Uploaded by Arya Fadjar

(Bismillah Allahu akbar)KTI Arya Fadjar

advertisement
PENGARUH MAYORITARIANISME DAN SEKTARIANISME
TERHADAP SIKAP SISWA KELAS XI SMAN 8 PINRANG MENGENAI
INTOLERANSI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai Prasyarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester Bidang Studi
Bahasa Indonesia
Oleh:
Nama : Arya Fadjar
NIS : 2018089
Kelas : XI MIPA 3
UPT SMA NEGERI 5 GOWA
Jalan Poros Makassar−Malino Km.62, Desa Parigi, Kec. Tinggimoncong, Kab.
Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan
2020
PENGARUH MAYORITARIANISME DAN SEKTARIANISME
TERHADAP SIKAP SISWA KELAS XI SMAN 8 PINRANG MENGENAI
INTOLERANSI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
Nama : Arya Fadjar
NIS
: 2018089
Kelas : XI MIPA 3
UPT SMA NEGERI 5 GOWA
Jalan Poros Makassar−Malino Km.62, Desa Parigi, Kec. Tinggimoncong, Kab.
Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh mayoritarianisme dan sektarianisme terhadap sikap
siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang mengenai intoleransi”, disusun oleh:
nama
: Arya Fadjar
Nis
: 2018089
Kelas
: XI MIPA 3
telah dibaca dan disetujui pada tanggal …………
Tinggimoncong, 17 juni 2020
Mengetahui,
Menyetujui,
Kepala SMAN 5 Gowa,
Pembimbing,
Sudarman, S.Pd.,M.Pd.,M.M
NIP. 19710325 199702 1 003
Rusdiyadi, S.Pd
NIP. 19701225 199702 1 005
i
MOTTO
“Perjuangan melawan kebodohan, defisit akal sehat dan hawa nafsu, itu tidak jauh ataupun dekat, tapi
sepanjang jalan hidup yang penuh perjuangan”
Kupersembahkan untuk orang tua saya yang selalu
mendoakan saya, guru saya Bapak rusdiyadi S.Pd, dan juga
kawan-kawan seperjuangan angkatan 23 inverness.
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat kepedulian siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang
terhadap kesetaraan hak tiap golongan, (2) Mengukur tingkat potensi sentiment mayoritarianisme siswa
kelas XI SMAN 8 Pinrang, (3) mengukur tingkat potensi sentiment sektarianisme siswa kesal XI SMAN
8 Pinrang, (4) Mencari tahu apakah tindak intoleransi terjadi pada siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang, (5)
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi timbulnya mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi
siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang terhadap perilakunya di lingkungan sosial.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah siswa Kelas XI
SMA Negeri 8 Pinrang yang berjumlah 228 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen
angket . Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis product
moment.
Hasil penelitian diperoleh: (1) Tingkat kepedulian siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk
kategori “sedang” dengan skor 106 (2) Potensi sentiment mayoritarianisme masuk dalam kategori rendah
dengan skor 26(3) Potensi sentiment sektariansime masuk dalam kategori 12 (4) Tindak intoleransi
termasuk dalam kategori sedang dengan skor 80 (5) Solusi untuk mengatasi sentiemen mayoritarianisme,
sektarianisme, dan intoleransi antaralain adalah memperbanyak edukasi tentang toleransi, berhati-hati
menggunakan media sosial, bersikap dengan bijak, mempelajari keberagaman yang ada pada manusia,
dan menghargai perbedaan.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan rahmat dang
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh mayoritarianisme
dan sektarianisme terhadap sikap siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang mengenai ancaman intoleransi”.
Dalam penelitian ini, penulis mengalami banyak kendala diantaranya kurangnya referensi serta ruang
untuk penelitian. Berkat keseriusan dan kesabaran berbagai pihak dalam mengarahkan penulis serta selalu
memberikan dorongan, motivasi, dan solusi yang cemerlang sehingga penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Oleh karena itu, secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Sudarman, S.Pd., M.Pd., M.M, selaku Kepala SMA Negeri 5 Gowa yang telah memberikan
kesempatan penulis untuk menimba ilmu dan pengalaman belajar yang sangat berharga.
2. Bapak Rusdiyadi, S.Pd, selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia SMA Negeri 5 Gowa sekaligus
pembimbing yang tidak mengenal kalah jenuh untuk selalu mendampingi dan membimbing dalam
proses penelitian ini.
3. Bapak Drs. Sukiman, selaku Kepala SMAN 8 Pinrang yang telah memberikan izin penelitian di
sekolah yang dipimpinnya, dan seluruh siswa yang telah bersedia menjadi informan dalam proses
penelitian.
4. Orang tua tercinta, yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik, serta memberikan doa,
dukungan, dan kasih sayang tiada henti kepada penulis.
5. Teman-temanku siswa SMA Negeri 5 Gowa khususnya Kelas XI MIPA 3, serta semua pihak yang
tidak sempat penulis sebutkan namanya satu per satu, atas semua dukungan maupun bantuannya
dalam proses penelitian.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunannya masih terdapat kekurangan. Besar harapan penulis atas saran dan
kritik yang membangun untuk menyempurnakan penelitian ini.
Penulis berharap semoga segala dukungan dan bantuan serta pengorbanan yang telah diberikan oleh
berbagai pihak hingga selesainya penelitian ini bernilai ibadah dan mendapatkan imbalan yang berlipat
ganda dari Allah SWT.
Tinggimoncong, 17 juni 2020
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………………..
i
MOTTO …………… ..................................................................................................... ….
ii
ABSTRAK …………………………………………………………………………………
iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...
iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………
v
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………….
1
1. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………..
1
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
1
3. Tujuan Penelitian
……………………………………………………………..
2
4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………….
2
BAB II KAIAN PUSTAKA ………………………………………………………………..
3
1. Kajian Teori ……………………………………………………………………….
3
2. Hipotesis …………………………………………………………………………..
4
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………….
7
1. Rancangan penelitian………………………………………………………………
7
2. Lokasi dan waktu penelitian……………………………………………………….
7
3. Populasi dan sampel …………………………………………………. ……… ….
8
4. Variabel dan Definisi Operasional ………………………………………………..
8
5. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………………..
9
6. Instrumen Penelitian……………………………………………………………….
9
7. Uji Coba Instrumen Penelitian……………………………………………………..
9
8. Analisis Data……………………………………………………………………….
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………………….
