KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Metodologi Penelitian Teknologi Informasi tentang Desain Sistem Aplikasi IT yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi “Penerapan Data Mining Menggunakan Metode Clustering dengan Algoritma Fuzzy CMeans dalam Penentuan Peminatan Jurusan Siswa (Studi Kasus SMA Negeri 1 Pekalongan). Makalah tersebut telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak serta berbagai sumber bacaan yang ada diinternet sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca, meskipun makalah tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun, Terima kasih. Jakarta, 31 Mei 2018 Yulika i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii BAB I .................................................................................................................................. 1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1 A BAB II ................................................................................................................................ 2 2.1 Dasar Teori ................................................ Ошибка! Закладка не определена.2 1. Definisi Desain Sistem : .................................................................................... 3 2. Tujuan Desain Sistem : ..................................................................................... 4 3. Langkah dalam Desain Sistem : ...................................................................... 5 4. Prinsip Dasar Desain Sistem : .............. Ошибка! Закладка не определена.7 5. Tekanan – Tekanan dalam Desain Sistem :.................................................... 9 6. Desain Model : ................................................................................................. 10 7. Tahapan Desain Sistem : .................... Ошибка! Закладка не определена.11 2.2 Desain Sistem Aplikasi ............................ Ошибка! Закладка не определена.12 1. Pengenalan Desain Sistem Aplikasi : ............................................................ 12 2. Algoritma yang digunakan : .......................................................................... 12 3. Desaign User Interface : ................................................................................. 15 2.3 Penerapan Fuzzy C-Means ..................... Ошибка! Закладка не определена.22 1. Perhitungan Manual Fuzzy C-Means : ......................................................... 22 BAB III........................................................................................................................... 225 A. Kesimpulan ...................................................................................................... 25 B. Saran ................................................................................................................ 25 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 26 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini telah maju dan berkembang pesat. Peranan sistem sebagai media informasi sangatlah penting dalam menyuplai informasi bagi pengguna, karena sangat bisa diandalkan dalam mengambil keputusan. Dimana informasi yang cepat, tepat dan akurat mutlak dibutuhkan. Secara manual untuk mencari informasi secara cepat, tepat dan akurat tidaklah mudah karena selain membutuhkan waktu untuk mencari data, juga terkadang bisa terjadi kesalahan karena kelalaian sumber daya manusia. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang sudah terkomputerisasi. Berkembangnya teknologi dan kebutuhan akan informasi menyebabkan bertambah kompleksnya informasi yang harus diolah serta disajikan secara cepat dan akurat. Pengembangan sistem dalam perusahaan maupun sebuah instansi tersebut bertujuan untuk mendukung kelancaran pengolahan dan penyajian data, serta kemajuan dalam menyediakan informasi bagi manajemen dalam pengambilan keputusan dan menyediakan informasi bagi pihak lain diluar instansi, serta memberikan kemudahan pelayanan pada konsumen. Sehingga diharapkan nantinya akan mempermudah dan mempercepat proses pelayanan, penyimpanan data, serta penyajian kembali data tersebut[1]. Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan - keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. 1 Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakaninformasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru[2]. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dasar Teori 1. Definisi Desain Sistem Desain sistem dapat didefinisikan sebagai “Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari kebutuhankebutuhan fungsional implementasi serta dan persiapan menggambarkan untuk rancang bagaimana suatu bangun sistem dibentuk”[3]. Menurut John Burch dan Garry Grudnitski dalam buku Analisa dan Desain, Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur adalah "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”. Dari definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain sistem adalah tahapan berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan dengan menyatukan beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh untuk memperjelas bentuk sebuah system[3]. Menurut Yavri D. Mahyuzir dalam bukunya Pengolahan Data menyebutkan beberapa langkah yang perlu dilakukan pada proses desain sistem sebagai berikut : a. Menganalisa masalah dari pemakai (user), sasarannya adalah mendapatkan pengertian yang mendalam tentang kebutuhankebutuhan pemakai. b. Studi kelayakan, membandingkan alternative - alternatif pemecahan masalah untuk menentukan jalan keluar yang paling tepat. c. Rancang sistem, membuat usulan pemecahan masalah secara logika. d. Detail desain, melakukan desain sistem pemecahan masalah secara terperinci. 3 e. Penerapannya yaitu memindahkan logika program yang telah dibuat dalam bahasa yang dipilih, menguji program, menguji data dan outputnya. f. Pemeliharaan dan evaluasi terhadap sistem yang telah diterapkan. 2. Tujuan Desain Sistem Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut : a. Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai system. b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahliahli teknik lainnya yang terlibat. Tujuannya lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan program komputernya. Untuk mencapai tujuan tersebut, analis sistem harus dapat mencapai sasaran - sasaran sebagai berikut : a. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Hal ini berarti bahwa data harus mudah ditangkap, metode - metode harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan. b. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap analisis sistem. c. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan komputer. d. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan data, metode- 4 metode, prosedur - prosedur, orang - orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern[4]. 3. Langkah dalam Desain Sistem Secara umum langkah dasar dalam proses desain sebagai berikut : a. Mendefinisikan tujuan system (defining system goal), tidak hanya berdasarkan informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem. b. Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa gambaran system secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem. c. Menerapkan kendala – kendala organisasi (applying organizational contraints). Menerapkan kendala - kendala sistem untuk memperoleh sistem yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsifungsi yang harus dioptimalkan adalah performance, reliability, cost, instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai sebuah model yang mengandung kebutuhan sistem dan sumber daya organisasi sebagai input, faktor bobot terdiri atas fungsifungsi optimal di atas, dan total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut. d. Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities). Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-output. Untuk menentukan hal ini diperlukan proses iterative sebagai berikut : 1) Mengidentifikasikan output terpenting untuk mendukung / mencapai tujuan sistem (systems goal). 2) Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output tersebut. 