Uploaded by Toar Palit

Marchel Toar Palit 405170071 FINAL.

advertisement
HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN
TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH
DASAR NEGERI 03 TAMBORA JAKARTA BARAT
SKRIPSI
Disusun oleh
Marchel Toar Palit
405170071
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2020
HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN
TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH
DASAR NEGERI 03 TAMBORA JAKARTA BARAT
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara Jakarta
Marchel Toar Palit
405170071
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2020
Universitas Tarumanagara
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Marchel Toar Palit
NIM : 405170071
Dengan ini menyatakan, menjamin bahwa skripsi yang diserahkan kepada Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara, berjudul
“Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar
Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat”
merupakan hasil karya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar dan tidak melanggar ketentuan plagiarisme dan
otoplagiarisme.Saya menyatakan memahami adanya larangan plagiarisme dan
otoplagiarisme dan dapat menerima segala konsekuensi jika melakukan
pelanggaran menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan lain
yang berlaku di lingkungan Universitas Tarumanagara.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun
Jakarta, …………2020
Penulis,
Marchel Toar Palit
(405170071)
Universitas Tarumanagara
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh
Nama
: Marchel Toar Palit
NIM
: 405170071
Program studi : Sarjana Kedokteran.
Judul Skripsi : Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak
Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat
Dinyatakan telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persayaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran,
Universitas Tarumanagara
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : dr. Herwanto, Sp.A
Ketua Sidang : Dr. dr. Arlends Chris M.Si
(
(
)
)
Penguji 1
: dr. Susy Olivia Lontoh M.Biomed
(
)
Penguji 2
: dr. Herwanto, Sp.A
(
)
: Dr. dr. Meilani Kumala, MS, Sp. GK(K)
(
)
Mengetahui,
Dekan FK
Ditetapkan di
Jakarta, ....................2020
Universitas Tarumanagara
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini merupakan prasyarat agar dapat
dinyatakan lulus sebagai Sarjana Kedokteran (S.Ked).
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mengalami banyak
pembelajaran dan pengalaman khususnya dalam pelaksanaan penelitian. Oleh
karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dalam
penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir, kepada:
1. Dr. dr. Meilani Kumala, MS., Sp.GK(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara;
2. Dr. dr. Meilani Kumala, MS., Sp.GK(K) selaku Ketua Unit Penelitian dan
Publikasi Ilmiah FK UNTAR;
3. dr. Herwanto selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang selalu menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran selama membimbing saya;
4. Pak Wempy selaku bagian Tata Usaha, yang telah memberikan fasilitas untuk
pengumpulan data penelitian;
5. Kedua orang tua dan keluarga saya, yang senantiasa menyemangati serta
memberi dukungan material dan moral;
6. Teman-teman dan para sahabat, yang banyak membantu proses penyusunan
skripsi.
7. Seluruh responden, yang terlibat dalam penelitian ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini membawa manfaat sebesar-besarnya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan.
Jakarta,…...…..2020
Penulis,
(Marchel Toar Palit)
(405170071)
Universitas Tarumanagara
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Marchel Toar Palit
NIM
: 405170071
Program studi : Sarjana Kedokteran.
Fakultas
: Kedokteran
Karya Ilmiah : Skripsi
Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan, menyetujui untuk mempublikasikan
karya ilmiah berjudul :
Hubungan Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar
03 Tambora, Jakarta Barat
“Dengan mencantumkan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara.
Jakarta, ……….2020
Penulis,
(Marchel Toar Palit)
(405170071)
Universitas Tarumanagara
v
ABSTRACT
Sleep is one of the most important factors for the health and human life of both
physically and mentally, in children and adolescents sleeping is essential. Healthy
sleep in the characteristics with adequate sleep time (duration), good quality and
regularity of sleep, and the absence of sleep disorders. Sleep disorder is a problem
that is often found in children this can have an impact on the cognitive function of
children, namely thought processes, reasoning, creativity, decision-making
process, and fatigue during the day so that it will affect the learning achievement
of children. This research aims to determine the effect of sleep disorders on
children's learning performance in public elementary School (SDN) 03 Tambora,
West Jakarta. This research is analytic with a cross-sectional study design.
Sampling is carried out with questionnaire tools. The study was conducted in
November 2019 at 167 respondents. The results of this study acquired Total gender
of male and female with no disruption as much as 81 students (48.5%) While there
was a sleep disorder of 86 students (51.5%). The average Total value of male
gender & females at a value of 81-90 (Good category) is the most category of 72
students (43.11%). The results of the chi-square analysis show the correlation
coefficient (r) which is 0.020, and the value P is 0795. The conclusion obtained no
sleep disorder relationship with the level of learning achievement at SDN 03
Tambora, West Jakarta.
Keywords: learning achievement, sleep disorder, child
Universitas Tarumanagara
vi
ABSTRAK
Tidur adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk kesehatan dan kehidupan
manusia baik secara fisik maupun mental, pada anak-anak dan remaja tidur
merupakan hal yang esensial. Tidur yang sehat di karakteristikan dengan waktu
tidur yang cukup (durasi), kualitas dan keteraturan tidur yang baik, dan tidak adanya
gangguan tidur. Gangguan tidur merupakan masalah yang sering ditemukan pada
anak hal ini dapat berdampak Pada fungsi kognitif anak yaitu proses berpikir,
penalaran, kerativitas, proses pengambilan keputusan, dan kelelahan pada siang
hari sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar anak. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan gangguan tidur terhadap prestasi belajar anak di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat. Penelitian ini bersifat
analitik dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan
dengan alat kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap 167 responden pada bulan
November 2019. Hasil penelitian ini didapatkan total jenis kelamin laki-laki dan
perempuan yang tidak ada gangguan sebanyak 81 siswa (48,5%) sedangkan ada
gangguan tidur sebanyak 86 siswa (51,5 %). Total nilai rata-rata akhir jenis kelamin
laki-laki & perempuan pada nilai 81-90 (kategori baik) adalah kategori terbanyak
sebesar 72 siswa (43,11 %). Hasil analisis chi-square menunjukkan koefisien
korelasi (r) yaitu 0.020, dan nilai p yaitu 0.795. Kesimpulan didapatkan tidak ada
hubungan gangguan tidur dengan tingkat prestasi belajar di SDN 03 Tambora,
Jakarta Barat.
Kata kunci :prestasi belajar, gangguan tidur, anak
Universitas Tarumanagara
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................... i
HalamannPernyataannOrisinalitas ............................................................ ii
HalamannPersetujuan .............................................................................. iii
KatanPengantar ...................................................................................... iv
HalamannPersetujuannPublikasi KaryanIlmiah ........................................ v
Abstrakn.................................................................................................. vi
Abstract .................................................................................................. vii
DaftarnIsi .............................................................................................. viii
DaftarnTabel ........................................................................................... x
DaftarnGambar........................................................................................ xi
DaftarvLampiran ................................................................................... xii
DaftarnSingkatan................................................................................... xiii
1
2
3
Universitas Tarumanagara
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1
LatarnBelakang ................................................................. 1
1.2
RumusannMasalah ............................................................ 2
1.3
HipotesisnPenelitian .......................................................... 2
1.4
TujuannPenelitian ............................................................. 2
1.5
Manfaat Penelitian ............................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4
2.1
Tidur ................................................................................ 4
2.2
Prestasi Belajar ................................................................ 14
2.3
Hubungan Gangguan dengan Prestasi Belajar .................. 19
2.4
Kerangka Teori ............................................................... 20
2.5
Kerangka Konsep ............................................................ 20
METODEnPENELITIAN ........................................................... 21
viii
4.
5.
6.
3.1
Desain Penelitian............................................................. 21
3.2
Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................... 21
3.3
Populasi Penelitian .......................................................... 21
3.4
Perkiraan Besar Sampel ................................................... 21
3.5
Kriteria Inklusi dan Eksklusi ........................................... 22
3.6
Cara kerja ........................................................................ 23
3.7
Identifikasi Variabel ........................................................ 23
3.8
Definisi Operasional ........................................................ 23
3.9
Instrumen Penelitian ........................................................ 25
3.10
Pengumpulan Data .......................................................... 25
3.11
Analisis Data ................................................................... 26
3.12
Alur Penelitian ................................................................ 26
HASIL PENELITIAN
4.1
Karateristik Tempat dan Waktu Penelitian ........................ 27
4.2
Karateristik Responden ................................................... 27
4.3
Gangguan Tidur Anak Berdasarkan Skala ........................ 28
4.4
Prestasi Belajar ................................................................ 30
4.5
Hubungan Gangguan Tidur dengan Prestasi Belajar ......... 31
PEMBAHASAN
5.1
Gangguan Tidur ............................................................... 32
5.2
Prestasi Belajar ................................................................ 33
5.3
Hubungan Gangguan Tidur dengan Prestasi Belajar ......... 33
5.4
kelemahan Penelitian ....................................................... 35
KESIMPULAN
6.1
Kesimpulani ..................................................................... 36
6.2
Sarani ............................................................................... 36
Daftar Pustaka ........................................................................................ 38
Daftar Lampiran ............................................................................................. 43
Universitas Tarumanagara
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan.......................................................... 27
Table 4.1 Karateristik Total Responden ........................................... 29
Tabel 4.2 Karateristik Jenis Kelamin ............................................... 31
Tabel 4.3 Gangguan Tidur pada Anak ............................................. 30
Table 4.4 Nilai Rata-rata Rapor Akhir Semester ............................. 31
Table 4.5 Hubungan Gangguan Tidur dengan Nilai Rapor ............... 32
Universitas Tarumanagara
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Tahap dan Pola Tidur Khas pada Bayi ................ 9
Gambar 2.2 Pola Durasi Tidur Berdasarkan Usia ............................... 9
Gambar 2.3 Prevalensi Efek Gangguan Tidur Terkait Elektronik ..... 12
Gambar 2.4 Kerangka Teori ............................................................ 20
Gambar 2.5 Kerangka Konsep ......................................................... 20
Table 4.5 Alur Penelitian ................................................................. 26
Universitas Tarumanagara
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) .......................... 35
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden...................................................... 36
Lampiran 3. Lembar Kuesioner .......................................................................... 37
Lampiran 4. Skala Gangguan Tidur Anak .......................................................... 41
Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data……………………………………………...53
Lampiran 6. Foto Dokumentasi Penelitian……………………………………….54
Universitas Tarumanagara
xii
DAFTAR SINGKATAN
VLPO
:
Ventrolateral Preoptic Nucleus
SNC
:
Supra-Chiasmatic Nucleus
SSP
:
Sistem Saraf Pusat
ATP
:
Adenosina Trifosfat
REM-sleep
:
Rapid Eye Movement Sleep
NREM-sleep :
Non Rapid Eye Movement Sleep
EEG
:
Electroencephalogram
PVN
:
Paraventricular Nucleus
DMH
:
Dorsomedial Hypothalamus
GH
:
Growth Hormone
ACTH
:
Adrenocorticotropic Hormone
GnRH
:
Gonadotropin-Releasing Hormone
LH
:
Luteinizing Hormone
FSH
:
Follicle Stimulating Hormone
TV
:
Television
E-GAME
:
Electronic Game
PSG
:
Polysomnographic
P
:
p-value
(r)
:
koefisien korelasi
Universitas Tarumanagara
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan tahapan yang penting bagi anak
karena merupakan syarat untuk lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang yang harus di perhatikan,
karena sebagai sarana anak untuk bertumbuh dan berkembang mendapatkan
pengetahuan dasar sehingga mampu untuk masuk ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, keberhasilan dalam proses pendidikan di sekolah dasar akan
mempengaruhi keberhasilan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dalam
pendidikan proses belajar merupakan aspek yang penting karena saat belajar
daya kognitif anak akan mengalami perkembangan yang pesat terutama yang
berkaitan dengan penalaran, akal, kemampuan berpikir dan bahasa, serta sosio
emosinal yang terintegrasi pada diri anak. 1 Prestasi belajar pada anak di
tentukan oleh kesiapan dari semua aspek pada anak.
