ASPEK LEGAL, ETIK DAN DILEMA ETIK DALAM KEPERAWATAN KRITIS Created by Yulis SD 1 Aspek Legal asuhan Keperawatan 1. Asuhan keperawatan yang diberikan harus sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya yang diatur dalam undang undang (Permenkes No. 40/2017) → jenjang karir profesional perawat klinis 2. Terkait dengan kebijakan yang memberikan jaminan hukum terhadap pelayanan keperawatan (UU KEP No 38/2014) Created by Yulis SD 2 Tujuan 1. Memberikan acuan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan hukum 2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain 3. Membantu menentukan batas kewenangan tindakan mandiri 4. Membantu mempertahankan standart praktik keperawatan dengan melerakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum 5. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa, perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya Created by Yulis SD 3 Penerapan Aspek Legal Dalam Critical Care 1. Memiliki STR 2. Memiliki kompetensi dalam batas minimal untuk area critical care sesuai dengan kesepakatan profesi. Kompetensi umum telah diatur dalam UU Kes 3. Memiliki clinical Privilage yang di berikan oleh Direktur RS sesuai dengan jenjang karir keperawatannya Created by Yulis SD 4 KepMenKes 1239/2001 Tentang Praktik Keperawatan, UU No. 38 2014 1. Asuhan Keperawatan: Rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat diri 2. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter 3. Perawat berkewajiban: Menghormati hak pasien, merujuk kasus yang tidak dapat diatasi, menjaga rahasia, memberikan informasi, meminta persetujuan tindakan, melakukan catatan keperawatan (LARB) Created by Yulis SD 5 Larangan 1. Dilarang menjalankan praktik selain yang tercantum dalam izin praktik dan melanggar standart profesi 2. Tindakan keperawatan didasarkan atas hak dan kewajibannya 3. Sanksi diberikan oleh pimpinan RS Created by Yulis SD 6 Aspek Etik Dalam Keperawatan Kritis 1. Melibatkan prinsip-prinsip dan aturan yang yang mendasari tindakan keperawatan 2. Etik individu: serangkaian nilai-nilai moral yang menjadi dasar perilaku seseorang 3. Etik profesi: perilaku dan standar yang telah disetujui untuk diterapkan oleh anggota dari kelompok profesi tertentu Created by Yulis SD 7 Kode Etik (Kelly, 1987) 1. Persyaratan profesi yang memberikan penentuan dalam mempertahankan dan meningkatkan standart profesi 2. Menunjukkan bahwa tanggung jawab terhadap kepercayaan masyarakat telah diterima oleh profesi Harus dipahami sebagai landasan berpikir dan bertindak Created by Yulis SD 8 Pengertian etik 1. Sistem nilai pribadi yang digunakan untuk memutuskan apa yang benar, tepat atau salah dan yang konsisten dengan nilai profesi dan pribadi 2. Etika profesi merefleksikan bagaimana seharusnya perawat berperilaku dalam memberikan askep pasien kritis Created by Yulis SD 9 Maksud dan tujuan aspek etik dalam critical care (Kozier, 1990) 1. Dasar hubungan perawat denga pasien, anggota keluarga, anggota profesi lain 2. Dasar untuk melindungi dan memberikan punishment perawat dari tindakan melanggar etik secara berkeadilan 3. Dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan 4. Membantu masyarakat memahami perilaku keperawatan profesional Created by Yulis SD 10 Prinsip etik (Hariadi 2004) 1. Autonomy: Menghormati keputusan pasien atas pilihannya dan mempertimbangkan keunikan individu secara holistik 1. Asas tidak merugikan (non Maleficence): Tenaga kesehatan tidak melakukan tindakan yang tidak diperlukan dan mengutamakan tindakan yang tidak merugikan klien serta mengupayakan risiko yang paling minimal atas tindakan yang dilakukan. Created by Yulis SD 11 3. Asas kejujuran (Veracity): Tenaga kesehatan hendaknya mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi, apa yang akan dilakukan serta risiko yang dapat terjadi sesuai kewenangannya 4. Asas Manfaat (Beneficence) : Semua tindakan yang dilakukan terhadap klien harus bermanfaat bagi klien untuk mengurangi penderitaan atau memperpanjang hidupnya Created by Yulis SD 12 5. Asas kerahasiaan (Confidentiality): Kerahasiaan klien harus dihormati meskipun klien telah meninggal. 