POLITEKNIK NEGERI JAKARTA JURUSAN TEKNIK SIPIL 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 1 Tujuan Belajar MEMBERIKAN PENGETAHUAN TENTANG RISIKO & MANAJEMEN RISIKO. MEMBERIKAN KETRAMPILAN DALAM MENGIDENTIFIKASI RISIKO & MELAKUKAN ASESMEN. MAHASISWA DAPAT MENERAPKAN MANAJEMEN RISIKO DARI MULAI MEMBUAT DAFTAR RISIKO SAMPAI MENINDAK LANJUTI RISIKO HINGGA DAPAT MEMASTIKAN TERCAPAINYA TUJUAN ATAU SASARAN ORGANISASI. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 2 PENGETAHUAN YANG wajib DIKUASAI ➢ SMK3, bisa dipelajari dari PP No 50/2012 & Permen PU 5/2014 ➢ Manajemen Risiko K3, bisa dipelajari dari Permen PU 5/2014 ➢ Jenis jenis Bahaya di lingkungan konstruksi ➢ Statistik kecelakaan (jenis-jenisn kecelakaan, tingkat frekuensi & tingkat keparahan setiap jenis kecelakaan ➢ K3 Pekerjaan Konstruksi ➢ K3 Perancah ➢ K3 Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal ➢ K3 Peralatan Angkat dan Angkut ➢ K3 Peralatan Konstruksi ➢ Kesehatan kerja (Higiene) kantor & lingkungan proyek ➢ Kesiagaan dan Sistem Tanggap Darurat di proyek ➢ Sistem Pemadam Kebakaran ➢ Analisis keselamatan pekerjaan ➢ Pengetahuan inspeksi & observasi bahaya ditempat kerja 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 3 MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Manajemen Proses. Manajemen risiko adalah bagian dari proses kegiatan didalam organisasi dan pelaksananya terdiri dari multi disiplin keilmuan dan latar belakang, manajemen risiko adalah proses yang berjalan terus menerus. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 4 Pengertian Risiko Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss) (A.Abas Salim) Risiko adalah probabilitas suatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan (Herman Darmawi) Risiko adalah efek kumulatif dari pada kemungkinan- kemungkinan adanya uncertainty (ketidak pastian) yang akan berdampak positif atau negatif terhadap sasaran proyek. (AS/NZS 4360 : 1999) Risiko adalah kemungkinan terjadinya susuatu yang akan berdampak negatif terhadap sasaran (AS/NZS HB 143 : 1999) Dalam konteks Manajemen Proyek, risiko adalah efek kumulatif dari terjadinya kejadian yang tidak pasti yang bersifat adversal / merugikan dan mempengaruhi tujuan proyek (Wideman R Max) Penggunaan factor keamanan atau factor beban untuk mengurangi adanya menambah keamanan konstruksi (Building Code) ketidak pastian dan Resiko merupakan suatu kejadian (event) dari suatu proses business atau proyek, dimana manusia yang mengelolannya tidak dapat memperhitungkan dengan pasti dampak maupun besaran yang ditimbulkannya. (PMI - USA) Risiko diukur dengan melihat konsekwensi yang mungkin terjadi, dan besarnya probabilitas terjadinya risiko . Sehingga konsep Risiko selalu mencakup dua elemen yaitu Frekwensi /probabilitas dan konsekwensi (AS/ANZ HB 143 : 1999) 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 5 KONSEP RISIKO ➢ Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian, meskipun demikian juga tetap mngandung ketidakpastian didalamnya. ➢ Mengenai kapan dan penyebabnya. Ketidak pastian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi pihak pihak yang berkepentingan, lebih lebih dalam dunia bisnis. Ketidakpastian beserta risikonya merupakan suatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja namun demikian harus diperhatikan secara cermat, bila yang menginginkan kesuksesan. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 6 Konsep Risiko ➢ Sehubungan dengan kenyataan tersebut, semua orang (khususnya Pengusaha) selalu berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang ditimbulkan dapat diminimumkan atau dihilangkan. ➢ Penanggulangan risiko ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan berbagai cara penanggulangan risiko inilah yang disebut Manajemen Risiko (Risk Management) Soeisno Djojosoedarso 2003 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 7 Tingkat Risiko (Level Risiko) Tinggi rendahnya Risiko diukur berdasarkan : ➢ Akibat (consequences) : seberapa besar akibat yang timbul bila risiko itu benar-benar terjadi? ➢ Kemungkinan terjadinya (likelihood) : Seberapa besar kemungkinan risiko itu dapat terjadi? Contoh : suatu risiko dikategorikan rendah bila kecil akibatnya dan kecil kemungkinan terjadinya. