Uploaded by ashyong

Analisis kredit Syafira, Virca, dan Livain

advertisement
MAKALAH
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
“Analisis Credit PT Akasha Wira International Tbk. (ADES)”
Dosen
: Fury Khristianty Fitriyah,S.E., M.Ak. QIA., Ak., CA
Nama
NPM
Syafira Zulfia
120110150034
Virca Rizky Firdaus
120110150076
Muhammad Livain Ilhami
120110150122
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
Executive Summary
Analisis kredit adalah evaluasi perusahaan dari perspektif kreditor, termasuk utang
dagang, pinjaman, dan surat utang publik. Unsur kunci dari analisis kredit adalah
prediksi kemungkinan kehendak perusahaan menghadapi kesulitan keuangan.
Analisis kredit sangat penting bagi kreditor karena dengan melakukan analisis
kredit, kreditor mampu melihat kinerja perusahan dalam hal pembayaran utang.
Selain itu, Analisis kredit juga membantu kreditor terkait keputusan pemberian
utang kepada perusahaan.
Untuk melakukan analisis kredit suatu perusahaan terdapat beberapa langkah.
Langkah tersebut ialah:
1.
2.
3.
4.
5.
Consider the Nature and Purpose of the Loan
Consider the Type of Loan and Available Security
Analyze the Potential Borrower’s Financial Status
Utilize Forecasts to Assess Payment Prospects
Assemble the Detailed Loan Structure, Including Loan Covenants
Daftar Isi
Executive Summary ................................................................................................ 2
Daftar Isi.................................................................................................................. 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
Latar Belakang .................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................... 12
Teori .................................................................................................................. 12
BAB III ................................................................................................................. 22
Pembahasan ....................................................................................................... 22
BAB IV ................................................................................................................. 34
Penutup .............................................................................................................. 34
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 35
BAB I
Latar Belakang
Alamat Pabrik Perseroan
Industri Air Kemasan:
Jalan Tapos KM. 1, Desa Kranji, Kel Ciriung, Kecamatan Cibinong
Jalan. Raya Surabaya – Malang KM. 59 Desa Sengonagung Pandaan Jawa Timur
Industri Minuman:
Jl. Siliwangi Desa Benda Kecamatan Cicurug Sukabumi
Industri Kosmetika:
Kawasan Industri Pulogadung, Jalan Pulo Buaran II Blok A No. 1-8, Jakarta Timur
Visi
Menyediakan Solusi Konsumen Terbaik Di Dunia Kepada Masyarakat Luas.
Misi
Memberikan Solusi Konsumen Terbaik Untuk Memenuhi Kebutuhan Gaya Hidup
Berkualitas Sebagai Bentuk Pemenuhan Komitmen Kami Kepada Pemangku Kepentingan
Melalui Orang, Budaya, dan Sistem Terbaik Yang Kami Miliki.
Struktur Organisasi
Perseroan dijalankan sesuai dengan fungsi struktural masing masing divisi dalam struktur
organisasinya

Divisi Penjualan.

Divisi Keuangan dan Kontrol termasuk departemen akunting, pelaporan, treasury,
pajak, dan audit.

Divisi Sumber Daya Manusia termasuk departemen kompensasi & benefit, hubungan
industrial, pelatihan dan perekrutan, serta departemen pelayanan umum.

Divisi Teknik termasuk departemen manajemen pabrik, kualitas, manajemen proyek,
kinerja industrial, serta departemen keselamatan-kesehatan lingkungan.

Divisi Operasi termasuk departemen pengelolaan pusat distribusi, pengelolaan bisnis
produk (untuk rumah dan kantor, serta kemasan ritel, dan pelayanan pelanggan).

Divisi Supply Chain termasuk departemen pengelolaan gudang dan armada.

