Uploaded by emka 16

Materi kuliah 4.MANAJEMEN RISIKO kds

advertisement
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
1
Tujuan Belajar
 MEMBERIKAN PENGETAHUAN TENTANG RISIKO &
MANAJEMEN RISIKO.
 MEMBERIKAN KETRAMPILAN DALAM MENGIDENTIFIKASI
RISIKO & MELAKUKAN ASESMEN.
 MAHASISWA DAPAT MENERAPKAN MANAJEMEN RISIKO
DARI MULAI MEMBUAT DAFTAR RISIKO SAMPAI
MENINDAK LANJUTI RISIKO HINGGA DAPAT MEMASTIKAN
TERCAPAINYA TUJUAN ATAU SASARAN ORGANISASI.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
2
PENGETAHUAN YANG wajib DIKUASAI
➢ SMK3, bisa dipelajari dari PP No 50/2012 & Permen PU 5/2014
➢ Manajemen Risiko K3, bisa dipelajari dari Permen PU 5/2014
➢ Jenis jenis Bahaya di lingkungan konstruksi
➢ Statistik kecelakaan (jenis-jenisn kecelakaan, tingkat frekuensi & tingkat keparahan setiap jenis
kecelakaan
➢ K3 Pekerjaan Konstruksi
➢ K3 Perancah
➢ K3 Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
➢ K3 Peralatan Angkat dan Angkut
➢ K3 Peralatan Konstruksi
➢ Kesehatan kerja (Higiene) kantor & lingkungan proyek
➢ Kesiagaan dan Sistem Tanggap Darurat di proyek
➢ Sistem Pemadam Kebakaran
➢ Analisis keselamatan pekerjaan
➢ Pengetahuan inspeksi & observasi bahaya ditempat kerja
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
3
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari Manajemen Proses.
Manajemen risiko adalah bagian dari
proses kegiatan didalam organisasi dan
pelaksananya terdiri dari multi disiplin
keilmuan dan latar belakang, manajemen
risiko adalah proses yang berjalan terus
menerus.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
4
Pengertian Risiko
 Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss) (A.Abas
Salim)
 Risiko adalah probabilitas suatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan (Herman
Darmawi)
 Risiko adalah efek kumulatif dari pada kemungkinan- kemungkinan adanya uncertainty (ketidak
pastian) yang akan berdampak positif atau negatif terhadap sasaran proyek. (AS/NZS 4360 : 1999)
 Risiko adalah kemungkinan terjadinya susuatu yang akan berdampak negatif terhadap sasaran
(AS/NZS HB 143 : 1999)
 Dalam konteks Manajemen Proyek, risiko adalah efek kumulatif dari terjadinya kejadian yang tidak
pasti yang bersifat adversal / merugikan dan mempengaruhi tujuan proyek (Wideman R Max)
 Penggunaan factor keamanan atau factor beban untuk mengurangi adanya
menambah keamanan konstruksi (Building Code)
ketidak pastian
dan
 Resiko merupakan suatu kejadian (event) dari suatu proses business atau proyek, dimana manusia
yang mengelolannya tidak dapat memperhitungkan dengan pasti dampak maupun besaran yang
ditimbulkannya. (PMI - USA)
 Risiko diukur dengan melihat konsekwensi yang mungkin terjadi, dan besarnya probabilitas
terjadinya risiko .
Sehingga konsep Risiko selalu mencakup dua elemen yaitu Frekwensi
/probabilitas dan konsekwensi (AS/ANZ HB 143 : 1999)
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
5
KONSEP RISIKO
➢ Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan
ketidakpastian, kecuali kematian, meskipun demikian juga
tetap mngandung ketidakpastian didalamnya.
➢ Mengenai
kapan dan
penyebabnya.
Ketidak pastian
mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi pihak
pihak yang berkepentingan, lebih lebih dalam dunia bisnis.
Ketidakpastian beserta risikonya merupakan suatu yang
tidak dapat diabaikan begitu saja namun demikian harus
diperhatikan secara cermat, bila yang menginginkan kesuksesan.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
6
Konsep Risiko
➢ Sehubungan dengan kenyataan tersebut, semua orang
(khususnya
Pengusaha)
selalu
berusaha
untuk
menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimumkan
ketidakpastian
agar kerugian yang ditimbulkan dapat
diminimumkan atau dihilangkan.
➢ Penanggulangan risiko ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan pengelolaan berbagai cara penanggulangan risiko inilah
yang disebut Manajemen Risiko (Risk Management) Soeisno
Djojosoedarso 2003
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
7
Tingkat Risiko (Level Risiko)
 Tinggi rendahnya Risiko diukur berdasarkan :
➢ Akibat (consequences) : seberapa besar akibat yang timbul
bila risiko itu benar-benar terjadi?
➢ Kemungkinan terjadinya (likelihood) : Seberapa besar
kemungkinan risiko itu dapat terjadi?
