Separuh Sasaran Vaksinasi COVID-19 Nasional Telah Mendapatkan Suntikan Dosis Pertama PROPOSAL DATA COVID-19 INDONESIA Oleh: MITA RAMADHANI NIM. 4213151017 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA ILMU ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021 1 BAB I PENDAHULUAN COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru, ‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020). Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global diseluruh dunia, mengakibatkan pandemi coronavirus 20192020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019- 2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan pandemi pada 11 Maret 2020. Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga hampir 200 Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun dilakukan oleh pemerintah di negara-negara di dunia guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, yang disebut dengan istilah lockdown dan social distancing (Supriatna, 2020). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirus baru, awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019- nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah dalam upaya pemutus rantai penyebaran covid-19 , upaya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Protokol kesehatan yang ketat, wajib memakai masker,menghindari kerumunan dan penggunaan handsanitizer , PPKM, dan Penyuntikan Vaksin Covid-19. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengungkapkan, per Kamis (14/10/2021), separuh dari sasaran vaksinasi di Indonesia atau 104 juta orang telah mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19. Adapun, 60 juta orang di antaranya telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. vaksin dipercaya mampu menurunkan risiko sakit berat jika terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak perlu lagi ragu untuk menyegerakan vaksinasi agar segera mendapatkan perlindungan. Vaksin sendiri memiliki beberapa tahap yaitu vaksin 1,2,3 dan dengan dosis yang sesuai dengan umur penerima vaksin ,dan juga dengan tahap atau prosedur yang sesuai. 2 Riset ini dilakukan diawali dengan respon masyarakat yang kurang mendukung adanya kebijakan pemerntah yaitu vaksinasi C0VID-19 ,yang didasari oleh berbagai latar belakang masyarakat yang kurang memahami atau kurang pengetahuan,mulai dari ketakutan tentang vaksin yang dikarenakan banyaknya berita yang tidak benar (HOAX) yang diterima oleh masyarakat,kurangnya sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi COVID-19 dalam upaya pemutusan mata rantai covid-19 yang telah lama mewabah hingga ditetapkan sebagai pandemic , yang menyebabkan kesulitan pemerintah dalam upaya pemerintah dalam melakukan sebaran secara luas vaksinasi covid-19 di seluruh wilayah di Indonesia. Riset ini sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui sudah berapa persen dari seluruh penduduk Indonesia yang sudah mengikuti vaksinasi covid-19 dosis pertama , dan pemerintah melakukan dengan sasaran target nasional agar tersebar secara merata dan akan berakibat meningkatkan kekebalan tubuh setelah mengikuti vaksinasi maka akan dapat menurunkan bahkan dapat memutuskan rantai penyebaran covid-19 di Indonesia. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada tanggal 31 Desember 2019, dilaporkan terdapat 27 kasus pneumonia dengan etiologi yang tidak diketahui di Kota Wuhan, provinsi Hubei di Cina (Sun et al., 2020). Pada 11 Februari 2020, WHO secara resmi menyebut penyakit yang dipicu oleh 2019-nCoV sebagai Penyakit Virus Corona 2019 (COVID-19). Pada 30 Januari 2020, WHO mendeklarasikan wabah COVID-19 di Cina sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency of International Concern, PHEIC) ini meandakan COVID-19 sebagai ancaman global dunia. Penelitian ini menggunakan metode review article. Sumber data penelitian ini berasal dari literatur yang diperoleh melalui