioner/angket. Angket tersebut terdiri pertanyaan yang memiliki opsi ya/tidak. 7. Teknik Pengolahan Data Pengolahan datan dapat diartikan sebagai proses mengartikan data-data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga cara pengolahan datanya bersifat kuantitatif juga. Berikut kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mengolah data kuantitatif. 8.1 Penyuntingan (Editing), yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul, meliputi kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban, keseragaman satuan data yang dilakukan dan sebagainya. 8.2 Pengkodean (Coding), yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul di setiap instrument penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam penganalisisan dan penafsiran data. 8.3 Tabulasi (Tabulating), yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel agar mudah dipahami. 8. Analisis Data 9.1 Teknik Analisis Data 9 Analisis data adalah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang nantinya dapat dipergunakan dalam mengambil kesimpulan. Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul apa adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Jenis analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis potret data. Analisis potret data merupakan perhitungan frekuensi nilai yang disajikan sebagai persentase dari keseluruhan. Dalam penerapannya, diperlukan pengkategorian sebagai alat pembanding soal yang satu dengan lainnya. Norma kategori yang digunakan adalah sebagai berikut. Kategori Rentang Skor ≥104,5 Tinggi 66,5 – 104 Sedang ≤65 Rendah Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan norma kategorisasi dapat dilihat di lampiran 4. 9.2 Analisis Uji Prasyarat Analisis uji prasyarat yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. 9.3 Analisis Uji Hipotesis Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang telah disusun dapat diterima atau ditolak. Analisis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi dan analisis regresi sederhana. Hasil analisis korelasi sederhana dilkukan untuk mengetahui korelasi antara Mayoritarianisme, sektarianisme dengan intoleransi Kelas XI SMAN 8 Pinrang diperoleh r dengan r hitung ≥r hitung sebesar 0,377. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan tabel sebesar 0,26 ( = 0,05 dan N=57). Hasil konsultasi tersebut menunjukan bahwa r tabel, 0,377 ≥ 0,26. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh antara Mayoritarianisme, sektarianisme dengan intoleransi Kelas XI SMAN 8 Pinrang. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifikasi antara penggunaan media sosial dengan perilaku siswa dihitung menggunakan analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana dihitung dengan Uji F dengan kriteria data dikatakan signifikan apabila F hitung ≥ F tabel. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa Fhitung sebesar 5,929934. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan F table 0,0182 ( = 0,05 dan N=57). Hal ini menunjukan bahwa F hitung ≥F tabel, 5,9299 ≥ 0,0182 (signifikan). Hasil perhitungan analisis regresi di atas, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut. 10 Sumber Varian df SS MS Regression 1 4.139904636 4.1399046 Residual 54 37.69938108 0.6981367 Total 55 Fhitung Ftabel 5.929934 0.018218963 41.83928571 11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Uji Coba Instrumen 1.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-butir soal angket. Dalam penelitian ini validitas dari setiap butir pertanyaan yang ada dalam instrumen penelitian dengan menggunakan product moment. Keterangan: = Koefisien korelasi ∑ = Jumlah responden = Total perkalian skor X dan Y ∑ = Jumlah skor variabel X ∑ = Jumlah skor variabel Y (∑ ) = Jumlah kuadrat skor variabel X (∑ ) = Jumlah kuadrat skor variabel Y Nilai rxy yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga product moment pada tabel dengan taraf signifikasi 5%. Bila harga r hitung >r tabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid, begitu pula sebaliknya. Angket Validitas No. Butir Item Positif Instrumen I Jumlah Persentase 7 70% Negatif Valid 2, 9 Tidak Valid 8, 10 7 3 30% 4 6 10 100% Jumlah 1, 3, 4, 5, 6 1.2 Uji Reabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui instrumen dapat dipercaya dalam untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5%. = −1 1− 12 ∑ Keterangan: r11 = Realibilitas instrument n = Banyak butir soal = Varians butir soal = Varians skor total Jika r11 > r tabel maka item tes yang diujicobakan realibel, begitu pula sebaliknya.Hasil pengujian reliabilitas angket menghasilkan r11 = 0,377 > r tabel = 0,26, maka instrumen tersebut reliabel. 