Journal of Industrial Engineering Scientific Journal on Research and Application of Industrial System Volume XX No X - XXXX 2021 http://e-journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/journalofIndustrialEngineerin ISSN 2527-4139 (online) – ISSN 2503-3670 (print) Usulan Perbaikan Perancangan Dan Pengendalian Produksi Pada Produksi Teh Serbuk Siap Seduh Dengan Menggunakan Metode Forecasting, Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock Dan Reorder Point (ROP) (Studi Kasus Pabrik Teh “Abadi Jaya”) Ester Mega Mutiara1, Teddy Rizki Saputra1, Yulia Ariyanti1*, Apriyanti Hidayat1, Ahmad Haris Setiawan1 1) Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta RS Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan, 12450, Indonesia Email: yulia.ariyanti@upnvj.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melakukan usulan perbaikan terhadap perancangan dan pengendalian produksi pada Pabrik Teh “ABADI JAYA” dengan menggunakan metode peramalan, EOQ, safety stock, dan ROP. Pabrik Teh “ABADI JAYA” yang berlokasi di Tangerang Selatan memproduksi dua jenis teh yaitu teh serbuk dan teh celup. Teh yang diproduksi disini bukan teh pada umumnya melainkan teh herbal yang memiliki banyak khasiat. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data demand dalam bulan Oktober dan September 2021 dan juga data biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui metode peramalan yang tepat dan mengetahui jumlah peramalan pada periode selanjutnya, mengetahui jumlah kuantitas bahan baku daun teh yang harus dipesan supaya efisien dan ekonomis, mengetahui jumlah safety stock, dan juga mengetahui titik pemesanan ulang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode peramalan yang paling tepat adalah metode peramalan seasonal multiplikatif dengan nilai MAPE 0,041 atau 4,1 yang artinya peluang keberhasilan hasil peramalan mencapai 95,9% dan untuk forecasting selama 8 minggu ke depan ialah 389.894, 491.771, 551.744, 505.919, 510.978, 522.299, 475.759, dan 484.940 dengan hasil total forecast selama 8 minggu ialah 3.933.300 gram. Setelah pengolahan data juga diketahui jumlah kuantitas bahan baku daun teh yang harus dipesan adalah sekitar 492.888,53 gram atau sebanyak 20 karung, jumlah safety stock yang harus dimiliki sebesar 112.500 gram atau sekitar 5 karung, dan titik pemesanan ulang sebesar 1.100.000 gram atau sekitar 44 karung. Kata Kunci: forecasting, EOQ, safety stock, ROP, perancangan dan pengendalian produksi, pabrik teh. ABSTRAK This study aims to propose improvements to the design and control of production at the "Abdi Jaya" Tea Factory using forecasting methods, EOQ, safety stock, and ROP. The "ABADI JAYA" Tea Factory, located in South Tangerang, produces two types of tea, namely powdered tea and teabags. The tea produced here is not tea in general, but herbal teas that have many benefits. The data used in this study is demand data in October and September 2021, as well as data on ordering costs and storage costs. The purpose of this study is to find the right forecasting method and determine the number of forecasts in the next period, as well as the quantity of tea leaf raw materials that must be ordered so that they are efficient and economical, know the amount of safety stock, and also know the point of reordering. The results of this study indicate that the most appropriate forecasting method is the multiplicative seasonal forecasting method with a MAPE value of 0.041 or 4.1, which means that the probability of successful forecasting results reaches 95.9% and for forecasting for the next 8 weeks is 389,894, 491,771, 551,744, 505,919, 510,978, 522,299, 475,759, and 484,940, with a total forecast for 8 weeks of 3,933,300 grams. After processing the data, it is also known that the quantity of tea leaf raw materials that must be ordered is around 492,888.53 grams, or as many as 20 sacks, the amount of safety stock that must be owned is 112,500 grams, or about 5 sacks, and the reorder point is 1,100,000 grams, or approximately 44 sacks. Keywords: forecasting, EOQ, safety stock, ROP, production design and control, tea factory. 