MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN “Analisis Credit PT Akasha Wira International Tbk. (ADES)” Dosen : Fury Khristianty Fitriyah,S.E., M.Ak. QIA., Ak., CA Nama NPM Syafira Zulfia 120110150034 Virca Rizky Firdaus 120110150076 Muhammad Livain Ilhami 120110150122 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2018 Executive Summary Analisis kredit adalah evaluasi perusahaan dari perspektif kreditor, termasuk utang dagang, pinjaman, dan surat utang publik. Unsur kunci dari analisis kredit adalah prediksi kemungkinan kehendak perusahaan menghadapi kesulitan keuangan. Analisis kredit sangat penting bagi kreditor karena dengan melakukan analisis kredit, kreditor mampu melihat kinerja perusahan dalam hal pembayaran utang. Selain itu, Analisis kredit juga membantu kreditor terkait keputusan pemberian utang kepada perusahaan. Untuk melakukan analisis kredit suatu perusahaan terdapat beberapa langkah. Langkah tersebut ialah: 1. 2. 3. 4. 5. Consider the Nature and Purpose of the Loan Consider the Type of Loan and Available Security Analyze the Potential Borrower’s Financial Status Utilize Forecasts to Assess Payment Prospects Assemble the Detailed Loan Structure, Including Loan Covenants Daftar Isi Executive Summary ................................................................................................ 2 Daftar Isi.................................................................................................................. 3 BAB I ...................................................................................................................... 4 Latar Belakang .................................................................................................... 4 BAB II ................................................................................................................... 12 Teori .................................................................................................................. 12 BAB III ................................................................................................................. 22 Pembahasan ....................................................................................................... 22 BAB IV ................................................................................................................. 34 Penutup .............................................................................................................. 34 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 35 BAB I Latar Belakang Alamat Pabrik Perseroan Industri Air Kemasan: Jalan Tapos KM. 1, Desa Kranji, Kel Ciriung, Kecamatan Cibinong Jalan. Raya Surabaya – Malang KM. 59 Desa Sengonagung Pandaan Jawa Timur Industri Minuman: Jl. Siliwangi Desa Benda Kecamatan Cicurug Sukabumi Industri Kosmetika: Kawasan Industri Pulogadung, Jalan Pulo Buaran II Blok A No. 1-8, Jakarta Timur Visi Menyediakan Solusi Konsumen Terbaik Di Dunia Kepada Masyarakat Luas. Misi Memberikan Solusi Konsumen Terbaik Untuk Memenuhi Kebutuhan Gaya Hidup Berkualitas Sebagai Bentuk Pemenuhan Komitmen Kami Kepada Pemangku Kepentingan Melalui Orang, Budaya, dan Sistem Terbaik Yang Kami Miliki. Struktur Organisasi Perseroan dijalankan sesuai dengan fungsi struktural masing masing divisi dalam struktur organisasinya Divisi Penjualan. Divisi Keuangan dan Kontrol termasuk departemen akunting, pelaporan, treasury, pajak, dan audit. Divisi Sumber Daya Manusia termasuk departemen kompensasi & benefit, hubungan industrial, pelatihan dan perekrutan, serta departemen pelayanan umum. Divisi Teknik termasuk departemen manajemen pabrik, kualitas, manajemen proyek, kinerja industrial, serta departemen keselamatan-kesehatan lingkungan. Divisi Operasi termasuk departemen pengelolaan pusat distribusi, pengelolaan bisnis produk (untuk rumah dan kantor, serta kemasan ritel, dan pelayanan pelanggan). Divisi Supply Chain termasuk departemen pengelolaan gudang dan armada. Divisi Hukum dan Pemasaran merupakan bagian dari manajemen umum. Pendirian PT Akasha Wira International Tbk (“Perusahaan”) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama Perusahaan telah diubah beberapa kali, terakhir pada tahun 2010, ketika nama Perusahaan diubah menjadi PT Akasha Wira International Tbk Penananaman Modal Asing Perusahaan didirikan dalam rangka Undang-undang No. 1 tahun 1967, jo Undangundang No. 11 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing, yang telah dicabut dan diganti dengan Undang-undang No. 25 tahun 2007 dan telah memperoleh persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam Surat Keputusan No. 42/V/PMA/2006 tanggal 10 Maret 2006. Pada tahun 2010, Perusahaan telah memperoleh Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal berdasarkan Surat Keputusan No. 253/I/IP/II/PMA/2010 tanggal 26 Oktober 2010. Penawaran Umum Perdana Sesuai dengan Surat Ketua Bapepam No. S-774/PM/1994 tanggal 2 Mei 1994 mengenai “Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran”, Perusahaan telah melakukan penawaran umum kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (dalam angka penuh) per saham. Perusahaan mencatatkan seluruh sahamnya sejumlah 38.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 14 Juni 1994. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 6 Juni 1997, Perusahaan mengeluarkan 38.000.000 saham bonus yang berasal dari tambahan modal disetor dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 1.000 (dalam angka penuh). Kepemilikan oleh Nestle SA dan The Coca Cola Company Pada tahun 2004, Water Partners Bottling S.A. (WPB), sebuah perusahaan patungan antara Nestlé S.A. dan Refreshment Product Services (anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki The Coca-Cola Company), mengambil alih mayoritas saham di Perseroan, sehingga nama Perseroan diubah menjadi PT. AdeS Waters Indonesia Tbk. Selama kepemilikan Nestle SA dan The Coca Cola Company ini, Perseroan mengeluarkan produk air kemasan AdeS dengan kemasan baru dan produk baru Nestle Pure Life. Kepemilikan oleh Sofos Pte. Ltd Pada tanggal 3 Juni 2008, Sofos Pte. Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura, telah mengakuisisi Perseroan melalui pembelian seluruh saham Nestlé S.A. dan Refreshment Product Services (anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki The Coca-Cola Company) di WPB dan dengan akuisisi tersebut Sofos Pte. Ltd menjadi pemegang saham pengendalian Perusahaan. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik, dan perdagangan besar. Saat ini Perseroan bergerak dalam industri : a) Air kemasan b) Industri kosmetika c) Industri minuman ringan susu kedelai d) Distribusi produk kosmetika professional merek Wella and Clairol di Indonesia. Industri Air Kemasan Perusahaan memulai produksi air minum dalam kemasan secara komersial pada tahun 1986 dengan merek AdeS dan Vica. Perseroan mengeluarkan produk baru yaitu produk air kemasan Merek AdeS dengan kemasan baru dan Nestle Pure Life di tahun 2004 pada saat Water Partners Bottling S.A. (WPB), sebuah perusahaan patungan antara Nestlé S.A. dan Refreshment Product Services (anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki The Coca-Cola Company), mengambil alih mayoritas saham di Perseroan. Di tahun 2007, Perseroan mengeluarkan produk air minum baru dalam kemasan galon dengan merek Vica Royal untuk menggantikan produk AdeS yang pengunaan mereknya telah berakhir setelah Perjanjian Lisensi antara Perseroan dan The Coca Cola Company tidak diperpanjang. Industri Kosmetika Perusahaan memulai produksi kosmetika perawatan rambut dengan merek Makarizo pada tahun 2010 dengan melakukan