2. Deskriptif Data Berdasarkan perolehan data yang telah diperoleh dengan menggunakan angket pengaruh penggunaan media sosial terhadap perilaku siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang, dilakukan analisis data dengan teknik deskriptif potret data, yang disajikan sebagai berikut. 2.1 Dukungan terhadap kesetaraan hak Persentase kesediaan dengan kesetaraan hak setiap golongan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang Jawaban Skor Frekuensi Ya 106 53 Tidak 4 4 Tidak menjawab 0 0 Jumlah 110 57 Persentase 92,98% 31,25% 0% 100% Berdasarkan data diatas dapa disimpukan bahwa terdapat 53 siswa (92,98%) yang bersedia dengan kesetaraan hak tiap golongan dan 4 siswa (7,01%) yang tidak bersedia. Data tersebut juga menunjukan bahwa presentase termasuk kategori “tinggi” dengan skor 106. 2.2 potensi sentimen mayoritarianisme 13 Presntasi potensi sentiment Mayoritarianisme Kelas XI SMAN 8 PINRANG Jawaban Skor Frekuensi Ya 26 13 Tidak 44 44 Tidak menjawab 0 0 Jumlah 70 57 Persentase 22,8% 77,2% 0% 100% Berdasarkan data yang ada diatas, ada sekitar 22,8% yang merasa kelompok minoritas adalah ancaman, dan sekitar 77,2% yang merasa tidak terancam sama sekali. Data tersebut menunjukkan bahwa Sentimen Mayoritarianisme siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang kategori “rendah” dengan skor 26. 2.3.Potensi sentiment Sektarianisme Presentase sentiment sektarianisme Kelas XI SMAN 8 Pinrang Jawaban Ya Tidak Skor Frekuensi Persentase 12 6 10,52% 51 51 89% 0 0 0% 63 57 100% Tidak menjawab Jumlah Berdasarkan data yang ada di atas, 10,52% setuju dengan negara yang berpatokan dengan satu identitas agama, sedangkan 89% tidak setuju dengan negara yang berpatokan dengan satu identitas agama. Ini menunjukkan bahwa presentase potensi Sektarianisme siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori “rendah” dengan skor 12. 2.4.perilaku intoleransi di kehidupan sehari-hari Presentase perilaku Intoleransi di kehidupan sehari-hari Kelas XI SMAN 8 Pinrang Jawaban Skor Frekuensi 14 Persentase Ya 80 40 70,17% Tidak 17 17 29,8% Tidak menjawab 0 0 0% Jumlah 97 57 100% Berdasarkan data yang ada di atas, 70,17% pernah melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehari-harinya. Dan 29,8% menyatakan tidak perna melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehariharinya. Ini menunjukkan perilaku Intoleransi di kehidupan sehari-hari Kelas XI SMAN 8 Pinrang kategori “sedang” dengan skor 80. 2.5 Kepuasan menegenai peran pemerintah dalam mengatasi Intoleransi Presentase kepuasan mengenai peran pemerintah dalam mengatasi intloransi Kelas XI SMAN 8 Pinrang Jawaban Ya Tidak Tidak menjawab Jumlah Skor Frekuensi Persentase 58 29 50,9% 28 28 49,1% 0 0 0% 86 57 100% Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 29 siswa (50,9%) yang merasa puas dengan kinerja pemerintah dalam mengatasi intoleransi. Sedangkan, 28 orang lainnya (49,1%) merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah dalam mengatasi intoleransi. Ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap pemerintah dalam penanganan kasus intoleransi termasuk kategori “Rendah” dengan skor 58. 3. Pembahasan 3.1. Kepedulian terhadap kesetaraan tiap golongan Berdasarkan hasil penelitian terhadap angket yang diberikan kepada siswa kelas SMAN 8 Pinrang, kepedulian untuk menciptakan kesetaraan untuk setiap golongan dalam kategori cukup. Artinya, secara keseluruhan mereka memiliki kesadaran yang cukup untuk berprilaku adil bagi orang yang berbeda golongan. Terbukti dari 57 orang responden, 54 orang (92,28%) menyatakan bahwa mereka mendukung terciptanya keadilan bagi semua golongan tanpa terkecuali. 