2015 SILABUS MATA AJAR ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT (ETHICS AND CORPORATE GOVERNANCE) 3 SKS Tujuan yang ingin dicapai dari mata ajaran ini adalah agar peserta didik memiliki kompetensi kognitif sebagai berikut: 1. Menjelaskan konsep etika, profesi akuntan, dan etika profesi akuntan profesional. 2. Menjelaskan peran etika dalam profesi dan bisnis. 3. Memiliki kepekaan dan tangggung jawab sosial, baik sebagai individu, profesi maupun anggota masyarakat. 4. Menganalisis keterkaitan etika dan hukum, termasuk hubungan antara hukum, peraturan, dan kepentingan publik. 5. Mengidentifikasi perilaku perusahaan yang tidak beretika, konsekuensi, dan sumber penyebabnya, serta memiliki cara pikir yang selalu mempertanyakan secara kritis mengenai kinerja, informasi keuangan, dan informasi lainnya tentang perusahaan. 6. Mengambil keputusan secara etis, termasuk mengkaji berbagai alternatif keputusan serta menentukan konsekuensi etikal dari alternatif keputusan tersebut bagi pribadi, profesi, organisasi dan publik. 7. Memahami kode etik akuntan profesional, berbagai situasi kerja yang dapat mengancam etika akuntan profesional, dan tindakan pencegahan dan pengamanannya. 8. Menerapkan prinsip utama etika profesi akuntan integritas, obyektivitas, melaksanakan tugas berdasarkan kompetensi yang memadai dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional dalam berbagai situasi kerja. 9. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan pendekatan berbasiskan aturan dan prinsip terhadap etika, dan memberikan ilustrasi mengenai efektivitas organisasi yang berbasiskan prinsip etika. 10. Menjalankan perannya sebagai akuntan profesional untuk menegakkan tata kelola yang baik. 11. Menjelaskan prinsip-prinsip tata kelola korporat yang berlaku global. 12. Menjelaskan manfaat dan alasan diperlukannya praktek tata kelola korporat yang baik. 13. Mengkaji dan menilai praktik tata kelola korporat terutama untuk perusahaan terbuka. 14. Mengkaji dan menilai praktik tanggung jawab sosial dan lingkungan korporat. 15. Memberikan rekomendasi perbaikan tata kelola dan tanggungjawab korporat terutama untuk perusahaan terbuka. IKATAN AKUNTAN INDONESIA 45 ETHICS AND CORPORATE GOVERNANCE Tujuan Pembelajaran PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Tujuan yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi lainnya adalah sebagai berikut: ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT No. Area Kompetensi Hasil Belajar 1. Intelektual Mengevaluasi informasi dari berbagai sumber dan perspektif melalui penelitian, analisis , dan integrasi 2. Intelektual Menerapkan penilaian profesional, termasuk identifikasi dan evaluasi alternatif, untuk mencapai kesimpulan dengan alasan yang baik dan berdasarkan fakta dan kondisi yang relevan 3. Intelektual Merekomendasikan solusi untuk masalah yang tidak terstruktur dan beraneka segi 4. Komunikasi dan interpersonal Menunjukkan kemampuan bekerjasama termasuk kerjasama tim untuk mencapai tujuan 5. Komunikasi dan interpersonal Mampu berkomunikasi dengan jelas dan ringkas saat menyajikan, membahas dan melaporkan dalam situasi formal dan informal, baik secara tertulis dan lisan. 6. Pribadi Menerapkan skeptisisme profesional melalui pengajuan pertanyaan dan menilai dengan kritis semua informasi. 7. Pribadi Mengelola waktu dan sumber daya untuk mencapai komitmen profesional 8. Organisasi Melakukan tugas sesuai dengan ketentuan/praktek yang berlaku untuk memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan 9. Penilaian dan skeptisme profesional Mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif yang masuk akal untuk mencapai kesimpulan baik beralasan berdasarkan fakta dan keadaan semua yang relevan. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah berdasarkan active learning, dengan peran dosen terutama sebagai fasilitator. Perkuliahan di kelas adalah dalam bentuk: 1. Ceramah: Fasilitator menyampaikan ide-ide pokok dari suatu topik pembelajaran. 2. Diskusi kelas: Dengan difasilitasi dosen, peserta berdiskusi dengan peer-nya. Proses diskusi diawali dengan ceramah singkat dari fasilitator. 