1. Pendahuluan Di era sekarang, industri rumahan, industri rumah tangga atau home industry sudah lazim ditemui pada ranah industri di Indonesia. Home Industry merupakan perusahan kecil yang dimiliki oleh keluarga dan berpusat di rumah untuk berbagai jenis kegiatan produksi atau kegiatan ekonominya (Muliawan, 2008). Jika ditinjau dari Badan Pusat Statistik, Industri Rumah Tangga memiliki arti bahwa industri tersebut dalam pengoperasiannya terdiri dari 5-9 tenaga kerja. Pabrik Teh “ABADI JAYA” adalah salah satu bentuk dari implementasi industri rumahan yang bergerak untuk memproduksi teh herbal. Sistem merupakan interaksi antar elemen dalam melakukan pekerjaan untuk mendapatkan tujuan atau kemauan tertentu (Jogianto, 2005). Dalam kegiatan produksinya atau bisa disebut juga dengan sistem produksi, sebuah industri harus mengelola sumber daya yang ada dengan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien. Salah satu bagian daripada manajemen perusahaan adalah manajemen persediaan. Terdapat beberapa tahapan pokok dalam manajemen perusahaan mulai dari sistem produksi sampai dengan produk akhir dapat dipasarkan. Yang dapat dijadikan perhatian lebih yaitu mempunyai bahan baku dan menyuplai agar dapat melakukan proses produksi. Maka dari itu, pengendalian persediaan bahan baku merupakan hal cukup krusial untuk perusahaan. Menurut Sinulingga (2017), Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapat keluatan berupa produk yang sesuai dengan rancangan sebelumnya. Untuk mencapai hal tersebut tentunya kita membutuhkan data lalu untuk dijadikan bahan analisis perbaikan terus menerus. Tujuan daripada Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi di amtara lain untuk meminimalkan biaya pada persediaan; mengolah dan menyimpan material atau bahan baku secara tepat dan sebagainya. Pada Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi terdapat beberapa metode seperti Peramalan (Forecasting), Penjadwalan Produksi atau biasa disebut dengan Master Production Schedule (MPS), Perencanaan Produksi atau Material Requirement Planning (MRP), dan beberapa metode lainnya yang dapat mendukung kelancaran produksi. Kunci penting dalam keberlansungan hidup perusajaan di antaranya dipengaruhi oleh persediaan bahan baku. Dikutip dari Heizer dan Render (2014), semua perusahaan atau ornganisiasi pasti memiliki sistem perancanaan dan sistem pengendalian persediaan. Namun, ada yang tepat, ada juga yang kurang tepat dikarenakan kurangnya pemahaman manajemen. Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang dialami adalah dalam merencanakan persediaannya Pabrik Teh “ABADI JAYA” belum menerapkan sistem peramalan dalam merencanakan stok persediaan bahan baku yang harus dimiliki untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Pabrik Teh “ABADI JAYA” melakukan pembelian persediaan berdasarkan stok akhir di periode sebelumnya dengan perkiraan yang tidak akurat. Dikarenakan Pabrik tidak mengetahui jumlah yang pasti sebagai persediaannya, Pabrik cenderung lebih memilih menumpuk atau melebihkan pembelian bahan baku. Penumpukan tersebut memiliki resiko untuk mengakibatkan biaya yang cukup besar dan juga resiko kerusakan bahan baku yan cukup tinggi mengingat Pabrik Teh “ABADI JAYA” adalah industri rumahan yang menjual bahan pangan dan mempunyai lingkup yang sempit. Oktavia dan Natalia (2021), dalam penelitian terhadap pemakaian gula, Metode