Uploaded by Tary Liunome

KELOMPOK 4 - RESUME PSAK 13, 16, 19 dan CASE + lengkap

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
RESUME PSAK 13, 16, 19 dan
CASE REVALUASI TANAH DAN PERSEDIAAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelaporan Korporat
yang diampu oleh Dr. Taufik Hidayat S.E., Ak., M.M.
Disusun oleh:
Kelompok 4 Kelas PK F212
Elyada Ahastari Liunome
2106804303
Ismail Saleh
2006500630
Lady Cinthya Purba
2106803704
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
2022
STATEMENT OF AUTHORSHIP
We, member of Group 4, the undersigned declare to the best of our ability that the paper/assignment
herewith is an authentic writing carried out by ourselves. No other authors or works of other authors
have been used without any reference to its sources. This paper/assignment has never been presented
or used as paper’ assignment for other courses except if we clearly stated otherwise. We fully
understand that this assignment can be reproduced and/or communicated for the purpose of detecting
plagiarism.
Name
: Elyada Ahastari Liunome
Student’s ID Number
: 2106804303
Signature
:
Name
: Ismail Saleh
Student’s ID Number
: 2006500630
Signature
:
Name
: Lady Cinthya Purba
Student’s ID Number
: 2106803704
Signature
:
Course
: Pelaporan Korporat
Assignment Title
: RESUME PSAK 13, 16, 19 dan CASE Revaluasi Tanah Dan Persediaan
Date
: February 18, 2022
Lecturer
: Dr. Taufik Hidayat S.E., Ak., M.M.
DAFTAR ISI
STATEMENT OF AUTHORSHIP ..................................................................................................... 2
PSAK 13 – PROPERTI INVESTASI ................................................................................................ 4
Definisi ............................................................................................................................................. 4
Pengakuan ......................................................................................................................................... 4
Pengukuran saat pengakuan .............................................................................................................. 4
Pengukuran setelah pengakuan ......................................................................................................... 4
Pengalihan ........................................................................................................................................ 5
Pelepasan .......................................................................................................................................... 5
Pengungkapan ................................................................................................................................... 5
PSAK 16 – ASET TETAP .................................................................................................................. 7
Definisi ............................................................................................................................................. 7
Pengakuan ......................................................................................................................................... 7
Pengukuran Saat Pengakuan ............................................................................................................. 7
Pengukuran Setelah Pengakuan ........................................................................................................ 8
Penyusutan ........................................................................................................................................ 8
Penghentian Pengakuan .................................................................................................................... 8
Pengungkapan ................................................................................................................................... 9
PSAK 19 – ASET TAK BERWUJUD ............................................................................................. 10
Definisi ........................................................................................................................................... 10
Ruang Lingkup ............................................................................................................................... 10
Pengakuan dan Pengukuran ............................................................................................................ 10
Pengakuan Beban............................................................................................................................ 12
Pengukuran Setelah Pengakuan ...................................................................................................... 12
Umur Manfaat ................................................................................................................................. 12
Aset Tak Berwujud Dengan Umur Manfaat Terbatas ..................................................................... 13
Aset Tak Berwujud Dengan Umur Manfaat Tidak Terbatas ........................................................... 13
Keterpulihan Jumlah Tercatat-Rugi Penurunan Nilai ...................................................................... 13
Penghentian Dan Pelepasan ............................................................................................................ 14
Pengungkapan ................................................................................................................................. 14
CASE ................................................................................................................................................. 16
PSAK 13 – PROPERTI INVESTASI
Definisi
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduaduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental
atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk:
a. digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
b. dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari,
Berikut adalah contoh properti investasi:
a. tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual angka
pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari;
b. tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan. (Jika entitas
belum menentukan penggunaan tanah sebagai properti yang digunakan sendiri atau akan dijual
jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari, maka tanah tersebut sebagai tanah yang dimiliki
dalam rangka kenaikan nilai)
c. bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan) dan
disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi
d. bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu atau
lebih sewa operasi;
e. properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai
properti investasi.
Pengakuan
Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
a. besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan properti investasi akan
mengalir ke entitas; dan
b. biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal.
Entitas mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan atas seluruh biaya perolehan properti investasi
pada saat terjadinya. Biaya perolehan termasuk biaya yang terjadi pada saat memperoleh properti
investasi dan biaya yang terjadi setelahnya untuk menambah, mengganti bagian properti, atau
memperbaiki properti.