5 3) Mengidentifikasi input data spesifikik yang diperlukan untuk membangun field informasi yang diperlukan. 4) Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk mengolah input menjadi output yang diperlukan. 5) Mengidentifikasi masukan dan elemen bagian input yang menjadi yang disimpan selama pemrosesan input menjadi output. 6) Ulangi langkah a-e terus menerus sampai semua output yang dibutuhkan diperoleh. 7) Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk memenuhi kebutuhan sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik data. 8) Berdasarakan kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung, estimasi cost pembangunan, kurangi input, output dan pemrosesan yang ekstrim. 9) Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan data yang menentukan kualitas umum pemrosesan data. 10) Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem. e. Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal tersebut diperlukan untuk manajemen apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam penyusunan proposal tersebut adalah sebagai berikut : 1) Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan desain system. 6 2) Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan diajukan. 3) Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan merawat sistem. 4) Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir[5]. Langkah – langkah dalam Desain suatu Sistem Aplikasi secara umum sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan b. Mendefinisikan Masalah, sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan. c. Menentukan tujuan system. d. Mengidentifikasikan kendala system. e. Membuat studi kelayakan (TELOS). f. Keputusan ditolak / diterima. 4. Prinsip Dasar Desain Sistem Ada 2 prinsip dasar desain, antara lain : a. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bias diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost. b. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsifungsi yang memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, antara lain data collection, data processing, fileupdate, data storage, data retrival, information report dan data processing controls. Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi sebagai berikut : a. Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi. 7 b. Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record, collect dan preparedata untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat. c. Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi ke sistem. d. Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari pewaktuan informasi tersebut diperlukan. e. Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal. f. Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan informasi. g. Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan. h. Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya. i. Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing yang besar dilakukan. j. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala sistem. k. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance. l. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit. m. File transaksi harus di maintaince paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data. n. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data. o. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodic. p. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir. 8 5. Tekanan – tekanan dalam Desain Sistem Tekanan-tekanan desain (desigtfto rces) adalah tekanan-tekanan (forces) yang harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu sistem informasi supaya dapat mengena sasarannya. Supaya sukses, harus mempertimbingkan design forces yang ada dan bagaimana tckanantekanan ini mempengaruhi proyek sistem informasi. Berikut tekanan tekanan dalam desain suatu sistem : a. Integrasi Sistem informasi harus didesain terpadu diantara unit-unit di dalam organisasi. Suatu sistem informasi yang ada di antara unitunit organisasi atau departemen - departemen harus dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan baik. Teknologi