12
1. Uji coba instrument ………………………………………………………………
12
2. Deskriptif data …………………………………………………………………….
13
3. Pembahasan ………………………………………………………………………..
15
BAB V PENUTUP …………………………………………………………………………
18
1. Kesimpulan ………………………………………………………………………..
18
2. Saran ……………………………………………………………………………….
18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………
20
LAMPIRAN …………….……………………………………………………………….
20
BIODATA PENULIS ……………………………………………………………………….
29
v
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perkembangan peradaban sudah sangat banyak mengubah sikap masyarakat
termasuk dalam hal pemikiran dan keterbukaan terhadap hak-hak kemerdekaan dalam berpandapat,
memeluk kepercayaan, dan pandangan politik. Perkambangan itulah yang mendasari timbulnya
diskusi juga pembahasan tentang konsep hak kemanusiaan, kesetaraan tiap golongan manusia
ciptaan Tuhan, dalam konteks masyarakat sipil (Civil Society). Namun, perkembangan peradaban
yang terus berjalan menuju tercapai dan terpenuhinya hak-hak tiap individu yang bebas dan merdeka
untuk setiap struktur sosial (mayoritas dan minoritas) bukanlah tanpa hambatan. Hambatannya pun
timbul dari kalangan yang merasa terancam oleh kelompok-kelompok kecil, dan merasa kelompok
yang besar punya hak lebih. Dalam beberapa kasus mereka yang anti kebebasan ini mendasari
tindakan mereka terhadap kepercayaan mereka dan menganggap kelompok mereka yang paling
benar. Dua hal tadi kita kenal sebagai mayoritarianisme dan sektarianisme, yang mendasari
terjadinya tindakan intoleransi di dalam negeri seperti pembakaran tempat ibadah, penistaan terhadap
suatu golongan, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan hal tadi, tak keliru kalau kita mengatakan bahwasannya mayoritarianisme dan
sektarianisme sebagai benalu dalam negara yang merdeka. Bukan tentang pengaruhnya terhadap
sistem di negara kita saja, tetapi tindakan yang menindas kaum atau kelompok kecil yang ada dalam
negeri yang kita pijak dan sama-sama kita jaga yang seharusnya mendapatkan hak yang sama seperti
golongan lain di Indonesia.
Namun ancaman bukan hanya sampai di situ saja, ancaman yang lebih besar timbul ketika
benalu Mayoritarianisme dam sektarianisme itu tumbuh di kalangan orang muda. Bukanlah hal
sepele, karena ini tentang masa depan bangsa dan negara. Ketika sentimen untuk membenci dan
membatasi hak minoritas atau yang berbeda pandangan timbul di kalangan orang muda, ideologi
negara hanya tinggal nama. Ini bukanlah tanpa sebab, karena segala keterbukaan informasi di
jejaring internet kini berubah seperti pisau bermata dua, orang-orang yang berpaham sesat dengan
bebas mem-posting ujaran kebencian terhadap kelompok tertentu yang mana akan dikonsumsi
masyarakat luas tidak terkecuali golongan muda. Beberapa memang telah ditindak, namun
persebarannya masih jauh lebih besar dari yang ditindak.
2. Rumusan Masalah
2.1 Apakah siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang peduli dengan kesetaraan hak untuk setiap golongan
baik minoritas ataupu mayoritas?
2.2 apakah siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang peduli dengan toleransi antar golongan ?
2.3 Apakah perilaku sektarianisme, Mayoritarianisme, dan intoleransi terjadi pada siswa Kelas XI
SMAN 8 Pinrang?
2.4 Solusi apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi paham sektarianisme, Mayoritarianisme,
dan intoleransi?
1
3. Tujuan Penelitian
3.1 Untuk mengetahui kepedulian siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang dalam menerapkan sikap
toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Untuk mengetahui kepedulian siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang dalam menerapkan kesetaraan
hak tiap golongan di kehidupan sehari-hari.
3.3 Untuk mengetahui apakah perilaku sektarianisme, Mayoritarianisme, dan intoleransi terjadi pada
siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang.
3.4 Untuk mengetahui Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi timbulnya sikap sektarianisme,
Mayoritarianisme, dan intoleransi siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang terhadap perilakunya di
lingkungan sosial.
4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Praktis
4.1.1 Bagi sekolah, sebagai referensi dan bahan rujukan agar dapat menghargai dan
memahami segala perbedaan dan hak kesetaraan tiap golongan yang ada di
sekolah.
4.1.2
Bagi siswa, dapat lebih berhati-hati dalam bersikap dan menjunjung tinggi rasa
penghargaan terhadap perbedaan yang ada di sekolah.
4.1.3
Bagi penulis, dapat menambah wawasan mengenai pengaruh mayoritarianisme dan
sektarianisme terhadap perilaku intoleransi remaja.
4.2 Manfaat Akademis
Manfaat akademis yang diharapkan adalah dapat dijadikan rujukan untuk meminimalisasi
pengaruh sentiment mayoritarianisme dan sektarianisme bagi perilaku intoleransi remaja serta
referensi bagi masyarakat yang melakukan kajian terhadap mayoritarianisme dan sektarianisme
terhadap prilaku intoleransi remaja.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
1.1 Kajian tentang Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu. Pengertian pengaruh menurut Surakhmad adalah kekuatan yang muncul
dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap
apaapa yang ada di sekililingnya. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengaruh adalah suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun
benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga memberikan perbahan terhadap apa-apa
yang ada di sekitarnya.
1.2 Kajian tentang mayoritarianisme
Menurut Juan Linz, mayoritarianisme adalah paham yang berpandangan bahwa warga
mayoritas sebuah negara paling berhak menentukan kebijakan politik. Mayoritas dari segi apa?
Bisa dari segi etnis ataupun agama. Dari pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa Agenda atau
filosofi politik tradisional yang menyatakan bahwa suatu mayoritas dalam populasi (dapat
berupa mayoritas agama, bahasa, atau faktor mayoritas lainnya) merupakan kelompok utama
dan berhak membuat keputusan yang berpengaruh bagi masyarakat keseluruhan.
1.3 Kajian tentang Sektarianisme
Menurut KBBI, Sektarianisme adalah semangat membela suatu sekte atau mazhab,
kepercayaan, atau pandangan agama yang berbeda dari pandangan agama yang lebih lazim
diterima oleh para penganut agama tersebut. Menurut James Gelvin mengartikan sektarianisme
sebagai aliran dalam politik yang antikomunikasi, reaksioner, amat emosional, tidak kritis,
angkuh, dan antidialog. Jadi dapat disimpulkan bahwa sektarianisme adalah pembelaan dan
perjuangan yang ditujukan untuk suatu golongan tanpa memikirkan golongan lain yang tidak
sepaham dengan mereka.
1.4 Kajian tentang Intoleransi
Menurut KBBI, intoleransi adalah ketiadaan tenggang rasa. Menurut Garth Blake suatu
kondisi jika suatu kelompok (misalnya masyarakat, kelompok agama, atau kelompok nonagama) secara spesifik menolak untuk menoleransi praktik-praktik, para penganut, atau
kepercayaan yang berlandaskan agama. Secara praktis dapat kita simpulkan bahwa intoleransi
merupakan sikap suatu menolak atau menentang segala hal yang bukan berasal dari
golongannya.
1.5 Kajian tentang Perilaku
Menurut KBBI, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Menurut Notoatmojo, perilaku adalah respon/reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dalam dirinya. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa perilaku adalah respon atau reaksi suatu individu terhadap sesuatu, baik
yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari lingkungan.
3
1.6 Kajian tentang Siswa
Menurut KBBI, siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah).
Menurut Sarwono siswa ialah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti
pembelajaran di dunia pendidikan. Dari pendapat-pendapat tersebut disimpulkan bahwa siswa
merupakan setiap orang yang resmi terdaftar untuk mengikuti pembelajaran pada tingkatan
tertentu.
2. Perilaku mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi
Dilihat dari sejarahnya, kekerasan yang mengatasnamakan agama tidak bisa dilepaskan dari
konteks politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan sisi agama yang ditekankan bukan perkara
spiritualitas melainkan urusan orang banyak. Konflik bertema kekerasan yang terjadi di Indonesia
bisa dikelompokkan ke dalam pola-pola tertentu. Era pasca-1998 ditandai dengan maraknya konflik
antar etnis, seperti yang terjadi di Ambon dan Poso. Konflik horisontal tersebut terjadi secara
berlarut-larut dan baru selesai sekitar tahun 2005. Konflik ini pun tidak hanya sekedar antar
kelompok etnis, namun juga merambah ke antaragama hingga antarbudaya. Pola konflik selanjutnya
mengambil bentuk aksi terorisme yang mengatasnamakan agama. Bom Bali pada tahun 2002
menjadi gambaran besar atas aksi terorisme ini. Tindakan semacam ini marak terjadi di tengah
dekade 2000 dan disinyalir makin masif sejak masa pascareformasi. Hingga sekarang, beberapa
tindakan terorisme masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk percobaan pengeboman
di Jakarta. Terorisme pun bukan sekadar masalah horisontal, melainkan juga vertikal dengan
pemerintah sebagai targetnya.
Sikap mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi merupakan akar dari kekerasan terhadap
kelompok-kelompok minoritas. Tak hanya itu saja, intoleransi bisa memupuk paham radikal yang
tentunya mengancam negara.
Melalui wahid institution, survey ukuran intoleransi di tahun 2019 meningkat dibanding tahun
sebelumnya. Pada tahun 2016, indeks intoleransi di indonesia menunjukkan angka 46%, dan tahun
2019 naik menjadi 54%. Survey ini setidaknya melibatkan 1.520 responden dari 27 provinsi di
indonesia.
Tercatat ada begitu banyak kasus intoleransi di indonesia, termasuk yang baru-baru ini terjadi di
Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Jemaat gereja paroki santo joseph menghadapi penolakan
dari masyarakat setempat yang merasa keberatan dengan renovasi gereja. Padahal dari pihak jemaat
telah mengantongi surat Izin Membangun Bangunan (IMB), tetapi dari pihak masyarakat yang tidak
terima menggugat surat IMB ke PTUN. Alasan pihak masyarakat menolak pembangunan
dikarenakan masyarakat Tanjung balai merupakan mayoritas pemeluk agama islam.
Akan menjadi tamparan keras tentunya bagi kita yang hidup di negara berfalsafah pluralisme
dikacaukan oleh keegoisan satu pihak. Bukanlah ini hanya menjadi tamparan keras, tetapi sebagai
musuh bersama dalam hal kemanusiaan.
3. Pengaruh Positif Toleransi
3.1 Dengan sikap toleransi yang dimiliki seseorang akan meningkatkan rasa persaudaraan. Akan
timbul rasa kasih sayang kepada sesama meski memiliki perbedaan. Apalagi Indonesia
merupakan negara yang mejemuk penduduknya.
4
3.2 Adanya sikap toleransi maka akan timbul rasa nasionalisme pada diri sendiri. Akan semakin
cinta tanah airnya dengan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
3.3 Sebagai penguat iman, karena dalam agama diajarkan untuk berbuat kebajikan kepada sesama
manusia. Tiap manusia harus menjalin hubungan baik dengan lingkungannya dengan sikap
saling menghormati dan mengasihi. Karena setiap manusia dikaruniai hak-hak asasi yang harus
dihormati orang lain.
3.4 Adanya sikap toleransi akan memudahkan mencapai kata mufakat dalam setiap keputusan atau
persoalan yang ada. Setiap pendapat orang itu berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut akan
tercipta kemufakatan yang adil untuk semua golongan.
4. Pengaruh Intoleransi
4.1 tidak didapatnya hak-hak untuk golongan tertentu, sehingga terjadi pengucilan sosial. Tujuannya
ialah membuat kaum minoritas merasa tertekan, tersingkir lantas menerima dominasi kaum
mayoritas. Dampak dari praktik pengucilan ini sangat fatal bagi kerukunan antar golongan yang
berbeda. Pengucilan akan melahirkan relasi sosial-bernegara yang timpang. Kelompok mayoritas
memiliki daya tawar dan daya tekan yang kuat untuk memaksakan aturan main di ruang publik.
Sebaliknya, kelompok minoritas akan kehilangan kanal-kanal ekspresi karena tersumbat oleh
spiral aroganisme.
4.2 sebagai akar dari tindakan radikal terhadap golongan tertentu, yang memicu konflik sosial.
Tentunya, ketika konflik terjadi akan menelan kerugian baik dari segi materil maupun nonmateril.
4.3 sebagai ancaman dalam kerukunan di negara. Ketika intoleransi telah mendarah daging, antara
satu kelompok dengan kelompok yang lain hanya akan menebar kebencian bagi sesama.