 Contoh : suatu risiko dikategorikan rendah bila kecil akibatnya
dan kecil kemungkinan terjadinya.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
8
Sumber Risiko & Dapat/Tidaknya
dikendalikan
Risiko
Kemungkinan
Akibat
Sumber
Intern
Ekstern
Dapat
dikendalikan
Dapat
dikendalikan
Ada yang dapat Dapat
& tidak dapat
dikendalikan
dikendalikan
PADA DASARNYA SELURUH RISIKO DAPAT DIKENDALIKAN
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
9
Kategori Sumber Risiko
Risk Management
Risk Identification
External
Unpredictable
•Regulatory
•Natural Hazards
•Postulated Events
•Side Effecs
•Completion
10/28/2018
External
Predictable
•Market Risks
•Operational
•Environmental Impacts
•Social Impacts
•Currency Changes
•Inflation
•Taxatior
Internal
Non Technical
•Management
•Schedule
•Cost
•Cash Flow
•Loss of Potential
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
Technical
•Change in Technology
•Performance
•Risk Specific to Technology
•Design
•Sheer Size or Complexity of
Project
Legal
•Licences
•Patent Rights
•Contractual
•Outsider Suit
•Force Majeure
10
The Risk Management Frame work
Risk Identification
Risk Classification
Risk Analysis
Risk Attitude
Risk Response
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
11
MANAJEMEN RISIKO
Elemen utama dari proses manajemen risiko, seperti yang terlihat pada gambar meliputi
ANALISA RISIKO
AKIBAT
KEMUNGKINAN
EVALUASI RISIKO
PENGENDALIAN RISIKO
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
MONITOR & REVIEW
10/28/2018
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENILAIAN RISIKO
KOMUNIKASI & KONSULTASI
PENETAPAN TUJUAN
12
ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN
RISIKO
• Penetapan tujuan;
Menetapkan strategi, kebijakan
organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan
dilakukan.
•Identifkasi bahaya;
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
13
ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN RISIKO
• Analisa
risiko;
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan
terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua
variabel tersebut (Probabilitas x Konsekuensi) atau
( Peluang x Akibat )
• Evaluasi
risiko;
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar.
Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat
tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan
rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat
diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa
harus melakukan pengendalian.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
14
ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN RISIKO
•Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat probabilitas
dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai
alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
•Monitor dan Review; Monitor dan review terhadap hasil sistem
manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
•Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi dengan
pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari
hasil manajemen risiko yang dilakukan.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
15
Analisa Risiko
ANALISA RISIKO DILAKUKAN DENGAN MENENTUKAN AKIBAT YANG
TIMBUL DAN KEMUNGKINAN AKIBAT TERSEBUT UNTUK DAPAT TERJADI.
METODE ANALISA RISIKO DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA KUALITATIF,
SEMIKUANTITATIF DAN KUANTITATIF.
SALAH SATU METODE YANG BANYAK DIGUNAKAN YAITU MATRIK RISIKO
(KUALITATIF)
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
16
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
AKIBAT
No
First
Moderate/
Injuries Aid/Minor
Medical
Almost Certain
Hampir pasti terjadi
PELUANG
Likely
Besar kemungkinan
terjadi
Moderate
Dapat terjadi
Unlikley
Kecil kemungkinan
terjadi
Rare
Jarang terjadi
Major/
Cacat
Fatal/Catas
trophic
H
H
E
E
E
M
H
H
E
E
L
M
H
E
E
L
L
M
H
E
L
L
M
H
H
Extreme
: Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak
High
: Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya
Moderate : enjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan
Low
: Kendalikan dengan prosedur yang ada/rutin
Sumber AS/NZS 4360 : Risk Management
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
17
RISIKO K3
Risiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya
peristiwa K3 dg akibat yg ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi.
➢ Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu peluang/probability dan
akibat/konsekuensi
➢ RISIKO = Probability x Konsekuensi
Atau
RISIKO = Peluang x Akibat
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
18
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
PALING
EFEKTIF
MERUBAH KONDISI :
> SUBSTITUSI supaya
MEMERLUKAN
tingkat risiko PERUBAHAN
turun
FISIKmerubah
PADA TEMPAT
>KONDISI
REKAYASA
sistem
pekerjaanKERJA
> ISOLASI orang dari sumber
bahaya
ELIMINASI
PENGENDALIAN
REKAYASA
(Substitusi, Isolasi,
Proteksi, )
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
(Peraturan, Prosedur Kerja, Rambu)
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
10/28/2018
KURANG
EFEKTIF
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
MERUBAH ORANG :
Melakukan tindakan
ADMINISTRATIF
untuk mengurangi
tingkat cedera
MENSYARAT
KAN
PEKERJA
MEMAKAI
APD
19
KATEGORI TINGKAT RISIKO K3
➢ Risiko Tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya
berisiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda,
jiwa manusia, dan lingkungan serta terganggunya kegiatan
konstruksi.
➢ Risiko Sedang, Mencakup pekerjaan konstruksi yg
pelaksanaannya dpt berisiko membahayakan keselamatan umum,
harta benda dan jiwa manusia serta terganggunya kegiatan
konstruksi.
➢ Risiko Kecil, mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya
tidak membahayakan keselamatan umum dan harta benda serta
terganggunya kegiatan konstruksi.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
20
PENGERTIAN
1. Eliminasi adalah Usaha menghilangkan sumber bahaya
ditempat kerja.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih
aman dan/ atau material yang tingkat bahayanya lebih rendah.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
PENGERTIAN
3. Rekayasa Teknik adalah melakukan modifikasi teknologi
atau peralatan guna menghindari terjadinya kecelakaan.