Tidur merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, dalam usia anak dan
remaja tidur merupakan hal yang esensial, studi pada manusia menunjukkan
pertumbuhan dan perkembangan yang baik dapat menunjang keseharian anak
dan perilaku anak, hal ini di pengaruhi oleh pola tidur yang sehat pada anak
tidur yang sehat di karakteristikan dengan waktu tidur yang cukup (durasi),
kualitas dan keteraturan tidur yang baik, dan tidak adanya gangguan tidur.2,3
Sebuah penelitaian yang menilai hubungan antara gangguan tidur dengan
prestasi belajar yang di lakukan oleh Inge Yasmien, Rodman Tarigan, Lynna
Lidyana berdasarkan hasil analisa statistik, diketahui bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara gangguan tidur dengan prestasi belajar anak, dalam
penelitian ini juga di dapatkan semakin meningkatnya gangguan tidur maka
semakin menurunnya prestasi belajar anak. 4 Hubungan gangguan tidur
terhadap perestasi belajar belum sepenuhnya di ketahui tetapi kemungkinan
terjadi karena gangguan tidur dapat memenurunkan daya kosentrasi dan
kapasitas memori menjadi lebih menurun.
Universitas Tarumanagara
5
Oleh karena itu dalam hal ini
1
peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan gangguan
tidur dengan tingkat prestasi anak usia sekolah dasar.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Pernyataan Masalah
Hubungan gangguan tidur dengan tingkat prestasi belajar anak
1.2.2. Pertanyaan Masalah
1. Bagaimana gangguan tidur pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03
Tambora, Jakarta Barat?
2. Bagaimana tingkat prestasi pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03
Tambora, Jakarta Barat?
3. Apakah ada hubungan gangguan tidur dengan tingkat prestasi belajar
pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat?
1.3. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada hubungan gangguan tidur terhadap tingkat prestasi belajar
anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat
H1 : Ada hubungan gangguan tidur terhadap tingkat perstasi belajar anak
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan gangguan tidur terhadap tingkat prestasi belajar
pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gangguan tidur pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN)
03 Tambora, Jakarta Barat
Universitas Tarumanagara
2
2. Mengetahui tingkat prestasi belajar pada anak Sekolah Dasar Negeri
(SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat
3. Mengetahui hubungan gangguan tidur dengan tingkat perstasi belajar
pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Tambora, Jakarta Barat
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Akademik
1. Mendapatkan informasi mengenai Hubungan Gangguan Tidur Dengan
Tingkat Prestasi Belajar Di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta
Barat.
2. Mendapatkan ide-ide untuk penelitian lanjutan mengenai Hubungan
Gangguan Tidur dengan Tingkat Perstasi Belajar Di Sekolah Dasar
Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat.
3. Mendapatkan data ilmiah mengenai Hubungan Gangguan Tidur dengan
Tingkat Perstasi Belajar di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta
Barat.
1.5.2 Bagi Orang Tua dan Anak
Dengan mengetahui adanya Hubungan Gangguan Tidur dengan
Tingkat Prestasi Belajar Anak SD Kelas 1,2,3,5,6 diharapkan menjadi
suatu informasi dan pengetahuan tambahan untuk dapat menerapkan
pola tidur yang baik untuk memperoleh tingkat prestasi belajar yang
memuaskan .
1.5.3 Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman serta wawasan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dibidang kesehatan mengenai Hubungan Gangguan
Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak SD Kelas 1,2,3,5,6
1.5.4 Bagi Institusi Pendidikan
Mendapatkan suatu informasi, ilmu pengetahuan, dan data ilmiah bagi
Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat mengenai Hubungan
Gangguan Tidur dengan Tingkat Prestasi Belajar Anak SD Kelas
1,2,3,5,6 dalam upaya peningkatan prestasi belajar murid melalui tidur
yang baik
Universitas Tarumanagara
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tidur
2.1.1.Definisi Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan yang bersifat reversible di karakteristikian dengan
kondisi pikiran menurun dan tidak respon terhadap lingkungan sekitar.6 proses
tidur bukan hanya sekedar menutup mata namun ada serangkaian tahapan yang
kompleks yang ditandai dengan keadaan tidak sadar, dalam proses ini otak berada
dalam keadaan relatif istirahat namun tetap peka terhadap rangsang dari dalam .
Tujuan pasti dari tidur belum sepenuhnya dijelaskan. 7 Dalam proses tidur, terjadi
penurunan kesadaran dan tubuh melakukan serangkaian proses fisologis guna untuk
pemulihan dan mengembalikan energi hingga berada dalam kondisi tubuh yang
optimal sehingga dapat melakukan aktivitas kembali.
Tidur dikarakteristikian sebagai suatu keadaan tak sadar yang bersifat
sementara yang dengan adanya stimulus rangsang eksternal berupa sensorik atau
internal dari dalam dapat kembali bangun dan sadar , tidur harus di bedakan dengan
koma yang merupakan keadaan tak sadar yang tidak responsif terhadap rangsangan
sehingga tidak dapat di bangunkan .8 .saat tidur terjadi proses aktif fisiologis dari
sistem saraf dan fungsi utama otak yang tetap berkembang, Studi pada manusia
menunjukkan anak yang mendapatkan waktu tidur yang cukup akan berdampak
pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik 2.
2.1.2. Fisiologi Tidur
Tidur adalah proses yang di inisiasi oleh dua sistem yang terletak di dalam otak
yaitu pusat " tidur" tubuh dan ritme sirkadian yang merupakan jam internal untuk
siklus tidur dan bangun, pusat “tidur” dan ritme sirkadian secara sinergis bekerja
dalam proses tidur serta mempertahankanya.
Universitas Tarumanagara
4
Tidur di rangsang oleh Ventrolateral preoptic nucleus (VLPO) dari hipotalamus
anterior dan bertindak untuk menghambat daerah rangsangan lainya dalam otak
termasuk : tuberomammillary nucleus, lateral hypothalamus, locus coeruleus,
dorsal raphe, laterodorsal tegmental nucleus, and pedunculopontine tegmental
nucleus Pada bagian hipotalamus lateral terdapat Neuron hipokretin (orexin) yang
secara sinergis membantu memfasilitasi serangkaian proses tidur ini. 7
1. Irama Sirkadian
Sistem sirkadian adalah proses terbentuknya irama-irama biologis dalam tubuh
yang terjadi sinergis dan berulang dalam tubuh setiap hari dalam kurun waktu
24 jam . irama sirkadian bertindak sebagai jam internal tubuh dan diatur di
supra-chiasmatic nucleus (SCN) bagian dari hipotalamus. Siklus tidur dan
bangun, regulasi suhu tubuh, regulasi tekanan darah dan siklus hormonal
adalah serangkaian irama yang diatur dalam irama sirkadian, pada dasarnya
irama sirkadian dipertahankan sinergis dan berulang, namun perlu adanya
penyesuaian dengan rangsang eksternal dari luar berupa suhu lingkungan,
kondisi gelap-terang, aktifitas fisik yang kemudian di setel oleh (SCN). Dalam
keseharian Perubahan intensitas cahaya sebagai rangsan eksternal di deteksi
oleh sel ganglion retina mengirim sinyal ke (SCN) melalui retinohypothalamic
tract, (SCN) berdasarkan status intensitas cahaya (gelap-terang) ke kelenjar
pineal,pada malam hari (SCN) mengrim sinyal ke kelenjar pineal dengan status
kurang cahaya kondisi ini merangsangan peningkatan pelepasan melatonin,hal
ini juga berlaku sebaliknya saat intesitas cahaya tinggi kadar melatonin pun
menurun,fluktuasi kadar melatonin ini berfungsi menyelaraskan rangsangan
eksternal dengan irama sirkadian.7
2.
Siklus Bangun-Tidur
Proses ini diatur secara biologis untuk menjaga keseimbangan antara tidur dan
bangun dalam proses ini akumulasi waktu bangun meningkatkan jam waktu
tidur individu, Ketika waktu tidur berkurang di hari sebelumnya maka waktu
tidur ini akan digantikan dihari selanjutnya dengan durasi tidur yang lebih
lama. Homeostasis tidur diatur oleh prinsip-prinsip keseimbangan; tubuh
didorong untuk tidur atau terjaga (misalnya, dorongan neurofisiologis untuk
tidur setelah lama terjaga dan dorongan untuk bangun setelah lamanya
Universitas Tarumanagara
5
tertidur). akumulasi zat ”sleeppromoting” disebut somogens dalam sistem
saraf pusat (SSP) selama waktu bangun merangsang tubuh untuk tidur , selama
waktu tidur kadar zat ini secara perlahan akan menurun, membuat rangsangan
tidur semakin menurun, Adenosin adalah salah satu somnogen. ketika
beraktivitas tubuh membutuhkan sumber energi yaitu ATP yang di pecah dari
proses defosforilasi ATP dan kemudian menghasilkan produk sampingan yaitu
adenosin, zat ini merangsang tubuh untuk tidur , dan kemudian menurun saat
istirahat dan tidur. Adenosin mengaktifkan Ventrolateral preoptic nucleus
(VLPO) dan kemudian bertindak untuk menghambat pusat rangsangan lainya.
Secara in vitro hasil studi mengindikasikan bahwa adenosin berikatan ke situs
presinaptik, yang kemudian merangsang (VLPO).2
2.1.3. Fase Tidur
Terdapat 2 fase utama pada kondisi tidur yaitu non-rapid eye movement sleep
(NREM) dan rapid eye movement (REM) tiap fase memiliki ciri khas masingmasing di lihat dari gelombang otak, tonus otot dan pola pergerakan mata. NREM
ditandai dengan tidak adanya pergerakan bola mata. Ada 3 tahapan pada fase
NREM, dimulai dengan NREM tahap 1, diikuti oleh NREM tahap 2, lalu NREM
tahap 3, kemudian akhirnya masuk ke tahap REM. Masing – masing fase dan
tahapan menggambarkan - kualitas tidur serta menunjukan karakteristik yang unik
dalam gelombang otak, tonus otot, dan pola pergerakan bola mata.
NREM tahap 1 merupakan tahap tidur dangkal. Pada tahapan ini
digambarkan dengan tidur yang mudah terbangun yang berlangsung 1 sampai 7
menit
terlihat tonus otot rangka dan pernafasan yang teratur, pada
(EEG)
electroencephalogram terlihat Gelombang alpha ritmis pada frekuensi 8 hingga 13
siklus per detik. NREM tahap 2 merupakan tahap tidur yang jauh lebih dalam jika
dibandingkan tahap 1. Tahap ini berlangsung sekitar 10 hingga 25 menit dalam
siklus awal tidur dan berlanjut hingga 50% dari total siklus tidur di malam hari.
Individu masih dapat terbangun dengan stimulasi berat. Penelitian terkini
menunjukkan bahwa konsolidasi memori terjadi pada tahap ini ,Pada EEG
ditemukannya adanya spindle tidur dan kompleks K, kompleks K menunjukan
Universitas Tarumanagara
6
tahapan tidur yang lebih dalam dan saat tidur mulai makin dalam tahapan tidur
masuk ke NREM tahap 3.
NREM tahap 3 berlangsung sekitar 20 hingga 40 menit dan pada tahap ini
seorang individu paling tidak responsive terhadap rangsangan dari luar pada EEG
terlihat gelombang delta dengan frekuensi lambat dan sinyal amplitudo tinggi Tidur
REM adalah proses yang di insisiasi oleh di neuron kolinergik mesencephalic dan
pontine. REM merupakan fase lanjutan dari fase NREM, pada fase ini terdapat
kemungkinan seorang individu mengalami mimpi. Karakteristik pada fase ini di
tandai dengan penurunan gerakan keseluruhan otot volunteer tubuh (kecuali untuk
otot ekstraokular) , hal ini untuk mencegah rangsangan saraf dari mimpi untuk
terwujud dalam impuls saraf ke otot rangka selama tidur. 7
2.1.4. Manfaat Tidur dan Fungsi Endokrin
Tidur berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, saat tidur terjadi proses
konsolidasi infomasi dalam memori secara kuantitatif dan kualtitatif. Tidur juga
berperan penting untuk fungsi vital seperti emosional, regulasi kardiovaskular,
metabolism dan pembuangan racun seluler. Penelitian menunjukan bahwa kualitas
tidur individu berperan penting dalam kecenderungan emosional individu, kualtias
tidur yang buruk mendorong kecenderungan memilih memingat ingatan yang
negative hal ini terjadi pada pemorsesan memori saat tidur .9,10
Tidur merupakan aktifitas yang penting untuk anak-anak. pertumbuhan
tulang, otot dan jaringan yang terjadi pada anak-anak berakaitan dengan banyak
aspek termasuk kualitas tidur, saat tidur terjadi pelepasan GH ( growth hormone)
melalui sekresi GH memicu faktor pertumuhan igf-1 yang berperan dalam
pertumbuhan jaringan lunak melalui peningkatan jumlah sel ( hipesplasia ) melalui
peningkatan mitosis sel dan juga peningkatan volume dan pembesaran sel (
hipertrofi ) dengan meningkatakan proses sintesis protein , GH sendiri berperan
dalam efek metabolik lemak dan gukosa untuk sumber energi. tidur meru[akan
aspek penting dalam pada anak-anak karena berperan penting dalam aktifitas
hormonal tubuh seperti hormon pertumbuhan, prolaktin, dan kortisol.
