GORI YANG SUKA BERTUALANG Gori adalah seekor gorilla kecil berbulu coklat kekuningan. Gori tinggal di Hutan Wehea bersama ayah, ibu dan adik laki-lakinya. Gori suka berpetualang dan suka cerita seram. Setiap malam purnama Gori akan meminta ayah dan ibunya menceritakan cerita-cerita seram tentang kehidupan para gorilla di masa lampau. Berbeda dengan Gori, adiknya Tori sangat takut dengan cerita seram. Tori suka menari dan bernyanyi. Tori tidak suka cerita seram, walau begitu Tori dan Gori saling menyayangi. Ayah dan ibu selalu memastikan Tori dan Gori saling mendukung satu sama lain walaupun mereka memiliki kegemaran yang berbeda. Suatu hari, Gori sedang bermain dengan Rara, kelinci kecil yang suka makan bayam. Rara memiliki sebuah ide cemerlang untuk menghabiskan malam bulan purnama kali ini. “Gori... kamu suka bulan purnama bukan? Apa rencanamu untuk purnama 3 hari lagi?” Gori yang sedari tadi sibuk menggambar di tanah menoleh dan menyahut “eemmm… sepertinya akan di rumah saja Rara. Aku suka menghabiskan waktu malam purnama bersama ayah, ibu dan Tori” Rara pun menyahut “mengapa tidak melakukan hal yang lebih seru untuk purnama kali ini? Kamu bukan anak kecil lagi Gori… ayo kita bertualang ke Hutan Tandau untuk melewati malam purnama kali ini” Gori yang semula membungkuk dengan acuh memandang ke arah Rara dengan wajah tertarik “Wah, apa kamu serius Rara? Eemm… bertualang terdengar seru dan keren” kata Gori penuh semangat. “Tentu akan penuh aksi seru dan keren Gori, ayo kita ajak juga teman-teman yang lain. Waaahhhh akan seru sekaliiii” kata Rara penuh rasa antusias. Setelah merencanakan keseruan yang akan mereka lewati di bulan purnama Sabtu mendantang, Gori dan Rara sepakat untuk meminta ijin orang tua sebelum memulai petualangan mereka. Gori tiba di rumah menjelang makan malam. Tori, Ayah dan Ibu duduk menikmati makan malam sambil bercerita tentang Paman Tupai dan panen kelapanya. Gori merasa ini adalah kesempatan baik untuk meminta ijin. “Ayah dan Ibu, bolehkah bulan Purnama Sabtu ini aku pergi bertualang dengan temanteman? Kami berencana akan menginap dan memasang tenda di Hutan Tandau. Pasti seru sekali Ayah... akan ada api unggun sehingga kami tidak kedinginan. Tentu kami berencana membawa bekal makanan juga Ibu” Gori bercerita dengan penuh semangat dan antusias. Tetapi wajah Ayah tidak begitu, ia mengerutkan dahinya. Ibu juga tampak kurang suka dengan ide tersebut. “Gori, Hutan Tandau adalah tempat yang jauh dari sini. Disana tinggal hewan-hewan lain yang ganas seperti singa, macan dan ular-ular besar. Belum lagi para penebang pohon liar yang sekarang mulai datang ke dalam Hutan Tandau. Bertualang tentu baik, tetapi kamu masih terlalu muda untuk bermain sejauh itu. Mengapa tidak memilih berkemah di kebun Pak Tupai? tentu akan seru juga” kata Ibu dengan lembut, Ia tahu Gori akan kecewa, sehingga sebisanya Ia memikirkan pilihan lain yang lebih aman sekaligus menyenangkan bagi Gori dan temantemannya. Gori tertunduk lesu dan dan tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Bertualang di Kebun Pak Tupai tentu seru, tetapi sangat kanak-kanak dan tidak keren. Rara dan teman-teman akan tertawa dengan ide tersebut. Esok paginya Gori pergi ke rumah Rara, Ia bercerita bahwa Ia tidak diijinkan pergi, sungguh terkejut Gori mendengar perkataan Rara “Gori… tentu kau tak mendapat ijin bila kau cerita semua dengan jujur. Kenapa tidak memilih berbohong sedikit, menjadi kreatif. Aku berkata pada ibuku bahwa aku akan berkemah di dalam hutan tanpa menyebut nama Hutan Tandau. Ibuku setuju dan tidak banyak melarang. Ia berpikir aku akan berkemah di dalam hutan ini, Hutan Wehea ini, hihihi” kata Rara sambil tetawa kecil. Matanya tampak bersinar, sepertinya Ia bangga bisa membohongi ibunya. Sepanjang hari itu mereka bermain dengan seru, tetapi Gori tidak bisa melupakan ucapan Rara tadi. Apakah memang berbohong lebih baik? Sekali-sekali tentu tidak masalah, aku kan sudah dewasa, pikir Gori. Setibanya di rumah, Gori berpikir sambil menikmati makan malam bersama keluarganya. Melihat wajah Ayah dan Ibu serta Tori tertawa akan lelucon yg Tori ceritakan membuat Gori tenang. Ia selalu suka menghabiskan waktu bersama keluarganya. Tori adalah adik yang lucu, dia selalu membawa keceriaan di dalam rumah. Merasakan kehangatan makan malam itu, Gori membatalkan niatnya untuk berbohong pada Ibunya. Saat ini Gori masih kecil, seiring bertambahnya usia, akan banyak petualangan seru yang akan Gori alami. Tentu ada banyak purnama lagi di masa depan. Banyak kesempatan untuk bertualang dan berkemah saat dewasa nanti. Tetapi kepercayaan Ayah dan Ibu mungkin hilang bila kali ini ia berbohong. Dan kepercayaan itu tidak bisa didapat lagi meski Ia telah dewasa nanti.