4. Pengendalian Administrasi adalah pengendalian
melalui pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
5. Alat Pelindung Diri adalah alat pelindung diri yang
memenuhi standard dan harus dipakai oleh pekerja pada
semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
1. Identifikasi Bahaya
TUJUAN DARI TAHAP INI ADALAH UNTUK MENGETAHUI & MENDATA
BAHAYA-BAHAYA APA SAJA YANG ADA DI TEMPAT KERJANYA.
PROYEK
HARUS MENGIDENTIFIKASI SEMUA
RISIKO
YANG
DAPAT
BERDAMPAK
PADA
PELAKSANAAN.
PROYEK
HARUS MENSEGMENTASIKAN RISIKORISIKO ITU KE DALAM SEGMEN-SEGMEN YANG
TERPISAH SATU SAMA LAIN SECARA KUMULATIF
LENGKAP DAN MENDALAM.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
Hazard?
Location
23
1. Identifikasi Bahaya
1.1 Pertimbangan :
❖Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan bahaya
❖Jenis kecelakaan yang mungkin dapat terjadi
1.2 Aktifitas yang digunakan dalam idenifikasi bahaya:
✓ Konsultasi dengan pekerja
✓ Konsultasi dengan tim K3
✓ Melakukan pertimbangan
✓ Melakukan savety audit
✓ Melakukan pengujian
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
24
1. Identifikasi Bahaya
✓ Evaluasi Teknis dan keilmuan
✓ Analisis rekaman data
✓ Mengumpulkan informasi dari desaigner, konsumen. Supplier dan
organisasi
✓ Pemantauan lingkungan dan kesehatan
✓ Melakukan survey terhadap karyawan
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
25
2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI
PRIORITAS
Pengertian
Merupakan proses untuk menentukan prioritas
pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan
akibat kerja. Tujuannya, menentukan prioritas
untuk tindak lanjut karena tidak semua aspek
bahaya potensial dapat ditindak lanjuti.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
26
2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI
PRIORITAS
Metode Penilaian Risiko
1. Untuk setiap risiko :
- Menghitung setiap insiden
- Menghitung konsekuensi
- Kombinasi penghitungan keduannya
2. Menggunakan rating setiap resiko, mengembangkan daftar
prioritas risiko kerja.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
27
2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI
PRIORITAS
2.1 Menentukan Peluang
Faktor yang mempengaruhi terjadinya peluang sebuah insiden :
▪ Frekuensi situasi terjadinya
▪ Berapa orang yang terpapar
▪ Keterampilan dan pengalaman orang yang terkena
▪ Karakteristik yang terlibat
▪ Durasi paparan
▪ Pengaruh posisi terhadap bahaya
▪ Distraksi
▪ Jumlah material atau tingkat paparan
▪ Kondisi lingkungan
▪ Kondisi peralatan
▪ Efektivitas pengendalian yang ada
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
28
2. MENILAI RISIKO DAN SELEKSI
PRIORITAS
2.2 Menentukan Konsekuensi
Faktor yang mempengaruhi konsekuensi :
❖ Potensi pada reaksi berantai
❖ Konsentrasi substansi
❖ Volume material
❖ Kecepatan proyektil dan pergerakkan bagiannya
❖ Ketinggian benda
❖ Jarak pekerja dari bahaya potensial
❖ Berat pekerja
❖ Tingkat gaya dan energi
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
29
PENILAIAN RISIKO K3
PELUANG/KEMUNGKINAN
nilai 1 = Jarang terjadi
nilai 2 = Kadang-kadang terjadi
nilai 3 = Sering terjadi
Tingkat Risiko
Kegiatan
adalah nilai
rata-rata
risiko
AKIBAT/KEPARAHAN (SEVERITY)
• nilai 1= luka ringan
• nilai 2 = luka sedang
• nilai 3 = luka berat, cacat, kematian
TINGKAT RISIKO = PELUANG X AKIBAT
10/28/2018
nilai 1 dan 2 = Risiko rendah
nilai 3 dan 4 = Risiko sedang
nilai 6 dan 9 = Risiko tinggi
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
30
ManajemenRisiko
HI-RA-DC
Cidera atau sakit
Harta benda
Keselamatan
Umum
Terganggunya
proses produksi
Lingkungan
PELUANG
(1)
Jarang
(2)
Kadang
(3)
Sering
Eliminasi
AKIBAT
(1)
Ringan
(2)
Sedang
(3)
Berat
Subsitusi
Rekayasa Engineering
Pengendalian Administrasi
Alat Pelindung Diri
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
31
3. MENETAPKAN PENGENDALIAN
➢
➢
1.
2.
3.
4.
5.
10/28/2018
Pengertian
Perencanaan penglolaan dan pengendalian kegiatankegiatan, produk barang dan jasa yang dapat
menimbulkan resiko kecelakaan.
Metode Pengendalian Risiko
Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi,
subtitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi
Pendidikan dan pelatihan
Pembangunan kesadaran motivasi
Evaluasi melalui internal audit
Penegakan hukum
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
32
32
4. PENERAPAN LANGKAH
PENGENDALIAN
Tahapan – Tahapan Pengendalian
1.
2.
3.
4.
10/28/2018
Mengembangkan Prosedur Kerja
Tujuannya, sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap bentuk pengendalian bahaya
yang kita pilih.
Komunikasi
Menginformasikan pada pekerja tentang penggunaan alat pengendali bahaya dan alasan
penggunaannya.
