Uploaded by Laila Syafni

PROPOSAL 4213151017 MITA RAMADHANI PIPA 2021 A-1

advertisement
Separuh Sasaran Vaksinasi COVID-19 Nasional Telah Mendapatkan
Suntikan Dosis Pertama
PROPOSAL
DATA COVID-19 INDONESIA
Oleh:
MITA RAMADHANI
NIM. 4213151017
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru, ‘CO’
diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut
‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru yang terkait
dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan
beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020). Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit
ini pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan
sejak itu menyebar secara global diseluruh dunia, mengakibatkan pandemi coronavirus 20192020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019- 2020
sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan
pandemi pada 11 Maret 2020. Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia,
hingga hampir 200 Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai upaya
pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun dilakukan oleh pemerintah di negara-negara di dunia
guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, yang disebut dengan istilah lockdown dan
social distancing (Supriatna, 2020).
Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai
dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar
di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Sampel yang diteliti
menunjukkan etiologi coronavirus baru, awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai
2019 novel coronavirus (2019- nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11
Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke
manusia dan telah menyebar secara luas
Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah dalam upaya pemutus rantai penyebaran
covid-19 , upaya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Protokol kesehatan yang ketat,
wajib memakai masker,menghindari kerumunan dan penggunaan handsanitizer , PPKM, dan
Penyuntikan Vaksin Covid-19. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate
mengungkapkan, per Kamis (14/10/2021), separuh dari sasaran vaksinasi di Indonesia atau 104
juta orang telah mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19. Adapun, 60 juta orang di
antaranya telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. vaksin dipercaya mampu menurunkan
risiko sakit berat jika terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak
perlu lagi ragu untuk menyegerakan vaksinasi agar segera mendapatkan perlindungan. Vaksin
sendiri memiliki beberapa tahap yaitu vaksin 1,2,3 dan dengan dosis yang sesuai dengan umur
penerima vaksin ,dan juga dengan tahap atau prosedur yang sesuai.
2
Riset ini dilakukan diawali dengan respon masyarakat yang kurang mendukung adanya
kebijakan pemerntah yaitu vaksinasi C0VID-19 ,yang didasari oleh berbagai latar belakang
masyarakat yang kurang memahami atau kurang pengetahuan,mulai dari ketakutan tentang
vaksin yang dikarenakan banyaknya berita yang tidak benar (HOAX) yang diterima oleh
masyarakat,kurangnya sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi COVID-19 dalam upaya
pemutusan mata rantai covid-19 yang telah lama mewabah hingga ditetapkan sebagai pandemic ,
yang menyebabkan kesulitan pemerintah dalam upaya pemerintah dalam melakukan sebaran
secara luas vaksinasi covid-19 di seluruh wilayah di Indonesia.
Riset ini sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui sudah berapa persen dari
seluruh penduduk Indonesia yang sudah mengikuti vaksinasi covid-19 dosis pertama , dan
pemerintah melakukan dengan sasaran target nasional agar tersebar secara merata dan akan
berakibat meningkatkan kekebalan tubuh setelah mengikuti vaksinasi maka akan dapat
menurunkan bahkan dapat memutuskan rantai penyebaran covid-19 di Indonesia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tanggal 31 Desember 2019, dilaporkan terdapat 27 kasus pneumonia dengan
etiologi yang tidak diketahui di Kota Wuhan, provinsi Hubei di Cina (Sun et al., 2020). Pada 11
Februari 2020, WHO secara resmi menyebut penyakit yang dipicu oleh 2019-nCoV sebagai
Penyakit Virus Corona 2019 (COVID-19). Pada 30 Januari 2020, WHO mendeklarasikan wabah
COVID-19 di Cina sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public
Health Emergency of International Concern, PHEIC) ini meandakan COVID-19 sebagai
ancaman global dunia. Penelitian ini menggunakan metode review article. Sumber data
penelitian ini berasal dari literatur yang diperoleh melalui internet berupa hasil penelitian dari
publikasi jurnal Internasional. Vaksin adalah cara yang paling efektif dan ekonomis untuk
mencegah penyakit menular. Pengembangan afektif terhadap infeksi SARS-CoV-2 sangat
diperlukan. sejauh ini lebih dari 40 perusahaan farmasi dan lembaga akademis di seluruh dunia
telah meluncurkan program pengembangan vaksin mereka melawan SARS-CoV-2. Vaksin
mRNA memiliki keunggulan dibandingkan vaksin konvensional lainnya, dengan tidak adanya
integrasi genom, respon imun yang berkembang, perkembangan yang cepat dibandingkan jenis
vaksin lainnya, dan kemampuan memproduksi antigen multimeric. Namun sejauh ini belum ada
vaksin mRNA yang masuk ke pasaran, sehingga mungkin diperlukan lebih banyak waktu dalam
penetapan standar kualitas dan evaluasi keamanan vaksin.