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 8 Sumber Risiko & Dapat/Tidaknya dikendalikan Risiko Kemungkinan Akibat Sumber Intern Ekstern Dapat dikendalikan Dapat dikendalikan Ada yang dapat Dapat & tidak dapat dikendalikan dikendalikan PADA DASARNYA SELURUH RISIKO DAPAT DIKENDALIKAN 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 9 Kategori Sumber Risiko Risk Management Risk Identification External Unpredictable •Regulatory •Natural Hazards •Postulated Events •Side Effecs •Completion 10/28/2018 External Predictable •Market Risks •Operational •Environmental Impacts •Social Impacts •Currency Changes •Inflation •Taxatior Internal Non Technical •Management •Schedule •Cost •Cash Flow •Loss of Potential Ir.Kusumo DS, MSi,CSP Technical •Change in Technology •Performance •Risk Specific to Technology •Design •Sheer Size or Complexity of Project Legal •Licences •Patent Rights •Contractual •Outsider Suit •Force Majeure 10 The Risk Management Frame work Risk Identification Risk Classification Risk Analysis Risk Attitude Risk Response 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 11 MANAJEMEN RISIKO Elemen utama dari proses manajemen risiko, seperti yang terlihat pada gambar meliputi ANALISA RISIKO AKIBAT KEMUNGKINAN EVALUASI RISIKO PENGENDALIAN RISIKO Ir.Kusumo DS, MSi,CSP MONITOR & REVIEW 10/28/2018 IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN RISIKO KOMUNIKASI & KONSULTASI PENETAPAN TUJUAN 12 ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN RISIKO • Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan. •Identifkasi bahaya; Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 13 ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN RISIKO • Analisa risiko; Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (Probabilitas x Konsekuensi) atau ( Peluang x Akibat ) • Evaluasi risiko; Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 14 ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN RISIKO •Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain. •Monitor dan Review; Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan. •Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 15 Analisa Risiko ANALISA RISIKO DILAKUKAN DENGAN MENENTUKAN AKIBAT YANG TIMBUL DAN KEMUNGKINAN AKIBAT TERSEBUT UNTUK DAPAT TERJADI. METODE ANALISA RISIKO DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA KUALITATIF, SEMIKUANTITATIF DAN KUANTITATIF. SALAH SATU METODE YANG BANYAK DIGUNAKAN YAITU MATRIK RISIKO (KUALITATIF) 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 16 MATRIKS PENILAIAN RISIKO AKIBAT No First Moderate/ Injuries Aid/Minor Medical Almost Certain Hampir pasti terjadi PELUANG Likely Besar kemungkinan terjadi Moderate Dapat terjadi Unlikley Kecil kemungkinan terjadi Rare Jarang terjadi Major/ Cacat Fatal/Catas trophic H H E E E M H H E E L M H E E L L M H E L L M H H Extreme : Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak High : Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya Moderate : enjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan Low : Kendalikan dengan prosedur yang ada/rutin Sumber AS/NZS 4360 : Risk Management 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 17 RISIKO K3 Risiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3 dg akibat yg ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi. ➢ Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu peluang/probability dan akibat/konsekuensi ➢ RISIKO = Probability x Konsekuensi Atau RISIKO = Peluang x Akibat 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 18 HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO PALING EFEKTIF MERUBAH KONDISI : > SUBSTITUSI supaya MEMERLUKAN tingkat risiko PERUBAHAN turun FISIKmerubah PADA TEMPAT >KONDISI REKAYASA sistem pekerjaanKERJA > ISOLASI orang dari sumber bahaya ELIMINASI PENGENDALIAN REKAYASA (Substitusi, Isolasi, Proteksi, ) PENGENDALIAN ADMINISTRATIF (Peraturan, Prosedur Kerja, Rambu) ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 10/28/2018 KURANG EFEKTIF Ir.Kusumo DS, MSi,CSP MERUBAH ORANG : Melakukan tindakan ADMINISTRATIF untuk mengurangi tingkat cedera MENSYARAT KAN PEKERJA MEMAKAI APD 19 KATEGORI TINGKAT RISIKO K3 ➢ Risiko Tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkungan serta terganggunya kegiatan konstruksi. ➢ Risiko Sedang, Mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya dpt berisiko membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia serta terganggunya kegiatan konstruksi. ➢ Risiko Kecil, mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya kegiatan konstruksi. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 20 PENGERTIAN 1. Eliminasi adalah Usaha menghilangkan sumber bahaya ditempat kerja. 2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/ atau material yang tingkat bahayanya lebih rendah. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP PENGERTIAN 3. Rekayasa Teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya kecelakaan. 4. Pengendalian Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman. 5. Alat Pelindung Diri adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 1. Identifikasi Bahaya TUJUAN DARI TAHAP INI ADALAH UNTUK MENGETAHUI & MENDATA BAHAYA-BAHAYA APA SAJA YANG ADA DI TEMPAT KERJANYA. PROYEK HARUS MENGIDENTIFIKASI SEMUA RISIKO YANG DAPAT BERDAMPAK PADA PELAKSANAAN. PROYEK HARUS MENSEGMENTASIKAN RISIKORISIKO ITU KE DALAM SEGMEN-SEGMEN YANG TERPISAH SATU SAMA LAIN SECARA KUMULATIF LENGKAP DAN MENDALAM. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP Hazard? Location 23 1. Identifikasi Bahaya 1.1 Pertimbangan : ❖Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan bahaya ❖Jenis kecelakaan yang mungkin dapat terjadi 1.2 Aktifitas yang digunakan dalam idenifikasi bahaya: ✓ Konsultasi dengan pekerja ✓ Konsultasi dengan tim K3 ✓ Melakukan pertimbangan ✓ Melakukan savety audit ✓ Melakukan pengujian 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 24 1. Identifikasi Bahaya ✓ Evaluasi Teknis dan keilmuan ✓ Analisis rekaman data ✓ Mengumpulkan informasi dari desaigner, konsumen. Supplier dan organisasi ✓ Pemantauan lingkungan dan kesehatan ✓ Melakukan survey terhadap karyawan 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 25 2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITAS Pengertian Merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan akibat kerja. Tujuannya, menentukan prioritas untuk tindak lanjut karena tidak semua aspek bahaya potensial dapat ditindak lanjuti. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 26 2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITAS Metode Penilaian Risiko 1. Untuk setiap risiko : - Menghitung setiap insiden - Menghitung konsekuensi - Kombinasi penghitungan keduannya 2. Menggunakan rating setiap resiko, mengembangkan daftar prioritas risiko kerja. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 27 2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITAS 2.1 Menentukan Peluang Faktor yang mempengaruhi terjadinya peluang sebuah insiden : ▪ Frekuensi situasi terjadinya ▪ Berapa orang yang terpapar ▪ Keterampilan dan pengalaman orang yang terkena ▪ Karakteristik yang terlibat ▪ Durasi paparan ▪ Pengaruh posisi terhadap bahaya ▪ Distraksi ▪ Jumlah material atau tingkat paparan ▪ Kondisi lingkungan ▪ Kondisi peralatan ▪ Efektivitas pengendalian yang ada 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 28 2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITAS 2.2 Menentukan Konsekuensi Faktor yang mempengaruhi konsekuensi : ❖ Potensi pada reaksi berantai ❖ Konsentrasi substansi ❖ Volume material ❖ Kecepatan proyektil dan pergerakkan bagiannya ❖ Ketinggian benda ❖ Jarak pekerja dari bahaya potensial ❖ Berat pekerja ❖ Tingkat gaya dan energi 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 29 PENILAIAN RISIKO K3 PELUANG/KEMUNGKINAN nilai 1 = Jarang terjadi nilai 2 = Kadang-kadang terjadi nilai 3 = Sering terjadi Tingkat Risiko Kegiatan adalah nilai rata-rata risiko AKIBAT/KEPARAHAN (SEVERITY) • nilai 1= luka ringan • nilai 2 = luka sedang • nilai 3 = luka berat, cacat, kematian TINGKAT RISIKO = PELUANG X AKIBAT 10/28/2018 nilai 1 dan 2 = Risiko rendah nilai 3 dan 4 = Risiko sedang nilai 6 dan 9 = Risiko tinggi Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 30 ManajemenRisiko HI-RA-DC Cidera atau sakit Harta benda Keselamatan Umum Terganggunya proses produksi Lingkungan PELUANG (1) Jarang (2) Kadang (3) Sering Eliminasi AKIBAT (1) Ringan (2) Sedang (3) Berat Subsitusi Rekayasa Engineering Pengendalian Administrasi Alat Pelindung Diri 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 31 3. MENETAPKAN PENGENDALIAN ➢ ➢ 1. 2. 3. 4. 5. 