Uploaded by Kima ardan

Presentasi dr. Trisnajaya MKKK

advertisement
AED dalam Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
PT. SINTESA WINAYA INDONESIA
Dr. Trisnajaya MKKK
Latar belakang
▪ Pemberian defibrillasi selama lima menit bermanfaat untuk
mengembalikan irama jantung menjadi normal
▪ Automated External Defibrillator (AED) sebagai salah satu bentuk
kemajuan teknologi, berfungsi untuk memberikan pertolongan
pertama pada suatu keadaan dimana seseorang mengalami henti
jantung mendadak
▪ Dalam sistem manajemen K3 persiapan menghadapi kondisi darurat
dimana alat AED merupakan salah satu yang perlu digunakan untuk
memberi pertolongan pertama kepada korban
Sejarah
▪ Defibrilation atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan istilah
defibrilasi adalah suatu terapi dengan memberikan energi listrik
▪ Defibrillator pertama kali dikenalkan pada tahun 1899 oleh Jean-Louis
Prevost dan Frédéric Batelli, dua ahli fisiologi dari University of Geneva,
Swiss. Mereka menemukan bahwa sengatan listrik kecil bisa menyebabkan
fibrilasi ventrikel pada anjing, dan biaya yang lebih besar akan membalikkan
kondisi
▪ Kemudian Penggunaan pertama pada manusia adalah pada tahun 1947 oleh
Claude Beck, profesor bedah di Case Western Reserve University
Kejut Jantung (Defibrilasi)
Pemberian aliran listrik ke tubuh korban melalui
dua konduktor (pads defibrilasi) untuk
menghentikan fibrilasi jantung korban agar
jantung dapat memompa kembali secara normal.
Jenis Defibrilator
Defibrilator Manual
AED
Defibrilator Manual
▪ Dilengkapi layar monitor
▪ Bantalan elektroda tidak sekali
pakai
▪ Bisa dijalankan secara manual
ataupun otomatis
▪ Gelombang biphasic
▪ Ukuran cukup besar
▪ Dilengkapi dengan tombol
seleksi energi yang diperlukan
▪ Dilengkapi kabel EKG dan
kadang SpO2
▪ Printer
▪ Ideal untuk RS atau Klinik
Automatic External Defibrillator
(AED)
▪ Ukuran kecil dan ringan
▪ Bantalan elektroda sekali pakai
▪ Analisa irama jantung secara otomatis
▪ Tidak ada layar monitor
▪ Hanya terdiri dari beberapa tombol pengoperasian
▪ Pemberian kejut jantung menunggu instruksi dari protokol
yang di dengar dari alat
▪ Baik digunakan dilapangan, ambulan atau di tempat umum
Kapan Penggunaan AED
Foto Kompas.com
Rantai Bertahan Hidup AHA 2015
- Cari bantuan
- AED
Tanda-Tanda Henti Jantung
• Tanda awal: nafas cepat dan
dangkal (gasping)
• Korban tidak
responsif
• Korban tidak
Bernafas
Korban tidak teraba nadi
Pentingnya AED
• AED memungkinkan lebih banyak orang untuk merespon
keadaan darurat medis dimana defibrilasi diperlukan
• Karena AED portabel, sehingga AED bisa digunakan oleh
orang nonmedis tanpa keahlian khusus
• AED dapat menjadi bagian dari program tanggap darurat
(emergency response) yang juga termasuk penggunaan
cepat telpon emergency dan pelayanan cepat resusitasi
jantung paru (RJP)
Keuntungan Penggunaan AED
Tingkat
Kesuksesan
Tinggi
Aman
Mudah
Digunakan
Kenali Perangkat AED
Lokasi
Tanda
Penyimpanan
Add Your
Text here
Contoh Penerapan
▪ Inggris adalah negara pertama yang pemerintahnya memiliki program penempatan AED
di ruang publik
▪ Singapura memiliki program Save-A-Life (SAL) untuk menekan angka kematian akibat
henti jantung di ruang publik
▪ Kementerian Kesehatan Singapura bekerjasama dengan Singapore Civil Defence Force
(SCDF), Yayasan Jantung Singapura dan Asosiasi Masyarakat pada tahun 2015 membuat
program ketersediaan AED di ruang publik, khususnya di kompleks pemukiman atau
perumahan dan memberikan pelatihan keterampilan resusitasi jantung (CPR) dengan
AED
▪ Departemen Kesehatan Australia bekerjasama dengan lembaga St. John Ambulance telah
menerapkan program Public Access Defibrillation (PAD). Program ini menempatkan AED
di ruang publik seperti area transit (bandara, pelabuhan, stasiun), pusat perbelanjaan,
tempat olahraga dan tempat lainnya yang cenderung berpotensi terjadi insiden henti
jantung yang tinggi.