Pengukuran saat pengakuan
Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam
pengukuran awal tersebut.
Biaya perolehan properti investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap pengeluaran yang
dapat diatribusikan secara langsung. Pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung termasuk,
sebagai contoh, biaya jasa hukum, pajak pengalihan properti, dan biaya transaksi lain.
Pengukuran setelah pengakuan
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan menetapkan bahwa
perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela dilakukan hanya jika perubahan tersebut akan
menghasilkan laporan keuangan yang menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan mengenai
dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lain terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas
entitas. Hal yang sulit untuk dipahari bahwa perubahan dari model nilai wajar ke model biaya dapat
menghasilkan penyajian yang lebih relevan.
Pernyataan ini mensyaratkan seluruh entitas untuk mengukur nilai wajar properti investasi, baik untuk
tujuan pengukuran (jika menggunakan model nilai wajar) maupun pengungkapan (ilka menggunakan
model biaya). Entitas dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan, untuk mengukur nilai wajar properti investasi
berdasarkan penilaian oleh penilai independen yang memiliki kualifikasi profesional yang telah diakui
dan relevan serta memiliki pengalaman terkini di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai.
Entitas dapat:
a. memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi yang menjadi
agunan liabilitas yang membayar imbal hasil dikaitkan secara langsung dengan nilai wajar dari, atau
imbal hasil dari, aset tertentu yang mencakup properti investasi tersebut; dan
b. memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi lain, tapa
memperhatikan pilihan sebagaimana dimaksud di huruf (a).
Pengalihan
Pengalihan ke, atau dari, properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan
penggunaan yang dibuktikan dengan:
a. dimulainya penggunaan oleh pemilik, dialihkan dari properti investasi menjadi properti yang
digunakan sendiri;
b. dimulainya pengembangan untuk dijual, dialihkan dari properti investasi menjadi persediaan;
c. berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dialihkan dari properti yang digunakan sendiri menjadi
properti investasi; atau
d. dimulainya sewa operasi kepada pihak lain, dialihkan dari persediaan menjadi properti investasi.
Untuk properti investasi yang dicatat pada nilai wajar dan kemudian dialihkan menjadi properti yang
digunakan sendiri atau persediaan, akuntansi selanjutnya mengacu pada PSAK 16: Aset Tetap atau
PSAK 14: Persediaan yang mana biaya perolehan bawaan (deemed cost) merupakan nilai wajar pada
tanggal perubahan penggunaan.
Jika properti yang digunakan sendiri oleh pemilik berubah menjadi properti investasi dan akan dicatat
dengan menggunakan nilai wajar, entitas menerapkan PSAK 16: Aset Tetap sampai dengan saat tanggal
terakhir perubahaan penggunaannya. Entitas memperlakukan perbedaan antara jumlah tercatat
berdasarkan PSAK I6 dan nilai wajar dengan cara yang sama sebagaimana revaluasi berdasarkan PSAK
16.
Pelepasan
Properti investasi dihentikan pengakuannya (dieliminasi dari laporan posisi keuangan) pada saat
dilepaskan atau ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki
manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan
dari selisih antara hasil neto pelapasan dan jumlah tercatat aset dan diakui dalam laba rugi (kecuali jika
PSAK 30: Sewa mensyaratkan lain dalam jual dan sewa-balik) pada periode terjadinya penghentian
atau pelepasan.
Kompensasi dari pihak ketiga yang diberikan sehubungan dengan penurunan nilai, kehilangan atau
penyerahan properti investasi diakui dalam laba rugi ketika kompensasi tersebut menjadi piutang.
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan:
a. apakah entitas menerapkan model nilai wajar tau model biaya;
b. jika menerapkan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas properti yang
dimiliki dalam sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti investasi;
c. jika pengklasifikasian sulit dilakukan (lihat paragraf 14), kriterla yang digunakan untuk
membedakan properti investasi dari properti yang digunakon sendiri dengan properti yang dimiliki
untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hart;
d. sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau diungkapkan dalam laporan
kenangan) didasarkan pada penilaian oleh penilai independen yang memiliki kualifikasi
e.
f.
g.
profesional yang telah diakui dan relevan serta memiliki pengalaman terkini di lokasi dan kategori
properti investasi yang dinilai. Jika tidak ada penilaian tersebut, maka hal ini diungkapkan;
jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk:
• penghasilan rental dari properti investasi;
• beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul dari properti
investasi yang menghasilkan penghasilan rental selama periode:
• beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul dari properti
investasi yang tidak menghasilkan pendapatan rental selama periode; dan
• perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laba rugi atas penjualan properti
investasi dari sekelompok set yang menggunakan model biaya ke kelompok yang menggunakan
model nilai wajar (lihat paragraf 32C):
keberadaan dan jumlah pembatasan atas kemampuan realisasi dari properti investasi atau atas
pengiriman penghasilan dan hasil pelepasan;
kewaliban kontraktual untuk membell, membangun atau mengembangkan atau untuk
memperbaiki, memelihara, atau meningkatkan properti investasi.