10/28/2018 Pengertian Perencanaan penglolaan dan pengendalian kegiatankegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan. Metode Pengendalian Risiko Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi Pendidikan dan pelatihan Pembangunan kesadaran motivasi Evaluasi melalui internal audit Penegakan hukum Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 32 32 4. PENERAPAN LANGKAH PENGENDALIAN Tahapan – Tahapan Pengendalian 1. 2. 3. 4. 10/28/2018 Mengembangkan Prosedur Kerja Tujuannya, sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap bentuk pengendalian bahaya yang kita pilih. Komunikasi Menginformasikan pada pekerja tentang penggunaan alat pengendali bahaya dan alasan penggunaannya. Menyediakan Pelatihan Agar pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat pengendali yang diterapkan Pengawasan Memastikan alat pengendali bahaya potensial digunakan secara benar. Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 33 5. MONITOR dan TINJAUAN ✓ Pemantauan dan tinjauan risiko merupakan langkah terakhir dalam proses ini dan harus dilakukan pada interval waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi. ✓ Untuk menentukan periode monitoring dan tinjauan risiko tergantung pada : 1. Sifat dari bahaya 2. Magnitude risiko 3. Perubahan Operasi 4. Perubahan dari metode kerja 5. Perubahan peraturan dan organisasi. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 34 PEMBUATAN SASARAN K3 ▪ Sasaran Organisasi harus menetapkan dan memelihara dokumen sasaran K3 di setiap fungsi dan level yang relevan dalam organisasi. ▪ Tujuan Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja harus dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, Ahli K3, P2K3 dan pihak-pihak lain yang terkait. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 35 MENENTUKAN SKALA PRIORITAS PENETAPAN SASARAN K3 Input dalam menetapkan sasaran K3 adalah : ✓ Kebijakan K3, mencakup komitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan ✓ Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian, dan pengendalian risiko ✓ Persyaratan hukum dan perundang-undangan ✓ Pilihan Teknologi ✓ Persyaratan Keuangan, operasional dan bisnis ✓ Pandangan dari pekerja dan pihak terkait ✓ Analisis kerja ✓ Rekaman-rekaman ketidaksesuaian K3 ✓ Hasil dari tinjauan manajemen ✓ Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan karyawan. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 36 ❖ MENENTUKAN SKALA PRIORITAS PENETAPAN SASARAN K3 Seleksi Prioritas Pertimbangan: 1. Keberadaan peraturan, persyaratan dan perundangundangan. 2. Pengendalian risiko yang ada ➢ ➢ ➢ ➢ ➢ 10/28/2018 Dalam menetapkan dan mendokumentasikan sasaran mutu sebaiknya memiliki nilai-nilai: Spesifik Measurable (terukur dan terhitung) Achievable (dapat tercapai) Realistic Time frame (jangka waktu) Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 37 Risiko dalam Kegiatan Pekerjaan • • • • • • • • 10/28/2018 Kecelakaan Terjatuh Keracunan cairan kimia Tertimpa Kebakaran dan Terbakar Keracunan gas kimia Kestrum Listrik Dan masih banyak lagi Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 38 Cara Mengurangi Risiko dalam Kegiatan Pekerjaan 1. Memperbaiki management dalam perusahaan. 2. Membangun hubungan antara management dan pekerja, sehingga management tahu apa yang dibutuhkan pekerja untuk mengurangi resiko dalam pekerjaannya. 3. Layout setiap mesin dan fasilitas. 4. Melakukan pemeriksaan reabilitas fasilitas dan mesin secara periodic. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 39 5. Menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dengan standar. 6. Melatih para operator. 7. Membuat Standar Operating Procedure ( SOP ) yang baik. 8. Membuat peraturan khusus mengenai keselamatan kerja. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 40 MENGIDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA KONSTRUKSI 1. Berbagai jenis pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan diinventarisasi. 2. Dokumen konstruksi dan metode pelaksanaan pekerjaan dikaji potensi bahayanya. 3. Daftar potensi bahaya disusun sesuai urutan kerja. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 41 MENGINVENTARISASI BERBAGAI JENIS PEKERJAAN / KEGIATAN KONSTRUKSI • Setiap kegiatan dan tahapan siklus konstruksi: – Tahap Pra konstruksi (Feasibility Study, Basic Design, DED) – Tahap Tender & Penetapan pemenang – Tahap Konstruksi & Serah Terima (Pek Persiapan, Pek Tanah, Pek Pondasi/Pek Struktur Bawah, Pek Struktur Atas, Pek Arsitektur, Pek MEP, Pek Perkerasan, Pek Taman dll) – Tahap Operasi dan Pemeliharaan bangunan – Tahap Renovasi dan/atau Pembongkaran bangunan • Penggunaan setiap jenis material konstruksi khususnya B3 • Penggunaan setiap jenis peralatan dan perkakas konstruksi • Penggunaan setiap jenis tenaga ahli dan tenaga kerja • Penggunaan setiap subkontarkator dan pemasok 42 MENGKAJI POTENSI BAHAYA DOKUMEN KONSTRUKSI DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Tahap Pra konstruksi: • Feasibility Study : bahaya banjir, bahaya lonsor, bahaya gempa dll • Basic Design: bahaya survei dan penyelidikan lapangan, • DED : Bahaya struktural, bahaya konstruksi, bahaya design operasi dan pemeliharaan bangunan dsb. Tahap Konstruksi: • Bahaya pada metode konstruksi, dan pada pelaksanaan pekerjaan sbb: • Pek Persiapan, kebersihan, mob-demob: bahaya kebakaran, PAK dsb • Pek tanah : bahaya longsor, tertimbun, genangan air banjir, gas beracun • Pek Pondasi & substructure: bahaya peralatan, pondasi amblas, tergerus • Pek Struktur atas : bahaya ketinggian, kejatuhan dsb • Pek Mekanikal, Elektrikal, Plumbing: bahaya listruk, bahaya mekanis, dsb • Pek Arsitektural : bahaya kimia (cat, thinner, lem dsb), bahaya ketinggian Tahap Pengoperasian & Perawatan Bangunan: • Kesalahan dalam pengoperasian/penggunaan/pemanfaatan bangunan • Ketidak tepatan metode, prosedur dan jadwal perawatan , dsb Tahap Pembongkaran: • Ketidak tepatan design dan metode pembongkaran, Bahaya runtuh, dsb 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 43 MENYUSUN DAFTAR POTENSI BAHAYA SESUAI URUTAN KERJA. No PEKERJAAN & RINCIAN KEGIATAN POTENSI BAHAYA 1 Persiapan Pengukuran Bangunan sementara Binatang berbisa 2 Tanah Galian & Timbunan Pemadatan Pembuangan Longsor, tertimbun Tabrakan, terguling 3 Pondasi Pemancangan Alat terguling, terbentur 4 Struktur bawah Pengecoran beton Bekisting jebol 5 Struktur Atas Pengecoran beton Ereksi rangka baja Perancah ambruk Bahaya ketinggian>jatuh 6 Arsitektural Dinding dalam Dinding luar Pasang KM/WC Ambruk Jatuh 7 Mekanikal dst dst 8 Elektrikal dst dst 9 Plumbing dst dst 10 Halaman dst dst 11 Finishing dst dst 44 Elemen Kompetensi 2 Melakukan penilaian resiko bahaya di lingkungan kerjakonstruksi 1. Menetapkan Sarana, teknik,proses dan metode penilaian resiko bahaya. 2. Melakukan Penilaian resiko bahaya. 3. Menetapkan Tingkat resiko bahaya. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 45 TINGKAT FREQUENCY (SERINGNYA TERJADI) JENIS KECELAKAAN Dapat ditentukan berdasarkan: a. Data statistik internal Perusahaan; atau b. Data statistik Nasional; atau c. Data statistik Negara lain; atau d. Data statistik Internasional; atau e. Judgement / perkiraan dengan membandingkan setiap jenis kecelakaan yang pernah terjadi dari semua proyek yang telah dilaksanaan, dibuat daftar peringkat jenis kecelakaan yang pernah terjadi dan jumlahnya masing masing, dari yang tertinggi hingga terendah 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 46 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 47 Angka Kecelakaan Kerja Di Beberapa Negara 3 Industri utama yang menyubang kecelakaan industri yang fatal 2002 - 2005 General Factories 33% General Factories Construction 54% Shipbuilding and ship-repairing 13% 33% 54% 13% Construction Ship building & Ship Repairing 10/28/2018 Sumber: MOM, Singapore Ir.Kusumo DS, MSi,CSP Perbandingan Tingkat Kecelakaan Kerja Fatal tahun 2002 Country / Region Occupational Fatality Rate # Sweden 1.2 United Kingdom 1.3 Australia 2.0 USA (2000) 2.2 EU15 Average 2.5 Japan 2.6 Singapore (2004) 4.9 Taiwan (2001) 6.9 Hong Kong SAR 8.6 Malaysia 10.8 # Kecelakaan kerja fatal / 100,000 pekerja Indonesia 23 48 TYPES OF FATAL ACCIDENT IN CONSTRUCTION Jatuh dari ketinggian Kejatuhan, tertimpa dsb Kecelakaan di jalan Sakit jantung, stoke dsb Terkena, terjepit mesin dsb Tersengat arus listrik Terbentur, terlindas dsb Jatuh, tergelincir di lantai Tersambar petir, banjir dsb 10/28/2018 Kebakaran, peledakan dsb Ir.Kusumo DS, MSi,CSP Analysed by Labour Inspectors in the years 2002-2004. 