Menyediakan Pelatihan
Agar pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat pengendali yang diterapkan
Pengawasan
Memastikan alat pengendali bahaya potensial digunakan secara benar.
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
33
5. MONITOR dan TINJAUAN
✓ Pemantauan dan tinjauan risiko merupakan langkah terakhir dalam
proses ini dan harus dilakukan pada interval waktu sesuai dengan
yang ditetapkan dalam organisasi.
✓ Untuk menentukan periode monitoring dan tinjauan risiko
tergantung pada :
1. Sifat dari bahaya
2. Magnitude risiko
3. Perubahan Operasi
4. Perubahan dari metode kerja
5. Perubahan peraturan dan organisasi.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
34
PEMBUATAN SASARAN K3
▪ Sasaran
Organisasi harus menetapkan dan memelihara dokumen sasaran
K3 di setiap fungsi dan level yang relevan dalam organisasi.
▪ Tujuan
Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja harus dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja,
Ahli K3, P2K3 dan pihak-pihak lain yang terkait.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
35
MENENTUKAN SKALA PRIORITAS PENETAPAN
SASARAN K3
Input dalam menetapkan sasaran K3 adalah :
✓ Kebijakan K3, mencakup komitmen untuk melakukan perbaikan
berkelanjutan
✓ Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian, dan
pengendalian risiko
✓ Persyaratan hukum dan perundang-undangan
✓ Pilihan Teknologi
✓ Persyaratan Keuangan, operasional dan bisnis
✓ Pandangan dari pekerja dan pihak terkait
✓ Analisis kerja
✓ Rekaman-rekaman ketidaksesuaian K3
✓ Hasil dari tinjauan manajemen
✓ Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan karyawan.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
36
❖
MENENTUKAN SKALA PRIORITAS
PENETAPAN SASARAN K3
Seleksi Prioritas
Pertimbangan:
1. Keberadaan peraturan, persyaratan dan perundangundangan.
2. Pengendalian risiko yang ada
➢
➢
➢
➢
➢
10/28/2018
Dalam menetapkan dan mendokumentasikan sasaran mutu
sebaiknya memiliki nilai-nilai:
Spesifik
Measurable (terukur dan terhitung)
Achievable (dapat tercapai)
Realistic
Time frame (jangka waktu)
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
37
Risiko dalam Kegiatan Pekerjaan
•
•
•
•
•
•
•
•
10/28/2018
Kecelakaan
Terjatuh
Keracunan cairan kimia
Tertimpa
Kebakaran dan Terbakar
Keracunan gas kimia
Kestrum Listrik
Dan masih banyak lagi
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
38
Cara Mengurangi Risiko dalam Kegiatan Pekerjaan
1. Memperbaiki management dalam perusahaan.
2. Membangun hubungan antara management dan
pekerja, sehingga management tahu apa yang
dibutuhkan pekerja untuk mengurangi resiko dalam
pekerjaannya.
3. Layout setiap mesin dan fasilitas.
4. Melakukan pemeriksaan reabilitas fasilitas dan mesin
secara periodic.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
39
5. Menyiapkan perlengkapan keselamatan
kerja yang sesuai dengan standar.
6. Melatih para operator.
7. Membuat Standar Operating Procedure
( SOP ) yang baik.
8. Membuat peraturan khusus mengenai
keselamatan kerja.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
40
MENGIDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA
KONSTRUKSI
1. Berbagai jenis pekerjaan konstruksi yang akan
dilaksanakan diinventarisasi.
2. Dokumen konstruksi dan metode pelaksanaan
pekerjaan dikaji potensi bahayanya.
3. Daftar potensi bahaya disusun sesuai urutan kerja.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
41
MENGINVENTARISASI BERBAGAI JENIS
PEKERJAAN / KEGIATAN KONSTRUKSI
• Setiap kegiatan dan tahapan siklus konstruksi:
– Tahap Pra konstruksi (Feasibility Study, Basic Design, DED)
– Tahap Tender & Penetapan pemenang
– Tahap Konstruksi & Serah Terima (Pek Persiapan, Pek Tanah, Pek Pondasi/Pek
Struktur Bawah, Pek Struktur Atas, Pek Arsitektur, Pek MEP, Pek Perkerasan, Pek
Taman dll)
– Tahap Operasi dan Pemeliharaan bangunan
– Tahap Renovasi dan/atau Pembongkaran bangunan
• Penggunaan setiap jenis material konstruksi khususnya B3
• Penggunaan setiap jenis peralatan dan perkakas konstruksi
• Penggunaan setiap jenis tenaga ahli dan tenaga kerja
• Penggunaan setiap subkontarkator dan pemasok
42
MENGKAJI POTENSI BAHAYA DOKUMEN KONSTRUKSI DAN
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Tahap Pra konstruksi:
• Feasibility Study : bahaya banjir, bahaya lonsor, bahaya gempa dll
• Basic Design: bahaya survei dan penyelidikan lapangan,
• DED : Bahaya struktural, bahaya konstruksi, bahaya design operasi dan pemeliharaan bangunan dsb.