3. Pembahasan kasus: Peserta mendiskusikan kasus yang ditugaskan dengan dipandu dosen. 4. Presentasi kelompok: Anggota kelompok menyampaikan hasil tugas mereka untuk kemudian didisuksikan bersama. 46 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2015 Pada pertemuan pertama metode pembelajaran adalah dalam bentuk ceramah dan diskusi kelas, sedangkan untuk pertemuan lainnya metode pembelajaran adalah sebagai berikut: Sesi pertama (kurang lebih 75 menit) merupakan diskusi kelas diselingi ceramah dan sesi kedua (kurang lebih 75 menit) merupakan pembahasan kasus atau presentasi kelompok serta diskusi kelas. Bahan bacaan untuk kasus sebagian diberikan oleh Program sedangkan peserta diharapkan mencari bahan bacaan tambahan yang relevan. Agar diskusi berjalan dengan efektif maka peserta harus sudah mempelajari bahan bacaan sebelum perkuliahan. Pembahasan kasus perusahaan mencakup kasus yang terkait dengan etika (4 kasus) dan tata kelola (3 kasus). Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok secara bergiliran akan menyajikan hasil penilaian mereka terhadap implementasi salah satu prinsip OECD atas suatu perusahaan terbuka di Indonesia. i. Pembuatan laporan/makalah: a. Setiap kelompok bertugas membuat makalah yang membahas dan mengulas 7 kasus yang akan didiskusikan di kelas. Pembahasan dikaitkan dengan topik yang akan didiskusikan di kelas. Makalah dikumpulkan pada pertemuan yang membahas kasus tersebut. b. Setiap kelompok membuat laporan penilaian praktek atas satu prinsip CG yang akan dipresentasikan sesuai dengan penugasan di butir ii di bawah. c. Setiap kelompok bertugas membuat 1 laporan yang secara komprehensif menganalisis dan mengevaluasi praktek CG suatu perusahaan terbuka berdasarkan prinsip CG OECD dengan menggunakan instrumen ASEAN Corporate Governance Scorecard. Selain menggunakan Scorecard, kelompok dapat melengkapi dengan instrumen penilaian CG lainnya. Kelompok dapat memilih perusahaan yang akan dinilai dan laporan dikumpulkan pada pertemuan ke 14. Penilaian laporan didasarkan pada: keakuratan dan kedalaman analisis dan evaluasi serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. ii. Presentasi kelompok Pada pertemuan 8, 10, 11, 13, 14 tiap kelompok secara bergiliran melakukan presentasi atas hasil evaluasi praktek CG dari satu prinsip corporate governance OECD di satu perusahaan terbuka di Indonesia dengan menggunakan informasi publik yang tersedia (Laporan Tahunan, Website, Press Release, berita di media, dst) dan ASEAN CG Scorecard template. IKATAN AKUNTAN INDONESIA 47 ETHICS AND CORPORATE GOVERNANCE Tugas Kelompok PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Tugas Individu Penugasan harian: Untuk 4 pertemuan pertama (topik Etika Profesi), peserta diberi tugas harian yang berupa refleksi hasil observasi, pengamatan dan pengalaman hidup, yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan etika. Laporan yang merangkum tugas harian tersebut dikumpulkan pada minggu 2, 3, 4, dan 5 perkuliahan. Sesuai dengan etika profesi, setiap peserta harus berkontribusi dalam menyelesaikan tugas dan tidak diperkenankan melakukan Free Rider dan Plagiarisme. Bobot Penilaian Untuk dapat mengikuti ujian CA subyek Etika Profesi danTata Kelola Korporat, peserta harus menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, hadir dan berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas. Bobot penilaian adalah sebagai berikut: Partisipasi dan kehadiran Presentasi kelompok 7 Makalah Kasus Laporan Refleksi Etika Laporan Penilaian atas 1 prinsip CG Makalah Akhir Evaluasi Praktek CG 15% 10% 35% 15% 10% 15% ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT Peserta dengan skor total minimum 70% dapat mengikuti ujian CA subyek Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat. 48 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2015 Referensi: A. Etika Profesi Artikel t .BY ) #B[FSNBO (FPSHF -PXFJOTUFJO BOE %PO " .PPSF i8IZ (PPE Accountants do Bad Audits”, Harvard Business Review November 2002. t $$"# &UIJDBM %JMFNNBT $BTF 4UVEJFT 1SPGFTTJPOBM "DDPVOUBOUT JO #VTJOFTT IUUQ www.icaew.com/~/media/Files/Technical/Ethics/ethical-case-studies/ccabeg-casestudies-accountants-business.pdf t $$"# &UIJDBM %JMFNNBT $BTF 4UVEJFT 1SPGFTTJPOBM "DDPVOUBOUT 8PSLJOH BT /PO Executive Directors, http://www.icaew.com/~/media/Files/Technical/Ethics/ethicalcase-studies/ccabeg-case-studies-accountants-as-neds.pdf t .JDIBFM+FOTFO w*OUFHSJUZ8JUIPVU*U/PUIJOH8PSLTw 3PUNBO.BHB[JOF'BMM t )BSWBSE#VTJOFTT3FWJFX i4QPUMJHIUPOUIF(PPE$PNQBOZ8IZ%POU8F5SZUP Be India’s Most Respected Company?” Video The Corporation (2003), sutradara Jennifer Abbott & Mark Achbar, produserMark Achbar& Bart SImpson, produksi Big Picture Media Corporation. B. Tata Kelola korporat Buku/Laporan t "$.'"%# "4&"/$PSQPSBUF(PWFSOBODF4DPSFDBSE$PVOUSZ3FQPSUBOE"TTFTTNFOUT 2012-2013, http://www.adb.org/publications/asean-corporate-governance-scorecardcountry-reports-and-assessments-2012-2013 t $MBFTTFOT 4%BO#:VSUPHMV $PSQPSBUF(PWFSOBODFBOE%FWFMPQNFOUo"O6QEBUF http://www.ifc.org/wps/wcm/connect/d1fbde804b0a8281bd45bd77fcc2938e/ Focus10_CG%26Development.pdf?MOD=AJPERES IKATAN AKUNTAN INDONESIA 49 ADVANCE MANAGEMENT ACCOUNTING Buku t #SPPLT -FPOBSE+BOE1BVM%VOO #VTJOFTT1SPGFTTJPOBM&UIJDTGPS%JSFDUPST Executives and Accountants, South-Western College Publishing, 6th edition. t %VTLB 3POBME'#4%VTLB+3BHBU[ "DDPVOUJOH&UIJDT#MBDLXFMM1VCMJTIJOH 2nd edition. t *'"$ $PNQFUFOUBOE7FSTBUJMF)PX1SPGFTTJPOBM"DDPVOUBOUTJO#VTJOFTT%SJWF Sustainable Organizational Success t *'"$ )BOECPPLPGUIF$PEFPG&UIJDTGPS1SPGFTTJPOBM"DDPVOUBOUT &EJUJPO t 5VBOBLPUUB 5IFPEPSVT. 4FUFOHBI"CBE1SPGFTJ"LVOUBOTJ +BLBSUB1FOFSCJU Salemba Empat, Edisi Pertama PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI t t t t t t AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN t ),*$1" *OUFSOBM$POUSPMBOE3JTL.BOBHFNFOUo#BTJD'SBNFXPSL IUUQBQQ hkicpa.org.hk/corporate_relations/media/pressrelease/2005/ICRM_Guide_final.pdf *LBUBO,PNJUF"VEJU*OEPOFTJBo18$*OEPOFTJB .BOVBM,PNJUF"VEJU ,1.( *OUFSOBM"VEJUT3PMFJO&òFDUJWF$PSQPSBUF(PWFSOBODF IUUQXXXLQNH com/AU/en/IssuesAndInsights/ArticlesPublications/Documents/Internal-audit’s-roleJOFòFDUJWFDPSQPSBUFHPWFSOBODFQEG ,1.( $SFBUJOH BO &òFDUJWF "VEJU $PNNJUUFF IUUQTXXXLQNHDPN36FO topics/Audit-Committee-Institute/Publications/Documents/toolkit/4_Creating%20 BOFòFDUJWFBVEJUDPNNJUFFQEG 0&$% (VJEFGPSöHIUJOHBCVTJWFSFMBUFEQBSUZUSBOTBDUJPOTJO"TJB IUUQXXX oecd.org/daf/ca/corporategovernanceprinciples/43626507.pdf 0+, 3PBENBQ 5BUB ,FMPMB 1FSVTBIBBO *OEPOFTJB IUUQXXXJGDPSHXQT wcm/connect/a476310042e2a54bbc09fc384c61d9f7/Indonesia+CG+Roadmap. pdf?MOD=AJPERES 3F[BFF ;BCJIPMMBI ;3 $PSQPSBUF(PWFSOBODFBOE&UIJDT +PIO8JMFZ Artikel t #SBOEMF 6$EBO+/PMM 5IF1PXFSPG.POJUPSJOH (FSNBO-BX+PVSOBM7PM/P 11, 1349-1371, https://www.germanlawjournal.com/pdfs/Vol05No11/PDF_Vol_05_ No_11_1349-1371_Private_Braendle_Noll.pdf t $MBFTTFOT FU BM 5IF 4FQBSBUJPO PG 0XOFSTIJQ BOE $POUSPM JO &BTU "TJBO Corporations, Journal of Financial Economics 58, 81-112. t (XJMMJBNEBO.BSOFU "VEJUXJUIJOUIF$PSQPSBUF(PWFSOBODF1BSBEJHNIUUQ www.st-andrews.ac.uk/business/ecas/7/papers/ECAS-GwilliamMarnet.pdf t 5VNCVBO ' 5IFUXPUJFSCPBSEBOEDPSQPSBUFHPWFSOBODF IUUQXXXPFDEPSH daf/ca/corporategovernanceprinciples/35550189.pdf t 6UBNB 4 "O FWBMVBUJPO PG TVQQPSU JOGSBTUSVDUVSFT PO DPSQPSBUF SFTQPOTJCJMJUZ reporting in Indonesia, Asia Business & Management Vol 10 No. 3, 405-424. Aturan-Aturan/Pedoman/Instrumen t "UVSBOBUVSBOZBOHUFSLBJUEFOHBODPSQPSBUFHPWFSOBODF ZBJUV661FSTFSPBO3* 66 Pasar Modal, dan berbagai aturan OJK/BEI. Undang-Undang dan aturan tersebut dapat diunduh dari Internet dan situs OJK/Bapepam-LK. t "$.' "4&"/ $PSQPSBUF (PWFSOBODF 4DPSFDBSE UFNQMBUF XXXUIFBDNGPSH"$.' upload/asean_cg_scorecard.pdf t 'JOBODJB 3FQPSUJOH $PVODJM '3$ (VJEBODF PO 3JTL .BOBHFNFOU *OUFSOBM Control and Related Financial and Business Reporting, https://www.frc.org.uk/OurWork/Publications/Corporate-Governance/Guidance-on-Risk-Management,-InternalControl-and.pdf t (MPCBM 3FQPSUJOH *OJUJBUJWF (3* 4VTUBJOBCJMJUZ 3FQPSUJOH (VJEFMJOF IUUQTXXX globalreporting.org/resourcelibrary/GRIG4-Part1-Reporting-Principles-and-StandardDisclosures.pdf 50 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2015 t ADVANCE MANAGEMENT ACCOUNTING t ,PNJUF/BTJPOBM,FCJKBLBO(PWFSOBODF ,/,( 1FEPNBO6NVN(PPE$PSQPSBUF Governance Indonesia, http://www.ecgi.org/codes/documents/indonesia_cg_2006_ id.pdf. 0SHBOJ[BUJPO GPS &DPOPNJD $PPQFSBUJPO BOE %FWFMPQNFOU 0&$% OECD Principles of Corporate Governance, http://www.oecd.org/corporate/ca/ corporategovernanceprinciples/31557724.pdf. IKATAN AKUNTAN INDONESIA 51 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Topik Bahasan Total pertemuan untuk 1 (satu) semester perkuliahan adalah 14 kali pertemuan. Setiap sesi berbobot 3 (tiga) SKS dengan lama perkuliahan 150 menit. Pertemuan AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN 1 52 Topik Bahasan Referensi * Pengantar: Akuntansi sebagai profesi, Etika dan Duska, Duska & Ragatz Ch. 2 & Ch. 4 Etika Profesi 1. Menjelaskan perbedaan antara profesi dan IFAC (2011) pekerjaan, terutama dalam hal: a. Kepentingan publik yang dilayani b. Pengakuan publik atas profesi tersebut c. Organisasi Profesi dan perangkatnya d. Etika Profesi 2. Menjelaskan mengenai profesionalisasi akuntansi berdasarkan sejarah kelahiran dan perkembangan profesi akuntan di Inggris 3. Menjelaskan dan membedakan organisasiorganisasi profesi akuntan yang diakui (recognized qualifiying bodies) di Inggris dan sebutan bagi anggotanya, yaitu: a. ICAEW (Chartered Accountant – CA) b. ICAS (Chartered Accountant – CA) c. ICAI (Chartered Accountant – CA) d. ACCA (Certified Chartered Accountant – CCA) e. AIA (International Accountant – IA) 4. Menjelaskan profesionalisasi akuntan di Amerika Serikat 5. Analisis perbedaan antara profesionalisasi akuntan di Inggris dan Amerika Serikat 6. Menjelaskan mengenai globalisasi profesi akuntan dan IFAC sebagai organisasi profesi akuntan global 7. Menjelaskan profesionalisasi akuntan di Indonesia berdasarkan sejarah kelahiran dan perkembangannya 8. Analisis perbedaan/persamaan dengan profesionalisasi akuntan di Inggris dan Amerika Serikat IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2015 Pertemuan Topik Bahasan Referensi * 2 Brooks & Dunn, Ch. 3 & Ch. 4 Teori Etika dan Pengambilan Keputusan Beretika 1. Menjelaskan mengenai mengapa etika dibutuhkan Bazerman et al (2002) dalam kehidupan manusia 2. Analisis hubungan antara etika dan hukum dalam kaitannya dengan kepentingan publik 3. Menjelaskan self-interest dan public interest 4. Menjelaskan mengenai stakeholder theory sebagai kerangka analisis atas public interest 5. Menjelaskan mengenai dilema etika yang dihadapi oleh individu dan profesi 6. Menjelaskan berbagai teori etika yang membantu dalam menghadapi dilema etika, yaitu: a. Enlightened Self-Interest (Thomas Hobbes dan Adam Smith) b. Teleology: Utilitarian & Consequentialism c. Deontology d. Justice and Fairness – Teori Keadilan (David Hume dan John Rawls) e. Virtue Ethics 7. Menerapkan teori-teori etika dalam berbagai situasi pengambilan keputusan 8. Menerapkan kerangka pengambilan keputusan beretika (ethical framework) dalam berbagai situasi pengambilan keputusan 9. Menerapkan stakeholder-impact analysis dalam berbagai situasi pengambilan keputusan 10. Menjelaskan permasalahan etika dalam penggunaan cost-benefit analysis pada Ford dalam keputusan untuk tidak memperbaiki disain tangki BBM untuk meningkatkan keselamatan pengguna Ford Pinto IKATAN AKUNTAN INDONESIA 53 ADVANCE MANAGEMENT ACCOUNTING 9. Menjelaskan dan membedakan organisasiorganisasi profesi akuntan di Indonesia dan sebutan bagi anggotanya: a. IAI (Chartered Accountant – CA) b. IAPI (Certified Public Accountant – CPA) c. IAMI (Certified Professional Management Accountant) PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Pertemuan AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN 3 54 Topik Bahasan Referensi * Brooks & Dunn, Ch. 1 Lingkungan Etika dan Akuntansi Video: The Corporation 1. Menjelaskan tujuan bisnis 2. Membedakan bisnis yang beretika dan tidak beretika 3. Mengidentifikasi berbagai tindakan bisnis tidak beretika: a. Menciptakan keinginan yang tidak terbatas (konsumerisme) b. Memanfaatkan tenaga kerja murah dan di bawah umur c. Externalizing cost (seperti perusakan lingkungan) d. Penggelapan dan penyelundupan pajak e. Earning management