4. Pendeskripsian
4.1 Karakteristik Mayoritarianisme
4.1.1
kelompok mayoritas sebagai pemegang utama dan pengatur kehidupan sosial di
masyarakat
4.1.2 kelompok minoritas tidak memiliki hak sebagaimana kelompok mayoritas dapatkan, dan
sering mendapat perlakuan tidak adil
4.1.3 kelompok mayoritas memiliki anggapan bahwa kelompok minoritas sebagai ancaman
dan gangguan, sehingga perlu diberi batasan.
4.2 Tujuan Mayoritarianisme
4.2.1 Untuk tetap mempertahankan kasta sosial
Bagi sebagian besar orang, kelompok minoritas ketika diberikan ruang untuk
melaksanakan hak-haknya secara leluasa dianggap sebagai ancaman yang mengkikis
kelompok mayoritas sehingga kelompok mayoritas berkurang jumlahnya. Oleh
karenanya, dibanyak kasus kelompok mayoritas memberikan batasan kepada kelompok
minoritas meskipun kelompok minoritas tidak melanggar aturan.
5
4.2.2
Menunjukkan superior dari kelompok mayoritas
Mereka yang merasa terancam, akan merasa bahwa kelompoknya selama ini
ditindas
karena
lemah.
Makanya,
dibeberapa
kasus
kelompok
bersentimen
mayoritarianisme kerap melakukan kekerasan terhadap minoritas.
4.3 Karakteristik Sektarianisme
4.3.1 kelompok agama suatu pihak adalah yang paling benar dan harus ditegakkan segala hal
di dalamnya tanpa terkecuali.
4.3.2 kelompok agama lain merupakan ancaman dan perlu mengikuti aturan agama yang
dominan.
4.3.3 kelompok agama lain tidak boleh dilibatkan dalam sebuah pengambilan keputusan karena
dapat dianggap menyesatkan.
4.3.4 Kelompok agama lain harus tunduk pada aturan yang didasari oleh agama kelompok tadi.
4.3.5 Selalu menggunakan Narasi kebencian dalam stigma identitas golongan
4.4 Tujuan sektarianisme
4.4.1 sebagai pelaksanaan anggapan perintah tuhan.
Ketika sebuah kelompok ataupun golongan agama menemui suatu hal yang
bertentangan dengan pemahamannya, maka sebagai bagian dari yang mereka anggap
sebagai perintah tuhan, mereka menolak keberadaan suatu kelompok tersebut yang
dianggap mengancam kemurnian golongan dan/atau agama tadi. Contoh kasus yang
paling sederhana adalah konflik mazhab dalam islam baik dari Sunni, Salafi-wahabi,
dan Syiah yang terjadi di irak dan Pakistan.
4.4.2
sebagai bentuk perlindungan diri yang terhadap sesuatu yang dianggap mengancam
Suatu golongan dan/atau Agama yang menempati sebuah lingkungan sosial ketika
mendapati sesuatu hal yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap mereka. Maka
tindakan mereka adalah menolak sebagai manifestasi melindungi diri dengan dasar
bahwa kelompok merekalah yang paling benar.
5. Hipotesis
Berdasarkan kajian teoterik, disusun suatu hipotesis penelitian yang menjadi jawaban sementara
terhadap permasalahan penelitian adalah “Ada hubungan yang signifikan antara Mayoritarianisme
dan Sektarianisme terhadap perilaku intoleransi siswa kelas XI SMA Negeri 8 Pinrang”.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
1.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dimana proses
penggalian informasi diwujudkan dalam bentuk angka-angka sebagai alat untuk menemukan
keterangan mengenai penelitian yang dilakukan.
1.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih oleh penulis sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 8 Pinrang. SMA
Negeri 8 Pinrang berlokasi di Jalan poros pinrang-polman, Kec. Lembang, Kab. Pinrang. Namun,
pengumpulan data dilakukan di rumah masing-masing dikarenakan terdapat kendala untuk
berpergian dan saling bertemu baik penulis maupun narasumber. Alasan penulis memilih SMA
Negeri 8 Pinrang sebagai lokasi penelitian karena untuk mengukur bagaimana pemahaman peserta
didik SMAN 8 Pinrang tentang intoleransi dalam bernegara dan sekolah ini juga mudah dijangkau
oleh penulis sendiri. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2020.
3. Populasi dan Sampel
3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini
yaitu peserta didik kelas XI SMA Negeri 8 Pinrang. Berikut uraian dari populasi, antara lain:
No.
Kelas
Jumlah
1
XI MIPA1
35
2
XI MIPA 2
35
3
XI MIPA 3
33
4
XI MIPA 4
35
5
XI IPS 1
30
6
XI IPS 2
31
7
XI IPS 3
29
Jumlah
228
7
3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Dari populasi yang dipaparkan
diatas maka penulis mengambil sampel sekurang-kurangnya 25% dari siswa kelas XI SMA
Negeri 8 Pinrang yaitu 57 siswa.
25% ×
4. Variabel dan Definisi Operasional
4.1 Variabel Penelitian
4.1.1
Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
penyebab terjadinya perubahan pada variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi
variable bebas adalah Mayoritarianisme dan sektarianisme.
4.1.2
Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
perilaku intoleransi siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang.
4.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan suatu hal dapat menjadi petunjuk bagi penulis dalam
mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, definisi operasional yang digunakan adalah:
4.2.1 Sentimen Mayoritarianisme dan sektarianisme
Mayoritarianisme dan Sektarianisme dalam penelitian ini adalah pendapat atau
pandangan yang didasarkan pada perasaan tentang kelompok mayoritas dan minoritas,
serta mereka yang berbeda-beda paham dan pandangan.
4.2.2
Intoleransi
Intoleransi dalam penelitian ini adalah perilaku atau pola hidup yang tercipta dari
aktivitas sosial yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
langsung dengan intoleransi.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara atau teknik yang dilakukan oleh penulis untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data atau informasi sebanyak-banyaknya dan cara yang paling
relevan dengan masalah yang diangkat serta bisa dipertanggungjawabkan atas data tersebut.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
5.1 Kuosioner (Angket)
Kuosioner adalah alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden yang menjawabnya. Pada
penelitian ini, jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tertutup disajikan
8
dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden hanya memberikan tanda centang (√)
pada kolom atau melingkari pilihan pada tempat yang
sesuai.
Adapun untuk hasil penelitian yang diperoleh dari angket, penulis membuat kriteria
penilaian sebagai berikut.
Jenis Pertanyaan
Item
Skor
Ya
2
Tidak
1
Tidak menjawab
0
Ya
2
Tidak
1
Tidak menjawab
0
Positif
Negatif
6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga datanya
mudah diolah.