EOQ memiliki pengaruh terhadap pengendalian persediaan, dan mendapatkan jumlah yang pemesanan yang ekonomis dan optimal, selain itu untuk menghindari pemborosan digunakan juga metode lainnya seperti Safety Stock dan Reorder Point. Menurut Gani dan Saputri (2015), penelitian terhadap bahan baku kayu pada Perusahaan Purezento dengan memproyeksikan peramalan permintaan dan dihitung kuntatitas ekonomis dengan metode EOQ maka didapatkan pula persediaan pengaman yang dapat Pabrik terapkan guna menghindari kekosongan produksi dan juga titik pemesanan ulang atau Reoder Point. Maka dari itu, untuk menyelesaikan permasalahan persediaan sehingga tidak terjadi penumpukan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode peramalan permintaan yang tepat, mengetahui jumlah kuantitas yang harus dipesan, mengetahui jumlah safety stock guna mengantisipasi pelonjakan permintaan, dan mengetahui titik pemesanan ulang dengan menggunakan metode Forecasting, Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock, dan Reopder Point (ROP). 2. Metodologi Penelitian ini memiliki tahapan-tahapan kegiatan yang jika dirincikan, dimulai dari studi pustaka, menentukan topik dan objek penelitian, mengidentifikasi masalah dan factor terkait, pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil penelitian, usulan perbaikan, dan kesimpulan serta saran. Metodologi penelitian ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Metodologi Penelitian 2.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat diperoleh dengan tahapan yaotu sebagai berikut (Sugiono, 2009). (1) Studi Pustaka Tahapan pertama yang dilakukan adalah menyiapkan studi pustaka beserta literatur dengan tujuan untuk mencari dan mengumpulkan data dengan referensi topik yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan di bahas dalam penelitian ini. (2) Observasi Dalam tahapan kedua ini adalah tahapan dimana peneliti melakukan pengamatan dan mengumpulkan data secara langsung di tempat yang ingin diteliti. Pada kasus ini, tempat yang ingin diteliti adalah Pabrik Teh “ABADI JAYA”. (3) Wawancara Tahapan ketiga, yaitu wawancara untuk menghimpun data yang dibutuhkan melalui sesi Tanya jawab dengan pekerja Pabrik Teh “ABADI JAYA” secara langsung dalam memproduksi teh serbuk siap seduh. (4) Dokumentasi Melakukan pendokumentasian adalah tahapan terakhir dengan mengumpulkan data melalaui foto berdasarkan kondisi langsung lapangan sebagai bukti dan hasil dari bahan penelitian. 2.2 Pengolahan Data Penelitian yang kami lakukan pada kesempatan kali ini ialah pabrik teh “ABADI JAYA” yang beralamat di Jl. Cirendeu Indah 1 Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Tanggerang Selatan. Terdapat dua jenis teh yang diproduksi pada pabrik teh “ABADI JAYA” yaitu, teh celup dan teh serbuk. Dalam peneliitan ini dilakukan pengumpulan data terhadap kegiatan produksi teh serbuk siap seduh untuk mendapatkan data primer berupa data terkait dengan pengendalian bahan baku seperti data permintaan, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan data pendukung lainnya. Adapun Metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 2.2.1 Forecasting Forecasting atau peramalan sangat penting dilakukan dalam mengetahui kuantitas permintaan produk dan jasa serta elemen yang terkait dengan waktu yang akan datang didalam perencanaan serta pengawasan suatu produksi (Makridakis dkk, 2010). Bla Bla Bla Bla 2.2.2 Economic Order Quantity (EOQ) EOQ atau Economic Order Quantity sering disebut sebagai kuantitas barang yang tersedia dengan biaya terendah atau dengan kuantitas pembelian yang optimal. EOQ sendiri ditujukan dalam menentukan kuantitas barang yang optimal didalam 1 periode dengan menggunakan biaya persediaan terendah. Selain itu dalam model EOQ juga dibutuhkan