6. Asas keadilan (Justice): Tenaga kesehatan harus adil, tidak membedakan kedudukan sosial ekonomi, pendidikan, gender, agama, dan lain sebagainya 7. Menepati janji (Fidelity): Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Created by Yulis SD 13 DILEMA ETIK KEPERAWATAN 1. Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya 2. Suatu kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. 3. Pada dilema etik ini,sukar untuk menentukan mana yang benar atau salah serta dapat menimbulkan stress pada perawat karena perawat tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Created by Yulis SD 14 4. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. 4. Pada saat berhadapan dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat. Created by Yulis SD 15 DILEMA ETIK 1. Pulang Paksa Penyebab - Tidak mengerti dirinya sudah menjalani perawatan → seolah2 tidak dirawat - Tidak merasa nyaman dengan situasi perawatan (Food, toilets, rooms etc) - Petugas kesehatan yang dianggap kurang simpatik - Finacial problem - Personal interest→ Ada kepentingan yg lebih berharga selain dirawat Created by Yulis SD 16 2. DNR 1. Without holding: Menunda terapi atau bantuan hidup pada pasien yang dianggap tidak memiliki harapan hidup 2. Withdrawal : Menghentikan bantuan hidup (Ventilator, pacu jantung dll) Created by Yulis SD 17 3. Euthanasia "...physician-assisted suicide, if it became widespread, could become a profit-enhancing tool for big HMOs. " "...drugs used in assisted suicide cost only about $40, but that it could take $40,000 to treat a patient properly so that they don't want the "choice" of assisted suicide..." Created by Yulis SD 18 Euthanasia: Eu = nyaman Thanos = kematian Euthanasia adalah hak untuk menentukan kematiannya sendiri bilamana dokter memutuskan bahwa seorang pasien sudah tidak ada harapan untuk hidup. Pros and cons everywhere Created by Yulis SD 19 JENIS-JENIS EUTHANASIA 1. Euthanasia aktif Euthanasia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara aktif oleh dokter untuk mengakhiri hidup seorang (pasien) yang dilakukan secara medis. Biasanya dilakukan dengan penggunaan obat-obatan yang bekerja cepat dan mematikan. 2. Euthanasia pasif Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia, sehingga pasien diperkirakan akan meninggal setelah tindakan pertolongan dihentikan. Created by Yulis SD 20 3. Euthanasia volunter Euthanasia jenis ini adalah Penghentian tindakan pengobatan atau mempercepat kematian atas permintaan sendiri. 4. Euthanasia involunter Euthanasia involunter adalah jenis euthanasia yang dilakukan pada pasien dalam keadaan tidak sadar yang tidak mungkin untuk menyampaikan keinginannya. Created by Yulis SD 21 EUTHANASIA DILIHAT DARI BERBAGAI ASPEK 1. Aspek Hukum. Undang undang yang tertulis dalam KUHP Pidana hanya melihat dari dokter sebagai pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif dan dianggap sebagai suatu pembunuhan berencana, atau dengan sengaja menghilangkan nyawa seseorang. 2. Aspek Hak Asasi. - Hak asasi manusia selalu dikaitkan dengan hak hidup, damai dan sebagainya. - Tidak tercantum dengan jelas dan hak seseorang untuk mati. - Mati sepertinya justru dihubungkan dengan pelanggaran HAM. Created by Yulis SD 22 3. Aspek Ilmu Pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dapat memperkirakan kemungkinan keberhasilan upaya tindakan medis untuk mencapai kesembuhan atau pengurangan penderitaan pasien. 