Universitas Tarumanagara
7
SCN berperan pernting dalam pola pelepasan hormon melalui jalur
persarafan namun aktivitas ini juga terjadi hampir di semua jaringan perifer,
aktivitas SCN mengatur ritme sirkadian yang berperan dalam pola pelepasan
hormon kortisol melalui jalur hormonal dan persarafan. jalur hormonal di mulai
dari SCN merangsang PVN (paraventricular nucleus) dan DMH (dorsomedial
hypothalamus) yang selanjutnya keduanya meneruskan rangsangan ke PVN
(paraventricular nucleus) yang akhirnya PVN yang mengatur aktifitas anterior
pituitary dalam sekresi hormon
Adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang
kemudian ACTH berfungsi mergulasi kadar homon kortisol.
kadar hormon prolaktin meningkat pada akhir sore hari sampai malam hari
dan menurun pada pagi hari sampai awal sore hari. pada manusia kadar hormon
kostisol meningkat pada pagi hari sekitar 07:00-08:00, sekersi melatonin
memuncak antara 24:00 dan 03:00, segera setelah tidur terjadi pelepasan growth
hormone dengan peningakatan besar selama tidur , melatonin di sekersi oleh
kelenjar pineal yang menerima rangsangan dari SCN, melatonin juga mengontrol
pelepasan gonadotropin-releasing hormone (GnRH), luteinizing hormone (LH),
dan follicle stimulating hormone (FSH) hal ini berhubungan dengan fungsi
melatonin dalam regulasi siklus tidur-bangun.11,12
2.1.5. Pola Perkembangan Tidur Bayi dan Anak
Bayi baru lahir memiliki proses tidur yang bersifat terfragmentasi
hal ini
dikarenakan Saat lahir, ritme sirkadian belum sepenuhnya berkembang sehingga
pola tidur bayi tidak teratur terbagi beberapa waktu pada siang dan malam . Bayi
baru lahir
memiliki durasi tidur normal sekitar 16-18 jam per hari.
terdapat 2 jenis tidur pada bayi baru lahir yang masing-masing dengan karakteristik
tersendiri , yaitu tidur nyenyak (setara dengan tidur NREM), tidur aktif (setara dengan
REM), dan tidur tak tentu. Tidur nyenyak ditandai dengan gerakan otot minimal dan siklus
pernapasan berirama yang teratur . Selama tidur aktif, terlihat aktivitas gerakan-gerakan
motorik seperti gerakan mengisap, tersenyum, mengerutkan kening, bernafas tidak
teratur, dan gerakan tungkai tidak teratur gambaran ini bertentangan dengan ciri
Universitas Tarumanagara
8
khas tidur REM yang di tandai dengan penurunan gerakan otot voulunter secara
keseluruhan pada orang dewasa.
Pada bayi yang baru lahir kurang dari 6 bulan rata-rata menghabiskan 50%
waktu tidur mereka dalam tidur REM, dibandingkan dengan 20% pada orang
dewasa, pola tidur yang tidak teratur pada bayi sering kali membuat bayi sering
dalam keadaan terjaga di waktu malam, di awal tidur malam sering bayi di jumpai
tidur dalam kondisi nyenyak (NREM tahap 3 dan 4) dan hampir setengah malam
sampai pagi hari tahapan tidur berlangsung pada fase 2 NREM dan REM, Tidur
yang bersifat monofasik biasanya terjadi pada usia3-5 tahun. 13
Gambar 2.1 : skema pola tidur dan tahapan khas pada bayi
Gambar 2.2 : pola durasi tidur berdasarkan usia
Universitas Tarumanagara
9
perkembangan ritme sirkadian di mulai di usia 10-12 minggu dan pola tidur bayi
perlahan lahan mulai lebih nokturnal , peran orang tua dalam perkembangan pola
tidur bayi seperti menerapkan waktu makan teratur dan pola tidur yang konsisten,
dapat membantu perkembangan pola tidur bayi yang semakin baik, Pada anak
orang tua perlu memperhatikan aktivitas nya sehari-hari seperti waktu sekolah,
aktivitas di rumah waktu bermain, belajar, waktu makan dan linkungan sosial anak
yang mempengaruhi perkembangan tidur anak. 14
Tidur tidak diragukan lagi penting untuk kesehatan dan kesejahteraan anakanak. Studi prospektif dan cross-sectional menunjukkan bahwa durasi tidur pendek
dikaitkan dengan berbagai hasil fisik, sosial, emosional, dan kognitif yang negatif
termasuk konsentrasi yang buruk mengganggu prestasi akademik, peningkatan
risiko obesitas, depresi, ide bunuh diri, dan cedera. Sebuah meta-analisis baru-baru
ini yang mencakup 690.747 anak-anak dari 20 negara yang berbeda menemukan
bahwa tidur anak-anak telah berkurang 0,75 menit per tahun selama abad yang lalu,
dengan tingkat perubahan paling besar pada hari-hari sekolah, untuk anak-anak
yang lebih besar, dan untuk anak laki-laki.18 durasi tidur bayi yang baik arus di
perhatikan oleh orang tua dan berikut durasi tidur berdasarkan usia rekomendasi
dari American Academy of Sleep Medicine :
1. Bayi 4 bulan hingga 12 bulan harus tidur 12 hingga 16 jam per 24 jam
(termasuk tidur siang) secara teratur untuk meningkatkan kesehatan yang
optimal.
2. Anak-anak usia 1 hingga 2 tahun harus tidur 11 hingga 14 jam per 24 jam
(termasuk tidur siang) secara teratur untuk meningkatkan kesehatan yang
optimal.
3. Anak-anak usia 3 hingga 5 tahun harus tidur 10 hingga 13 jam per 24 jam
(termasuk tidur siang) secara teratur untuk meningkatkan kesehatan yang
optimal.
4. Anak-anak usia 6 hingga 12 tahun harus tidur 9 hingga 12 jam per 24 jam
secara teratur untuk mempromosikan optimal kesehatan.
5. Remaja berusia 13 hingga 18 tahun harus tidur 8 hingga 10 tahun jam per
24 jam secara berkala untuk kesehatan yang optimal.
Universitas Tarumanagara
10
Bukti saat ini mendukung rekomendasi umum untuk memperoleh jumlah jam tidur
yang memadai per 24 jam secara teratur untuk meningkatkan kesehatan yang
optimal di antara anak-anak berusia 4 bulan hingga 18 tahun.15,16
2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Tidur Anak
1. Linkungan keluarga
Interaksi orang tua-anak sebelum tidur secara konsisten terbukti dikaitkan dengan
tidur anak-anak. Perilaku yang berhubungan dengan tidur anak dan orang tua di
negara-negara Eropa terdiri dari kebiasaan tidur berbeda yang dimaksudkan untuk
meningkatkan tidur. Untuk anak kecil, kegiatan-kegiatan ini, yang biasanya
dilakukan di kamar anak, yaitu mengenakan pakaian tidur atau piyama, memegang
dan bermain dengan benda, dan membaca cerita atau menyanyi lagu, yang
mengarah ke pengurangan bertahap rangsangan eksternal di lingkungan. Ini semua
kebiasaan yang dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada anak sebelum
ditinggalkan untuk tidur sendirian di kamar.17
lingkungan keluarga dengan Tingkat konflik yang tinggi antara orang tua
atau anggota keluarga lainnya dapat menganggu kualitas tidur pada anak-anak.
Konflik keluarga dapat menyebabkan
durasi tidur anak berkurang dan
meningkatkan pola tidur yang tidak teratur dan terbagi-bagi siang dan malam yang
keduanya menyebabkan kantuk di siang hari. 18 Selain itu, anak-anak dari keluarga
tingkat sosial ekonomi rendah sering memiliki lebih banyak masalah tidur
ditunjukan dengan tidur kurang efisien karena mereka harus berbagi kamar tidur
dengan lebih banyak orang, linkungan tidur ini menyebabkan frekuensi bangun
malam hari meningkat, durasi tidur yang memanjang dan aktivitas sehari-hari
terhambat.19 Tingkat pendidikan orang tua juga terkait dengan tidur anak. Tingkat
pendidikan yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan kualitas tidur hal ini di lihat
khsusunya dari peran ibu, ibu yang berpendidikan rendah memperlihatkan peran
yang kurang baik dalam kebisaan tidur anak. 20
Universitas Tarumanagara
11
2.
Pengguanan media elektonik
Televisi (TV), komputer, telepon pintar, tablet, permainan video, dan perangkat
media elektronik lainnya semakin banyak tersedia untuk anak-anak dan remaja.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup terjadi
peningkatan eksposur ke media, meningkatnya jumlah jam per hari menonton TV
dan penggunaan media elektronik telah menjadi semakin lazim dalam kehidupan
sehari-hari anak-anak pada usia dini. Di Jepang, pada usia 18 bulan, 86% anak
menghabiskan lebih dari 1 jam menonton televisi (TV) sehari. 21,22 Pada balita dan
anak-anak prasekolah, menonton TV tampaknya lebih secara konsisten dikaitkan
dengan masalah hubungan emosional dan teman sebaya dari pada penggunaan egame atau komputer.23 Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tingkat waktu
paparan layar di antara anak-anak dan remaja dikaitkan dengan waktu tidur yang
tertunda dan total waktu tidur yang lebih pendek. 24
Bedtime Delay
22%
Extended SOL
Sleep interference
6%
8%
12%
13%
11%
49%
37%
29%
32%
51%
30%
Never
Sometimes
Often
Always
Gambar 2.3 : prevalensi efek gangguan tidur terkait media elektronik.
Paparan cahaya yang dipancarkan oleh layar di malam hari sebelum dan / atau
saat tidur oleh penggunaan media layar berdampak negatif terhadap tidur. Cahaya
dari layar dapat memengaruhi tidur melalui beberapa jalur:

meningkatkan gairah dan mengurangi rasa kantuk saat tidur,

mengganggu arsitektur tidur sebagaimana dinilai oleh rekaman
polysomnographic (PSG)
terjadi gangguan ritme sirkadian dan kemudian menunda onset tidur, yang
menghasilkan durasi tidur yang lebih pendek kecuali waktu bangun juga tertunda.
Meskipun dampak terkait media elektronik pada tidur dapat disebabkan oleh dari
Universitas Tarumanagara
12
isi konten pada media yang di gunakan , cahaya yang dipancarkan oleh perangkat
elektronik juga bisa menjadi kontributor yang kuat untuk memicu rangsangan
gairah dan penurunan rasa kantuk. pada waktu tidur Anak-anak lebih sensitif
terhadap cahaya daripada orang dewasa dewasa berdasarkan perubahan terkait usia
dalam fitur oftalmologi, termasuk ukuran pupil yang lebih besar dan peningkatan
laju transmisi cahaya lensa kristal.25,26
3. Aktivitas sekolah
Sekolah adalah salah satu sarana terpenting dari lingkungan psikososial anak, dan
berdampak langsung pada jadwal tidur. Seiring dengan pekembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pesat, kualitas siswa harus di tingkatkan dan jam
sekolah pun semakin tinggi, anak-anak bangun dan tidur lebih awal dan memiliki
durasi tidur yang lebih pendek pada hari sekolah daripada akhir pecan. Anak-anak
berusia antara tujuh dan sepuluh tahun yang pergi ke sekolah di pagi hari
menunjukkan frekuensi tidur siang yang lebih tinggi, sebagian durasi tidurnya
berkurang dan ketidakteraturan jadwal tidur yang berhubungan dengan jadwal
sekolah pagi ditemukan pada anak-anak yang secara alami .27,28
2.1.7 Gangguan Tidur pada Anak
Anak dan remaja merupakan rentang usia yg sering mengalami gangguan tidur.