komunikasi data dapat diterapkan pada integrasi tersebut. Integrasi akan meningkatkan kebutuhan dari koordinasi dan sinkronisasi dari operasi di dalam organisasi integrasi ini perlu, karena organisasi harus dipandang sebagai satu kesatuan unit sistem. Sasaran dari sistem informasi adalah untuk menyediakan informasi multilevel, cross-functional, tepat waktu, akurat, relevan kepada semua komponen organisasi. Oleh karena itu, sistem informasi yang terpadu perlu dirancnng di dalam organisasi. b. Jalur Pemakai / Sistem Sistem informasi berbasis komputer semakin melibatkan interaksi langsung antara manusia sebagai pemakai sistem dengan mesin. Elemen yang kritis dari desain sistem ini adalah jalur pemakai. Jalur ini terdiri dari layar terminal, keyboard, alatalat lainnya, bahasa komputer dan cara-cara lain supaya user dapat bertukar input dan output dengan mesin. Oleh sebab itu jalur pemakai perlu diperhatikan saat mendesain sistem. c. Tantangan Persaingan Sekarang ini organisasi telah masuk kedalam era persaingan yang tajam. Organisasi yang ingin bertahan dan sekaligus 9 berkembang di masa mendatang harus memikirkan persaingan. Informasi merupakan salah satu senjata yang dapat membantu organisasi untuk bersaing. Desain dari sistem informasi harus mempertimbangkan lingkungan-lingkungan persaingan yang ada. d. Kualitas dan kegunaan Informasi Sistem informasi harus dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu tepat pada waktunya. Tepat nilainya dan relevan. Untuk dapat menghasilkan hal ini, maka informasi tersebut haruslah berguna bagi yang akan memakainya. e. Kebutuhan Sistem Kebutuhan-kebutuhan sistem yang harus diperhatikan dalam mendesain sistem informasi adalah kendala, ketersediaan, keluwesan, skedul instalasi, umur diharapkan dan potensi pertumbuhan dan kemudahan dipelihara. f. Faktor-faktor manusia Analis sistem harus mencoba untuk dapat mendesain sistem yang dapat diterima oleh semua pemakainya, tidak hanya satu atau dua orang pemakai saja. Artinya, sistem informasi harus dapat bersahabat dengan semua pemakainya, tidak sebaliknya menyulitkan pemakai[4]. 6. Desain Model Desain model sistem informasi yang di usulkan dalam bentuk Physical System & Logical Model. Bentuk Physical System digambarkan dengan system flowchart, dan Logical Model digambarkan dengan DFD (Data Flow Diagram). DFD (Data Flow Diagram) Digunakan untuk menggambarkan sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan di kembangkan secara logika. 10 Simbol yang di gunakan dalam Data Flow Diagram sebagai berikut : a. External entity (kesatuan luar) Kesatuan luar sistem yang dapat berupa orang, Organisasi, Atau sistem yang lainnya. b. Data Flow (Arus Data) Mengalir diantara proses, simpanan, dan kesatuan luar. c. Process (Proses) Kegiatan atau suatu kerjaan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. d. Data store (Simpanan Data) Simpanan dari kata yang dapat berupa : 1) Suatu file atau database di sistem computer 2) Suatu arsip atau catatan manual 3) Suatu tabel acuan manual 4) Suatu tabel acuan manual 7. Tahapan Desain Sistem Berikut beberapa tahapan dari desain aplikasi suatu sistem : a. Tahapan Analisis Pada tahapan tersebut terbagi menjadi 3 bagian yaitu : 1) Membuat struktur organisasi 2) Mendefinisikan kebutuhan informasi 3) Mendefinisikan kriteria kinerja system b. Tahapan Design 1) Menyiapkan rancangan 2) Membuat Context Diagram 3) Membuat DFD 4) Membuat IOFC 5) Membuat ERD 6) Merancang Kamus Data 7) Membuat FlowChart 11 8) Merancang File (master, input, proses, temporary) 9) Merancang Dialog Input 10) Merancang Dialog Output 11) Menyiapkan konfigurasi system c. Tahap Penerapan 1) Menyiapkan hardware dan software. 