4. Aspek Agama. Kelahiran dan kematian merupakan hak dari Tuhan sehingga tidak ada seorangpun di dunia ini yang mempunyai hak untuk memperpanjang atau memperpendek umurnya sendiri Created by Yulis SD 23 TINJAUAN YURIDIS EUTHANASIA 1. Euthanasia di Indonesia dianggap ilegal sesuai dengan pasal : - Pasal 338 KUHP - Pasal 340 KUHP - Pasal 359 KUHP - Pasal 345 KUHP 2. Euthanasia di Belanda Pada tanggal 10 April 2001 Belanda menerbitkan undang-undang yang mengizinkan euthanasia, undang-undang ini dinyatakan efektif berlaku sejak tanggal 1 April 2002, yang menjadikan Belanda menjadi Negara pertama di dunia yang melegalisasi praktik euthanasia. Created by Yulis SD 24 3. Euthanasia di Amerika Eutanasia agresif dinyatakan ilegal dibanyak negara bagian Saat ini satu-satunya negara bagian di Amerika yang hukumnya secara eksplisit mengizinkan pasien terminal ( pasien yang tidak mungkin lagi disembuhkan) mengakhiri hidupnya adalah negara bagianOregon Tahun1997 melegalisasikan kemungkinan dilakukannya eutanasia dengan memberlakukan UU tentangkematian yang pantas (Oregon Death with Dignity Act)[ Created by Yulis SD 25 Bentuk Kelalaian Perawat dalam Melakukan Tindakan Asuhan Keperawatan 1. Tidak melakukan pekerjaan maupun tindakan sesuai yang diharapka misalnya: pasien mengalami luka bakar karena pemasangan pemanas dengan suhu tidak terkontrol 2. Tidak melakukan tugas dengan hati-hati, misalnya: pasien hipoksia terjatuh dan cedera karena perawat tidak memasang bed plang. Created by Yulis SD 26 Cara penyelesaian masalah etik D= Define the problem E= Ethical review C= Consider the option I= Investigate outcome D= Decide on action E= Evaluate result Created by Yulis SD 27 Rule of Double Effect (RDE) Pendekatan ini dugunakan untuk mendukung tindakan yang memiliki efek ganda, satu efek yang diinginkan dan efek yang kemungkinan timbul 4 kondisi yang diperbolehkan secara mediko legal ◆Tindakan harus mendukung kesembuhan pasien ◆Orang yang melakukan tindakan betul2 berkeinginan untuk membantu pasien sembuh ◆Efek buruk tidak harus menjadi sarana untuk efek yang baik ◆Manfaat efek yang baik harus lebih besar daripada Created by Yulis SD orang-orang dari efek buruk 28 Contoh Rule of Double Effect Pemberian nebuliser dan suction karena sputum yang kental tetapi juga dapat menyebabkan perdarahan yang hebat sehingga dapat menyumbat saluran nafas Created by Yulis SD 29 INFORMED CONSENT INFORMED = Mendapat informasi CONSENT = Persetujuan “ Pernyataan setuju atau izin dari seseorang (pasien ) yang diberikan dengan bebas, rasional tanpa paksaan tentang tindakan yang dilakukan terhadapnya sesudah mendapat informasi cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud “ Created by Yulis SD 30 Permenkes No. 290 thn. 2008 pasal 6 Pemberian persetujuan tindakan kedokteran tidak menghapuskan tanggung gugat hukum dalam hal terbukti adanya kelalaian dalam melakukan tindakan kedokteran yang mengakibatkan kerugian kepada pasien Created by Yulis SD 31 PERMENKES No. 290 tahun 2008 Pasal 4 → pasien dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran Pasien meninggal Melanggar KUH Pidana pasal 359 tentang kelalian menyebabkan kematian pasal 304 tentang penelantaran Created by Yulis SD 32 PENGERTIAN Pernyataan setuju atau izin dari seseorang (Pasien/ yg sah mewakili) diberikan secara bebas, rasional tanpa paksaan tentang tindakan yang dilakukan terhadapnya setelah mendapat informasi cukup tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan Created by Yulis SD 33 PERSETUJUAN PASIEN Persetujuan yang bersifat tersirat atau tidak dinyatakan (Implied Consent ) Persetujuan yang dinyatakan (express consent ) - lisan (oral consent) - tertulis ( written consent) * Tindakan terapetik bersifat kompleks atau berfek samping yang bermakna * Tindakan kedokteran bukan bersifat terapi * Tindakan yang dilakukan mrpkan bagian suatu penelitian * Tindakan kedokteran tersebut mempunyai dampak thd kedudukan kepegawaian, kehidupan pribadi dan sosial pasien Created by Yulis SD 34 Pentingnya Informed Consent Tujuan Informed Consent: a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter/petugas kesehatan yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya. b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter/ petugas kesehatan terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3Created ). by Yulis SD 35 KAIDAH IC Kaidah yang harus diperhatikan dalam menyusun dan memberikan Informed Consent agar tidak cacat hukum 1. Tidak bersifat memperdaya (Fraud). 2. Tidak berupaya menekan (Force). 3. Tidak menciptakan ketakutan (Fear). Created by Yulis SD 36 Tiga elemen Informed consent 1. THRESHOLD ELEMENTS pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten (cakap). Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan medis. Secara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) dewasa, sadar dan berada dalam keadaan mental yang tidak di bawah tekanan Created by Yulis SD 37 2. INFORMATION ELEMENTS Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan understanding (pemahaman). Pengertian ”berdasarkan pemahaman yang adekuat membawa konsekuensi kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa sehingga pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat. Created by Yulis SD 38 3. CONSENT ELEMENTS Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan authorization (persetujuan). Kesukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan. Pasien juga harus bebas dari ”tekanan” yang dilakukan tenaga medis yang bersikap seolah-olah akan ”dibiarkan” apabila tidak menyetujui tawarannya. Created by Yulis SD 39 Consent dapat diberikan : a. Dinyatakan (expressed) -Dinyatakan secara lisan - Dinyatakan secara tertulis. Pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan bukti di kemudian hari, umumnya pada tindakan yang invasif atau yang beresiko mempengaruhi kesehatan penderita secara bermakna. Permenkes tentang persetujuan tindakan medis menyatakan bahwa semua jenis tindakan operatif harus memperoleh persetujuan tertulis. Created by Yulis SD 40 b. Tidak dinyatakan (implied) Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan maupun tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan jawabannya. Meskipun consent jenis ini tidak memiliki bukti, namun consent jenis inilah yang paling banyak dilakukan dalam praktik sehari-hari. Misalnya adalah seseorang yang menggulung lengan bajunya dan mengulurkan lengannya ketika akan diambil darahnya. Created by Yulis SD 41 Proxy Consent Adalah consent yang diberikan olh orang yang bukan si pasien itu sendiri, dengan syarat bahwa pasien tidak mampu memberikan consent secara pribadi, dan consent tersebut harus mendekati apa yang sekiranya akan diberikan oleh pasien, bukan baik buat orang banyak). Umumnya urutan orang yang dapat memberikan proxy consent adalah suami/istri, anak, orang tua, saudara kandung, dst. Proxy consent hanya boleh dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan ketat. Created by Yulis SD 42 Konteks dan Informed Consent Doktrin Informed Consent tidak berlaku pada 5 keadaan : 1. Keadaan darurat medis 2. Ancaman terhadap kesehatan masyarakat 3. Pelepasan hak memberikan consent (waiver) 4. Clinical privilege (penggunaan clinical privilege hanya dapat dilakukan pada pasien yang melepaskan haknya memberikan consent. 5. Pasien yang tidak kompeten dalam memberikan consent. Created by Yulis SD 43 SEMOGA BERMANFAAT Created by Yulis SD 44