pembelian mesin produksi dan perlengkapannya milik PT Damai Sejahtera Mulia. Pembelian aset tersebut telah disetujui oleh mayoritas para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan pada tanggal 21 Oktober 2010 dan pembelian aset tersebut selesai dilaksanakan pada tanggal 11 November 2010. Dengan pembelian aset tersebut, Perseroan secara resmi mulai melaksanakan bisnis kosmetika perawatan rambut. Bisnis Perseroan di Bidang Distribusi Produk Kosmetika Pada kuartal keempat tahun 2012, Perseroan menandatangani perjanjian kerjasama dengan Procter & Gamble untuk mengimpor, mendistribusikan, dan menjual produk Procter & Gamble segmen premium profesional (produk yang distribusinya dilakukan melalui salon) yaitu produk Wella, Wella Professional, System Professional, dan Clairol Professional. Bisnis Minuman Berbahan Baku Kedelai Untuk menambah variasi lini produk minuman Perseroan, di tahun 2014 Perseroan mulai mengaktifkan kembali pabrik Perseroan yang tidak terpakai yang terletak di Jl. Siliwangi, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, untuk memproduksi minuman susu kedelai dengan merek Pureal. Bisnis ini merupakan pilot proyek Perseroan untuk memperluas ke bisnis minuman lain. Perubahan Komposisi Anggota Direksi dan Alasan Perubahannya Dari sisi organisasi Perseroan, di tahun 2016 telah terjadi perubahan komposisi anggota Direksi Perseroan dengan pengunduran diri sebagai Presiden Direktur Perseroan karena alasan pribadi. Pengunduran diri Bapak Martin Jimi tersebut telah disetujui oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselengggarakan pada tanggal 20 Oktober 2016. Di bawah ini adalah komposisi Direksi Perseroan sebelum dan setelah 20 Oktober 2016: Sebelumnya: Presiden Direktur : Martin Jimi Direktur : Wihardjo Hadiseputro Direktur : Ari Wisnubroto Direktur Independen : Th.M. Wisnu Adjie Sesudahnya: Presiden Direktur : Wihardjo Hadiseputro Direktur : Ari Wisnubroto Direktur Independen : Th.M. Wisnu Adjie Komposisi Pemegang Saham Nama Bursa Efek tempat saham Perseroan dicatatkan Seluruh saham yang beredar tersebut dicatatkan pada PT. Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan ADES. BAB II Teori Analisis kredit adalah evaluasi perusahaan dari perspektif kreditor, termasuk utang dagang, pinjaman, dan surat utang publik. Unsur kunci dari analisis kredit adalah prediksi kemungkinan kehendak perusahaan menghadapi kesulitan keuangan. The market of credit Pemberi Utang a. Bank Komersial Bank-bank komersial adalah pemain yang sangat penting di pasar untuk kredit. Karena bank cenderung menyediakan berbagai layanan kepada klien, dan memiliki pengetahuan mendalam tentang klien dan operasinya. Kendala pada operasi peminjaman bank adalah risiko kredit yang relatif rendah b. Institusi Keuangan Lainnya Bank menghadapi persaingan di pasar peminjaman komersial dari berbagai sumber. Perusahaan-perusahaan keuangan bersaing dengan bank-bank di pasar untuk pinjaman berbasis aset (yaitu, jaminan pembiayaan aset-aset tertentu, seperti piutang, persediaan, atau peralatan). c. Penjualan Saham Beberapa perusahaan memiliki ukuran, kekuatan, dan kredibilitas yang diperlukan untuk memotong sektor perbankan dan mencari pendanaan langsung dari investor, baik melalui penjualan saham atau melalui penerbitan obligasi. d. Sellers who Provide Financing Biasanya pemberi utang dari jenis ini adalah pemberi utang dengan jangka waktu dari 30 sampai 60 hari. Proses Analisis Kredit 1. Langkah 1 : Pertimbangkan Sifat dan Tujuan Pinjaman Memahami tujuan pinjaman penting bukan hanya untuk memutuskan apakah itu harus diberikan, tetapi juga untuk menstrukturkan pinjaman. Pinjaman mungkin diperlukan hanya untuk beberapa bulan, selama beberapa tahun, atau bahkan sebagai bagian permanen dari struktur modal perusahaan. Pinjaman dapat digunakan