Sebuah penelitian terhadap anak usia 0-18 tahun di pelayanan kesehatan primer
menunjukkan prevalensi gangguan tidur 3,7% dan terbanyak terjadipada usia
sekolah (4,7%).29 Hal ini sesuai dengan Studi yang menilai prevalensi gangguan
tidur pada usia remaja dapatkan bahwa prevalensi gangguan tidur pada usia remaja
cukup tinggi yaitu 62,9 % (Haryono et al, 2009).30 Gangguan tidur merupakan
sekumpulan gejala yang ditandai oleh gangguan dalam jumlah, pernafasan irregular
atau kenaikan dari pergerakan disaat tidur, kesulitan tidur dan tidur yang
abnormal. 31 Gangguan tidur terbagi menjadi 6 kategori yaitu gangguan memulai
dan mempertahankan tidur, gangguan pernapasan saat tidur, gangguan kesadaran,
Universitas Tarumanagara
13
gangguan transisi bangun tidur, gangguan somnolen berlebihan, dan hiperhidrosis
saat tidur yang termasuk dalam beberapa manifestasi jenis gangguan tidur. 32
Masalah-masalah tidur pada anak dapat dirangkum sebagai akibat dari (1)
durasi tidur yang tidak memadai dan kebutuhan tidur ataupun kuantitas tidur yang
tidak mencukupi; (2) gangguan dan fragmentasi tidur atau kualitas tidur yang buruk
sebagai akibat dari faktor pencetus yang sering, berulang, dan singkat yang terjadi
selama tidur; dan (3) ketidakseimbagan antara waktu tidur-bangun dengan irama
sirkadian atau hipersomnia yang dimediasi oleh SSP (Sistem Saraf Pusat) yang
mengakibatkan kantuk berlebihan pada siang hari sehingga terjadi peningkatan
kebutuhan untuk tidur
33
berkurangnya durasi tidur akan berdampak pada
menurunnya daya ingat, terganggunya emosional yang mempengaruhi perilaku ,
kemampuan berpikir dan menurunya perhatian anak sehingga berdampak pada
proses belajar anak dan mempengaruhi hasil pencapain akademik rendah atau
cenderung menurun
2.2. Prestasi Belajar
2.2.1. Definisi Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya (kbbi). (Djamarah, 2002) mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil
dari usaha di lakukan dengan motivasi yang mendorong perubahan.Usaha dalam
proses belajar yang di lakukan siswa penting hal ini karena hasil yang diperoleh
merupakan dampak dari proses pembelajaran siswa.Prestasi belajar merupakan
tolak ukur dalam pendidikan. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai tolak ukur
dari mempauan siswa dalam penegetahuan nya yang di uji dalam tes (Lawrence &
Vimala, 2012).34 pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dalam proses
pembelajarn yang kemudian di nilai dan di ukur akan mendapatkan hasil yang
menggambar kan tingkat pencapaian belajar siswa.
Dalam pendidikan formal, proses belajar merupakan hal yang penting
karena dalam proses belajar yang baik akan mendorong peningkatan keterampilan
dan keahlian dan bertambahnya pengetahuan oleh karena itu penting membangun
Universitas Tarumanagara
14
kebiasaan belajar yang tekun, disiplin dan teratur guna mempertahankan proses
belajar yang ada .Dalam kegiatan pembelajaran, kesiapan belajar akan sangat
berpengaruh dalam proses pembelajaran. siswa yang telah siap belajar akan dapat
mengoptimalkan proses pemebelajaran yang berjalan dan hasilnya siswa akan lebih
matang dan siap yang membuatnya lebih aktif dan berespon dengan tepat selama
proses pembelajaran sehingga hal ini akan mengarahkan siswa dan guru pada
pencapaian tujuan pembelajaran tertentu di sekolah 35,36
2.2.2. Definisi Proses Belajar
Belajar adalah proses adaptasi secara komprehensif dari dalam dan luar, proses Ini
bukan hanya hasil dari fungsi kognisi internal individu tetapi dengan menilai
memilah dan mengambil berbagai infomasi, pendapat, perilaku, dan perasaan dari
individu lain . Proses belajar Ini mencakup model adaptasi dari metode pendekatan
ilmiah
ke pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan kreativitas.Tighe
(1982) telah menunjukkan bahwa proses pembelajaran memperlihatkan perubahan
perilaku yang terjadi dari pematangan dan hasil dari kegagalan. Terjadinya
perubahan tersebut di terapkan pada berbagai keterampilan individu termasuk
keterampilan motorik; berolahraga, untuk keterampilan intelektual; seperti
menulis,membaca,menilai,berhitung dan mengingat, karakterkter dan sifat tertentu;
seperti resa empati .
Belajar adalah sesuatu yang kita terus lakukan sepanjang hidup kita. Proses
belajar merupakan sesuatu yang membutuhkan waktu dan dengan berjalanya waktu
akan ada perubahan dan peningkatan pengetahuan, kecakapan, karakter dan
perilaku . Kemampuan untuk belajar hadir dalam diri kita semua, meskipun
mungkin pada tingkat yang berbeda-beda. Untuk sepenuhnya menghargai
kompleksitas pembelajaran, kita harus memeriksa berbagai teori dan ideologi
pembelajaran. 37
Ada beberapa teori tentang proses belajar:
1.
Behaviorisme merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada guru
dengan peran pengaturan pendidikan, membentuk setiap aspek kurikulum dan
Universitas Tarumanagara
15
pengajaran dalam kurun waktu yang lama. 38 teori ini menjelaskan belajar adalah
"proses perubahan perilaku, hal ini di dasarkan pada asumsi bahwa
ketidaktahuan akan mendorong seberapa besar motivasi individu, hal yang di
inginkan adalah adanya Perubahan tindakan ke arah yang diinginkan" yang
terjadi karena adanya motivasi, dorongan , apresiasi dan pujian atas hasil yang
di dapat namun dalam proses perubahan kebiasaan selain adanya stimulus yang
mendorong perlu adanya koreski yang menjadi umpan balik atas hasil yang di
dapat. Behaviorisme menyamakan belajar dengan perubahan baik dalam bentuk
atau frekuensi kinerja yang dapat diamati. Hasi Belajar tercapai ketika respon
yang tepat ditunjukkan setelah presentasi dari stimulus lingkungan tertentu,
Duchesne et al. (2014, p. 160) menyatakan bahwa behaviorisme adalah teori
yang "memandang pembelajaran sebagai mekanisme 'sebab dan akibat', di mana
faktor-faktor eksternal mengarah pada respons, dan seiring waktu, respons ini
menjadi perilaku yang dipelajari. Pritchard (2013, p. 7) menyatakan bahwa
behaviorisme “adalah teori pembelajaran yang berfokus pada perilaku yang
dapat diamati dan mengabaikan segala aktivitas mental dan Belajar didefinisikan
hanya sebagai perolehan perilaku baru. ”
2.
Teori kedua Pembelajaran kognitif dalam arti luas mengacu pada proses
mental persepsi, memori, penilaian dan penalaran, Blanchette dan Richards
(2010). Berbeda dengan teori yang Behaviorisme berfokus pada perubahan
perilaku, teori kognitif pembelajaran berfokus pada bagaimana pengetahuan
diperoleh, dalam behaviorisme, peserta didik adalah responden pasif terhadap
rangsangan lingkungan. Dalam perspektif kognitif, peserta didik adalah agen aktif
dalam proses pembelajaran Setiap pelajar datang ke pengalaman belajar dengan
berbagai tingkat pengetahuan sebelumnya, keterampilan, dan motivasi yang
mempengaruhi hasil belajar, dikonstruksi, dan diwakili dalam pikiran dan
kemudian diingat.39 Ahli teori kognitif percaya bahwa melalui proses kognitif
yang memengaruhi pembelajaran. Mereka percaya bahwa ketika anak-anak
tumbuh, mereka menjadi mampu berpikir semakin maju Chen & Hancock (2011).
teori kognitivisme merupakan perubahan aspek pemikiran dan pengetauan, teori
ini berfokus pada pengembangan fungsi kognitif pelajar seperti pengembangan
wawasan, menangkap infomasi, pemrosesan informasi, persepsi, dan daya ingat
Universitas Tarumanagara
16
dalam proses pengembangan fungsi kongvitif siswa di dorong mendiri mencari
dan mengelola informasi sedangkan Guru memfasilitasi pelajar tentang belajar
cara belajar.40
3.
Teori ketiga Konstruktivisme adalah cabang psikologi filosofis yang
menyatakan bahwa apa yang dipelajari dan dipahami seseorang dibangun oleh
individu tersebut Untuk tujuan pendidikan, sebagian besar konstruktivis
menyetujui atribut berikut untuk lingkungan belajar: bahwa siswa aktif dalam
berpikir mencari dan memahami sendiri berbagai informasi dan penegtahuan dan
bahwa komunikasi dan interaksi sosial harus di kembangkan siswa untuk
konstruksi pengetahuan. 41
2.2.3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
prestasi belajar di sekolah merupakan hasil upaya belajar yang sangat banyak
dipengaruhi dengan kemampuan secara umum yang dapat kita diukur. Pencapaian
hasil belajar siswa dapat di pegaruhi oleh berbagai aspek, yang terbagi menjadi
faktor interal dan faktor eksternal dan di jabarkan sebagai berikut :
Faktor Internal
Yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis merupakan faktor
yang mempengaruhi kondisi jasmani/kondisi fisik selama belajar dan faktor
psikologis merupakan faktor yang mempengaruhi beberapa aspek yaitu:
1) Minat Belajar Siswa
Minat belajar yang besar akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi dan
minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah.
2) Kecerdasan/Intelegensi
Seseorang yang memilki intelegensi yang baik dapat mempermudah dalam
pembelajaran dan hasilnya akan baik.
3) Motivasi Belajar
Motivasi belajar sangat berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai dalam
belajar secara sadar maupun tidak sadar dan harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut sehingga seseorang dapat termotivasi untuk menjadi suatu
daya penggerak atau pendorongnya.
Universitas Tarumanagara
17
4) Bakat Siswa
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan dapat dicapai
keberhasilan pada masa yang akan datang oleh seseorang dengan sesudah
belajar atau terlatih.
5) Kemampuan Kognitif Siswa
6) Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran
Faktor Eksternal
1) Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama anak untuk merasakan pendidikan.
Anak tumbuh dan berkembang dengan baik secara langsung maupun tidak
langsung keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan belajar
anak berupa cara orang tua mendidik relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan.
2) Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama penting untuk
keberhasilan belajar siswa untuk membuat siswa menjadi lebih giat dalam
berpendidikan yang ditugaskan pemerintah untuk menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran. Metode dalam pembelajaran di lingkungan sekolah
yaitu mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat
sangat
berpengaruh
terhadap
belajar
siswa
karena
keberadaannya siswa dalam masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktorfaktor tersebut yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, teman, dan bentuk
kehidupan masyarakat.42
Universitas Tarumanagara
18
2.3 Hubungan Gangguan dengan Prestasi Belajar Anak
Tidur sangat penting bagi anak-anak karena saat tidur terjadi seraingkaian proses
fisiologis tubuh guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak
antara usia 6-13 tahun membutuhkan antara 9-11 jam tidur per malam tidur anak
yang terganggu menyebabkan masalah perilaku terkait gangguan emosi dan
penurunan fungsi kognitif yang diyakini berdampak pada kemampuan belajar di
sekolah.43 yang keduanya sangat penting untuk pembelajaran, Kurang Tidur juga
diyakini berperan dalam fungsi otak yang mengakibatkan terjadinya penuruan
funsgi aktivasi di daerah otak kritis yang akan terlihat pada kosentrasi dan
perhatian anak , mengganggu proses restorasi, dan mengakibatkan gangguan proses
implus saraf dan fungsi memori yang berikutnya akan berdampak bagi prestasi
belajar.