Divisi Hukum dan Pemasaran merupakan bagian dari manajemen umum.
Pendirian
PT Akasha Wira International Tbk (“Perusahaan”) didirikan dengan nama PT
Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama Perusahaan telah diubah beberapa kali,
terakhir pada tahun 2010, ketika nama Perusahaan diubah menjadi PT Akasha Wira
International Tbk
Penananaman Modal Asing
Perusahaan didirikan dalam rangka Undang-undang No. 1 tahun 1967, jo Undangundang No. 11 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing, yang telah dicabut
dan diganti dengan Undang-undang No. 25 tahun 2007 dan telah memperoleh
persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam Surat
Keputusan No. 42/V/PMA/2006 tanggal 10 Maret 2006. Pada tahun 2010,
Perusahaan telah memperoleh Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal
berdasarkan Surat Keputusan No. 253/I/IP/II/PMA/2010 tanggal 26 Oktober 2010.
Penawaran Umum Perdana
Sesuai dengan Surat Ketua Bapepam No. S-774/PM/1994 tanggal 2 Mei 1994
mengenai “Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran”, Perusahaan telah
melakukan penawaran umum kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah
15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 (dalam angka penuh) per saham.
Perusahaan mencatatkan seluruh sahamnya sejumlah 38.000.000 saham di Bursa
Efek Jakarta pada tanggal 14 Juni 1994. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa pada tanggal 6 Juni 1997, Perusahaan mengeluarkan 38.000.000
saham bonus yang berasal dari tambahan modal disetor dengan nilai nominal per
saham sebesar Rp 1.000 (dalam angka penuh).
Kepemilikan oleh Nestle SA dan The Coca Cola Company
Pada tahun 2004, Water Partners Bottling S.A. (WPB), sebuah perusahaan
patungan antara Nestlé S.A. dan Refreshment Product Services (anak perusahaan
yang sepenuhnya dimiliki The Coca-Cola Company), mengambil alih mayoritas
saham di Perseroan, sehingga nama Perseroan diubah menjadi PT. AdeS Waters
Indonesia Tbk. Selama kepemilikan Nestle SA dan The Coca Cola Company ini,
Perseroan mengeluarkan produk air kemasan AdeS dengan kemasan baru dan
produk baru Nestle Pure Life.
Kepemilikan oleh Sofos Pte. Ltd
Pada tanggal 3 Juni 2008, Sofos Pte. Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura,
telah mengakuisisi Perseroan melalui pembelian seluruh saham Nestlé S.A. dan
Refreshment Product Services (anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki The
Coca-Cola Company) di WPB dan dengan akuisisi tersebut Sofos Pte. Ltd menjadi
pemegang saham pengendalian Perusahaan.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue,
kembang gula, makaroni, kosmetik, dan perdagangan besar. Saat ini Perseroan
bergerak dalam industri :
a) Air kemasan
b) Industri kosmetika
c) Industri minuman ringan susu kedelai
d) Distribusi produk kosmetika professional merek Wella and Clairol di Indonesia.
Industri Air Kemasan
Perusahaan memulai produksi air minum dalam kemasan secara komersial pada
tahun 1986 dengan merek AdeS dan Vica. Perseroan mengeluarkan produk baru
yaitu produk air kemasan Merek AdeS dengan kemasan baru dan Nestle Pure Life
di tahun 2004 pada saat Water Partners Bottling S.A. (WPB), sebuah perusahaan
patungan antara Nestlé S.A. dan Refreshment Product Services (anak perusahaan
yang sepenuhnya dimiliki The Coca-Cola Company), mengambil alih mayoritas
saham di Perseroan. Di tahun 2007, Perseroan mengeluarkan produk air minum
baru dalam kemasan galon dengan merek Vica Royal untuk menggantikan produk
AdeS yang pengunaan mereknya telah berakhir setelah Perjanjian Lisensi antara
Perseroan dan The Coca Cola Company tidak diperpanjang.
Industri Kosmetika
Perusahaan memulai produksi kosmetika perawatan rambut dengan merek
Makarizo pada tahun 2010 dengan melakukan pembelian mesin produksi dan
perlengkapannya milik PT Damai Sejahtera Mulia. Pembelian aset tersebut telah
disetujui oleh mayoritas para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan pada tanggal 21 Oktober 2010 dan pembelian aset
tersebut selesai dilaksanakan pada tanggal 11 November 2010. Dengan pembelian
aset tersebut, Perseroan secara resmi mulai melaksanakan bisnis kosmetika
perawatan rambut.
Bisnis Perseroan di Bidang Distribusi Produk Kosmetika
Pada kuartal keempat tahun 2012, Perseroan menandatangani perjanjian kerjasama
dengan Procter & Gamble untuk mengimpor, mendistribusikan, dan menjual
produk Procter & Gamble segmen premium profesional (produk yang distribusinya
dilakukan melalui salon) yaitu produk Wella, Wella Professional, System
Professional, dan Clairol Professional.
Bisnis Minuman Berbahan Baku Kedelai
Untuk menambah variasi lini produk minuman Perseroan, di tahun 2014