Tahap Konstruksi:
• Bahaya pada metode konstruksi, dan pada pelaksanaan pekerjaan sbb:
• Pek Persiapan, kebersihan, mob-demob: bahaya kebakaran, PAK dsb
• Pek tanah : bahaya longsor, tertimbun, genangan air banjir, gas beracun
• Pek Pondasi & substructure: bahaya peralatan, pondasi amblas, tergerus
• Pek Struktur atas : bahaya ketinggian, kejatuhan dsb
• Pek Mekanikal, Elektrikal, Plumbing: bahaya listruk, bahaya mekanis, dsb
• Pek Arsitektural : bahaya kimia (cat, thinner, lem dsb), bahaya ketinggian
Tahap Pengoperasian & Perawatan Bangunan:
• Kesalahan dalam pengoperasian/penggunaan/pemanfaatan bangunan
• Ketidak tepatan metode, prosedur dan jadwal perawatan , dsb
Tahap Pembongkaran:
• Ketidak tepatan design dan metode pembongkaran, Bahaya runtuh, dsb
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
43
MENYUSUN DAFTAR POTENSI BAHAYA SESUAI URUTAN KERJA.
No
PEKERJAAN & RINCIAN KEGIATAN
POTENSI BAHAYA
1
Persiapan
Pengukuran
Bangunan sementara
Binatang berbisa
2
Tanah
Galian & Timbunan Pemadatan
Pembuangan
Longsor, tertimbun
Tabrakan, terguling
3
Pondasi
Pemancangan
Alat terguling, terbentur
4
Struktur bawah
Pengecoran beton
Bekisting jebol
5
Struktur Atas
Pengecoran beton
Ereksi rangka baja
Perancah ambruk
Bahaya ketinggian>jatuh
6
Arsitektural
Dinding dalam
Dinding luar
Pasang KM/WC
Ambruk
Jatuh
7
Mekanikal
dst
dst
8
Elektrikal
dst
dst
9
Plumbing
dst
dst
10
Halaman
dst
dst
11
Finishing
dst
dst
44
Elemen Kompetensi 2
Melakukan penilaian resiko bahaya di
lingkungan kerjakonstruksi
1. Menetapkan Sarana, teknik,proses dan metode
penilaian resiko bahaya.
2. Melakukan Penilaian resiko bahaya.
3. Menetapkan Tingkat resiko bahaya.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
45
TINGKAT FREQUENCY (SERINGNYA TERJADI) JENIS KECELAKAAN
Dapat ditentukan berdasarkan:
a. Data statistik internal Perusahaan; atau
b. Data statistik Nasional; atau
c. Data statistik Negara lain; atau
d. Data statistik Internasional; atau
e. Judgement / perkiraan dengan membandingkan setiap jenis kecelakaan
yang pernah terjadi dari semua proyek yang telah dilaksanaan, dibuat daftar
peringkat jenis kecelakaan yang pernah terjadi dan jumlahnya masing
masing, dari yang tertinggi hingga terendah
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
46
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
47
Angka Kecelakaan Kerja
Di Beberapa Negara
3 Industri utama yang
menyubang kecelakaan
industri yang fatal 2002 - 2005
General Factories
33%
General
Factories
Construction
54%
Shipbuilding and
ship-repairing
13%
33%
54%
13%
Construction
Ship
building &
Ship Repairing
10/28/2018
Sumber: MOM, Singapore
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
Perbandingan Tingkat Kecelakaan
Kerja Fatal tahun 2002
Country / Region
Occupational
Fatality Rate #
Sweden
1.2
United Kingdom
1.3
Australia
2.0
USA (2000)
2.2
EU15 Average
2.5
Japan
2.6
Singapore (2004)
4.9
Taiwan (2001)
6.9
Hong Kong SAR
8.6
Malaysia
10.8
# Kecelakaan kerja fatal / 100,000 pekerja
Indonesia
23
48
TYPES OF FATAL ACCIDENT IN CONSTRUCTION
Jatuh dari ketinggian
Kejatuhan, tertimpa dsb
Kecelakaan di jalan
Sakit jantung, stoke dsb
Terkena, terjepit mesin dsb
Tersengat arus listrik
Terbentur, terlindas dsb
Jatuh, tergelincir di lantai
Tersambar petir, banjir dsb
10/28/2018
Kebakaran, peledakan
dsb
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
Analysed by Labour
Inspectors in the
years 2002-2004.
49
Data Penyebab Kecelakaan
Di Sektor Konstruksi
• Jatuh
:
• Terbentur
:
• Tertimpa
:
• Mesin dan alat :
• Alat tangan
:
• Transport
:
• Lain-lain
:
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
26%
12%
9%
8%
7%
7%
6%
Ref. ILO
50
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
51
1. Menetapkan Sarana, teknik, proses
dan metode penilaian resiko bahaya.
Sarana, teknik, proses dan metode penilaian risiko yang paling sering
dipakai di sektor konstruksi adalah dengan cara kualitatif yang
dikuantifikasi:
Risk Rangk = Frequency Rate X Severity Rate
R=FXS
Tingkat risiko = tingkat frequensi X tingkat keparahan
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
52
PENILAIAN RISIKO K3
TINGKAT RISIKO = TINGKAT KEMUNGKINAN
KERUGIAN JIKA TERJADI KECELAKAAN
FREQUENCY RATE
(SERINGNYA TERJADI)
JENIS KECELAKAAN
YANG SAMA
> SERING
= 3
> AGAK SERING = 2
> JARANG
= 1
X
X
SEVERITY RATE
(KEPARAHAN AKIBAT)
JENIS KECELAKAAN
YANG SAMA
> PARAH
> SEDANG
> RINGAN
= 3
= 2
= 1
PERINGKAT RISIKO
10/28/2018
FREQUENCY RATE (S)
SERING
AGAK SERING
JARANG
SEVERITY RATE
(S)