PSAK 16 – ASET TETAP
Definisi
Definisi aset tetap adalah aset yang berwujud yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif;
b. Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Pengakuan
Aset tetap bersifat tangible dan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari 1 tahun, dan
biasanya disusutkan. Aset tetap digunakan untuk keperluan penunjang operasional.
Biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari asset tersebut;
b. Biaya perolehan dapat diukur secara andal.
Entitas merevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap seluruh biaya perolehan aset tetap pada
saat terjadinya. Biaya tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap
dan biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti bagian atau memperbaikinya.
Pengukuran Saat Pengakuan
Evaluasi prinsip pengakuan aset tetap yaitu:
a. Biaya awal memperoleh aset
Aset tetap yang memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai aset diukur pada biaya perolehan. Biaya
perolehan merupakan seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang, yang
meliputi:
• Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan
setelah dikurangi diskon dan potongan lain;
• Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung;
• Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap.
b. Biaya selanjutnya untuk menambah, mengganti memperbaiki.
Biaya selanjutnya atau biaya setelah perolehan awal, yaitu:
• Biaya pemeliharaan dan perbaikan (diakui beban di laporan laba rugi periode berjalan);
• Penggantian aset, menambah aset jika memenuhi kriteria tetap dan komponen yang diganti
tidak lagi dicatat sebagai aset.
• Inspeksi yang signifikan diakui sebagai jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria aset tetap
dan nilai penilaian terdahulu dihentikan pencatatannya.
Contoh biaya yang dapat diatribusikan langsung;
a. Biaya imbalan kerja yang timbul scr langsung dari konstruksi atau perolehan aset tetap
b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
c. Biaya penanganan dan penyerahan awal
d. Biaya perakitan dan instalasi
e. Biaya pengujian aset
f. fee professional
Contoh biaya yang tidak dapat diatribusikan langsung:
a. Biaya pembukaan fasilitas baru
b. Biaya pengenalan produk baru
c. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf
d. Administrasi dan overhead umum
e. Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f.
g.
h.
i.
Kerugian awal operasi
Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang belum digunakan).
Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan.
Pengukuran Setelah Pengakuan
Model pengukuran aset tetap yaitu:
a. Model biaya
Aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai
b. Model revaluasi
Nilai wajar pada tanggal revaluasian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan
nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk
memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan
dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelas yang sama direvaluasi. Contoh:
• Tanah
• Tanah dan bangunan
• Mesin
• Kapal
• Pesawat udara
• Kendaraan bermotor
• Perabotan
• Peralatan kantor
Penyusutan
Setiap periode aset tetap akan disusutkan dengan beberapa metode, yang nilai penyusutannya harus
diakui dalam laporan laba rugi. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan atau
pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
keinginan dan maksud manajemen Metode penyusutan antara lain:
a. Garis lurus – straight line adalah menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur
manfaat selagi nilai residu tidak berubah;
b. Saldo menurun – declining balance adalah menghasilkan pembebanan yang menurun
sepanjang umur manfaat;
c. Jumlah unit – total unit adalah menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan
Penurunan nilai atas aset tetap terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai Recoverable
Amount, yaitu nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan
aset. Penurunan nilai dijelaskan lebih lanjut di PSAK 48.
Penghentian Pengakuan
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:
a. Pada saat pelepasan
b. Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan
laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-sewa balik), namun
tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.
Penghentian pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap, yaitu ketika:
a. Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat aset.
b. Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang digantikan tanpa memperhatikan
bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan
penggantian = biaya perolehan yang digantikan.
Perhitungan dan penentuan laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap,
yaitu perbedaan antara:
a. Jumlah neto hasil pelepasan (jika ada), dan
b. Jumlah tercatat dari aset.
Pengungkapan
• Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto
• Metode penyusutan yang digunakan
• Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
• Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode.
• Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
• Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena penjaminan utang
• Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan
• Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan
• Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan.
