Observasi Jejak Fisik & Perilaku di Jalan Duri Utara Observasi Jejak Fisik (Physical Trace) Observasi jejak fisik dilakukan untuk mengamati lingkungan fisik Jl. Duri Utara yang juga merupakan cerminan dari aktivitas dan kegiatan sebelumnya. Observasi ini sekaligus mengamati perubahan perilaku manusia di Jl. Duri Utara pada tahun 2016 dan tahun 2022: 1. Lokasi 1 Pada tahun 2016 area ini menjadi informal space yang disebabkan oleh para PKL dan para pengguna jalan yang memarkir kendaraannya di sepanjang jalan umum. Pada tahun 2019, area ini diperluas oleh pemerintah kota dan sudah dirancang dengan baik untuk para pejalan kaki dan pengguna jalan. Namun, desain yang dirancang tersebut tidak digunakan dengan baik sampai sekarang oleh para masyarakat atau pengguna jalan karena area ini masih digunakan oleh PKL dan ojol untuk berjualan dan beristirahat. Hal ini membuat jalan ini sebagai ruang publik untuk berjualan atau berisirahat. 2. Lokasi 2 Pada tahun 2016, area ini dimanfaatkan para ojol dan PKL untuk beristirahat dan berjualan. Pada area yang sama di tahun 2022, area ini digunakan sebagai area parkir angkutan umum seperti bajaj. Area jalan ini menjadi informal space dan merupakan ruang publik di jalan. 3. Lokasi 3 Pada tahun 2016 tidak terdapat jalan pedestrian yang jelas karena digunakan oleh PKL dan kendaraan bermotor untuk parkir, sehingga orang-orang berjalan di jalan umum. Sekarang sudah area jalan pedestrian yang jelas, tetapi jalan pedestrian ini diambil alih oleh para PKL untuk berdagang dan para pejalan kaki masih menggunakan jalan umum. Gambar 1.1 Observasi jejak fisik di jalan Duri Utara Sumber: Penulis, 2022 Observasi Pemetaan Perilaku (Behavioral Mapping) a. Pemetaan berdasarkan tempat (place-centered mapping) Pemetaan berdasarkan tempat (place-centered mapping) dilakukan untuk mengetahui perilaku sekelompok manusia dalam waktu atau lokasi tertentu. Lokasi dilakukan di 4 titik berbeda di sepanjang Jl. Duri Utara yang juga merupakan ruang publik lingkungan sekitar. Pada titik satu merupakan area para PKL berkumpul di depan area masuk Stasiun Duri, yang dimanfaatkan beberapa PKL untuk berdagang dan menawarkan dagangannya kepada para komuter dan pejalan kaki. Maka itu, titik satu di Jl. Duri Utara merupakan ruang publik yang dapat mewadahi aktivitas berdagang. Pada titik dua merupakan jalan pedestrian yang dimanfaatkan masyarakat sekitar atau PKL untuk bersantai dan berjualan. Hal ini diperlihatkan dengan adanya gerobak dan pembatas sungai yang dijadikan sebagai tempat duduk. Selain itu juga terdapat beberapa ojol yang memanfaatkan area ini untuk menawarkan jasanya dan menunggu penumpang sekaligus beristirahat. Pada titik tiga merupakan area dimana adanya bajaj atau angkutan umum yang parkir di area jalan umum. Hal ini dikarenakan minimnya area parkir di Stasiun Duri. Pada titik keempat merupakan area pedestrian yang cukup sepi, sehingga jalan ini masih bisa dimanfaatkan para pejalan kaki dan komuter untuk menggunakannya. Berdasarkan observasi, kepadatan yang disebabkan oleh PKL dan kendaraan yang parkir sembarangan di Jl. Duri Utara dapat memengaruhi aktivitas manusia di area tersebut. Selain itu, dari pengamatan yang sudah dilakukan, sepanjang jalan di depan Stasiun Duri merupakan area yang paling dominan karena pejalan kaki atau komuter, dan PKL yang beraktivitas, beristirahat, berjalan, berdagang dan bersosialisasi di area tersebut. Gambar 1.2 Observasi perilaku di jalan Duri Utara Sumber: Penulis, 2022 b. Pemetaan berdasarkan pelaku (person-centered mapping) Pemetaan berdasarkan pelaku dilakukan untuk mengamati sekelompok manusia dan mengikuti pergerakan atau aktivitasnya dalam waktu yang sudah di tentukan. Waktu pengamatan atau observasi adalah pada pukul 10:00 – 13:00 WIB dan 14:00 – 17:00 WIB.