3
2
1
• PARAH
9
6
3
3
TERTINGGI
TINGGI
SEDANG
• SEDANG
6
4
2
2
TINGGI
SEDANG
RENDAH
• RINGAN
3
2
1
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
1
SEDANG
RENDAH
TERENDAH
53
2. Melakukan Penilaian resiko bahaya.
2
3
CARA MELAKUKAN PENILAIAN RISIKO
Dari statistik pemberitaan tentang kecelakaan galian longsor,
maka dari segi tingkat frekuensi termasuk kategori agak
sering terjadi (kita nilai F = 2), dan tingkat keparahan yang
umumnya diberitakan adalah tertimbun hingga meninggal
dunia (kita nilai S = 3)
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
54
3. Menetapkan Tingkat resiko bahaya.
PERINGKAT RISIKO
R=FXS
R=2X3
R = 6 (TINGGI)
SEVERITY RATE
(S)
PARAH
3
SEDANG
2
RINGAN
1
10/28/2018
FREQUENCY RATE (F)
SERING
AGAK SERING
JARANG
3
2
1
9
6
3
TERTINGGI
TINGGI
SEDANG
6
4
2
TINGGI
SEDANG
RENDAH
3
2
1
SEDANG
RENDAH
TERENDAH
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
55
PENETAPAN TINGKAT RESIKO
2
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
3
6
tinggi
2
utama
56
ELEMEN KOMPETENSI 3
Melakukan Pengendalian Risiko Bahaya di
Linbgkungan Kerja Konstruksi
1.Menyusun Rencana Pengendalian Risiko
2.Melakukan penetapan Pengendalian Risiko
3.Mengevaluasi Pengendalian Risiko
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
57
1. MENYUSUN RENCANA PENGENDALIAN RISIKO
Mencegah galian longsor, tertimbun dan tenggelam :
Harus didasarkan pada hirarki Pengendalian Risiko:
1. Upaya eliminasi, tidak dimungkinkan.
2. Upaya Pengendalian rekayasa:
a. substitusi supaya tingkat risiko turun tidak bisa
b. isolasi orang dari sumber bahaya tidak mungkin
c. Rekayasa merubah sistem pekerjaan > Proteksi, dengan memberi turap
(dinding penahan Tanah)
d. Menggunakan metoda kerja selamat, excavator beroperasi di atas ponton
3. Upaya Pengendalian Administratip:
a. Menerapkan prosedur Ijin Kerja
b. Barikade, safety zone, rambu rambu, life line
4, Upaya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD):
a. Pelampung dan life line
b. Saveti helmet
c. Safety shoes
d. Safety Vest
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
58
2. MELAKUKAN PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
59
3.MENGEVALUASI PENGENDALIAN RISIKO
a. Melakukan pemantauan efektifita tindakan
pengendalian yang diterapkan apakah telah cukup
efektif
b. Melakukan perbaikan upaya pengendalian risiko
secara terintegrasi
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
60
DEFINISI
Bahaya:
Segala kondisi yang dapat merugikan baik
cidera atau kerugian lainnya, atau Bahaya adalah
sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi
menciderai manusia atau sakit penyakit atau
kombinasi dari semuan
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
61
Benda Bergerak
lurus
Putar
Acak
Angkut/angkat
Ambruk
Kunci lemah
JENIS BAHAYA
Benda diam
Gravitasi/elevasi
Cahaya
Rusak
Benda phisik
Suhu
Radiasi
Bising
Lebih beban
Aliran Listrik
Loncatan api
Tersentuh
Getaran
Isolasi buruk
Tekanan
Gagal fuse
Bahan Kimia
Ledakan
Kebakaran
Keracunan
Korosi
Virus.jamur
Serangga
Ukuran
Jangkauan
Biologis
Bisa
Kuman
Ergonomis
Berdiri
Duduk
Phsycologis
10/28/2018
Stress
Tidak harmonis
Ir.Kusumo
DS, MSi,CSP
Habis dimarahi
62
JENIS JENIS BAHAYA
KESELAMATAN KONSTRUKSI
JENIS BAHAYA
CONTOH BAHAYA
A Design hazards
Kesalahan disain struktur (potensi runtuh)
B Hazards of unqualified personnel
Kesalahan kerja, bekerja tanpa kompetensi
C Hazards of construction material
Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
D Hazards of construction works
Galian tanah runtuh, bekerja di ketinggian,
F Hazards due to Equipment
Penggunaan alat berat
G Hazards of construction methods
Metoda kerja tanpa APK (alat pelindung kerja)
H Electrical hazards
Kabel listrik lecet, kabel tanpa grounding
I
Kandungan gas beracun dlm lubang bawah tanah
Confined Space hazards
J Hazards of Building Failure
10/28/2018
Kegagalan fungsi bangunan
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
63
FAKTOR FAKTOR BAHAYA KESEHATAN KERJA
BAHAYA
FISIK
BAHAYA
KIMIA
BAHAYA
BIOLOGI
• Kebisingan
• Pencahayaan
• Tekanan
• Radiasi
• Suhu ekstrim
• Gataran
• Partikulat
•G
•P
•C
>Flamable, ekplosif
>Beracun
>Iritan, Korosif,
>Karsinogen,Alergen
• Virus
• Serangga
• Bakteri
• Jamur, dll
BAHAYA
ERGONOMI
• Salah posisi
• Gerakan janggal