untuk penggantian pembiayaan lainnya, untuk mendukung kebutuhan modal kerja, atau untuk membiayai perolehan aset jangka panjang atau perusahaan lain. Jumlah pinjaman yang dibutuhkan juga harus ditetapkan. Dalam kasus perusahaan kecil dan menengah, seorang bankir biasanya lebih suka menjadi satu-satunya pemodal bisnis, dalam hal ini pinjaman harus cukup besar untuk menghentikan utang yang ada. Preferensi untuk melayani sebagai pemberi pinjaman tunggal bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan dalam menyediakan menu layanan keuangan kepada perusahaan. Ini juga mencerminkan keinginan untuk tidak mengizinkan kreditor lain mempertahankan kepentingan superior yang akan memberikan prioritas lebih tinggi dalam kasus kebangkrutan. Jika kreditor lain bersedia untuk menurunkan posisi mereka ke bank, itu tentu saja dapat diterima sejauh menyangkut bank. Seringkali pemberi pinjaman komersial berurusan dengan perusahaan yang mungkin memiliki hubungan orangtua-anak. Pertanyaan tentang siapa yang harus dipinjamkan kemudian muncul. Jawabannya biasanya adalah entitas yang memiliki aset yang akan berfungsi sebagai jaminan (atau yang dapat berfungsi seperti itu jika diperlukan di masa depan). Jika entitas ini adalah anak perusahaan dan orang tua menyajikan beberapa kekuatan finansial independen dari anak perusahaan, jaminan dari perusahaan induk dapat dipertimbangkan. 2. Langkah 2: Pertimbangkan Jenis Pinjaman dan Keamanan Tersedia Jenis pinjaman yang dipertimbangkan adalah fungsi bukan hanya tujuannya, tetapi juga kekuatan keuangan peminjam. Jadi, sampai batas tertentu, jenis pinjaman akan ditentukan oleh analisis keuangan yang dijelaskan dalam langkah berikut dalam proses. Beberapa kemungkinannya adalah sebagai berikut: Garis kredit terbuka. Suatu jalur kredit yang terbuka memungkinkan peminjam untuk menerima uang tunai hingga maksimum tertentu dengan dasar yang dibutuhkan untuk suatu jangka waktu tertentu, seperti satu tahun. Untuk mempertahankan opsi ini, peminjam membayar biaya (misalnya, 3/8 dari 1 persen) pada saldo yang tidak terpakai, di samping bunga pada jumlah yang digunakan. Garis terbuka kredit berguna dalam kasus di mana kebutuhan uang tunai peminjam sulit diantisipasi. Jalur kredit bergulir. Ketika jelas bahwa suatu perusahaan akan membutuhkan kredit di luar jangka pendek, pembiayaan dapat diberikan dalam bentuk “revolver.” Terkadang digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja, peminjam dijadwalkan untuk melakukan pembayaran sebagai hasil siklus operasi dan persediaan dan piutang dikonversi menjadi uang tunai. Namun, diharapkan juga uang tunai akan terus ditingkatkan selama peminjam tetap dalam posisi yang baik. Selain bunga pada jumlah yang luar biasa, biaya dibebankan pada garis yang tidak terpakai. Pinjaman modal kerja. Pinjaman semacam itu digunakan untuk membiayai persediaan dan piutang, dan biasanya dijamin. Saldo pinjaman maksimum dapat dikaitkan dengan saldo rekening modal kerja. Sebagai contoh, pinjaman dapat dibiarkan naik ke tidak lebih dari 80 persen piutang kurang dari 60 hari. Pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka digunakan untuk kebutuhan jangka panjang dan sering dijamin dengan aset jangka panjang, seperti pabrik atau peralatan. Biasanya, pinjaman akan diamortisasi, membutuhkan pembayaran berkala untuk mengurangi saldo pinjaman. Pinjaman hipotek. Hipotek mendukung pembiayaan real estat, memiliki jangka panjang, dan membutuhkan amortisasi berkala dari saldo pinjaman. Sewa pembiayaan. Lease financing dapat digunakan untuk memfasilitasi perolehan aset apa pun, tetapi paling sering digunakan untuk peralatan, termasuk kendaraan. Sewa dapat disusun selama periode 1 hingga 15 tahun, tergantung pada umur aset yang mendasari. Banyak pinjaman bank dilakukan secara aman, terutama dengan