Perseroan mulai mengaktifkan kembali pabrik Perseroan yang tidak terpakai yang
terletak di Jl. Siliwangi, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, untuk
memproduksi minuman susu kedelai dengan merek Pureal. Bisnis ini merupakan
pilot proyek Perseroan untuk memperluas ke bisnis minuman lain.
Perubahan Komposisi Anggota Direksi dan Alasan Perubahannya
Dari sisi organisasi Perseroan, di tahun 2016 telah terjadi perubahan komposisi
anggota Direksi Perseroan dengan pengunduran diri sebagai Presiden Direktur
Perseroan karena alasan pribadi. Pengunduran diri Bapak Martin Jimi tersebut telah
disetujui oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
yang diselengggarakan pada tanggal 20 Oktober 2016. Di bawah ini adalah
komposisi Direksi Perseroan sebelum dan setelah 20 Oktober 2016:
Sebelumnya:
Presiden Direktur : Martin Jimi
Direktur : Wihardjo Hadiseputro
Direktur : Ari Wisnubroto
Direktur Independen : Th.M. Wisnu Adjie
Sesudahnya:
Presiden Direktur : Wihardjo Hadiseputro
Direktur : Ari Wisnubroto
Direktur Independen : Th.M. Wisnu Adjie
Komposisi Pemegang Saham
Nama Bursa Efek tempat saham Perseroan dicatatkan
Seluruh saham yang beredar tersebut dicatatkan pada PT. Bursa Efek Indonesia dengan
kode perdagangan ADES.
BAB II
Teori
Analisis kredit adalah evaluasi perusahaan dari perspektif kreditor, termasuk utang
dagang, pinjaman, dan surat utang publik. Unsur kunci dari analisis kredit adalah
prediksi kemungkinan kehendak perusahaan menghadapi kesulitan keuangan.
The market of credit
Pemberi Utang
a. Bank Komersial
Bank-bank komersial adalah pemain yang sangat penting di pasar untuk
kredit. Karena bank cenderung menyediakan berbagai layanan kepada klien,
dan memiliki pengetahuan mendalam tentang klien dan operasinya. Kendala
pada operasi peminjaman bank adalah risiko kredit yang relatif rendah
b. Institusi Keuangan Lainnya
Bank menghadapi persaingan di pasar peminjaman komersial dari berbagai
sumber. Perusahaan-perusahaan keuangan bersaing dengan bank-bank di
pasar untuk pinjaman berbasis aset (yaitu, jaminan pembiayaan aset-aset
tertentu, seperti piutang, persediaan, atau peralatan).
c. Penjualan Saham
Beberapa perusahaan memiliki ukuran, kekuatan, dan kredibilitas yang
diperlukan untuk memotong sektor perbankan dan mencari pendanaan
langsung dari investor, baik melalui penjualan saham atau melalui
penerbitan obligasi.
d. Sellers who Provide Financing
Biasanya pemberi utang dari jenis ini adalah pemberi utang dengan jangka
waktu dari 30 sampai 60 hari.
Proses Analisis Kredit
1. Langkah 1 : Pertimbangkan Sifat dan Tujuan Pinjaman
Memahami tujuan pinjaman penting bukan hanya untuk memutuskan
apakah itu harus diberikan, tetapi juga untuk menstrukturkan pinjaman.
Pinjaman mungkin diperlukan hanya untuk beberapa bulan, selama
beberapa tahun, atau bahkan sebagai bagian permanen dari struktur modal
perusahaan. Pinjaman dapat digunakan untuk penggantian pembiayaan
lainnya, untuk mendukung kebutuhan modal kerja, atau untuk membiayai
perolehan aset jangka panjang atau perusahaan lain.
Jumlah pinjaman yang dibutuhkan juga harus ditetapkan. Dalam kasus
perusahaan kecil dan menengah, seorang bankir biasanya lebih suka
menjadi satu-satunya pemodal bisnis, dalam hal ini pinjaman harus cukup
besar untuk menghentikan utang yang ada. Preferensi untuk melayani
sebagai pemberi pinjaman tunggal bukan hanya untuk mendapatkan
keuntungan dalam menyediakan menu layanan keuangan kepada
perusahaan. Ini juga mencerminkan keinginan untuk tidak mengizinkan
kreditor lain mempertahankan kepentingan superior yang akan memberikan
prioritas lebih tinggi dalam kasus kebangkrutan. Jika kreditor lain bersedia
untuk menurunkan posisi mereka ke bank, itu tentu saja dapat diterima
sejauh menyangkut bank.
Seringkali pemberi pinjaman komersial berurusan dengan perusahaan yang
mungkin memiliki hubungan orangtua-anak. Pertanyaan tentang siapa yang
harus dipinjamkan kemudian muncul. Jawabannya biasanya adalah entitas
yang memiliki aset yang akan berfungsi sebagai jaminan (atau yang dapat
berfungsi seperti itu jika diperlukan di masa depan). Jika entitas ini adalah
anak perusahaan dan orang tua menyajikan beberapa kekuatan finansial
independen dari anak perusahaan, jaminan dari perusahaan induk dapat
dipertimbangkan.
2. Langkah 2: Pertimbangkan Jenis Pinjaman dan Keamanan Tersedia
Jenis pinjaman yang dipertimbangkan adalah fungsi bukan hanya
tujuannya, tetapi juga kekuatan keuangan peminjam. Jadi, sampai batas
tertentu, jenis pinjaman akan ditentukan oleh analisis keuangan yang
dijelaskan dalam langkah berikut dalam proses. Beberapa kemungkinannya
adalah sebagai berikut:

Garis kredit terbuka. Suatu jalur kredit yang terbuka memungkinkan
peminjam untuk menerima uang tunai hingga maksimum tertentu
dengan dasar yang dibutuhkan untuk suatu jangka waktu tertentu,
seperti satu tahun. Untuk mempertahankan opsi ini, peminjam
membayar biaya (misalnya, 3/8 dari 1 persen) pada saldo yang tidak
terpakai, di samping bunga pada jumlah yang digunakan. Garis
terbuka kredit berguna dalam kasus di mana kebutuhan uang tunai
peminjam sulit diantisipasi.

Jalur kredit bergulir. Ketika jelas bahwa suatu perusahaan akan
membutuhkan kredit di luar jangka pendek, pembiayaan dapat
diberikan dalam bentuk “revolver.” Terkadang digunakan untuk
mendukung kebutuhan modal kerja, peminjam dijadwalkan untuk
melakukan pembayaran sebagai hasil siklus operasi dan persediaan
dan piutang dikonversi menjadi uang tunai. Namun, diharapkan juga
uang tunai akan terus ditingkatkan selama peminjam tetap dalam
posisi yang baik. Selain bunga pada jumlah yang luar biasa, biaya
dibebankan pada garis yang tidak terpakai.

Pinjaman modal kerja. Pinjaman semacam itu digunakan untuk
membiayai persediaan dan piutang, dan biasanya dijamin. Saldo
pinjaman maksimum dapat dikaitkan dengan saldo rekening modal
kerja. Sebagai contoh, pinjaman dapat dibiarkan naik ke tidak lebih
dari 80 persen piutang kurang dari 60 hari.

Pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka digunakan untuk
kebutuhan jangka panjang dan sering dijamin dengan aset jangka
panjang, seperti pabrik atau peralatan. Biasanya, pinjaman akan
diamortisasi, membutuhkan pembayaran berkala untuk mengurangi
saldo pinjaman.

Pinjaman hipotek. Hipotek mendukung pembiayaan real estat,
memiliki jangka panjang, dan membutuhkan amortisasi berkala dari
saldo pinjaman.

Sewa pembiayaan. Lease financing dapat digunakan untuk
memfasilitasi perolehan aset apa pun, tetapi paling sering digunakan
untuk peralatan, termasuk kendaraan. Sewa dapat disusun selama
periode 1 hingga 15 tahun, tergantung pada umur aset yang
mendasari.
Banyak pinjaman bank dilakukan secara aman, terutama dengan
perusahaan yang lebih kecil dan lebih tinggi. Keamanan akan diperlukan
kecuali pinjaman jangka pendek dan peminjam mengekspos bank ke
risiko default minimal. Ketika keamanan diperlukan, satu pertimbangan
adalah apakah jumlah keamanan yang tersedia cukup untuk mendukung
pinjaman. Jumlah yang akan diberikan oleh bank pada keamanan yang
diberikan melibatkan pertimbangan bisnis, dan itu tergantung pada
berbagai faktor yang mempengaruhi likuiditas keamanan dalam konteks
asituasi di mana perusahaan merasa tertekan. Berikut ini beberapa
aturan praktis yang sering diterapkan dalam pinjaman komersial untuk
berbagai kategori keamanan:

Piutang. Piutang dagang biasanya dianggap sebagai bentuk
keamanan yang paling diinginkan karena merupakan yang
paling likuid. Satu bank regional yang besar memungkinkan
pinjaman sebesar 50 hingga 80 persen dari saldo rekening
nondeluen. Persentase yang diterapkan lebih rendah ketika
1) ada banyak akun kecil yang akan mahal untuk
dikumpulkan dalam kasus perusahaan merasa
tertekan;
2) ada beberapa akun yang sangat besar, seperti itu
masalah dengan satu pelanggan bisa menjadi serius;
3) kesehatan keuangan pelanggan terkait erat dengan
peminjam, sehingga kolektibilitasnya terancam
hanya ketika peminjam dalam kondisi gagal bayar.
Pada skor terakhir, bank sering menolak untuk
menerima piutang dari afiliasi sebagai keamanan
yang efektif

Persediaan. Keinginan persediaan karena keamanan sangat
bervariasi. Skenario kasus terbaik adalah persediaan yang
terdiri dari komoditas umum yang dapat dengan mudah
dijual kepada pihak lain jika peminjam gagal. Persediaan
yang lebih khusus, dengan banding ke hanya satu set pembeli
terbatas, atau persediaan yang mahal untuk disimpan atau
diangkut, kurang diinginkan. Bank daerah besar yang
disebutkan di atas meminjamkan hingga 60 persen pada
bahan baku, 50 persen pada barang jadi, dan 20 persen pada
pekerjaan dalam proses.

Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan kurang diminati
sebagai jaminan. Kemungkinan akan digunakan, dan itu
harus disimpan, diasuransikan, dan dipasarkan. Menjaga
biaya kegiatan ini dalam pikiran, bank biasanya hanya akan
meminjam hingga 50 persen dari perkiraan nilai aset tersebut
dalam penjualan paksa, seperti lelang.