3.2.Potensi Mayoritarianisme Berdasarkan hasil penelitian terhadap angket yang diberikan kepada siswa kelas SMAN 8 Pinrang, potensi mayoritarianisme termasuk dalam kategori rendah. Terbukti, dari 57 orang 15 responden, 44 orang (77,2%) menganggap bahwa kelompok minoritas bukan merupakan sebuah ancaman. Dan 13 orang (22,8%) menganggap kelompok minoritas adalah ancaman bagi kelompok mayoritas. 3.3. Potensi Sentimen Sektarianisme Berdasarkan hasil penelitian terhadap angket yang diberikan kepada siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang, potensi adanya sentimen sektarianisme masuk dalam kategori rendah. Terbukti, dari 57 orang, 6 orang merasa perlu bahwa negara perlu berpatokan hanya pada satu identitas agama. Sedangkan 51 orang lainnya menolak. 3.4. presentase perilaku Intoleransi di kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian terhadap angket yang diberikan kepada siswa kelas SMAN 8 Pinrang, Perilaku Intoleransi dalam kehidupan sehari-hari siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk dalam kategori sedang. Terbukti, dari 57 orang responden, 40 orang diantaranya menyatakan pernah melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehari-harinya. Sedangkan 17 lainnya menyatkan tidak pernah melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehari-harinya. 3.5. Solusi untuk Mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan megatasi a) Perbanyak edukasi mengenai toleransi Perilaku intoleran pada umumnya lahir dari penolakan dan ketakutan, atas ketidakpahaman dalam menyikapi perbedaaan budaya, bangsa, dan agama. Ketidakpahaman tersebut menggiring individu untuk bersikap arogan dan melebihlebihkan diri atau kelompoknya. Gagasan tersebut diajarkan dan dipelajari di masa kecil dari lingkungan, baik itu sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Oleh sebab itu, dibutuhkan pendidikan yang mengajarkan anak untuk berpandangan terbuka dan tertarik untuk memahami perbedaan yang ada. Terlebih untuk menghindari pemaksaan terhadap anak untuk bersikap toleran, namun ditekankan pada realitas perbedaan yang ada. Sehingga anak dapat belajar memahami perbedaan di kehidupan sekitar dan belajar untuk bersikap toleran tanpa harus adanya pemaksaan. Pendidikan toleransi juga dibutuhkan semua umur, mengingat pendidikan tidak hanya di bangku sekolah saja. Namun bisa diterapkan di rumah, organisasi masyarakat, pelatihan kerja, penegakan hukum, hiburan masyarakat, dan lini informasi. b) Berhati-hati menggunakan Media Sosial Akses atas informasi juga bisa menjadi alat untuk melawan perilaku intoleran. Perilaku dan sikap intoleran akan sangat berbahaya jika digunakan untuk ambisi politik dan kekuasaan oleh individu maupun kelompok. Politik yang bersifat memecah belah tersebut diawali dengan memanfaatkan sentimen-sentimen di masyarakat. Pemahaman publik berpotensi disesatkan dengan pemberian argumen-argumen yang mengandung kebencian. kebohongan atas data statistik, dan manipulasi opini publik dengan informasi yang menyesatkan dan mengandung prasangka buruk. Langkah untuk melawan dan meminimalisasi adanya politik pecah belah dan kebencian itu adalah dengan mengembangkan kebijakan yang menghasilkan serta mempromosikan kebebasan pers dan pers yang mengusung nilai-nilai pluralisme. Hal tersebut akan memberikan akses 16 atas informasi yang kredibel dan akuntabel kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat menentukan antara fakta dan opini, serta hal-hal yang mengandung konten SARA, untuk menghindari perilaku intoleran di masyarakat c) Bersikap dengan Bijak Perilaku intoleran di masyarakat merupakan hasil gabungan perilaku intoleran dari tiap individu yang merupakan anggota masyarakat. Banyak perilaku intoleran yang individu lakukan secara sadar maupun tidak sadar. Perilaku intoleran yang dilakukan secara individu bisa berupa prasangka buruk, stereotip, stigma, hinaan, maupun gurauan berbau SARA (racial jokes). Kenyataannya, perilaku intoleran melahirkan perilaku intoleran lainnya (intolerance breeds intolerance). Maksud kalimat tersebut ialah perilaku intoleran yang dilakukan oleh seseorang akan memunculkan keinginan untuk membalas dendam. Untuk melawan perilaku intoleran tersebut, masing-masing individu harus mempertimbangkan perilaku intolerannya di