• Pemilihan metode akuntansi
• Perubahan estimasi
PSAK 19 – ASET TAK BERWUJUD
Definisi
Aset takberwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk aset tidak berwujud, kecuali:
a) aset tidak berwujud yang diatur oleh pernyataan lain
b) aset keuangan seperti yang didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan: penyajian;
c) Pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi.
d) Pengeluaran atas pengembangan dan ekstraksi mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya
tidak dapat diperbarui lain.
Pengakuan dan Pengukuran
Aset tak berwujud diakui jika dan hanya jika :
a) Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut.
b) Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat masa depan, entitas menggunakan asumsi rasional
dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi
ekonomi yang berlaku sepanjang umur manfaat aset tersebut.
Perolehan Terpisah
Aset tak berwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tak berwujud
terdiri dari :
a. Harga beli, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi, setelah
dikurangi diskon dan rabat.
b. Semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut
sehingga siap untuk digunakan.
Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis
Sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis, jika aset tidak berwujud diperoleh dalam kombinasi
bisnis, maka biaya perolehan aset tak berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akuisisi. Pihak
pengakuisisi mengakui pada tanggal akuisisi, aset tak berwujud pihak yang diakuisisi secara
terpisah dari goodwill, terlepas apakah aset telah diakui atau tidak diakui oleh pihak yang diakuisisi
sebelum kombinasi bisnis.
Aset Tak Berwujud yang Diperoleh dalam Kombinasi Bisnis
Jika aset tak berwujud dihasilkan dari kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau muncul dari hak
kontraktual atau hak legal lain, maka tersedia informasi yang memadai untuk mengukur nilai wajar
aset secara wajar. Jika pada saat mengukur nilai wajar aset tak berwujud terdapat berbagai
kemungkinan atas hasil dengan probabilitas berbeda, maka ketidakpastian tersebut dimasukkan
dalam perhitungan nilai wajar aset tak berwujud.
Akuisisi dengan hibah pemerintah
Aset tak berwujud dapat diperoleh melalui hibah pemerintah apabila pemerintah mengalihkan aset
tak berwujud ke entitas. Entitas dapat memilih mengakui aset tak berwujud pada awalnya dengan
nilai wajar dengan mengakui nilai nominal ditambah dengan segala pengeluaran yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam menyiapkan aset tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan
maksud penggunaannya.
Pertukaran aset
Aset tak berwujud diukur dengan nilai wajar, kecuali :
a. Transaksi pertukaran tersebut tidak memiliki substansi komersial
b. Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
Jika aset yang diperoleh tidak diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan
jumlah tercatat aset yang diserahkan.
Nilai wajar aset tak berwujud dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi pasar sejenis
jika :
a. Veriabilitas rentang estimasi nilai wajar untuk aset tersebut adalah tidak signifikan.
b. Probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional dan
digunakan dalam menentukan nilai wajar.
Goodwill yang dihasilkan secara internal
Entitas yang melakukan pengeluaran untuk menghasilkan manfaat ekonomi dimasa depan, tetapi
pengeluaran tersebut tidak berakibat pada timbulnya aset tak berwujud yang dapat diakui dianggap
memberikan kontribusi terhadap timbulnya goodwill yang dihasilkan secara internal. Goodwill
yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset karena goodwill tersebut bukan merupakan
suatu sumber daya teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan dan tidak timbul dari hak kontraktual atau
hak legal lain) yang dikendalikan oleh entitas dan dapat diukur secara andal biaya perolehannya.
Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal
Dalam menentukan apakah suatu aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi
syarat untuk diakui, entitas mengelompokkan proses dihasilkannya aset tak berwujud menjadi tahap
penelitian (tahap riset) dan tahap pengembangan
a. Tahap Penelitian
Entitas tidak mengakui aset tak berwujud yang timbul dari penelitian. Dalam tahap penelitian
proyek internal, entitas tidak dapat menunjukkan bahwa aset tak berwujud yang ada akan
memberikan kemungkinan besar manfaat ekonomi di masa depan. Dengan demikian, pengeluaran
untuk penelitian diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
b. Tahap Pengembangan
Aset tak berwujud yang timbul dari pengembangan diakui jika, dan hanya jika, entitas dapat
menunjukkan semua hal berikut :
• kelayakan teknis penyelesaian aset tak berwujud sehingga dapat digunakan atau dijual.
• niat untuk menyelesaikan aset tak berwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya.
• kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset tak berwujud tersebut.
