HUKUM PERDATA di Indonesia Kuliah 4 Pengertian Hukum Perdata • Hukum Perdata : 1. Hukum Perdata Materil 2. Hukum Perdata Formil Pengertian Hukum Perdata Materil: 1. Prof Subekti Sgl hk pokok yg mengatur kepent2 perseorangan 2. Prof Sri Soedewi Masjhoen sofwan Hk yg mengatur kepent atr warga ngr perseorangan yg satu dg warga ngr perseorangan yg lain 3. Riduan Syahrani Hukum yg mengatur hub hk atr org yg satu dg org yg lain di dlm masy yg menitikberatkan kpd kepent perseorangan (pribadi) 3 4 SEJARAH DAN PENGERTIAN HUKUM PERDATA Sejarah perkembangan hukum Perdata di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangan Ilmu Hukum di negara-negara Eropa lainnya. Menurut Kansil, tahun 1848 menjadi tahun yang amat penting dalam sejarah hukum Indonesia. Pada tahun ini hukum privat yang berlaku bagi golongan hukum Eropa dikodifikasi, yakni dikumpulkan dan dicantumkan dalam beberapa Kitab Undang-undang berdasarkan suatu sistem tertentu. ASAS KONKORDASI ASAS PENYESUAIAN ATAU ASAS PERSAMAAN TERHADAP BERLAKUNYA SISTEM HUKUM DI INDONESIA YANG BERDASARKAN PADA KETENTUAN PASAL 131 AYAT (2) I.S. YANG BERBUNYI: “Untuk golongan bangsa Belanda untuk itu harus dianut atau dicontoh undangundang di negeri Belanda”. HAL INI BERARTI BAHWA HUKUM YANG BERLAKU BAGI ORANG-ORANG BELANDA DI INDONESIA HARUS DISAMAKAN DENGAN HUKUM YANG BERLAKU DI NEGERI BELANDA. SUMBER POKOK HUKUM PERDATA KUHS KITAB UNDANGUNDANG HUKUM SIPIL (BW) KUHS sebagian besar adalah hukum perdata Perancis, yaitu Code Napoleon. Akibat pendudukan Perancis di Belanda berlaku, maka Hukum Perdata berlaku di negeri Belanda sebagai KUHS yang resmi. Setelah pendudukan Perancis berakhir melakukan kodifikasi hukum dan mengeluarkan: ▪ Burgerlijk Wetboek (KUH Sipil) ▪ Wetboek van Koophandel (KUH Dagang). DASAR BERLAKUNYA KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA di Indonesia adalah Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyatakan bahwa: “Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undangundang Dasar ini”. Dasar Hukum Berlakunya BW di Indonesia • Jaman Penjajahan Belanda Asas Konkordansi: Ps 131 I.S. (BW berlaku utk gol Eropah dan org2 yg dipersamakan dg gol Eropah) • Jaman Penjajahan Jepang Pasal 3 UU No. 1 Tahun 1942 • Jaman Kemerdekaan – RIS Ps II Aturan Peralihan UUD 45 Ps 192 Konstitusi RIS Ps 142 UUDS 1950 Ps II Aturan Peralihan UUD 45 Pasal I Aturan Peralihan UUD Amandemen 9 Kedudukan BW sekarang •Apakah BW msh berlaku sbg UU? •Apakah BW msh utuh berlaku? •BW sekarang berlaku utk siapa? Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 Tahun 1963 menyatakan beberapa pasal yang ada dalam KUH Perdata dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 108 s.d. 110 tentang ketidakwenangan bertindak dari istri. Pasal 284 ayat (3) tentang pengakuan anak luar kawin yang lahir dari wanita Indonesia Asli. Pasal 1579 yang menentukan bahwa dalam sewa menyewa barang,pemilik tidak dapat menghentikan sewa dengan alasan akan memakai sendiri barangnya. Pasal 1682 yang mengharuskan penghibahan dengan akta notaris. Pasal 1238 yang menentukan bahwa pelaksanaan suatu perjanjian hanya dapat diminta di depan hakim, jika didahului dengan penagihan tertulis. Pasal 1460 tentang resiko dalam perjanjian jual beli barang ditentukan resiko ada pada pembeli. Pasal 1630 yang mengadakan diskriminasi atara orang Eropa dan bukan Eropa dalam perjanjian perburuhan. KONDISI/KEADAAN HUKUM PERDATA DI INDONESIA DARI DAHULU SAMPAI DENGAN SEKARANG TIDAK ADA KESERAGAMAN (PLURANISME) HAL TERSEBUT DIKARENAKAN ADANYA KEBIJAKAN TENTANG PEMBAGIAN PENDUDUK DI INDONESIA: ❑ WNI ASLI (DAHULU BUMI PUTERA) = BERLAKU HUKUM PERDATA ADAT ❑ WNI KETURUNAN EROPA = BERLAKU HUKUM PERDATA BARAT ❑ WNI KETURUNAN TIMUR ASING PENUNDUKAN DIRI PENUNDUKAN DIRI SEBAGAIMANA DIATUR DALAM STB. 1917 NO. 12 ADA 4 MACAM: PENUNDUKAN DIRI PADA SELURUH HUKUM PERDATA EROPA. PENUNDUKAN DIRI PADA SEBAGIAN HUKUM PERDATA EROPA, YAITU HANYA PADA HUKUM KEKAYAAN HARTA BENDA SAJA, SEPERTI YANG DINYATAKAN BERLAKU BAGI GOLONGAN TIMUR ASING. PENUNDUKAN DIRI MENGENAI SUATU PERBUATAN HUKUM TERTENTU. PENUNDUKAN DIRI SECARA DIAM-DIAM. kuhp (BW) TERDIRI DARI 4 BUKU BUKU I VAN PERSONEN (MENGENAI ORANG) BUKU III VAN VERBINSISSEN (MENGENAI PERIKATAN) BUKU II VAN ZAKEN (MENGENAI BENDA) BUKU IV VAN BEVIJS EN VERJARING (BUKTI DAN KADALUARSA) MENURUT KANSIL HUKUM PERDATA LEBIH TEPAT DIBAGI DALAM 5 BUKU • BUKU I TENTANG KETENTUAN UMUM • BUKU II TENTANG PERIKATAN • BUKU III TENTANG KEBENDAAN • BUKU IV TENTANG KEKELUARGAAN • BUKU V TENTANG WARIS SISTEMATIKA HUKUM PERDATA MENURUT PARA AHLI ILMU HUKUM ❖ HUKUM TENTANG DIRI SESEORANG ❖ HUKUM KEKELUARGAAN ❖ HUKUM KEKAYAAN ❖ HUKUM WARISAN Bila kita kaji kembali sejarah perkembangan Hukum Perdata, pada mulanya hukum perdata berasal dari hukum Romawi yang termuat dalam CORPUS JURIS CIVILIS yang terdiri dari 4 bagian sebagaimana dimukakan oleh Kansil berikut ini: • Institusiones = memuat segala sesuatu tentang pengertian (lembaga-lembaga) dalam Hukum Romawi dan dianggap sebagai himpunan segala macam undang-undang. • Pandecta = kumpulan pendapat-pendapat para ahli hukum bangsa Romawi yang termasyur. • Codex = himpunan undang-undang yang telah dibukukan oleh para ahli hukum atas perintah kaisar Romawi. • Novelles = himpunan tambahan-tambahan pada codex itu dengan pemberian penjelasan-penjelasan atau komentar. Sistematika Hukum Perdata • Menurut BW 1. Hk Orang 2. Hk Benda 3. Hk Perikatan 4. Pembuktian dan Daluwarsa • 1. 2. 3. 4. Menurut Ilmu Pengetahuan Hk Orang Hk Keluarga Hk Harta Kekayaan (benda dan perikatan) Hk Waris 18 Sumber Hukum perdata • Sumber dlm arti formal: Asal: Hk perdata dr Belanda • Sumber dlm arti materil Tempat: 1. Peraturan perundang-undangan 2. Hukum Adat 3. Kebiasaan 4. Konvensi/traktat/perjanjian internasional 5. Yurisprudensi 6. Doktrin 19 Pluralisme Hukum Perdata di Indonesia •Hukum Perdata Barat •Hukum Perdata Adat •Hukum Perdata Islam 