masyarakat yang akan menciptakan rasa saling tidak percaya dan perselisihan. d) Mempelajari keberagaman yang ada pada manusia. Pembelajaran keberagaman budaya ini bertujuan untuk mengembangkan, memperkaya, dan memperteguh jati diri bangsa, serta mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Langkah konkret pembelajaran keberagaman kebudayaan bisa berupa mengunjungi museum, obyek wisata yang berbasis budaya, permainan tradisional, menyanyikan lagu daerah, dan menyelenggarakan kegiatan budaya. Ini cara-cara yang bisa kita tempuh dan cukup efektif untuk mengatasi ancaman identitas primordial dan sektarian e) Menghargai perbedaan Segala perbedaan perlu dipadukan agar harmoni tercipta tanpa ada perpecahan, demokrasi hadir sebagai produk pemikiran untuk menghargai segala perbedaan. Dengan memulai untuk menghargai orang yang berbeda dengan kita, orang lain pun akan ikut menghormati. Dan terciptalah keharmonisan tanpa ada benci satu samalain. 17 BAB V PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1.1. kepedulian siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang untuk bersikap toleran dengan suku, ras, dan agama lain tergolong “tinggi”, terbukti dengan banyaknya angka presentase angket yang menjawab “ya” untuk mendukung kesetaraan setiap hak dengan skor 106. 1.2. potensi sentiment Mayoritarianisme Kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori rendah. Terbukti, dari 57 responden sekitar 22,8% yang merasa kelompok minoritas adalah ancaman, dan sekitar 77,2% yang merasa tidak terancam sama sekali. Data tersebut menunjukkan bahwa Sentimen Mayoritarianisme siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang kategori “rendah” dengan skor 26. 1.3. potensi sentiment sektarianisme Kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori rendah. 10,52% setuju dengan negara yang berpatokan dengan satu identitas agama, sedangkan 89% tidak setuju dengan negara yang berpatokan dengan satu identitas agama. Ini menunjukkan bahwa presentase potensi Sektarianisme siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori “rendah” dengan skor 12. 1.4. Tindak Intoleransi di kehidupan sehari-hari kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori sedang. 70,17% pernah melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehari-harinya. Dan 29,8% menyatakan tidak perna melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehari-harinya. Ini menunjukkan perilaku Intoleransi di kehidupan sehari-hari Kelas XI SMAN 8 Pinrang kategori “sedang” dengan skor 80. 1.5. Solusi untuk mengatasi sentiemen mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi antaralain adalah memperbanyak edukasi tentang toleransi, berhati-hati menggunakan media sosial, bersikap dengan bijak, mempelajari keberagaman yang ada pada manusia, dan menghargai perbedaan. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan, maka saran yang direkomendasikan adalah sebagai berikut. 2.1. Bagi SMAN 8 Pinrang Dari pihak sekolah dapat memberikan edukasi tentang bahayanya Mayoritarianisme, sektarianisme, dan Intoleransi melalui penyuluhan ataupun sosialisasi. Dengan harap setelah mendapatkan sosialisasi siswa dapat memahami kesetaraan hak yang seharusnya didapatkan oleh setiap golongan. 2.2. Bagi siswa SMAN 5 Enrekang Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran diri untuk menghargai perbedaan yang ada, tidak menyinggung suatu golongan. Agar kedepannya indonesia memiliki penerus yang menghargai dan mempertahankan integrase nasional. 18 2.3.Bagi penulis selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penulis selanjutnya mengenai pengaruh Mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi bagi kehdupan baik ditingkat sosial berskala kecil juga tentunya ditingkat berbangsa dan bernegara. 19 DAFTAR PUSTAKA muthtahari, t. (2017, 8 november). Survei UIN Jakarta: Intoleransi Tumbuh di Banyak Sekolah dan Kampus. Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/survei-uin-jakarta-intoleransi-tumbuh-di-banyaksekolah-dan-kampus-czQL (diakeses 20 april) Kemendikbud. 