Ketika anak-anak
tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup
atau
mengalami gangguan tidur keterlibatan mereka untuk melakukan tugas dapat
berkurang, serta konsentrasi, dan keterampilan memecahkan masalah mereka akan
terganggu Semakin banyak peneliti telah menemukan hubungan yang kuat antara
tidur dan memori. tidur menjadi komponen penting untuk pemrosesan informasi
yang baru diperoleh dan untuk penyimpanan memori jangka panjang, dan kedua
hal ini sangat penting dalam proses belajar anak . masalah tidur di anak-anak usia
prasekolah juga telah dikaitkan secara negatif dengan kinerja pada tugas menilai
memori kerja .44.45 sebaliknya peningkatan prevalensi kurang tidur di anak-anak dan
remaja berdampak negatif, yang efeknnya berbanding terbalik dengan manfaat tidur
yaitu menurunnya kemampuan konsolidasi memori dan performa belajar, anakanak juga sering mengalami kantuk di siang hari dan tertidur selama jam sekolah
.46
Apabila terjadi masalah gangguan tidur yang berkaitan dengan durasi tidur
dampak yang akan ditimbulkan adalah gangguan kognitif yang buruk, masalah
perilaku dan fungsi akademis yang terganggu (Gruber et al, 2012) apabila
mengalami kekurangan tidur proses konsolidasi memori akan terganggu maka
proses - proses pada otak yang harusnya bisa menerima, tidak dapat menerima hal
yang sudah diberikan (Herdiman, 2015).
Universitas Tarumanagara
19
2.4.
Kerangka Teori.
TIDUR
Masalah tidur :






gangguan
memulai
dan
mempertahankan tidur,
gangguan pernapasan saat tidur,
gangguan kesadaran,
gangguan transisi bangun tidur
gangguan somnolen berlebihan
dan hiperhidrosis saat tidur
Tidak ada
gangguan
tidur
Ada gangguan
tidur
Prestasi belajar
2.5. Kerangka konsep.
Gangguan
TIDUR
Universitas Tarumanagara
PRESTASI BELAJAR
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan studi crosssectional.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Target
Populasi target pada penelitian ini adalah murid SD kelas 1,2,3,5,6 di
Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat.
3.3.2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah murid SD kelas 1,2,3,5,6 di
Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat.
3.3.3. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswa/i SD kelas 1,2,3,5,6 di Sekolah
Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat yang memenuhi kriteria inklusi dan
bersedia menjadi responden penelitian.
3.4. Perkiraan Besar Sampel
Perkiraan besar sampel untuk koefisien korelasi sampel tunggal
menggunakan rumus:
Universitas Tarumanagara
21
2
(𝑧∝ + 𝑧𝛽 )
] +3
𝑛=[
0,5 In[(1 + 𝑟)/(1 − 𝑟)]
Keterangan :

Bila tingkat kesalahan 𝛼 = 0,05, maka Z𝛼 = 1,96 -> deviat baku normal
untuk 𝛼.


Bila tingkat kesalahan 𝛽 = 0,20, maka Z𝛽 = 0,842-> deviat baku normal
untuk 𝛽
r = 0,26 (sumber kepustakaan)
2
(1,96 + 0,842)
𝑛=[
] +3
0,5 In[(1 + 0,26)/(1 − 0,26)]
2
(2,802)
𝑛=[
] +3
0,5 In[(1,26)/(0,74]
n = 114,800 ~ 115
Maka besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian sebanyak:
𝑛 = 115 orang.
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1 Kriteria Inklusi
 Siswa/i SD Kelas 1,2,3,5,6 yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 03
Tambora, Jakarta Barat.
 Bersedia menjadi subjek penelitian.
 Mengikuti prosedur penelitian.
3.5.2 Kriteria Eksklusi
 Murid yang tidak hadir saat penelitian dilakukan.
 Data yang diberikan tidak lengkap.
 Tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.
Universitas Tarumanagara
22
3.6. Cara Kerja/Prosedur Kerja Penelitian
1.
Penyusunan proposal dan kuesioner;
2.
Identifikasi subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan bersedia
untuk menjadi subjek penelitian;
3.
Menentukan lokasi dan melaksanakan penelusuran izin penelitian;
4.
Penyuluhan prosedur pengisian dan pembagian kusioner (Pengisisan oleh
orang tua murid)
5.
Pengumpulan data dengan kuesioner;
6.
Menganalisa data;
7.
Menyusun laporan penelitian;
8.
Melaporkan hasil penelitian.
3.7 Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek
ke subjek lain.
3.7.1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gangguan tidur
3.7.2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah prestasi belajar
3.8. Definisi Operasional
1.Anak
Definisi : Seorang laki – laki atau perempuan yang belum dewasa atau
belum mengalami pubertas.
Cara ukur : Menghitung tahun lahir
Alat ukur : Tahun lahir
Skala
: Nominal
Hasil ukur : Usia 6 tahun hingga 12 tahun
Universitas Tarumanagara
23
2. Tidur
Definisi
: Suatu keadaan tidak sadar dan tubuh berhenti beraktifitas untuk
beberapa saat
Cara ukur
: Menjawab kuesioner
Alat ukur
: Kuisioner
Skala
: Katagorik
Hasil ukur
: Baik atau tidak
3. Gangguan Tidur
Definisi
: Suatu keadaan yang dapat mengganggu pola, kualitas maupun
durasi tidur yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup,
Gangguan tidur terbagi menjadi 6 kategori yaitu gangguan
memulai dan mempertahankan tidur, gangguan pernapasan saat
tidur, gangguan kesadaran, gangguan transisi bangun tidur,
gangguan somnolen berlebihan, dan hiperhidrosis saat tidur yang
termasuk dalam beberapa manifestasi jenis gangguan tidur
Cara ukur
: Menjawab kuisioner (Pengisisian oleh orang tua murid)
Alat ukur
: Kuesioner
Skala
: Katagorik
Hasil ukur
: Ada gangguan tidur
Tidak ada gangguan tidur
5. Usia
Definisi
: Satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu makhluk.
Cara ukur
: Menjawab kuisioner
Alat ukur
: Kuesioner
Skala
: Nominal
Universitas Tarumanagara
24
Hasil ukur
: Usia 6 hingga 12 tahun
6. Tingkat Prestasi Belajar Siswa SD

Definisi: Prestasi Belajar merupakan suatu hasil yang di peroleh dari
usaha melalui proses pembelajaran yang dilakukan, dan mendorong
terjadinya perubahan motivasi,
sikap dan keterampilan dan yang
selanjutnya di nilai oleh guru dan di berikan hasil berupa nilai atau IPK.

Cara ukur: Data Prestasi Akademik dalam Semester genap dan ganjil
Tahun 2019/2020 di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat

Alat ukur: Nilai Rapor dalam Semester Ganjil Tahun 2019-2020

Hasil ukur: Nilai rata-rata rapor dalam semester ganjil Tahun 2019/2020
dibagi menjadi 4 kelompok
1. Nilai 61-70 (Kategori Kurang),
2. Nilai 71-80 (Kategori baik)
3. Nilai 81- 90 (kategori baik)
4. Nilai 91-100 (Kategori Sangat Baik)

Skala ukur: Data Katagorik
3.9 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
-
Formulir pengumpulan data
-
Kuesioner (Pengisian oleh orang tua murid)
3.10 Pengumpulan Data
Setelah subjek yang memenuhi kriteria inklusi dipilih, dilakukan penjelasan
sebelum persetujuan, apabila subjek bersedia menjadi responden maka responden
akan mengisi kuesioner. Dari kuesioner, dapat diklasifikasikan murid SD kelas
1,2,3,5,6 dengan gangguan tidur atau tidak ada ganguan tidur. prestasi belajar di
kategorikan dari hasil nilai rata-rata akhir semester ganjil 2019/2020. Kemudian di
Universitas Tarumanagara
25
analisa statistik dan disimpulkan adanya hubungan gangguan tidur dengan prestasi
belajar anak.
3.11. Analisis Data
1. Dilakukan uji statistik Pearson Chi-Square dimana nilai p<0,05
bermakna untuk mengetahui adakah hubungan statistik yang bermakna
antara gangguan tidur terhadap prestasi belajar anak
2. Data diolah dengan aplikasi program software statistic
3.12. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Siswa SD Kelas 1,2,3,5,6 yang
bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 03
Tambora
Memenuhi kriteria inklusi
Menjelaskan tujuan dan tata cara
mengikuti penelitian
Tidak
Bersedia menjadi subjek
penelitian sesuai prosedur
penelitan
Tidak bersedia menjadi
subjek penelitian dan tidak
diikutsertakan dalam
penelitian
Ya
Dilakukan pengambilan data
dengan wawancara
Kuesioner
Pengumpulan data
Analisis Data
Universitas Tarumanagara
26
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat.
Pengambilan data dilakukan 1 kali selama 2 hari dalam waktu dan tempat yang
telah ditentukan. Pengambilan data di lakukan yaitu tanggal 26-27 November 2019
di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta Barat yang berlokasi di Jl. Perniagaan
Raya No. 31, RT 9/RW.1, Kota Tua, Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 11220 dengan total sebanyak 167 responden yang memenuhi
kriteria yaitu oarng tua siswa SD kelas 1,2,3,5,6
4.2 Karakteristik Responden Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora, Jakarta
Barat, peneliti memperoleh sampel sebanyak 167 responden, dimana siswa SD
kelas 1,2,3,5.6 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria golongan definisi
operasional pada serta mengisi kuisioner yang diberikan.
Tabel 4.1 Karakteristik Total Responden
Karakteristik
Total Siswa SD Kelas 1,2,3,5,6
Jenis Kelamin
-
Laki-laki
71 (42,5% )
-
Perempuan
96 (57,4%)
Tabel 4.1 da berdasarkan hasil pengumpulan data, siswa SD kelas 1,2,3,5,6
yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 03 Tambora dengan jenis kelamin lakilaki memiliki jumlah 71 siswa (42,5%) dan jenis kelamin perempuan memiliki
jumlah 96 siswi (57,4%) dari jumlah siswa 167 siswa.
Universitas Tarumanagara
27
Tabel 4.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden
Karakteristik
Total Siswa Laki-laki
Total Siswi Perempuan
(n =71 siswa)
(n = 96 Siswi)
Usia
-
6 Tahun
5 (7%)
8 (8.3%)
-
7 Tahun
16 (22.5%)
24 (25%)
-
8 Tahun
17 (23.9%)
25 (26 %)
-
9 Tahun
5 (7%)
6 (6.3%)
-
10 Tahun
2 (2.8%)
7 (7.3%)
-
11 Tahun
20 (28.2%)
15 (15.6%)
-
12 Tahun
6 (8.5%)
11 (11.5%)
-
1
18 (25,3%)
26 (27 %)
-
2
19 (26,7 %)
28 (29,1%)
-
3
6 (8,4%)
10 (10,4%)
-
5
14 (19,71%)
10 (10,4 %)
-
6
14 (19,71)
4
Kelas
(22,9%)
Table 4.2 menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 612 tahun yang berada di kelas 1,2,3,5,6 tahun berjumlah 71 siswa. pada jenis
kelamin perempuan dengan rentang usia 6-12 tahun yang berada di kelas 1,2,3,4,5,6
sejumlah 96 siswa.
4.3 Gangguan Tidur Pada Anak Berdasarkan Skala Gangguan Tidur
Gangguan tidur berdasarkan definisi oprasional yaitu gangguan memulai dan
mempertahankan tidur, gangguan pernapasan saat tidur, gangguan kesadaran,
gangguan transisi bangun tidur, gangguan somnolen berlebihan, dan hiperhidrosis
saat tidur yang termasuk dalam beberapa manifestasi jenis gangguan tidur.
Table 4.3 menunjukan gangguan tidur responden yang terbagi dalam 2
kategori ada gangguan tidur dan tidak ada gangguan tidur . Pada jenis kelamin lakilaki tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 36 siswa (50,7%) sedangkan
Universitas Tarumanagara
28
sebanyak 35 siswa (49,3 %) memiliki gangguan tidur, jenis kelamin perempuan
tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 45 siswi (46,9%) dan memiliki gangguan
tidur sebanyak 51 siswi (53,1 %). Total jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang
tidak ada gangguan sebanyak 81 siswa (48,5%) sedangkan ada gangguan tidur
sebanyak 86 siswa (51,5 %).Usia 6-8 tahun tidak memiliki gangguan tidur
sebanyak 49 siswa (60, 5%) dan ada gangguan tidur sebanyak (54,7 %), usia 9-10
tahun tidak ada gangguan tidur sebanyak 12 siswa (14,8 %) sedangkan ada
gangguan tidur sebanyak 7 siswa ( 8,1%), usia 11-12 tahun tidak ada gangguan
tidur sebanyak 20 siswa (24,7 %) dan ada gangguan tidur sebanyak 32 siswa (37,2
%).
