HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 03 TAMBORA JAKARTA BARAT SKRIPSI Disusun oleh Marchel Toar Palit 405170071 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA 2020 HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 03 TAMBORA JAKARTA BARAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta Marchel Toar Palit 405170071 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA 2020 Universitas Tarumanagara i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH Saya, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Marchel Toar Palit NIM : 405170071 Dengan ini menyatakan, menjamin bahwa skripsi yang diserahkan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, berjudul “Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat” merupakan hasil karya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar dan tidak melanggar ketentuan plagiarisme dan otoplagiarisme.Saya menyatakan memahami adanya larangan plagiarisme dan otoplagiarisme dan dapat menerima segala konsekuensi jika melakukan pelanggaran menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan lain yang berlaku di lingkungan Universitas Tarumanagara. Pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun Jakarta, …………2020 Penulis, Marchel Toar Palit (405170071) Universitas Tarumanagara ii HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh Nama : Marchel Toar Palit NIM : 405170071 Program studi : Sarjana Kedokteran. Judul Skripsi : Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat Dinyatakan telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persayaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara DEWAN PENGUJI Pembimbing : dr. Herwanto, Sp.A Ketua Sidang : Dr. dr. Arlends Chris M.Si ( ( ) ) Penguji 1 : dr. Susy Olivia Lontoh M.Biomed ( ) Penguji 2 : dr. Herwanto, Sp.A ( ) : Dr. dr. Meilani Kumala, MS, Sp. GK(K) ( ) Mengetahui, Dekan FK Ditetapkan di Jakarta, ....................2020 Universitas Tarumanagara iii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini merupakan prasyarat agar dapat dinyatakan lulus sebagai Sarjana Kedokteran (S.Ked). Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mengalami banyak pembelajaran dan pengalaman khususnya dalam pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir, kepada: 1. Dr. dr. Meilani Kumala, MS., Sp.GK(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara; 2. Dr. dr. Meilani Kumala, MS., Sp.GK(K) selaku Ketua Unit Penelitian dan Publikasi Ilmiah FK UNTAR; 3. dr. Herwanto selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang selalu menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran selama membimbing saya; 4. Pak Wempy selaku bagian Tata Usaha, yang telah memberikan fasilitas untuk pengumpulan data penelitian; 5. Kedua orang tua dan keluarga saya, yang senantiasa menyemangati serta memberi dukungan material dan moral; 6. Teman-teman dan para sahabat, yang banyak membantu proses penyusunan skripsi. 7. Seluruh responden, yang terlibat dalam penelitian ini. Akhir kata, semoga skripsi ini membawa manfaat sebesar-besarnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan. Jakarta,…...…..2020 Penulis, (Marchel Toar Palit) (405170071) Universitas Tarumanagara iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Marchel Toar Palit NIM : 405170071 Program studi : Sarjana Kedokteran. Fakultas : Kedokteran Karya Ilmiah : Skripsi Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan, menyetujui untuk mempublikasikan karya ilmiah berjudul : Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar 03 Tambora, Jakarta Barat “Dengan mencantumkan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Jakarta, ……….2020 Penulis, (Marchel Toar Palit) (405170071) Universitas Tarumanagara v ABSTRACT Sleep is one of the most important factors for the health and human life of both physically and mentally, in children and adolescents sleeping is essential. Healthy sleep in the characteristics with adequate sleep time (duration), good quality and regularity of sleep, and the absence of sleep disorders. Sleep disorder is a problem that is often found in children this can have an impact on the cognitive function of children, namely thought processes, reasoning, creativity, decision-making process, and fatigue during the day so that it will affect the learning achievement of children. This research aims to determine the effect of sleep disorders on children's learning performance in public elementary School (SDN) 03 Tambora, West Jakarta. This research is analytic with a cross-sectional study design. Sampling is carried out with questionnaire tools. The study was conducted in November 2019 at 167 respondents. The results of this study acquired Total gender of male and female with no disruption as much as 81 students (48.5%) While there was a sleep disorder of 86 students (51.5%). The average Total value of male gender & females at a value of 81-90 (Good category) is the most category of 72 students (43.11%). The results of the chi-square analysis show the correlation coefficient (r) which is 0.020, and the value P is 0795. The conclusion obtained no sleep disorder relationship with the level of learning achievement at SDN 03 Tambora, West Jakarta. Keywords: learning achievement, sleep disorder, child Universitas Tarumanagara vi ABSTRAK Tidur adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk kesehatan dan kehidupan manusia baik secara fisik maupun mental, pada anak-anak dan remaja tidur merupakan hal yang esensial. Tidur yang sehat di karakteristikan dengan waktu tidur yang cukup (durasi), kualitas dan keteraturan tidur yang baik, dan tidak adanya gangguan tidur. Gangguan tidur merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak hal ini dapat berdampak Pada fungsi kognitif anak yaitu proses berpikir, penalaran, kerativitas, proses pengambilan keputusan, dan kelelahan pada siang hari sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gangguan tidur terhadap prestasi belajar anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan alat kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap 167 responden pada bulan November 2019. Hasil penelitian ini didapatkan total jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang tidak ada gangguan sebanyak 81 siswa (48,5%) sedangkan ada gangguan tidur sebanyak 86 siswa (51,5 %). Total nilai rata-rata akhir jenis kelamin laki-laki & perempuan pada nilai 81-90 (kategori baik) adalah kategori terbanyak sebesar 72 siswa (43,11 %). Hasil analisis chi-square menunjukkan koefisien korelasi (r) yaitu 0.020, dan nilai p yaitu 0.795. Kesimpulan didapatkan tidak ada hubungan gangguan tidur dengan tingkat prestasi belajar di SDN 03 Tambora, Jakarta Barat. Kata kunci :prestasi belajar, gangguan tidur, anak Universitas Tarumanagara vii DAFTAR ISI Halaman Judul........................................................................................... i HalamannPernyataannOrisinalitas ............................................................ ii HalamannPersetujuan .............................................................................. iii KatanPengantar ...................................................................................... iv HalamannPersetujuannPublikasi KaryanIlmiah ........................................ v Abstrakn.................................................................................................. vi Abstract .................................................................................................. vii DaftarnIsi .............................................................................................. viii DaftarnTabel ........................................................................................... x DaftarnGambar........................................................................................ xi DaftarvLampiran ................................................................................... xii DaftarnSingkatan................................................................................... xiii 1 2 3 Universitas Tarumanagara PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 LatarnBelakang ................................................................. 1 1.2 RumusannMasalah ............................................................ 2 1.3 HipotesisnPenelitian .......................................................... 2 1.4 TujuannPenelitian ............................................................. 2 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................ 3 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4 2.1 Tidur ................................................................................ 4 2.2 Prestasi Belajar ................................................................ 14 2.3 Hubungan Gangguan dengan Prestasi Belajar .................. 19 2.4 Kerangka Teori ............................................................... 20 2.5 Kerangka Konsep ............................................................ 20 METODEnPENELITIAN ........................................................... 21 viii 4. 5. 6. 3.1 Desain Penelitian............................................................. 21 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................... 21 3.3 Populasi Penelitian .......................................................... 21 3.4 Perkiraan Besar Sampel ................................................... 21 3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ........................................... 22 3.6 Cara kerja ........................................................................ 23 3.7 Identifikasi Variabel ........................................................ 23 3.8 Definisi Operasional ........................................................ 23 3.9 Instrumen Penelitian ........................................................ 25 3.10 Pengumpulan Data .......................................................... 25 3.11 Analisis Data ................................................................... 26 3.12 Alur Penelitian ................................................................ 26 HASIL PENELITIAN 4.1 Karateristik Tempat dan Waktu Penelitian ........................ 27 4.2 Karateristik Responden ................................................... 27 4.3 Gangguan Tidur Anak Berdasarkan Skala ........................ 28 4.4 Prestasi Belajar ................................................................ 30 4.5 Hubungan Gangguan Tidur dengan Prestasi Belajar ......... 31 PEMBAHASAN 5.1 Gangguan Tidur ............................................................... 32 5.2 Prestasi Belajar ................................................................ 33 5.3 Hubungan Gangguan Tidur dengan Prestasi Belajar ......... 33 5.4 kelemahan Penelitian ....................................................... 35 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulani ..................................................................... 36 6.2 Sarani ............................................................................... 36 Daftar Pustaka ........................................................................................ 