49 Data Penyebab Kecelakaan Di Sektor Konstruksi • Jatuh : • Terbentur : • Tertimpa : • Mesin dan alat : • Alat tangan : • Transport : • Lain-lain : 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 26% 12% 9% 8% 7% 7% 6% Ref. ILO 50 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 51 1. Menetapkan Sarana, teknik, proses dan metode penilaian resiko bahaya. Sarana, teknik, proses dan metode penilaian risiko yang paling sering dipakai di sektor konstruksi adalah dengan cara kualitatif yang dikuantifikasi: Risk Rangk = Frequency Rate X Severity Rate R=FXS Tingkat risiko = tingkat frequensi X tingkat keparahan 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 52 PENILAIAN RISIKO K3 TINGKAT RISIKO = TINGKAT KEMUNGKINAN KERUGIAN JIKA TERJADI KECELAKAAN FREQUENCY RATE (SERINGNYA TERJADI) JENIS KECELAKAAN YANG SAMA > SERING = 3 > AGAK SERING = 2 > JARANG = 1 X X SEVERITY RATE (KEPARAHAN AKIBAT) JENIS KECELAKAAN YANG SAMA > PARAH > SEDANG > RINGAN = 3 = 2 = 1 PERINGKAT RISIKO 10/28/2018 FREQUENCY RATE (S) SERING AGAK SERING JARANG SEVERITY RATE (S) 3 2 1 • PARAH 9 6 3 3 TERTINGGI TINGGI SEDANG • SEDANG 6 4 2 2 TINGGI SEDANG RENDAH • RINGAN 3 2 1 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 1 SEDANG RENDAH TERENDAH 53 2. Melakukan Penilaian resiko bahaya. 2 3 CARA MELAKUKAN PENILAIAN RISIKO Dari statistik pemberitaan tentang kecelakaan galian longsor, maka dari segi tingkat frekuensi termasuk kategori agak sering terjadi (kita nilai F = 2), dan tingkat keparahan yang umumnya diberitakan adalah tertimbun hingga meninggal dunia (kita nilai S = 3) 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 54 3. Menetapkan Tingkat resiko bahaya. PERINGKAT RISIKO R=FXS R=2X3 R = 6 (TINGGI) SEVERITY RATE (S) PARAH 3 SEDANG 2 RINGAN 1 10/28/2018 FREQUENCY RATE (F) SERING AGAK SERING JARANG 3 2 1 9 6 3 TERTINGGI TINGGI SEDANG 6 4 2 TINGGI SEDANG RENDAH 3 2 1 SEDANG RENDAH TERENDAH Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 55 PENETAPAN TINGKAT RESIKO 2 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 3 6 tinggi 2 utama 56 ELEMEN KOMPETENSI 3 Melakukan Pengendalian Risiko Bahaya di Linbgkungan Kerja Konstruksi 1.Menyusun Rencana Pengendalian Risiko 2.Melakukan penetapan Pengendalian Risiko 3.Mengevaluasi Pengendalian Risiko 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 57 1. MENYUSUN RENCANA PENGENDALIAN RISIKO Mencegah galian longsor, tertimbun dan tenggelam : Harus didasarkan pada hirarki Pengendalian Risiko: 1. Upaya eliminasi, tidak dimungkinkan. 2. Upaya Pengendalian rekayasa: a. substitusi supaya tingkat risiko turun tidak bisa b. isolasi orang dari sumber bahaya tidak mungkin c. Rekayasa merubah sistem pekerjaan > Proteksi, dengan memberi turap (dinding penahan Tanah) d. Menggunakan metoda kerja selamat, excavator beroperasi di atas ponton 3. Upaya Pengendalian Administratip: a. Menerapkan prosedur Ijin Kerja b. Barikade, safety zone, rambu rambu, life line 4, Upaya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD): a. Pelampung dan life line b. Saveti helmet c. Safety shoes d. Safety Vest 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 58 2. MELAKUKAN PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 59 3.MENGEVALUASI PENGENDALIAN RISIKO a. Melakukan pemantauan efektifita tindakan pengendalian yang diterapkan apakah telah cukup efektif b. Melakukan perbaikan upaya pengendalian risiko secara terintegrasi 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 60 DEFINISI Bahaya: Segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya, atau Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuan 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 61 Benda Bergerak lurus Putar Acak Angkut/angkat Ambruk Kunci lemah JENIS BAHAYA Benda diam Gravitasi/elevasi Cahaya Rusak Benda phisik Suhu Radiasi Bising Lebih beban Aliran Listrik Loncatan api Tersentuh Getaran Isolasi buruk Tekanan Gagal fuse Bahan Kimia Ledakan Kebakaran Keracunan Korosi Virus.jamur Serangga Ukuran Jangkauan Biologis Bisa Kuman Ergonomis Berdiri Duduk Phsycologis 10/28/2018 Stress Tidak harmonis Ir.Kusumo DS, MSi,CSP Habis dimarahi 62 JENIS JENIS BAHAYA KESELAMATAN KONSTRUKSI JENIS BAHAYA CONTOH BAHAYA A Design hazards Kesalahan disain struktur (potensi runtuh) B Hazards of unqualified personnel Kesalahan kerja, bekerja tanpa kompetensi C Hazards of construction material Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) D Hazards of construction works Galian tanah runtuh, bekerja di ketinggian, F Hazards due to Equipment Penggunaan alat berat G Hazards of construction methods Metoda kerja