6.1 Angket
Instrumen penelitian yang digunakan pada metode angket adalah kuosioner/angket. Angket
tersebut terdiri pertanyaan yang memiliki opsi ya/tidak.
7. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan datan dapat diartikan sebagai proses mengartikan data-data lapangan sesuai dengan
tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga
cara pengolahan datanya bersifat kuantitatif juga. Berikut kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
mengolah data kuantitatif.
8.1 Penyuntingan (Editing), yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul, meliputi
kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban, keseragaman satuan data yang
dilakukan dan sebagainya.
8.2 Pengkodean (Coding), yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul di
setiap instrument penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam penganalisisan
dan penafsiran data.
8.3 Tabulasi (Tabulating), yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel
agar mudah dipahami.
8. Analisis Data
9.1 Teknik Analisis Data
9
Analisis data adalah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil penelitian
menjadi informasi yang nantinya dapat dipergunakan dalam mengambil kesimpulan. Dalam
penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul apa adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Jenis analisis deskriptif yang
digunakan adalah analisis potret data. Analisis potret data merupakan perhitungan frekuensi
nilai yang disajikan sebagai persentase dari keseluruhan. Dalam penerapannya, diperlukan
pengkategorian sebagai alat pembanding soal yang satu dengan lainnya. Norma kategori yang
digunakan adalah sebagai berikut.
Kategori
Rentang Skor
≥104,5
Tinggi
66,5 – 104
Sedang
≤65
Rendah
Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan norma kategorisasi dapat dilihat di lampiran 4.
9.2 Analisis Uji Prasyarat
Analisis uji prasyarat yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas. Uji
normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing variabel
berdistribusi normal atau tidak.
9.3 Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang telah
disusun dapat diterima atau ditolak. Analisis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis korelasi dan analisis regresi sederhana. Hasil analisis korelasi sederhana dilkukan
untuk mengetahui korelasi antara Mayoritarianisme, sektarianisme dengan intoleransi Kelas XI
SMAN 8 Pinrang diperoleh r
dengan r
hitung
≥r
hitung
sebesar 0,377. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan
tabel
sebesar 0,26 ( = 0,05 dan N=57). Hasil konsultasi tersebut menunjukan bahwa r
tabel,
0,377 ≥ 0,26. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh antara Mayoritarianisme,
sektarianisme dengan intoleransi Kelas XI SMAN 8 Pinrang.
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifikasi antara penggunaan media sosial dengan
perilaku siswa dihitung menggunakan analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana
dihitung dengan Uji F dengan kriteria data dikatakan signifikan apabila F hitung ≥ F tabel. Dari hasil
perhitungan diketahui bahwa
Fhitung sebesar 5,929934. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan F table 0,0182 ( =
0,05 dan N=57). Hal ini menunjukan bahwa F
hitung
≥F
tabel,
5,9299 ≥ 0,0182 (signifikan). Hasil
perhitungan analisis regresi di atas, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
10
Sumber Varian
df
SS
MS
Regression
1
4.139904636
4.1399046
Residual
54
37.69938108
0.6981367
Total
55
Fhitung
Ftabel
5.929934
0.018218963
41.83928571
11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Uji Coba Instrumen
1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-butir soal angket. Dalam
penelitian ini validitas dari setiap butir pertanyaan yang ada dalam instrumen penelitian dengan
menggunakan product moment.
Keterangan:
= Koefisien korelasi
∑
= Jumlah responden
= Total perkalian skor X dan Y
∑
= Jumlah skor variabel X
∑
= Jumlah skor variabel Y
(∑
)
= Jumlah kuadrat skor variabel X
(∑
)
= Jumlah kuadrat skor variabel Y
Nilai rxy yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga product moment pada tabel dengan
taraf signifikasi 5%. Bila harga r
hitung
>r
tabel
maka butir soal tersebut dinyatakan valid, begitu
pula sebaliknya.
Angket
Validitas
No. Butir Item
Positif
Instrumen I
Jumlah
Persentase
7
70%
Negatif
Valid
2, 9
Tidak Valid
8, 10
7
3
30%
4
6
10
100%
Jumlah
1, 3, 4,
5, 6
1.2 Uji Reabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui instrumen dapat dipercaya dalam untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data. Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga
product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5%.
=
−1
1−
12
∑
Keterangan:
r11
= Realibilitas instrument
n
= Banyak butir soal
= Varians butir soal
= Varians skor total
Jika r11 > r
tabel
maka item tes yang diujicobakan realibel, begitu pula sebaliknya.Hasil
pengujian reliabilitas angket menghasilkan r11 = 0,377 > r
tabel
= 0,26, maka instrumen tersebut
reliabel.
2. Deskriptif Data
Berdasarkan perolehan data yang telah diperoleh dengan menggunakan angket pengaruh
penggunaan media sosial terhadap perilaku siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang, dilakukan analisis data
dengan teknik deskriptif potret data, yang disajikan sebagai berikut.
2.1 Dukungan terhadap kesetaraan hak
Persentase kesediaan dengan kesetaraan hak setiap golongan
Siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang
Jawaban
Skor
Frekuensi
Ya
106
53
Tidak
4
4
Tidak menjawab
0
0
Jumlah
110
57
Persentase
92,98%
31,25%
0%
100%
Berdasarkan data diatas dapa disimpukan bahwa terdapat 53 siswa (92,98%) yang bersedia
dengan kesetaraan hak tiap golongan dan 4 siswa (7,01%) yang tidak bersedia. Data tersebut juga
menunjukan bahwa presentase termasuk kategori “tinggi” dengan skor 106.
2.2 potensi sentimen mayoritarianisme
13
Presntasi potensi sentiment Mayoritarianisme
Kelas XI SMAN 8 PINRANG
Jawaban
Skor
Frekuensi
Ya
26
13
Tidak
44
44
Tidak menjawab
0
0
Jumlah
70
57
Persentase
22,8%
77,2%
0%
100%
Berdasarkan data yang ada diatas, ada sekitar 22,8% yang merasa kelompok minoritas adalah
ancaman, dan sekitar 77,2% yang merasa tidak terancam sama sekali. Data tersebut menunjukkan
bahwa Sentimen Mayoritarianisme siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang kategori “rendah” dengan skor
26.