Tahapan dalam pembuatan sebuah vaksin memang melalui beberapa tahap sampai vaksin
tersebut dapat diproduksi dan diterima secara global, begitupun dengan pengembangan vaksin
COVID-19. Vaksin sebagai cara yang paling efektif dan ekonomis untuk mencegah penyakit
menular membuat pengembangan dari vaksin untuk memerangi infeksi SARS-CoV-2 sangat
diperlukan. sejauh ini lebih dari 40 perusahaan farmasi dan lembaga akademis di seluruh dunia
telah meluncurkan program pengembangan vaksin mereka melawan SARS-CoV-2.5 Selama dua
dekade terakhir, tiga coronavirus yang didapatkan pada manusia (SARS-CoV, MERS-CoV, dan
SARS-CoV-2) muncul di seluruh dunia, menyebabkan ancaman besar terhadap kesehatan global.
. Kelompokkelompok penelitian di seluruh dunia mempercepat pengembangan vaksin
COVID19 menggunakan berbagai pendekatan. Mekanisme pengenalan yang tepat antara protein
permukaan virus dan reseptor inang penting untuk memahami bagaimana penularan lintas
spesies dan tropis inang serta untuk pembentukan model hewan untuk pengembangan vaksin .
Protein coronavirus spike (S) adalah target penting untuk pengembangan vaksin karena
memediasi mekanisme infeksi melalui pengikatan reseptor sel inang.
1. Vaksin mati dan Vaksin yang dilemahkan
Vaksin sel utuh yang dimatikan atau vaksin hidup yang dilemahkan menghadirkan
beberapa komponen antigenik ke inang dan dengan demikian dapat berpotensi
menyebabkan beragam efek imunologis terhadap patogen.7 Mereka adalah vaksin
4
tradisional dengan teknologi yang telah dipersiapkan secara matang persiapan, dan
dapat menjadi vaksin SARS-CoV-2 pertama yang dimasukkan ke dalam aplikasi
klinis.
2. Subunit Vaksin
Vaksin subunit mencakup satu atau lebih antigen dengan imunogenisitas kuat yang
mampu menstimulasi sistem imun inang secara efisien. Secara umum, jenis vaksin ini
lebih aman dan lebih mudah untuk diproduksi, tetapi seringkali membutuhkan
penambahan bahan pembantu untuk memperoleh respon imun protektif yang kuat.
3. Vaksin Mrna
Vaksin mRNA adalah teknologi yang berkembang pesat untuk mengobati penyakit
menular dan kanker. Vaksin berbasis mRNA mengandung mRNA yang mengkode
antigen, yang diterjemahkan di mesin seluler inang dengan vaksinasi. Vaksin mRNA
memiliki keunggulan dibandingkan vaksin konvensional, dengan tidak adanya
integrasi genom, respon imun yang meningkat, perkembangan yang cepat, dan
produksi antigen multimeric.
4. Vaksin DNA
Vaksin DNA biasanya terdiri dari molekul DNA plasmid yang mengkodekan satu
atau lebih antigen. Mereka lebih unggul dari vaksin mRNA dalam formulasi yang
diperlukan untuk stabilitas dan efisiensi pengiriman, namun mereka harus
memasukkan nukleus yang dapat membawa risiko integrasi vctor dan mutasi pada
genom inang
5. Vaksin Live
Vector Vaksin vektor langsung adalah virus hidup (vektor) yang mengekspresikan
antigen heterolog. Mereka dikarakterisasi dengan menggabungkan imunogenisitas
yang kuat dari vaksin yang dilemahkan hidup dan keamanan vaksin subunit, dan
secara luas digunakan untuk menginduksi imunitas seluler in vivo.