Real estate. Nilai real estat sebagai jaminan sangat
bervariasi. Bank akan sering meminjamkan hingga 80 persen
dari nilai real estat yang siap dijual. Namun, pabrik yang
dirancang untuk tujuan yang unik akan jauh lebih tidak
diinginkan.
3. Langkah 3: Analisis Potential Borrower’s Financial Status
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam menganalisis Potential
Borrower’s Financial Status termasuk yang berikut:
1) Analisis strategi bisnis:
Bagaimana cara kerja bisnis ini? Mengapa itu berharga? Apa
strateginya untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai itu?
Seberapa baik manajemen yang memenuhi syarat melaksanakan
strategi itu secara efektif? Apakah kelangsungan bisnis sangat
bergantung pada talenta tim manajemen yang ada?
2) Analisis akuntansi: Seberapa baik laporan keuangan perusahaan
mencerminkan ekonomi yang mendasarinya realitas? Adakah alasan
untuk percaya bahwa kinerja perusahaan lebih kuat atau lebih lemah
dari profitabilitas yang dilaporkan akan menyarankan? Apakah ada
off-balance yang cukup besar kewajiban sheet (misalnya, sewa
operasi) yang akan mempengaruhi potensi kemampuan peminjam
untuk membayar kembali pinjaman?
3) Analisa keuangan: Apakah tingkat profitabilitas perusahaan luar
biasa tinggi atau rendah? Apa sumbernya dari setiap tingkat
profitabilitas yang tidak biasa? Seberapa berkelanjutankah mereka?
Apa risikonya terkait dengan aliran laba operasi? Seberapa tinggi
leverage perusahaan? Apa itu aliran dana perusahaan? Apa sumber
utama dan penggunaannya dana? Apakah dana diperlukan untuk
membiayai pertumbuhan yang diharapkan? Seberapa besar dana
arus yang diharapkan, relatif terhadap layanan utang yang
dibutuhkan? Mengingat kemungkinan itu volatilitas dalam aliran
dana tersebut, seberapa besar kemungkinan mereka bisa jatuh ke
level yang tidak mencukupi untuk melayani hutang dan memenuhi
komitmen lain?
4. Langkah 4 : Utilize Forecasts to Assess Payment Prospects
Untuk menyelesaikan langkah ini, kita bisa menggunakan pengujian going
concern perusahaan dengan Z Score. Rumus dari Z Score adalah:
Zscore = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5
Keterangan :
X1 = WC/TA
X2= RE/TA
X3 = EBIT/TA
X4 = BVE/TD
X5= Sales/TA
WC
= Working capital (Current Asset- Current Liability)
TA
= Total Asset
RE
= Retained Earning
EBIT
= Earning before Interest and Tax
BVE
= Book Value Equity
TD
= Total debt
Kriteria :
Z > 2,90
= Safe Zone
1,23 <Z< 2,9
= Grey Zone
Z < 1,23
= Financial Distress
5. Langkah 5: Assemble the Detailed Loan Structure, Including Loan
Covenants
Writing Loan Covenants. Perjanjian pinjaman menentukan harapan bersama
dari peminjam dan pemberi pinjaman dengan menetapkan tindakan yang
akan dan tidak akan diambil peminjam. Beberapa perjanjian mensyaratkan
tindakan tertentu (seperti penyediaan laporan keuangan rutin); orang lain
menghalangi tindakan tertentu (seperti melakukan akuisisi tanpa izin dari
pemberi pinjaman); yang lain lagi membutuhkan pemeliharaan rasio
keuangan tertentu. Pelanggaran terhadap suatu perjanjian merupakan suatu
peristiwa gagal bayar yang dapat menyebabkan percepatan pembayaran
utang segera, tetapi dalam banyak kasus pemberi pinjaman menggunakan
default sebagai kesempatan untuk memeriksa ulang situasi dan menghapus
pelanggaran atau menegosiasikan ulang pinjaman.
Perjanjian pinjaman harus mencapai keseimbangan antara melindungi
kepentingan pemberi pinjaman dan menyediakan kebutuhan manajemen
fleksibilitas untuk menjalankan bisnis. Kovenan mewakili mekanisme
untuk menjamin bahwa bisnis akan tetap kuat seperti yang diantisipasi oleh
dua pihak pada saat pinjaman diberikan. Dengan demikian, rasio keuangan
yang diperlukan biasanya didasarkan pada tingkat yang ada pada saat itu,
mungkin dengan beberapa penyisihan untuk kerusakan tetapi sering dengan
beberapa perbaikan yang diharapkan dari waktu ke waktu.
Kovenan-kovenan khusus yang termasuk dalam perjanjian harus
mengandung risiko signifikan yang diidentifikasi dalam analisis keuangan,
atau setidaknya memberikan peringatan dini bahwa risiko tersebut muncul.
Loan Pricing. Pembahasan terperinci tentang penetapan harga pinjaman
berada di luar cakupan teks ini. Inti dari harga adalah untuk memastikan
bahwa imbal hasil pinjaman cukup untuk menutup
1) biaya pinjaman dari dana pinjaman;
2) biaya administrasi dan servis pemberi pinjaman pinjaman;
3) premium untuk paparan risiko default; dan
4) setidaknya pengembalian normal atas modal ekuitas yang
diperlukan untuk mendukung operasi peminjaman.
BAB III
Pembahasan
1. Langkah 1 : Pertimbangkan Sifat dan Tujuan Pinjaman
Jumlah liabilitas pada perusahaan ini adalah Rp383.091.000.000 dengan
rincian liabilitas jangka pendek sejumlah Rp195.466.000.000 dan liabilitas
jangka panjang sejumlah Rp187.625.000.000 . Untuk lebih jelasnya kita
lihat diagram dibawah ini:
Liabilitas PT Akasha Wra International
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Jika kita lihat lagi rinciannya, liabilitas jangka pendek dibagi atas :

Pinjaman bank jangka pendek

Utang usaha

Utang pajak

Utang bukan usaha dan beban masih harus dibayar
Untuk pemberi utang dari bank komersial, sebelum tahun 2014, PT
AKASHA WIRA INTERNATIONAL menerima kredit dari PT Bank
Internasional Indonesia Tbk. Namun sejak bulan desember 2014 perusahaan
memperoleh fasilitas pinjaman berjangka A (TL-A) dari PT Bank OCBC
NISP Tbk dengan nilai pinjaman maksimum sebesar Rp 52.3 milyar untuk
membiayai baki debet atas fasilitas pinjaman berjangka yang telah diberikan
oleh PT Bank Internasiona Indonesia Tbk. Hingga saat ini perusahaan hanya
menerima kredit dari PT Bank OCBC NISP Tbk saja.
2. Langkah 2: Pertimbangkan Jenis Pinjaman dan Keamanan Tersedia

Garis kredit terbuka. Untuk hal ini, perusahaan mendapat fasilitas
Pinjaman Demand Loan (DL) dan Trade Facility dengan nilai pinjaman
maksimum sebesar Rp 50 milyar dan Rp 90 milyar (dalam angka penuh)
untuk membiayai kebutuhan modal kerja Perusahaan. Pinjaman ini
berjangka waktu 1 tahun sampai dengan 18 Desember 2015 dan sudah
diperpanjang sampai 30 November 2017. Atas pinjaman tersebut
dikenakan bunga sebesar 10.5% - 11.5 % dan 11.5% per tahun pada
tahun 2016 dan 2015.