2.3.Potensi sentiment Sektarianisme
Presentase sentiment sektarianisme
Kelas XI SMAN 8 Pinrang
Jawaban
Ya
Tidak
Skor
Frekuensi
Persentase
12
6
10,52%
51
51
89%
0
0
0%
63
57
100%
Tidak menjawab
Jumlah
Berdasarkan data yang ada di atas, 10,52% setuju dengan negara yang berpatokan dengan satu
identitas agama, sedangkan 89% tidak setuju dengan negara yang berpatokan dengan satu identitas
agama. Ini menunjukkan bahwa presentase potensi Sektarianisme siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang
termasuk kategori “rendah” dengan skor 12.
2.4.perilaku intoleransi di kehidupan sehari-hari
Presentase perilaku Intoleransi di kehidupan sehari-hari
Kelas XI SMAN 8 Pinrang
Jawaban
Skor
Frekuensi
14
Persentase
Ya
80
40
70,17%
Tidak
17
17
29,8%
Tidak menjawab
0
0
0%
Jumlah
97
57
100%
Berdasarkan data yang ada di atas, 70,17% pernah melihat perilaku intoleransi di kehidupan
sehari-harinya. Dan 29,8% menyatakan tidak perna melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehariharinya. Ini menunjukkan perilaku Intoleransi di kehidupan sehari-hari Kelas XI SMAN 8 Pinrang
kategori “sedang” dengan skor 80.
2.5 Kepuasan menegenai peran pemerintah dalam mengatasi Intoleransi
Presentase kepuasan mengenai peran pemerintah dalam mengatasi intloransi
Kelas XI SMAN 8 Pinrang
Jawaban
Ya
Tidak
Tidak menjawab
Jumlah
Skor
Frekuensi
Persentase
58
29
50,9%
28
28
49,1%
0
0
0%
86
57
100%
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 29 siswa (50,9%) yang merasa
puas dengan kinerja pemerintah dalam mengatasi intoleransi. Sedangkan, 28 orang lainnya
(49,1%) merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah dalam mengatasi
intoleransi. Ini
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap pemerintah dalam penanganan kasus intoleransi
termasuk kategori “Rendah” dengan skor 58.
3. Pembahasan
3.1. Kepedulian terhadap kesetaraan tiap golongan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap angket yang diberikan kepada siswa kelas SMAN 8
Pinrang, kepedulian untuk menciptakan kesetaraan untuk setiap golongan dalam kategori cukup.
Artinya, secara keseluruhan mereka memiliki kesadaran yang cukup untuk berprilaku adil bagi
orang yang berbeda golongan. Terbukti dari 57 orang responden, 54 orang (92,28%) menyatakan
bahwa mereka mendukung terciptanya keadilan bagi semua golongan tanpa terkecuali.
3.2.Potensi Mayoritarianisme
Berdasarkan hasil penelitian terhadap angket yang diberikan kepada siswa kelas SMAN 8
Pinrang, potensi mayoritarianisme termasuk dalam kategori rendah. Terbukti, dari 57 orang
15
responden, 44 orang (77,2%) menganggap bahwa kelompok minoritas bukan merupakan sebuah
ancaman. Dan 13 orang (22,8%) menganggap kelompok minoritas adalah ancaman bagi kelompok
mayoritas.
3.3. Potensi Sentimen Sektarianisme
Berdasarkan hasil penelitian terhadap angket yang diberikan kepada siswa kelas XI SMAN 8
Pinrang, potensi adanya sentimen sektarianisme masuk dalam kategori rendah. Terbukti, dari 57
orang, 6 orang merasa perlu bahwa negara perlu berpatokan hanya pada satu identitas agama.
Sedangkan 51 orang lainnya menolak.
3.4. presentase perilaku Intoleransi di kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap angket yang diberikan kepada siswa kelas SMAN 8
Pinrang, Perilaku Intoleransi dalam kehidupan sehari-hari siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang
termasuk dalam kategori sedang. Terbukti, dari 57 orang responden, 40 orang diantaranya
menyatakan pernah melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehari-harinya. Sedangkan 17
lainnya menyatkan tidak pernah melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehari-harinya.
3.5. Solusi untuk Mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi
Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan megatasi
a) Perbanyak edukasi mengenai toleransi
Perilaku intoleran pada umumnya lahir dari penolakan dan ketakutan, atas
ketidakpahaman
dalam
menyikapi
perbedaaan
budaya,
bangsa,
dan
agama.
Ketidakpahaman tersebut menggiring individu untuk bersikap arogan dan melebihlebihkan diri atau kelompoknya. Gagasan tersebut diajarkan dan dipelajari di masa kecil
dari lingkungan, baik itu sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Oleh sebab itu,
dibutuhkan pendidikan yang mengajarkan anak untuk berpandangan terbuka dan tertarik
untuk memahami perbedaan yang ada. Terlebih untuk menghindari pemaksaan terhadap
anak untuk bersikap toleran, namun ditekankan pada realitas perbedaan yang ada.
Sehingga anak dapat belajar memahami perbedaan di kehidupan sekitar dan belajar untuk
bersikap toleran tanpa harus adanya pemaksaan. Pendidikan toleransi juga dibutuhkan
semua umur, mengingat pendidikan tidak hanya di bangku sekolah saja. Namun bisa
diterapkan di rumah, organisasi masyarakat, pelatihan kerja, penegakan hukum, hiburan
masyarakat, dan lini informasi.
b) Berhati-hati menggunakan Media Sosial
Akses atas informasi juga bisa menjadi alat untuk melawan perilaku intoleran. Perilaku
dan sikap intoleran akan sangat berbahaya jika digunakan untuk ambisi politik dan
kekuasaan oleh individu maupun kelompok. Politik yang bersifat memecah belah
tersebut diawali dengan memanfaatkan sentimen-sentimen di masyarakat. Pemahaman
publik berpotensi disesatkan dengan pemberian argumen-argumen yang mengandung
kebencian. kebohongan atas data statistik, dan manipulasi opini publik dengan informasi
yang menyesatkan dan mengandung prasangka buruk. Langkah untuk melawan dan
meminimalisasi adanya politik pecah belah dan kebencian itu adalah dengan
mengembangkan kebijakan yang menghasilkan serta mempromosikan kebebasan pers
dan pers yang mengusung nilai-nilai pluralisme. Hal tersebut akan memberikan akses
16
atas informasi yang kredibel dan akuntabel kepada masyarakat. Sehingga masyarakat
dapat menentukan antara fakta dan opini, serta hal-hal yang mengandung konten SARA,
untuk menghindari perilaku intoleran di masyarakat
c) Bersikap dengan Bijak
Perilaku intoleran di masyarakat merupakan hasil gabungan perilaku intoleran dari tiap
individu yang merupakan anggota masyarakat. Banyak perilaku intoleran yang individu
lakukan secara sadar maupun tidak sadar. Perilaku intoleran yang dilakukan secara
individu bisa berupa prasangka buruk, stereotip, stigma, hinaan, maupun gurauan berbau
SARA (racial jokes). Kenyataannya, perilaku intoleran melahirkan perilaku intoleran
lainnya (intolerance breeds intolerance). Maksud kalimat tersebut ialah perilaku
intoleran yang dilakukan oleh seseorang akan memunculkan keinginan untuk membalas
dendam. Untuk melawan perilaku intoleran tersebut, masing-masing individu harus
mempertimbangkan perilaku intolerannya di masyarakat yang akan menciptakan rasa
saling tidak percaya dan perselisihan.
d) Mempelajari keberagaman yang ada pada manusia.