Tabel 4.3 Gangguan Tidur Pada Anak
karakteristik
Tidak ada
Ada Gangguan Tidur
Jenis kelamin
-
Laki-laki
36 ( 50,7%)
35 (49,3 %)
-
Perempuan
45 (46,9%)
51 (53,1%)
-
Total
81 (48,5%)
86 (51,5 %)
-
6-8 Tahun
49 ( 60,5 %)
47 (54,7 %)
-
9-10 Tahun
12 (14,8 %)
7 (8,1 %)
-
11-12 Tahun
20 (24,7 %)
32 (37,2 %)
-
1
23 (52,2 %)
21 (47,7%)
-
2
26 (55,3 %)
21 (44,6 %)
-
3
8 (50 %)
8 (50% )
-
5
9 (37,5 %)
15 (62,5 %)
-
6
15 (41,6 %)
21 (58,3 %)
Usia
Kelas
Universitas Tarumanagara
29
4.4 Prestasi Belajar
Berdasarkan definisi operasional prestasi belajar merupakan suatu hasil yang di
peroleh dari usaha melalui proses pembelajaran yang dilakukan, dan mendorong
terjadinya perubahan motivasi, sikap dan keterampilan dan yang selanjutnya di
nilai oleh guru dan di berikan hasil berupa nilai atau IPK yang terbagi menjadi 4
golongan yaitu nilai 61 sampai 70 (kategori kurang), nilai 71 sampai 80 (kategori
cukup), nilai 81 sampai 90 (kategori baik), dan nilai 91 sampai 100 (kategori
sangat baik.
Table 4.4 Nilai Rata-Rata Akhir Semester pada Nilai Rapor Anak Jenis Kelamin
Laki-laki dan Perempuan
Karakteristik
61-70
71-80
81-90
91-100
Jenis kelamin
-
Laki-laki
13 (18,3%)
26 (36,6 %)
28 (39,4)
4 (5,6 %)
-
Perempuan
14 (14,6%)
29 (30,2 %)
44 ( 45,8%)
9 ( 9,4%)
-
Total
27 (16,1 %)
55 (32,9 %)
72 (43,11 %)
13 (7,7 %)
Kelas
-
1
0 (0%)
2 (4.5%)
31 (70,5 %)
11 (25 %)
-
2
17 ( 36,2%)
20 (40,6%)
9 (19,1%)
1 (2,1%)
-
3
2 ( 12,5%)
6 (37,5 %)
7 ( 43,8%)
1 (6,3%)
-
5
8 (33,3%)
10 (41,7%)
6 (25%)
0 (0%)
-
6
0 (0%)
17 (47,2%)
19 (52,8%)
0 (0%)
Table 4.4 menujukan nilai rata-rata akhir semester. Berdasarkan hasil
penelitian, jumlah jenis kelamin laki-laki dengan nilai rata-rata pada nilai rapor
yaitu nilai 61 sampai 70 ada 13 siswa (18,3%) kelompok nilai 71 sampai 80 ada 26
siswa (36,6 %) kelompok nilai 81 sampai 90 ada 28 siswa (39,4) dan kelompok
nilai 91 sampai 100 adalah 4 siswa (5.6%) dari jumlah 71 siswa. jumlah jenis
kelamin perempuan dengan nilai rata-rata pada nilai rapor yaitu nilai 61 sampai 70
adalah 14 siswi (14,6%) nilai 71 sampai 80 ada 29 siswi (30,2 %), nilai 81 sampai
Universitas Tarumanagara
30
90 ada44 siswi ( 45,8%) dan nilai 91 sampai 100 ada 9 siswi ( 9,4%) dari jumlah
96 siswi.
Total nilai rata-rata akhir jenis kelamin laki-laki & perempuan pada nilai
61-70 sebesar 27 siswa (16,1%), nilai 71-80 sebesar 55 siswa (32,9 %), nilai 81-90
sebesar 72 siswa (43,11 %), nilai 91-100 sebesar 13 siswa (7,7 %).
4.5 Hubungan Tidur Terhadap Prestasi Belajar Anak
Tabel 4.5 Hubungan Gangguan Tidur Terhadap Nilai Rata- rata Akhir Semester pada
Nilai Rapor Anak
Karakteristik
Nilai Rata-rata Akhir Semester pada Nilai
(total responden)
r
P
Rapor
Gangguan Tidur
61-70
71-80
-
Tidak ada
19 (23,5%) 19 (23,5%)
34 (42,0%)
9 (11,1%)
-
ada
8 (9,3%)
38 (44,2%)
4 (4,7%)
36 (41,9%)
81-90
91-100
0.020 0.795
Pada tabel 4.5 menunjukan berdasarkan hasil penelitian total responden
siswa diperolah sebanyak 19 siswa (23,5%) tidak memiliki gangguan tidur dan 8
siswa (9,3% ) memiliki Gangguan dengan nilai (61-70), nilai 71-80 diperoleh
sebanyak 19 siswa (23,5 %) tidak ada gangguan tidur dan 36 siswa (41,9 %) ada
gangguan tidur, nilai 81-90 di peroleh sebanyak 34 siswa (42,0 %) tidak ada
gangguan tidur dan 30 siswa (44,2 %) ada gangguan tidur , nilai 91-100 di peroleh
sebanyak 9 (11,1%) siswa tidak ada gangguan tidur dan 4 siswa (4,7 %) ada
gangguan tidur.
Berdasarkan uji pearson chi-square didapatkan koefisien korelasi (r) yaitu
0.020, dan nilai p yaitu 0.795 yang berarti tidak ada korelasi, sehingga gangguan
tidur anak dengan nilai rata-rata akhir semester akhir tidak ada korelasi .
Universitas Tarumanagara
31
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Gangguan Tidur
Dalam penelitian ini, subjek penelitian terdiri dari 167 siswa Sekolah Dasar Negeri
03 Tambora, Jakarta Barat yang terdiri dari kelas I,II,III,V, IV. Penelitian ini
menggunakan kuesioner skirining gangguan tidur pada anak (sleep disturbance
scale for children) yang di isi oleh orang-tua siswa. hasil penelitian menunjukan
dari total 167 responden di dapatkan 71 responden jenis kelamin laki-laki tidak
memiliki gangguan tidur sebanyak 36 siswa (50,7%) sedangkan memiliki gangguan
tidur sebanyak 35 siswa (49,3 %) , jenis kelamin perempuan di daptakan 96 orang
responden tidak ada gangguan tidur sebanyak 45 siswi (46,9%) sedangkan ada
gangguan tidur sebanyak 51 siswi (53,1 %). Total jenis kelamin laki-laki dan
perempuan yang tidak ada gangguan sebanyak 81 siswa (48,5%) sedangkan ada
gangguan tidur sebanyak 86 siswa (51,5 %).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Inge Y dkk dimana penelitian
pada Siswa Kelas III, IV, dan V Sekolah Dasar di Jatinangor yang terdiri dari 101
responden dengan menggunakan
kuesioner skala gangguan tidur untuk anak
(SDSC) didapatkan Sebanyak 66 subjek 65,3% mengalami gangguan tidur dan 35
subjek tidak mengalami gangguan tidur.47 Hasil penelitian ini juga sejalan pada
penelitian oleh Ellen L dkk dengan menggunakan SDSC (Sleep Disturbance Scale
for Children) dimana penelitian pada siswa SD X di Sibolga Sumatera Utara yang
terdiri dari 192 siswa dengan rentang usia 8-12 tahun didapatkan sebanyak 115
siswa memiliki gangguan tidur (60%) dan 77 siswa tidak memiliki gangguan tidur
(40%). 48 Hasil Penelitian lain yang juga sesuai di lakukan oleh Allerma Herdiman
dkk dimana penelitian pada siswa SMP N 5 Semarang dengan total responden 140
siswa didapatkan sebanyak 109 siswa yang mengalami gangguan tidur (skor>39)
dan 31 siswa tidak mengalami gangguan tidur.49
Universitas Tarumanagara
32
5.2 prestasi belajar
Berdasarkan hasil pengumpulan data nilai rata-rata akhir semester pada nilai rapor
dalam semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 di Sekolah Dasar Negeri 03
Tambora, Jakarta Barat menunjukkan bahwa Total nilai rata-rata akhir jenis
kelamin laki-laki & perempuan pada nilai 81-90 (kategori baik) adalah kategori
terbanyak sebesar 72 siswa (43,11 %), nilai 61-70 (kategori kurang ) sebesar 27
siswa (16,1%), nilai 71-80 (kategori cukup) sebesar 55 siswa (32,9 %), nilai 91-100
(kategori sangat baik) sebesar 13 siswa (7,7 %).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ya’kub dkk dimana penelitian
pada anak Sekolah Dasar Negeri 01 Sumber Sekar Kecamatan DAU yang terdiri
dari total sampel sebanyak 105 siswa didapatkan sebagian besar mempunyai
prestasi belajar yang baik, yakni 48%, kategori kurang sabanyak 0%, kategori
cukup sebanyak 39% dan ketergori baik sekali sebanyak 13 %.50 hasil penelitian
ini juga sejalan dengan penelitian Inge Y dkk dimana di dapatkan dari 101
responden sebanyak 51 % memiliki prestasi belajar baik dan kurang baik sebanyak
49%.47
Hasil penelitian lain yang juga sesuai di lakukan oleh Ellen L dkk dari hasil
penelitiannya di dapatkan gambaran nilai akademik mata pelajaran
Ilmu
Pengetahuan Alam, Matematika dan Bahasa Indonesia, mayoritas dalam kategori
rentang nilai tinggi lebih yang banyak dibandingkan kategori nilai kurang yaitu 189
siswa (98,4%) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, 83 siswa (95,3%) pada
Matematika dan 191 siswa (99,5%) pada Bahasa Indonesia, Hasil ini menunujukan
bahwa mayoritas siswa dengan kategori nilai tinggi mengambarkan prestas belajar
yang baik.48
5.3 Hubungan Gangguan Tidur dengan Prestasi Belajar Anak
Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian, di Sekolah Dasar Negeri
03 Tambora, Jakarta Barat menunjukkan bahwa dari total 167 responden , sebanyak
19 siswa (23,5%) tidak memiliki gangguan tidur dan 8 siswa (9,3% ) memiliki
Gangguan dengan nilai (61-70), nilai 71-80 diperoleh sebanyak 19 siswa (23,5 %)
tidak ada gangguan tidur dan 36 siswa (41,9 %) ada gangguan tidur, nilai 81-90 di
Universitas Tarumanagara
33
peroleh sebanyak 34 siswa (42,0 %) tidak ada gangguan tidur dan 30 siswa (44,2
%) ada gangguan tidur, nilai 91-100 di peroleh sebanyak 9 (11,1%) siswa tidak ada
gangguan tidur dan 4 siswa (4,7 %) ada gangguan tidur, berdasarkan uji pearson
chi-square didapatkan koefisien korelasi (r) yaitu 0.020, dan nilai p yaitu 0.795
yang berarti tidak ada korelasi yang bermakna antara gangguan tidur dengan
prestasi belajar anak.
Hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar
anak bukan hanya gangguan tidur melainkan dapat berupa faktor internal dan faktor
eksternal. Dimana faktor internal terdiri dari faktor fisiologi yaitu kondisi jasmani
dan kematangan fisik dan faktor psikologis yaitu sikap, kebiasaan, minat,
kebutuhan, motivasi, emosi dan kecerdasan intelektual sedangkan faktor eksternal
terdiri dari lingkungan masyarakat, keluarga dan tempat belajar.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Ya’kub dkk yang terdiri
dari 105 responden dimana hasil penelitian di dapatkan sebanyak 50% anak kurang
mengalami gangguan tidur dan 48% anak mempunyai prestasi belajar baik, hasil
analisis uji statistik menunujukan nilai p yaitu 0,00 < 0,05 dan nilai koeifisien
korelasi (r) yaitu 0,444 Hal ini menunjukan ada hubungan gangguan tidur dengan
prestasi belajar dengan kekuatan hubungan sedang.50
Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian Inge Y dkk yang
terdiri dari 101 responden dimana berdasarkan hasil uji statistik menunujukan
bahwa Terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan prestasi akademik pada
hasil nilai rata-rata anak dengan nilai p yaitu 0,044 (< 0,05).47 Penelitian lain yang
juga sesuai oleh Dewi S, dkk pada anak berusia 9-12 tahun dengan mengambil nilai
rata-rata (UTS) juga menyatakan terdapat hubungan signifikan antara pola tidur
dengan prestasi belajar anak usia sekolah (p=0,021). Selain itu, studi tersebut juga
mengatakan bahwa semakin tinggi gangguan pola tidur yang dialami maka semakin
rendah prestasi belajar yang didapat. 51
Universitas Tarumanagara
34
5.4 Kelemahan Penelitian
1. Bias informasi
yang mana penelitian dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada orang
tua melalui murid yang kemudian diisi di rumah memberikan beberapa pernyataan
dan pertanyaan di kuesioner yang banyak tidak diisi atau diisi namun dengan
memberikan jawaban yang kurang tepat.