dan manipulasi laporan keuangan f. Penyuapan dan keterlibatan dalam korupsi 4. Menjelaskan berbagai skandal bisnis yang terjadi, seperti skandal penyuapan, skandal manipulasi laporan keuangan, skandal pemberian kredit perumahan 5. Menganalisis sumber terjadinya perilaku bisnis tidak beretika 6. Menjelaskan berbagai gerakan anti bisnis: a. Anti Pencemaran Lingkungan Hidup b. Anti Globalisasi c. Occupy Wall Street 7. Menjelaskan mengenai munculnya konsep good company untuk menjawab kritik terhadap perusahaan: a. Business Council for Sustainable Development (WBCSD) – Corporate Social Responsibility (CSR) b. World Economic Forum CEOs – Global Corporate Citizenship c. UN Global Impact – Corporate Citizenship 8. Menjelaskan perilaku bisnis di Indonesia: a. Crony capitalism di era Orde Baru b. Menjadi bagian dari jejaring korupsi IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2015 Pertemuan Topik Bahasan Referensi * 9. Menganalisis peran profesi akuntan untuk membantu menciptakan lingkungan bisnis yang beretika 10. Menganalisis sebab-sebab terjadinya skandal Enron Kasus 1: Enron Brooks & Dunn Ch. 2 Etika Akuntan Profesional dalam Bisnis 1. Menjelaskan kode etik yang relevan bagi akuntan IFAC (2015) profesional: Kode Etik IAI dan Kode Etik Akuntan Jensen (2009) Profesional IFAC (IESBA) 2. Menjelaskan prinsip utama a. Integritas b. Objektivitas c. Kompetensi dan kehati-hatian profesional d. Kerahasiaan e. Perilaku Profesional 3. Menjelaskan ancaman terhadap akuntan profesional: a. Ancaman kepentingan pribadi b. Ancaman telaah pribadi c. Ancaman advokasi d. Ancaman kedekatan e. Ancaman intimidasi 4. Menerapkan prinsip utama akuntan profesional dalam bisnis di lingkungan bisnis tidak beretika 5. Mengidentifikasi ancaman yang dihadapi akuntan profesional dalam bisnis di lingkungan bisnis tidak beretika 6. Menganalisis konsekuensi dari pelanggaran etika terhadap individu akuntan, profesi akuntan, dan masyarakat secara umum jika terjadi pelanggaran etika akuntan profesional dalam bisnis 7. Menganalisis perbedaan sikap Betty Vinson dan Cynthia Cooper sebagai akuntan profesional yang bekerja pada WorldCom TAXATION MANAGEMENT 4 Kasus 2: WorldCom IKATAN AKUNTAN INDONESIA 55 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Pertemuan 5 Topik Bahasan Referensi * Etika Akuntan Profesional dalam Praktik Publik Brooks & Dunn Ch. 6 1. Menjelaskan kode etik yang relevan bagi akuntan IFAC (2015) profesional dalam Praktik Publik: Kode Etik Profesi Tuanakotta (2011) Akuntan Publik dan Kode Etik Akuntan Profesional IFAC (IESBA) 2. Menerapkan prinsip utama akuntan profesional dalam praktik publik di lingkungan bisnis tidak beretika 3. Mengidentifikasi ancaman yang dihadapi akuntan profesional dalam praktik publik di lingkungan bisnis tidak beretika 4. Menganalisis konsekuensi dari pelanggaran etika terhadap individu akuntan, profesi akuntan, dan masyarakat secara umum jika terjadi pelanggaran etika akuntan profesional dalam praktik publik 5. Menjelaskan perkembangan industri auditing: a. The Big Eight b. Merger c. Bubarnya Kantor Akuntan Andersen 6. Evaluasi pelanggaran kode etik yang dilakukan Kantor Akuntan Andersen dalam kasus Laporan Keuangan Enron dan kasus-kasus lainnya, serta analisis sumber permasalahannya MANAJEMEN PERPAJAKAN Kasus 3: Andersen 56 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2015 Pertemuan Topik Bahasan Referensi * 6 Iklim Etika dan Integritas Organisasi Brooks & Dunn, Ch 1 & Ch. 5 1. Menganalisis pengaruh organisasi terhadap HBR (2011) perilaku anggotanya, sebagaimana yang terjadi di Enron atau WorldCom 2. Menganalisis bagaimana tekanan yang dihadapi individu di dalam organisasi dapat menyebabkan individu tersebut secara tidak sadar melanggar prinsip utama akuntan profesional dan terlibat dalam tindakan/keputusan yang tidak beretika 3. Menganalisis sumber kekuatan dan keberanian serta konsekuensi yang dihadapi Cynthia Cooper menjadi whistleblower dari WorldCom 4. Menjelaskan pendekatan compliance (rules based) dan pendekatan organisasi yang berintegritas (principles based) dalam membangun iklim organisasi yang beretika 5. Menganalisis perbedaan pendekatan antara pendekatan compliance (rules based) dan pendekatan organisasi yang berintegritas (principles based) dan efektivitasnya terhadap penciptaan iklim etika 6. Menganalisis faktor-faktor yang sebaiknya dimiliki/ dibangun oleh seorang akuntan profesional untuk tidak terlibat dalam tindakan atau keputusan tidak beretika. 