perusahaan yang lebih kecil dan lebih tinggi. Keamanan akan diperlukan kecuali pinjaman jangka pendek dan peminjam mengekspos bank ke risiko default minimal. Ketika keamanan diperlukan, satu pertimbangan adalah apakah jumlah keamanan yang tersedia cukup untuk mendukung pinjaman. Jumlah yang akan diberikan oleh bank pada keamanan yang diberikan melibatkan pertimbangan bisnis, dan itu tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhi likuiditas keamanan dalam konteks asituasi di mana perusahaan merasa tertekan. Berikut ini beberapa aturan praktis yang sering diterapkan dalam pinjaman komersial untuk berbagai kategori keamanan: Piutang. Piutang dagang biasanya dianggap sebagai bentuk keamanan yang paling diinginkan karena merupakan yang paling likuid. Satu bank regional yang besar memungkinkan pinjaman sebesar 50 hingga 80 persen dari saldo rekening nondeluen. Persentase yang diterapkan lebih rendah ketika 1) ada banyak akun kecil yang akan mahal untuk dikumpulkan dalam kasus perusahaan merasa tertekan; 2) ada beberapa akun yang sangat besar, seperti itu masalah dengan satu pelanggan bisa menjadi serius; 3) kesehatan keuangan pelanggan terkait erat dengan peminjam, sehingga kolektibilitasnya terancam hanya ketika peminjam dalam kondisi gagal bayar. Pada skor terakhir, bank sering menolak untuk menerima piutang dari afiliasi sebagai keamanan yang efektif Persediaan. Keinginan persediaan karena keamanan sangat bervariasi. Skenario kasus terbaik adalah persediaan yang terdiri dari komoditas umum yang dapat dengan mudah dijual kepada pihak lain jika peminjam gagal. Persediaan yang lebih khusus, dengan banding ke hanya satu set pembeli terbatas, atau persediaan yang mahal untuk disimpan atau diangkut, kurang diinginkan. Bank daerah besar yang disebutkan di atas meminjamkan hingga 60 persen pada bahan baku, 50 persen pada barang jadi, dan 20 persen pada pekerjaan dalam proses. Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan kurang diminati sebagai jaminan. Kemungkinan akan digunakan, dan itu harus disimpan, diasuransikan, dan dipasarkan. Menjaga biaya kegiatan ini dalam pikiran, bank biasanya hanya akan meminjam hingga 50 persen dari perkiraan nilai aset tersebut dalam penjualan paksa, seperti lelang. Real estate. Nilai real estat sebagai jaminan sangat bervariasi. Bank akan sering meminjamkan hingga 80 persen dari nilai real estat yang siap dijual. Namun, pabrik yang dirancang untuk tujuan yang unik akan jauh lebih tidak diinginkan. 3. Langkah 3: Analisis Potential Borrower’s Financial Status Beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam menganalisis Potential Borrower’s Financial Status termasuk yang berikut: 1) Analisis strategi bisnis: Bagaimana cara kerja bisnis ini? Mengapa itu berharga? Apa strateginya untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai itu? Seberapa baik manajemen yang memenuhi syarat melaksanakan strategi itu secara efektif? Apakah kelangsungan bisnis sangat bergantung pada talenta tim manajemen yang ada? 2) Analisis akuntansi: Seberapa baik laporan keuangan perusahaan mencerminkan ekonomi yang mendasarinya realitas? Adakah alasan untuk percaya bahwa kinerja perusahaan lebih kuat atau lebih lemah dari profitabilitas yang dilaporkan akan menyarankan? Apakah ada off-balance yang cukup besar kewajiban sheet (misalnya, sewa operasi) yang akan mempengaruhi potensi kemampuan peminjam untuk membayar kembali pinjaman? 