20 Hk Dagang(Handelsrecht) Buku I : Perihal perdagangan pd umumnya. Buku II : Perihal hk laut(Hk Maritim). Hubungan KUHPerdata dg KUHD • Lex specialis derogat lex generalis yaitu hukum yg bersifat khusus mengalahkan hukum yg bersifat umum. Hubungan Hukum Perdata / BW dan Hukum Dagang (WvK) Hukum Perdata : Merupakan Hukum Perdata umum (Genus) Hukum Dagang : Merupakan Hukum Perdata Khusus (Specialis) Dalam Hubungan ini berlaku Adegium Pasal. 1319, 1339, 1347. KUHP dan Pasal 15, 396 KUHD “Lex Specialis derogat lex generali” (Ps 1. KUHD) (Hukum khusus menghapus Hukum umum) Pergeseran Hukum Dagang Menuju hukum Ekonomi Hukum Dagang : segala ketentuan yang langsung tidak langsung berhubungan dengan perdagangan. Basis pemahaman berdasar KUHD KUHD tidak bisa mengikuti perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kompleks dan unpredictable Setelah itu muncul istilah Hukum Ekonomi, yang bersifat interdisipliner, Multidisipler dan Transnasional 27 HUKUM BISNIS DI INDONESIA DASAR HUKUM TERTULIS TERDAPAT DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG (KUHD) DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUH PERDATA) PENGERTIAN HUKUM BISNIS ▪ Pengertian Hukum : Ketentuan/ aturan yang berguna sebagai sarana pengendali dan penyeimbang perubahan2 dalam masyarakat (kontrol sosial), sebagai sarana social enginering, sarana emansipasi, sarana legitimasi dan sarana pendistribusi keadilan ▪ Prinsip Bisnis : rational maximizing Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dan efisiensi ▪ Hukum Bisnis : Hukum yang mengatur perilaku dan kehidupan sektor bisnis, yang substansinya dipengaruhi sistem ekonomi yang diberlakukan negara tersebut 30 Ruang Lingkup Hukum Bisnis ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ Kontrak Bisnis Bentuk Organisasi Bisnis (badan Usaha) Pasar modal; Ketenagakerjaan/ perburuhan Jual beli perusahaan Penanaman Modal; Jaminan Hutang Kepailitan dan Likuwidasi Merger, Konsolidasi , Akuisisi Perkreditan dan pembiayaan Jaminan Hutang, Perbankan dan Surat –surat Berharga Hak Atas kekayaan Intelektual Persaingan Usaha Perlindungan Konsumen; Penyelesaian sengketa bisnis Asuransi, Perpajakan; Bisnis Internasional Pengangkutan (Darat, laut< udara) 31 BEBERAPA UNDANG-UNDANG BIDANG BISNIS ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM KEBERADAAN LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEWADAHI PARA PELAKU BISNIS DLM MENJALANKAN AKTIFITASNYA. UU NO.25 TAHUN 1992 Tentang PERKOPERASIAN UU No.2 Tahun 1992 Tentang USAHA PERASURANSIAN UU N0.40 TAHUN 2008 Tentang PERSEROAN TERBATAS UU No 10 Tahun 1998 Tentang PERBANKAN UU No. 3 Tahun 2004 Tentang BANK INDONESIA UU No.16 Tahun 2001 Tentang YAYASAN (diperbarui UU No.28 Th 2004) UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA) UU. No.21 Tahun 2008 Tentang PERBANKAN SYARIAH • ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM DALAM MENGATUR PERILAKU PELAKU BISNIS DALAM MENJALANKAN AKTIFITAS