Pembelajaran keberagaman budaya ini bertujuan untuk mengembangkan, memperkaya,
dan memperteguh jati diri bangsa, serta mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Langkah konkret pembelajaran keberagaman kebudayaan bisa berupa
mengunjungi museum, obyek wisata yang berbasis budaya, permainan tradisional,
menyanyikan lagu daerah, dan menyelenggarakan kegiatan budaya.
Ini cara-cara yang bisa kita tempuh dan cukup efektif untuk mengatasi ancaman identitas
primordial dan sektarian
e) Menghargai perbedaan
Segala perbedaan perlu dipadukan agar harmoni tercipta tanpa ada perpecahan,
demokrasi hadir sebagai produk pemikiran untuk menghargai segala perbedaan. Dengan
memulai untuk menghargai orang yang berbeda dengan kita, orang lain pun akan ikut
menghormati. Dan terciptalah keharmonisan tanpa ada benci satu samalain.
17
BAB V PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1.1. kepedulian siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang untuk bersikap toleran dengan suku, ras, dan agama
lain tergolong “tinggi”, terbukti dengan banyaknya angka presentase angket yang menjawab “ya”
untuk mendukung kesetaraan setiap hak dengan skor 106.
1.2. potensi sentiment Mayoritarianisme Kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori rendah.
Terbukti, dari 57 responden sekitar 22,8% yang merasa kelompok minoritas adalah ancaman, dan
sekitar 77,2% yang merasa tidak terancam sama sekali. Data tersebut menunjukkan bahwa
Sentimen Mayoritarianisme siswa Kelas XI SMAN 8 Pinrang kategori “rendah” dengan skor 26.
1.3. potensi sentiment sektarianisme Kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori rendah. 10,52%
setuju dengan negara yang berpatokan dengan satu identitas agama, sedangkan 89% tidak setuju
dengan negara yang berpatokan dengan satu identitas agama. Ini menunjukkan bahwa presentase
potensi Sektarianisme siswa kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori “rendah” dengan skor
12.
1.4. Tindak Intoleransi di kehidupan sehari-hari kelas XI SMAN 8 Pinrang termasuk kategori sedang.
70,17% pernah melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehari-harinya. Dan 29,8% menyatakan
tidak perna melihat perilaku intoleransi di kehidupan sehari-harinya. Ini menunjukkan perilaku
Intoleransi di kehidupan sehari-hari Kelas XI SMAN 8 Pinrang kategori “sedang” dengan skor 80.
1.5. Solusi untuk mengatasi sentiemen mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi antaralain
adalah memperbanyak edukasi tentang toleransi, berhati-hati menggunakan media sosial, bersikap
dengan bijak, mempelajari keberagaman yang ada pada manusia, dan menghargai perbedaan.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan, maka saran yang
direkomendasikan adalah sebagai berikut.
2.1. Bagi SMAN 8 Pinrang
Dari pihak sekolah dapat memberikan
edukasi tentang bahayanya Mayoritarianisme,
sektarianisme, dan Intoleransi melalui penyuluhan ataupun sosialisasi. Dengan harap setelah
mendapatkan sosialisasi siswa dapat memahami kesetaraan hak yang seharusnya didapatkan oleh
setiap golongan.
2.2. Bagi siswa SMAN 5 Enrekang
Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran diri untuk menghargai perbedaan yang ada, tidak
menyinggung suatu golongan. Agar kedepannya indonesia memiliki penerus yang menghargai
dan mempertahankan integrase nasional.
18
2.3.Bagi penulis selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penulis selanjutnya mengenai pengaruh
Mayoritarianisme, sektarianisme, dan intoleransi bagi kehdupan baik ditingkat sosial berskala
kecil juga tentunya ditingkat berbangsa dan bernegara.
19
DAFTAR PUSTAKA
muthtahari, t. (2017, 8 november). Survei UIN Jakarta: Intoleransi Tumbuh di Banyak Sekolah dan
Kampus. Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/survei-uin-jakarta-intoleransi-tumbuh-di-banyaksekolah-dan-kampus-czQL (diakeses 20 april)
Kemendikbud. 2016. KBBI Sektarianisme. https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Sosial, (diakses 9 Mei ).
Hasil Survei Nasional 2016 Wahid Foundation - LSI . (2017, 6 oktober). Retrieved from Wahid
Foundation: https://wahidfoundation.org/index.php/publication/detail/Hasil-Survei-Nasional-2016Wahid-Foundation-LSI (Diakses 10 mei)
Mulyana, c. (2020, 18 januari). Survei Wahid Institute: Intoleransi-Radikalisme Cenderung Naik.
Retrieved from media indonesia: https://mediaindonesia.com/read/detail/284269-survei-wahidinstitute-intoleransi-radikalisme-cenderung-naik (diakses 10 Mei)
Agung, G. (2019, 4 agustus). Lawan Penguatan Identitas Primordial Dengan Cara Ini. Retrieved from
Gatra.com : https://www.gatra.com/detail/news/435046/politik/lawan-penguatan-identitasprimordial-dengan-cara-ini (diakses 9 juni)
Rizal, Adam. 2019. Berapa Lama Orang Indonesia Main Sosial Media.
https://infokomputer.grid.id/read/121632479/berapa-lama-orang-indonesiamain-sosial-media
(diakses 9 Mei 2020)
Pabotingngi, M. (2017, 15 Agustus). Mengatasi Intoleransi. Retrieved from merdeka.com:
https://www.merdeka.com/khas/mengatasi-intoleransi.html (diakses 12 Juni)
Kurnia, D. (2019, 14 november). Mewaspadai Politik Sektarian. Retrieved from alinea.id:
https://www.alinea.id/kolom/mewaspadai-politik-sektarian-b1XaX9hqg (diakses 14 Juni)
Demokrat Mayoritarian. (2012, 12 desember). Retrieved from Tempo.co:
https://majalah.tempo.co/read/kolom/83633/demokrat-mayoritarian (diakses 14 Juni)
20
LAMPIRAN
Angket Penelitian
PENGARUH MAYORITARIANISME DAN SEKTARIANISME TERHADAP
SIKAP SISWA KELAS XI SMAN 8 PINRANG MENGENAI INTOLERANSI
Nama :
Nis :
no.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pertanyaan
apakah anda mempunyai teman yang berbeda
suku, ras, atau agama dengan anda?
apakah anda setuju hanya satu suku, ras, atau
agama
saja yang diberikan perlakuan khusus?
bagaimana pendapat anda dengan kesamaan hak,
apakah anda setuju dengan kesamaan hak setiap
golongan?
apakah anda merasa bahwa kelompok minoritas
merupakan ancaman?
apakah anda setuju bahwa negara harus berpatokan
dengan satu identitas agama?