• Bagaimana aset tak berwujud tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat
ekonomi masa depan. Antara lain entitas mampu menunjukkan adanya pasar bagi keluaran aset
tak berwujud tersebut atau apabila digunakan secara internal, entitas mampu menunjukkan
kegunaan aset tak berwujud tersebut.
• Tersedianya kecukupan sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lain untuk
menyelesaikan pengembangan aset tak berwujud dan untuk menggunakan atau menjual aset
tersebut, dan
• Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset tidak
berwujud selama pengembangannya.
Pengeluaran untuk menghasilkan merk, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan
dan hal yang secara substansi serupa yang dihasilkan secara internal tidak dapat dibedakan
dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara keseluruhan. Oleh karena itu, hal tersebut
tidak diakui sebagai aset tak berwujud.
Biaya perolehan aset tak berwujud yang Dihasilkan secara internal
Biaya perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal adalah jumlah pengeluaran
yang terjadi sejak tanggal aset tak berwujud pertama kali memenuhi kriteria pengukuran. Biaya
perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal terdiri atas seluruh biaya yang
dibutuhkan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membuat, menghasilkan, dan
mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan maksud
manajemen.
Pengakuan Beban
Pengeluaran untuk aset tak berwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali :
a. Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tak berwujud yang memenuhi
kriteria pengakuan.
b. Sesuatu yang diperoleh melalui kombinasi bisnis dan tidak dapat diakui sebagai aset tak
berwujud. Jika demikian halnya, maka pengeluaran tersebut merupakan bagian dari goodwill
pada tanggal akuisisi.
Beban Masa Lalu Tidak Boleh Diakui sebagai Aset
Pengeluaran atas pos aset tak berwujud yang awalnya diakui oleh entitas sebagai beban tidak diakui
sebagai bagian dari biaya perolehan aset tak berwujud di kemudian hari.
Pengukuran Setelah Pengakuan
Entitas memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya. Jika aset tidak
berwujud dicatat dengan menggunakan model revaluasi, maka semua aset lain dalam kelompok tersebut
diperlakukan dengan menggunakan model yang sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
Model Biaya
Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Model Revaluasi
Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasian dikurangi akumulasi amortisasi selanjutnya dan akumulasi rugi penurunan nilai
aset selanjutnya. Untuk tujuan revaluasian, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan referensi
dari nilai pasar aktif. Revaluasi dilakukan secara rutin sehingga pada akhir tiap periode pelaporan
jumlah tercatat aset tak berwujud tersebut tidak memiliki perbedaan yang material dengan nilai
wajarnya.
Model revaluasian tidak mengizinkan:
a. Revaluasian aset tak berwujud yang sebelumnya belum pernah diakui sebagai aset.
b. Pengakuan awal aset tak berwujud pada jumlah tertentu selain biaya perolehannya.
Umur Manfaat
Entitas menilai apakah umur manfaat aset tak berwujud terbatas atau tidak terbatas dan jika terbatas,
jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa yang dihasilkan selama umur manfaat. Aset
tak berwujud dianggap oleh entitas memiliki umur manfaat tidak terbatas jika, berdasarkan analisis dari
seluruh faktor relevan tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode mana aset diharapkan
menghasilkan arus kas neto.
Umur manfaat aset tak berwujud yang timbul dari hak kontraktual atau hak legal lain tidak lebih lama
dari masa hak kontraktual atau hak legal lain tersebut, tapi dapat lebih singkat tergantung periode kapan
aset dapat digunakan entitas. Jika hak kontraktual atau hak legal lain memiliki batasan yang dapat
diperbaharui , maka umur manfaat dari aset tak berwujud termasuk periode pembaharuan hanya jika
terdapat bukti yang mendukung pembaruan umur manfaat tidak menimbulkan biaya yang signifikan.
Umur manfaat hak yang diperoleh kembali sebagai aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis adalah
sisa periode kontraktual hak tersebut diberikan dan tidak termasuk periode pembaruan.
Aset Tak Berwujud Dengan Umur Manfaat Terbatas
Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Jumlah tersusutkan aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas dialokasikan secara sistematis
selama umur manfaatnya. Amortisasi dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan, yakni ketika
aset berada pada lokasi dan dalam kondisi untuk beroperasi sesuai dengan cara yang diintensikan
oleh manajemen. Amortisasi dihentikan pada tanggal yang lebih awal antara ketika aset tersebut
diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK58: Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan dan tanggal ketika aset dientikan
pengakuannya.