internet berupa hasil penelitian dari publikasi jurnal Internasional. Vaksin adalah cara yang paling efektif dan ekonomis untuk mencegah penyakit menular. Pengembangan afektif terhadap infeksi SARS-CoV-2 sangat diperlukan. sejauh ini lebih dari 40 perusahaan farmasi dan lembaga akademis di seluruh dunia telah meluncurkan program pengembangan vaksin mereka melawan SARS-CoV-2. Vaksin mRNA memiliki keunggulan dibandingkan vaksin konvensional lainnya, dengan tidak adanya integrasi genom, respon imun yang berkembang, perkembangan yang cepat dibandingkan jenis vaksin lainnya, dan kemampuan memproduksi antigen multimeric. Namun sejauh ini belum ada vaksin mRNA yang masuk ke pasaran, sehingga mungkin diperlukan lebih banyak waktu dalam penetapan standar kualitas dan evaluasi keamanan vaksin. Tahapan dalam pembuatan sebuah vaksin memang melalui beberapa tahap sampai vaksin tersebut dapat diproduksi dan diterima secara global, begitupun dengan pengembangan vaksin COVID-19. Vaksin sebagai cara yang paling efektif dan ekonomis untuk mencegah penyakit menular membuat pengembangan dari vaksin untuk memerangi infeksi SARS-CoV-2 sangat diperlukan. sejauh ini lebih dari 40 perusahaan farmasi dan lembaga akademis di seluruh dunia telah meluncurkan program pengembangan vaksin mereka melawan SARS-CoV-2.5 Selama dua dekade terakhir, tiga coronavirus yang didapatkan pada manusia (SARS-CoV, MERS-CoV, dan SARS-CoV-2) muncul di seluruh dunia, menyebabkan ancaman besar terhadap kesehatan global. . Kelompokkelompok penelitian di seluruh dunia mempercepat pengembangan vaksin COVID19 menggunakan berbagai pendekatan. Mekanisme pengenalan yang tepat antara protein permukaan virus dan reseptor inang penting untuk memahami bagaimana penularan lintas spesies dan tropis inang serta untuk pembentukan model hewan untuk pengembangan vaksin . Protein coronavirus spike (S) adalah target penting untuk pengembangan vaksin karena memediasi mekanisme infeksi melalui pengikatan reseptor sel inang. 1. Vaksin mati dan Vaksin yang dilemahkan Vaksin sel utuh yang dimatikan atau vaksin hidup yang dilemahkan menghadirkan beberapa komponen antigenik ke inang dan dengan demikian dapat berpotensi menyebabkan beragam efek imunologis terhadap patogen.7 Mereka adalah vaksin 4 tradisional dengan teknologi yang telah dipersiapkan secara matang persiapan, dan dapat menjadi vaksin SARS-CoV-2 pertama yang dimasukkan ke dalam aplikasi klinis. 2. Subunit Vaksin Vaksin subunit mencakup satu atau lebih antigen dengan imunogenisitas kuat yang mampu menstimulasi sistem imun inang secara efisien. Secara umum, jenis vaksin ini lebih aman dan lebih mudah untuk diproduksi, tetapi seringkali membutuhkan penambahan bahan pembantu untuk memperoleh respon imun protektif yang kuat. 3. Vaksin Mrna Vaksin mRNA adalah teknologi yang berkembang pesat untuk mengobati penyakit menular dan kanker. Vaksin berbasis mRNA mengandung mRNA yang mengkode antigen, yang diterjemahkan di mesin seluler inang dengan vaksinasi. Vaksin mRNA memiliki keunggulan dibandingkan vaksin konvensional, dengan tidak adanya integrasi genom, respon imun yang meningkat, perkembangan yang cepat, dan produksi antigen multimeric. 4. Vaksin DNA Vaksin DNA biasanya terdiri dari molekul DNA plasmid yang mengkodekan satu atau lebih antigen. Mereka lebih unggul dari vaksin mRNA dalam formulasi yang diperlukan untuk stabilitas dan efisiensi pengiriman, namun mereka harus memasukkan nukleus yang dapat membawa risiko integrasi vctor dan mutasi pada genom inang 5. Vaksin Live Vector Vaksin vektor langsung adalah virus hidup (vektor) yang mengekspresikan antigen heterolog. Mereka dikarakterisasi dengan menggabungkan imunogenisitas yang kuat dari vaksin yang dilemahkan hidup dan keamanan vaksin subunit, dan secara luas digunakan untuk menginduksi imunitas seluler in vivo. 6. Vaksin Peptida Sintetis atau Epitop Vaksin ini hanya mengandung