6. Vaksin Peptida Sintetis atau Epitop
Vaksin ini hanya mengandung fragmen antigen utuh tertentu dan biasanya dibuat
dengan teknik sintesis kimia. Mereka lebih mudah dalam persiapan dan kontrol
kualitas. Namun, berat molekul rendah dan kompleksitas struktural dari vaksin ini
biasanya menghasilkan imunogenisitas yang rendah, sehingga modifikasi struktural,
sistem pengiriman, dan bahan pembantu juga diperlukan dalam formulasi.
Separuh dari sasaran vaksinasi di Indonesia atau 104 juta orang telah mendapatkan dosis
pertama vaksin COVID-19. Adapun, 60 juta orang di antaranya telah mendapatkan vaksinasi
5
dosis lengkap. Pemerintah mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras agar program
vaksinasi dapat berjalan lancar dan sesuai harapan. Pemerintah telah memastikan semua vaksin
yang digunakan di Indonesia aman dan berkhasiat sejalan dengan Persetujuan Penggunaan dalam
Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Badan POM).
saat ini seluruh dunia sangat memerlukan vaksin COVID-19, dan Indonesia memerlukan
400 juta lebih dosis vaksin. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mendapatkan vaksin dari
berbagai produsen. Kehadiran berbagai jenis vaksin COVID-19 di Indonesia ini merupakan
bagian dari upaya pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin. vaksin dipercaya
mampu menurunkan risiko sakit berat jika terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, masyarakat
diminta untuk tidak perlu lagi ragu untuk menyegerakan vaksinasi agar segera mendapatkan
perlindungan.
bahwa percepatan vaksinasi untuk kelompok lansia dan remaja saat ini masih menjadi
fokus pemerintah. Hingga saat ini, baru 33,5% lebih dari sasaran kelompok lansia yang sudah
mendapatkan dosis pertama dan 21,7% yang sudah mendapatkan dosis lengkap. Sedangkan
kelompok remaja baru 15,4% dari sasaran dan 11,3% dari sasaran yang sudah mendapatkan
dosis lengkap.
tidak ada kasus fatal yang terkait langsung dengan vaksinasi. Menurutnya, gejala pasca
vaksinasi merupakan reaksi alamiah tubuh dalam proses membentuk antibodi. Gejala yang kerap
terjadi pasca vaksinasi seperti demam, mual, pusing, nyeri otot, ngantuk, kemerahan, hingga
gatal. Tubuh memberikan respon, dia tergugah membentuk kekebalan. Untuk mengantisipasi
gejala tersebut, dia menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum vaksinasi, seperti
memastikan kondisi kesehatan fisik dan mental. Saat Ini lebih baik divaksinasi daripada tidak
dan vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia ketika kita akan divaksinasi.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan Pematangsiantar, Sabtu 16 Oktober 2021. Penelitian ini
menggunakan metode review article. Sumber data penelitian ini berasal dari literatur yang
diperoleh melalui internet berupa hasil penelitian dari publikasi jurnal Internasional. Dalam hal
kepustakaan seluruhnya menggunakan literatur internasional. Kriteria inklusi adalah
variablevariable yang di teliti oleh peneliti. Memanfaatkan situs Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC, USA), laporan WHO, dan tinjauan komprehensif literatur dari
PubMed, untuk memperoleh informasi terkait pengembangan vaksin COVID-19 tanpa
mengaitkan semua infornasi terkini terkait epidemiologi, tanda dan gejala klinis, pengobatan dan
diagnosis, metode transmisi, metode perlindungan, pencegahan, dan faktor risiko serta respon
global terhadap COVID -19. Kriteria inklusi adalah variable-variabel yang diteliti oleh peneliti.
Data Kasus Positif Covid-19 (Update 25 Oktober 2021)
KASUS
KONFIRMASI
SEMBUH
SPESIMEN
SUSPEK
KASUS AKTIF
MENINGGAL
JUMLAH
4.234.011
4.072.332
270.811
490.512
18.746
142.933
Data Vaksinasi Covid-19 dan Target Sasaran Vaksin Nasional
Data Vaksinasi COVID-19
vaksinasi Ke-1
Vaksinasi Ke-2
Vaksinasi ke-3
Target Sasaran Vaksin
Nasional
Jumlah
113.424.379
68.264.009
1.107.424
208.265.720
Berikut merupakan data Target Sasaran Vaksin Nasional Dan data Kasus Positif , kasus Aktif ,
sembuh dan meninggal Indonesia, upaya untuk memutus mata rantai covid-19 demi naiknya dan
stabilnya keadaan Indonesia dan menaikkan kembali keadaan ekonomi Indonesia yang Merendah
, bersih dan terbebas dari Pandemi
DAFTAR PUSTAKA
https://covid19.go.id/vaksin-covid19
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
World Heath Organisation (WHO) merekomendasikan beberapa jenis-jenis vaksin yang
telah di evaluasi dan aman untuk di gunakan diantaranya mRNA COVID-19 BNT162b2 (Pfizer),
vaksin mRNA-1273 (Moderna), vaksin ChAdOx1 nCoV-19 / AZD1222 (AstraZeneca),
Ad26.COV2.S (Jessen), Sinophram dan terakhir vaksin Sinovac (WHO, 2021a). Namun, sejak
pengembangan vaksin COVID19 pertama, masyarakat enggan mengikuti vaksinasi karena
khawatir akan Setiyo Adi Nugroho: Keamanan Vaksin keamanan dan efektivitasnya. Banyak
dari masyarakat yang tidak mempercayai penggunaan vaksin sebagai solusi dalam mengakhiri
pandemi.