7 Pengertian, manfaat, azas dan prinsip Tata Kelola 1. Menjelaskan mengapa perusahaan perlu melaksanakan tata kelola yang baik berdasarkan teori keagenan: 1. Menjelaskan dan mengeksplorasi hubungan dan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen: pemegang saham dan manajemen, pemegang saham non-pengendali dan pemegang saham pengendali, kreditur dan manajemen, pemangku kepentingan lainnya dan manajemen. IKATAN AKUNTAN INDONESIA t ;3 $I t ,/,(#BC t 0&$% 0WFSWJFX PO $( Principles; t $MBFTTFOT :VSUPHMV (2012) t #SBOEFMM /PMM The power of monitoring t 0+, 3PBENBQ 5BUB Kelola t "4&"/ $( 4DPSFDBSE o Introduction & Evidence 57 TAXATION MANAGEMENT Kasus 4: Infosys PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Pertemuan Topik Bahasan Referensi * 2. Menjelaskan dan mengkaji pemicu terjadinya konflik kepentingan (informasi asimetri dan perilaku self-interest/tidak beretika). 3. Menjelaskan dan mengkaji peran tata kelola untuk mengatasi konflik kepentingan dan meningkatkan kinerja perusahaan MANAJEMEN PERPAJAKAN 2. Menjelaskan pengertian tata kelola dan menginterpretasikan prinsip dasar tata kelola: a. Transparansi b. Akuntabilitas c. Responsibilitas d. Independensi e. Kewajaran (fairness) 3. Menjelaskan peran etika dalam tata kelola 4. Tinjauan struktur tata kelola di Indonesia a. Membandingkan struktur satu dewan dan dua dewan b. Menjelaskan dan membandingkan peran dan hubungan antar organ korporat: RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi 5. Mengetahui prinsip-prinsip tata kelola menurut OECD serta bagaimana prinsip-prinsip tersebut dapat mengurangi konflik keagenan 6. Menjelaskan dan mengkaji manfaat tata kelola bagi perusahaan dan bagi perekonomian 7. Menjelaskan regulasi dan pedoman tata kelola di Indonesia, khususnya untuk perusahaan publik/ terbuka 8. Memahami instrumen penilaian dan bukti empiris terhadap praktek tata kelola di Indonesia dan ASEAN - Penilaian berdasarkan ASEAN CG Scorecard dari ASEAN Capital Market Forum Kasus 5: Implementasi GCG di PT Bank Mandiri Tbk 58 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2015 Topik Bahasan Referensi * 8 Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham 1. Memahami mengapa prinsip Perlindungan terhadap Hak Pemegang Saham diperlukan, 2. Mengkaji dan menilai pelaksanaan hak-hak pemegang saham di suatu perusahaan terbuka berdasarkan prinsip CG dan aturan terkait, 3. Mengkaji dan menilai penyelenggaran RUPS yang transparan, wajar, dan akuntabel di suatu perusahaan terbuka, 4. Mengkaji dan menginterpretasikan struktur kepemilikan (seperti kepemilikan piramid, cross-holding, dst) yang meningkatkan insentif pemegang saham untuk mengekspropriasi kekayaan pemegang saham lainnya, 5. Menilai pengungkapan struktur kepemilikan di suatu perusahaan terbuka berdasarkan prinsip CG serta aturan terkait, 6. Mengkaji dan menilai pelaksanaan merger/ akuisisi/pengambilalihan di suatu perusahaan terbuka berdasarkan prinsip CG dan aturan terkait, 7. Mengkaji dan menilai upaya perusahaan terbuka dalam mendorong para pemegang saham untuk saling berkonsultasi terkait dengan pelaksanaan hak-haknya berdasarkan prinsip CG dan aturan terkait, 8. Merekomendasikan perbaikan perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham di suatu perusahaan terbuka, 9. Menjelaskan peran akuntan profesional dalam memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham, 10. Menjelaskan pelaksanaan prinsip perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham di Indonesia menurut hasil penilaian ASEAN CG Scorecard. t 0&$%1SJODJQMF t ,/,( 1FNFHBOH Saham; t 0+, 3PBENBQ 5BUB Kelola t "4&"/ $( 4DPSFDBSE Part A t $MBFTTFOTFUBM TAXATION MANAGEMENT Pertemuan Presentasi kelompok: Penilaian praktek OECD CG prinsip 2 di PT Aneka Tambang Tbk IKATAN AKUNTAN INDONESIA 59 