fragmen antigen utuh tertentu dan biasanya dibuat dengan teknik sintesis kimia. Mereka lebih mudah dalam persiapan dan kontrol kualitas. Namun, berat molekul rendah dan kompleksitas struktural dari vaksin ini biasanya menghasilkan imunogenisitas yang rendah, sehingga modifikasi struktural, sistem pengiriman, dan bahan pembantu juga diperlukan dalam formulasi. Separuh dari sasaran vaksinasi di Indonesia atau 104 juta orang telah mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19. Adapun, 60 juta orang di antaranya telah mendapatkan vaksinasi 5 dosis lengkap. Pemerintah mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras agar program vaksinasi dapat berjalan lancar dan sesuai harapan. Pemerintah telah memastikan semua vaksin yang digunakan di Indonesia aman dan berkhasiat sejalan dengan Persetujuan Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). saat ini seluruh dunia sangat memerlukan vaksin COVID-19, dan Indonesia memerlukan 400 juta lebih dosis vaksin. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mendapatkan vaksin dari berbagai produsen. Kehadiran berbagai jenis vaksin COVID-19 di Indonesia ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin. vaksin dipercaya mampu menurunkan risiko sakit berat jika terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak perlu lagi ragu untuk menyegerakan vaksinasi agar segera mendapatkan perlindungan. bahwa percepatan vaksinasi untuk kelompok lansia dan remaja saat ini masih menjadi fokus pemerintah. Hingga saat ini, baru 33,5% lebih dari sasaran kelompok lansia yang sudah mendapatkan dosis pertama dan 21,7% yang sudah mendapatkan dosis lengkap. Sedangkan kelompok remaja baru 15,4% dari sasaran dan 11,3% dari sasaran yang sudah mendapatkan dosis lengkap. tidak ada kasus fatal yang terkait langsung dengan vaksinasi. Menurutnya, gejala pasca vaksinasi merupakan reaksi alamiah tubuh dalam proses membentuk antibodi. Gejala yang kerap terjadi pasca vaksinasi seperti demam, mual, pusing, nyeri otot, ngantuk, kemerahan, hingga gatal. Tubuh memberikan respon, dia tergugah membentuk kekebalan. Untuk mengantisipasi gejala tersebut, dia menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum vaksinasi, seperti memastikan kondisi kesehatan fisik dan mental. Saat Ini lebih baik divaksinasi daripada tidak dan vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia ketika kita akan divaksinasi. 6 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan Pematangsiantar, Sabtu 16 Oktober 2021. Penelitian ini menggunakan metode review article. Sumber data penelitian ini berasal dari literatur yang diperoleh melalui internet berupa hasil penelitian dari publikasi jurnal Internasional. Dalam hal kepustakaan seluruhnya menggunakan literatur internasional. Kriteria inklusi adalah variablevariable yang di teliti oleh peneliti. Memanfaatkan situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC, USA), laporan WHO, dan tinjauan komprehensif literatur dari PubMed, untuk memperoleh informasi terkait pengembangan vaksin COVID-19 tanpa mengaitkan semua infornasi terkini terkait epidemiologi, tanda dan gejala klinis, pengobatan dan diagnosis, metode transmisi, metode perlindungan, pencegahan, dan faktor risiko serta respon global terhadap COVID -19. Kriteria inklusi adalah variable-variabel yang diteliti oleh peneliti. Data Kasus Positif Covid-19 (Update 25 Oktober 2021) KASUS KONFIRMASI SEMBUH SPESIMEN SUSPEK KASUS AKTIF MENINGGAL JUMLAH 4.234.011 4.072.332 270.811 490.512 18.746 142.933 Data Vaksinasi Covid-19 dan Target Sasaran Vaksin Nasional Data Vaksinasi COVID-19 vaksinasi Ke-1 Vaksinasi Ke-2 Vaksinasi ke-3 Target Sasaran Vaksin Nasional Jumlah 113.424.379 68.264.009 1.107.424 208.265.720 Berikut merupakan data Target Sasaran Vaksin Nasional Dan data Kasus Positif , kasus Aktif , sembuh dan meninggal Indonesia, upaya untuk memutus mata rantai covid-19 