2) Implementasi Pemrograman 3) Testing 4) Cutover d. Tahap Penggunaan 1) Audit Sistem 2) Memelihara Sistem 2.2 Desain Sistem Aplikasi 1. Pengenalan Desain Sistem Aplikasi yang digunakan Desain sistem yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi tersebut yaitu terdapat pada software Matlab pada bagian GUI. Secara umum, Graphical User Interface (GUI) adalah jenis antarmuka pengguna yang menggunakan metoda interaksi pada piranti elektronik secara grafis (bukan perintah teks) antara pengguna dan komputer. Tujuan dari penggunaan GUI yaitu membuat program terlihat lebih simpel dan praktis bagi para end-user. Oleh karena itu, hal yang perlu diperhatikan dalam membuat GUI adalah bagaimana menampilkan user interface yang mudah digunakan (user friendly) sekalipun user adalah orang awam yang tidak memahami kerumitan program di dalamnya. GUI atau biasa disebut GUIDE (GUI builder) Matlab merupakan aplikasi display dari Matlab yang mengandung tugas, perintah, atau komponen program yang mempermudah user (pengguna) dalam menjalankan sebuah program dalam Matlab. 2. Algoritma yang digunakan Algoritma yang akan digunakan dalam merancang suatu desain sistem tersebut ialah Algoritma Fuzzy C-Means Clustering. Pada proses pengklasteran (clustering) secara klasik (misalnya pada algoritma 12 Clustering K-Means), pembentukan partisi dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap obyek berada tepat pada satu partisi. Namun, adakalanya tidak dapat menempatkan suatu obyek tepat pada suatu partisi, karena sebenarnya obyek tersebut terletak di antara 2 atau lebih partisi yang lain. Pada logika fuzzy, metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan sejumlah data dikenal dengan nama fuzzy clustering. Fuzzy Clustering lebih alami jika dibandingkan dengan pengklasteran secara klasik. Suatu algoritma clustering dikatakan sebagai fuzzy clustering jika algoritma tersebut menggunakan parameter strategi adaptasi secara soft competitive. Sebagian besar algoritma fuzzy clustering didasarkan atas optimasi fungsi obyektif atau modifikasi dari fungsi obyektif tersebut[6]. Salah satu teknik fuzzy clustering adalah Fuzzy C-Means (FCM). FCM adalah suatu teknik pengklasteran data yang keberadaan tiap-tiap data dalam suatu cluster ditentukan oleh nilai / derajat keanggotaan tertentu. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Jim Bezdek pada tahun 1981[6]. Berbeda dengan teknik pengklasteran secara klasik (dimana suatu obyek hanya akan menjadi anggota suatu klaster tertentu), dalam FCM setiap data bisa menjadi anggota dari beberapa cluster. Batas-batas cluster dalam FCM adalah lunak (soft). Konsep dasar FCM, pertama kali adalah menentukan pusat cluster yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan nilai keanggotaan tiap-tiap data secara berulang, maka akan terlihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimasi fungsi obyektif. Fungsi Obyektif yang digunakan pada FCM adalah[6]. dengan w € [1,∞] , 13 x adalah data yang akan diklaster : dan v adalah matriks pusat cluster : nilai Jw terkecil adalah yang terbaik, sehingga : Jika dik > 0, Ɐi,k;w >1 dan X setidaknya memiliki m elemen, maka (U,V) € Mfm x Rmp dapat meminimasi Jw hanya jika : dan Algoritma Fuzzy C-Means (FCM) diberikan sebagai berikut [7]: a. Menentukan data yang akan di cluster X, berupa matriks berukuran n x m (n=jumlah sampel data, m = atribut setiap data). Xij = data sampel ke-i (i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m). b. Menentukan: Jumlah cluster = c Pangkat = w Maksimum interasi = MaxIter Error terkecil yang diharapkan = ξ Fungsi objektif awal = Po = 0 Interasi awal = t =1 c. Membangkitkan bilangan random µik, i=1,2,3 ..., n; k=1,2,3 ...c; sebagai elemen-elemen matriks partisi awal U. 14 Menghitung jumlah setiap kolom : dengan j=1,2,...n. Menghitung : d. Menghitung pusat cluster ke-k: Vkj, dengan k=1,2,...c; dan j=1,2,...m e. Menghitung fungsi objektif pada interasi ke-t : f. Menghitung perubahan matriks partisi : dengan: i=1,2,...n; dan k=1,2,...c. g. Memeriksa kondisi berhenti : Jika: (|Pt – Pt-1|< ξ) atau (t > MaxIter) maka berhenti Jika tidak: t=t+1, mengulang langkah ke-4. 3. Design User Interface Langkah – langkah dalam pembuatan Design User Interface pada aplikasi tersebut ialah a. Menginput Data Training Data Training ini nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam penentuan jurusan pada siswa SMA 1 Pekalongan. Dalam menginputkan data training tersebut menggunakan aplikasi Ms.Excel. 