38 Daftar Lampiran ............................................................................................. 43 Universitas Tarumanagara ix DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan.......................................................... 27 Table 4.1 Karateristik Total Responden ........................................... 29 Tabel 4.2 Karateristik Jenis Kelamin ............................................... 31 Tabel 4.3 Gangguan Tidur pada Anak ............................................. 30 Table 4.4 Nilai Rata-rata Rapor Akhir Semester ............................. 31 Table 4.5 Hubungan Gangguan Tidur dengan Nilai Rapor ............... 32 Universitas Tarumanagara x DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Tahap dan Pola Tidur Khas pada Bayi ................ 9 Gambar 2.2 Pola Durasi Tidur Berdasarkan Usia ............................... 9 Gambar 2.3 Prevalensi Efek Gangguan Tidur Terkait Elektronik ..... 12 Gambar 2.4 Kerangka Teori ............................................................ 20 Gambar 2.5 Kerangka Konsep ......................................................... 20 Table 4.5 Alur Penelitian ................................................................. 26 Universitas Tarumanagara xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) .......................... 35 Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden...................................................... 36 Lampiran 3. Lembar Kuesioner .......................................................................... 37 Lampiran 4. Skala Gangguan Tidur Anak .......................................................... 41 Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data……………………………………………...53 Lampiran 6. Foto Dokumentasi Penelitian……………………………………….54 Universitas Tarumanagara xii DAFTAR SINGKATAN VLPO : Ventrolateral Preoptic Nucleus SNC : Supra-Chiasmatic Nucleus SSP : Sistem Saraf Pusat ATP : Adenosina Trifosfat REM-sleep : Rapid Eye Movement Sleep NREM-sleep : Non Rapid Eye Movement Sleep EEG : Electroencephalogram PVN : Paraventricular Nucleus DMH : Dorsomedial Hypothalamus GH : Growth Hormone ACTH : Adrenocorticotropic Hormone GnRH : Gonadotropin-Releasing Hormone LH : Luteinizing Hormone FSH : Follicle Stimulating Hormone TV : Television E-GAME : Electronic Game PSG : Polysomnographic P : p-value (r) : koefisien korelasi Universitas Tarumanagara xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan tahapan yang penting bagi anak karena merupakan syarat untuk lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang yang harus di perhatikan, karena sebagai sarana anak untuk bertumbuh dan berkembang mendapatkan pengetahuan dasar sehingga mampu untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, keberhasilan dalam proses pendidikan di sekolah dasar akan mempengaruhi keberhasilan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dalam pendidikan proses belajar merupakan aspek yang penting karena saat belajar daya kognitif anak akan mengalami perkembangan yang pesat terutama yang berkaitan dengan penalaran, akal, kemampuan berpikir dan bahasa, serta sosio emosinal yang terintegrasi pada diri anak. 1 Prestasi belajar pada anak di tentukan oleh kesiapan dari semua aspek pada anak. Tidur merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, dalam usia anak dan remaja tidur merupakan hal yang esensial, studi pada manusia menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik dapat menunjang keseharian anak dan perilaku anak, hal ini di pengaruhi oleh pola tidur yang sehat pada anak tidur yang sehat di karakteristikan dengan waktu tidur yang cukup (durasi), kualitas dan keteraturan tidur yang baik, dan tidak adanya gangguan tidur.2,3 Sebuah penelitaian yang menilai hubungan antara gangguan tidur dengan prestasi belajar yang di lakukan oleh Inge Yasmien, Rodman Tarigan, Lynna Lidyana berdasarkan hasil analisa statistik, diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan tidur dengan prestasi belajar anak, dalam penelitian ini juga di dapatkan semakin meningkatnya gangguan tidur maka semakin menurunnya prestasi belajar anak. 4 Hubungan gangguan tidur terhadap perestasi belajar belum sepenuhnya di ketahui tetapi kemungkinan terjadi karena gangguan tidur dapat memenurunkan daya kosentrasi dan kapasitas memori menjadi lebih menurun. Universitas Tarumanagara 5 Oleh karena itu dalam hal ini 1 peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan gangguan tidur dengan tingkat prestasi anak usia sekolah dasar. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Pernyataan Masalah Hubungan gangguan tidur dengan tingkat prestasi belajar anak 1.2.2. Pertanyaan Masalah 1. Bagaimana gangguan tidur pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat? 2. Bagaimana tingkat prestasi pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat? 3. Apakah ada hubungan gangguan tidur dengan tingkat prestasi belajar pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat? 1.3. Hipotesis Penelitian H0 : Tidak ada hubungan gangguan tidur terhadap tingkat prestasi belajar anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat H1 : Ada hubungan gangguan tidur terhadap tingkat perstasi belajar anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan gangguan tidur terhadap tingkat prestasi belajar pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui gangguan tidur pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat Universitas Tarumanagara 2 2. Mengetahui tingkat prestasi belajar pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat 3. Mengetahui hubungan gangguan tidur dengan tingkat perstasi belajar pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Akademik 1. Mendapatkan informasi mengenai Hubungan Gangguan Tidur Dengan Tingkat Prestasi Belajar Di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat. 2. Mendapatkan ide-ide untuk penelitian lanjutan mengenai Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Perstasi Belajar Di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat. 3. Mendapatkan data ilmiah mengenai Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Perstasi Belajar di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat. 1.5.2 Bagi Orang Tua dan Anak Dengan mengetahui adanya Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak SD Kelas 1,2,3,5,6 diharapkan menjadi suatu informasi dan pengetahuan tambahan untuk dapat menerapkan pola tidur yang baik untuk memperoleh tingkat prestasi belajar yang memuaskan . 1.5.3 Bagi Peneliti Dapat menambah pengalaman serta wawasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan mengenai Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak SD Kelas 1,2,3,5,6 1.5.4 Bagi Institusi Pendidikan Mendapatkan suatu informasi, ilmu pengetahuan, dan data ilmiah bagi Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat mengenai Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak SD Kelas 1,2,3,5,6 dalam upaya peningkatan prestasi belajar murid melalui tidur yang baik Universitas Tarumanagara 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur 2.1.1.Definisi Tidur Tidur merupakan suatu keadaan yang bersifat reversible di karakteristikian dengan kondisi pikiran menurun dan tidak respon terhadap lingkungan sekitar.6 proses tidur bukan hanya sekedar menutup mata namun ada serangkaian tahapan yang kompleks yang ditandai dengan keadaan tidak sadar, dalam proses ini otak berada dalam keadaan relatif istirahat namun tetap peka terhadap rangsang dari dalam . Tujuan pasti dari tidur belum sepenuhnya dijelaskan. 7 Dalam proses tidur, terjadi penurunan kesadaran dan tubuh melakukan serangkaian proses fisologis guna untuk pemulihan dan mengembalikan energi hingga berada dalam kondisi tubuh yang optimal sehingga dapat melakukan aktivitas kembali. Tidur dikarakteristikian sebagai suatu keadaan tak sadar yang bersifat sementara yang dengan adanya stimulus rangsang eksternal berupa sensorik atau internal dari dalam dapat kembali bangun dan sadar , tidur harus di bedakan dengan koma yang merupakan keadaan tak sadar yang tidak responsif terhadap rangsangan sehingga tidak dapat di bangunkan .8 .saat tidur terjadi proses aktif fisiologis dari sistem saraf dan fungsi utama otak yang tetap berkembang, Studi pada manusia menunjukkan anak yang mendapatkan waktu tidur yang cukup akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik 2. 2.1.2. Fisiologi Tidur Tidur adalah proses yang di inisiasi oleh dua sistem yang terletak di dalam otak yaitu pusat " tidur" tubuh dan ritme sirkadian yang merupakan jam internal untuk siklus tidur dan bangun, pusat “tidur” dan ritme sirkadian secara sinergis bekerja dalam proses tidur serta mempertahankanya. Universitas Tarumanagara 4 Tidur di rangsang oleh Ventrolateral preoptic nucleus (VLPO) dari hipotalamus anterior dan bertindak untuk menghambat daerah rangsangan lainya dalam otak termasuk : tuberomammillary nucleus, lateral hypothalamus, locus coeruleus, dorsal raphe, laterodorsal tegmental nucleus, and pedunculopontine tegmental nucleus Pada bagian hipotalamus lateral terdapat Neuron hipokretin (orexin) yang secara sinergis membantu memfasilitasi serangkaian proses tidur ini. 7 1. Irama Sirkadian Sistem sirkadian adalah proses terbentuknya irama-irama biologis dalam tubuh yang terjadi sinergis dan berulang dalam tubuh setiap hari dalam kurun waktu 24 jam . irama sirkadian bertindak sebagai jam internal tubuh dan diatur di supra-chiasmatic nucleus (SCN) bagian dari hipotalamus. Siklus tidur dan bangun, regulasi suhu tubuh, regulasi tekanan darah dan siklus hormonal adalah serangkaian irama yang diatur dalam irama sirkadian, pada dasarnya irama sirkadian dipertahankan sinergis dan berulang, namun perlu adanya penyesuaian dengan rangsang eksternal dari luar berupa suhu lingkungan, kondisi gelap-terang, aktifitas fisik yang kemudian di setel oleh (SCN). Dalam keseharian Perubahan intensitas cahaya sebagai rangsan eksternal di deteksi oleh sel ganglion retina mengirim sinyal ke (SCN) melalui retinohypothalamic tract, (SCN) berdasarkan status intensitas cahaya (gelap-terang) ke kelenjar pineal,pada malam hari (SCN) mengrim sinyal ke kelenjar pineal dengan status kurang cahaya kondisi ini merangsangan peningkatan pelepasan melatonin,hal ini juga berlaku sebaliknya saat intesitas cahaya tinggi kadar melatonin pun menurun,fluktuasi kadar melatonin ini berfungsi menyelaraskan rangsangan eksternal dengan irama sirkadian.7 2. Siklus Bangun-Tidur Proses ini diatur secara biologis untuk menjaga keseimbangan antara tidur dan bangun dalam proses ini akumulasi waktu bangun meningkatkan jam waktu tidur individu, Ketika waktu tidur berkurang di hari sebelumnya maka waktu tidur ini akan digantikan dihari selanjutnya dengan durasi tidur yang lebih lama. Homeostasis tidur diatur oleh prinsip-prinsip keseimbangan; tubuh didorong untuk tidur atau terjaga (misalnya, dorongan neurofisiologis untuk tidur setelah lama terjaga dan dorongan untuk bangun setelah lamanya Universitas Tarumanagara 5 tertidur). akumulasi zat ”sleeppromoting” disebut somogens dalam sistem saraf pusat (SSP) selama waktu bangun merangsang tubuh untuk tidur , selama waktu tidur kadar zat ini secara perlahan akan menurun, membuat rangsangan tidur semakin menurun, Adenosin adalah salah satu somnogen. ketika beraktivitas tubuh membutuhkan sumber energi yaitu ATP yang di pecah dari proses defosforilasi ATP dan kemudian menghasilkan produk sampingan yaitu adenosin, zat ini merangsang tubuh untuk tidur , dan kemudian menurun saat istirahat dan tidur. Adenosin mengaktifkan Ventrolateral preoptic nucleus (VLPO) dan kemudian bertindak untuk menghambat pusat rangsangan lainya. Secara in vitro hasil studi mengindikasikan bahwa adenosin berikatan ke situs presinaptik, yang kemudian merangsang (VLPO).2 2.1.3. Fase Tidur Terdapat 2 fase utama pada kondisi tidur yaitu non-rapid eye movement sleep (NREM) dan rapid eye movement (REM) tiap fase memiliki ciri khas masingmasing di lihat dari gelombang otak, tonus otot dan pola pergerakan mata. NREM ditandai dengan tidak adanya pergerakan bola mata. Ada 3 tahapan pada fase NREM, dimulai dengan NREM tahap 1, diikuti oleh NREM tahap 2, lalu NREM tahap 3, kemudian akhirnya masuk ke tahap REM. Masing – masing fase dan tahapan menggambarkan - kualitas tidur serta menunjukan karakteristik yang unik dalam gelombang otak, tonus otot, dan pola pergerakan bola mata. NREM tahap 1 merupakan tahap tidur dangkal. Pada tahapan ini digambarkan dengan tidur yang mudah terbangun yang berlangsung 1 sampai 7 menit terlihat tonus otot rangka dan pernafasan yang teratur, pada (EEG) electroencephalogram terlihat Gelombang alpha ritmis pada frekuensi 8 hingga 13 siklus per detik. NREM tahap 2 merupakan tahap tidur yang jauh lebih dalam jika dibandingkan tahap 1. Tahap ini berlangsung sekitar 10 hingga 25 menit dalam siklus awal tidur dan berlanjut hingga 50% dari total siklus tidur di malam hari. Individu masih dapat terbangun dengan stimulasi berat. Penelitian terkini menunjukkan bahwa konsolidasi memori terjadi pada tahap ini ,Pada EEG ditemukannya adanya spindle tidur dan kompleks K, kompleks K menunjukan Universitas Tarumanagara 6 tahapan tidur yang lebih dalam dan saat tidur mulai makin dalam tahapan tidur masuk ke NREM tahap 3. NREM tahap 3 berlangsung sekitar 20 hingga 40 menit dan pada tahap ini seorang individu paling tidak responsive terhadap rangsangan dari luar pada EEG terlihat gelombang delta dengan frekuensi lambat dan sinyal amplitudo tinggi Tidur REM adalah proses yang di insisiasi oleh di neuron kolinergik mesencephalic dan pontine. REM merupakan fase lanjutan dari fase NREM, pada fase ini terdapat kemungkinan seorang individu mengalami mimpi. Karakteristik pada fase ini di tandai dengan penurunan gerakan keseluruhan otot volunteer tubuh (kecuali untuk otot ekstraokular) , hal ini untuk mencegah rangsangan saraf dari mimpi untuk terwujud dalam impuls saraf ke otot rangka selama tidur. 7 2.1.4. Manfaat Tidur dan Fungsi Endokrin Tidur berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, saat tidur terjadi proses konsolidasi infomasi dalam memori secara kuantitatif dan kualtitatif. Tidur juga berperan penting untuk fungsi vital seperti emosional, regulasi kardiovaskular, metabolism dan pembuangan racun seluler. Penelitian menunjukan bahwa kualitas tidur individu berperan penting dalam kecenderungan emosional individu, kualtias tidur yang buruk mendorong kecenderungan memilih memingat ingatan yang negative hal ini terjadi pada pemorsesan memori saat tidur .9,10 Tidur merupakan aktifitas yang penting untuk anak-anak. pertumbuhan tulang, otot dan jaringan yang terjadi pada anak-anak berakaitan dengan banyak aspek termasuk kualitas tidur, saat tidur terjadi pelepasan GH ( growth hormone) melalui sekresi GH memicu faktor pertumuhan igf-1 yang berperan dalam pertumbuhan jaringan lunak melalui peningkatan jumlah sel ( hipesplasia ) melalui peningkatan mitosis sel dan juga peningkatan volume dan pembesaran sel ( hipertrofi ) dengan meningkatakan proses sintesis protein , GH sendiri berperan dalam efek metabolik lemak dan gukosa untuk sumber energi. tidur meru[akan aspek penting dalam pada anak-anak karena berperan penting dalam aktifitas hormonal tubuh seperti hormon pertumbuhan, prolaktin, dan kortisol. Universitas Tarumanagara 7 SCN berperan pernting dalam pola pelepasan hormon melalui jalur persarafan namun aktivitas ini juga terjadi hampir di semua jaringan perifer, aktivitas SCN mengatur ritme sirkadian yang berperan dalam pola pelepasan hormon kortisol melalui jalur hormonal dan persarafan. jalur hormonal di mulai dari SCN merangsang PVN (paraventricular nucleus) dan DMH (dorsomedial hypothalamus) yang selanjutnya keduanya meneruskan rangsangan ke PVN (paraventricular nucleus) yang akhirnya PVN yang mengatur aktifitas anterior pituitary dalam sekresi hormon Adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang kemudian ACTH berfungsi mergulasi kadar homon kortisol. kadar hormon prolaktin meningkat pada akhir sore hari sampai malam hari dan menurun pada pagi hari sampai awal sore hari. pada manusia kadar hormon kostisol meningkat pada pagi hari sekitar 07:00-08:00, sekersi melatonin memuncak antara 24:00 dan 03:00, segera setelah tidur terjadi pelepasan growth hormone dengan peningakatan besar selama tidur , melatonin di sekersi oleh kelenjar pineal yang menerima rangsangan dari SCN, melatonin juga mengontrol pelepasan gonadotropin-releasing hormone (GnRH), luteinizing hormone (LH), dan follicle stimulating hormone (FSH) hal ini berhubungan dengan fungsi melatonin dalam regulasi siklus tidur-bangun.11,12 2.1.5. Pola Perkembangan Tidur Bayi dan Anak Bayi baru lahir memiliki proses tidur yang bersifat terfragmentasi hal ini dikarenakan Saat lahir, ritme sirkadian belum sepenuhnya berkembang sehingga pola tidur bayi tidak teratur terbagi beberapa waktu pada siang dan malam . Bayi baru lahir memiliki durasi tidur normal sekitar 16-18 jam per hari. terdapat 2 jenis tidur pada bayi baru lahir yang masing-masing dengan karakteristik tersendiri , yaitu tidur nyenyak (setara dengan tidur NREM), tidur aktif (setara dengan REM), dan tidur tak tentu. Tidur nyenyak ditandai dengan gerakan otot minimal dan siklus pernapasan berirama yang teratur . Selama tidur aktif, terlihat aktivitas gerakan-gerakan motorik seperti gerakan mengisap, tersenyum, mengerutkan kening, bernafas tidak teratur, dan gerakan tungkai tidak teratur gambaran ini bertentangan dengan ciri Universitas Tarumanagara 8 khas tidur REM yang di tandai dengan penurunan gerakan otot voulunter secara keseluruhan pada orang dewasa. Pada bayi yang baru lahir kurang dari 6 bulan rata-rata menghabiskan 50% waktu tidur mereka dalam tidur REM, dibandingkan dengan 20% pada orang dewasa, pola tidur yang tidak teratur pada bayi sering kali membuat bayi sering dalam keadaan terjaga di waktu malam, di awal tidur malam sering bayi di jumpai tidur dalam kondisi nyenyak (NREM tahap 3 dan 4) dan hampir setengah malam sampai pagi hari tahapan tidur berlangsung pada fase 2 NREM dan REM, Tidur yang bersifat monofasik biasanya terjadi pada usia3-5 tahun. 13 Gambar 2.1 : skema pola tidur dan tahapan khas pada bayi Gambar 2.2 : pola durasi tidur berdasarkan usia Universitas Tarumanagara 9 perkembangan ritme sirkadian di mulai di usia 10-12 minggu dan pola tidur bayi perlahan lahan mulai lebih nokturnal , peran orang tua dalam perkembangan pola tidur bayi seperti menerapkan waktu makan teratur dan pola tidur yang konsisten, dapat membantu perkembangan pola tidur bayi yang semakin baik, Pada anak orang tua perlu memperhatikan aktivitas nya sehari-hari seperti waktu sekolah, aktivitas di rumah waktu bermain, belajar, waktu makan dan linkungan sosial anak yang mempengaruhi perkembangan tidur anak. 14 Tidur tidak diragukan lagi penting untuk kesehatan dan kesejahteraan anakanak. Studi prospektif dan cross-sectional menunjukkan bahwa durasi tidur pendek dikaitkan dengan berbagai hasil fisik, sosial, emosional, dan kognitif yang negatif termasuk konsentrasi yang buruk mengganggu prestasi akademik, peningkatan risiko obesitas, depresi, ide bunuh diri, dan cedera. Sebuah meta-analisis baru-baru ini yang mencakup 690.747 anak-anak dari 20 negara yang berbeda menemukan bahwa tidur anak-anak telah berkurang 0,75 menit per tahun selama abad yang lalu, dengan tingkat perubahan paling besar pada hari-hari sekolah, untuk anak-anak yang lebih besar, dan untuk anak laki-laki.18 durasi tidur bayi yang baik arus di perhatikan oleh orang tua dan berikut durasi tidur berdasarkan usia rekomendasi dari American Academy of Sleep Medicine : 1. Bayi 4 bulan hingga 12 bulan harus tidur 12 hingga 16 jam per 24 jam (termasuk tidur siang) secara teratur untuk meningkatkan kesehatan yang optimal. 2. Anak-anak usia 1 hingga 2 tahun harus tidur 11 hingga 14 jam per 24 jam (termasuk tidur siang) secara teratur untuk meningkatkan kesehatan yang optimal. 3. Anak-anak usia 3 hingga 5 tahun harus tidur 10 hingga 13 jam per 24 jam (termasuk tidur siang) secara teratur untuk meningkatkan kesehatan yang optimal. 4. Anak-anak usia 6 hingga 12 tahun harus tidur 9 hingga 12 jam per 24 jam secara teratur untuk mempromosikan optimal kesehatan. 5. Remaja berusia 13 hingga 18 tahun harus tidur 8 hingga 10 tahun jam per 24 jam secara berkala untuk kesehatan yang optimal. Universitas Tarumanagara 10 Bukti saat ini mendukung rekomendasi umum untuk memperoleh jumlah jam tidur yang memadai per 24 jam secara teratur untuk meningkatkan kesehatan yang optimal di antara anak-anak berusia 4 bulan hingga 18 tahun.15,16 2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Tidur Anak 1. Linkungan keluarga Interaksi orang tua-anak sebelum tidur secara konsisten terbukti dikaitkan dengan tidur anak-anak. Perilaku yang berhubungan dengan tidur anak dan orang tua di negara-negara Eropa terdiri dari kebiasaan tidur berbeda yang dimaksudkan untuk meningkatkan tidur. Untuk anak kecil, kegiatan-kegiatan ini, yang biasanya dilakukan di kamar anak, yaitu mengenakan pakaian tidur atau piyama, memegang dan bermain dengan benda, dan membaca cerita atau menyanyi lagu, yang mengarah ke pengurangan bertahap rangsangan eksternal di lingkungan. Ini semua kebiasaan yang dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada anak sebelum ditinggalkan untuk tidur sendirian di kamar.17 lingkungan keluarga dengan Tingkat konflik yang tinggi antara orang tua atau anggota keluarga lainnya dapat menganggu kualitas tidur pada anak-anak. Konflik keluarga dapat menyebabkan durasi tidur anak berkurang dan meningkatkan pola tidur yang tidak teratur dan terbagi-bagi siang dan malam yang keduanya menyebabkan kantuk di siang hari. 18 Selain itu, anak-anak dari keluarga tingkat sosial ekonomi rendah sering memiliki lebih banyak masalah tidur ditunjukan dengan tidur kurang efisien karena mereka harus berbagi kamar tidur dengan lebih banyak orang, linkungan tidur ini menyebabkan frekuensi bangun malam hari meningkat, durasi tidur yang memanjang dan aktivitas sehari-hari terhambat.19 Tingkat pendidikan orang tua juga terkait dengan tidur anak. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan kualitas tidur hal ini di lihat khsusunya dari peran ibu, ibu yang berpendidikan rendah memperlihatkan peran yang kurang baik dalam kebisaan tidur anak. 20 Universitas Tarumanagara 11 2. Pengguanan media elektonik Televisi (TV), komputer, telepon pintar, tablet, permainan video, dan perangkat media elektronik lainnya semakin banyak tersedia untuk anak-anak dan remaja. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup terjadi peningkatan eksposur ke media, meningkatnya jumlah jam per hari menonton TV dan penggunaan media elektronik telah menjadi semakin lazim dalam kehidupan sehari-hari anak-anak pada usia dini. Di Jepang, pada usia 18 bulan, 86% anak menghabiskan lebih dari 1 jam menonton televisi (TV) sehari. 21,22 Pada balita dan anak-anak prasekolah, menonton TV tampaknya lebih secara konsisten dikaitkan dengan masalah hubungan emosional dan teman sebaya dari pada penggunaan egame atau komputer.23 Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tingkat waktu paparan layar di antara anak-anak dan remaja dikaitkan dengan waktu tidur yang tertunda dan total waktu tidur yang lebih pendek. 24 Bedtime Delay 22% Extended SOL Sleep interference 6% 8% 12% 13% 11% 49% 37% 29% 32% 51% 30% Never Sometimes Often Always Gambar 2.3 : prevalensi efek gangguan tidur terkait media elektronik. Paparan cahaya yang dipancarkan oleh layar di malam hari sebelum dan / atau saat tidur oleh penggunaan media layar berdampak negatif terhadap tidur. Cahaya dari layar dapat memengaruhi tidur melalui beberapa jalur: meningkatkan gairah dan mengurangi rasa kantuk saat tidur, mengganggu arsitektur tidur sebagaimana dinilai oleh rekaman polysomnographic (PSG) terjadi gangguan ritme sirkadian dan kemudian menunda onset tidur, yang menghasilkan durasi tidur yang lebih pendek kecuali waktu bangun juga tertunda. Meskipun dampak terkait media elektronik pada tidur dapat disebabkan oleh dari Universitas Tarumanagara 12 isi konten pada media yang di gunakan , cahaya yang dipancarkan oleh perangkat elektronik juga bisa menjadi kontributor yang kuat untuk memicu rangsangan gairah dan penurunan rasa kantuk. pada waktu tidur Anak-anak lebih sensitif terhadap cahaya daripada orang dewasa dewasa berdasarkan perubahan terkait usia dalam fitur oftalmologi, termasuk ukuran pupil yang lebih besar dan peningkatan laju transmisi cahaya lensa kristal.25,26 3. Aktivitas sekolah Sekolah adalah salah satu sarana terpenting dari lingkungan psikososial anak, dan berdampak langsung pada jadwal tidur. Seiring dengan pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, kualitas siswa harus di tingkatkan dan jam sekolah pun semakin tinggi, anak-anak bangun dan tidur lebih awal dan memiliki durasi tidur yang lebih pendek pada hari sekolah daripada akhir pecan. Anak-anak berusia antara tujuh dan sepuluh tahun yang pergi ke sekolah di pagi hari menunjukkan frekuensi tidur siang yang lebih tinggi, sebagian durasi tidurnya berkurang dan ketidakteraturan jadwal tidur yang berhubungan dengan jadwal sekolah pagi ditemukan pada anak-anak yang secara alami .27,28 2.1.7 Gangguan Tidur pada Anak Anak dan remaja merupakan rentang usia yg sering mengalami gangguan tidur. Sebuah penelitian terhadap anak usia 0-18 tahun di pelayanan kesehatan primer menunjukkan prevalensi gangguan tidur 3,7% dan terbanyak terjadipada usia sekolah (4,7%).29 Hal ini sesuai dengan Studi yang menilai prevalensi gangguan tidur pada usia remaja dapatkan bahwa prevalensi gangguan tidur pada usia remaja cukup tinggi yaitu 62,9 % (Haryono et al, 2009).30 Gangguan tidur merupakan sekumpulan gejala yang ditandai oleh gangguan dalam jumlah, pernafasan irregular atau kenaikan dari pergerakan disaat tidur, kesulitan tidur dan tidur yang abnormal. 31 Gangguan tidur terbagi menjadi 6 kategori yaitu gangguan memulai dan mempertahankan tidur, gangguan pernapasan saat tidur, gangguan kesadaran, Universitas Tarumanagara 13 gangguan transisi bangun tidur, gangguan somnolen berlebihan, dan hiperhidrosis saat tidur yang termasuk dalam beberapa manifestasi jenis gangguan tidur. 32 Masalah-masalah tidur pada anak dapat dirangkum sebagai akibat dari (1) durasi tidur yang tidak memadai dan kebutuhan tidur ataupun kuantitas tidur yang tidak mencukupi; (2) gangguan dan fragmentasi tidur atau kualitas tidur yang buruk sebagai akibat dari faktor pencetus yang sering, berulang, dan singkat yang terjadi selama tidur; dan (3) ketidakseimbagan antara waktu tidur-bangun dengan irama sirkadian atau hipersomnia yang dimediasi oleh SSP (Sistem Saraf Pusat) yang mengakibatkan kantuk berlebihan pada siang hari sehingga terjadi peningkatan kebutuhan untuk tidur 33 berkurangnya durasi tidur akan berdampak pada menurunnya daya ingat, terganggunya emosional yang mempengaruhi perilaku , kemampuan berpikir dan menurunya perhatian anak sehingga berdampak pada proses belajar anak dan mempengaruhi hasil pencapain akademik rendah atau cenderung menurun 2.2. Prestasi Belajar 2.2.1. Definisi Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (kbbi). (Djamarah, 2002) mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil dari usaha di lakukan dengan motivasi yang mendorong perubahan.Usaha dalam proses belajar yang di lakukan siswa penting hal ini karena hasil yang diperoleh merupakan dampak dari proses pembelajaran siswa.Prestasi belajar merupakan tolak ukur dalam pendidikan. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai tolak ukur dari mempauan siswa dalam penegetahuan nya yang di uji dalam tes (Lawrence & Vimala, 2012).34 pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dalam proses pembelajarn yang kemudian di nilai dan di ukur akan mendapatkan hasil yang menggambar kan tingkat pencapaian belajar siswa. Dalam pendidikan formal, proses belajar merupakan hal yang penting karena dalam proses belajar yang baik akan mendorong peningkatan keterampilan dan keahlian dan bertambahnya pengetahuan oleh karena itu penting membangun Universitas Tarumanagara 14 kebiasaan belajar yang tekun, disiplin dan teratur guna mempertahankan proses belajar yang ada .Dalam kegiatan pembelajaran, kesiapan belajar akan sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. siswa yang telah siap belajar akan dapat mengoptimalkan proses pemebelajaran yang berjalan dan hasilnya siswa akan lebih matang dan siap yang membuatnya lebih aktif dan berespon dengan tepat selama proses pembelajaran sehingga hal ini akan mengarahkan siswa dan guru pada pencapaian tujuan pembelajaran tertentu di sekolah 35,36 2.2.2. Definisi Proses Belajar Belajar adalah proses adaptasi secara komprehensif dari dalam dan luar, proses Ini bukan hanya hasil dari fungsi kognisi internal individu tetapi dengan menilai memilah dan mengambil berbagai infomasi, pendapat, perilaku, dan perasaan dari individu lain . Proses belajar Ini mencakup model adaptasi dari metode pendekatan ilmiah ke pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan kreativitas.Tighe (1982) telah menunjukkan bahwa proses pembelajaran memperlihatkan perubahan perilaku yang terjadi dari pematangan dan hasil dari kegagalan. Terjadinya perubahan tersebut di terapkan pada berbagai keterampilan individu termasuk keterampilan motorik; berolahraga, untuk keterampilan intelektual; seperti menulis,membaca,menilai,berhitung dan mengingat, karakterkter dan sifat tertentu; seperti resa empati . Belajar adalah sesuatu yang kita terus lakukan sepanjang hidup kita. Proses belajar merupakan sesuatu yang membutuhkan waktu dan dengan berjalanya waktu akan ada perubahan dan peningkatan pengetahuan, kecakapan, karakter dan perilaku . Kemampuan untuk belajar hadir dalam diri kita semua, meskipun mungkin pada tingkat yang berbeda-beda. Untuk sepenuhnya menghargai kompleksitas pembelajaran, kita harus memeriksa berbagai teori dan ideologi pembelajaran. 37 Ada beberapa teori tentang proses belajar: 1. Behaviorisme merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada guru dengan peran pengaturan pendidikan, membentuk setiap aspek kurikulum dan Universitas Tarumanagara 15 pengajaran dalam kurun waktu yang lama. 38 teori ini menjelaskan belajar adalah "proses perubahan perilaku, hal ini di dasarkan pada asumsi bahwa ketidaktahuan akan mendorong seberapa besar motivasi individu, hal yang di inginkan adalah adanya Perubahan tindakan ke arah yang diinginkan" yang terjadi karena adanya motivasi, dorongan , apresiasi dan pujian atas hasil yang di dapat namun dalam proses perubahan kebiasaan selain adanya stimulus yang mendorong perlu adanya koreski yang menjadi umpan balik atas hasil yang di dapat. Behaviorisme menyamakan belajar dengan perubahan baik dalam bentuk atau frekuensi kinerja yang dapat diamati. Hasi Belajar tercapai ketika respon yang tepat ditunjukkan setelah presentasi dari stimulus lingkungan tertentu, Duchesne et al. (2014, p. 160) menyatakan bahwa behaviorisme adalah teori yang "memandang pembelajaran sebagai mekanisme 'sebab dan akibat', di mana faktor-faktor eksternal mengarah pada respons, dan seiring waktu, respons ini menjadi perilaku yang dipelajari. Pritchard (2013, p. 7) menyatakan bahwa behaviorisme “adalah teori pembelajaran yang berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan mengabaikan segala aktivitas mental dan Belajar didefinisikan hanya sebagai perolehan perilaku baru. ” 2. Teori kedua Pembelajaran kognitif dalam arti luas mengacu pada proses mental persepsi, memori, penilaian dan penalaran, Blanchette dan Richards (2010). Berbeda dengan teori yang Behaviorisme berfokus pada perubahan perilaku, teori kognitif pembelajaran berfokus pada bagaimana pengetahuan diperoleh, dalam behaviorisme, peserta didik adalah responden pasif terhadap rangsangan lingkungan. Dalam perspektif kognitif, peserta didik adalah agen aktif dalam proses pembelajaran Setiap pelajar datang ke pengalaman belajar dengan berbagai tingkat pengetahuan sebelumnya, keterampilan, dan motivasi yang mempengaruhi hasil belajar, dikonstruksi, dan diwakili dalam pikiran dan kemudian diingat.39 Ahli teori kognitif percaya bahwa melalui proses kognitif yang memengaruhi pembelajaran. Mereka percaya bahwa ketika anak-anak tumbuh, mereka menjadi mampu berpikir semakin maju Chen & Hancock (2011). teori kognitivisme merupakan perubahan aspek pemikiran dan pengetauan, teori ini berfokus pada pengembangan fungsi kognitif pelajar seperti pengembangan wawasan, menangkap infomasi, pemrosesan informasi, persepsi, dan daya ingat Universitas Tarumanagara 16 dalam proses pengembangan fungsi kongvitif siswa di dorong mendiri mencari dan mengelola informasi sedangkan Guru memfasilitasi pelajar tentang belajar cara belajar.40 3. Teori ketiga Konstruktivisme adalah cabang psikologi filosofis yang menyatakan bahwa apa yang dipelajari dan dipahami seseorang dibangun oleh individu tersebut Untuk tujuan pendidikan, sebagian besar konstruktivis menyetujui atribut berikut untuk lingkungan belajar: bahwa siswa aktif dalam berpikir mencari dan memahami sendiri berbagai informasi dan penegtahuan dan bahwa komunikasi dan interaksi sosial harus di kembangkan siswa untuk konstruksi pengetahuan. 