Berdasarkan survei mengenai penerimaan vaksin COVID-19 yang dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Indonesian Technical Advisory Group
on Immunization (ITAGI), United Nations Children’s Fund (UNICEF), dan World Health
Organization (WHO) yang dilakukan pada September 2020 dan melibatkan 115.000 responden,
mendapatkan hasil bahwa masih banyak masyarakat yang ragu bahkan menolak vaksinasi
COVID-19, di mana sebanyak 7,6% menolak dan 27% ragu-ragu.
Alasan dibalik penolakan dan keraguan mengenai vaksin tersebut sangatlah beragam,
seperti tidak yakin terhadap keamanan vaksin, ragu terhadap efektivitas vaksin, takut terhadap
efek samping vaksin, tidak mempercayai kegunaan vaksin, dan karena keyakinan agama
(SatgasCOVID-19, 2020b). Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19 sehingga dapat meningkatkan tingkat
penerimaan vaksin tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian mengenai efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19. Tujuan dari
penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19 sehingga bisa
memberi informasi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19
melalui pendekatan studi referensi.
8
Berikut merupakan data Target Sasaran Vaksin Nasional Dan data Kasus Positif , kasus
Aktif , sembuh dan meninggal Indonesia, upaya untuk memutus mata rantai covid-19 demi
naiknya dan stabilnya keadaan Indonesia dan menaikkan kembali keadaan ekonomi Indonesia
yang Merendah , bersih dan terbebas dari Pandemi.
Grafik Data Kasus Positif Covid-19 (Update 25 Oktober 2021)
4 500 000
4 000 000
3 500 000
KONFIRMASI
3 000 000
SEMBUH
2 500 000
SPESIMEN
2 000 000
SUSPEK
1 500 000
KASUS AKTIF
1 000 000
MENINGGAL
500 000
0
1
JUMLAH
4 500 000
4 000 000
3 500 000
3 000 000
2 500 000
2 000 000
1 500 000
1 000 000
500 000
0
JUMLAH
9
Grafik Data Vaksinasi Covid-19 dan Target Sasaran Vaksin Nasional
Jumlah
250 000 000
200 000 000
150 000 000
100 000 000
Jumlah
50 000 000
0
vaksinasi Ke- Vaksinasi Ke- Vaksinasi ke1
2
3
Target
Sasaran
Vaksin
Nasional
Jumlah
250 000 000
200 000 000
150 000 000
100 000 000
Jumlah
50 000 000
0
vaksinasi Ke- Vaksinasi Ke- Vaksinasi ke1
2
3
10
Target
Sasaran
Vaksin
Nasional
Grafik jumlah kasus penyebaran Covid-19 tertinggi dibeberapa wilayah Indonesia
Jawa tengah
12 000
Papua
10 000
Jawa Barat
8 000
DKI Jakarta
lampung
6 000
Kalimantan Utara
4 000
Sumatera Utara
2 000
Jawa Timur
Riau
0
Sulawesi Utara
1
14 000
12 000
10 000
8 000
6 000
4 000
Ряд1
2 000
0
4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil studi referensi, Secara global, beberapa vaksin prospektif telah
diproduksi dan digunakan oleh masyarakat. Saat ini ada dua bentuk vaksin yaitu messenger
ribonucleic acid (mRNA) : vaksin mRNA (NRM) yang tidak bereplikasi dan vaksin mRNA yang
dapat memperkuat diri sendiri. mRNA yang dibangun diformulasikan menjadi pembawa,
biasanya nanopartikel lipid untuk melindunginya dari degradasi dan meningkatkan penyerapan
seluler (Bonam et al., 2021). Setelah partikel pembawa tertelan ke dalam sel, mRNA dilepaskan,
yang diterjemahkan oleh ribosom untuk menghasilkan protein target (antigen yang dapat
11
dikenali) (Pardi et al., 2020). Setelah protein target disekresikan oleh sel, protein tersebut
dikenali oleh sistem imun.