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Topik Bahasan Referensi * 9 Prinsip Perlakuan setara terhadap pemegang saham 1. Menjelaskan mengapa prinsip Perlakuan Setara terhadap Pemegang Saham diperlukan; 2. Menilai apakah suatu perusahaan terbuka telah melaksanakan prinsip kesamaan hak untuk saham dengan kelas yang sama; 3. Menjelaskan pengertian transaksi dengan pihak berelasi serta manfaat dan biaya dari transaksi tersebut; 4. Mengkaji dan menilai kebijakan dan pelaksanaan pencegahan transaksi dengan pihak berelasi yang abusive di suatu perusahaan terbuka berdasarkan prinsip CG dan aturan terkait; 5. Mengkaji dan menilai kebijakan dan pelaksanaan penanganan transaksi orang dalam di suatu perusahaan terbuka berdasarkan prinsip CG dan aturan terkait di Indonesia; 6. Menjelaskan prinsip fasilitasi penggunaan hak voting melalui kustodian atau cross-border, serta membandingkannya dengan aturan terkait di Indonesia; 7. Mengkaji dan menilai apakah perusahaan telah melaksanakan kewajiban pengungkapan bagi anggota Dewan Komisaris/Direksi jika mereka secara langsung/tidak langsung memiliki kepentingan material terhadap transaksi /kegiatan yang mempengaruhi perusahaan; 8. Merekomendasikan perbaikan perlakuan yang adil terhadap pemegang saham di suatu perusahaan terbuka; 9. Menjelaskan peran akuntan profesional dalam memfasilitasi perlakuan setara terhadap pemegang saham; 10. Menjelaskan pelaksanaan prinsip perlakuan setara terhadap pemegang saham di Indonesia menurut ASEAN CG Scorecard; t 0&$%1SJODJQMF t ,/,( 1FNFHBOH Saham; t "4&"/ $( 4DPSFDBSE Part B; t 0&$% MANAJEMEN PERPAJAKAN Pertemuan Kasus 6 – Prinsip 2 & 3 OECD - PT Sumalindo Lestari Tbk 60 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2015 Topik Bahasan Referensi * 10 Prinsip Tanggung Jawab Dewan 1. Menjelaskan prinsip Tanggung Jawab Dewan dan mengapa prinsip ini diperlukan, 2. Mengkaji dan menilai cakupan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan prinsip CG dan aturan terkait, 3. Mengkaji dan menilai peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam menegakan standar etika, 4. Mengkaji dan menilai proses nominasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi di suatu perusahaan terbuka berdasarkan prinsip CG dan aturan terkait, 5. Mengkaji dan menilai kesesuaian ukuran, komposisi, dan kompetensi Dewan Komisaris berdasarkan prinsip CG, 6. Mengkaji dan menilai kebijakan penilaian kinerja terhadap Dewan Komisaris, Direksi, Komite dan anggotanya berdasarkan prinsip CG, 7. Mengkaji dan menilai kebijakan remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, 8. Mengkaji dan menilai peran dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan, 9. Merekomendasikan perbaikan tanggung jawab Dewan di suatu perusahaan terbuka, 10. Menjelaskan peran akuntan profesional dalam memfasilitasi tanggung jawab dewan 11. Menjelaskan pelaksanaan tanggung jawab dewan di Indonesia menurut ASEAN CG Scorecard, t ;3 $I t 0&$%1SJODJQMF t ,/,(%FXBO,PNJTBSJT dan Direksi; t 5VNCVBO t 0+, 3PBENBQ 5BUB Kelola t "4&"/ $( 4DPSFDBSE Part E ( di luar Komite) ADVANCED FINANCIAL MANAGEMENT Pertemuan Presentasi: Penilaian praktek OECD CG prinsip 3 di PT Aneka Tambang Tbk IKATAN AKUNTAN INDONESIA 61 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Pertemuan Topik Bahasan Referensi * 11 Komite-komite di bawah Dewan Komisaris: 1. Menjelaskan manfaat keberadaan komite di bawah Dewan Komisaris, 2. Mengkaji dan menilai kecukupan tugas, tanggung jawab dan wewenang Komite Audit, 3. Mengkaji dan menilai kualifikasi dan komposisi anggota Komite Audit, 4. Mengkaji dan menilai pelaksanaan tugas Komite Audit, 5. Menjelaskan dan mengkaji peran dan manfaat Komite lainnya seperti Komite nominasi, komite remunerasi, dan komite pemantau risiko, 6. Merekomendasikan perbaikan peran Komite Audit dan komite lainnya, 7. Menjelaskan peran akuntan profesional dalam mendukung pelaksanaan tugas Komite, 8. Menjelaskan pelaksanaan peran komite-komite di Indonesia menurut hasil penilaian ASEAN CG Scorecard. t ;3 $I t 0&$%1SJODJQMF t ,/,( ,PNJUF Penunjang Dekom; t ,1.