total permintaam/ penggunaan bahan baku yang hendak digunakan dalam 1 periode. Seperti pengertian EOQ, perhitungan EOQ digunakan dalam menentukan kuantitas pemesanan bahan baku yang optimal dengan menggunakan biaya persediaan terendah. Maka rumus yang digunakan dalam perhitungan EOQ ialah sebagai berikut : 2𝑋𝐷𝑋𝑆 EOQ = √ 𝐻 (1) Keterangan : EOQ = Kuantitas pembelian optimal H = Biaya penyimpanan per unit D = Total permintaan dalam 1 periode S = Biaya pemesanan per tiap kali pesan EOQ dapat digunakan dalam melakukan penerapan kekurangan stock, sehingga dengan menggunakan EOQ, pada setiap tahun mampu menentukan berapa banyak order yang akan dibuat agar mengatasi kekurangan stock. 2.2.3 Safety Stock Safety Stock merupakan persediaan yang secara sengaja disediakan sebagai cadangan untuk pengamanan suatu proses produksi supaya tidak terjadi kekurangan bahan baku jika sewaktu-waktu terjadi pelonjakan permintaan. Dalam perhitungan safety stock dibutuhkan data mengenai volume penjualan atau penggunaan bahan baku. Setelah itu digunakan formula dalam menghitungan yang sesuai (Kusuman dan Ayulia, 2016): SS = (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-rata) x Lead Time. Dengan keterangan : SS Pemakaian maksimum Pemakaian rata-rata Lead Time 2.2.4 = = = = (2) Safety Stock Jumlah pemakaian maksimum Pemakaian rata-rata perbulan Waktu tunggu dari bahan baku dipesan hingga bahan Reorder Point (ROP) ROP (reorder point) merupakan cara yang digunakan dalam membuat pemesanan kembali yang ditujukan untuk menyeimbangkan permintaan dengan persediaan dan barang dapat terpesan dengan waktu yang tepat, sedangkan safety stock merupakan persediaan tambahan dalam menghindari terjadinya kemungkinan kekurangan barang maupun keterlambatan bahan yang dipesan. Lead time merupakan jangka waktu antara pemesanandengan barang sampai ditempat produksi. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung ROP digunakan rumus : ROP = d x L + SS (3) Dengan keterangan : ROP = Reorder point d = Tingkat permintaan per unit waktu L = jangka waktu SS = stock pengaman 3. Hasil dan Pembahasan Dalam proses produksi Teh sebuk siap seduh diperlukan bahan baku utama yaitu daun jati cina. Pada penelitian ini digunakan satuan unit yang diperlihatkan pada tabel 1. Lalu, pada tabel 2 ditampilkan pula data permintaan yang berlangsung pada periode Bulan September 2021 sampai dengan Oktober 2021 dengan satuan gram. Terlihat bahwa data demand membentuk pola grafik yang dikategorikan ke dalam jenis pola data Seasonal karena terdapat pola data yang berulang sesudah suatu periode tertentu, dengan kata lain, data demand membentuk suatu siklus tertentu dengan interval yang konstan serta fluktuasi datanya dipengaruhi oleh seasonal factor. Pola daripada grafik tersebut adalah Gambar 1. Tabel 1. Data satuan unit Produk jadi dan Satuan Bahan Baku Satuan Produk Jadi 1 karung 5 bal 1 bal 50 pcs 1 pcs 40 gram Satuan Bahan Baku 1 karung 25 kg 25 kg 25000 gram 1 pcs 40 gr 1 karung 625 bungkus 1 kg Rp17.000,00 Tabel 2. Data Demand dengan satuan gram September Demand Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 400000 480000 520000 480000 540000 550000 470000 510000 Total 3950000 Gambar 1. Plot Data Demand Dengan waktu lead time sebnayak 2 minggu atau 14 hari pada setiap pemesanan, maka pada tabel 3 akan memberikan rincian untuk biaya pemesanannya yang dilakukan setiap kali bertransaksi. Dan setelah bahan baku sampai di Pabrik Teh “ABADI JAYA”, sebagai produk pangan maka dibutuhkan perlakuan khusus sehingga konsumen mandapatkan produk dengan kualitas prima dan juga layak konsumsi. Diperlukan penyimpana dengan baik dan benar sehingga bahan baku terjaga dari kerusakan yang kasat mata maupun tidak kasat mata, berikut tabel 4 menampilkan rincian biaya penyimpanan daun the jati cina per gram. Tabel 3. Biaya Pemesanan Biaya Pemesanan Biaya transportasi Rp 1.750.000 Biaya tenaga kerja Rp 300.000 Biaya administrasi Rp 50.000 Total Rp 2.100.000 Tabel 4. Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan 3.1 Forecasting Biaya Kerusakan Rp 43 Biaya Fasilitas Penyimpanan Rp 25 Total Rp 68 Berdasarkan pola data seasonal terdapat 2 metode yang digunakan yaitu metode Seasonal Multiplikatif dan Seasonal Aditif dengan dengan melakukan perhitungan menggunakan software Ms. Excel maka didapatkan masing-masing nilai MAPE sebagai berikut : Tabel 5. Rekapitulasi Nilai MAPE Pola Data Seasonal Metode Seasonal Multiplikatif Seasonal Aditif Nilai 0,041 0,071 Maka dapat disimpulkan, nilai MAPE terkecil pada pola data Seasonal terdapat dalam metode Seasonal Multiplikatif yakni 0,041 atau 4,1, yang artinya peluang keberhasilan hasil peramalan mencapai 95,9%. Gambar 2. Grafik Metode Seasonal Multiplikatif Selanjutnya didapatkan hasil peramalan selama 8 minggu ke depan dari metode terpilih yaitu metode Seasonal Multiplikatif sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Forecast selama 8 minggu kedepan HASIL FORECAST Minggu ke- Forecast 9 389894 10 491771 11 551744 12 505919 13 510978 14 522299 15 475759 16 484940 Pada analisis tabel hasil forecast selama 8 minggu ke depan menggunakan pola data seasonal, dapat diketahui bahwa setiap minggunya mengalami kenaikan maupun penurunan secara konstan, seperti 2 periode pertama mengalami kenaikan, dan 2 periode berikutnya mengalami penurunan, dan seterusnya. 3.2 Economic Order Quantity (EOQ) Economic Order Quantity (EOQ) biasanya digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan dalam menentukan banyaknya jumlah optimal pemesanan sehingga dengan jumlah yang optimal dapat meminimkan total biaya yang dikeluarkan. Tabel 7. Rekapitulasi Demand Hasil Forecast No Periode Hasil Forecast 1 9 389.894 2 10 491.770 3 11 551.743 4 12 505.918 5 13 510.978 6 14 522.299 7 15 475.759 8 16 484.939 Total 3.933.300 Berikut merupakan perhitungan jumlah optimal pemesanan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) sebagai berikut : Permintaan (D) = 3.933.300 gram Biaya Pemesanan (S) = Rp. 2.100.000/pesanan Biaya Penyimpanan (H) = Rp. 68/gram Economic Order Quantity (EOQ) EOQ = √ 2𝑋𝐷𝑋𝑆 EOQ = √ 2 𝑋 (3.933.300) 𝑋 (2.100.000) 𝐻 68 EOQ = 492.888,53 gram = 19,715 karung = 20 karung/pesanan Total Biaya Persedian Bahan Baku 𝐷 𝑄 TCEOQ = (𝑆) + (𝐻) 𝑄 2 3.933.300 492.888,53 (2.100.000) + TCEOQ = (68) 492.888,53 2 TCEOQ = Rp 33.516.419.928,86 = Rp 33.516.419.929 Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order quantity (EOQ) diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 8. Rekapitulasi Hasil EOQ Pemesanan Optimal Biaya Pemesanan (Rp/Pemesanan) Biaya Penyimpanan (Rp/Gram) Total Biaya Persediaan (Rp) 492.888,53 gram Rp. 2.100.000 Rp. 68 Rp33.516.419.929 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.4 diperoleh hasil jumlah optimal pemesanan daun teh jati cina adalah 492.888,53 gram atau sebanyak 20 karung daun teh jati cina, dengan biaya pemesanan setiap kali pesan sebesar Rp2.100.000, biaya penyimpanan setiap gramnya sebesar Rp68, dan total biaya persediaan keseluruhan sebesar Rp33.516.419.929. Besarnya pemesanan optimal yang telah dihitung merupakan hasil jumlah pemesanan yang paling optimal untuk setiap kali memesannya. Dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) ini dapat meminimumkan total biaya persediaan serta dapat memaksimalkan keuntungan, serta perusahaan dapat mengurangi resiko kelebihan atau kekurangan bahan baku. 3.3 Safety Stock Dengan hasil daripada penjualan demand daripada periode sebelumnya dilakukan perhitungan safety stock atau persediaan yang seharusnya dimiliki oleh