Nilai Residu
Nilai residu aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas diasumsikan sama dengan nol,
kecuali:
a. Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tak berwujud tersebut pada akhir umur
manfaatnya, atau
b. Ada pasar aktif untuk aset tak berwujud tersebut dan:
i.
Nilai residu aset tak berwujud dapat ditentukan dengan mengacu pada harga berlaku di
pasar tersebut, dan
ii.
Terdapat kemungkinan besar bahwa pasar akan tetap tersedia sampai akhir umur
manfaat aset tersebut.
Penelaahan Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Periode amortisasi dan metode amortisasi aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas ditelaah
setidaknya setiap akhir tahun buku. Jika perkiraan umur manfaat aset berbeda secara signifikan
dalam perkiraan pola konsumsi manfaat ekonomi aset, maka metode amortisasi diubah untuk
mencerminkan pola yang berubah tersebut. Perlakuannya sebagai perubahan estimasi akuntansi
sesuai PSAK 25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan.
Aset Tak Berwujud Dengan Umur Manfaat Tidak Terbatas
Sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, entitas disyaratkan untuk menguji aset takberwujud
dengan umur manfaat tidak terbatas untuk penurunan nilai dengan membandingkan jumlah terpulihkan
dengan jumlah tercatatnya.
a) Setiap tahun; dan
b) Kapanpun terdapat indikasi bahwa aset takberwujud mengalami penurunan nilai
Penelaahan Penilaian Umur Manfaat
Umur manfaat aset tak berwujud yang tidak diamortisasi ditelaah setiap periode untuk
menentukan apakah peristiwa dan kondisi dapat terus mendukung penilaian bahwa umur
manfaat tetap tidak terbatas. Jika tidak, maka perubahan umur manfaat yang muncul tidak
terbatas menjadi terbatas diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai PSAK 25
(revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
Keterpulihan Jumlah Tercatat-Rugi Penurunan Nilai
Untuk menentukan apakah aset takberwujud mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK
48: Penurunan Nilai Aset, PSAK 48 menjelaskan kapan entitas menelaah jumlah tercatat aset,
bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari aset, dan kapan entitas mengakui atau membalik rugi
penurunan nilai.
Penghentian Dan Pelepasan
Aset tak berwujud dihentikan pengakuannya jika :
a) Dilepas
b) Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tak berwujud merupakan
perbedaan antara nilai neto pelepasan dan jumlah tercatat aset. Keuntungan dan kerugian diakui dalam
laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan. Kecuali PSAK 30 (revisi 2007): sewa mensyaratkan
sebaliknya dalam jual dan sewa balik, keuntungan tidak diakui sebagai pendapatan.
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelompok aset takberwujud, dipisahkan antara aset tak
berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset tak berwujud lain:
a) Umur manfaat tidak terbatas atau terbatas dan, jika umur manfaat terbatas diungkapkan, tingkat
amortisasi yang digunakan atau umur manfaatnya.
b) Metode amortisasi yang digunakan untuk aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas.
c) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (secara agregat dengan akumulasi rugi
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.
d) Pos dalam laporan laba rugi komprehensif yang mana amortisasi aset tak berwujud termasuk
didalamnya.
e) Rekonsiliasi atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan :
i. Penambahan, yang secara terpisah mengindikasikan aset tak berwujud dari pengembangan
internal, diperoleh secara terpisah, dan diperoleh melalui kombinasi bisnis.
ii. Aset yang dikelompokkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam
kelompok aset lepasan yang dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 58
(revisi 2009), Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi Yang Dihentikan,
dan pelepasan lain.
iii. Peningkatan atau penurunan selama periode yang berasal dari revaluasi dan dari pengakuan
rugi penurunan nilai atau pembalikan di pendapatan komprehensif lain sesuai dengan
PSAK 48 (revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset, jika ada.
iv. Rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode sesuai PSAK 48
(revisi 2009).
v. Rugi penurunan nilai yang dibalik dalam laporan laba rugi selama periode sesuai dengan
PSAK 48 (revisi 2009).
vi. Setiap amortisasi yang diakui selama periode.
vii. Selisih kurs neto yang timbul dari nilai penjabaran laporan keuangan ke mata uang
penyajian, dan penjabaran operasi luar negeri ke mata uang penyajian yang digunakan
entitas, dan
viii. Perubahan nilai pada jumlah tercatat aset tersebut selama periode.