Jalur kredit bergulir.
Terdapat Kredit bergulir pada perusahaan ini, karena perusahaan
diberikan fasilitas Pinjaman Demand Loan (DL) dan Trade Facility
dengan nilai pinjaman maksimum sebesar Rp 50 milyar dan Rp 90
milyar (dalam angka penuh) untuk membiayai kebutuhan modal
kerja Perusahaan.

Pinjaman modal kerja.
Terdapat pinjaman modal kerja pada perusahaan ini.
Semua pinjaman modal kerja perusahaan dipakai untuk membeli
persediaan dan semua pinjaman modal kerja perusahaan masuk
kedalam kelompok liabilitas jangka pendek. Di dalam utang usaha
di bagi lagi menjadi beberapa waktu, seperti:
o Belum jatuh tempo
o Lewat jatuh tempo

1 – 30 hari

31 – 60 hari

61 – 90 hari

Lebih dari 90 hari

Pinjaman berjangka. Terdapat pinjaman berjangka pada perusahaan.
Tetapi perusahaan tidak merinci pinjaman tersebut digunakan untuk
apa. Seperti pada materi, untuk mengetahui pinjaman berjangka kita
dapat melihat pinjaman yang akan diamortisasi. Pada perusahaan
ini, terdapat pinjaman berjangka sebesar Rp185.747.000000

Pinjaman hipotek. Tidak terdapat pinjaman hipotek karena tidak ada
pembiayaan real estate pada laporan keuangan perusahaan

Sewa pembiayaan. Terdapat sewa pembiayaan pada perusahaan
sebesar Rp1.555.000.000
Interpretasi aturan praktis yang sering diterapkan dalam pinjaman
komersial untuk berbagai kategori keamanan:

Piutang dagang. Total piutang dagang pada perusahaan adalah
Rp152.608.000000

Persediaan.
Terdapat persediaan pada perusahaan senilai Rp95.474.000.000

Mesin dan peralatan. Walaupun kurang diminati sebagai
jaminan, perusahaam memiliki mesin dan peralatan senilai
Rp395.558.000.000

Real estate. Perusahaan tidak memiliki real estate sebagai
jaminan kredit
3. Langkah 3: Analisis Potential Borrower’s Financial Status
1) Analisis strategi bisnis:
Bagaimana cara kerja bisnis ini? Bisnis ini bekerja pada bidang
indusri air mineral. Mengapa itu berharga? Karena air mineral
merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Apa strateginya untuk
mempertahankan atau meningkatkan nilai itu? Strategi yang
digunakan perusahaan adalah dengan memiliki lisesnsi dari nestle
untuk memproduksi minuman dengan merk dagang Nestle Purelife.
Seberapa baik manajemen yang memenuhi syarat melaksanakan
strategi itu secara efektif? Apakah kelangsungan bisnis sangat
bergantung pada talenta tim manajemen yang ada? Ya.
2) Analisis akuntansi: Seberapa baik laporan keuangan perusahaan
mencerminkan ekonomi yang mendasarinya realitas? Laporan
keuangan baik karena mencerminkan keadaan ekonomi makro.
Adakah alasan untuk percaya bahwa kinerja perusahaan lebih kuat
atau lebih lemah dari profitabilitas yang dilaporkan akan
menyarankan? Ada, hal ini dbuktikan dengan naiknya pernjualan
perusahaan secara signifikan. Apakah ada off-balance yang cukup
besar kewajiban (misalnya, sewa operasi) yang akan mempengaruhi
potensi kemampuan peminjam untuk membayar kembali pinjaman?
Perusahaan tidak memiliki sewa operasi.
3) Analisa keuangan: Apakah tingkat profitabilitas perusahaan luar
biasa tinggi atau rendah? Tingkat profitabilitas perusahaan luar biasa
tinggi. Apa sumbernya dari setiap tingkat profitabilitas yang tidak
biasa? Karena terjadi peningkatan penjualan secara signifikan.
Seberapa berkelanjutankah mereka? Menurut laporan keuangan
prospektif, keberlangsungan perusahaan aman. Apa risikonya terkait
dengan aliran laba operasi? Seberapa tinggi leverage perusahaan?
Apa itu aliran dana perusahaan? Apa sumber utama dan
penggunaannya dana? Sumber utamanya adalah utang.
4. Langkah 4 : Utilize Forecasts to Assess Payment Prospects
Zscore
= 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5
= ((0,717) x ((319614 - 195446) / 767479)) + ((0,847) x (213952
/ 767479)) + ((3,107) x (61636 /767479)) + ((0,42) x (328269 /
383091)) + ((0,998) x (887663 / 767479))
= 2,12
Berdasarkan perhitungan diatas, bisa diindikasikan bahwa
perusahaan berada pada posisi grey zone yang berarti
perusahaan belum bisa dikatakan aman dalam keberlangsungan
usahanya. Hal ini juga menyebabkan prospek pembayaran oleh
perusahaan masih abu-abu.
5. Langkah 5: Assemble the Detailed Loan Structure, Including Loan
Covenants
Writing Loan Covenants. Berdasarkan data dari Catatan Atas Laporan
Keuangan, dapat kita ketahui bahwa ada perjanjian pinjaman antara PT
Bank OCBC NISP Tbk dengan perusahaan, yaitu Perusahaan harus
mempertahankan rasio-rasio keuangan tertentu sebagai berikut:

Rasio lancar minimal 1 : 1

Rasio utang terhadap ekuitas maksimal 2 : 5

Rasio kemampuan pembayaran utang minimal 1 : 1
Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan juga, kita menemukan bahwa ada
pembatasan terhadap kegiatan perusahaan apabila akan melakukan merger,
akuisisi dan joint venture, perubahan anggaran dasar sertac susunan
Komisaris dan Direksi perjanjian harus pemberitahukan pemberitahuan
tertulis kepada PT Bank OCBC NISP Tbk
.
Loan Pricing. Walaupun hal ini di luar cakupan dari analisis kredit, kita bisa
melihat jaminan yang diberikan oleh perusahaan sehingga kreditur mau
memberikan kredit kepada perusahaan.
.
BAB IV
Penutup
Setelah melakukan Analisis kredit diatas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal.
Pada langkag pertama kita dapat menyimpulkan bahwa struktur utang perusahaan
dibagi atas liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka pendek. Untuk proporsinya
liabilitas jangka panjang lebih banyak dibandingkan dengan liabilitas jangka
pendek (walaupun perbedaannya tidak signifikan). Pada langkah kedua kita
mengetahui terdapat Garis kredit terbuka, jalur kredit bergulir, pinjaman modal
kerja, pinjaman berjangka, dan sewa pembiayaan dalam liabilitas perusahaan. Pada
langkah ketiga dapat kita simpulkan bahwa melalui analisis strategi, analisis
akuntansi, dan analisis keuangan perusahaan dalam keadaan baik. Pada langkah
keempat dapat kita simpulkan bahwa untuk going concen, perusahaan masih pada
berada dalam grey zone hal ini mengindikasikan bahwa untuk prospek pembayaran
oleh perusahaan masih abu-abu. Pada langkah kelima, kita dapat menyimpulkan
bahwa terdapat perjanjian pinjaman antara PT Bank OCBC NISP Tbk dengan
perusahaan serta terdapat pembatasan terhadap kegiatan perusahaan apabila akan
melakukan merger, akuisisi dan joint venture, perubahan anggaran dasar sertac
susunan Komisaris dan Direksi perjanjian harus pemberitahukan pemberitahuan
tertulis kepada PT Bank OCBC NISP Tbk. Pada langkah kelima juga, kita dapat
menyimpulkan bahwa perusahaan memberikan enam asetnya untuk memperoleh
kredit dari PT Bank OCBC NISP Tbk.
Daftar Pustaka
Palepu, K. G. (2004). Business Analysis & valuation. Dalam K. G. Palepu, M. H. Paul, & L.
B. Victor, Business Analysis & valuation. USA: Thomson South Western.
Subramanyam, K. (2009). Financial Statement Analysis. Dalam K. Subramanyam. New
York: Mc Graw Hill.
Download