demi naiknya dan stabilnya keadaan Indonesia dan menaikkan kembali keadaan ekonomi Indonesia yang Merendah , bersih dan terbebas dari Pandemi DAFTAR PUSTAKA https://covid19.go.id/vaksin-covid19 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL World Heath Organisation (WHO) merekomendasikan beberapa jenis-jenis vaksin yang telah di evaluasi dan aman untuk di gunakan diantaranya mRNA COVID-19 BNT162b2 (Pfizer), vaksin mRNA-1273 (Moderna), vaksin ChAdOx1 nCoV-19 / AZD1222 (AstraZeneca), Ad26.COV2.S (Jessen), Sinophram dan terakhir vaksin Sinovac (WHO, 2021a). Namun, sejak pengembangan vaksin COVID19 pertama, masyarakat enggan mengikuti vaksinasi karena khawatir akan Setiyo Adi Nugroho: Keamanan Vaksin keamanan dan efektivitasnya. Banyak dari masyarakat yang tidak mempercayai penggunaan vaksin sebagai solusi dalam mengakhiri pandemi. Berdasarkan survei mengenai penerimaan vaksin COVID-19 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), United Nations Children’s Fund (UNICEF), dan World Health Organization (WHO) yang dilakukan pada September 2020 dan melibatkan 115.000 responden, mendapatkan hasil bahwa masih banyak masyarakat yang ragu bahkan menolak vaksinasi COVID-19, di mana sebanyak 7,6% menolak dan 27% ragu-ragu. Alasan dibalik penolakan dan keraguan mengenai vaksin tersebut sangatlah beragam, seperti tidak yakin terhadap keamanan vaksin, ragu terhadap efektivitas vaksin, takut terhadap efek samping vaksin, tidak mempercayai kegunaan vaksin, dan karena keyakinan agama (SatgasCOVID-19, 2020b). Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19 sehingga dapat meningkatkan tingkat penerimaan vaksin tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19 sehingga bisa memberi informasi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 melalui pendekatan studi referensi. 8 Berikut merupakan data Target Sasaran Vaksin Nasional Dan data Kasus Positif , kasus Aktif , sembuh dan meninggal Indonesia, upaya untuk memutus mata rantai covid-19 demi naiknya dan stabilnya keadaan Indonesia dan menaikkan kembali keadaan ekonomi Indonesia yang Merendah , bersih dan terbebas dari Pandemi. Grafik Data Kasus Positif Covid-19 (Update 25 Oktober 2021) 4 500 000 4 000 000 3 500 000 KONFIRMASI 3 000 000 SEMBUH 2 500 000 SPESIMEN 2 000 000 SUSPEK 1 500 000 KASUS AKTIF 1 000 000 MENINGGAL 500 000 0 1 JUMLAH 4 500 000 4 000 000 3 500 000 3 000 000 2 500 000 2 000 000 1 500 000 1 000 000 500 000 0 JUMLAH 9 Grafik Data Vaksinasi Covid-19 dan Target Sasaran Vaksin Nasional Jumlah 250 000 000 200 000 000 150 000 000 100 000 000 Jumlah 50 000 000 0 vaksinasi Ke- Vaksinasi Ke- Vaksinasi ke1 2 3 Target Sasaran Vaksin Nasional Jumlah 250 000 000 200 000 000 150 000 000 100 000 000 Jumlah 50 000 000 0 vaksinasi Ke- Vaksinasi Ke- Vaksinasi ke1 2 3 10 Target Sasaran Vaksin Nasional Grafik jumlah kasus penyebaran Covid-19 tertinggi dibeberapa wilayah Indonesia Jawa tengah 12 000 Papua 10 000 Jawa Barat 8 000 DKI Jakarta lampung 6 000 Kalimantan Utara 4 000 Sumatera Utara 2 000 Jawa Timur Riau 0 Sulawesi Utara 1 14 000 12 000 10 000 8 000 6 000 4 000 Ряд1 2 000 0 4.2 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil studi referensi, Secara global, beberapa vaksin prospektif telah diproduksi dan digunakan oleh masyarakat. Saat ini ada dua bentuk vaksin yaitu messenger ribonucleic acid (mRNA) : vaksin mRNA (NRM) yang tidak bereplikasi dan vaksin mRNA yang dapat memperkuat diri sendiri. mRNA yang dibangun diformulasikan menjadi pembawa, biasanya nanopartikel lipid untuk melindunginya dari degradasi dan meningkatkan penyerapan seluler (Bonam et al., 2021). Setelah partikel pembawa tertelan ke dalam sel, mRNA dilepaskan, yang diterjemahkan oleh ribosom untuk menghasilkan protein target (antigen yang dapat 11 dikenali) (Pardi et al., 2020). Setelah protein target disekresikan oleh sel, protein tersebut dikenali oleh sistem