( t *,"* .BOVBM LPNJUF audit t "4&"/ $( 4DPSFDBSE Part E yang terkait dengan Komite Presentasi: Penilaian praktek OECD CG prinsip 6: Tanggung jawab dewan MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN 12 62 Disclosure and Transparency, Internal Control & Risk Management 1. Menjelaskan mengapa prinsip pengungkapan dan transparansi diperlukan, 2. Mengkaji dan menilai pelaksanaan pengungkapan di suatu perusahaan terbuka berdasarkan prinsip CG dan aturan terkait, 3. Menjelaskan prinsip ‘comply or explain’ terhadap suatu CG code serta manfaatnya, 4. Mengkaji dan menilai penyediaan saluran komunikasi yang adil, tepat waktu, dan mudah diakses di suatu perusahaan terbuka, 5. Menjelaskan perlunya penerapan prinsip pengungkapan dan transparansi oleh pihakperantara (intermediaries), 6. Mengkaji peran Dewan dalam membangun pengendalian internal yang efektif, t t t t t ;3 $I 0&$%1SJODJQMF '3$ ),*$1" 0+, 3PBENBQ 5BUB Kelola t "4&"/ $( 4DPSFDBSE Part D IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2015 Pertemuan Topik Bahasan Referensi * 7. Mengkaji peran Dewan dalam membangung manajemen risiko yang efektif, 8. Merekomendasikan perbaikan transparansi, peran pengendalian internal dan manajemen risiko di suatu perusahaan terbuka, 9. Menjelaskan peran akuntan profesional dalam memastikan terlaksananya prinsip pengungkapan dan transparansi, efektivitas pengendalian internal, dan manajemen risiko, 10. Menjelaskan pelaksanaan prinsip pengungkapan dan transparansi di Indonesia menurut hasil penilaian ASEAN CG Scorecard. Kasus 7-Prinsip 5 dan 6 OECD: Satyam Peran dan tanggung jawab Auditor eksternal dan internal 1. Menjelaskan perlunya dilakukan audit oleh pihak yang independen dan kompeten, 2. Mengkaji peran, tugas, tanggung jawab dan wewenang auditor eksternal terkait asurans terhadap kualitas laporan keuangan dan sistem pengendalian internal yang terkait berdasarkan prinsip CG serta aturan terkait, 3. Mengkaji dan menilai peran, tugas, tanggung jawab dan wewenang auditor internal dari suatu perusahaan terbuka berdasarkan prinsip CG dan aturan terkait, 4. Menjelaskan akuntabilitas auditor eksternal terhadap pemegang saham dalam menjalankan tugas dari perusahaan untuk melakukan audit secara profesional, 5. Menjelaskan pelaksanaan peran auditor eksternal dan internal di Indonesia menurut hasil penilaian ASEAN CG Scorecard. t ;3 $I t (XJMMJBN .BSOFU (2007) t ,1.( t 0&$%1SJODJQMF t "4&"/ $( 4DPSFDBSE Part D ADVANCED FINANCIAL MANAGEMENT 13 Presentasi: Penilaian praktek OECD CG prinsip 5: Pengungkapan dan transparansi IKATAN AKUNTAN INDONESIA 63 PEDOMAN PENYELENGGARAAN MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Pertemuan Topik Bahasan Referensi * 14 Prinsip Peran pemangku kepentingan dan tanggung jawab korporat 1. Menjelaskan mengapa prinsip Peran Pemangku Kepentingan dalam Tata Kelola Perusahaan diperlukan, 2. Menjelaskan hubungan antara tanggung jawab korporat, akuntabilitas, dan pelaporan korporat, 3. Mengkaji dan menilai pelaksanaan prinsip pengakuan dan penghormatan terhadap kepentingan para pemangku kepentingan di suatu perusahaan terbuka, 4. Mengkaji dan menilai peran aktif perusahaan dalam memberantas korupsi, 5. Mengkaji dan menilai peran aktif perusahaan dalam melestarikan lingkungan, 6. Mengkaji dan menilai sejauh mana perusahaan telah menyediakan saluran pengaduan oleh pemangku kepentingan terhadap kemungkinan pelanggaran aturan/etika oleh orang dalam perusahaan, 7. Merekomendasikan perbaikan tanggungjawab terhadap pemangku kepentingan di suatu perusahaan, 8. Menjelaskan peran akuntan profesional untuk memfasilitasi peran pemangku kepentingan dalam tata kelola perusahaan, 9. Menjelaskan pelaksanaan prinsip peran pemangku kepentingan dalam tata kelola perusahan di Indonesia menurut hasil penilaian ASEAN CG Scorecard. t ;3 $I t 0&$%1SJODJQMF t 0+, 3PBENBQ 5BUB Kelola t (3* 4VTUBJOBCJMJUZ Reporting t "4&"/ $( 4DPSFDBSE Part C Presentasi: Penilaian Praktek CG prinsip 4 OECD: Pemangku Kepentingan * Pasal-pasal UU no. 40 2007 Perseroan Terbatas, UU Pasar Modal, Aturan OJK/BapepamLK/BEI yang terkait dengan topik bahasan termasuk dalam bahan bacaan untuk setiap pertemuan. 64 IKATAN AKUNTAN INDONESIA