Efek samping yang serius seperti kematian akibat arteriosklerosis dan henti jantung,
aritmia ventrikel paroksismal dicatat. Namun, kejadian kardiovaskular terjadi serupa pada
kelompok plasebo, dengan dua kematian karena stroke hemoragik dan infark miokard, dan dua
dengan penyebab yang tidak diketahui. Tidak pasti apakah vaksin meningkatkan risiko
kardiovaskular. Infeksi COVID-19 dikaitkan dengan beban inflamasi yang lebih tinggi yang
dapat menyebabkan inflamasi vaskular, miokarditis, dan aritmia jantung (clinicaltrials.gov,
2021). Vaksinasi untuk infeksi virus pernapasan akut lainnya menunjukkan kemungkinan
peningkatan sementara dalam risiko kejadian vaskular.(Logunov et al., 2020) Beberapa
penelitian menunjukkan peningkatan 10 kali lipat penerimaan infark Setiyo Adi Nugroho:
Keamanan Vaksin miokard akut dalam tujuh hari untuk pengujian positif untuk influenza B, dan
peningkatan risiko 5 kali lipat dengan influenza A (Madjid et al., 2020) (Smeeth et al., 2004)
(Kwong et al., 2018). Studi lain menunjukkan bahwa pengikatan SARSCoV-2 ke ACE2 dapat
menyebabkan cedera miokard akut dan paru-paru melalui perubahan jalur pensinyalan ACE2
(Soumya et al., 2021). Efek vaksinasi untuk pasien dengan penyakit kardiovaskular yang sudah
ada sebelumnya perlu dijelaskan kembali lebih lanjut.
Dalam rangka persiapan dan susksesnya pelaksanaan vaksinasi COVID-19 secara
nasional yang akan dilaksanakan, para petugas kesehatan di lingkungan Pemerintah Daerah Kota
telah mengikuti pelatihan Imunisasi COVID-19 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pada tanggal 19 November 2020.
Adapun materi yang disampaikan dalam Pelatihan Imunisasi COVID-19 tersebut antara lain :
1.
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19
2.
Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19
3.
Pelaksanaan Imunisasi COVID-19
Disampaikan dalam pelatihan bahwa kebijakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19, latar belakang
kebijakan adalah :
1.
Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
2.
Pemerintah telah mengumumkan kasus konfirmasi pertama COVID-19 di Indonesia pada
awal Maret 2020. Dalam rentang waktu satu bulan, seluruh provinsi telah melaporkan kasus
konfirmasi. Penyebaran COVID-19 tidak hanya terjadi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan
kota padat penduduk lainnya, namun telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil.
3.
Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di Indonesia.
12
4.
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang terlihat nyata
dalam berbagai sector di antaranya sector social, pariwisata dan pendidikan
5. Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan namun
juga diperlukan intervensi lain yang efektif melalui upaya pemberian vaksinasi.
Sehingga pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan terkait pemberian vaksinasi COVID-19,
yang dituangkan dalam Perpres No. 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19.
Tujuan dari pelaksanaan pemberian vaksinasi COVID-19 adalah :
1.
Menurunkan kesakitan & kematian akibat COVID-19
2.
Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh
3.
Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi
Kelompok sasaran tahapan penerima vaksin COVID-19 adalah :
1.
Petugas kesehatan seluruh Indonesia, sebagai garda terdepan dalam pemberian layanan
kesehatan publik dan memiliki risiko tertularnya COVID-19
2.
TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang terlibat langsung
dengan pelayanan masyarakat
3.
tokoh masyarakat/agama, pelaku perekonomian strategis, perangkat daerah kecamatan,
desa, RT/RW
4.
Guru, tenaga pendidik dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA dan PT
5.
berperanan penting dalam keberlangsungan investasi pendidikan anak – anak Indonesia
6.
aparatur pemerintah pusat, daerah, dan legislatif.