• Gerak monoton
• Letak tidak sesuai
BAHAYA
PSIKOLOGI
10/28/2018
• Stress beban kerja,
• Pelecehan, kekerasan
• Intoleran, dll
➢ Tuli
➢ Buta
➢ Depresi
➢ Kanker
➢ Kelelahan fisik
➢ Jaringan otot rusah
➢ Silikosis, asbestosis
> Tingkat paparan
> Dosis–respon:
> Konsentrasi
> Intensitas
> Lama paparan
kepara
han
x
kekera
pan
> Tingkat paparan
> Dosis–respon:
> Konsentrasi
> Intensitas
> Lama paparan
> Intensitas
> Lama paparan
> Imunitas
> Sensitivitas
> Lama paparan
> Intensitas
> immunitas
Sensitivitas
Ir.Kusumo>DS,
MSi,CSP
➢Iritasi kulit
➢Keracunan
➢Catat pancaindera
➢Kanker, Alergi, dll
RISIKO
➢ DB, HIV, MALARIA dsb
➢ INFEKSI
➢ BISA / RACUN
➢ ALERGI
➢ dll
➢ Sakit punggung
➢ Terkilir
➢ Carpal syndrome
➢ Cacat permanen
➢ Gangguan mental
➢ Depresi , Gelisah
➢ Tidak konsentrasi
64
PENGERTIAN
Analisa Risiko/Risk Analysis
Kegiatan yang menguraikan suatu risiko dengan cara menentukan besarnya
kemungkinan/probability dan tingkat keparahan dari akibat/consequences
suatu risiko bahaya
Penilaian Risiko/Risk Assessment
Menilai suatu risiko dengan cara membandingkannya terhadap tingkat standar
risiko yang telah dapat ditoleransi/ditetapkan
Pengendalian
Segala Upaya untuk meniadakan risiko
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
65
PERMEN PU No 05/PRT/M/2014 Pasal 19 huruf J
tentang Tugas tanggung jawab penyedia jasa:
“Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi,
termasuk inspeksi yang meliputi”
1. Tempat kerja
2. Peralatan kerja
3. Cara Kerja
4. Alat Pelindung Kerja
5. Alat Pelindung Diri
6. Rambu-rambu dan
7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai RK3K
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
66
Tunjukan dan sebutkan bahaya apa saja yang ada dalam gambar dibawah ini
C
B
A
10/28/2018
1
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
2
3
67
SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU
SMK3 (Per Men PU No. 05/PRT/M/2014)
Continual
Improvement
V
TINJAUAN
ULANG
KINERJA K3
Action
Plan
II
PERENCANAANK3
IV
Check
PEMERIKSAAN &
EVALUASI KINERJA K3
10/28/2018
I
KEBIJAKAN K3
Do
III
PENGENDALIAN
OPERASIONAL
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
68
I. KEBIJAKAN K3
PENINGKATAN
BERKELANJUTAN
II.
PERENCANAAN K3
1. IBPPR / HIRADC
V.
TINJAUAN
ULANG KINERJA K3
2. PEMENUHAN UU/PP/PERMEN
3. SASARAN & PROGRAM K3
RK3K
IV.
PEMERIKSAAN &
EVALUASI KINERJA K3
10/28/2018
III.
PENGENDALIAN OPERASIONAL
1. SUMBER DAYA, ORGANISASI & TG-JAWAB
1. PENGUKURAN & PEMANTAUAN
2. KOMPETENSI, PELATIHAN & KEPEDULIAN
2. EVALUASI KEPATUHAN
3. KOMUNIKASI, KETERLIBATAN & KONSULTASI
3. PENYELIDIKAN INSIDEN, KETIDAK
SESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN
4. DOKUMENTASI
4. PENGENDALIAN REKAMAN
6. PENGENDALIAN OPERASIONAL
5. AUDIT INTERNAL
5. PENGENDALIAN DOKUMEN
7.DS,KESIAGAAN
Ir.Kusumo
MSi,CSP
DAN TANGGAP DARURAT
69
MANAJEMEN RISIKO K3
Persiapan: Menetapkan konteks.
Pertimbangkan tugas, kegiatan, proses
pekerjaan, kondisi bahan, alat, lingkungan
kerja dan praktek-praktek, untuk penilaian
Langkah 1:
Mengidentifikasi Bahaya
**)
Langkah 5:
Memantau & Meninjau
Ulang Tindakan
Pengendalian Risiko
**)
*)
Harus dilakukan
konsultasi pada
setiap Langkah
Langkah 4:
Menerapkan Tidakan
Pengendalian Risiko
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
Langkah 2:
Menilai &
Memproritaskan Risiko
**)
Langkah 3:
Memutuskan Tindakan
Pengendalian Risiko &
Hirarkinya
70
5 Langkah Kegiatan Manajemen Risiko
1. Mengidentifikasi Bahaya,
2. Menilai & Memprioritaskan Risiko,
3. Menetapkan Pengendalian Risiko,
4. Menerapkan Pengendalian Risiko,
5. Memantau dan Meninjau Ulang
Pengendalian Risiko
10/28/2018
SEBELUM PROYEK
DILAKSANAKAN
(IBPPR / HIRADC)
SELAMA PROYEK
DILAKSANAKAN
IBPPR / HIRADC : Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko /
Ir.Kusumo
DS, MSi,CSPand Determining Control
Hazard Identifikation Risk
Assessment
71
Konsep Hazard, Danger, Incident, Accident dan Risk
HAZARD DANGER
Tali
putus
putus
Tali
rantas
INSIDENT
BAHAYA SANGAT
BAHAYA
10/28/2018
NEAR-MISS
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
ACCIDENT
72
Definisi Singkat
• Keselamatan kerja (Occupational Safety) adalah kondisi tempat kerja
dan perilaku pekerja di mana bahaya/ risiko kecelakaan telah
diidentifikasi dapat dikendalikan.