Entitas juga mengungkapkan :
a) Untuk aset tak berwujud yang dinilai dengan umur manfaat tidak terbatas, jumlah tercatat aset
dan alasan yang mendukung penilaian umur manfaat tidak terbatas tersebut. Dalam memberi
alasan, entitas menjelaskan faktor signifikan dalam menentukan aset yang dimiliki memiliki
umur tak terbatas.
b) Penjelasan, jumlah tercatat, dan sisa periode amortisasi dari setiap aset tak berwujud yang
material terhadap laporan keuangan entitas.
c) Untuk aset tak berujud yang diperoleh melalui hibah pemerintah dan awalnya diakui pada nilai
wajar:
i. Nilai wajar pada pengakuan awal atas aset tersebut
ii. Jumlah tercatatnya, dan
iii. Aset tersebut diukur setelah pengakuan awal dengan model biaya atau model revaluasi.
d) Keberadaan dan jumlah tercatat aset tak berwujud yang kepemilikannya dibatasi dan jumlah
tercatat aset tak berwujud yang menjadi jaminan untuk liabilitas.
e) Nilai komitmen kontraktual untuk akuisisi aset tak berwujud.
Jika aset tak berwujud dicatat pada nilai revaluasian, maka entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
a) Berdasarkan kelompok aset tak berwujud :
i. Tanggal efektif revaluasi
ii. Jumlah tercatat aset tak berwujud yang direvaluasi
iii. Jumlah tercatat yang akan diakui jika aset tak berwujud diukur dengan model biaya setelah
pengakuan awal
b) Jumlah surplus revaluasi aset tak berwujud pada awal dan akhir periode, mengindikasikan
perubahan selama periode dan pembatasan apapun dalam pendistribusian saldo (surplus)
kepada pemegang saham, dan
c) Dikosongkan.
CASE
CASE 1 – Asset Part 1
You are an audit senior in an accounting firm, KAP Bertha & Rekan. It is February 2022 and you are
currently reviewing the draft of financial statements of the PT Juri which has recently become a client
of your firm. The shares of PT Juri is listed on the Indonesia stock exchange.
There was an issue that arisen in respect of the audit of PT Juri for the year ended 31 December 2021.
The audit manager, Mr. Oyo, has requested that you review these issues and send him a memorandum
with your observations and recommendations.
Issue 1 - Revaluation of land
PT Juri purchased one lot of land for Rp25 billion in 2019 for storage of the building supplies. In 2020
the area adjacent to the land was identified as the development site for a new shopping center. PT Juri
revalued the land to Rp90 billion at 31 December 2020 due to its newly acquired development potential.
Ignore the deferred tax effect on this transaction.
During 2021 a protest campaign by local residents resulted in the local council withdrawing permission
for the commercial development, and at 31 December 2021 the land was revalued to Rp50 Billion. At
that time, most of the area was being utilized for storage, with small section being fenced off for parking
by personnel.
Required:
1.
2.
3.
Explain the correct accounting treatment of the land since its purchased in 2019
Set out the journal entries required to reflect your recommended accounting treatment
What if the asset was revalued to Rp20 billion in 2020 and Rp50 billion in 2021? Prepare
the necessary journal entries.
Issue 2 – Inventory
Leather is a primary material used by PT Juri for the manufacture of shoes. Leather inventory at 31
December 2021 had cost Rp50 million to purchase, but only had a net realizable value of Rp30 million.
On the basis that PT Juri does not intend to dispose of the leather, the inventory has been included in
the financial statements at a value Rp35 million. It is believed that this partially reflects the fall in value
of the leather, but also takes account of the intention to retain the inventory for use in the production
process. It is expected that the finished shoes, into which the leather will be incorporated, can be sold
at reasonable profit margin.
Required:
1.
2.
Advice correct accounting treatment of the leather inventory of the company at 31
December 2021. Explain.
Provide relevant journal entries.
Isu 1: Revaluasi Tanah
1. Perlakuan akuntansi tanah sejak dibeli pada tahun 2019
Pengakuan
Paragraph 07 Biaya perolehan diakui sebagai aset jika dan hanya jika
a kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut.
b Biaya perolehannya dapat diukur secara andal
Dari paragrapf 7 tersebut dapat diakui bahwa tanah PT Juri untuk peyimpanan bahan bangunan
dapat diakui sebesar sebesar biaya perolehannya.
Pengukuran saat pengakuan
Paragraf 16, Biaya perolehan meliputi
a Harga perolehan
b Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
c Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restotari lokasi aset
tetap.