Pabrik Teh “ABADI JAYA” dikarenakan jumlah demand atau permintaan yang masuk dalam produksi tidak selalu tepat dengan yang direncakan, memiliki factor-faktor yang tidak terduga. Setelah mengetahui leadtime yaitu 2 minggu maka: SS = (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-rata) x Lead Time. Dimana, Pemakaian Maksimum = 550.000 gram Pemakaian Rata-Rata = 3.950.000 𝑔𝑟𝑎𝑚 8 = ∑ 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 1 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 8 8 = 493.750 gram. Lead Time = 2 minggu. Jadi, perhitungannya adalah: SS = (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-rata) x Lead Time = (550.000 gram - 493.750 gram) x 2 = 56.250 x 2 = 112.500 gram = 4,5 karung ~ 5 karung Hal tersebut memiliki arti bahwa Pabrik Teh "ABADI JAYA" pada setiap hari produksinya pada penyimpanan persediaan setidaknya memiliki 5 karung bahan baku daun teh dan tidak boleh berkurang untuk jumlah minimalnya. Safety stock dengan jumlah 5 karung juga dapat berperan untuk mengantisipasi permintaan yang kemungkinan melonjak secara tidak menentu. Selain itu, dengan adanya safety stock dapat mengurangi ketidakefisiennya perusahaan dalan mengelola persediaan akibat terjadinya keterlambatan pengiriman. 3.4 Reorder Point (ROP) Reorder Point bagi sebuah perusahaan perlu diperhitunganya guna dapat mementukan kapan seharusnya perusahaan kembali memesan bahan baku agar tidak terjadi kekurangan ataupun kelebihan persediaan bahan baku. Dari hasil pengamatan, Pabrik Teh “Jaya Abadi” belum memiliki jadwal kapan harus dilakukannya pemesanan bahan baku kembali. Dimana : Safety Stock = 112500 gram Lead Time = 14 hari 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 Q (Pemakaian rata-rata per hari) = 7 = 70535,7 gram = 44 karung Jadi, perhitungannya adalah: ROP = Safety Stock + (Lead Time x Q) = 112500 gram + (14 hari x 70535,7 gram) = 1100000 gram Diketahui bahwa reorder point dipengaruhi oleh lead time, safety stock, dan juga pemakaian rata-rata perhari. Berdasarkan data yang ada yaitu lead time selama 14 hari, safety stock sebesar 112.500 gram, dan juga pemakaian rata-rata perhari sebesar 70535,7 gram. Maka diperoleh hasil bahwa reorder point setiap persediaan bahan baku tersisa 44 karung. 4. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode peramalan yang dapat digunakan pada Pabrik Teh “ABADI JAYA” ialah metode peramalan seasonal multiplikatif dengan nilai MAPE yakni 0,041 atau 4,1, yang artinya peluang keberhasilan hasil peramalan mencapai 95,9% dan untuk forecasting selama 8 minggu ke depan ialah 389.894, 491.771, 551.744, 505.919, 510.978, 522.299, 475.759, dan 484.940 dengan total hasil forecast selama 8 minggu ialah 3.933.300 gram. 2. Jumlah kuantitas bahan baku daun teh yang harus dipesan agar pembelian dapat efisien dan ekonomis adalah sekitar 492.888,53 gram atau sebanyak 20 karung daun teh jati cina, dengan biaya pemesanan setiap kali pesan sebesar Rp2.100.000, biaya penyimpanan setiap gramnya sebesar Rp68, dan total biaya persediaan keseluruhan sebesar Rp33.516.419.929. 3. Jumlah Safety Stock yang harus dimiliki oleh Pabrik Teh “ABADI JAYA” untuk mengantisipasi permintaan yang dapat melonjak secara tidak menentu adalah sebesar 112.500 gram atau jika dalam satuan karung adalah 4,5 karung, dan digenapkan menjadi 5 karung. 4. Titik pemesanan ulang atau ROP terhadap bahan baku bagi Pabrik Teh “ABADI JAYA” ialah pada saat persediaan bahan baku hanya tersisa 1.100.000 gram atau sekitar 44 karung. DAFTAR PUSTAKA 1. Andhika I. (2019). Usulan Perencanaan Safety stock dan Forecasting Demand dengan Metode Time Series Produksi Keran Air di PT Kayu Perkasa Raya. Malang: Universitas Diponegoro. 2. Andira, O. (2016). Analisis Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu. Jurnal Ekonomi Bisnis, Volume 21 No. 3, Desember. 