imun. Efek samping yang serius seperti kematian akibat arteriosklerosis dan henti jantung, aritmia ventrikel paroksismal dicatat. Namun, kejadian kardiovaskular terjadi serupa pada kelompok plasebo, dengan dua kematian karena stroke hemoragik dan infark miokard, dan dua dengan penyebab yang tidak diketahui. Tidak pasti apakah vaksin meningkatkan risiko kardiovaskular. Infeksi COVID-19 dikaitkan dengan beban inflamasi yang lebih tinggi yang dapat menyebabkan inflamasi vaskular, miokarditis, dan aritmia jantung (clinicaltrials.gov, 2021). Vaksinasi untuk infeksi virus pernapasan akut lainnya menunjukkan kemungkinan peningkatan sementara dalam risiko kejadian vaskular.(Logunov et al., 2020) Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan 10 kali lipat penerimaan infark Setiyo Adi Nugroho: Keamanan Vaksin miokard akut dalam tujuh hari untuk pengujian positif untuk influenza B, dan peningkatan risiko 5 kali lipat dengan influenza A (Madjid et al., 2020) (Smeeth et al., 2004) (Kwong et al., 2018). Studi lain menunjukkan bahwa pengikatan SARSCoV-2 ke ACE2 dapat menyebabkan cedera miokard akut dan paru-paru melalui perubahan jalur pensinyalan ACE2 (Soumya et al., 2021). Efek vaksinasi untuk pasien dengan penyakit kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya perlu dijelaskan kembali lebih lanjut. Dalam rangka persiapan dan susksesnya pelaksanaan vaksinasi COVID-19 secara nasional yang akan dilaksanakan, para petugas kesehatan di lingkungan Pemerintah Daerah Kota telah mengikuti pelatihan Imunisasi COVID-19 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 19 November 2020. Adapun materi yang disampaikan dalam Pelatihan Imunisasi COVID-19 tersebut antara lain : 1. Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 2. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19 3. Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 Disampaikan dalam pelatihan bahwa kebijakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19, latar belakang kebijakan adalah : 1. Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) 2. Pemerintah telah mengumumkan kasus konfirmasi pertama COVID-19 di Indonesia pada awal Maret 2020. Dalam rentang waktu satu bulan, seluruh provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-19 tidak hanya terjadi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat penduduk lainnya, namun telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil. 3. Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. 12 4. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang terlihat nyata dalam berbagai sector di antaranya sector social, pariwisata dan pendidikan 5. Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif melalui upaya pemberian vaksinasi. Sehingga pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan terkait pemberian vaksinasi COVID-19, yang dituangkan dalam Perpres No. 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19. Tujuan dari pelaksanaan pemberian vaksinasi COVID-19 adalah : 1. Menurunkan kesakitan & kematian akibat COVID-19 2. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh 3. Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi Kelompok sasaran tahapan penerima vaksin COVID-19 adalah : 1. Petugas kesehatan seluruh Indonesia, sebagai garda terdepan dalam pemberian layanan kesehatan publik dan memiliki risiko tertularnya COVID-19 2. TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat 3. tokoh masyarakat/agama, pelaku perekonomian strategis, perangkat daerah kecamatan, desa, RT/RW 4. Guru, tenaga pendidik dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA dan PT 5. berperanan penting dalam keberlangsungan investasi pendidikan anak – anak Indonesia 6. aparatur pemerintah pusat, daerah, dan legislatif. 