7.
kelompok usia produktif dan berkontribusi dalam sektor perekonomian termasuk anggota
BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Waktu Pelaksanaan pemberian vaksinasi COVID-19 adalah Mulai Desember 2020 secara
bertahap dengan mempertimbangkan kajian epidemiologi, ketersediaan vaksin COVID-19 dan
sarana pendukung lainnya.
13
Tempat Pelayanan Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, berupa:
1.
Puskesmas dan jaringan pelayanannya
2.
Klinik
3.
tempat praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri bidan/perawat;
4.
rumah sakit; dan/atau klinik Kantor Kesehatan
Pemerintah harapannya dapat melindungi masyarakat secara utuh, meningkatkan
produktivitas dan pendapatan serta kesejahteraan. Kalau dalam bahasa ekonominya, mencegah
lebih murah daripada mengobati. Ilmu ekonomi yang masuk dalam bidang kesehatan adalah
suatu tuntunan untuk bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah-masalah kesehatan secara
efektif dan efisien.
vaksinasi merupakan upaya pencegahan yang spesifik atas suatu penyakit. Bila vaksinasi berhasil
dilakukan, maka individu sehat, keluarga sehat, tatanan masyarakat sehat, maka produktivitas
akan meningkat. Pendapatan juga meningkat sehingga pendapatan negara juga meningkat.
Indonesia menjadi negara yang sehat bukan hanya secara jasmani tetapi juga sehat secara
finansial dan bisa memberikan pelayanan yang maksimal,
pemulihan kesehatan dan ekonomi saat ini tidak hanya fokus pada individu-individu,
tetapi juga pada entitas usaha. Jika semua dapat berdaya dan bisa menjaga diri dengan
melakukan budaya 3M, maka pemulihan ekonomi Indonesia, bahkan seluruh dunia tidak akan
sulit.Dan mengimbau agar setiap warga negara Indonesia tetap melakukan 3M dengan tertib dan
disiplin tinggi.
4.3 REKAYASA IDE
Gagasan pendapat dan rekayasa ide mengenai pencegahan atau pemutusan mata rantai penularan
covid-19 harus segera kita canangkan dan lakukan , yaitu dengan beberapa ketentuan atau
kebijakan untuk pemutusan dan pencegahan covid-19
1. Melakukan sosialisasi (melakukan sosialisasi tentang covid-19 dan upaya upaya yang
dapat dilakukan untuk pencegahan virus tersebut)
2. Pemberlakuan lockdown ( lockdown atau pembatasan wilayah / karantina yang dilakukan
kepada wilayah yang sedang terkena virus ,untuk sebuah pencegahan penularan terhadap
wilayah lainnya
3. Social distancing ( dilakukan dengan menjaga jarak , menghindari kerumunan )
14
4. Vaksinasi ( vaksinasi covid secara menyeluruh , dengan membuatsebuah target capaian
yang harus dicapai , dan juga upaya pengembalian keadaan ekonomi yang terpuruk saat
pandemic covid-19)
15
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru, ‘CO’
diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut
‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru yang terkait
dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan
beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020).
Dalam rangka persiapan dan susksesnya pelaksanaan vaksinasi COVID-19 secara
nasional yang akan dilaksanakan, para petugas kesehatan di lingkungan Pemerintah Daerah Kota
telah mengikuti pelatihan Imunisasi COVID-19 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pada tanggal 19 November 2020.
Adapun materi yang disampaikan dalam Pelatihan Imunisasi COVID-19 tersebut antara lain :
1.
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19
2.
Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19
3.
Pelaksanaan Imunisasi COVID-19
vaksinasi merupakan upaya pencegahan yang spesifik atas suatu penyakit. Bila vaksinasi
berhasil dilakukan, maka individu sehat, keluarga sehat, tatanan masyarakat sehat, maka
produktivitas akan meningkat. Pendapatan juga meningkat sehingga pendapatan negara juga
meningkat. Indonesia menjadi negara yang sehat bukan hanya secara jasmani tetapi juga sehat
secara finansial dan bisa memberikan pelayanan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
https://covid19.go.id/vaksin-covid19
Susilo Adityo,2020,Corona Virus Disease 2019 , Jurnal Penyakit Dalam, Vol 7, No 1 (2020)
Istiatin,Marwati Setya Fihtri,2021,Sosialisasi dan Edukasi Program Penanganan dan
Pencegahan COVID-19, Jurnal pengabdian Masyarakat,Vol 3 , No 2 (2021)
16
Download