3) Analisa keuangan: Apakah tingkat profitabilitas perusahaan luar biasa tinggi atau rendah? Apa sumbernya dari setiap tingkat profitabilitas yang tidak biasa? Seberapa berkelanjutankah mereka? Apa risikonya terkait dengan aliran laba operasi? Seberapa tinggi leverage perusahaan? Apa itu aliran dana perusahaan? Apa sumber utama dan penggunaannya dana? Apakah dana diperlukan untuk membiayai pertumbuhan yang diharapkan? Seberapa besar dana arus yang diharapkan, relatif terhadap layanan utang yang dibutuhkan? Mengingat kemungkinan itu volatilitas dalam aliran dana tersebut, seberapa besar kemungkinan mereka bisa jatuh ke level yang tidak mencukupi untuk melayani hutang dan memenuhi komitmen lain? 4. Langkah 4 : Utilize Forecasts to Assess Payment Prospects Untuk menyelesaikan langkah ini, kita bisa menggunakan pengujian going concern perusahaan dengan Z Score. Rumus dari Z Score adalah: Zscore = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5 Keterangan : X1 = WC/TA X2= RE/TA X3 = EBIT/TA X4 = BVE/TD X5= Sales/TA WC = Working capital (Current Asset- Current Liability) TA = Total Asset RE = Retained Earning EBIT = Earning before Interest and Tax BVE = Book Value Equity TD = Total debt Kriteria : Z > 2,90 = Safe Zone 1,23 <Z< 2,9 = Grey Zone Z < 1,23 = Financial Distress 5. Langkah 5: Assemble the Detailed Loan Structure, Including Loan Covenants Writing Loan Covenants. Perjanjian pinjaman menentukan harapan bersama dari peminjam dan pemberi pinjaman dengan menetapkan tindakan yang akan dan tidak akan diambil peminjam. Beberapa perjanjian mensyaratkan tindakan tertentu (seperti penyediaan laporan keuangan rutin); orang lain menghalangi tindakan tertentu (seperti melakukan akuisisi tanpa izin dari pemberi pinjaman); yang lain lagi membutuhkan pemeliharaan rasio keuangan tertentu. Pelanggaran terhadap suatu perjanjian merupakan suatu peristiwa gagal bayar yang dapat menyebabkan percepatan pembayaran utang segera, tetapi dalam banyak kasus pemberi pinjaman menggunakan default sebagai kesempatan untuk memeriksa ulang situasi dan menghapus pelanggaran atau menegosiasikan ulang pinjaman. Perjanjian pinjaman harus mencapai keseimbangan antara melindungi kepentingan pemberi pinjaman dan menyediakan kebutuhan manajemen fleksibilitas untuk menjalankan bisnis. Kovenan mewakili mekanisme untuk menjamin bahwa bisnis akan tetap kuat seperti yang diantisipasi oleh dua pihak pada saat pinjaman diberikan. Dengan demikian, rasio keuangan yang diperlukan biasanya didasarkan pada tingkat yang ada pada saat itu, mungkin dengan beberapa penyisihan untuk kerusakan tetapi sering dengan beberapa perbaikan yang diharapkan dari waktu ke waktu. Kovenan-kovenan khusus yang termasuk dalam perjanjian harus mengandung risiko signifikan yang diidentifikasi dalam analisis keuangan, atau setidaknya memberikan peringatan dini bahwa risiko tersebut muncul. Loan Pricing. Pembahasan terperinci tentang penetapan harga pinjaman berada di luar cakupan teks ini. Inti dari harga adalah untuk memastikan bahwa imbal hasil pinjaman cukup untuk menutup 1) biaya pinjaman dari dana pinjaman; 2) biaya administrasi dan servis pemberi pinjaman pinjaman; 3) premium untuk paparan risiko default; dan 4) setidaknya pengembalian normal atas modal ekuitas yang diperlukan untuk mendukung operasi peminjaman. BAB III Pembahasan 1. Langkah 1 : Pertimbangkan Sifat dan Tujuan Pinjaman Jumlah liabilitas pada perusahaan ini adalah Rp383.091.000.000 dengan rincian liabilitas jangka pendek sejumlah Rp195.466.000.000 dan liabilitas jangka panjang sejumlah Rp187.625.000.000 . Untuk lebih jelasnya kita lihat diagram dibawah ini: Liabilitas PT Akasha Wra International Jangka Pendek Jangka Panjang Jika kita lihat lagi rinciannya, liabilitas jangka pendek dibagi atas : Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha Utang pajak Utang bukan usaha dan beban masih harus dibayar Untuk pemberi utang dari bank komersial, sebelum tahun 2014, PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL menerima kredit dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Namun sejak bulan desember 2014 perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman berjangka A (TL-A) dari PT Bank