Cara kerja AED
• Perangkat seukuran laptop yang
menganalisa irama jantung untuk
setiap kelainan
• Mengarahkan penyelamat untuk
memberikan kejutan listrik untuk
korban
• Kejutan listrik dapat membantu
jantung untuk membangun kembali
irama yang efektif sendiri
Langkah 1 : Persiapan
• DRSCAB
• Buka penutup AED
• Buka pakaian dari dada pasien.
• Pastikan agar bagian kulit bersih
dan kering.
• Keringkan dada pasien dan cukur
rambut yang berlebihan jika perlu
Langkah 2: Pemasangan PAD
• Robek paket PAD untuk membukanya dan
keluarkan PAD.
• Lepaskan satu PAD dari pelapis plastik.
• Kenakan satu PAD pada bagian atas dada
yang terbuka.
• Lepaskan PAD kedua dan kenakan pada
bagian bawah dada yang terbuka seperti
yang ditunjukkan.
Langkah 3 : Analisis & Pemberian Kejutan
• Pesan suara dan teks akan memberikan pedoman
kepada Anda.
▪ “DO NOT TOUCH PATIENT! ANALYZING RHYTHM.”
(JANGAN SENTUH PASIEN! SEDANG MENGANALISA
RITME)
Langkah 3
• Jika ritme yang dapat dikejutkan terdeteksi, ikutilah
petunjuk berikut:
▪“SHOCK ADVISED CHARGING.” (KEJUTAN YANG
DIANJURKAN SEDANG DIISI)
▪“CHARGING” (PENGISIAN)
▪“STAND CLEAR! PUSH FLASHING BUTTON TO DELIVER
SHOCK.”
(JAUHI DIRI! TEKAN TOMBOL
BERKELIP UNTUK MEMBERIKAN KEJUTAN)
Langkah 3
• Jika ritme pasien berubah menjadi ritme yang tidak dapat
dikejutkan sebelum kejutan diberikan, AED akan memberi
tahu bahwa ritme telah berubah dan memberikan pesan
“RHYTHM CHANGED, SHOCK CANCELLED.” (RITME BERUBAH,
KEJUTAN DIBATALKAN)
• AED akan membatalkan isian dan meminta pemakai untuk
mengecek korban bila tidak ada respon dan pernafasan
lakukan CPR.
Langkah 4 : CPR/RJP
• Sewaktu diarahkan, mulai CPR
• Berikan 30 kompresi diikuti dengan
2 hembusan bantuan nafas (bisa gunakan alat
bantu)
• Di akhir waktu CPR, pesan suara akan mengarahkan
Anda untuk mengulangi langkah 3 dan 4 jika perlu
• Jika tindakan sudah selesai dilakukan, posisikan
korban senyaman mungkin sampai petugas medis
datang
• Jangan lepas PAD yang sudah terpasang di dada
korban
Perlu di ingat
• Jangan menyentuh korban selama proses defibrilasi
berlangsung
• Jangan gunakan AED pada kendaraan yang sedang bergerak
• Jangan gunakan AED didaerah yang ada material mudah
meledak
• Jangan aktifkan handphone selama menggunakan AED
dalam jarak sekitar 6 feet karena bisa menganggu
pembacaan AED
• Pastikan dada korban kering
Sistem Manajemen K3
▪ Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi
▪ Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;
serta
▪ Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien
untuk mendorong produktivitas.
Emergency Response (Tanggap Darurat)
▪ Bagian dari Sistem Keselamatan Kerja
▪ Wajib di kembangkan di perusahaan
▪ Mencegah ancaman kerugian baik manusia atau asset
perusahaan
▪ Alat AED salah satu yang disediakan
▪ Personil memiliki kemampauan BHD dan penggunaan AED
▪ Lokasi terpencil memerlukan alat AED
Kejadian di tempat kerja
▪ Kecelakaan Kerja:
• Cidera ringan (First Aid Treatment)
• Cidera di rawat (Medical Treatment)
• Kematian (Fatality)
▪ Sakit:
• Ringan
• Di rawat
• Kematian (Fatality)
Illness Fatality
Yang dipersiapkan :
✓ First Aider secara proporsional sesuai regulasi
✓ Ketersediaan AED mencakup response 4 menit dari
lokasi kejadian
✓ Latihan penyegaran First Aider agar lebih percaya diri
dalam merespon kondisi darurat
Take Home Messages
▪ Kenali tanda-tanda henti jantung mendadak di tempat kerja
▪ First Aider dan penggunaan AED
▪ Penggunaan AED meningkatkan keberhasilan dalam mengatasi
henti jantung mendadak
▪ Tidak perlu kompetensi khusus dalam mengoperasikan alat
AED
▪ Alat AED dimasukkan dalam perencanaan tanggap darurat
Terima Kasih
Download