Priapismus pada Anak dengan Acute Lymphoslatik Leukemia : Kasus yang Langka Safrizal, Heru Noviat , Eka Destianti Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, RSUD dr. Zainoel Abidin Latar Belakang Priapismus yaitu kondisi ereksi berkepanjangan tanpa adanya rangsangan seksual, sering kali menimbulkan rasa nyeri. Merupakan kejadian yang jarang terjadi pada anak. Dimana angka kejadian 0,3-1,5 per 100.000 anak per tahun. Priapismus merupakan suatu kondisi emergency dengan prognosis yang buruk, dengan risiko impotensi adalah 50% meskipun dengan manajemen yang tepat. Gangguan hematologi menyebabkan 20% kejadian priapismus. Tujuan Memahami hubungan priapismus dengan ALL serta tatalaksana manajemen awal dan berkelanjutan. Laporan Kasus Anak 14 tahun tiba-tiba ereksi yang menyakitkan sekitar 48 jam tanpa rangsangan seksual, trauma, atau asupan obat sebelumnya. Pemeriksaan menunjukkan mukosa konjungtiva pucat, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, kekakuan corpora cavernosa. Pemeriksaan laboratorium : Hemoglobin: 5,7 g/dl, Leukosit: 193800/mm3, Trombosit: 13000/mm3, Neutrofil batang: 2%, Limfosit: 87%, Monosit: 11%, Ureum: 100mg/dl, Kreatinin: 2,70mg/dL, Morfologi Darah Tepi : Sel Blast >25%, BMP ditunda trombositopenia. Immunofenotyping kesan cyCD3 (+), CD7 (+), CD5 (+), CD10 (+), marker positif T Lineage. Penatalaksaan darurat yaitu rehidrasi, dilakukan prosedur aspirasi dan irigasi pada korpus kavernosum penis. Detumescence dicapai dalam 48 jam dan hasil laboratorium Leukosit 3300/mm3. Induksi protokol ALL resiko tinggi. Diskusi Leukemia adalah kanker yang sering terjadi pada anak, dengan ALL sekitar 75% kasus.¹ Hiperleukositosis dapat ditemukan pada 6-15% pasien ALL.² Hiperleukositosis dianggap sebagai patologi yang mendasari priapismus dalam kasus ini. Mekanisme utamanya adalah agregasi sel leukemia di corpora cavernosa dan vena dorsal penis.³ Bila dijumpai keadaan hiperleukositosis, segera dilakukan tindakan meliputi hidrasi yang agresif, alkalinisasi urin dan pemberian allopurinol. The American Urology Association merekomendasikan menggabungkan pengobatan sistemik penyebab organik dengan pengobatan lokal corpora cavernosa dalam kasus priapismus sekunder leukemia.⁴ Kata Kunci : Priapismus, ALL, Hiperleukositosis Daftar Pustaka 1. D. K. Montague, J. Jarow, G. A. Broderick et al., “American Urological Association guideline on the management of priapism,” The Journal of Urology, vol. 170, 4 Part 1, pp. 1318– 1324, 2003. 2. lan SE. Acute lymphoblastic leukeumia. Dalam: Nathan D, Oski F, penyunting. Hematology of infancy and childhood. Edisi ke-4. Philadelphia: WB Saunders; 1993. h. 1249-74. 3. M. R. Minckler, E. Conser, J. J. Figueroa, A. J. Scott, J. Gaither, and R. Amini, “The semantics of priapism and the first sign of chronic myeloid leukemia,” Case Reports in Emergency Medicine, vol. 2017, Article ID 2656203, 3 pages, 2017. 4. S. Droupy and F. Giuliano, “Priapismes,” Progrès en Urologie, vol. 23, no. 9, pp. 638–646, 2013.