2016. KBBI Sektarianisme. https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Sosial, (diakses 9 Mei ). Hasil Survei Nasional 2016 Wahid Foundation - LSI . (2017, 6 oktober). Retrieved from Wahid Foundation: https://wahidfoundation.org/index.php/publication/detail/Hasil-Survei-Nasional-2016Wahid-Foundation-LSI (Diakses 10 mei) Mulyana, c. (2020, 18 januari). Survei Wahid Institute: Intoleransi-Radikalisme Cenderung Naik. Retrieved from media indonesia: https://mediaindonesia.com/read/detail/284269-survei-wahidinstitute-intoleransi-radikalisme-cenderung-naik (diakses 10 Mei) Agung, G. (2019, 4 agustus). Lawan Penguatan Identitas Primordial Dengan Cara Ini. Retrieved from Gatra.com : https://www.gatra.com/detail/news/435046/politik/lawan-penguatan-identitasprimordial-dengan-cara-ini (diakses 9 juni) Rizal, Adam. 2019. Berapa Lama Orang Indonesia Main Sosial Media. https://infokomputer.grid.id/read/121632479/berapa-lama-orang-indonesiamain-sosial-media (diakses 9 Mei 2020) Pabotingngi, M. (2017, 15 Agustus). Mengatasi Intoleransi. Retrieved from merdeka.com: https://www.merdeka.com/khas/mengatasi-intoleransi.html (diakses 12 Juni) Kurnia, D. (2019, 14 november). Mewaspadai Politik Sektarian. Retrieved from alinea.id: https://www.alinea.id/kolom/mewaspadai-politik-sektarian-b1XaX9hqg (diakses 14 Juni) Demokrat Mayoritarian. (2012, 12 desember). Retrieved from Tempo.co: https://majalah.tempo.co/read/kolom/83633/demokrat-mayoritarian (diakses 14 Juni) 20 LAMPIRAN Angket Penelitian PENGARUH MAYORITARIANISME DAN SEKTARIANISME TERHADAP SIKAP SISWA KELAS XI SMAN 8 PINRANG MENGENAI INTOLERANSI Nama : Nis : no. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pertanyaan apakah anda mempunyai teman yang berbeda suku, ras, atau agama dengan anda? apakah anda setuju hanya satu suku, ras, atau agama saja yang diberikan perlakuan khusus? bagaimana pendapat anda dengan kesamaan hak, apakah anda setuju dengan kesamaan hak setiap golongan? apakah anda merasa bahwa kelompok minoritas merupakan ancaman? apakah anda setuju bahwa negara harus berpatokan dengan satu identitas agama? Apakah anda tidak senang dengan salah satu suku/ ras/agama di Indonesia? Apakah anda peduli dengan suku dan ras yang berbeda dengan anda? Apakah dalam kegiatan sehari-hari anda pernah melihat tindak intoleransi terhadap orang lain? Menurut anda, apakah sikap intoleransi di Indonesia merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah? Menurut anda, apakah pemerintah sudah berkontribusi dalam meningkatkan sikap toleransi suku dan ras? 21 Ya Tidak Hasil Angket Validitas dan Realibilitas nomor butir angket Resp. y y2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R5 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R6 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R7 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R8 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R9 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R10 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R11 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R12 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R13 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R14 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 22 R15 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R16 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R17 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R18 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R19 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R20 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R21 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R22 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R23 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R24 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R25 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R26 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R27 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R28 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 324 R29 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R30 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R31 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R32 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 23 R33 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R34 