• Kesehatan kerja (Occupational Health) adalah kondisi tempat kerja
dan kondisi fisik, mental & sosial pekerja di mana bahaya/risiko
penyakit akibat kerja telag diidentifikasi dan dapat dikendalikan
• Keamanan (Security) adalah kondisi di mana bahaya/ risiko kejahatan
telah diidentifikasi &dapat dikendalikan.
• Kecelakaan (Accident) adalah suatu peristiwa yang tak terduga dan
tak diinginkan yang mengakibatkan kerugian (jiwa, raga, harta benda,
waktu, citra dsb)
• Bahaya (Hazard) adalah kondisi dan/atau kegiatan tak selamat, yang
jika tidak dikendalikan dapat mengakibatkan kecelakaan.
• Penilaian Risiko (Risk Assessment) adalah penilaian kemungkin-an
kerugian & jumlah potensi kerugian (concise Oxford Dictionary)
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
73
4 KATEGORI BAHAYA:
a. Bahaya nyata, yaitu bahaya yang jelas kelihatan dan dapat
dirasakan, seperti mesin-mesin peralatan yang tidak diberi pelindung,
kerusakan bangunan, peralatan listrik yang cacat, rem kendaraan
yang tidak pakem dsb.
b. Bahaya tersembunyi (latent), yaitu bahaya yang tidak tampak dan
sulit dirasakan, seperti instalasi listrik, uap beracun, atau suara
berfrekuensi tinggi.
c. Bahaya yang berkembang, yaitu bahaya yang tidak segera dikenali
dan akan berkembang sepanjang waktu, misalnya pemakaian ban
karet pada mobil-crane, kabel baja yang kawatnya mulai putus-putus,
suara bising yang menyebakan tuli, kulit tubuh terkena larutan kimia
yang bisa menyebabkan sakit kulit dsb.
d. Bahaya sementara, yaitu bahaya yang kadang-kadang muncul,
misalnya ketika beban mesin terlalu berat (overload), listrik atau
mesin yang kadang-kadang mati.
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
74
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
75
KECELAKAAN KONSTRUKSI 2017 -2018
Crane proyek LRT di simpang Jakabaring,
Palembang terjungkit saat tengah mengangkat
girder (steel box). Foto: Parliza Hendrawan
Seruindonesia.com 29/10/2017 sekira pukul
09.45 wib di STA 4 Desa Cukurgondang
Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan.
BOGOR (Pos Kota) – JPO Bocimi yang
sedang dalam pekerjaan ambruk Jumat
(22/9/2017) malam, 1 tewas, 2 lika berat
kecelakaan konstruksi Gorder JPO proyek Tol
Pemalang-Batang detikFinance, Minggu
(31/12/2017).
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
Liputan6.com, Jakarta - crane di proyek
BORR26 Oktober 2017
Tol FORMWORK PILARBECAKAYU roboh di Jakarta, 20
Februari 2018. pada pukul 03.00 WIB dan 7 orang
pekerja luka. Tempo/Fakhri Hermansyah
76
KECELAKAAN KERJA DI BANGUNAN GEDUNG
Kecelakaan Kerja bangunan GOR di Jl Balai
Rakyat, Koja, Jakarta Utara, runtuh, sekitar pukul
17.00 WIB, Kamis (19/9). mengakibatkan 7
orang terluka dan 3 orang terjebak bahan
material bangunan selama 2 jam
Kebakaran di King Bandung (24/6/2014) dini
hari.
Kecelakaan kerja di PT SI di wilayah Desa
Kadiwono
Kecamatan
Bulu,
Minggu
(30/8/2015).
Kecelakaan kerja di proyek konstruksi hanggar kalibrasi di
kompleks Bandara Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi 5
orang. Korban luka berjumlah 14 orang. Senin 09 Mar
2015, 15:24 WIB
“Kebaran di lt 18 dan 20 Gedung Casa Domaine
Kawasan Jl K.H Mas Mansyur," @TMCPoldaMetro,
Senin (7/11/2016).
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
jatuhnya scaffolding proyek
pembangunan Sadira Plaza dan Tangram
Hotel membuat rusak 4 rumah penduduk
di sekitar proyek
77
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
78
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
79
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
80
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
81
JUMAT PAGI, 31 OKT 2014 JEMBATAN PENGHUBUNG DI TIM ROBOH, 4 PEKERJA TEWAS
http://beritajakarta.com/read/5953/Jembatan_Penghubung_di_TIM_Roboh_4_Pekerja_Tewas#.Vgquovntmko
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
82
TERIMA KASIH
10/28/2018
Ir.Kusumo DS, MSi,CSP
83
Download