Berdasarkan paragraph 16 tersebut tanah PT Juri diukur hanya diukur menggunakan harga
perolehan di tahun 2019 sebesar Rp. 25 miliar
Pengukuran setelah pengakuan
Paragraph 41, Surplus aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dialihkan langsung ke saldo
laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya
Beradasarkan paragraf 41 tersebut pada 31 Desember 2020, PT PT Juri mengakui surplus tanah
sebesar Rp.65 miliar yang termasuk dalam ekuitas, dengan nilai revaluasi sebesar Rp.90 miliar.
Laba atas revaluasi tersebut hanya dapat diakui apabila dihentikan pengakuannya.
Dalam Kompensasi untuk penurunan nilai paragraph 66 penurunan nilai atau kerugian aset tetap,
klaim atas atau pembayaran kompensasi dari pihak ketiga, dan setiap pembelian atau Konstruksi
selanjutnya dari penggantian aset adalah peristiwa ekonomik terpisah dan dicatat secara terpisah
sebagai berikut.
c kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang
atau di hentikan dimasukkan ke dalam laba rugi pada saat kompensasi menjadi piutang;
dan
d biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli, atau dikontruksi sebagai penggantian
ditentukan dengan pernyataan ini
Pada paragraph 66 bagian c dan d dapat diketahui bahwa revaluasi tanah pada 31 Desember 2021
menjadi Rp. 50 miliar karena merupakan akibat dari pencabutan izin untuk pengembangan
komersial di daerah setempat, yang mengakibatkan kerugian atas penurunan nilai aset, dan
mendapat kompensasi dari pihak ketiga atas kerugian tersebut.
Pengungkapan
Paragraf 77. Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapan sebagai
tambahan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK68: pengukuran nilai wajar: tanggal efektif
revaluasi, apakah melibatkan penilai independen, untuk setiap kelas aset tetap yang direvaluasi,
jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut dicatat dengan model surplus revaluasi, yang
mengindikasikan perubahan selama periode dan setiap pembatasan distribusi kepada pemegang
saham.
2. Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencerminkan perlakuan akuntansi yang direkomendasikan
2019
Tanah
Kas
(Pembelian atas tanah)
Rp 25 Miliar
Rp 25 Miliar
2020
Tanah
Rp 65 Miliar
Surplus Revaluasi
Rp 65 Miliar
(Pencatatan atas nilai revaluasi tanah di 2020)
2021
Surplus Revaluasi
Rp 40 Miliar
Tanah
Rp 40 Miliar
(Pencatatan atas nilai revaluasi tanah di 2021)
*nilai tanah pada 31 desember 2021 adalah 25 + (65-40) = 50 miliar.
3. Aset tersebut direvaluasi menjadi Rp20 miliar pada tahun 2020 dan Rp50 miliar pada tahun 2021.
Entri jurnal yang diperlukan.
2020
Rugi Revaluasi
Rp 5 Miliar
Tanah
Rp 5 Miliar
(Pencatatan kerugian atas nilai revaluasi tanah di 2020)
2021
Tanah
Rp 30 Miliar
Laba Revaluasi
Rp 5 Miliar
Surplus Revaluasi
Rp 25 Miliar
(Pencatatan keuntungan atas nilai revaluasi tanah di 2021)
*nilai tanah pada 31 desember 2021 adalah 25 + (-5+30) = 50 miliar.
Isu 2 : Persediaan
1. Perlakuan akuntansi yang benar dari persediaan kulit perusahaan pada tanggal 31 Desember 2021.
Pengukuran Persediaan
• Penurunan yang terjadi langsung dibebankan beban periode berjalan / menambah beban
persedian.
• Pemulihan nilai akan diakui sebagai pengurang jumlah beban persediaan
• Nilai realisasi bersih yang telah ditentukan harus ditinjau kembali pada setiap periode
berikutnya.
Pengakuan Sebagai Beban
Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya, menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian
persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.
Pengungkapan
Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui
sebagai beban dalam periode berjalan
2. Entri jurnal yang relevan.
Kerugian penurunan nilai persediaan
Rp 15 juta
Penyisihan penurunan nilai persediaan
Rp 15 Juta
(Jurnal pencatatan kerugian penurunan nilai persediaan berdasarkan pencatatan PT Juri)
Jurnal Penyesuaian:
Kerugian penurunan nilai persediaan
Rp 5 juta
Penyisihan penurunan nilai persediaan
Rp 5 Juta
(Jurnal penyesuaian atas penyisihan penurunan nilai persediaan PT Juri)
Download