41 2.2.3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar prestasi belajar di sekolah merupakan hasil upaya belajar yang sangat banyak dipengaruhi dengan kemampuan secara umum yang dapat kita diukur. Pencapaian hasil belajar siswa dapat di pegaruhi oleh berbagai aspek, yang terbagi menjadi faktor interal dan faktor eksternal dan di jabarkan sebagai berikut : Faktor Internal Yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis merupakan faktor yang mempengaruhi kondisi jasmani/kondisi fisik selama belajar dan faktor psikologis merupakan faktor yang mempengaruhi beberapa aspek yaitu: 1) Minat Belajar Siswa Minat belajar yang besar akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi dan minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah. 2) Kecerdasan/Intelegensi Seseorang yang memilki intelegensi yang baik dapat mempermudah dalam pembelajaran dan hasilnya akan baik. 3) Motivasi Belajar Motivasi belajar sangat berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar secara sadar maupun tidak sadar dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut sehingga seseorang dapat termotivasi untuk menjadi suatu daya penggerak atau pendorongnya. Universitas Tarumanagara 17 4) Bakat Siswa Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan dapat dicapai keberhasilan pada masa yang akan datang oleh seseorang dengan sesudah belajar atau terlatih. 5) Kemampuan Kognitif Siswa 6) Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Faktor Eksternal 1) Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama anak untuk merasakan pendidikan. Anak tumbuh dan berkembang dengan baik secara langsung maupun tidak langsung keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan belajar anak berupa cara orang tua mendidik relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. 2) Faktor Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama penting untuk keberhasilan belajar siswa untuk membuat siswa menjadi lebih giat dalam berpendidikan yang ditugaskan pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Metode dalam pembelajaran di lingkungan sekolah yaitu mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah 3) Faktor Masyarakat Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktorfaktor tersebut yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, teman, dan bentuk kehidupan masyarakat.42 Universitas Tarumanagara 18 2.3 Hubungan Gangguan dengan Prestasi Belajar Anak Tidur sangat penting bagi anak-anak karena saat tidur terjadi seraingkaian proses fisiologis tubuh guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak antara usia 6-13 tahun membutuhkan antara 9-11 jam tidur per malam tidur anak yang terganggu menyebabkan masalah perilaku terkait gangguan emosi dan penurunan fungsi kognitif yang diyakini berdampak pada kemampuan belajar di sekolah.43 yang keduanya sangat penting untuk pembelajaran, Kurang Tidur juga diyakini berperan dalam fungsi otak yang mengakibatkan terjadinya penuruan funsgi aktivasi di daerah otak kritis yang akan terlihat pada kosentrasi dan perhatian anak , mengganggu proses restorasi, dan mengakibatkan gangguan proses implus saraf dan fungsi memori yang berikutnya akan berdampak bagi prestasi belajar. Ketika anak-anak tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup atau mengalami gangguan tidur keterlibatan mereka untuk melakukan tugas dapat berkurang, serta konsentrasi, dan keterampilan memecahkan masalah mereka akan terganggu Semakin banyak peneliti telah menemukan hubungan yang kuat antara tidur dan memori. tidur menjadi komponen penting untuk pemrosesan informasi yang baru diperoleh dan untuk penyimpanan memori jangka panjang, dan kedua hal ini sangat penting dalam proses belajar anak . masalah tidur di anak-anak usia prasekolah juga telah dikaitkan secara negatif dengan kinerja pada tugas menilai memori kerja .44.45 sebaliknya peningkatan prevalensi kurang tidur di anak-anak dan remaja berdampak negatif, yang efeknnya berbanding terbalik dengan manfaat tidur yaitu menurunnya kemampuan konsolidasi memori dan performa belajar, anakanak juga sering mengalami kantuk di siang hari dan tertidur selama jam sekolah .46 Apabila terjadi masalah gangguan tidur yang berkaitan dengan durasi tidur dampak yang akan ditimbulkan adalah gangguan kognitif yang buruk, masalah perilaku dan fungsi akademis yang terganggu (Gruber et al, 2012) apabila mengalami kekurangan tidur proses konsolidasi memori akan terganggu maka proses - proses pada otak yang harusnya bisa menerima, tidak dapat menerima hal yang sudah diberikan (Herdiman, 2015). Universitas Tarumanagara 19 2.4. Kerangka Teori. TIDUR Masalah tidur : gangguan memulai dan mempertahankan tidur, gangguan pernapasan saat tidur, gangguan kesadaran, gangguan transisi bangun tidur gangguan somnolen berlebihan dan hiperhidrosis saat tidur Tidak ada gangguan tidur Ada gangguan tidur Prestasi belajar 2.5. Kerangka konsep. Gangguan TIDUR Universitas Tarumanagara PRESTASI BELAJAR 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan studi crosssectional. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Target Populasi target pada penelitian ini adalah murid SD kelas 1,2,3,5,6 di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat. 3.3.2. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah murid SD kelas 1,2,3,5,6 di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat. 3.3.3. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah siswa/i SD kelas 1,2,3,5,6 di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden penelitian. 3.4. Perkiraan Besar Sampel Perkiraan besar sampel untuk koefisien korelasi sampel tunggal menggunakan rumus: Universitas Tarumanagara 21 2 (𝑧∝ + 𝑧𝛽 ) ] +3 𝑛=[ 0,5 In[(1 + 𝑟)/(1 − 𝑟)] Keterangan : Bila tingkat kesalahan 𝛼 = 0,05, maka Z𝛼 = 1,96 -> deviat baku normal untuk 𝛼. Bila tingkat kesalahan 𝛽 = 0,20, maka Z𝛽 = 0,842-> deviat baku normal untuk 𝛽 r = 0,26 (sumber kepustakaan) 2 (1,96 + 0,842) 𝑛=[ ] +3 0,5 In[(1 + 0,26)/(1 − 0,26)] 2 (2,802) 𝑛=[ ] +3 0,5 In[(1,26)/(0,74] n = 114,800 ~ 115 Maka besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian sebanyak: 𝑛 = 115 orang. 3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1 Kriteria Inklusi Siswa/i SD Kelas 1,2,3,5,6 yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat. Bersedia menjadi subjek penelitian. Mengikuti prosedur penelitian. 3.5.2 Kriteria Eksklusi Murid yang tidak hadir saat penelitian dilakukan. Data yang diberikan tidak lengkap. Tidak mengisi kuesioner dengan lengkap. Universitas Tarumanagara 22 3.6. Cara Kerja/Prosedur Kerja Penelitian 1. Penyusunan proposal dan kuesioner; 2. Identifikasi subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian; 3. Menentukan lokasi dan melaksanakan penelusuran izin penelitian; 4. Penyuluhan prosedur pengisian dan pembagian kusioner (Pengisisan oleh orang tua murid) 5. Pengumpulan data dengan kuesioner; 6. Menganalisa data; 7. Menyusun laporan penelitian; 8. Melaporkan hasil penelitian. 3.7 Variabel Penelitian Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek lain. 3.7.1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gangguan tidur 3.7.2. Variabel Tergantung Variabel tergantung pada penelitian ini adalah prestasi belajar 3.8. Definisi Operasional 1.Anak Definisi : Seorang laki – laki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami pubertas. Cara ukur : Menghitung tahun lahir Alat ukur : Tahun lahir Skala : Nominal Hasil ukur : Usia 6 tahun hingga 12 tahun Universitas Tarumanagara 23 2. Tidur Definisi : Suatu keadaan tidak sadar dan tubuh berhenti beraktifitas untuk beberapa saat Cara ukur : Menjawab kuesioner Alat ukur : Kuisioner Skala : Katagorik Hasil ukur : Baik atau tidak 3. Gangguan Tidur Definisi : Suatu keadaan yang dapat mengganggu pola, kualitas maupun durasi tidur yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup, Gangguan tidur terbagi menjadi 6 kategori yaitu gangguan memulai dan mempertahankan tidur, gangguan pernapasan saat tidur, gangguan kesadaran, gangguan transisi bangun tidur, gangguan somnolen berlebihan, dan hiperhidrosis saat tidur yang termasuk dalam beberapa manifestasi jenis gangguan tidur Cara ukur : Menjawab kuisioner (Pengisisian oleh orang tua murid) Alat ukur : Kuesioner Skala : Katagorik Hasil ukur : Ada gangguan tidur Tidak ada gangguan tidur 5. Usia Definisi : Satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu makhluk. Cara ukur : Menjawab kuisioner Alat ukur : Kuesioner Skala : Nominal Universitas Tarumanagara 24 Hasil ukur : Usia 6 hingga 12 tahun 6. Tingkat Prestasi Belajar Siswa SD Definisi: Prestasi Belajar merupakan suatu hasil yang di peroleh dari usaha melalui proses pembelajaran yang dilakukan, dan mendorong terjadinya perubahan motivasi, sikap dan keterampilan dan yang selanjutnya di nilai oleh guru dan di berikan hasil berupa nilai atau IPK. Cara ukur: Data Prestasi Akademik dalam Semester genap dan ganjil Tahun 2019/2020 di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat Alat ukur: Nilai Rapor dalam Semester Ganjil Tahun 2019-2020 Hasil ukur: Nilai rata-rata rapor dalam semester ganjil Tahun 2019/2020 dibagi menjadi 4 kelompok 1. Nilai 61-70 (Kategori Kurang), 2. Nilai 71-80 (Kategori baik) 3. Nilai 81- 90 (kategori baik) 4. Nilai 91-100 (Kategori Sangat Baik) Skala ukur: Data Katagorik 3.9 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah - Formulir pengumpulan data - Kuesioner (Pengisian oleh orang tua murid) 3.10 Pengumpulan Data Setelah subjek yang memenuhi kriteria inklusi dipilih, dilakukan penjelasan sebelum persetujuan, apabila subjek bersedia menjadi responden maka responden akan mengisi kuesioner. Dari kuesioner, dapat diklasifikasikan murid SD kelas 1,2,3,5,6 dengan gangguan tidur atau tidak ada ganguan tidur. prestasi belajar di kategorikan dari hasil nilai rata-rata akhir semester ganjil 2019/2020. Kemudian di Universitas Tarumanagara 25 analisa statistik dan disimpulkan adanya hubungan gangguan tidur dengan prestasi belajar anak. 3.11. Analisis Data 1. Dilakukan uji statistik Pearson Chi-Square dimana nilai p<0,05 bermakna untuk mengetahui adakah hubungan statistik yang bermakna antara gangguan tidur terhadap prestasi belajar anak 2. Data diolah dengan aplikasi program software statistic 3.12. Alur Penelitian Gambar 3.1 Alur Penelitian Siswa SD Kelas 1,2,3,5,6 yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora Memenuhi kriteria inklusi Menjelaskan tujuan dan tata cara mengikuti penelitian Tidak Bersedia menjadi subjek penelitian sesuai prosedur penelitan Tidak bersedia menjadi subjek penelitian dan tidak diikutsertakan dalam penelitian Ya Dilakukan pengambilan data dengan wawancara Kuesioner Pengumpulan data Analisis Data Universitas Tarumanagara 26 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat. Pengambilan data dilakukan 1 kali selama 2 hari dalam waktu dan tempat yang telah ditentukan. Pengambilan data di lakukan yaitu tanggal 26-27 November 2019 di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat yang berlokasi di Jl. Perniagaan Raya No. 31, RT 9/RW.1, Kota Tua, Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11220 dengan total sebanyak 167 responden yang memenuhi kriteria yaitu oarng tua siswa SD kelas 1,2,3,5,6 4.2 Karakteristik Responden Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat, peneliti memperoleh sampel sebanyak 167 responden, dimana siswa SD kelas 1,2,3,5.6 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria golongan definisi operasional pada serta mengisi kuisioner yang diberikan. Tabel 4.1 Karakteristik Total Responden Karakteristik Total Siswa SD Kelas 1,2,3,5,6 Jenis Kelamin - Laki-laki 71 (42,5% ) - Perempuan 96 (57,4%) Tabel 4.1 da berdasarkan hasil pengumpulan data, siswa SD kelas 1,2,3,5,6 yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora dengan jenis kelamin lakilaki memiliki jumlah 71 siswa (42,5%) dan jenis kelamin perempuan memiliki jumlah 96 siswi (57,4%) dari jumlah siswa 167 siswa. Universitas Tarumanagara 27 Tabel 4.