7. kelompok usia produktif dan berkontribusi dalam sektor perekonomian termasuk anggota BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) Waktu Pelaksanaan pemberian vaksinasi COVID-19 adalah Mulai Desember 2020 secara bertahap dengan mempertimbangkan kajian epidemiologi, ketersediaan vaksin COVID-19 dan sarana pendukung lainnya. 13 Tempat Pelayanan Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, berupa: 1. Puskesmas dan jaringan pelayanannya 2. Klinik 3. tempat praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri bidan/perawat; 4. rumah sakit; dan/atau klinik Kantor Kesehatan Pemerintah harapannya dapat melindungi masyarakat secara utuh, meningkatkan produktivitas dan pendapatan serta kesejahteraan. Kalau dalam bahasa ekonominya, mencegah lebih murah daripada mengobati. Ilmu ekonomi yang masuk dalam bidang kesehatan adalah suatu tuntunan untuk bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah-masalah kesehatan secara efektif dan efisien. vaksinasi merupakan upaya pencegahan yang spesifik atas suatu penyakit. Bila vaksinasi berhasil dilakukan, maka individu sehat, keluarga sehat, tatanan masyarakat sehat, maka produktivitas akan meningkat. Pendapatan juga meningkat sehingga pendapatan negara juga meningkat. Indonesia menjadi negara yang sehat bukan hanya secara jasmani tetapi juga sehat secara finansial dan bisa memberikan pelayanan yang maksimal, pemulihan kesehatan dan ekonomi saat ini tidak hanya fokus pada individu-individu, tetapi juga pada entitas usaha. Jika semua dapat berdaya dan bisa menjaga diri dengan melakukan budaya 3M, maka pemulihan ekonomi Indonesia, bahkan seluruh dunia tidak akan sulit.Dan mengimbau agar setiap warga negara Indonesia tetap melakukan 3M dengan tertib dan disiplin tinggi. 4.3 REKAYASA IDE Gagasan pendapat dan rekayasa ide mengenai pencegahan atau pemutusan mata rantai penularan covid-19 harus segera kita canangkan dan lakukan , yaitu dengan beberapa ketentuan atau kebijakan untuk pemutusan dan pencegahan covid-19 1. Melakukan sosialisasi (melakukan sosialisasi tentang covid-19 dan upaya upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan virus tersebut) 2. Pemberlakuan lockdown ( lockdown atau pembatasan wilayah / karantina yang dilakukan kepada wilayah yang sedang terkena virus ,untuk sebuah pencegahan penularan terhadap wilayah lainnya 3. Social distancing ( dilakukan dengan menjaga jarak , menghindari kerumunan ) 14 4. Vaksinasi ( vaksinasi covid secara menyeluruh , dengan membuatsebuah target capaian yang harus dicapai , dan juga upaya pengembalian keadaan ekonomi yang terpuruk saat pandemic covid-19) 15 BAB V KESIMPULAN KESIMPULAN COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru, ‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020). Dalam rangka persiapan dan susksesnya pelaksanaan vaksinasi COVID-19 secara nasional yang akan dilaksanakan, para petugas kesehatan di lingkungan Pemerintah Daerah Kota telah mengikuti pelatihan Imunisasi COVID-19 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 19 November 2020. Adapun materi yang disampaikan dalam Pelatihan Imunisasi COVID-19 tersebut antara lain : 1. Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 2. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19 3. Pelaksanaan Imunisasi COVID-19 vaksinasi merupakan upaya pencegahan yang spesifik atas suatu penyakit. Bila vaksinasi berhasil dilakukan, maka individu sehat, keluarga sehat, tatanan masyarakat sehat, maka produktivitas akan meningkat. Pendapatan juga meningkat sehingga pendapatan negara juga meningkat. Indonesia menjadi negara yang sehat bukan hanya secara jasmani tetapi juga sehat secara finansial dan bisa memberikan pelayanan yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA https://covid19.go.id/vaksin-covid19 Susilo Adityo,2020,Corona Virus Disease 2019 , Jurnal Penyakit Dalam, Vol 7, No 1 (2020) Istiatin,Marwati Setya Fihtri,2021,Sosialisasi dan Edukasi Program Penanganan dan Pencegahan COVID-19, Jurnal pengabdian Masyarakat,Vol 3 , No 2 (2021) 16