Apakah anda tidak senang dengan salah
satu suku/ ras/agama di Indonesia?
Apakah anda peduli dengan suku dan ras yang
berbeda dengan anda?
Apakah dalam kegiatan sehari-hari anda
pernah
melihat tindak intoleransi terhadap orang lain?
Menurut anda, apakah sikap intoleransi di
Indonesia merupakan masalah yang harus
diperhatikan oleh pemerintah?
Menurut anda, apakah pemerintah sudah
berkontribusi dalam meningkatkan sikap
toleransi suku dan ras?
21
Ya
Tidak
Hasil Angket
Validitas dan Realibilitas
nomor butir angket
Resp.
y
y2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
R1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R3
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R4
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R5
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R6
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R7
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R8
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R9
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R10
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R11
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R12
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R13
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R14
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
22
R15
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R16
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R17
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R18
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R19
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R20
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R21
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R22
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R23
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R24
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R25
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R26
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R27
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R28
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
18
324
R29
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R30
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R31
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R32
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
23
R33
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R34
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R35
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R36
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R37
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R38
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R39
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R40
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
361
R41
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
20
400
R42
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
19
361
R43
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
19
361
R44
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
19
361
R45
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
18
324
R46
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
18
324
R47
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
18
324
R48
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
18
324
R49
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
18
324
R50
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
18
324
24
R51
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
18
324
R52
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
17
289
R53
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
17
289
R54
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
16
256
R55
1
1
1
1
1
2
2
2
1
2
14
196
R56
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
13
169
R57
1
1
1
1
1
1
2
2
0
2
12
144
1024
18498
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
JUMLAH
rxy
0,875
0,865
0,579
0,803
0,450
0,779
0
-0,384
0,863
0
4,8336
0,0507
0,066
0,179
0,095
0,205
0,034
0
0,213
0,102
0,254
1,2017
No.
X
y
x2
y2
xy
R1
12
4
144
16
48
R2
12
4
144
16
48
R3
12
4
144
16
48
R4
12
4
144
16
48
R5
12
4
144
16
48
0,6624
rac
1.820175439
r11
0.377472289
25
R6
12
4
144
16
48
R7
12
4
144
16
48
R8
12
4
144
16
48
R9
12
4
144
16
48
R10
12
4
144
16
48
R11
12
4
144
16
48
R12
12
4
144
16
48
R13
12
4
144
16
48
R14
12
4
144
16
48
R15
12
4
144
16
48
R16
12
4
144
16
48
R17
12
4
144
16
48
R18
12
4
144
16
48
R19
12
4
144
16
48
R20
12
4
144
16
48
R21
12
4
144
16
48
R22
12
4
144
16
48
R23
12
4
144
16
48
R24
12
4
144
16
48
R25
12
4
144
16
48
R26
12
4
144
16
48
R27
12
4
144
16
48
R28
12
4
144
16
48
R29
12
5
144
25
60
R30
12
5
144
25
60
R31
12
5
144
25
60
R32
12
5
144
25
60
26
R33
12
5
144
25
60
R34
12
5
144
25
60
R35
12
5
144
25
60
R36
12
5
144
25
60
R37
12
5
144
25
60
R38
12
5
144
25
60
R39
12
5
144
25
60
R40
12
5
144
25
60
R41
12
6
144
36
72
R42
11
6
121
36
66
R43
11
6
121
36
66
R44
11
6
121
36
66
R45
10
6
100
36
60
R46
10
6
100
36
60
R47
10
6
100
36
60
R48
10
6
100
36
60
R49
10
6
100
36
60
R50
10
6
100
36
60
R51
10
6
100
36
60
R52
9
6
81
36
54
R53
9
6
81
36
54
R54
8
6
64
36
48
R55
8
5
64
25
40
R56
7
5
49
25
35
R57
7
4
49
16
28
Jumlah
643
270
7355
1318
3013
27
Norma Kategorisasi
Angket
Skor maksimum teoritik
: 2 x 57 = 114
Skor minimum teoritik
: 1 x 57 = 57
Luas jarak
:114 –57 = 57
Standar deviasi
: 57 : 3 = 19
Mean teoritik
: (114 + 57) : 2 = 85,5
Skor
−
+
≤
<
<
≤
−
+
Rentang Skor
Kategorisasi
≥ 104,5
Tinggi
66,5 – 103
Sedang
≤65
Rendah
28
BIODATA PENULIS
Arya Fadjar atau akrab disapa Arya lahir di kota Pinrang pada tanggal 14
januari 2003. Penulis lahir dari orang tua yang bernama Khairil Kubo S.E.,
dan Hj. Nur Asia salihu sebagai anak keempat dari 5 bersaudara. Penulis
memulai pendidikan di TK Aisyiah Bungi dan tamat pada tahun 2009,
kemudian melanjutkan pendidikan di SD Negeri 136 Duampanua dan tamat
pada tahun 2015. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Lembang
dan tamat pada tahun 2018. Pada tahun 2018, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Gowa
sampai sekarang.
Penulis saat ini sibuk diberbagai ekstrakulikuler seperti Majelis Perwakilan Kelas (MPK) sebaga
ketua Komisi B dan juga Koordinator komisi 2, Pengajar di Smudama Science Club (SSC) bidang
ekonomi, juga aktif mengikuti lomba dan Forum-forum. Penulis yang menggemari genre musik rock
90’, juga mempunyai hobi membaca sejarah dan berita politik. Karena usaha dan doa, alhamdulillah
karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Dan juga penulis beharap bahwa karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat yang banya bagi pembacanya.
29
Download