OCBC NISP Tbk dengan nilai pinjaman maksimum sebesar Rp 52.3 milyar untuk membiayai baki debet atas fasilitas pinjaman berjangka yang telah diberikan oleh PT Bank Internasiona Indonesia Tbk. Hingga saat ini perusahaan hanya menerima kredit dari PT Bank OCBC NISP Tbk saja. 2. Langkah 2: Pertimbangkan Jenis Pinjaman dan Keamanan Tersedia Garis kredit terbuka. Untuk hal ini, perusahaan mendapat fasilitas Pinjaman Demand Loan (DL) dan Trade Facility dengan nilai pinjaman maksimum sebesar Rp 50 milyar dan Rp 90 milyar (dalam angka penuh) untuk membiayai kebutuhan modal kerja Perusahaan. Pinjaman ini berjangka waktu 1 tahun sampai dengan 18 Desember 2015 dan sudah diperpanjang sampai 30 November 2017. Atas pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 10.5% - 11.5 % dan 11.5% per tahun pada tahun 2016 dan 2015. Jalur kredit bergulir. Terdapat Kredit bergulir pada perusahaan ini, karena perusahaan diberikan fasilitas Pinjaman Demand Loan (DL) dan Trade Facility dengan nilai pinjaman maksimum sebesar Rp 50 milyar dan Rp 90 milyar (dalam angka penuh) untuk membiayai kebutuhan modal kerja Perusahaan. Pinjaman modal kerja. Terdapat pinjaman modal kerja pada perusahaan ini. Semua pinjaman modal kerja perusahaan dipakai untuk membeli persediaan dan semua pinjaman modal kerja perusahaan masuk kedalam kelompok liabilitas jangka pendek. Di dalam utang usaha di bagi lagi menjadi beberapa waktu, seperti: o Belum jatuh tempo o Lewat jatuh tempo 1 – 30 hari 31 – 60 hari 61 – 90 hari Lebih dari 90 hari Pinjaman berjangka. Terdapat pinjaman berjangka pada perusahaan. Tetapi perusahaan tidak merinci pinjaman tersebut digunakan untuk apa. Seperti pada materi, untuk mengetahui pinjaman berjangka kita dapat melihat pinjaman yang akan diamortisasi. Pada perusahaan ini, terdapat pinjaman berjangka sebesar Rp185.747.000000 Pinjaman hipotek. Tidak terdapat pinjaman hipotek karena tidak ada pembiayaan real estate pada laporan keuangan perusahaan Sewa pembiayaan. Terdapat sewa pembiayaan pada perusahaan sebesar Rp1.555.000.000 Interpretasi aturan praktis yang sering diterapkan dalam pinjaman komersial untuk berbagai kategori keamanan: Piutang dagang. Total piutang dagang pada perusahaan adalah Rp152.608.000000 Persediaan. Terdapat persediaan pada perusahaan senilai Rp95.474.000.000 Mesin dan peralatan. Walaupun kurang diminati sebagai jaminan, perusahaam memiliki mesin dan peralatan senilai Rp395.558.000.000 Real estate. Perusahaan tidak memiliki real estate sebagai jaminan kredit 3. Langkah 3: Analisis Potential Borrower’s Financial Status 1) Analisis strategi bisnis: Bagaimana cara kerja bisnis ini? Bisnis ini bekerja pada bidang indusri air mineral. Mengapa itu berharga? Karena air mineral merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Apa strateginya untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai itu? Strategi yang digunakan perusahaan adalah dengan memiliki lisesnsi dari nestle untuk memproduksi minuman dengan merk dagang Nestle Purelife. Seberapa baik manajemen yang memenuhi syarat melaksanakan strategi itu secara efektif? Apakah kelangsungan bisnis sangat bergantung pada talenta tim manajemen yang ada? Ya. 2) Analisis akuntansi: Seberapa baik laporan keuangan perusahaan mencerminkan ekonomi yang mendasarinya realitas? Laporan keuangan baik karena mencerminkan keadaan ekonomi makro. Adakah alasan untuk percaya bahwa kinerja perusahaan lebih kuat atau lebih lemah dari profitabilitas yang dilaporkan akan menyarankan? Ada, hal ini dbuktikan dengan naiknya pernjualan perusahaan secara signifikan. Apakah ada off-balance yang cukup besar kewajiban (misalnya, sewa operasi) yang akan mempengaruhi potensi kemampuan peminjam untuk membayar kembali pinjaman? Perusahaan tidak memiliki sewa operasi. 