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R35 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R36 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R37 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R38 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R39 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R40 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 361 R41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 400 R42 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 361 R43 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 361 R44 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 361 R45 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 324 R46 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 324 R47 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 324 R48 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 324 R49 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 324 R50 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 324 24 R51 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 324 R52 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 17 289 R53 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 17 289 R54 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 16 256 R55 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 14 196 R56 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 13 169 R57 1 1 1 1 1 1 2 2 0 2 12 144 1024 18498 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JUMLAH rxy 0,875 0,865 0,579 0,803 0,450 0,779 0 -0,384 0,863 0 4,8336 0,0507 0,066 0,179 0,095 0,205 0,034 0 0,213 0,102 0,254 1,2017 No. X y x2 y2 xy R1 12 4 144 16 48 R2 12 4 144 16 48 R3 12 4 144 16 48 R4 12 4 144 16 48 R5 12 4 144 16 48 0,6624 rac 1.820175439 r11 0.377472289 25 R6 12 4 144 16 48 R7 12 4 144 16 48 R8 12 4 144 16 48 R9 12 4 144 16 48 R10 12 4 144 16 48 R11 12 4 144 16 48 R12 12 4 144 16 48 R13 12 4 144 16 48 R14 12 4 144 16 48 R15 12 4 144 16 48 R16 12 4 144 16 48 R17 12 4 144 16 48 R18 12 4 144 16 48 R19 12 4 144 16 48 R20 12 4 144 16 48 R21 12 4 144 16 48 R22 12 4 144 16 48 R23 12 4 144 16 48 R24 12 4 144 16 48 R25 12 4 144 16 48 R26 12 4 144 16 48 R27 12 4 144 16 48 R28 12 4 144 16 48 R29 12 5 144 25 60 R30 12 5 144 25 60 R31 12 5 144 25 60 R32 12 5 144 25 60 26 R33 12 5 144 25 60 R34 12 5 144 25 60 R35 12 5 144 25 60 R36 12 5 144 25 60 R37 12 5 144 25 60 R38 12 5 144 25 60 R39 12 5 144 25 60 R40 12 5 144 25 60 R41 12 6 144 36 72 R42 11 6 121 36 66 R43 11 6 121 36 66 R44 11 6 121 36 66 R45 10 6 100 36 60 R46 10 6 100 36 60 R47 10 6 100 36 60 R48 10 6 100 36 60 R49 10 6 100 36 60 R50 10 6 100 36 60 R51 10 6 100 36 60 R52 9 6 81 36 54 R53 9 6 81 36 54 R54 8 6 64 36 48 R55 8 5 64 25 40 R56 7 5 49 25 35 R57 7 4 49 16 28 Jumlah 643 270 7355 1318 3013 27 Norma Kategorisasi Angket Skor maksimum teoritik : 2 x 57 = 114 Skor minimum teoritik : 1 x 57 = 57 Luas jarak :114 –57 = 57 Standar deviasi : 57 : 3 = 19 Mean teoritik : (114 + 57) : 2 = 85,5 Skor − + ≤ < < ≤ − + Rentang Skor Kategorisasi ≥ 104,5 Tinggi 66,5 – 103 Sedang ≤65 Rendah 28 BIODATA PENULIS Arya Fadjar atau akrab disapa Arya lahir di kota Pinrang pada tanggal 14 januari 2003. Penulis lahir dari orang tua yang bernama Khairil Kubo S.E., dan Hj. Nur Asia salihu sebagai anak keempat dari 5 bersaudara. Penulis memulai pendidikan di TK Aisyiah Bungi dan tamat pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di SD Negeri 136 Duampanua dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Lembang dan tamat pada tahun 2018. Pada tahun 2018, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Gowa sampai sekarang. Penulis saat ini sibuk diberbagai ekstrakulikuler seperti Majelis Perwakilan Kelas (MPK) sebaga ketua Komisi B dan juga Koordinator komisi 2, Pengajar di Smudama Science Club (SSC) bidang ekonomi, juga aktif mengikuti lomba dan Forum-forum. Penulis yang menggemari genre musik rock 90’, juga mempunyai hobi membaca sejarah dan berita politik. Karena usaha dan doa, alhamdulillah karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Dan juga penulis beharap bahwa karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat yang banya bagi pembacanya. 29