3. Assauri, S. (1984). Teknik dan Metode Peramalan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 4. Efendi, J., Hidayat, K., & Faridz, R. (2019). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku. Media Ilmiah Teknik Industri Vol. 18, No. 2, 125-134. 5. Gani, I., & Saputri, M. (2015). Analisis Peralaman dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ Pada Optimalisasi Kayu di Perusahaan Purenzento. e-Proceeding of Management, 2(2), 2029-2038. 6. Gaspersz, V. (2002). Production Planning and Inventory Control . Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 7. Graves, S. (1999). A Single-Item Inventory Model for a Nonstationary Demand Process. Manufacturing & Service Operations Management, 50-61. 8. Heizer, J., & Render, B. (2015). Manajemen Operasi Edisi Ketujuh Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. 9. Heizer, J., & Render, B. (2020). Operations Management: Management Operasi (Sembilan ed.). Jakarta: Salemba Empat. 10. Herjanto, E. (2010). Manajemen Operasi, ed: Revisi. Jakarta: Gramedia. 11. Jogianto, H. (2005). Retrieved from Sistem Teknologi Informasi: http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-sistem-menurut-para-ahli.html 12. Kusuma, T., & Ayuliya, D. (2016). Analisis Persediaan Bahan Baku Kulit Jenis Sheep Cabretta Leather dan Sheep Batting Leather dengan Metode EOQ (Economic Order Quantity) di PT. Adi Satria Abadi. Integrated Lab Journal, 4(2), 167-180. 13. Kusumawati, A., & Wiguna, R. (2020). Analisis Pengendalian Persediaan Material Batu Bara di PT. AAA dengan Teknik Lot Sizing. Prosiding Industrial Engineering Conference (IEC). 14. Muliawan. (2008). Retrieved from Kajian Pustaka: https://www.kajianpustaka.com/2019/11/home-industri-fungsi-manfaat-jenis keunggulan-dankelemahan.html 15. Nadhira, P., & Trimo, L. (2020). Pengendalian Persediaan Bahan Baku Teh Hijau di CV. XY Kota Cimahi. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 4(2), 277-287. 16. Nasution, A. (2006). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Guna Wijaya. 17. Ngantung, M., & Jan, A. (2019). Analisis Peramalan Permintaan Obat Antibiotik pada Apotik Edelweis Tatelu. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, 7(4). 18. Oktavia, C., & Natalia, C. (2021). Analisis Pengaruh Pendekatan Economic Order Quantity Terhadap Penghematan Biaya Persediaan. Jurnal Penelitian dan Aplikasi Sistem & Teknik Industri (PASTI), 15(1), 103-117. 19. Ristono, A. (2009). Manajemen Persediaan Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. 20. Robial, S. (2018). Perbandingan Model Statistik Pada Analisis Metode Peramalan Time Series (Studi Kasus: PT. Telekomunikasi Indonesia, TBK Kandatel Sukabumi). Santika: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, 8(2), 823-838. 21. Serena D. & F. Erika. (2018). Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Probabilistik dengan Kebijakan Backorder dan Lost Sales. Vol.19, No.1. Jurnal Teknik Industri: Politeknik APP Jakarta. 22. Sinulingga, S. (2009). Perencanaan Pengendalian & Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 23. Subagyo, P. (1986). Forecasting. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 24. Terry, & George, R. (2009). Prinsip - Prinsip Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 25. Unsulangi, H., Jan, A., & Tumewu, F. (2019). Analisis Economic Order Quantity (EOQ). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, 7(1). 26. Wahyudi, R. (2015). Analisis Pengendalian Persediaan Barang. eJournal Ilmu Administrasi. 27. Wardah, S., & Iskandar, I. (2017). Analisis Peramalan Penjualan Produk Keripik Pisang Kemasan Bungkus (Studi Kasus: Home Industry Arwana Food Tembilahan). Jurnal Teknik Industri, 11(3), 135-142.