tanpa APK (alat pelindung kerja) H Electrical hazards Kabel listrik lecet, kabel tanpa grounding I Kandungan gas beracun dlm lubang bawah tanah Confined Space hazards J Hazards of Building Failure 10/28/2018 Kegagalan fungsi bangunan Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 63 FAKTOR FAKTOR BAHAYA KESEHATAN KERJA BAHAYA FISIK BAHAYA KIMIA BAHAYA BIOLOGI • Kebisingan • Pencahayaan • Tekanan • Radiasi • Suhu ekstrim • Gataran • Partikulat •G •P •C >Flamable, ekplosif >Beracun >Iritan, Korosif, >Karsinogen,Alergen • Virus • Serangga • Bakteri • Jamur, dll BAHAYA ERGONOMI • Salah posisi • Gerakan janggal • Gerak monoton • Letak tidak sesuai BAHAYA PSIKOLOGI 10/28/2018 • Stress beban kerja, • Pelecehan, kekerasan • Intoleran, dll ➢ Tuli ➢ Buta ➢ Depresi ➢ Kanker ➢ Kelelahan fisik ➢ Jaringan otot rusah ➢ Silikosis, asbestosis > Tingkat paparan > Dosis–respon: > Konsentrasi > Intensitas > Lama paparan kepara han x kekera pan > Tingkat paparan > Dosis–respon: > Konsentrasi > Intensitas > Lama paparan > Intensitas > Lama paparan > Imunitas > Sensitivitas > Lama paparan > Intensitas > immunitas Sensitivitas Ir.Kusumo>DS, MSi,CSP ➢Iritasi kulit ➢Keracunan ➢Catat pancaindera ➢Kanker, Alergi, dll RISIKO ➢ DB, HIV, MALARIA dsb ➢ INFEKSI ➢ BISA / RACUN ➢ ALERGI ➢ dll ➢ Sakit punggung ➢ Terkilir ➢ Carpal syndrome ➢ Cacat permanen ➢ Gangguan mental ➢ Depresi , Gelisah ➢ Tidak konsentrasi 64 PENGERTIAN Analisa Risiko/Risk Analysis Kegiatan yang menguraikan suatu risiko dengan cara menentukan besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan dari akibat/consequences suatu risiko bahaya Penilaian Risiko/Risk Assessment Menilai suatu risiko dengan cara membandingkannya terhadap tingkat standar risiko yang telah dapat ditoleransi/ditetapkan Pengendalian Segala Upaya untuk meniadakan risiko 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 65 PERMEN PU No 05/PRT/M/2014 Pasal 19 huruf J tentang Tugas tanggung jawab penyedia jasa: “Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi” 1. Tempat kerja 2. Peralatan kerja 3. Cara Kerja 4. Alat Pelindung Kerja 5. Alat Pelindung Diri 6. Rambu-rambu dan 7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai RK3K 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 66 Tunjukan dan sebutkan bahaya apa saja yang ada dalam gambar dibawah ini C B A 10/28/2018 1 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 2 3 67 SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU SMK3 (Per Men PU No. 05/PRT/M/2014) Continual Improvement V TINJAUAN ULANG KINERJA K3 Action Plan II PERENCANAANK3 IV Check PEMERIKSAAN & EVALUASI KINERJA K3 10/28/2018 I KEBIJAKAN K3 Do III PENGENDALIAN OPERASIONAL Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 68 I. KEBIJAKAN K3 PENINGKATAN BERKELANJUTAN II. PERENCANAAN K3 1. IBPPR / HIRADC V. TINJAUAN ULANG KINERJA K3 2. PEMENUHAN UU/PP/PERMEN 3. SASARAN & PROGRAM K3 RK3K IV. PEMERIKSAAN & EVALUASI KINERJA K3 10/28/2018 III. PENGENDALIAN OPERASIONAL 1. SUMBER DAYA, ORGANISASI & TG-JAWAB 1. PENGUKURAN & PEMANTAUAN 2. KOMPETENSI, PELATIHAN & KEPEDULIAN 2. EVALUASI KEPATUHAN 3. KOMUNIKASI, KETERLIBATAN & KONSULTASI 3. PENYELIDIKAN INSIDEN, KETIDAK SESUAIAN, TINDAKAN PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN 4. DOKUMENTASI 4. PENGENDALIAN REKAMAN 6. PENGENDALIAN OPERASIONAL 5. AUDIT INTERNAL 5. PENGENDALIAN DOKUMEN 7.DS,KESIAGAAN Ir.Kusumo MSi,CSP DAN TANGGAP DARURAT 69 MANAJEMEN RISIKO K3 Persiapan: Menetapkan konteks. Pertimbangkan tugas, kegiatan, proses pekerjaan, kondisi bahan, alat, lingkungan kerja dan praktek-praktek, untuk penilaian Langkah 1: Mengidentifikasi Bahaya **) Langkah 5: Memantau & Meninjau Ulang Tindakan Pengendalian Risiko **) *) Harus dilakukan konsultasi pada setiap Langkah Langkah 4: Menerapkan Tidakan Pengendalian Risiko 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP Langkah 2: Menilai & Memproritaskan Risiko **) Langkah 3: Memutuskan Tindakan Pengendalian Risiko & Hirarkinya 70 5 Langkah Kegiatan Manajemen Risiko 1. Mengidentifikasi Bahaya, 2. Menilai & Memprioritaskan Risiko, 3. Menetapkan Pengendalian Risiko, 4. Menerapkan Pengendalian Risiko, 5. Memantau dan Meninjau Ulang Pengendalian Risiko 10/28/2018 SEBELUM PROYEK DILAKSANAKAN (IBPPR / HIRADC) SELAMA PROYEK DILAKSANAKAN IBPPR / HIRADC : Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko / Ir.Kusumo DS, MSi,CSPand Determining Control Hazard Identifikation Risk Assessment 71 Konsep Hazard, Danger, Incident, Accident dan Risk HAZARD DANGER Tali putus putus Tali rantas INSIDENT BAHAYA SANGAT BAHAYA 10/28/2018 NEAR-MISS Ir.Kusumo DS, MSi,CSP ACCIDENT 72 Definisi Singkat • Keselamatan kerja (Occupational Safety) adalah kondisi tempat kerja dan perilaku pekerja di mana bahaya/ risiko kecelakaan telah diidentifikasi dapat dikendalikan. • Kesehatan kerja (Occupational Health) adalah kondisi tempat kerja dan kondisi fisik, mental & sosial pekerja di mana bahaya/risiko penyakit akibat kerja telag diidentifikasi dan dapat dikendalikan • Keamanan (Security) adalah kondisi di mana bahaya/ risiko kejahatan telah diidentifikasi &dapat dikendalikan. • Kecelakaan (Accident) adalah suatu peristiwa yang tak terduga dan tak diinginkan yang mengakibatkan kerugian (jiwa, raga, harta benda, waktu, citra dsb) • Bahaya (Hazard) adalah kondisi dan/atau kegiatan tak selamat, yang jika tidak dikendalikan dapat mengakibatkan kecelakaan. • Penilaian Risiko (Risk Assessment) adalah penilaian kemungkin-an kerugian & jumlah potensi kerugian (concise Oxford Dictionary) 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 73 4 KATEGORI BAHAYA: a. Bahaya nyata, yaitu bahaya yang jelas kelihatan dan dapat dirasakan, seperti mesin-mesin peralatan yang tidak diberi pelindung, kerusakan bangunan, peralatan listrik yang cacat, rem kendaraan yang tidak pakem dsb. b. Bahaya tersembunyi (latent), yaitu bahaya yang tidak tampak dan sulit dirasakan, seperti instalasi listrik, uap beracun, atau suara berfrekuensi tinggi. c. Bahaya yang berkembang, yaitu bahaya yang tidak segera dikenali dan akan berkembang sepanjang waktu, misalnya pemakaian ban karet pada mobil-crane, kabel baja yang kawatnya mulai putus-putus, suara bising yang menyebakan tuli, kulit tubuh terkena larutan kimia yang bisa menyebabkan sakit kulit dsb. d. Bahaya sementara, yaitu bahaya yang kadang-kadang muncul, misalnya ketika beban mesin terlalu berat (overload), listrik atau mesin yang kadang-kadang mati. 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 74 Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 75 KECELAKAAN KONSTRUKSI 2017 -2018 Crane proyek LRT di simpang Jakabaring, Palembang terjungkit saat tengah mengangkat girder (steel box). Foto: Parliza Hendrawan Seruindonesia.com 29/10/2017 sekira pukul 09.45 wib di STA 4 Desa Cukurgondang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan. BOGOR (Pos Kota) – JPO Bocimi yang sedang dalam pekerjaan ambruk Jumat (22/9/2017) malam, 1 tewas, 2 lika berat kecelakaan konstruksi Gorder JPO proyek Tol Pemalang-Batang detikFinance, Minggu (31/12/2017). Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP Liputan6.com, Jakarta - crane di proyek BORR26 Oktober 2017 Tol FORMWORK PILARBECAKAYU roboh di Jakarta, 20 Februari 2018. pada pukul 03.00 WIB dan 7 orang pekerja luka. Tempo/Fakhri Hermansyah 76 KECELAKAAN KERJA DI BANGUNAN GEDUNG Kecelakaan Kerja bangunan GOR di Jl Balai Rakyat, Koja, Jakarta Utara, runtuh, sekitar pukul 17.00 WIB, Kamis (19/9). mengakibatkan 7 orang terluka dan 3 orang terjebak bahan material bangunan selama 2 jam Kebakaran di King Bandung (24/6/2014) dini hari. Kecelakaan kerja di PT SI di wilayah Desa Kadiwono Kecamatan Bulu, Minggu (30/8/2015). Kecelakaan kerja di proyek konstruksi hanggar kalibrasi di kompleks Bandara Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi 5 orang. Korban luka berjumlah 14 orang. Senin 09 Mar 2015, 15:24 WIB “Kebaran di lt 18 dan 20 Gedung Casa Domaine Kawasan Jl K.H Mas Mansyur," @TMCPoldaMetro, Senin (7/11/2016). Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP jatuhnya scaffolding proyek pembangunan Sadira Plaza dan Tangram Hotel membuat rusak 4 rumah penduduk di sekitar proyek 77 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 78 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 79 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 80 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 81 JUMAT PAGI, 31 OKT 2014 JEMBATAN PENGHUBUNG DI TIM ROBOH, 4 PEKERJA TEWAS http://beritajakarta.com/read/5953/Jembatan_Penghubung_di_TIM_Roboh_4_Pekerja_Tewas#.Vgquovntmko 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 82 TERIMA KASIH 10/28/2018 Ir.Kusumo DS, MSi,CSP 83