3) Analisa keuangan: Apakah tingkat profitabilitas perusahaan luar biasa tinggi atau rendah? Tingkat profitabilitas perusahaan luar biasa tinggi. Apa sumbernya dari setiap tingkat profitabilitas yang tidak biasa? Karena terjadi peningkatan penjualan secara signifikan. Seberapa berkelanjutankah mereka? Menurut laporan keuangan prospektif, keberlangsungan perusahaan aman. Apa risikonya terkait dengan aliran laba operasi? Seberapa tinggi leverage perusahaan? Apa itu aliran dana perusahaan? Apa sumber utama dan penggunaannya dana? Sumber utamanya adalah utang. 4. Langkah 4 : Utilize Forecasts to Assess Payment Prospects Zscore = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5 = ((0,717) x ((319614 - 195446) / 767479)) + ((0,847) x (213952 / 767479)) + ((3,107) x (61636 /767479)) + ((0,42) x (328269 / 383091)) + ((0,998) x (887663 / 767479)) = 2,12 Berdasarkan perhitungan diatas, bisa diindikasikan bahwa perusahaan berada pada posisi grey zone yang berarti perusahaan belum bisa dikatakan aman dalam keberlangsungan usahanya. Hal ini juga menyebabkan prospek pembayaran oleh perusahaan masih abu-abu. 5. Langkah 5: Assemble the Detailed Loan Structure, Including Loan Covenants Writing Loan Covenants. Berdasarkan data dari Catatan Atas Laporan Keuangan, dapat kita ketahui bahwa ada perjanjian pinjaman antara PT Bank OCBC NISP Tbk dengan perusahaan, yaitu Perusahaan harus mempertahankan rasio-rasio keuangan tertentu sebagai berikut: Rasio lancar minimal 1 : 1 Rasio utang terhadap ekuitas maksimal 2 : 5 Rasio kemampuan pembayaran utang minimal 1 : 1 Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan juga, kita menemukan bahwa ada pembatasan terhadap kegiatan perusahaan apabila akan melakukan merger, akuisisi dan joint venture, perubahan anggaran dasar sertac susunan Komisaris dan Direksi perjanjian harus pemberitahukan pemberitahuan tertulis kepada PT Bank OCBC NISP Tbk . Loan Pricing. Walaupun hal ini di luar cakupan dari analisis kredit, kita bisa melihat jaminan yang diberikan oleh perusahaan sehingga kreditur mau memberikan kredit kepada perusahaan. . BAB IV Penutup Setelah melakukan Analisis kredit diatas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal. Pada langkag pertama kita dapat menyimpulkan bahwa struktur utang perusahaan dibagi atas liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka pendek. Untuk proporsinya liabilitas jangka panjang lebih banyak dibandingkan dengan liabilitas jangka pendek (walaupun perbedaannya tidak signifikan). Pada langkah kedua kita mengetahui terdapat Garis kredit terbuka, jalur kredit bergulir, pinjaman modal kerja, pinjaman berjangka, dan sewa pembiayaan dalam liabilitas perusahaan. Pada langkah ketiga dapat kita simpulkan bahwa melalui analisis strategi, analisis akuntansi, dan analisis keuangan perusahaan dalam keadaan baik. Pada langkah keempat dapat kita simpulkan bahwa untuk going concen, perusahaan masih pada berada dalam grey zone hal ini mengindikasikan bahwa untuk prospek pembayaran oleh perusahaan masih abu-abu. Pada langkah kelima, kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat perjanjian pinjaman antara PT Bank OCBC NISP Tbk dengan perusahaan serta terdapat pembatasan terhadap kegiatan perusahaan apabila akan melakukan merger, akuisisi dan joint venture, perubahan anggaran dasar sertac susunan Komisaris dan Direksi perjanjian harus pemberitahukan pemberitahuan tertulis kepada PT Bank OCBC NISP Tbk. Pada langkah kelima juga, kita dapat menyimpulkan bahwa perusahaan memberikan enam asetnya untuk memperoleh kredit dari PT Bank OCBC NISP Tbk. Daftar Pustaka Palepu, K. G. (2004). Business Analysis & valuation. Dalam K. G. Palepu, M. H. Paul, & L. B. Victor, Business Analysis & valuation. USA: Thomson South Western. Subramanyam, K. (2009). Financial Statement Analysis. Dalam K. Subramanyam. New York: Mc Graw Hill.