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden Karakteristik Total Siswa Laki-laki Total Siswi Perempuan (n =71 siswa) (n = 96 Siswi) Usia - 6 Tahun 5 (7%) 8 (8.3%) - 7 Tahun 16 (22.5%) 24 (25%) - 8 Tahun 17 (23.9%) 25 (26 %) - 9 Tahun 5 (7%) 6 (6.3%) - 10 Tahun 2 (2.8%) 7 (7.3%) - 11 Tahun 20 (28.2%) 15 (15.6%) - 12 Tahun 6 (8.5%) 11 (11.5%) - 1 18 (25,3%) 26 (27 %) - 2 19 (26,7 %) 28 (29,1%) - 3 6 (8,4%) 10 (10,4%) - 5 14 (19,71%) 10 (10,4 %) - 6 14 (19,71) 4 Kelas (22,9%) Table 4.2 menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 612 tahun yang berada di kelas 1,2,3,5,6 tahun berjumlah 71 siswa. pada jenis kelamin perempuan dengan rentang usia 6-12 tahun yang berada di kelas 1,2,3,4,5,6 sejumlah 96 siswa. 4.3 Gangguan Tidur Pada Anak Berdasarkan Skala Gangguan Tidur Gangguan tidur berdasarkan definisi oprasional yaitu gangguan memulai dan mempertahankan tidur, gangguan pernapasan saat tidur, gangguan kesadaran, gangguan transisi bangun tidur, gangguan somnolen berlebihan, dan hiperhidrosis saat tidur yang termasuk dalam beberapa manifestasi jenis gangguan tidur. Table 4.3 menunjukan gangguan tidur responden yang terbagi dalam 2 kategori ada gangguan tidur dan tidak ada gangguan tidur . Pada jenis kelamin lakilaki tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 36 siswa (50,7%) sedangkan Universitas Tarumanagara 28 sebanyak 35 siswa (49,3 %) memiliki gangguan tidur, jenis kelamin perempuan tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 45 siswi (46,9%) dan memiliki gangguan tidur sebanyak 51 siswi (53,1 %). Total jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang tidak ada gangguan sebanyak 81 siswa (48,5%) sedangkan ada gangguan tidur sebanyak 86 siswa (51,5 %).Usia 6-8 tahun tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 49 siswa (60, 5%) dan ada gangguan tidur sebanyak (54,7 %), usia 9-10 tahun tidak ada gangguan tidur sebanyak 12 siswa (14,8 %) sedangkan ada gangguan tidur sebanyak 7 siswa ( 8,1%), usia 11-12 tahun tidak ada gangguan tidur sebanyak 20 siswa (24,7 %) dan ada gangguan tidur sebanyak 32 siswa (37,2 %). Tabel 4.3 Gangguan Tidur Pada Anak karakteristik Tidak ada Ada Gangguan Tidur Jenis kelamin - Laki-laki 36 ( 50,7%) 35 (49,3 %) - Perempuan 45 (46,9%) 51 (53,1%) - Total 81 (48,5%) 86 (51,5 %) - 6-8 Tahun 49 ( 60,5 %) 47 (54,7 %) - 9-10 Tahun 12 (14,8 %) 7 (8,1 %) - 11-12 Tahun 20 (24,7 %) 32 (37,2 %) - 1 23 (52,2 %) 21 (47,7%) - 2 26 (55,3 %) 21 (44,6 %) - 3 8 (50 %) 8 (50% ) - 5 9 (37,5 %) 15 (62,5 %) - 6 15 (41,6 %) 21 (58,3 %) Usia Kelas Universitas Tarumanagara 29 4.4 Prestasi Belajar Berdasarkan definisi operasional prestasi belajar merupakan suatu hasil yang di peroleh dari usaha melalui proses pembelajaran yang dilakukan, dan mendorong terjadinya perubahan motivasi, sikap dan keterampilan dan yang selanjutnya di nilai oleh guru dan di berikan hasil berupa nilai atau IPK yang terbagi menjadi 4 golongan yaitu nilai 61 sampai 70 (kategori kurang), nilai 71 sampai 80 (kategori cukup), nilai 81 sampai 90 (kategori baik), dan nilai 91 sampai 100 (kategori sangat baik. Table 4.4 Nilai Rata-Rata Akhir Semester pada Nilai Rapor Anak Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan Karakteristik 61-70 71-80 81-90 91-100 Jenis kelamin - Laki-laki 13 (18,3%) 26 (36,6 %) 28 (39,4) 4 (5,6 %) - Perempuan 14 (14,6%) 29 (30,2 %) 44 ( 45,8%) 9 ( 9,4%) - Total 27 (16,1 %) 55 (32,9 %) 72 (43,11 %) 13 (7,7 %) Kelas - 1 0 (0%) 2 (4.5%) 31 (70,5 %) 11 (25 %) - 2 17 ( 36,2%) 20 (40,6%) 9 (19,1%) 1 (2,1%) - 3 2 ( 12,5%) 6 (37,5 %) 7 ( 43,8%) 1 (6,3%) - 5 8 (33,3%) 10 (41,7%) 6 (25%) 0 (0%) - 6 0 (0%) 17 (47,2%) 19 (52,8%) 0 (0%) Table 4.4 menujukan nilai rata-rata akhir semester. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah jenis kelamin laki-laki dengan nilai rata-rata pada nilai rapor yaitu nilai 61 sampai 70 ada 13 siswa (18,3%) kelompok nilai 71 sampai 80 ada 26 siswa (36,6 %) kelompok nilai 81 sampai 90 ada 28 siswa (39,4) dan kelompok nilai 91 sampai 100 adalah 4 siswa (5.6%) dari jumlah 71 siswa. jumlah jenis kelamin perempuan dengan nilai rata-rata pada nilai rapor yaitu nilai 61 sampai 70 adalah 14 siswi (14,6%) nilai 71 sampai 80 ada 29 siswi (30,2 %), nilai 81 sampai Universitas Tarumanagara 30 90 ada44 siswi ( 45,8%) dan nilai 91 sampai 100 ada 9 siswi ( 9,4%) dari jumlah 96 siswi. Total nilai rata-rata akhir jenis kelamin laki-laki & perempuan pada nilai 61-70 sebesar 27 siswa (16,1%), nilai 71-80 sebesar 55 siswa (32,9 %), nilai 81-90 sebesar 72 siswa (43,11 %), nilai 91-100 sebesar 13 siswa (7,7 %). 4.5 Hubungan Tidur Terhadap Prestasi Belajar Anak Tabel 4.5 Hubungan Gangguan Tidur Terhadap Nilai Rata- rata Akhir Semester pada Nilai Rapor Anak Karakteristik Nilai Rata-rata Akhir Semester pada Nilai (total responden) r P Rapor Gangguan Tidur 61-70 71-80 - Tidak ada 19 (23,5%) 19 (23,5%) 34 (42,0%) 9 (11,1%) - ada 8 (9,3%) 38 (44,2%) 4 (4,7%) 36 (41,9%) 81-90 91-100 0.020 0.795 Pada tabel 4.5 menunjukan berdasarkan hasil penelitian total responden siswa diperolah sebanyak 19 siswa (23,5%) tidak memiliki gangguan tidur dan 8 siswa (9,3% ) memiliki Gangguan dengan nilai (61-70), nilai 71-80 diperoleh sebanyak 19 siswa (23,5 %) tidak ada gangguan tidur dan 36 siswa (41,9 %) ada gangguan tidur, nilai 81-90 di peroleh sebanyak 34 siswa (42,0 %) tidak ada gangguan tidur dan 30 siswa (44,2 %) ada gangguan tidur , nilai 91-100 di peroleh sebanyak 9 (11,1%) siswa tidak ada gangguan tidur dan 4 siswa (4,7 %) ada gangguan tidur. Berdasarkan uji pearson chi-square didapatkan koefisien korelasi (r) yaitu 0.020, dan nilai p yaitu 0.795 yang berarti tidak ada korelasi, sehingga gangguan tidur anak dengan nilai rata-rata akhir semester akhir tidak ada korelasi . Universitas Tarumanagara 31 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Gangguan Tidur Dalam penelitian ini, subjek penelitian terdiri dari 167 siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat yang terdiri dari kelas I,II,III,V, IV. Penelitian ini menggunakan kuesioner skirining gangguan tidur pada anak (sleep disturbance scale for children) yang di isi oleh orang-tua siswa. hasil penelitian menunjukan dari total 167 responden di dapatkan 71 responden jenis kelamin laki-laki tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 36 siswa (50,7%) sedangkan memiliki gangguan tidur sebanyak 35 siswa (49,3 %) , jenis kelamin perempuan di daptakan 96 orang responden tidak ada gangguan tidur sebanyak 45 siswi (46,9%) sedangkan ada gangguan tidur sebanyak 51 siswi (53,1 %). Total jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang tidak ada gangguan sebanyak 81 siswa (48,5%) sedangkan ada gangguan tidur sebanyak 86 siswa (51,5 %). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Inge Y dkk dimana penelitian pada Siswa Kelas III, IV, dan V Sekolah Dasar di Jatinangor yang terdiri dari 101 responden dengan menggunakan kuesioner skala gangguan tidur untuk anak (SDSC) didapatkan Sebanyak 66 subjek 65,3% mengalami gangguan tidur dan 35 subjek tidak mengalami gangguan tidur.47 Hasil penelitian ini juga sejalan pada penelitian oleh Ellen L dkk dengan menggunakan SDSC (Sleep Disturbance Scale for Children) dimana penelitian pada siswa SD X di Sibolga Sumatera Utara yang terdiri dari 192 siswa dengan rentang usia 8-12 tahun didapatkan sebanyak 115 siswa memiliki gangguan tidur (60%) dan 77 siswa tidak memiliki gangguan tidur (40%). 48 Hasil Penelitian lain yang juga sesuai di lakukan oleh Allerma Herdiman dkk dimana penelitian pada siswa SMP N 5 Semarang dengan total responden 140 siswa didapatkan sebanyak 109 siswa yang mengalami gangguan tidur (skor>39) dan 31 siswa tidak mengalami gangguan tidur.49 Universitas Tarumanagara 32 5.2 prestasi belajar Berdasarkan hasil pengumpulan data nilai rata-rata akhir semester pada nilai rapor dalam semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat menunjukkan bahwa Total nilai rata-rata akhir jenis kelamin laki-laki & perempuan pada nilai 81-90 (kategori baik) adalah kategori terbanyak sebesar 72 siswa (43,11 %), nilai 61-70 (kategori kurang ) sebesar 27 siswa (16,1%), nilai 71-80 (kategori cukup) sebesar 55 siswa (32,9 %), nilai 91-100 (kategori sangat baik) sebesar 13 siswa (7,7 %). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ya’kub dkk dimana penelitian pada anak Sekolah Dasar Negeri 01 Sumber Sekar Kecamatan DAU yang terdiri dari total sampel sebanyak 105 siswa didapatkan sebagian besar mempunyai prestasi belajar yang baik, yakni 48%, kategori kurang sabanyak 0%, kategori cukup sebanyak 39% dan ketergori baik sekali sebanyak 13 %.50 hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Inge Y dkk dimana di dapatkan dari 101 responden sebanyak 51 % memiliki prestasi belajar baik dan kurang baik sebanyak 49%.47 Hasil penelitian lain yang juga sesuai di lakukan oleh Ellen L dkk dari hasil penelitiannya di dapatkan gambaran nilai akademik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika dan Bahasa Indonesia, mayoritas dalam kategori rentang nilai tinggi lebih yang banyak dibandingkan kategori nilai kurang yaitu 189 siswa (98,4%) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, 83 siswa (95,3%) pada Matematika dan 191 siswa (99,5%) pada Bahasa Indonesia, Hasil ini menunujukan bahwa mayoritas siswa dengan kategori nilai tinggi mengambarkan prestas belajar yang baik.48 5.3 Hubungan Gangguan Tidur dengan Prestasi Belajar Anak Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian, di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat menunjukkan bahwa dari total 167 responden , sebanyak 19 siswa (23,5%) tidak memiliki gangguan tidur dan 8 siswa (9,3% ) memiliki Gangguan dengan nilai (61-70), nilai 71-80 diperoleh sebanyak 19 siswa (23,5 %) tidak ada gangguan tidur dan 36 siswa (41,9 %) ada gangguan tidur, nilai 81-90 di Universitas Tarumanagara 33 peroleh sebanyak 34 siswa (42,0 %) tidak ada gangguan tidur dan 30 siswa (44,2 %) ada gangguan tidur, nilai 91-100 di peroleh sebanyak 9 (11,1%) siswa tidak ada gangguan tidur dan 4 siswa (4,7 %) ada gangguan tidur, berdasarkan uji pearson chi-square didapatkan koefisien korelasi (r) yaitu 0.020, dan nilai p yaitu 0.795 yang berarti tidak ada korelasi yang bermakna antara gangguan tidur dengan prestasi belajar anak. Hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar anak bukan hanya gangguan tidur melainkan dapat berupa faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal terdiri dari faktor fisiologi yaitu kondisi jasmani dan kematangan fisik dan faktor psikologis yaitu sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan kecerdasan intelektual sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan masyarakat, keluarga dan tempat belajar. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Ya’kub dkk yang terdiri dari 105 responden dimana hasil penelitian di dapatkan sebanyak 50% anak kurang mengalami gangguan tidur dan 48% anak mempunyai prestasi belajar baik, hasil analisis uji statistik menunujukan nilai p yaitu 0,00 < 0,05 dan nilai koeifisien korelasi (r) yaitu 0,444 Hal ini menunjukan ada hubungan gangguan tidur dengan prestasi belajar dengan kekuatan hubungan sedang.50 Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian Inge Y dkk yang terdiri dari 101 responden dimana berdasarkan hasil uji statistik menunujukan bahwa Terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan prestasi akademik pada hasil nilai rata-rata anak dengan nilai p yaitu 0,044 (< 0,05).47 Penelitian lain yang juga sesuai oleh Dewi S, dkk pada anak berusia 9-12 tahun dengan mengambil nilai rata-rata (UTS) juga menyatakan terdapat hubungan signifikan antara pola tidur dengan prestasi belajar anak usia sekolah (p=0,021). Selain itu, studi tersebut juga mengatakan bahwa semakin tinggi gangguan pola tidur yang dialami maka semakin rendah prestasi belajar yang didapat. 51 Universitas Tarumanagara 34 5.4 Kelemahan Penelitian 1. Bias informasi yang mana penelitian dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada orang tua melalui murid yang kemudian diisi di rumah memberikan beberapa pernyataan dan pertanyaan di kuesioner yang banyak tidak diisi atau diisi namun dengan memberikan jawaban yang kurang tepat. 2. Bias perancu Kesalahan sistematis yang bersumber dari kesalahan dalam mengontrol pengaruh variabel lain yang mendistorsi hubungan antara variabel yang menjadi fokus penelitian. Dalam penelitian ini terdapat faktor-faktor lain yang memepengaruhi prestasi belajar anak yang tidak di Identifikasi untuk di bagikan dalam kuisioner dan kemudian di analisa yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal terdiri dari kondisi jasmani dan kematangan fisik, faktor psikologis yaitu sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan kecerdasan intelektual sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan masyarakat, keluarga dan tempat belajar. Universitas Tarumanagara 35 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada jenis kelamin laki-laki tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 36 siswa (50,7%) sedangkan sebanyak 35 siswa (49,3 %) memiliki gangguan tidur, jenis kelamin perempuan tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 45 siswi (46,9%) dan memiliki gangguan tidur sebanyak 51 siswi (53,1 %). Total jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang tidak ada gangguan sebanyak 81 siswa (48,5%) sedangkan ada gangguan tidur sebanyak 86 siswa (51,5 %). 2. Prestasi belajar dinilai dari Total nilai rata-rata akhir jenis kelamin laki-laki & perempuan pada nilai 61-70 sebesar 27 siswa (16,1%), nilai 71-80 sebesar 55 siswa (32,9 %), nilai 81-90 sebesar 72 siswa (43,11 %) , nilai 91-100 sebesar 13 siswa (7,7 %). 3. Berdasarkan uji pearson chi-square didapatkan koefisien korelasi (r) yaitu 0.020, dan nilai p yaitu 0.795 yang berarti tidak ada korelasi, sehingga gangguan tidur anak dengan nilai rata-rata akhir semester akhir tidak ada korelasi 6.2 Saran 1. Diharapkan untuk para guru meningkatkan cara dan metode pembelajaran yang lebih aktif untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa di sekolah dalam bidang pendidikan dengan lebih memperhatikan cara siswa memahami materi setiap saat pembelajaran berlangsung. 2. Untuk orang tua lebih memperhatikan pola tidur pada anak terutama bagi mereka yang memiliki gangguan tidur. Pola tidur yang buruk dapat menghambat tumbuh kembang dan proses belajar anak. 3. Diperkirakan terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar pada anak usia sekolah, sehingga untuk penelitian selanjutnya dibutuhkan Universitas Tarumanagara 36 kontrol penelitian yang lebih lanjut untuk melihat hubungan antara variabel dengan prestasi belajar anak. 4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat sebagai informasi dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang gangguan tidur pada anakanak Universitas Tarumanagara 37 DAFTAR PUSTAKA 1. Izzaty RE, Ayriza Y, Setiawati FA. Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas Sekolah Dasar. Jurnal Psikologi . 2017 Aug 11; 44(2): 154-164 2. Bartory E, Tomopoulos S, Sleep Regulation. Physiology and Development, Sleep Duration and Patterns, and Sleep Hyegiene in Infants, Toddlers, and Preseschool-Age Children. Current Problems in Pediatric and Aldolescent Healthy Care. 2017 Feb;47(2):27-8. 3. Paruthi S, Brooks LJ, Ambrosio CD, et al. Recemonded Amount of Sleep for Pedriatic Poupulations : A Concensus Stetement of The American Academy of Medicine. J Clin Sleep Med. 2016 Jun 15; 12(6): 785–6. 4. Inge Y, Rodman T, Lynna L Hubungan Gangguan Tidur dan Prestasi Akademik pada Siswa Kelas III, IV, dan V Sekolah Dasar di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Sari Pediatri. 2020 Feb;21(5):310-6 5. Petrov ME, Lichstein KL, Baldwin CM. Prevalence of sleep disorders by sex and ethnicity among older adolescents and emerging adults: Relations to daytime functioning, working memory and mental health. J Adolesc 2014;37:587-97 . 6. Kryger MH, Roth T, Dement Wc . Principles and practice of sleep medicine. 5th ed. St.Louis: Elsevier Saunders; 2011. 16-26 p. 7. Brinkman JE, Reddy V, Sharma S. Physiology, Sleep. StatPearls Publishing. 2019 Jan. 8. Guyton AC, Hall JE. Texbook of medical physiology. 12th ed. Philadelphia (PA):Elsevier, 2011. 721 p. 9. Diekelmann S, Born J. The memory function of sleep. Nat Rev Neurosci. 2010 Jan 4; 11(2):114-26. Universitas Tarumanagara 38 10. Stickgold R, Walker MP. Sleep-dependent memory triage: Evolving generalization through selective processing. Nat Neurosci. 2013 Feb; 16(2):139-45. 11. Gnocchi D, Bruscalupi G. Circadian rhytms and hormonal homeostatis : Pathophysiological implications. Biology (Basel). 2017 Feb 4; 6(1): 6(p). 12. Morris CJ, Aeschbach D, Scheer FAJL. Circadian system, sleep and endocrinology. Mol Cell Endocrinol. 2011 Sep 10; 349(1): 91–104. 13. Shakankiry HME. Sleep physiology and sleep disorders in childhood. Nat Sci Sleep. 2011 Sep 6; 3: 101–114. 14. Galland BC, Taylor BJ, Elder DE, Herbison P. Normal sleep patterns in infants and children: a systematic review of observational studies. Sleep Med Rev. 2011 Jul 23 ; 16(3):213-22. 15. Matricciani L, Blunden S, Rigney G, et al. Children's sleep needs: is there sufficient evidence to recommend optimal sleep for children?. Sleep. 2013 Apr 1; 36(4): 527–534. 16. Paruthi S, Brooks LJ , D'Ambrosio C, et al. Recommended Amount of Sleep for Pediatric Populations: A Consensus Statement of the American Academy of Sleep Medicine. J Clin Sleep Med. 2016 Jun 15; 12(6): 785– 786. 17. Giannotti F, Cortesi F. Family and cultural influences on sleep development. Child Adolesc Psychiatr Clin N Am. 2009 Oct;18(4):849-61. 18. El-Sheikh M, Buckhalt JA, Mize J, Acebo C. Marital conflict and disruption of children's sleep. Child Dev. 2006 Feb;77(1):31-43. 19. McLaughlin Crabtree V, Beal Korhonen J, Montgomery-Downs HE. Cultural influences on the bedtime behaviors of young children. Sleep Med. 2005 Jul;6(4):319-24. 20. BaHammam A, Bin Saeed A, Al-Faris E, Shaikh S. Sleep duration and its correlates in a sample of Saudi elementary school children. Singapore Med J. 2006 Oct;47(10):875-81. 21. Brockmann PE, Diaz B, Damiani F, et al. Impact of television on the quality of sleep in preschool children. Sleep Med. 2016 Apr;20:140-4. Universitas Tarumanagara 39 22. Cheng S, Maeda T, Yoichi S, et al. Early television exposure and children's behavioral and social outcomes at age 30 months. J Epidemiol. 2010 Feb 23; 20 (2):482-9. 23. Hinkley T, Verbestel V, Ahrens W, et al. Early childhood electronic media use as a predictor of poorer well-being: a prospective cohort study. JAMA Pediatr. 2014 May;168(5):485-92. 24. King DL, Delfabbro PH, Zwaans T, et al. Sleep interference effects of pathological electronic media use during adolescence. Int J Ment Health Addiction.2013 Des 18; 12:21–35. 25. Hale L, Kirschen GW, LeBourgeois MK, et al. Youth Screen Media Habits and Sleep. Sleep-Friendly Screen Behavior Recommendations for Clinicians, Educators, and Parents. Child Adolesc Psychiatr Clin N Am. 2018 Apr;27(2):229-245. 26. Garrison MM, Liekweg K, Christakis DA. Media use and child sleep. the impact of content, timing, and environment. Pediatrics. 2011 Jul;128(1):2935. 27. Silva TA, Carvalho LB, Silva L, et al. Sleep habits and starting time to school in Brazilian children. Arq Neuropsiquiatr. 2005 Jun;63(2B):402-6. 28. Adam EK, Snell EK, Pendry P. Sleep timing and quantity in ecological and family context. a nationally representative time-diary study. J Fam Psychol. 2007 Mar;21(1):4-19. 29. Meltzer L, Johnson C, Crosette J, Ramos M, Mindell J. Prevalence of Diagnosed Sleep Disorders in Pediatric Primary Care Practices. Pediatrics. 2010;125:1410-8. 30. Adelina H, Almitra R, Alia A, Anandika P, Achmad U, Amalia S, dkk. Prevalensi gangguan tidur pada remaja usia 12-15 tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama. Sari Pediatri.2009;11:149-54. 31. Allerma H, Fitri H , Meita H. Hubungan Gangguan Tidur Terhadap Prestasi Belajar Pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Semarang : Studi Pada Siswa SMP N 5 Semarang. Media Medika Muda. 2015 Okt ; 4(4):1(p) Universitas Tarumanagara 40 32. Natalia, C., Sekartini, R., & Poesponegoro, H. (2011). Skala Gangguan Tidur untuk Anak (SDSC) sebagai Instrumen Skrining Gangguan Tidur pada Anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Sari Pediatri. 2011;12(6): 365–372. 33. Kliegman RM, Behrman RE, Geme J St, Schor NF, Stanton BF. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia (PA):Elsevier. 2016. 113-5 p 34. Lawrence ASA,Vimala A. School Environment and Academic Achievement of Standard IX students. Journal of Educational and Instructional Studies in the World. 2012; 2(3) : 210-215 35. Sari SF, Yusmansyah Y, Utaminingsih D. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Sukadana Kabupaten Lampung timur .Alibkin ( Jurnal Bimbingan Konseling). Januari 2018; 5(6) 36. Asri A, Nur H. Gambaran perstasi akademik mahasiswa (studi komparatif pada mahsiswa dengan jalur penerimaan SNPTN, PMDK, dan UNTUL di fakultas psiokologi UGM. Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi. Maret 2014; 6 [1]. 37. Strauch CC, Al Omar MJ . Critical analysis of learning theories and ideologies and their impact on learning: “Review Article” . The Online Journal of Counseling and Education. 2014 jan : 3(2):62-77. 38. Yilmaz, K. The cognitive perspective on learning: Its theoretical underpinnings and implications for classroom practices. The Clearing House: A Journal of Educational Strategies. 2011 Aug 11 ; 84(5): 204–12 39. Woolfolk A. Educational Psychology.11th ed. Boston MA: Pearson, 2011. 377 p. 40. Badyal DK, Singh T. Learning Theories: The Basics to Learn in Medical Education. Int J Appl Basic Med Res. 2017 Dec; (Suppl 1):7(5): 1-3. 41. Smelser N, Baltes P International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences. 