2. Bias perancu
Kesalahan sistematis yang bersumber dari kesalahan dalam mengontrol pengaruh
variabel lain yang mendistorsi hubungan antara variabel yang menjadi fokus
penelitian. Dalam penelitian ini terdapat faktor-faktor lain yang memepengaruhi
prestasi belajar anak yang tidak di Identifikasi untuk di bagikan dalam kuisioner
dan kemudian di analisa yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal
terdiri dari kondisi jasmani dan kematangan fisik, faktor psikologis yaitu sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan kecerdasan intelektual sedangkan
faktor eksternal terdiri dari lingkungan masyarakat, keluarga dan tempat belajar.
Universitas Tarumanagara
35
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada jenis kelamin laki-laki tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 36
siswa (50,7%) sedangkan sebanyak 35 siswa (49,3 %) memiliki gangguan
tidur, jenis kelamin perempuan tidak memiliki gangguan tidur sebanyak 45
siswi (46,9%) dan memiliki gangguan tidur sebanyak 51 siswi (53,1 %).
Total jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang tidak ada gangguan
sebanyak 81 siswa (48,5%) sedangkan ada gangguan tidur sebanyak 86
siswa (51,5 %).
2. Prestasi belajar dinilai dari Total nilai rata-rata akhir jenis kelamin laki-laki
& perempuan pada nilai 61-70 sebesar 27 siswa (16,1%), nilai 71-80 sebesar
55 siswa (32,9 %), nilai 81-90 sebesar 72 siswa (43,11 %) , nilai 91-100
sebesar 13 siswa (7,7 %).
3. Berdasarkan uji pearson chi-square didapatkan koefisien korelasi (r) yaitu
0.020, dan nilai p yaitu 0.795 yang berarti tidak ada korelasi, sehingga
gangguan tidur anak dengan nilai rata-rata akhir semester akhir tidak ada
korelasi
6.2 Saran
1.
Diharapkan untuk para guru meningkatkan cara dan metode pembelajaran yang
lebih aktif untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa di sekolah dalam
bidang pendidikan dengan lebih memperhatikan cara siswa memahami materi
setiap saat pembelajaran berlangsung.
2.
Untuk orang tua lebih memperhatikan pola tidur pada anak terutama bagi
mereka yang memiliki gangguan tidur. Pola tidur yang buruk dapat
menghambat tumbuh kembang dan proses belajar anak.
3.
Diperkirakan terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
pada anak usia sekolah, sehingga untuk penelitian selanjutnya dibutuhkan
Universitas Tarumanagara
36
kontrol penelitian yang lebih lanjut untuk melihat hubungan antara variabel
dengan prestasi belajar anak.
4.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat sebagai informasi dalam memberikan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang gangguan tidur pada anakanak
Universitas Tarumanagara
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Izzaty RE, Ayriza Y, Setiawati FA. Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas
Sekolah Dasar. Jurnal Psikologi . 2017 Aug 11; 44(2): 154-164
2. Bartory E, Tomopoulos S, Sleep Regulation. Physiology and Development,
Sleep Duration and Patterns, and Sleep Hyegiene in Infants, Toddlers, and
Preseschool-Age Children. Current Problems in Pediatric and Aldolescent
Healthy Care. 2017 Feb;47(2):27-8.
3. Paruthi S, Brooks LJ, Ambrosio CD, et al. Recemonded Amount of Sleep
for Pedriatic Poupulations : A Concensus Stetement of The American
Academy of Medicine. J Clin Sleep Med. 2016 Jun 15; 12(6): 785–6.
4. Inge Y, Rodman T, Lynna L Hubungan Gangguan Tidur dan Prestasi
Akademik pada Siswa Kelas III, IV, dan V Sekolah Dasar di Jatinangor,
Sumedang, Jawa Barat. Sari Pediatri. 2020 Feb;21(5):310-6
5. Petrov ME, Lichstein KL, Baldwin CM. Prevalence of sleep disorders by
sex and ethnicity among older adolescents and emerging adults: Relations
to daytime functioning, working memory and mental health. J Adolesc
2014;37:587-97 .
6. Kryger MH, Roth T, Dement Wc . Principles and practice of sleep medicine.
5th ed. St.Louis: Elsevier Saunders; 2011. 16-26 p.
7. Brinkman JE, Reddy V, Sharma S. Physiology, Sleep. StatPearls
Publishing. 2019 Jan.
8. Guyton AC, Hall JE. Texbook of medical physiology. 12th ed. Philadelphia
(PA):Elsevier, 2011. 721 p.
9. Diekelmann S, Born J. The memory function of sleep. Nat Rev
Neurosci. 2010 Jan 4; 11(2):114-26.
Universitas Tarumanagara
38
10. Stickgold R, Walker MP. Sleep-dependent memory triage: Evolving
generalization through selective processing. Nat Neurosci. 2013 Feb;
16(2):139-45.
11. Gnocchi D, Bruscalupi G. Circadian rhytms and hormonal homeostatis :
Pathophysiological implications. Biology (Basel). 2017 Feb 4; 6(1): 6(p).
12. Morris CJ, Aeschbach D, Scheer FAJL. Circadian system, sleep and
endocrinology. Mol Cell Endocrinol. 2011 Sep 10; 349(1): 91–104.
13. Shakankiry HME. Sleep physiology and sleep disorders in childhood. Nat
Sci Sleep. 2011 Sep 6; 3: 101–114.
14. Galland BC, Taylor BJ, Elder DE, Herbison P. Normal sleep patterns in
infants and children: a systematic review of observational studies. Sleep
Med Rev. 2011 Jul 23 ; 16(3):213-22.
15. Matricciani L, Blunden S, Rigney G, et al. Children's sleep needs: is there
sufficient evidence to recommend optimal sleep for children?. Sleep. 2013
Apr 1; 36(4): 527–534.
16. Paruthi S, Brooks LJ , D'Ambrosio C, et al. Recommended Amount
of Sleep for Pediatric Populations: A Consensus Statement of the American
Academy of Sleep Medicine. J Clin Sleep Med. 2016 Jun 15; 12(6): 785–
786.
17. Giannotti
F, Cortesi
F.
Family
and
cultural
influences
on sleep development. Child Adolesc Psychiatr Clin N Am. 2009
Oct;18(4):849-61.
18. El-Sheikh M, Buckhalt JA, Mize J, Acebo C. Marital conflict and
disruption of children's sleep. Child Dev. 2006 Feb;77(1):31-43.
19. McLaughlin Crabtree V, Beal Korhonen J, Montgomery-Downs HE.
Cultural influences on the bedtime behaviors of young children.
Sleep Med. 2005 Jul;6(4):319-24.
20. BaHammam A, Bin Saeed A, Al-Faris E, Shaikh S. Sleep duration and its
correlates in a sample of Saudi elementary school children. Singapore Med
J. 2006 Oct;47(10):875-81.
21. Brockmann PE, Diaz B, Damiani F, et al. Impact of television on the quality
of sleep in preschool children. Sleep Med. 2016 Apr;20:140-4.
Universitas Tarumanagara
39
22. Cheng S, Maeda T, Yoichi S, et al. Early television exposure and children's
behavioral and social outcomes at age 30 months. J Epidemiol. 2010 Feb
23; 20 (2):482-9.
23. Hinkley T, Verbestel V, Ahrens W, et al. Early childhood electronic media
use as a predictor of poorer well-being: a prospective cohort study. JAMA
Pediatr. 2014 May;168(5):485-92.
24. King DL, Delfabbro PH, Zwaans T, et al. Sleep interference effects of
pathological electronic media use during adolescence. Int J Ment Health
Addiction.2013 Des 18; 12:21–35.
25. Hale L, Kirschen GW, LeBourgeois MK, et al. Youth Screen Media Habits
and Sleep.
Sleep-Friendly Screen Behavior
Recommendations
for
Clinicians, Educators, and Parents. Child Adolesc Psychiatr Clin N
Am. 2018 Apr;27(2):229-245.
26. Garrison MM, Liekweg K, Christakis DA. Media use and child sleep. the
impact of content, timing, and environment. Pediatrics. 2011 Jul;128(1):2935.
27. Silva TA, Carvalho LB, Silva L, et al. Sleep habits and starting time to
school in Brazilian children. Arq Neuropsiquiatr. 2005 Jun;63(2B):402-6.
28. Adam EK, Snell EK, Pendry P. Sleep timing and quantity in ecological and
family context. a nationally representative time-diary study. J Fam
Psychol. 2007 Mar;21(1):4-19.
29. Meltzer L, Johnson C, Crosette J, Ramos M, Mindell J. Prevalence of
Diagnosed Sleep Disorders in Pediatric Primary Care Practices. Pediatrics.
2010;125:1410-8.
30. Adelina H, Almitra R, Alia A, Anandika P, Achmad U, Amalia S, dkk.
Prevalensi gangguan tidur pada remaja usia 12-15 tahun di sekolah lanjutan
tingkat pertama. Sari Pediatri.2009;11:149-54.
31. Allerma H, Fitri H , Meita H. Hubungan Gangguan Tidur Terhadap Prestasi
Belajar Pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Semarang : Studi Pada Siswa
SMP N 5 Semarang. Media Medika Muda. 2015 Okt ; 4(4):1(p)
Universitas Tarumanagara
40
32. Natalia, C., Sekartini, R., & Poesponegoro, H. (2011). Skala Gangguan
Tidur untuk Anak (SDSC) sebagai Instrumen Skrining Gangguan Tidur
pada Anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Sari Pediatri. 2011;12(6):
365–372.
33. Kliegman RM, Behrman RE, Geme J St, Schor NF, Stanton BF. Nelson
Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia (PA):Elsevier. 2016. 113-5 p
34. Lawrence
ASA,Vimala A. School Environment and Academic
Achievement of Standard IX students. Journal of Educational and
Instructional Studies in the World. 2012; 2(3) : 210-215
35. Sari SF, Yusmansyah Y, Utaminingsih D. Hubungan Motivasi Belajar
dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Sukadana Kabupaten
Lampung timur .Alibkin ( Jurnal Bimbingan Konseling). Januari 2018; 5(6)
36. Asri A, Nur H. Gambaran perstasi akademik mahasiswa (studi komparatif
pada mahsiswa dengan jalur penerimaan SNPTN, PMDK, dan UNTUL di
fakultas psiokologi UGM. Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi. Maret 2014; 6
[1].
37. Strauch CC, Al Omar MJ . Critical analysis of learning theories and
ideologies and their impact on learning: “Review Article” . The Online
Journal of Counseling and Education. 2014 jan : 3(2):62-77.
38. Yilmaz, K. The cognitive perspective on learning: Its theoretical
underpinnings and implications for classroom practices. The Clearing
House: A Journal of Educational Strategies. 2011 Aug 11 ; 84(5): 204–12
39. Woolfolk A. Educational Psychology.11th ed. Boston MA: Pearson, 2011.
377 p.
40. Badyal DK, Singh T. Learning Theories: The Basics to Learn in Medical
Education. Int J Appl Basic Med Res. 2017 Dec; (Suppl 1):7(5): 1-3.
41. Smelser N, Baltes P International Encyclopedia of the Social & Behavioral
Sciences. 2nd ed. London: Elsevier Science & Technology, 2015 march 12;
8613-19 p.
42. Ahmadi A, Supriyono W. Psikologi Belajar. Rev. ed. Jakarta: Rineka Cipta,
2014
Universitas Tarumanagara
41
43. National Sleep Foundation. Sleep in America Poll: Sleep in the Modern
Family. Washington (DC): National Sleep Foundation; 2014.