15 Tabel 2.2.1 Data Training b. Langkah pertama untuk mengimplementasikan FCM pada matlab adalah dengan menentukan titik pusat kluster, titik pusat kluster yang ditentukan berjumlah sama dengan jumlah kelas. Nantinya, suatu data termasuk dalam kluster tertentu ketika jaraknya terdekat dengan pusat klusternya dibanding dengan jarak terhadap pusat kluster yang lain. Penentuan titik pusat kluter tidak lepas dari adanya data training. Lalu data training yang sudah diinputkan kedalam Ms.Excel disalin pada notepad dan disimpan file dengan nama data.dat. 16 Gambar 2.2.1 Data Training dalam notepad c. Lakukan hal yang sama pada data jurusan, simpan dengan nama jurusan.dat, lalu tambahkan petik satu ('), karena data berupa string. Gambar 2.2.2 Data Jurusan 17 d. Jalankan aplikasi pada Matlab yang sudah terinstal e. Ketikkan findcluster pada command windows untuk memunculkan jendela pengaturan titik pusat cluster. Gambar 2.2.3 Tampilan Awal Jendela Clustering f. Pilih load data untuk mengambil data training. Untuk metode, silakan pilih FCM karena memang metode tersebut yang akan digunakan. Cluster Num adalah jumlah kelas klasifikasi yang dibutuhkan, dalam hal ini adalah kelas “IPA”, “IPS” dan kelas “Bahasa”, maka Cluster Num diisikan 3. Gambar 2.2.4 Tampilan Clustering Data 18 g. Setelah itu, klik start untuk memulai proses penentuan titik kluster. Setelah proses selesai, simpan hasilnya dengan format .dat, misalnya pusatKluster.dat. Titik pusat kluster inilah alat penentu keputusan dari data baru yang dicari klasifikasinya. Gambar 2.2.5 Hasil Pencarian Titik Pusat Cluster h. Klik perintah new – app – Guide untuk membuka lembar kerja GUI Gambar 2.2.6 Masuk ke GUI 19 i. Pilih Blank GUI untuk membuat GUI baru Gambar 2.2.7 GUIDE Quick Start Gambar 2.2.8 Tampilan Lembar Kerja GUI j. Mengatur layout komponen GUI Setelah membuka GUIDE Matlab dan telah menentukan template GUI, langkah selanjutnya adalah mendesai figure dengan menggunakan komponen palet sesuai dengan kebutuhan, seperti push button, radio button, check box, edit text, static text, slider, frames, pop-up menu, axes, dan sebagainya. Selanjutnya dapat mengatur layout masing - masing komponen, baik string (caption), font, color, size, dan sebagainya menggunakan 20 property inspector. Jika telah selesai mendesain, jangan lupa untuk menyimpan file figure yang secara default akan memiliki ekstensi *.fig. Dari sini, matlab secara otomatis akan membuatkan sebuah m-file dengan nama yang sama, yaitu file berekstensi *.m. Gambar 2.2.9 Tampilan Aplikasi pada GUI Matlab k. Hasil running program dan uji coba Gambar 2.2.10 Hasil Running 21 2.3 Penerapan Fuzzy C-Means Dalam Penentuan Peminatan atau Jurusan 1. Perhitungan Manual Fuzzy C-Means Pada tahap awal dilakukan pemetaan korelasi antara peminatan dengan mata pelajaran peminatan, seperti yang akan ditujukan pada gambar berikut : Gambar 2.3.1 Diagram Korelasi Peminatan dengan Mata Pelajaran Selanjutnya ditentukan nilai bidang minat tertentu, yang diperoleh dari hasil rata-rata mata pelajaran peminatan yang berada dalam kelompok bidang minat tersebut sebelum dilakukan peminatan. Data ini akan digunakan sebagai data parameter uji coba peminatan menggunakan FCM. Setelah parameter nilai rata-rata bidang minat diketahui, selanjutnya dilakukan pemetaan/klastering data mengikuti algoritma FCM : 22 a. Menetapkan matriks partisi awal U berupa matriks berukuran n x m (n adalah jumlah sampel data, yaitu=42, dan m adalah parameter/atribut setiap data, yaitu=3). Xij = data sampel ke-i (i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m). Data untuk matriks partisi awal yang digunakan adalah data pada tabel 2.3.1. b. Menentukan Nilai Parameter Awal : Jumlah cluster ( c ) = 3 Pangkat (w) = 2 Maksimum interasi (MaxIter) = 100 Error terkecil yang diharapkan ( ξ ) = 10−5 Fungsi objektif awal (P0) = 0 Interasi awal (t) = 1 c. Membangkitkan bilangan random µik, i=1,2,...,n; k=1,2,...c; sebagai elemen - elemen matriks partisi awal (U). d. Menentukan Pusat Klaster (V) Pada