2nd ed. London: Elsevier Science & Technology, 2015 march 12; 8613-19 p. 42. Ahmadi A, Supriyono W. Psikologi Belajar. Rev. ed. Jakarta: Rineka Cipta, 2014 Universitas Tarumanagara 41 43. National Sleep Foundation. Sleep in America Poll: Sleep in the Modern Family. Washington (DC): National Sleep Foundation; 2014. 44. Buckhalt JA, El-Sheikh M, Keller PS, Kelly RJ. Concurrent and longitudinal relations between children's sleep and cognitive functioning: the moderating role of parent education. Child Dev. 2009 Jun; 80(3):87592. 45. Walker MP. The role of sleep in cognition and emotion. Ann N Y Acad Sci. 2009 Mar;1156:168-97. 46. Mak KK, Lee SL, Ho SY. Sleep and academic performance in Hong Kong adolescents. Journal of School Health. 2012 May;82(11):522-7. 47. Inge Y, Rodman T, Lynna L Hubungan Gangguan Tidur dan Prestasi Akademik pada Siswa Kelas III, IV, dan V Sekolah Dasar di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Sari Pediatri. 2020 Feb;21(5):310-6 48. Ellen L , Melani RM. Hubungan Gangguan Tidur dengan Nilai Mata Pelajaran Siswa SD X di Sibolga Sumatera Utara. Tarumanagara Medical Journal. April 2020 2(2): 251-7. 49. Allerma H, Fitri H, Meita H. Hubungan Gangguan Tidur Terhadap Prestasi Belajar pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Semarang: Studi pada Siswa SMP N 5 Semarang.Media Medika Muda.2015; 4(4);327-35 50. Ya’kub, Dyah W, Rona SMP. Gangguan Tidur Berhubungan dengan Prestasi Belajar pada Anak Sekolah Dasar Negeri. Nursing News. 2017. 2(2):270-80 51. Dewi S, Nursasi AY. Gangguan Pola Tidur dan Prestasi Belajar pada Anak Usia Sekolah 9-12 Tahun. 2013. Universitas Tarumanagara 42 Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan (informed consent) SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Marchel Toar Palit NIM : 405170071 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, bermaksud melakukan penelitian berjudul HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS 1,2,3,5,6 DI SEKOLAH DASAR NEGERI 03 TAMBORA, JAKARTA BARAT”. Saya berharap orangtua bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Peneliti akan menjamin kerahasiaan segala identitas dan informasi yang diperoleh dari responden baik dalam pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data. Informasi yang diperoleh dari responden dalam penelitian ini merupakan bahan atau data yang akan bermanfaat bagi pengembangan penelitian dan akan dipublikasikan dalam bentuk skripsi. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti meminta kesediaan orangtua untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Jakarta, ........................ 2019 Peneliti, Marchel Toar Palit NIM : 405170071 Universitas Tarumanagara 43 Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Jenis Kelamin : Usia : Alamat : No. Telepon/HP : Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, saya bersedia berpartisipasi sebagagi responden dalam penelitian yang berjudul “HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK SD KELAS 1-6 DI SEKOLAH DASAR NEGERI 03 TAMBORA, JAKARTA BARAT” yang dilakukan oleh Marchel Toar Palit , NIM 405170071, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta. Saya bersedia sebagai responden untuk mengikuti dalam penelitian ini dengan mengisi data dan informasi yang diberikan oleh peneliti dengan sebenar-benarnya. Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangani dalam keadaan sadar serta tanpa paksaan. Jakarta, ……………… 2019 Responden, ( Universitas Tarumanagara ) 44 Lampiran 3 . Lembar kuesioner KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 03 TAMBORA, JAKARTA BARAT Tanggal : ………………… No : ………………… I. IDENTITAS ANAK : Nama : ................................................................................................ Jenis Kelamin : laki-laki / perempuan Tanggal Lahir : ................................................................................................ Usia : ……….. tahun ……….. bulan Alamat : ................................................................................................ Suku : ................................................................................................ No Telepon : ................................................................................................. II. IDENTITAS ORANG TUA 1. Ayah Nama Umur : .......................................................................................... : .......................................................................................... Pekerjaan : .......................................................................................... Pendidikan : .......................................................................................... 2. Ibu Nama : .......................................................................................... Umur : .......................................................................................... Pekerjaan : .......................................................................................... Pendidikan : .......................................................................................... Universitas Tarumanagara 45 III. ANAMNESIS 1. Jumlah jam ekstrakurikuler/ kegiatan yang dilakukan diluar rumah yang diikuti anak selama satu minggu : ………. jam 2. Kebiasaan nonton TV atau bermain komputer dalam sehari : ………. jam 3. Kebiasaan menjawab atau menelpon atau bermain SMARTPHONE sewaktu jam tidur: ( ) Ya ( ) Tidak 4. Kebiasaan menggunakan SMARTPHONE dalam sehari: ………. jam 5. Jumlah alat elektronik yang ada dikamar tidur anak anda (TV, Smartphone, Laptop, Komputer)? .…. Jika ada sebutkan: ………. 6. Tidur sendiri atau bersama anggota keluarga lain dalam satu kamar / satu tempat tidur: ( ) Ya ( ) Tidak 7. Kebiasaan tidur siang: ( ) Ya ( ) Tidak, Berapa lama? ………. 8. Pukul berapa anak anda naik tempat tidur untuk tidur? 9. Pukul berapa anak anda bangun pagi (Jam 05.00-06.00 atau Jam 06.0007.00)? 10. Apakah saat tidur lampu kamar dimatikan? ( ) Ya ( ) Tidak 11. Apakah sebelum tidur anak anda membaca buku/majalah? ( ) Ya ( ) Tidak 12. Apakah sebelum tidur anak anda mendengarkan musik? ( ) Ya ( ) Tidak 13. Apakah sebelum tidur anak anda menonton TV/ bermain laptop/ bermain smartphone/ elektronik lainnya? Jika ada sebutkan………………………… Berapa lama………. 14. Apakah sebelum tidur anak anda mandi atau sikat gigi? Sebutkan………. Universitas Tarumanagara 46 15. Kebiasaan makanan yang dikonsumsi sebelum tidur (Teh/ kopi/ soda/ tidak ada)? Sebutkan………. 16. Apakah anak anda meluangkan waktu untuk belajar? (…) Ya ( ) Tidak 17. Apakah anak anda selalu berusaha mengerjakan tugas yang di beri guru ? (…) Ya ( ) Tidak 18. Apakah anak anda sering datang tepat waktu ke sekolah ? (…) Ya (…) Tidak 19. Apakah anak anda mengikuti kegiatan les atau belajat tambahan di luar jam di sekolah ? Jika ada sebutkan………………………… Berapa lama………. Universitas Tarumanagara 47 Lampiran 4. Skala Gangguan Tidur Anak Skala Gangguan Tidur pada Anak Nama:____________________________________ Umur:_________ Tanggal:_________ Kuesioner ini diisi oleh orang tua Petunjuk Kuesioner ini dapat membantu untuk mengetahui pola tidur anak Bapak/Ibu dengan lebih baik. Selain itu, juga dapat mengetahui adanya gangguan tidur pada anak Bapak/Ibu. Jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan mempertimbangkan kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir, saat anak Bapak/Ibu dalam keadaan sehat. Jawablah dengan melingkari atau memberi tanda silang pada salah satu dari nomor 1 – 5 yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu. 1. Berapa lama anak Bapak/Ibu tidur pada malam hari? 2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan anak Bapak/Ibu untuk jatuh tidur sejak ia pergi ke tempat tidur? Universitas Tarumanagara (1) 9-11 jam (2) 8-9 jam (3) 7-8 jam (4) 5-7 jam (1) Kurang dari 15 menit (2) 15-30 menit (3) 30-45 menit (4) 45-60 menit (5) Kurang dari 5 jam (5) Lebih dari 60 menit 48 5 Selalu (tiap hari) 4 Sering (3-5 kali per minggu) 3 Kadang-kadang (1-2 kali per minggu) 2 Jarang (1-2 kali per bulan atau kurang) 1 Tidak pernah 3. Anak Bapak/Ibu enggan atau menolak untuk tidur 1 2 3 4 5 4. Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari 1 2 3 4 5 5. Ada rasa takut pada anak anda ketika mau tertidur 1 2 3 4 5 6. Bagian tubuh anak tampak tersentak ketika jatuh tertidur 1 2 3 4 5 7. Anak melakukan gerakan berulang-ulang ketika jatuh tertidur (seperti menggerakkan atau menggelengkan kepala) 1 2 3 4 5 8. Anak merasa mimpi seperti nyata ketika jatuh tertidur 1 2 3 4 5 9. Anak banyak berkeringat ketika jatuh tertidur 1 2 3 4 5 10. Anak terbangun dari tidur lebih dari 2 kali tiap malam 1 2 3 4 5 11. Setelah terbangun pada malam hari, anak susah untuk tidur 1 2 3 4 5 12. Kaki anak sering tersentak ketika tertidur atau sering berubah posisi ketika malam atau sering menendang seprei tempat tidur 1 2 3 4 5 13. Anak mengalami kesulitan bernapas pada malam hari 1 2 3 4 5 14. Anak sering terengah-engah saat bernapas atau tidak mampu 1 2 3 4 5 untuk bernapas ketika tidur 15. Anak mendengkur/mengorok ketika tidur 1 2 3 4 5 16. Anak berkeringat banyak pada malam hari 1 2 3 4 5 17. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak berjalan dalam tidur 1 2 3 4 5 18. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak mengigau ketika sedang tidur 1 2 3 4 5 Universitas Tarumanagara 49 19. Bapak/Ibu pernah mendengar gigi anak gemeretak/berbunyi ketika tidur 1 2 3 4 5 20. Anak terbangun dari tidur dengan berteriak-teriak atau bingung, dan 1 2 3 4 5 susah untuk disadarkan, akan tetapi tidak bisa ingat ketika pagi harinya 21.Anak mengalami mimpi buruk dan tidak bisa ingat kembali keesokan harinya 1 2 3 4 5 22. Anak sangat sulit untuk bangun tidur 1 2 3 4 5 23. Anak bangun pada pagi hari dan merasa lelah 1 2 3 4 5 24. Anak merasa tidak bisa untuk bergerak ketika bangun tidur pada pagi 1 2 3 4 5 hari (ketindihan) 25. Anak merasa mengantuk pada siang hari 1 2 3 4 5 26. Anak tiba-tiba jatuh tertidur pada situasi yang tidak seharusnya 1 2 3 4 5 (misalnya: ketika makan, berada dalam toilet, dll) Lampiran 5. HASIL PENGOLAHAN DATA Correlations Kualitas Tidur Kualitas Tidur Pearson Correlation Nilai Akhir 1 Sig. (2-tailed) Nilai Akhir Universitas Tarumanagara .020 .795 N 167 167 Pearson Correlation .020 1 50 Lampiran 6 FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN Universitas Tarumanagara 51 Universitas Tarumanagara 52 Lampiran 7 SURAT IJIN PENELITIAN Universitas Tarumanagara 53 DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. DATA PRIBADI Nama : Marchel Toar Palit NIM : 405170017 Jenis Kelamin : laki-laki Tempat/ Tanggal lahir : Minahasa, 15 juni 2000 Agama : Kristen Protestan Alamat : Jalan Eastrenhill 2 nomor 21 Citraland Manado No. HP : 082271149285 Email : Marchelpalit1@gmail.com B. DATA PENDIDIKIAN 2005-2008 : SD Katolik 16 Santo Kornelius Tikala, Manado 2008-2011 ; SD Inpres Negeri 3 Ongkaw 2014-2017 : SMP Katolik Frater Don Bosco Manado 2014-2017 : Sma Negeri 9 Binsus Manado 2017- sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara C. RIWAYAT ORGANISASI 1. 2016-2019 Universitas Tarumanagara : Anggota DPM FK UNTAR 54 Universitas Tarumanagara 55