44. Buckhalt
JA, El-Sheikh M, Keller PS, Kelly RJ. Concurrent
and
longitudinal relations between children's sleep and cognitive functioning:
the moderating role of parent education. Child Dev. 2009 Jun; 80(3):87592.
45. Walker MP. The role of sleep in cognition and emotion. Ann N Y Acad
Sci. 2009 Mar;1156:168-97.
46. Mak KK, Lee SL, Ho SY. Sleep and academic performance in Hong Kong
adolescents. Journal of School Health. 2012 May;82(11):522-7.
47. Inge Y, Rodman T, Lynna L Hubungan Gangguan Tidur dan Prestasi
Akademik pada Siswa Kelas III, IV, dan V Sekolah Dasar di Jatinangor,
Sumedang, Jawa Barat. Sari Pediatri. 2020 Feb;21(5):310-6
48. Ellen L , Melani RM. Hubungan Gangguan Tidur dengan Nilai Mata
Pelajaran Siswa SD X di Sibolga Sumatera Utara. Tarumanagara Medical
Journal. April 2020 2(2): 251-7.
49. Allerma H, Fitri H, Meita H. Hubungan Gangguan Tidur Terhadap Prestasi
Belajar pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Semarang: Studi pada Siswa SMP
N 5 Semarang.Media Medika Muda.2015; 4(4);327-35
50. Ya’kub, Dyah W, Rona SMP. Gangguan Tidur Berhubungan dengan
Prestasi Belajar pada Anak Sekolah Dasar Negeri. Nursing News. 2017.
2(2):270-80
51. Dewi S, Nursasi AY. Gangguan Pola Tidur dan Prestasi Belajar pada Anak
Usia Sekolah 9-12 Tahun. 2013.
Universitas Tarumanagara
42
Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan (informed consent)
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED
CONSENT)
Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
: Marchel Toar Palit
NIM
: 405170071
Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran Universitas
Tarumanagara,
bermaksud
melakukan penelitian berjudul HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN
TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS 1,2,3,5,6 DI SEKOLAH
DASAR NEGERI 03 TAMBORA, JAKARTA BARAT”. Saya berharap orangtua
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Peneliti akan menjamin
kerahasiaan segala identitas dan informasi yang diperoleh dari responden baik
dalam pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data. Informasi yang
diperoleh dari responden dalam penelitian ini merupakan bahan atau data yang
akan bermanfaat bagi pengembangan penelitian dan akan dipublikasikan dalam
bentuk skripsi. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti meminta kesediaan
orangtua untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kuesioner yang telah
disediakan.
Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, ........................ 2019
Peneliti,
Marchel Toar Palit
NIM : 405170071
Universitas Tarumanagara
43
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Alamat
:
No. Telepon/HP
:
Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, saya bersedia berpartisipasi
sebagagi
responden
dalam
penelitian
yang
berjudul
“HUBUNGAN
GANGGUAN TIDUR DENGAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK SD
KELAS 1-6 DI SEKOLAH DASAR NEGERI 03 TAMBORA, JAKARTA
BARAT” yang dilakukan oleh Marchel Toar Palit , NIM 405170071, Mahasiswa
Program
Studi
Pendidikan
Dokter
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Tarumanagara Jakarta.
Saya bersedia sebagai responden untuk mengikuti dalam penelitian ini dengan
mengisi data dan informasi yang diberikan oleh peneliti dengan sebenar-benarnya.
Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangani dalam keadaan sadar serta
tanpa paksaan.
Jakarta, ……………… 2019
Responden,
(
Universitas Tarumanagara
)
44
Lampiran 3 . Lembar kuesioner
KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN
TINGKAT PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 03
TAMBORA, JAKARTA BARAT
Tanggal : …………………
No
: …………………
I. IDENTITAS ANAK :
Nama
: ................................................................................................
Jenis Kelamin
: laki-laki / perempuan
Tanggal Lahir
: ................................................................................................
Usia
: ……….. tahun ……….. bulan
Alamat
: ................................................................................................
Suku
: ................................................................................................
No Telepon
: .................................................................................................
II. IDENTITAS ORANG TUA
1. Ayah
Nama
Umur
: ..........................................................................................
: ..........................................................................................
Pekerjaan
: ..........................................................................................
Pendidikan
: ..........................................................................................
2. Ibu
Nama
: ..........................................................................................
Umur
: ..........................................................................................
Pekerjaan
: ..........................................................................................
Pendidikan
: ..........................................................................................
Universitas Tarumanagara
45
III. ANAMNESIS
1. Jumlah jam ekstrakurikuler/ kegiatan yang dilakukan diluar rumah yang
diikuti anak selama satu minggu : ………. jam
2. Kebiasaan nonton TV atau bermain komputer dalam sehari : ………. jam
3. Kebiasaan menjawab atau menelpon atau bermain SMARTPHONE
sewaktu jam tidur: ( ) Ya
(
) Tidak
4. Kebiasaan menggunakan SMARTPHONE dalam sehari: ………. jam
5. Jumlah alat elektronik yang ada dikamar tidur anak anda (TV,
Smartphone, Laptop, Komputer)? .…. Jika ada sebutkan: ……….
6. Tidur sendiri atau bersama anggota keluarga lain dalam satu kamar / satu
tempat tidur: ( ) Ya ( ) Tidak
7. Kebiasaan tidur siang: ( ) Ya ( ) Tidak, Berapa lama? ……….
8. Pukul berapa anak anda naik tempat tidur untuk tidur?
9. Pukul berapa anak anda bangun pagi (Jam 05.00-06.00 atau Jam 06.0007.00)?
10. Apakah saat tidur lampu kamar dimatikan? ( ) Ya
( ) Tidak
11. Apakah sebelum tidur anak anda membaca buku/majalah? ( ) Ya ( )
Tidak
12. Apakah sebelum tidur anak anda mendengarkan musik? ( ) Ya ( ) Tidak
13. Apakah sebelum tidur anak anda menonton TV/ bermain laptop/ bermain
smartphone/
elektronik
lainnya?
Jika
ada
sebutkan………………………… Berapa lama……….
14. Apakah sebelum tidur anak anda mandi atau sikat gigi? Sebutkan……….
Universitas Tarumanagara
46
15. Kebiasaan makanan yang dikonsumsi sebelum tidur (Teh/ kopi/ soda/
tidak ada)? Sebutkan……….
16. Apakah anak anda meluangkan waktu untuk belajar? (…) Ya ( ) Tidak
17. Apakah anak anda selalu berusaha mengerjakan tugas yang di beri guru ?
(…) Ya ( ) Tidak
18. Apakah anak anda sering datang tepat waktu ke sekolah ? (…) Ya
(…)
Tidak
19. Apakah anak anda mengikuti kegiatan les atau belajat tambahan di luar
jam
di sekolah ? Jika ada sebutkan………………………… Berapa
lama……….
Universitas Tarumanagara
47
Lampiran 4. Skala Gangguan Tidur Anak
Skala Gangguan Tidur pada Anak
Nama:____________________________________
Umur:_________
Tanggal:_________
Kuesioner ini diisi oleh orang tua Petunjuk
Kuesioner ini dapat membantu untuk mengetahui pola tidur anak Bapak/Ibu dengan
lebih baik. Selain itu, juga dapat mengetahui adanya gangguan tidur pada anak
Bapak/Ibu.
Jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan mempertimbangkan kebiasaan
tidur anak Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir, saat anak Bapak/Ibu dalam keadaan
sehat. Jawablah dengan melingkari atau memberi tanda silang pada salah satu dari
nomor 1 – 5 yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu. Terima kasih
atas partisipasi Bapak/Ibu.
1. Berapa lama anak
Bapak/Ibu tidur pada malam
hari?
2. Berapa lama waktu yang
dibutuhkan anak Bapak/Ibu
untuk jatuh tidur sejak ia
pergi ke tempat tidur?
Universitas Tarumanagara
(1) 9-11
jam
(2) 8-9
jam
(3) 7-8
jam
(4) 5-7
jam
(1)
Kurang dari
15 menit
(2) 15-30
menit
(3) 30-45
menit
(4) 45-60
menit
(5)
Kurang dari 5
jam
(5)
Lebih dari 60
menit
48
5 Selalu (tiap hari)
4 Sering (3-5 kali per minggu)
3 Kadang-kadang (1-2 kali per minggu)
2 Jarang (1-2 kali per bulan atau kurang)
1 Tidak pernah
3. Anak Bapak/Ibu enggan atau menolak untuk tidur
1 2 3 4 5
4. Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari
1 2 3 4 5
5. Ada rasa takut pada anak anda ketika mau tertidur
1 2 3 4 5
6. Bagian tubuh anak tampak tersentak ketika jatuh tertidur
1 2 3 4 5
7. Anak melakukan gerakan berulang-ulang ketika jatuh tertidur
(seperti menggerakkan atau menggelengkan kepala)
1 2 3 4 5
8. Anak merasa mimpi seperti nyata ketika jatuh tertidur
1 2 3 4 5
9. Anak banyak berkeringat ketika jatuh tertidur
1 2 3 4 5
10. Anak terbangun dari tidur lebih dari 2 kali tiap malam
1 2 3 4 5
11. Setelah terbangun pada malam hari, anak susah untuk tidur
1 2 3 4 5
12. Kaki anak sering tersentak ketika tertidur atau sering
berubah posisi ketika malam atau sering menendang seprei
tempat tidur
1 2 3 4 5
13. Anak mengalami kesulitan bernapas pada malam hari
1 2 3 4 5
14. Anak sering terengah-engah saat bernapas atau tidak
mampu
1 2 3 4 5
untuk bernapas ketika tidur
15. Anak mendengkur/mengorok ketika tidur
1 2 3 4 5
16. Anak berkeringat banyak pada malam hari
1 2 3 4 5
17. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak berjalan dalam tidur
1 2 3 4 5
18. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak mengigau ketika
sedang tidur
1 2 3 4 5
Universitas Tarumanagara
49
19. Bapak/Ibu pernah mendengar gigi anak gemeretak/berbunyi
ketika tidur
1 2 3 4 5
20. Anak terbangun dari tidur dengan berteriak-teriak atau
bingung, dan
1 2 3 4 5
susah untuk disadarkan, akan tetapi tidak bisa ingat ketika
pagi harinya
21.Anak mengalami mimpi buruk dan tidak bisa ingat kembali
keesokan harinya
1 2 3 4 5
22. Anak sangat sulit untuk bangun tidur
1 2 3 4 5
23. Anak bangun pada pagi hari dan merasa lelah
1 2 3 4 5
24. Anak merasa tidak bisa untuk bergerak ketika bangun tidur
pada pagi
1 2 3 4 5
hari (ketindihan)
25. Anak merasa mengantuk pada siang hari
1 2 3 4 5
26. Anak tiba-tiba jatuh tertidur pada situasi yang tidak
seharusnya
1 2 3 4 5
(misalnya: ketika makan, berada dalam toilet, dll)
Lampiran 5.
HASIL PENGOLAHAN DATA
Correlations
Kualitas Tidur
Kualitas Tidur
Pearson Correlation
Nilai Akhir
1
Sig. (2-tailed)
Nilai Akhir
Universitas Tarumanagara
.020
.795
N
167
167
Pearson Correlation
.020
1
50
Lampiran 6
FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN
Universitas Tarumanagara
51
Universitas Tarumanagara
52
Lampiran 7
SURAT IJIN PENELITIAN
Universitas Tarumanagara
53
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama
: Marchel Toar Palit
NIM
: 405170017
Jenis Kelamin
: laki-laki
Tempat/ Tanggal lahir : Minahasa, 15 juni 2000
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
: Jalan Eastrenhill 2 nomor 21 Citraland Manado
No. HP
: 082271149285
Email
: Marchelpalit1@gmail.com
B. DATA PENDIDIKIAN
2005-2008
: SD Katolik 16 Santo Kornelius Tikala, Manado
2008-2011
; SD Inpres Negeri 3 Ongkaw
2014-2017
: SMP Katolik Frater Don Bosco Manado
2014-2017
: Sma Negeri 9 Binsus Manado
2017- sekarang
: Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
C. RIWAYAT ORGANISASI
1. 2016-2019
Universitas Tarumanagara
: Anggota DPM FK UNTAR
54
Universitas Tarumanagara
55
Download