iterasi pertama, dengan menggunakan persamaan : Pusat klaster (V) yang terbentuk pada iterasi pertama adalah : e. Menghitung Fungsi Objektif (P) Fungsi objektif pada iterasi pertama (p1) dihitung dengan menggunakan persamaan : 23 f. Menghitung Perubahan Matriks Partisi (U) Perubahan matriks partisi (U) dihitung menggunakan persamaan : g. Mengecek Kondisi Berhenti Karena | a) - ag | = | 7.311,7384 – 0| = 7.311,7384 >> ξ (10Sm), dan interasi = 1 < MaxIter (=100), maka proses dilanjutkan ke iterasi kedua (t=2). Pada iterasi kedua ditentukan kembali 3 pusat klaster Vkj (seperti langkah perhitungan pada iterasi pertama) dengan k=1,2,3 dan j=1,2,3. Hasilnya seperti berikut : Fungsi objektif pada iterasi kedua (P2) juga dihitung seperti cara perhitungan fungsi objektif pada iterasi pertama. Hasilnya adalah : 24 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian bab sebelumnya. Penulis dapat menyimpulkan : 1. Dari hasil pengujian algoritma Fuzzy C-Means (FCM) dalam penentuan jurusan di Sekolah Menengah Atas pada 20 sampel data siswa yang diuji dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa Algoritma FCM memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi (yaitu rata-rata 78,39%), jika dibandingkan dengan metode penentuan jurusan secara manual yang selama ini dilakukan (hanya memiliki tingkat akurasi rata-rata 56,17 %). 2. Dari data yang dilatih, diperoleh tiga kelompok berdasarkan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan, yaitu : Kelompok pertama, terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPA sekitar 73,90 Kelompok kedua, terdiri atas siswa yang memiliki nilai ratarata mata pelajaran peminatan IPS sekitar 73,98 Kelompok ketiga, terdiri atas siswa yang memiliki nilai ratarata mata pelajaran peminatan Bahasa sekitar 75,40 3. Proses klastering dalam penelitian ini dilakukan dengan menentukan jumlah klaster yang terbentuk di awal proses sesuai dengan jumlah kelompok (Jurusan) yang diinginkan. Dengan demikian, tidak dapat dipastikan berapa sesungguhnya jumlah klaster ideal yang terbentuk dari data nilai siswa yang ada, sehingga akurasi hasil pengelompokkan tidak dapat terukur. B. Saran Sebagai penyusun, penulis mengakui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya. 25 DAFTAR PUSTAKA [1] Indra, Sony Aditya. 2013. ”Perancangan Sistem Informasi Rental Mobil Happy Day Berbasis Web”. http://eprints.ums.ac.id/23967/2/BAB_I.pdf. (Diakses pada tanggal 27 Mei 2018). [2] Sutiana, Aris. 5 Oktober 2010. “Makalah Analisis dan Desain Sistem”. https://www.scribd.com/doc/39143558/Makalah-Analisis-Dan-DesainSistem. (Diakses pada tanggal 27 Mei 2018). [3] Fahmimydy. Januari 2017. “Pengertian, Tahapan, Tujuan dan Desain Model Sistem”. http://fahmimydy.blogspot.co.id/2017/01/pengertiantahapan-tujuan-dan-desain.html. (Diakses pada tanggal 27 Mei 2018). [4] Ali, Rofiq. Desember 2016. “Makalah Desain Sistem”. https://zofiq.blogspot.com/2016/12/makalah-desain-sistem.html. (Diakses pada tanggal 27 Mei 2018). [5] Achi Blogspot. 26 Januari 2010. “Desain Sistem Informasi”. https://www.scribd.com/document/25838629/desain-Sistem-Informasi. (Diakses pada tanggal 27 Mei 2018). [6] Kusumadewi, S., Hartati, S. 2006. “Fuzzy Multi Atribute Decision Making”. Graha Ilmu, Yogyakarta. [7] Kusumadewi, S., Purnomo, H. 2010. “Aplikasi Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan”. Graha Ilmu, Jakarta. [8] Hwsmartsolution. 30 Januari 2016. “Tutorial Membuat Lembar Kerja GUI Matlab”. http://hwsmartsolution.com/blog/2016/01/30/tutorial-membuatlembar-kerja-gui-grapichal-user-interface-matlab/. (Diakses pada tanggal 27 Mei 2018). [9] Fauzan, Abd. 28 Januari 2015. “Fuzzy C-Means Clustering dan Implementasinya Untuk Penentuan Beasiswa Menggunakan Matlab”. http://www.charisfauzan.net/2015/01/fuzzy-c-means-clustering-dan.html. (Diakses pada tanggal 2 Juni 2018). [10] Fauzan, Abd. 18 Januari 2015. “Implementasi Decision Tree Untuk Penjurusan Siswa SMA Menggunakan Matlab”. http://www.charisfauzan.net/2015/01/implementasi-decision-treeuntuk.html. (Diakses pada tanggal 2 Juni 2018). 26